Anda di halaman 1dari 8

Seminar Tugas Akhir

2016

TENS TRIANGLE AND SQUARE WAVE MICROCONTROLLER BASED


(Yogi Setiawan, Her Gumiwang Ariswati, Lamidi)
Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya
Jln. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya

ABSTRAK

Alat terapi TENS di utamakan penderita stroke. Karena, jika seseorang


terkena stroke maka harus menjalani pengobatan yang memerlukan jangka waktu
cukup lama. Di dalam alat ini terdapat beberapa rangkaian yang mengontrol
jalannya tegangan hingga sampai ke pasien melalui elektroda yang kemudian dapat
merangsang kontraksi otot pada penderita stoke. Rangkaian yang terdapat pada alat
ini yaitu rangkaian power supply sebagai sumber daya, rangkaian astabil dengan
menggunakan IC555, boost converter untuk menaikkan tegangan, minimum system
Atmega8 yang mengatur tiap kenaikan tegangan dari boost converter. Output boost
converter lalu diteruskan ke MOC, kemudian output MOC disambungkan ke
elektroda. Oleh karena itu, penulis ingin membuat alat terapi saraf berbasis
mikrokontroler agar memudahkan dalam proses terapi saraf terutama untuk
penderita penyakit saraf. Pemberian terapi dilakukan dengan menggunakan
gelombang kejut yang dihasilkan oleh penguatan tegangan dan terdapat waktu jeda
yang bertujuan untuk lebih merangsang saraf yang sudah tidak normal dan tampilan
yang lebih jelas dan sudah terprogram sehingga modul ini layak digunakan.

Kata Kunci : Atmega8, Elektro Stimulator, TENS

1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
ditransmisikan melalui syaraf tulang
TENS (Transcutaneous Electrical
belakang lalu ke otot untuk
Nerve Stimulation) adalah alat untuk
menghasilkan gaya. Otot berfungsi
memberi stimulus kepada aliran darah
dengan normal jika antara sistem syaraf
dan otot syaraf manusia. Gerak manusia
dan otot terhubung secara utuh dan
dihasilkan oleh kontraksi otot yang
bekerja dengan baik. Kerusakan pada
menghasilkan gaya untuk menggerakan
sistem syaraf yang diakibatkan penyakit
anggota badan. Pada gerak sadar, sinyal
yang menyerang syaraf tulang belakang
perintah dari pusat sistem syaraf
akan menunggu sinyal perintah

1
Seminar Tugas Akhir 2016

mencapai otot. Pada pasien yang tambahan rangkaian yang banyak untuk
mengalami kerusakan pada otak atau membuat bentuk pulsa, lama pulsa dan
syaraf tulang belakang kehilangan frekuensi sehingga ukuran fisiknya
kemampuan motoriknya seperti berdiri, besar, dan juga untuk setting frekuensi,
berjalan, menggenggam, menjangkau. amplitudo serta lebar pulsa kurang lebih
Ketidakmampuan ini dapat mencakup menggunakan kelipatan 20 untuk
sebagian atau keseluruhan dari anggota masing-masing parameter setting.
gerak tubuh.( Bambang Andy Suharto, 2 Alat Transcutaneous Electrical Nerve
2012) Stimulation sebelumnya sudah pernah
1 Bagi penderita paralisis sinyal perintah dibuat oleh Albar Rizqi Adnani,2011
dari pusat sistem syaraf dapat dan Bambang Andy Suharto pada tahun
digantikan dengan cara memberikan 2012. Akan tetapi pada kesempatan ini
stimulasi listrik buatan pada sistem penulis ingin membuat alat TENS lagi
syaraf. Para ahli sudah banyak dengan bentuk gelombang outputnya
mengembangkan bagaimana untuk berupa gelombang segitiga dan kotak
mempercepat pemulihan anggota gerak yang sebelumnya menggunakan
tubuh yang mengalami gangguan gelombang segitiga saja dan ukuran
pergerakan atau kelumpuhan dengan alatnya yang masih besar karena
memberikan stimulasi listrik. terdapat banyak rangkaian tambahan.
Diantaranya adalah TENS Dan pada tahun 2014 telah dibuat alat
(Transcutaneous Electrical Nerve elektro stimulator (kontraksi otot
Stimulation). TENS bekerja dengan cara ekstrimitas) oleh Rendy Syauqy Hasan.
mengirimkan aliran listrik ke otot yang 3 Dengan demikian penulis akan
membutuhkan terapi sehingga membuat alat dengan judul
menyebabkan otot untuk berlatih secara "Transcutaneous Electrical Nerve
pasif. Penggunaan alat ini mulai banyak Stimulation triangle and square wave
digunakan di rumah sakit dan klinik microcontroller based" agar outputan
olahraga untuk pengobatan cedera otot gelombang kejut yang dihasilkan bisa
dan untuk mengembalikan otot yang sesuai dengan keluhan pasien terapi.
mengalami kelumpuhan TENS yang
telah dibuat sebelumnya menggunakan

2
Seminar Tugas Akhir 2016

1.2 Batasan Masalah 1.4.2 Tujuan khusus


Membuat rangkaian dengan
Pada perancangan modul ini,
IC AT mega8 atau IC AT
penulis membatasi bagian-bagian yang
mega16.
berkaitan dalam pembuatan alat, hal
Membuat rangkaian DAC
tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi
0808 dan oscillator serta LCD.
pelebaran masalah. Adapun batasan-
Membuat program Codevision
batasan tersebut meliputi :
AVR.
 Output gelombang berupa Melakukan uji coba dan uji
fungsi
segitiga dan kotak
 Frekuensi maximal 70 Hz
 Mode terapi berupa continues 1.5 Manfaat Penelitian
dan intermittent.
1.5.1 Manfaat Teoritis
 Referensi timer terapi TENS.
Meningkatkan wawasan di
 Penulis tidak membahas tentang
bidang kesehatan khususnya di alat
teori biolistrik secara mendalam.
medik untuk terapi dan sebagai
1.3 Rumusan Masalah bahan masukan untuk pengembangan
“Dari uraian latar belakang di atas,
ilmu dan teknologi dimasa
maka penulis membuat rumusan
mendatang.
masalah yaitu: “Dapatkah di buat alat
TENS (Transcutaneous Electrical Nerve
1.5.2 Manfaat Praktis
Stimulation) dengan gelombang
segitiga dan kotak??” Dengan adanya alat ini
diharapkan dapat memudahkan
1.4 Tujuan Penelitian
user dalam melakukan pekerjaannya
1.4.1 Tujuan umum
dan dapat mengurangi pemakaian
Dibuatnya alat TENS (Transcutaneous obat - obatan dalam proses
Electrical Nerve Stimulation) dengan penyembuhan.
gelombang segitiga dan kotak dengan
IC mikrokontroller.

3
Seminar Tugas Akhir 2016

2. Metodologi penelitian 2.3 Diagram alir


2.1 Blok Diagram

Gambar 2.1 Blok Diagram

2.2 Cara Kerja Blok Diagram


Tegangan supply 5V masuk
ke rangkaian boost converter,
mikrokontroller dan pulsa
generator.Rangkaian
mikrokontroller menggunakan
Atmega8 yang digunakan untuk Gambar 2.2 Diagram Alir

mengontrol delay pada rangkaian Start kemudian terjadi inisialisasi


pulsa generator dan pengatur dari penginisisalisasian.input-output
frekuensi untuk menaikkan mikrokontroler dan LCD. Setting
tegangan pada boost converter. pemilihan level dan mode terapi
Kemudian output dari boost elektro stimulator Jika pemilihan
converter, mikrokontroller (delay), output gelombang kotak maka kejutan
dan pulsa generator masuk ke akan mempunyai ritme gelombang
MOC. Yang kemudian MOC ini kotak, begitu juga dengan gelombang
akan mengeluarkan output segitiga. Setelah itu LCD akan
tegangan ke elektroda sehingga menampilkan mode yang telah dipilih
sampai ke pasien untuk proses dan tekan tombol reset sebelum
terapi. melakukan terapi ulang.

