Anda di halaman 1dari 11

Daftar Isi

Kata Pengantar
Bab I Pendahuluan.......................................................................1
1.1 Latar
Belakang...........................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.............................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................3
Bab II Pembahasan.......................................................................4
2.1 Pengertian Biolistrik.......................................................5
2.2 Hukum dan Rumus dalam Biolistrik...............................5
2.3 Macam-macam Gelombang Arus Listrik.........................6
2.4 Listrik dan Magnet dalam Tubuh....................................6
Bab III Penutup...........................................................................7
3.1 Kesimpulan.....................................................................8
3.2 Saran..............................................................................8
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-
elektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibatnya
ransangan penginderaan. Pikiran kita terdiri daya listrik hidup semua daya ini
berkumpul di dalam pusat akal di dalam otak dalam bentuk pontensi daya
listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian di arahkan ke seluruh anggota tubuh
kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya. Potensi daya listrik hidup
ini, yang tertimbun di pusat akal harus di tuntun oleh sesuatu supaya mengalir
untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian tubuh lainnya.
                Biolistrik merupakan energi yang di miliki setiap manusia bersumber
dari ATP (Adenosine Tri Posphate) di mana ATP ini dihasilkan oleh salah satu
energi yang bernama mitochondria melalui proses resprisasi sel. Biolistrik juga
merupakan fenomena sel. Sel juga mampu menghasilkan potensial listrik yang
merupakan lapisan tipis bermuatan positif pada permukaan luar dan lapisan
tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang batas/membran.
Kemampuan sel syaraf neurons menghantarkan biolistrik sangat penting.
                Tranmisi Sinyal Biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang di
namakan dendries yang berfungsi mentranmisikan isyarat dari sensor ke
neuron. Aktifitas biolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh
seperti gelombang pada permukaan air.

1.2  Masalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang:
            1.      Apa pengertian Biolistrik?
            2.      Hukum dan Rumus apa saja dalam Biolistrik?
            3.      Sebutkan macam-macam gelombang arus listrik?
            4.      Jelaskan listrik dan magnet dalam tubuh?

1.3  Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang; pengertian
biolistrik, hukumatau rumus dalam biolistrik, macam-macam gelombang arus
listrik, serta listrik dan magnet dalam tubuh.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biolistrik


Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber
dari ATP (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu
energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga
merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang
merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis
muatan negatif pada permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan
sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan
Dendries yang berfungsi mengirim isyarat dari sensor ke neuron. Stimulus
untuk neuron dapat berupa tekanan, perubahaan temperature, dan isyarat
listrik dari neuron lain. Aktifitasi bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke
seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.
Pengamatanbiolistrik tersebut dapat dilakukan dengan memasang
beberapa elektroda pada permukaan kulit. Hasil rekaman isyarat listrik dari
jantung (Electrocardiogran-ECG) diganti untuk diagnosa kesehatan. Seperti
halnya pada ECG, aktivitasi otak dapat dimonitor dengan memasang beberapa
elektroda pada posisi tertentu. Isyarat listrik yang dihasilkan dapat untuk
mendiagnosa gejala epilepsi, tumor, geger otak dan kelainan otak lainya.

2.2Hukum dan Rumus Dalam Biolistrik


Ada beberapa  hukum yang berkaitan dengan biolistrik diantaranya:
 Hukum Ohm
Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan
arus yang melewati, berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor.
Hukum Ohm ini dapat dinyatakan dalam rumus:
V
R=
I

Keterangan:
R = Hambatan ( Ω )
I  = Kuat Arus ( Amper )
V = Tegangan ( Volt )
 Hukum Joule
Arus listrik yang melewati konduktor dengan perbedaan tegangan (V) dalam
waktu tertentu akan menimbulkan panas.
Hal ini dinyatakan dalam rumus:         
VIT
H=
J

Keterangan:
H = Panas (kalori)
V = Tegangan (Volt)
I = Kuat Arus (Amper)
T= Waktu (detik)
J = Joule (0,239 kal)

