Anda di halaman 1dari 6

Strategi Pendidikan Kesehatan

Untuk melaksanakan strategi ini, proses manajemen harus dipakai, yang terdiri dari:

1. Perencanaan. Pada tahap perencanaan ini ahli pendidikan kesehatan harus sudah
diikut sertakan agar dapat menyumbangkan usaha untuk mengubah perilaku dan
meyakinkan masyarakat tentang usaha kesehatan.
2. Pelaksanaan. Pada tahap ini ahli pendidikan kesehatan diikut sertakan dalam
pengembangan usaha tersebut.
3. Penilaian. Pada tahap ini ahli pendidikan kesehatan diminta untuk menilai seberapa
jauh program atau usaha itu telah mencapai hasil sesuai yang diharapkan.
4. Tindak Lanjut. Tahap ini sebenarnya termasuk dalam kegitan untuk memantapkan
usaha sehingga dapat berlanjut dengan baik, dan disinilah perlu diciptakan suatu
sistem atau mekanisme yang tepat agar usaha tersebut mengalami kemandekan.

Prinsip-Prinsip Pendidikan Kesehatan

1. Belajar mengajar berfokus pada klien, pendidikan klien adalah hubungan klien yang
berfokus pada kebutuhan klien yang spesifik.
2. Belajar mengajar bersifat menyeluruh (holistik), dalam memberikan pendidikan
kesehatan harus dipertimbangkan klien secara kesehatan tidak hanya berfokus pada
muatan spesifik saja.
3. Belajar mengajar negosiasi, pentingnya kesehatan dan klien bersama-sama
menentukan apa yang telah diketahui dan apa yang penting untuk diketahui.
4. Belajar mengajar yang interaktif, adalah suatu proses yang dinamis dan interaktif
yang melibatkan partisipasi dari petugas kesehatan dan klien.
5. Pertimbangan umur dalam pendidikan kesehatan, untuk menumbuh kembangkan
seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran sehingga perlu
dipertimbangan umur klien dan hubungan dengan proses belajar mengajar.

Pengertian Pendidikan Kesehatan

1. Pendidikan kesehatan sebagai sekumpulan pengalaman yang mendukung kebiasaan,


sikap dan pengetahuan yang berhubungan dengan kesatuan individu, masyarakat, dan
ras. (Wood, 1926).
2. Pendidikan kesehatan adalah komponen program kesehatan dan kedokteran yang
terdiri atas upaya terancang untuk mengubah perilaku individu, kelompok maupun
masyarakat yang merupakan perubahan cara berpikir, bersikap dan berbuat dengan
tujuan membantu pengobatan renovilitasi, pencegahan penyakit dan promosi hidup
sehat. (Stuart, 1968)
3. Suatu proses perubahan pada diri manusia yang ada hubungannya dengan tujuan
kesehatan baik perorangan maupun pada masyarakat. (Nyswander, 1947).
4. Pendidikan kesehatan adalah proses perilaku yang dinamis, dimana perubahan
tersebut bukan proses pemindahan materi dari seseorang ke orang lain dan bukan pula
seperangkap prosedur. Artinya perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari
dalam diri individu atau masyarakat sendiri. Pendidikan kesehatan adalah istilah yang
diterapkan pada penggunaan proses pendidikan secara terencana untuk mencapai
tujuan kesehatan yang meliputi beberapa kombinasi dan kesempatan pembelajaran.
(Lawrence Green, 1972).
5. Menurut Committe President on Health Education, 1997 yang dikutip Soekidjo
Notoadmojo, 1997 pendidikan kesehatan adalah proses yang menjembatani
kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktek kesehatan, yang memotivasi
seseorang untuk memperoleh informasi dan berbuat sesuatu sehingga dapat menjaga
dirinya menjadi lebih sehat dengan menghindari kebiasaan yang buruk dan
membentuk kebiasaan yang menguntungkan kesehatan.
6. Menurut Craven dan Hirnle, 1996 pendidikan kesehatan adalah penambahan
pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktek belajar atau instruksi
dengan tujuan untuk mengingat fakta/kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan
terhadap pengarahan diri (self direction), dan aktif memberikan informasi-informasi.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan merupakan
proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok, atau
masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat.
7. Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan dan
memperbaiki kesehatan mereka (WHO).
8. Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pendidikan kesehatan adalah
suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan. Dilihat dari segi
pendidikan, pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktek
pendidikan, oleh sebab itu konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan
yang di aplikasikan pada bidang kesehatan. Konsep dasar pendidikan adalah suatu
proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,
perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih
matang pada diri individu. Kelompok atau masyarakat. (Soekidjo, Notoadmodjo,
2003: 97)
9. Pendidikan kesehata adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana
perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang
lain dan bukan pula seperangkap prosedur, akan tetapi perubahan tersebut terjadi
adanya kesadaran dari dalam individu, kelompok atau masyarakat sendiri. (Wahit, dan
kawan-kawan 2006)

