Anda di halaman 1dari 6

A.

Definisi
Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan (Sjamsuhidajat & Jong,
2005).

B. Etiologi
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital. Hernia dapat
di jumpai pada segala usia, dan lebih banyak pada laki-laki. Penyebab utama
terjadinya hernia adalah :
1. Kelemahan dinding otot dalam abdomen untuk menahan rongga

abdomen.

2. Adanya peningkatan tekanan intra abdomen


Kelemahan otot yang dibawa, sejak lahir (congenital) merupakan
salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya hernia, selain
adanya peningkatan tekanan intra abdomen. Kelemahan otot memang
tidak dapat dicegah, tetapi luntion yang rutin dapat meningkatkan
kekuatan otot yang lemah.
3. Kongenital
Faktor resiko yang dapat menyebabkan hernia adalah :
a. Kegemukan
b. Angkat berat, karena dapat meningkatkan tekanan intra abdomen
(Dermawan & Tutik, 2010).

C. Klasifikasi
Menurut Perry & Potter (2009), ada beberapa klasifikasi hernia yang
dibagi berdasarkan regionya, antara lain : hernia inguinalis, hernia femolaris,
hernia umbilikalis, dan hernia skrotalis.
1. Hernia inguinalis
Kondisi dimana penonjolan organ intestinal masuk ke rongga
melalui defek atau bagian dinding yang tipis atau lemah dari cincin
inguinalis. Materi yang masuk lebih sering yaitu usus halus, tetapi bisa
juga merupakan suatu jaringan lemak atau omentum. Penyebab pasti
hernia inguinalis terletak pada lemahnya dinding akibat perubahan
struktur dari dinding rongga (usia lanjut), peningkatan tekanan intra
abdomen (kegemukan, batuk yang kuat dan kronis, mengejan akibat
sembelit, dll).
2. Hernia femolaris
Suatu penonjolan ketika isi suatu organ intestinal yang masuk
melalui kanalis femoralis yang berbentuk corong dan keluar pada fosa
ovalis di lipat paha. Penyebab hernia femoralis sama seperti hernia
inguinalis.
3. Hernia umbilikus
Suatu penonjolan ketika isi suatu organ abdominal masuk melalui
kanal anterior yang dibatasi oleh linca alba, posterior oleh fasia
umbilikus dan rektus lateral. Hernia ini terjadi ketika jaringan fasia dari
dindig abdomen di area umbilicus mengalami kelemahan.
4. Hernia strotalis
Yaitu hernia inguinal lateralis yang isinya masuk kedalam skrotum
secara lengkap. Hernia ini harus cermat dibedakan dengan hidrokel atau
elevantiasis skrotum.

D. Tanda dan gejala


Menurut Rudi Haryono (2012), tanda dan gejala hernia antara lain :
1. Tampak benjolan dilipatan paha.
2. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit ditempat itu disertai
perasaan mual.
3. Bila terjadi hernia inguinalis strangulate perasaan sakit akan bertambah
hebat disertai kulit diatasnya menjadi merah dan panas.
4. Hernia femolaris kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga
menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing
darah), benjolan dibawah sela paha.
5. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit didaerah perut disertai
sesak nafas.
6. Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan hernia akan
bertambah besar.
E. Pathway

Kelemahan dinding abdomen, Protusi jaringan intra


tekanan intraabdominal tinggi, abdominal melalui kanalis
angkat berat dan kegemukan inguinalis

Hernia Inguinal Lateralis

Pre Operasi

Hernia ireponibel Hernia reponibel

Protusi hilang timbul


Gangguan pasase Gangguan vaskularisasi t
(inkarserata) (strangulata)
Ketidaknyamanan area
inguinalis akibat
Obstruksi Gangguan suplai pergeseran inguinalis
intestinal ileus darah dalam
obstruksi kantong hernia
Gangguan jaringan
Gangguan Iskemik, gangren
gastrointestinal
mual muntah
Nekrosis intestinal

Defisit nutrisi
Respon sensitivitas
saraf lokal

Kurang pengetahuan Pembedahan


tentang pembedahan

Post Bedah
Intoleransi aktifitas
Ansietas

Prosedur invasif Kerusakan jaringan

Resiko infeksi Trauma jaringan Nyeri akut


Sumber: Muttaqin & Kumala (2013)
F. Patofisiologi
Hernia pada orang dewasa ini terjadi karena usia lanjut, karena pada
umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya
umur, organ dan jaringan tubuh mengalami proses degenerasi. Pada orang
dewasa kanalis tersebut telah menutup. Namun karena daerah ini
merupakan locus minoris resistance, maka keadaan yang menyebabkan
tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk kronik, bersin yang kuat,
mengejan dan mengangkat barang-barang yang berat akan menyebabkan
kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis
lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek
tersebut (Dermawan & Rahayuningsih, 2010).

G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nurarif (2015), Pemeriksaan penunjang pada hernia inguinalis
antara lain :
1. Hitungan darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi atau peningkatan hematokrit, peningkatan sel darah
putih dan ketidak seimbangan elektrolit pada hernia.
2. Sinar X abdomen dapat menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus
atau obstruksi usus.

H. Penatalaksanaan
1. Terapi Konservatif
Pada hernia reponibel dilakukan tekanan secara terus-menerus pada
benjolan seperti dengan bantal pasir, pasien tidur pada posisi supine
antitrendernburg atau memakai korset.
2. Terapi Pembedahan
Dapat dilakukan herniotomy dan herniografi (menjahit kantong
hernia). Tindakan pembedahan lebih efektif pada hernia reponibel karena
dikawatirkan terjadi komplikasi.
a. Herniotomy
Dilakukan pembedahan kantong hernia sampai
kelehernya.Kantong dibuka dan isi hernia di bebaskan kalau ada
perlengketan, kemudian reposisi, kantong hernia dijahit, ikat
setinggi mungkin lalu potong.
b. Herniografi
Dilakukan tindakan kecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.

Anda mungkin juga menyukai