2.3Macam-Macam Gelombang Arus Listrik


Gelombang arus listrik bekaitan erat dengan penggunaan arus listrik untuk
merangsang saraf motoris atau saraf sensoris. Gelombang yang dimaksud
diantaranya :
1.      Arus bolak balik/sinosuidal
2.      Arus setengah gelombang
3.      Arus setengah penuh
4.      Arus searah murni
5.      Faradik
6.      Sentakan faradik
7.      Sentakan sinosuidal
8.      Galvanik yang interuptus
9.      Arus gigi gergaji

2.4Listrik dan Magnet Dalam Tubuh


2.4.1 Sistem Saraf dan Neuron
Sistem saraf dibagi dalam dua bagian yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf
otonom.
a.       Sistem saraf pusat
Terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf perifer ini adalah
serat-serat yang mengirim informasi sensoris ke otak atau ke medulla spinalis
disebut saraf afferensedangkan serat saraf yang menghantarkan informasi dari
otak dan medulla spinalis ke otot serta kelenjar disebut serat efferen.
b.      Sistem saraf otonom
Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh. Misalnya jantung, usus dan
kelenjar-kelenjar. Pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar. Otak
berhubungan langsung dengan medulla spinalis; keduanya diliputi cairan
serebro spinalis dan dilindungi tulang tengkorak serta tulang vertebralis
(columna vertebralis). Berat otak 1500 gram dan hanya 50 gram yang efektif.
Struktur dasar dari sistem saraf  di sebut neuron/sel saraf. Suatu sel saraf
mempunyai fungsi menerima, interpretasi dan menghantarkan aliran listrik.

2.4.2 Kelistrikan Saraf
Dalam bidang neuroanatomi akan dibicarakan kecepatan impuls serat saraf ;
serat saraf yang berdiameter besar mempunyai kemampuan menghantar
impuls lebih cepat dari pada serat saraf yang berdiameter kecil. Kalau ditinjau
besar kecilnya serat saraf maka serat saraf dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu
serat saraf tipe A, B dan C. Dengan mempergunakan mikroskop elektron, serat
saraf dibagi dalam dua tipe : serat saraf bermielin dan serat saraf tanpa mielin.
Serat saraf bermielin : banyak terdapat pada manusia. Mielin merupakan suatu
insulator ( isolasi) yang baik dan kemampuan mengalir listrik sangat rendah.
Potensial aksi makin menurun apabila melewati serat saraf yang bermielin.

2.4.3 Perambatan Potensial Aksi


Potensial aksi bisa terjadi apabila suatu daerah membran saraf atau otot
mendapat rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu sendiri
mempunyai kemampuan untuk merangsang daerah sekitar sel membran untuk
mencapai nilai ambang. Dengan demikian dapat terjadi perambatan potensial
aksi ke segala jurusan sel membran keadaan ini disebut perambatan potensial
aksi atau gelombang depolarisasi.
Setelah timbul potensial aksi, sel membran akan mengalami repolarisasi.
Proses repolarisasi sel membran disebut suatu tingkat refrakter. Tingkat
refrakter ada dua fase yaitu periode refrakter absolut dan peiode refrakter
relatif.
 Periode refrekter absolut
Selama periode ini tidak ada rangsangan, tidak ada unsur kekuatan untuk
menghasilkan potensial aksi yang lain.
 Periode refrekter relatif
Setelah sel membran mendeteksi repolarisasi seluruhnya maka dari periode
refrekter absolut akan menjadi periode refrekter relatif, dan apabila ada
stimulasi/rangsangan yang kuat secara normal akan menghasilkan potensial
aksi yang baru.

2.4.4 Kelistrikan Pada Sinapsis dan Neuromyal Junction


Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis. Berakhirnya saraf pada sel
otot/hubungan saraf otot disebut Neuromnyal junction.
Baik sinapsis maupun Neuromnyal junction mempunyai kemampuan
meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke sel
yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran sel
otot, oleh karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada
otot akan trigger/bergetar/berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah
itu akan terjadi repolarisasi sel otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

2.4.5 Kelistrikan Otot Jantung


Sel membran otot jantung sangat berbeda dengan saraf dan otot bergaris.
Pada saraf maupun otot bergaris dalam keadaan potensial membran istirahat
dilakukan ragsangan ion-ion Na+ akan masuk ke dalam sel dan setelah tercapai
nilai ambang akan timbul depolarisasi. Sedangkan pada sel otot jantung, ion
Na+ perlahan-lahan akan masuk kembali kedalam sel dengan akibat terjadi
gejala depolarisasi secara spontan sampai mencapai nilai ambang dan terjadi
potensial aksi tanpa memerlukanrangsangan dari luar.

