Anda di halaman 1dari 6

1.

Konsep Remaja

a. Definisi Remaja

Masa remaja adalah suatu masa peralihan dari masa kanak-

kanak menuju ke masa dewasa, dengan ditandai individu telah

mengalami perkembangan-perkembangan atau pertumbuhan-

pertumbuhan yang sangat pesat disegala bidang, yaitu meliputi dari

perubahan fisik yang menunjukkan kematangan organ reproduksi

serta optimalnya fungsional organ-organ lainnya (Hurlock, 2003).

Selanjutnya perkembangan kognitif yang menunjukkan cara

gaya berpikir remaja, serta pertumbuhan sosial emosional remaja, dan

seluruh perkembangan-perkembangan lainnya yang dialami sebagai

masa persiapan untuk memasuki masa dewasa (Hurlock, 2003).

b. Rentang Usia Remaja

Rentang usia remaja menurut WHO (2014) adalah 10-19 tahun,

sedangkan menurut Dinas Kesehatan RI (2010), masa remaja dibagi

menjadi tiga tahapan yakni masa remaja awal, masa remaja

pertengahan, dan masa remaja akhir. Adapun kriteria usia masa

remaja sebagai berikut:

1) Fase remaja awal pada perempuan yaitu 13-15 tahun dan pada

laki-laki yaitu 15-17 tahun.

2) Fase remaja pertengahan pada perempuan yaitu 16-18 tahun dan

pada laki-laki yaitu 17-19 tahun.

1
3) Fase remaja akhir pada perempuan yaitu 19-21 tahun dan pada

laki-laki 19-21 tahun (Thalib, 2010).

c. Ciri-Ciri Remaja

Menurut Putro (2017), masa remaja adalah suatu masa

perubahan, pada masa ini terjadi perubahan-perubahan yang sangat

pesat yakni baik secara fisik, maupun psikologis, ada beberapa

perubahan yang terjadi selama masa remaja ini diantaranya:

1) Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada remaja awal

yang dikenal sebagai masa strong dan masa stress. Peningkatan

emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama

hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial

peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada

dalam kondisi baru, yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada

masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditunjukan pada

remaja misalnya mereka di harapkan untuk tidak lagi bertingkah

seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan tanggung

jawab.

2) Perubahan yang cepat secara fisik yang juga di sertai kematangan

seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak

yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik

yang terjadi secara cepat baik perubahan internal maupun

eksternal. Perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan,

dan sistem respirasi. Sedangkan perubahan eksternal seperti tinggi

2
badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh

terhadap konsep diri remaja.

3) Perubahan yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang

lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi

dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal

menarik yang baru dan lebih menantang. Hal ini juga dikarenakan

adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka

remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka

pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam

hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhungan dengan

hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga

dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.

4) Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada

masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah

mendekati masa dewasa.

5) Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi

perubahan yang terjadi, tetapi disisi lain mereka takut akan

tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta

meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung

jawab tersebut.

3
A. Kajian Empiris

Adapun yang menjadi landasan penelitian terdahulu dalam penelitian ini

adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rosi Kurnia Sugiharti (2020) yaitu tentang

“Senam Dismenore Dalam Menurunkan Skala Nyeri Haid Pada Remaja”.

Model penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan

rancangan One Group Pre And Post Test Design. Subyek penelitian ini

remaja yang mengalami nyeri haid primer berjumlah 20 orang.

Didapatkan hasil sebagian besar responden mengalami penurunan skala

nyeri pre yaitu nyeri sedang dengan presentase 65%, sedangkan pada

pengukuran post sebagian responden mengalami penurunan nyeri haid

menjadi tidak nyeri dengan presentase 40%, selain itu juga ada

peningkatan jumlah responden yang tidak mengalami nyeri haid menjadi

40% dari 0%. Berdasarkan hasil uji statistik Uji T berpasangan didapatkan

hasil bahwa P value adalah 0,0001 yang berarti <α 0,05 yang

menyimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Berarti ada pengaruh

senam dismenor terhadap penurunan skala nyeri haid primer pada remaja.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Lina Silvia Santi (2020) yaitu tentang

“pengaruh senam dismenore terhadap penurunan nyeri menstruasi pada

remaja usia 16-17 tahun”. Metode penelitian menggunakan Pra

Experimental dengan One Group Pre Test Post Test, dan pengambilan

sampel menggunakan Total Sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwa

nyeri menstruasi sesudah diberikan intervensi senam dismenore

4
padaremaja putri usia 16-17 tahunhampir setengahnya (42,9%) responden

mengalami nyeri ringan dan hampir setengahnya (28,9%) responden tidak

nyeri pada saat menstruasi. Yang berarti ada pengaruh senam dismenore

terhadap penurunan nyeri menstruasi pada remaja usia 16-17 tahun.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ade Ira Zahriany (2021) yaitu tentang

“Pengaruh Senam Dismenorhoe Terhadap Penurunan Nyeri Menstruasi

Pada Remaja PutriDi SMA Swasta Teladan Binjai Tahun 2019. Jenis

penelitian adalah kuantitatif eksperimen dengan rancangan One Group

Pretest Post Test Design. Dengan populasi dan sampel 30 remaja putri.

Data dianalisis secara bivariat menggunakan uji chi-square. Didapatkan

taraf nilai signifikasi p=0,014 (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

adanya pengaruh senam dismenorhoe terhadap penurunan nyeri

menstruasi pada remaja putri.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Irhan Syah & Rika (2020) yaitu tentang

“Latihan Yoga Menurunkan Nyeri Dismenore Pada Santriwati Aliyah

Kelas X Di Pondok Pesantren”. Jenis penelitian quasy-experiment dengan

rancangan one group pretest-posttest. Pengambilan sampel dilakukan

dengan menggunakan simple random sampling. Hasil penelitian

menunjukkan rata-rata nilai nyeri sebelum dilakukan yoga 5,13 dan

setelah dilakukan yoga sebesar 3,33. Disimpulkan bahwa yoga dapat

menurunkan nyeri dismenore pada santriwati aliyah kelas X.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Kartika Sari (2018) yaitu tentang

“Pengaruh Yoga Terhadap Nyeri Haid Remaja Putri”. Penelitian ini

5
menggunakan quasi experiment (pre post test design) untuk mengetahui

perbedaan intensitas nyeri dan durasi haid pada kelompok yoga dan

kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang

bermakna durasi nyeri antara sebelum dan sesudah perlakuan pada

kelompok yoga berdasarkan hasil uji Wilcoxon dengan nilai p<0,005.

Sedangkan pada kelompok kontrol durasi nyeri sebelum dan sesudah

perlakuan tidak mengalami perbedaan yang ditunjukkan dengan nilai

p>0,005.

Anda mungkin juga menyukai