4
Seminar Tugas Akhir 2016

3 Diagram mekanis

1. LCD karakter
2. Tombol Reset
3. Tombol Start
4. Tombol Setting
5. On/off 5. Pembahasan hardware dan software
5.1 Rangkaian Minimum Sistem
Gambar 3.1 diagram mekanik
ATmega8535

Spesifikasi modul rangkaian


4. Hasil penelitian
4.1 hasil data test point osiloskop minimum system Atmega8 yang
diperlukan adalah:
Tabel 4.1 Pengukuran frekuensi output
1) Tegangan kerja yang dibutuhkan
Output
Level Gelombang Mode maksimum 5 VDC dan ground

1 21 Hz Continues
2) IC Mikrokontroller yang digunakan
adalah ATmega8
2 33 Hz Continues
3) Membutuhkan sambungan MISO,
3 47 Hz Continues
MOSI, SCK, dan RESET untuk
4 55,2 Hz Continues dapat memprogram ATmega8
5 62 Hz Continues 4) Menghubungkan rangkaian lcd pada

6 69,3 Hz Continues PORTD sebagai output tampilan.


5) Menggunakan PORTC.0 sebagai
Plot Sinyal frekuensi input pemilihan mode
6) Menggunakan PORTC.1 untuk start

5
Seminar Tugas Akhir 2016

sehingga saturasi dan tegangan


VCC VCC VCC
VCC
J1
dinaikkan oleh induktor, lalu

VCC
J5
1
+ C1
2 4U7 C3 CON1
1

CON2
100n R5
1k J2
1
tegangan disearahkan oleh diode
CON1
D4
J3

VCC R6

PD0
1
2
IC1

PC6 (RESET)(SCL/ADC5) PC5


PD0 (RxD) (SDA/ADC4) PC4
28
27
PC5
PC4
LED
1
CON1 yang kemudian disimpan oleh
1k C2 PD1 3 26 PC3 J4
100n PD2 4 PD1 (TxD) (ADC3) PC3 25 PC2
1
2

PD3 5 PD2 (INT0) (ADC2) PC2 24 PC1


PD3 (INT1) (ADC1) PC1
SW1
RST
VCC
PD4 6
7
8
9
PD4 (XCK/T0)
VCC
GND
PB6 (XT1/TOSC1)
(ADC0) PC0
AGND
AREF
AVCC
23
22
21
20
PC0

VCC
VCC
PB5
CON1

kapasitor yang untuk selanjutnya


10 19
1

PD5 11 PB7 (XT2/TOSC2) (SCK) PB5 18 PB4 HEADER 6


PD6 12 PD5 (T1) (MISO) PB4 17 PB3
PD6 (AIN0) (OC2/MOSI) PB3 6
PB0
13
14 PD7 (AIN1)
PB0 (ICP)
ATmega8-DIL28
(SS/OC1B) PB2
(OC1A) PB1
16
15 PB1 5
4
3
2
akan dioutputkan ke MOC kaki 6.
1
JP5

J7 J8
5.3 Rangkaian generator MOC
J6
PB0 PC0 PD0
6 6 7
PB1 PC1 PD1
5 5 6
PB2 PC2 PD2
4 4 5
PB3 PC3 PD3
3 3 4
PB4 PC4 PD4
2 2 3
PB5 PC5 PD5
1 1 2
VCC
1 PD6
J3
CON6 CON6 J7
1
1 2
CON7 2 3
R4 R1
4

BD139
3k3 enable R7
100k 5
10k 6
Elektrode

4
LM555

1
VCC

R
7 D1 C1

Gambar 5.1 Rangkaian Minsis DIS J1

PNP BCE
R4 R5 10k 104 VCC
3 6 3k3 DIODE

2
OUT THR 2
2 R2 1

GND
TR

BD139
CV
J5
J4 enable
10k R6 1
1 2 2

1
3 4
CON2
5 6
Title 7 8
VCC 10k
C3

5.2 Rangkaian modul boost


<Title> C2 10 uF 9 10
0,01uF 11 12
13 14
Size Document Number Rev
A <Doc> <Rev Code> 7404
J2
1
Date: Friday , May 01, 2015 Sheet 1 of 1 2
J6 J8 J9 J10 enable
1 1 1 1
CON1 CON1 J11 R8 U2 J12
CON1 CON1
1 6
VCC 2
1
1
2
220 in boost
in delay
2 4
ZERO
J4 CROSS
CIRCUIT