2.4.6 Macam-Macam Gelombang Potensial Aksi


1. Gelombang potensial aksi dari akson.
2. Gelombang potensial aksi dari sel otot bergaris.
3. Gelombang potensial aksi dari sel otot jantung.

2.4.7 Elektroda
Untuk mengukur potensial aksi secara baik dipergunakan elektroda. Kegunaan
dari elektroda untuk memindahkan transmisi ion ke penyalur elektron. Bahan
yang dipakai sebagai elektroda adalah perak dan tembaga. Apabila sebuah
elektroda tembaga dan sebuah elektroda perak di celupkan dalam sebuah
larutan misalnya larutan elektrolit seimbang cairan badan/tubuh maka akan
terjadi perbedaan potensial antara kedua elektroda itu.
Perbedaan potensial ini kira-kira sama dengan perbedaan antara potensial
kontak kedua logamtersebut disebut potensial offset elektroda.
   Macam- macam bentuk elektroda :
a.   Elektroda Jarum (Mikro Elektroda) : Berbentuk konsentrik ( consentrik
elektroda ). Elektroda berbentuk jarum ini dipergunakan untuk mengukur
aktivitas motor unit tunggal.
b.   Elektroda Mikropipet : Elektroda ini dibuat dari pada gelas.
c.   Elektroda Permukaan Kulit : Elektroda permukaan kulit terbuat dari
metal/logam yang tahan karat, Misalnya perak, nikel, atau alloy.

Bentuk-bentuk :
o   Bentuk plat.
o   Bentuk suction cup.
o   Bentuk floating.
o   Bentuk ear clip.
o   Bentuk batang.

2.4.8 Isyarat Listrik Tubuh


Isyarat listrik (Elektrical Signal) tubuh merupakan hasil perlakuan kimia dari
tipe-tipe sel tertentu. Dengan mengukur isyarat listrik tubuh secara selektif
sangat berguna untuk memperoleh informasi klinik tentang fungsi tubuh.
Yang termasuk dalam isyarat listrik tubuh :
1)      EMG (Elektromiogram),
2)      ENG (Elektroneurogram),
3)      ERG (Elektroretionogram),
4)      EOG (Elektrookulogram),
5)      EGG (Elektrogastrogram),
6)      EEG (Elektroensefalogram),
7)      EKG (Elektrokardiogram).

2.4.9 Aktivitas Kelistrikan Otot Jantung


Sel membran otot jantung serupa dengan sel membran otot bergaris, yaitu
mempunyai kemampuan menuntun suatu perambatan potensial
aksi/gelombang depolarisasi. Depolarisasi membran otot jantung (miokardium)
oleh perambatan potensial aksi dengan menghasilkan kontraksi otot.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :
1.  Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia dan merupakan
fenomena sel.
2.  Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan
Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron.
3.  Gelombang arus listrik bekaitan erat dengan penggunaan arus listrik
untuk merangsang saraf motoris atau saraf sensoris.
4.  Dalam biolistrik terdapat beberapa hukum, yaitu Hukum Joule dan
Hukum Ohm.
5.  Kelistrikan dan kemagnetan yang timbul dalam tubuh terbagi menjadi 9,
yaitu:
 Sistem Syaraf dan Neuron 
  Kelistrikan Saraf 
  Perambatan Potensial Aksi
  Kelistrikan Pada Sinapsis dan Neuromyal Junction
  Kelistrikan Otot Jantung
  Macam-Macam Gelombang Potensial Aksi
  Elektroda
  Isyarat Listrik Tubuh
  Aktivitas Kelistrikan Otot Jantung

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai Biolistrik serta yang terkait
didalamnya seperti hukum dan rumus dalam biolistrik, macam-macam
gelombang arus listrik, listrik dan magnet dalam tubuh, dll.
DAFTAR PUSTAKA

http://strengthlive1899.blogspot.com/2012/11/makalah-kimia-keperawatan-
1-bio-listrik.html

http://mustikadewi.student.esaunggul.ac.id/2012/12/05/tugas-online-iii-fisika-
kelistrikan-dan-kemagnetan-dalam-tubuh-manusia/

Anda mungkin juga menyukai