Media dalam Pembelajaran

 Definisi
Kata “media” berasal dari bahasa latin “medius” yang berarti “tengah”, “peramana” atau
“pengantar” jika diartikan secara harfiah dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Berkaitan dengan pengertian media,
Azhar Arsyad dalam bukunya “Media Pembelajaran” mengutip dari beberapa ahli yaitu
sebagai berikut:

1. Gerlach dan Ely, 1971 mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi sehingga membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian
ini, guru, teks dan lingkungan sekolah merupakan media secara lebih khusus. Dalam
proses belajar mengajar pengertian media juga menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal.
2. AECT (Association Of Education and Communication Technology, 1977) media
adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi, disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media sering diganti
dengan kata mediator.
3. Heinich, dkk, 1982 mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar
informasi antara sumber dan penerima, jadi televisi, film, radio, rekaman, audio,
gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetak dan sejenisnya adalah media
komunikasi.
4. Education Association mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan,
dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan
dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas
program instruktional.

Dari definisi-definisi tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa media merupakan
sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan
kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien untuk belajar lebih baik dan
dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika kita
melihat dari perkembangannya, mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar
bagi guru dimana alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual yang berupa gambar,
model, obyek dan alat-alat lain yang dianggap memberikan pengalaman kongkrit, motivasi
belajar serta mempertinggi daya serap dan pemahaman belajar siswa. Namun sayang karena
terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual yang dipakainya, orang kurang
memperhatikan aspek desain, pengembangan pembelajaran, produksi dan evaluasinya.

Macam-Macam Media Berdasarkan Jenis

Dilihat dari jenisnya media dibagi dalam: media auditif, media visual, dan media
audio visual.
1. Media Auditif, adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti radio, cassette recorder, piring hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli
atau mempunyai kelainan dengan pendengaran.
2. Media Visual, adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media
visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides
(film bingkai), foto, gambar atau lukisan, cetakan. Adapula media visual yang
menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.
3. Media Audio Visual, adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar,
media ini dibagi dalam:
1) Audiovisual Diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam
seperti film bingkai suara, film rangkai suara, cetak suara.
2) Audiovisual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan suara dan gambar
yang bergerak seperti film suara dan video cassette. Pembagian lain dari media
ini adalah:
a) Audiovisual murni yaitu baik suara maupun unsur gambar berasal dari
suatu sumber seperti film, video cassette.
b) Audio visual tidak murni, yaitu yang unsur suara dan unsur gambarnya
berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang
unsur gambarnya bersumber dari slides proyektor.

Fungsi dan Manfaat Media Pendidikan

Fungsi media pendidikan adalah untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat
dalam media itu harus melibatkan peserta didik baik dalam benak, mental maupun dalam
bentuk aktifitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Menurut “Kemp & Dayton
(1985: 28)” ada tiga fungsi yaitu: memotivasi minat dan tindakan, menyajikan informasi dan
memberi instruksi. Pada saat ini media pendidikan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Membantu memudahkan belajar bagi siswa/mahasiswa dan mengajar bagi


guru/dosen.
2. Memberikan pengalaman lebih nyata, yang abstrak dapat menjadi kongkrit.
3. Menarik perhatian siswa/mahasiswa, jalannya pelajaran tidak membosankan.
4. Semua indera siswa/mahasiswa dapat diaktifkan, kelemahan satu indera dapat
diimbangi oleh kekuatan indera lainnya.
5. Lebih menarik perhatian dan minat siswa/mahasiswa dalam belajar.
6. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.