L1 1 MOC3041

1,2mH CON1

J5
1 5.3 Rangkaian MOC
CON1
L2
1,2mH
J6

VCC
1
CON1
IC NE555 membangkitkan
J3
1
2 L3
1,2mH
J7
1 frekuensi 23 Hz dan gelombang
CON2 CON1 Title
<Title>

kotak yang mempunyai logika 0 Size


B

Date:
Document Number
<Doc>

Thursday , April 30, 2015 Sheet 1 of 1

L3
1,2mH
(OFF) dan 1(ON). Output rangkaian
D1 J2
1 2
1
J8 R1 1N4002
+ C2
2
out ke in boost di MOC6
ini disambungkan ke Transistor NPN
2 BD139
1 50ohm 4,7uF/250V
in PORTB.3
C1
1 dan input Gerbang logika NOT.
100nF
Kemudian, output gerbang logika
berkebalikan dengan inputnya, jika
5.2 Rangkaian Boost Converter
inputnya Gerbang logika NOT, 1
Rangkaian boost converter ini Title
<Title>
outputnya 0 begitu juga dengan
Size Document Number Rev
A <Doc> <Rev Code>
digunakan untuk menaikkan Date: sebaliknya.
Friday , May 01, 2015 Sheet Ketika1 of 1 outputnya
tegangan yang digunakan untuk gerbang logika 1, transistor NPN 2
terapi pasien. Input berasal dari saturasi sehingga bisa mentrigger
mikrokontroller PORTB.3 yang transistor PNP, hal ini membuat
mengatur frekuensi yang masuk pada main terminal MOC mengalirkan
rangkaian ini. Setelah frekuensi tegangan yang diatur oleh boost
masuk sampai ke mosfet IRF630

6
Seminar Tugas Akhir 2016

converter hingga sampai ke Pada rangkaian minimum system, tegangan


elektroda. kerja yang dibutuhkan 5 VDC
Setelah dilakukan pemilihan mode untuk
Ketika outputnya 0, transistor NPN 2 tidak
memilih proses terapi, mampu
saturasi sehingga tidak bisa mentrigger
menngeluarkan frekuensi dengan rata – rata
transistor PNP, hal ini membuat main
±70Hz.
terminal MOC tidak mengalirkan tegangan
Secara umum dapat disimpulkan
yang diatur oleh boost converter hingga
bahwa modul TENS ini dapat digunakan
sampai ke elektroda
sebagai alat terapi untuk manusia yang
Jadi didapatkan subprogram seperti di mengalami penyakit terutama pada syaraf
bawah ini: tubuh bagian lengan tangan.

if (PINC.0==0) 6.2 saran


{
if (level<6) Dari hasil penelitian, dapat dianalisa
{ kekurangan dari alat yang penulis buat.
level++;
} Berikut ini adalah beberapa saran atau
else masukkan yang dapat dipertimbangkan
{
level=0; lagi untuk penyempurnaan penelitian lebih
} lanjut :

PORTD=led[level]; Meminimalkan persentasi nilai error agar


delay_ms(300); hasil lebih akurat dengan menggunakan
}
} komponen yang memiliki toleransi kecil.
delay_ms(300); Missal penggunaan resistor biasa dengan
Penjelasan subprogram metalfilm.

Subprogram ini digunakan untuk Dibuat agar hasil pembacaan sensor

mengaktifkan Push Button pada mode agar tidak berubah-ubah. Membuat suara

bisa mengeluarkan tampilan LCD. putaran motor terdengar lebih halus


Untuk lebih efisien sebaiknya
6. Penutup
untuk pengukuran tinggi badan tidak perlu
6.1 kesimpulan
menggunakan motor dalam mengendalikan
Dari pembahasan diatas, dapat
plat kotak sebagai tempat pantulan suara
disimpulkan bahwa
sensor ultrasound, tetapi meletakkan sensor

7
Seminar Tugas Akhir 2016

ultrasound pada sebuah topi atau helem


agar pengukuran tinggi badan langsung
dari kepala ke tempat pijakan kaki.

DAFTAR PUSTAKA
Akbar Baskara, liquid crystal display
lcd, 2014
Baskarapunya.blogspot.co.id

Bagus Raihan, konfigurasi pin LCD,


2012

Bagusprehan.com

Bambang Andy Suharto, Elektro


stimulator, 2011

Rendy Hasan, Tens berbasis


mikrokontroller AT89s51, 2012

Sekaranindya.wordpress.com

Zonaelektro.net

Anda mungkin juga menyukai