Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

PENGARUH REBUSAN SERAI TERHADAP DISMENOREA PADA REM


AJA

DOSEN PEMBIMBING

Sara Herlina, SST, M. Kes

DISUSUN OLEH
SRY RIZKY 1915201015

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UINIVERSITAS ABDURRAB
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kita begitu banyak Nikmat dan Rahmat-Nya, sehingga dengan
nikmatnya itu penulis bisa menyelesaikan proposal tugas akhir dengan judul
“PENGARUH REBUSAN SERAI TERHADAP DISMENOREA PADA
REMAJA” dengan baik tanpa ada satu halangan apapun.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Rasullulah SAW,


yang telah menuntun kita pada jalan kebenaran dan semoga kita selalu menjadi
pengikutnya hingga akhir zaman, Amin.

Pekanbaru, 3 Oktober 2022

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menstruasi merupakan suatu keadaan fisiologis, tetapi bisa menimbulkan keluhan


pada saat menstruasi sering muncul keluhan seperti nyeri perut bagian bawah. Dimana nyeri
haid pada umumnya terjadi pada usia remaja (Sukarni dkk, 2013).

Menurut World Health Organization (WHO) didapatkan sebesar 1.769.425 jiwa


(98%) wanita yang mengalami dismenorea, 10-15% diantaranya mengalami dismenorea
berat. Hal ini didukung dengan penelitian yang telah dilakukan diberbagai Negara dengan
hasil yang mencengangkan, dimana kejadian dismenore primer disetiap Negara dilaporkan
lebih dari 50% (WHO,2019). Sedangkan di Indonesia angka kejadian dismenore terdiri dari
72,89% dismenore primer dan 21,11% dismenore sekunder dan angka kejadian dismenore
sekunder dan angka kejadian dismenore berkisar 45-95% dikalangan perempuan usia
produktif terdiri dari 54,89% dismenorea primer ( Pangestu, 2020).

Angka dismenorea juga tidak kalah tinggi dibandingkan dengan Negara didunia
lainnya. Menurut Proverawati dan Misaroh (2012) diIndonesia angka kejadian dismenorea
terdiri dari 72,89% dismenorea primer dan 21,11% dismenorea sekunder dan angka kejadian
dismenorea beriksar 45-95% dikalangan remaja.

Angka kejadian nyeri haid disetiap Negara sangat besar sekali, Menurut Lacovides,
(2015) dari 45%-95% perempuan yang menstruasi mengalami nyeri haid. Sedangkan
menurut Gagua (2012) diIndia terdapat 52,01%. Kejadian nyeri haid diIndonesia cukup besar
yaitu mencapai 50-70% perempuan diIndonesia yang merasakan nyeri haid (Ramadani 2014).

Menurut Katika (2015) menyatakan dismenorea cukup mempengaruhi aktivitas


remaja putri sebanyak 56% pelajar, sedangkan 39% dan 5% pelajar mengatakan dismenore
sedikit dan sangat berpengaruh pada kehidupan. Hasil penelitian Faratomi (2015) mayoritas
(63,5%) sampel remaja putri di Nigeria memiliki sikap negatif terhadap dismenore. Pusat
Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) menyatakan bahwa
angka kejadian dismenore di Indonesia tahun 2009 terdiri dari 72,89% mengalami dismenore
primer dan 27,11% mengalami dismenore sekunder serta angka kejadian dismenore berkisar

1
45-95% dikalangan wanita usia produktif (Rakhma, 2012)..

Hasil survei dari perkumpulan keluarga berencana Indonesia (PKBI) cabang Bandar
lampung tahun 2014, dismenorea masuk keurutan pertama yang dikeluhkan oleh wanita,
yaitu sebesar 65,3%. Selain siklus menstruasi yang tidak teratur. Angka kejadian dismenorea,
menjadi lebih tinggi dikeluhkan sekelompok remaja yang berusia 10-20 tahun sebesar 71,4%
(PKBI) Bandar lampung, Nurchairina ,2018. Berdasarkan hasil informasi yang diperoleh dari
dinas kesehatan lampung kejadian atau data penderita dismenora terakhir hanya ditemui
sampai tahun 2007, karena kondisi diindonesia banyak perempuan yang mengalami kejadian
dismenorea tidak melaporkan dirinya kedokter, atau tenaga kesehatan dan memilih
beristirahat dirumah sehingga pendataan tentang dismenorea tidak bisa didapatkan dengan
angka yang jelas, rasa meremehkan inilah yang menyebabkan penderita penyakit tertentu
sampai saat ini belum bisa dipastikan secara mutlak (Dito Anorogo,2011; Nurchairina, 2018)

Berdasarkan survey bulan April 2017 pada mahasiswa D IV kebidanan semester VI


didapatkan bahwa terdapat 80% mahasiswa mengalami dismenore dari sedang sampai berat
5,7% diantaranya pernah tidak mengikuti perkuliahan dikarenakan mengalami dismenore
berat. 60% mahasiswa yang pernah mengalami dismenore mengaytakan bahwa dismenore
dirasakan satu hari sebelum menstruasi .dismenore dapat mengganggu konsentrasi saat
belajar dan menurunkan konsentrasi belajar. Langkah mahasiswa dalam mengatasi dismenore
beragam diantaranya melakukan pengobatan dengan mengkosumsi obat analgetik.

Banyak cara yang dilakukan secara mandiri dalam menangai dismenorea yaitu dengan
cara farmakologi dan non Farmakologi salah satu cara dengan non farmakologi yaitu dengan
rebusan serai penelitian sebelumnya oleh Dini Astutiningsih (2018) menunjukkan bahwa dari
46 responden sebelum diberikan rebusan serai sebagaian besar responden mengalami sedang
(71.3%) dan setelah diberikan rebusan serai mengalami skala ringan (64,3%) dari studi
pendahuluan yang dilakukan.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan uji coba minuman
rebusan serai dalam menurunkan dismenorea pada remaja.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Menurut World Health Organization (WHO) didapatkan sebesar 1.769.425
jiwa (98%) wanita yang mengalami dismenorea, 10-15% diantaranya mengalami
dismenorea berat. Hal ini didukung dengan penelitian yang telah dilakukan diberbagai

2
Negara dengan hasil yang mencengangkan, dimana kejadian dismenore primer
disetiap Negara dilaporkan lebih dari 50% (WHO,2019). Sedangkan di Indonesia
angka kejadian dismenore terdiri dari 72,89% dismenore primer dan 21,11%
dismenore sekunder dan angka kejadian dismenore sekunder dan angka kejadian
dismenore berkisar 45-95% dikalangan perempuan usia produktif terdiri dari 54,89%
dismenorea primer ( Pangestu, 2020)
Banyak cara yang dilakukan secara mandiri dalam menangani dismenorea
dengan cara farmakologi dan non farmakologi, salah satu cara dengan non
farmakologi yaitu dengan rebusan serai, maka peneliti akan melihat apakah ada
pengaruh rebusan serai terhadap dismenorea pada remaja?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


mengetahui pengaruh rebusan serai terhadap dismenorea pada remaja.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Manfaat teoritis


Manfaat `dari penelitian yang akan dilakukan adalah dapat menambah
pengetahuan tentang pengaruh serai dalam mengurangi disminorea
1.4.2 Manfaat praktis
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi dan sumber
edukasi kepada remaja serta memberikan solusi terhadap mengurangi dismenorea.

BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Konsep Dasar Remaja
Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak ke dewasa, banyak
perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja tersebut. Perubahan yang terjadi yaitu
perubahan secara fisik yang merupakan gejala primer dari pertumbuhan remaja.
Sedangkan perubahan psikologis muncul akibat dari perubahanperubahan fisik remaja
tersebut (Sarwono, 2013). Tahapan Remaja Menurut (Sarwono, 2013) ada tiga tahap

3
perkembangan remaja dalam proses penyesuaian diri menuju dewasa, antara lain:
1. Remaja awal (Early Adolescence)
Masa remaja awal berada pada rentang usia 10-13 tahun ditandai dengan adanya
peningkatan yang cepat dari pertumbuhan dan pematangan fisik, sehingga intelektual
dan emosional pada masa remaja awal ini sebagian besar pada penilaian kembali dan
restrukturisasi dari jati diri. Pada tahap remaja awal ini penerimaan kelompok sebaya
sangatlah penting.
2. Remaja Madya (Middle Adolescence)
Masa remaja madya berada pada rentang usia 14-16 tahun ditandai dengan hampir
lengkapnya pertumbuhan pubertas,dimana timbulnya keterampilan keterampilan
berpikir yang baru, adanya peningkatan terhadap persiapan datangnya masa dewasa,
serta keinginan untuk memaksimalkan emosional dan psikologis dengan orang tua.
3. Remaja akhir (Late Adolescence)
Masa remaja akhir berada pada rentang usia 16-19 tahun. Masa ini merupakan masa
konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapain lima hal, yaitu:
a. Minat menunjukkan kematangan terhadap fungsi-fungsi intelek.
b. Ego lebih mengarah pada mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain
dalam mencari pengalaman baru.
c. Terbentuk identitas seksual yang permanen atau tidak akan berubah lagi.
d. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan
keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
e. Tumbuh pembatas yang memisahkan diri pribadinya (Private Self) dengan
masyarakat umum.
2.1.2 Dismenorea
1. Pengertian dismenorea
Dismenorea berasal dari b\ahasa yunani yaitu ‘dys’ yang berarti sulit atau
menyakitkan atau tidak normal. “meno” berarti bulan dan “rrhea” yang berarti aliran.
Dismenorea adalah rasa sakit atau nyeri pada bagian bawah perut yang terjadi pada
saat wanita mengalami siklus menstruasi (Ratnawati,2017). Biasanya nyeri yang
dirasakan mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan
menghilang. Dismenorea juga sering disertai dengan pegal-pegal, lemas, mual, diare
dan kadang sampai muntah (Nugroho dan Indra 2014).
Dalam istilah medis nyeri haid disebut dismenore. Dismenore adalah
gangguan fisik yang sangat menonjol pada wanita yang sedang haid berupa
gangguan nyeri/kram perut. Nyeri ini ada yang ringan dan samar-samar, tetapi ada
pula yang berat, bahkan beberapa wanita sampai pingsan karena tidak kuat
menahannya. Nyeri/kram perut mulai terjadi pada 14 jam sebelum terjadinya
pendarahan haid dan dapat dirasakan di daerah perut bagian bawah menjalar ke
punggung atau permukaan dalam paha. Kasus berat dismenore dapat disertai muntah
dan diare. Dismenore / gangguan nyeri kram perut ini tidak termasuk PMS walaupun
ada kalanya bersamaan dengan PMS.
Dahulu, dismenore disisihkan sebagai masalah psikologis atau aspek
kewanitaan yang tidak dapat dihindari, tetapi sekarang dokter mengetahui bahwa
dismenore merupakan kondisi medis yang nyata. Meskipun demikian, penyebabnya

4
yang pasti, masih kurang dimengerti. Penyebabnya nyeri haid bisa bermacam-
macam, bisa karena suatu proses penyakit (misalnya, radang panggul)
endometriosis , tumor atau kelainan letak uterus selaput darah atau vagina tidak
berlubang, dan stress atau kecemasan yang berlebihan. Akan tetapi, penyebab yang
sering nyeri haid diduga karena terjadinya ketidakseimbangan normal dan tidak ada
hubugan dengan organ reproduksi.
Nyeri haid dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya
kelainan yang dapat diamati. Berdasarkan jenis nyeri, nyeri haid dibagi menjadi dua :
dismenore spasmodik dan dismenore kongestif. Sedangkan ,berdasarkan ada
tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati, nyeri haid dapat dibagi menjadi:
dismenore primer dan dismenore sekunder.
Dismenore menurut Mary Jane Minkin memiliki hubungan: pertama dengan
naiknya kadar kimia alami ditubuh saat ovulasi, yang menyebabkan rasa sakit dan
kedua merupakan suatu kelainan mendasar. Dismenore kedua ini mempengaruhi
wanita yang belum pernah haid sebelumnya.
Dismenorea disebabkan oleh hormone prostaglandin yang meningkat,
peningkatan hormpn prostaglandin disebabkan oleh menurunnya `hormone-hormon
estrogen dan progesterone menyebabkan endometrium yang membengkak dan mati
karena tidak dibuahi. Peningkatan hormone prostaglandin menyebabkan otot-otot
kandungan berkontraksi dan menghasilkan rasa nyeri (Sukarni dan Wahyu, 2013)
2. Klasifikasi Dismenore
Berdasarkan ada tidaknya kelainan ginekologik, dismenore diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu:
a. Dismenore Primer
Rasa nyeri akan dirasakan sebelum atau bersamaan dengan permulaan
menstruasi dan berlangsung untuk beberapa jam (Simanjuntak, 2014).
Dismenore primer sering kali menimbulkan gejala fisik dan gejala psikologis setiap
individu bisa mengalami gejala fisik dana gejala psikologis sekaligus, namun juga
bisa mengalami hanya salah gejala baik fisik maupun psikologis nya. Tanda gejala
yang dapat muncul seperti ras tidak enak dibadan, lelah, mual dan muntah, diare,
nyeri punggung bawah, sakit kepala, kadang kala di sertai vertigo,perasaan cemas,
gelisah, hingga kehilangan keseimbangan dan kehilangan kesabaran (Anurogo,
2016).
Faktor fisiologis penyumbang terbesar dismenore primer adalah peningkatan
jumlah prostaglandin yang ada didalam cairan menstruasi. Proataglandin terutama
PGF2a merangsang pengurangan kontraksi myometrium aliran darah uterus yang
menyebabkan hipoksia uterus. Hipoksia ini menyebabkan hipoksia pada dismenore
primer (Armaur, et al.2019).

b. Dismenore Sekunder
Disminorea sekunder biasanya baru muncul jika ada penyakit atau ada organ
reproduksi yang menetap seperti infeksi Rahim, kista, polip, atau tumor, serta
kelainan kedudukan Rahim yang menggangu organ dan jaringan disekitarnya
(Kusmiran 2013).
Nyeri haid sekunder dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:

5
1. Rahim yang terbalik sehingga membuat haid tidak mudah dikeluarkan,
tetapi penyebab itu lebih jarang daripada yang diperkirakan sebelumnya
2. Benjolan besar atau kecil dirahim, dapat menimbulkan keluhan
pendarahan yang banyak atau sering disertai gumpalan darah
3. Peradangan selaput lender Rahim. Hal ini biasanya hanya terjadi dan
jarang terjadi sesudah persalinan atau keguguran. Peradangan dapat pula
terjadi akibat penyakit kelamin yang dilalaikan.
4. Endometriosis ( pertumbuhan jaringan dan dinding Rahim pada daerah di
luar Rahim seperti tuba fallopi atau ovarium)
5. Penyakit peradangan rongga dalam daerah kemaluan
6. Pemakaian spiral atau IUD
7. Fibroid atau tumor
8. Infeksi pelvis
9. Peradangan tuba fallopi
10. Pelengketan abnormal antara organ di dalam perut
Dismenore sekunder disebabkan oleh lesi yang didapat dipanggul yang lebih kecil,
yang meliputi endometriosis, peradangan panggul kronis, stenosis serviks fibroid
uterus dan kelainan anatomis dan fungsional dari organ reproduksi (Barcikowska et
al.2020).

3. Etiologi Dismenore Primer


Penyebab dari dismenore primer adalah karena terjadinya peningkatan atau produksi
yang tidak seimbang dari prostaglandin endometrium selama menstruasi.
Prostaglandin akan meningkatkan tonus uteri dan kontraksi sehingga timbul rasa sakit
(Bavil, Dina Abadi., Dolatian, Mahrokh., Mahmoodi, Zohreh., Baghban, 2016)

4. Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya dismenore primer pada remaja adalah:
a. Silklus menstruasi ovulasi
Dismenore primer hanya terjadi pada siklus menstruasi ovulatorik.Karena setelah
terjadinya ovulasi sel-sel folikel tua setelah ovulasi akan membentuk korpus
luteum, sewaktu korpus luteum berdegenerasi karena tidak terjadi pembuahan dan
implantasi, maka kadar estrogen dan progestron di sirkulasi akan menurun
drastis.Penarikan kembali kedua hormon stroid tersebut menyebabkan lapisan
endometrium yang kaya akan nutrisi dan pembuluh darah itu tidak lagi ada yang
mendukung secara hormonal. Penurunan kadar hormon ovarium juga merangsang
pengeluaran prostaglandin uterus yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh-
pembuluh endometrium serta menyebabkan kontraksi uterus. Bila kadar
prostaglandin berlebih maka akan memicu dismenore (Sherwood, 2012)
b. Riwayat keluarga
Hasil penelitian pada riwayat keluarga ada sebanyak 38 responden yang
mengalami dismenorea. Analisis bivariat hubungan antara faktor riwayat keluarga
dengan dismenorea didapat nilai P = 0,0005 (P < 0,05) maka secara statistik
terdapat hubungan yang signifikan antara faktor riwayat keluarga dengan
dismenorea (Handayani, 2014)
c. Usia menarche

6
Menarche adalah suatu keadaan ketika seorang wanita mengalami menstruasi yang
pertama kali. Pada remaja putri menarche yang lebih awal dari usia normal menjadi
salah satu faktor terjadinya dismenorea primer. Menarche pada usia lebih awal
menyebabkan alat alat reproduksi belum berfungsi secara optimal, sehingga belum
siap mengalami perubaha dan masih terjadi penyempitan pada leher Rahim, maka
akan timbul rasa sakit saat menstruasi (Kristianingsih 2014).
d. Status gizi
Dismenorea merupakan nyeri yang dialami perempuan saat menstruasi banyak
remaja yang mengalami dismenorea yang mengganggu aktivitas.
Hasil penelitian Komal (2015) mengenai hubungan status gizi dengan kejadian
dismenorea pada remaja putri di MA unggulan PP amanatul ummah Surabaya
menunjukkan bahwa hampir setengahnya (37,2%) siwai memiliki status gizi
overwight dan sebgaian besar (55,8%) mengalami dismenorea.
e. Olah raga
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang tidak olahraga secara teratur ada
sebanyak 33 responden yang mengalami dismenorea. Analisis bivariat hubungan
antara faktor olahraga teratur dengan dismenorea didapat nilai P yaitu 0,028, maka
secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara faktor olahraga teratur
dengan dismenorea (Handayani, 2014)
f. Stress
Seseorang dengan keadaan stress akan memproduksi hormone kortisol dan
prostaglandin yang berlebihan pada tubuhnya. Hormone ini dapat menyebabkan
peningkatan kontraksi uterus secara berlebihan sehingga mengakibatkan rasa nyeri
saat menstruasi. Selain itu hormone ardenalin juga meningkat dan menyebabkan otot
tubuh menjadi tegang termasuk otot Rahim dan menjadikan nyeri pada saat
menstruasi (sari dan nurdin, 2015).

2.1.3 Konsep dasar Serai


1. pengertian serai
Serai merupakan tumbuhan yang masuk kedalam family rumput-rumputan.
Dikenal juga dengan nama serai (Indonesia), dan sereh (sunda). Tanaman ini
dikenal dengan istilah lemongrass karena memiliki bau yang kuat seperti lemon,
sering ditemukan tumbuh alami dinegara Negara tropis (Sastrohaidjojo, 2015),

2. Taksonomi
Klasifikasi ilmiah
Kindom : plantae
Subkindom : trachebiota
Super devisi : spermatophyte
Divisi : magnoliophtya
Kelas : liliopsida
Subkelas : commelinidae
Ordo : poales

7
Family : cyombopogen
Spesies : cyombopogen L. Rendle

3. Morfologi
Tanaman serai (cympogon nardus) merupakan tanaman yang habitus terna
perenial serai adalah tanaman dari suku poaceace yang seringdisebut dengan suku
rumout-rumputan (Winkanda satria putra,2025: 252).

a. Akar
Tanaman serai memili akar yang besar akarnya merupakan jenis serabut yang
bertimpang pendek.
b. Batang
Batang tanaman serai tergerombol dan berumbi serta lunak dan berongga. Isi
batangnya merupakan pelepah umbi umtuk pucuk dan berwarna putih
kekuningan. Namun ada juga yang berwarna putih keunguan dan kemerahan.
Selain itu batang tanaman serai juga bersifat kaku dan mudah patah. Batang
tanaman ini tumbuh tegak diatas tanah.

c. Daun
Daun pada tanaman serai berwarna hijau dan tidak bertangakai. Daun nya kesat,
panjang, runcing dan daun tanaman ini memiliki bentuk seperti pita yang makin
runcing dan berbau citrus ketika daunnya diremas. Daunnya memiliki tepi yang
kasar dan tajam. Tulang daun serai tersusun sejajar letak daun batang terbesar.

d. Bunga, biji dan buah


Tanaman serai jenis ini jarang sekali memiliki bunga kalaupun ada, pada
umumnya bunganya tidak memiliki mahkotadan merupakan bunga berbentuk
bulir. Buah tanaman serai jarang sekali atau tidak pernah memiliki buah. Bijinya
juga jarang sekali.

e. Varietas
Jenis serai hanya 1 jenis salah satu jenis tanaman atsiri yang tergolong
sudah dikenal, 20 diantaranya minyak potensial yang telah berkembang di 9 pasar
serta bernilai ekonomi tinggi. Sedangkan masih terdapat minyak astiri baru yang
terus digali agar prospek bagi bergguna.

f. Ekosistem
Serai dapat tumbuh pada derah daratan rendah maupun daratan tinggi
dengan ketinggian 100 mdpl hingga 1000 mdpl dengan curah hujan sekitar 800
mm/tahun, suhu sekiatr 22celcius-32 celcius dan kelembaan 85%. Jenis tanah yang
baik untuk menanam tanaman serai ini adalah jenis tanah lempung berpasir, tanah,
alluvial, tanah humus, serta tanah liat hitam cokelat dengan PH atau keasamaan
tanah sekiatar 5,5 hingga 6,5.

8
g. Manfaat serai
Dalam buku herbal Indonesia disebutkan bahwa khasiat tanaman serai
mengandung minyak astiri yang memiliki sifat kimiawi dan efek farmakologi yaitu
rasa pedas dan bersifat hangat sebagai anti radang dan menghilangkan rasa sakit
yang bersifat analgesik serta melancarkan sirkulasi darah, yang diindikasikan untuk
menghilangkan nyeri otot, nyeri sendi, pada penderita hiperuresemia badan
pengalinu dan sakit kepala ( Afiyah 2014 : 2).

h. kandungan serai
Menurut Godwin dkk (2014), serai mengandung antioksidan alami dan
anti inflamsi yang dapat mencegah radikal bebas dalam tubuh manusia dengan
mengkonsumsi serai sebagai minuman sehari-hari. Antioksidan dalam serai
juga dapat menghambat pelepasan asam arakidonat dengan mekanismenya
dalam menginhibisi protein kinase C, yang dapat mempengaruhi aktifitas dari
enzim fosfolipase A2. Sehingga dengan adanya penghambatan terhadap
sintesis asam arakidonat akan mengurangi produksi prostaglandin. Dengan
adanya mekanisme efek dari antioksidan dalam biosintesis prostaglandin,
dimana prostaglandin berperan dalam menimbulkan sensasi rasa nyeri, maka
antioksidan mempunyai peranan dalam mengurangi rasa nyeri haid. Serai
mengandung antioksidan yang terdapat dalam senyawa Sitronelal dan
Geraniol.
Pernyataan Godwin sejalan dengan penelitian Allison Koplan (2015)
dalam jurnal penelitiannya bahwa 100 gram serai mengandung antioksidan
yang dapat membunuh sel kanker tanpa merusak sel sehat. Sedangkan,
efektifitas antioksidan untuk mengurangi intensitas nyeri dismenore sejalan
dengan penelitian Fahmi dkk (2013) tentang pengaruh pemberian vitamin E
dalam mengurangi nyeri haid (dismeonre) pada wanita usia muda yang dinilai
dengan visual analog scale dengan hasil vitamin E selain sebagai antioksidan
dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam mengurangi nyeri haid.
2.1.4 Hubungan serai dengan dismenorea
Produk baru merupakan hal yang penting sebagai diversifikasi pangan
(Supriyanto, 2015). Serai memiliki kandungan zat anti-mikroba. Kandungan
tersebut berguna khsususnya dalam mengobati infeksi pada lambung,
usus,saluran kemih, dan luka. Belakangan ini serai juga banyak dipercaya
dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti infeksi kulit,tipus,keracunan
makanan dan dapat juga meredakan bau badan.
Prostaglandin merupakan salah satu produk dari metabolisme asam
arakidonat. Asam arakidonat merupakan asam lemak tidak jenuh yang banyak
terdapat dalam membran fosfolipid. Sehingga pelepasan asam arakidonat dari
membran fosfolipid ini akan memicu sintesis prostaglandin. Pelepasan asam
arakidonat dari membrane fosfolipid terjadi melalui reaksi enzimatis oleh
enzim fosfolipase A2. Sehingga dengan adanya mekanismenya dalam
menginhibisi protein kinase C, yang dapat mempengaruhi aktifitas dari enzim
fosfolipase A2. Sehingga dengan adanya pengambatan terhadap sintesis asam

9
arakidonat akan mengurangi produksi prostaglandin. Dengan adanya
mekanisme efek dari antioksidan dalam biosintesis prostaglandin, dimana
prostaglandin berperan dalam menimbulkan sensasi rasa nyeri, maka
antioksidan mempunyai peranan dalam mengurangi rasa nyeri haid. Serai
mengandung antioksidan yang terdapat dalam senyawa Sintronelal dan
Geraniol.

10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan rancangan penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analitik observasional, yaitu untuk melihat
pengaruh serai terhadap penurunan dismenorea dengan menggunakan desain quasi -
eksperimen yang bersifat one group pretest-postest. Dalam design ini, satu-satunya unit
eksperimen tersebut berfungsi sebagai kelompok eksperimen dan sekaligus kelompok
kontrol. Adapun desain penelitian dapat dilihat dalam Gambar 3.1 berikut ini:

E : O1 X O2

Gambar 1.Rancangan sebelum dan sesudah intervensi


Keterangan:
E : Kelompok yang mendapat intervensi
O1 : Observasi Pertama
X : Intervensi Minum Rebusan Serai
O2 : Observasi Kedua
Sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri yang mengalami dismenorea.Teknik
pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan metode purposive
sampling.
Kriteria sampel :
1. Remaja putri yang mengalami dismenorea
2. Remaja putri yang mau minum rebusan serai
3. Remaja putri yang bersedia menjadi responden
3.2 Tempat dan waktu penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Az-Zuhra pekanbaru
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan februari-mei 2023
3.3 Variabel penelitian dan defenisi operasional

1. Variable Penelitian
Variabel independen pada penelitian adalah rebusan serai
Variable dipeden pada penelitian adalah penurunan disminorea pada remaja.
2. Defenisi Operasional

3.4 Alat Penelitian Dan Bahan Penelitia, Instrumen Penelitian

1. Alat Dan Bahan

11
Pembuatan rebusan serai yaitu menggunakan bahan serai dan air.
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan rebusan serai adalah kompor
gas,pengaduk,panci, tabung gas, dan wadah.

2. Instrument penelitian
a. Lembar observasi
b. rebusan serai
c. Daftar kontrol
3.5 Populasi dan sampel penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Az-Zuhra pekanbaru
2. Sampel penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 15 orang untuk kelompok
kontrol dan 15 orang untuk kelompok eksperimen.
3.6 Sumber data penelitian
a. Mengurus surat izin penelitian dari universitas abdurrab kepada SMA Az-zuhra
3.7 Pengolahan data
input data dalam SPSS untuk mengetahui distribusi penurunan dismenore pada kelompok
kontrol dan perlakuan.

3.8 Analisis Data


Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat. Univariat digunakan untuk
melihat distribusi frekuensi dengan ukuran persentase proporsi. Analisa bivariat dilakukan
untuk menguji hipotesis antara variabel independen dan variabel dependen, melihat
pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen dengan uji kemaknaan secara
statistik menggunakan uji T pada tingkat kepercayaan 95% dan probabilitas pada taraf 5% .
3.9 Etika penenlitian
Dalam melakukan penelitian terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada Kepala
prodi sarjana kebidanan dan profesi bidan universitas abdurrab, selanjutnya mengajukan
permohonan kepada sekolah SMA Az-zuhra untuk melakukan studi pendahuluan dan
mendapatkan data untuk menyusun proposal. Setelah selesai proposal kemudian peneliti akan
melakukan penelitian dengan menggunakan data primer yang di peroleh dari SMA Az-zuhra dan
kepada responden yang akan diteliti dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi :
a. Lembar Persetujuan (informed consent)
Lembar persetujuan diberikan kepada subjek yang diteliti. Responden diminta untuk
menandatangani lembar persetujuan sebagai persyaratan menjadi responden.
b. Tanpa nama (Anonimity)
Menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan namanya pada lembar
pengumpulan data, tetapi cukup dengan memberi nomor kode dan inisial nama pada masing-
masing lembar tersebut.

12
c. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, karena hanya
menyajikan hasil keseluruhan data setelah diteliti.

13

Anda mungkin juga menyukai