Karena itu banyaknya manfaat media pendidikan yang diuraikan oleh beberapa ahli maka
Dr.Azhar Arsyad, M.A. menarik kesimpulan dari penggunaan media pendidikan dalam proses
belajar mengajar yaitu antara lain:

1. Memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.


2. Menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa/mahasiswa
dan lingkungannya dan kemungkinan siswa/mahasiswa dan lingkungannya dan
kemungkinan siswa/mahasiswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
3. Dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
4. Memberikan kesamaan pengalaman tentang perisyiwa-peristiwa yang dialami
siswa/mahasiswa dilingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi
langsung dengan guru/dosen, masyarakat dan lingkungannya.

Prinsip-prinsip Pendidikan Kesehatan

Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah
(intermediate impact) dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya perilaku kesehatan akan
berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran (outcome)
pendidikan kesehatan. Hal ini berbeda dengan program pengobatan yang dapat langsung
memberikan hasil (immediate impact) terhadap penurunan kesakitan.

1. Peranan Pendidikan Kesehatan

Semua ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatan mengacu kepada
H.L. Blum. Dari hasil penelitiannya di Amerika Serikat, sebagai salah satu negara yang
sudah maju. Blum menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar
terhadap kesehatan.

Kemudian berturut-turut disusul oleh perilaku mempunyai andil nomor dua,pelayanan


kesehatan.Bagaimana proporsi pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap status kesehatan
di negara-negara berkmbang,terutama di indonesia, belum ada penelitian.Apabila
dilakukan penelitian mungkin perilaku mempunyai konstribusi yang lebih besar.

Peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga


perilaku individu,kelompok atau masyarakat sesuia dengan nilai-nilai kesehatan. Dengan
kata lain,pendidikan kesehatan adalah suatu usaha untuk menyediakan kondisi psikologis
dan sasaran agar mereka berpilaku sesuai dengan tuntunan nilai-nilai kesehatan.

2. Konsep pendidikan kesehatan


Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan dalam bidang
kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan,pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik
praktis atau praktik pendidikan. Oleh sebab itu konsep pendidikan kesehatan adalah
konsep pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan. Konsep dasar
pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi
proses pertumbuhan,perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa,lebih
bik, dan lebih matang pada diri individu,kelompok atau masyarakat.konsep ini
berangkat dari dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai mahluk sosialdalam
kehidupan untuk mencapai nilai-nilai hidupdalam masyarakat selalu memrlukan
bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa,lebih mampu,lebih tahu
dan sebagainya).Dalam mencapai tujuan tersebut,seorang individu,kelompok atau
masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar.
Konsep pendidikan kesehatan tersebut, para ahli pendidikan kesehatan yang berbeda-
beda,sesuai dengan konsep mereka masing-masing tentang pendidikan. Batasan-
batasan yang sering di jadikan acuan antara lain dari:Nyswander, stuart, Green, tim
ahli WHO,dan lain sebagainya.
3. Proses pendidikan kesehatan
Seperti telah disebutkan diatas bahwa prinsip pokok pendidikan kesehatan adalah
proses belajar.di dalam kegiatan belajar tedapat tiga persoalan pokok, yakni persoalan
masukan(input),proses,dan persoalan keluaran(out put).Persoalan masukan dalam
pendidikan kesehatan adalah menyangkut sasaran belajar (sasaran didik),yaitu
individu kelompok atau masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan berbagai
latar belakangnya. Persoalan proses adalah mekanisme dan interaksi terjadinya
perubahan kemampuan (perilaku pada diri subjek belajar tersebut.dalam proses ini
terjadi timbal balik antara berbagai faktor,antara lain:subjek belajar,pengajar
(pendidik atau fasilitator)metode dan tehnik belajar, alat bantu belajar,dan materi atau
bahan yang di pelajari.sedangkan keluaran adalah hasil belajar itu sendiri,yaitu berapa
kemampuan atau perubahan perilaku dari subjek belajar.
Beberapa ahli pendidikan pengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses
belajar ini ke dalam 4 kelompok besar, yakni faktor materi (bahn
belajar),lingkungan,instrumental ini terdiri dari perangkat keras (hardware) seperti
perlengkapan belajar dan alat-alat peraga dan perangkat lunak (software) seperti
fasilitator belajar,metode belajar, organisme dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai