Anda di halaman 1dari 42

PENGARUH PEMBERIAN AKUPRESUR 3 TITIK TUBUH TERHADAP

NYERI HAID REMAJA PUTRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


TEGINENENG PESAWARAN

SKRIPSI

disusun oleh:
YESI AGRAINI
NIM: 185140009P

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa remaja ialah sesuatu era perubahan dari pubertas ke berusia ataupun
sesuatu cara berkembang ke arah kedewasaan yang melingkupi kedewasaan
psikologis, penuh emosi, sosial, serta raga. Era pubertas merupakan salah satu
langkah kemajuan yang diisyarati dengan kedewasaan alat intim serta
tercapainya keahlian buat bereproduksi, dimana salah satu karakteristik dari
ciri pubertas seseorang wanita ialah dengan terbentuknya haid
awal( menarche). Haid ataupun datang bulan merupakan epistaksis Miss V
dengan cara teratur dampak terlepasnya susunan endometrium
kandungan( Janiwarty serta Pieter, 2013).

Biasanya perempuan merasakan keluhkesah berbentuk perih ataupun kejang


otot perut menjelang datang bulan yang bisa berjalan sampai 2- 3 hari,
dimulaisehari saat sebelum mulai datang bulan. Perih perut dikala datang
bulan( dismenorea) yang dialami tiap perempuan berbeda- beda, terdapat yang
sedikit tersendat tetapi adapula yang amat tersendat sampai tidak bisa
melaksanakan kegiatan tiap hari serta buatnya wajib rehat apalagi terdesak
bolos dari sekolah atau profesi. Dismenorea didefinisikan bagaikan perih
kandungan yang bertabiat siklik yang terjalin saat sebelum ataupun sepanjang
haid( Andriyani, 2013). Dekat 1 miliyar orang ataupun tiap 1 di antara 6
masyarakat bumi adalahremaja. Sebesar 85% di antaranyahidup di Negeri
bertumbuh( Kusmiran, 2012).

Menurut World Health Organization nilai dismenore di bumi amat besar, pada
umumnya lebih dari 50% wanita di tiap Negeri mengalami dismenore. Di
Swedia dekat 72%. Di Amerika Sindikat diperkirakan nyaris 90% perempuan
mengalami dismenore, serta 10- 15% antara lain mengalami dismenore berat,
yang menimbulkan mereka tidak sanggup melaksanakan aktivitas apapun. 2

1
2

Bagi Journal Pediomaternal tahun 2013, di Africa 85, 4% anak muda gadis
mengalami dismenore pokok. Serupa perihalnya dengan hasil riset yang
dicoba oleh Gagua et angkatan laut(AL)( 2012) di Jerman, kalau 52, 07% anak
muda gadis mengalami dismenore pokok. Malaysia, dikabarkan kalau sebesar
74, 5% dari gadis- gadis yang sudah menggapai menarche mengalami
dismenore. Sebaliknya di India dari 183 anak muda umur 14- 19 tahun
ditemui sebesar 119 ataupun 65% anak muda mengalami dismenore.
Informasi dari Riskesdas Depkes RI tahun 2013, membuktikan kalau
kebiasaan kegemukan pada golongan baya berusia sebesar 15. 4% serta
overweight sebesar 13. 5%. Bila kebiasaan kegemukan serta overweight
digabungkan, hingga kebiasaan masyarakat Indonesia yang mengalami
keunggulan berat tubuh sebesar 28. 9%. 5 Bagi Kemenkes RI( 2013) Ini
merupakan jumlah yang lumayan besar sebab lebih dari seperempat ataupun
nyaris sepertiga masyarakat Indonesia pada golongan baya berusia mengalami
keunggulan berat tubuh.

Berdasarkan pada data dari National Health and Nutrition Examina


Examination Survei( NHANES), baya pada umumnya menarche( haid awal)
pada anak anak muda di Indonesia ialah 12, 5 tahun dengan kisaran 9- 14
tahun. Di Indonesia nilai peristiwa dismenore jenis pokok merupakan dekat
54, 89% sebaliknya lebihnya pengidap dengan dismenore inferior. Dismenore
terjalin pada anak muda dengan kebiasaan berkisar antara 43% sampai 93%,
dimana dekat 74- 80% anak muda mengalami dismenoreringan, sedangkan
nilai peristiwa endometriosis pada anak muda dengan perih panggul
diperkirakan 25- 38%, sebaliknya pada anak muda yang tidak membagikan
reaksi positif kepada penindakan buat perih datang bulan, endometriosis
ditemui pada 67% permasalahan di laparoskopi( Hestiantoro dkk, 2012).
Walaupun dismenore banyak dirasakan oleh wanita yang haid, namun banyak
pula dari mereka yang kerap melalaikan perih itu tanpa melaksanakan usaha
penindakan yang pas, situasi semacam ini dapat saja mematikan kesehatan
mereka sendiri bila didiamkan sedemikian itu saja sebab perih itu dapat saja
ialah pertanda endometriosis ataupun penyakit dismenore inferior yang lain,
3

sementara itu sedang banyak metode yang dapat mereka jalani buat kurangi
perih itu.

Hasil Riskesdas Provinsi Lampung membuktikan kalau bersumber pada


informasi responden yang telah mengalami datang bulan, rata- datar umur
menarche merupakan 13 tahun( 20, 0%) dengan peristiwa lebih dini pada
umur kurang dari 9 tahun da bunyi yang lebih lelet hingga 20 tahun dan 7, 9%
tidak menanggapi. Ada 7, 8% yang memberi tahu belum datang bulan.
Dengan cara Nasional umur menarche 13- 14 tahun terjalin pada 37, 5% anak(
Studi Kesehatan Dasar, 2010).

Berdasarkan hasil Survei yang terdapat di Area Kerja Puskesmas Tegineneng


ada 576 remaja putri yang mengalami nyeri haid( disminore) saat menstruasi
dalam 1 tahun terakhir pada tahun 2019.

1.2 Identifikasi Masalah


a. Berdasarkan Hasil Riskesdas membuktikan kalau bersumber pada
informasi responden yang telah mengalami datang bulan, pada umumnya
umur menarche di Indonesia merupakan 13 tahun( 20, 0%) dengan
peristiwa lebih dini pada umur kurang dari 9 tahun serta terdapat yang
lebih lelet hingga 20 tahun dan 7, 9% tidak menanggapi atau kurang ingat.
Ada 7, 8% yang memberi tahu belum datang bulan. Dengan cara nasional
pada umumnya umur menarche 13- 14 tahun terjalin pada 37, 5% anak
Indonesia( Studi Kesehatan Dasar, 2010). Hasil Sensus Masyarakat tahun
2010 membuktikan kalau jumlah masyarakat Indonesia ialah sebesar 237.
641. 326 jiwa, serta 63, 4 juta ataupun 327% antara lain merupakan anak
muda baya 10– 24 tahun( Sensus Masyarakat, 2010.)

b. Berdasarkan pada informasi dari National Health and Nutrition Examina


Examination Survei( NHANES), baya pada umumnya menarche( haid
awal) pada anak anak muda di Indonesia ialah 12, 5 tahun dengan kisaran
9- 14 tahun. Di Indonesia nilai peristiwa dismenore jenis pokok
4

merupakan dekat 54, 89% sebaliknya lebihnya pengidap dengan


dismenore inferior. Dismenore terjalin pada anak muda dengan kebiasaan
berkisar antara 43% sampai 93%, dimana dekat 74- 80% anak muda
mengalami dismenoreringan, sedangkan nilai peristiwa endometriosis pada
anak muda dengan perih panggul diperkirakan 25- 38%, sebaliknya pada
anak muda yang tidak membagikan reaksi positif kepada penindakan buat
perih datang bulan, endometriosis ditemui pada 67% permasalahan di
laparoskopi( Hestiantoro dkk, 2012).

c. Berdasarkanhasil Riskesdas Provinsi Lampung membuktikan kalau


bersumber pada informasi responden yang telah mengalami datang bulan,
rata- datar umur menarche merupakan 13 tahun( 20, 0%) dengan peristiwa
lebih dini pada umur kurang dari 9 tahun da bunyi yang lebih lelet hingga
20 tahun dan 7, 9% tidak menanggapi. Ada 7, 8% yang memberi tahu
belum datang bulan. Dengan cara Nasional umur menarche 13- 14 tahun
terjalin pada 37, 5% anak( Studi Kesehatan Dasar, 2010).
e. Berdasarkan hasil Survei yang terdapat di Area KerjaP uskesmas
Tegineneng ada 576 remajaputri yang mengalami nyeri haid saat
menstruasi dalam 1 tahun terakhir pada tahun 2019.

1.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh 3
titik akupresur terhadap mengurangi nyeri haid?

1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Diketahuipengaruh pemberian akupresur 3 titik tubuh terhadap nyeri
haid remaja putri wilayah kerja puskesmas tegineneng pesawaran
1.4.2 Tujuan Khusus
a. Diketahuinya nyeri haid sebelum diberikan 3 titik akupresur
Remaja Putri Wilayah Kerja Puskesmas Tegineneng Pesawaran
5

b. Diketahuinya nyeri haid setelah diberikan 3 titik akupresur remaja


Putri Wilayah Kerja Puskesmas Tegineneng Pesawaran
c. Diketahuinya pengaruh 3 titik Akupresur terhadap penurunan nyeri
haid remaja Putri Wilayah Kerja Puskesmas Tegineneng Pesawaran

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat Teoritis
Memberikan bukti-bukti bahwa 3 titik akupresur dapat mengurangi
Nyeri Haid (dismenore).
1.5.2 Manfaat Aplikatif
a. Untuk Peneliti Hasil ini bisa menaikkan wawasan serta bagaikan
pengalaman dalam merealisasi filosofi yang sudah di bisa spesialnya hal 3
titik Akupresur dalam kurangi perih datang bulan.
b. Untuk lembaga terpaut, masukan untuk institusi buat lebih tingkatkan
kualitas jasa serta tingkatkan keahlian dalam aspek keperawatan pada
konsumen dengannyeri datang bulan, hususnyapadaareakeperawatan.
c. Untuk Anak remaja membagikan data serta dorongan pada mereka buat
meimilih serta mempraktikkan 3 titik Akupresur dalam kurangi perih
datang bulan.
d. Untuk masyarakat membagikan data serta pengetahuan tambahan pada
masyarakattentang khasiat Akupresur untuk kurangi Perih Datang bulan.

1.6 Ruang Lingkup


Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif serta memakai konsep
riset analitik dengan pendekatan quasi penelitian. Poin riset ini merupakan
Anak remaja yang mengalami nyeri Datang bulan. Subjek penelitian ini
merupakan 3 titik akupresur. Tempat penelitian ini dilakukan di Wilayah
Kegiatan Puskesmas Tegineneng Pesawaran Tahun 2020. Penelitian ini akan
dilakukan Bulan Juni – Juli 2020. Penelitian ini didampingi oleh Enumerator
yang sudah melakukan pelatihan tentang Aku puntur atau Akupresur.Variabel
independen adalah 3 titik akupresur dan variabel dependen adalahmengurangi
nyeri haid. Analisis univariat (nilai rata-rata) dan analisis bivariat (uji t).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nyeri Haid (Dismenore)


2.1.1 Pengertian Dismenore
Dismenore berawal dari bahasa Yunani( greek) dys, yang berarti susah,
perih, tidak normal, meno yang berarti bulan serta rhea, yang berarti
gerakan ataupun arus. Alhasil dismenore didefinisikan bagaikan
gerakan haid yang susah( difficult menstrual flow) ataupun haid yang
perih( painful menstruation). Perih haid ialah sesuatu pertanda serta
bukan sesuatu penyakit.

Dismenore merupakan rasa sakit ataupun perih hebat pada bagian dasar
perut yang terjalin dikala perempuan mengalami daur haid. Perih
umumnya berjalan sedetik saat sebelum datang bulan, sepanjang datang
bulan, sampai berakhirya daur haid. Perih yang lalu menembus
membuat pengidapnya tidak dapat beraktivitas ( Ratnawati, A. 2018).

Dismenore dapat dirasakan diperut nbawah atau dipinggang dapat


bersifat seperti mules-mules seperti ngilu, atau seperti ditusuk–tusuk.
Hebatnya rasa perih yang dialami, perlu ditanyakan apakah perempuan
itu dapat melakukan pekerjaan sehari– hari ataukah diasampai harus
berbaring meminum obat-obat kontra perih. Rasa nyreri itu dapat
timbul menejlang haid, sewaktu dan setelah haid selama satu dua harri
atau lebih lama.( Prawirohardjosarwono, 2011)

2. 1. 2 KlasifikasiDismenore
Dismenore bisa digolongkan bersumber pada tipe perih serta terdapat
tidaknya keanehan ataupun karena yang bisa dicermati. Bersumber pada
tipe perih merupakan:

7
8

a. Dismenore pokok merupakan perih datang bulan yang terjalin tanpa


terdapatnya keanehan ginekologik yang jelas. Dismenore pokok
terjalin setelah menarche( 12 bulan ataupun lebih) disebabkan daur
haid bertabiat anovulatoir yang tidak diiringi perih. Rasa perih
mencuat saat sebelum ataupun bersama- sama datang bulan serta
berjalan sebagian jam. Watak perih yang dialami semacam tegang
yang berjangkit- jangkit, terjalin pada perut bagian dasar menyebar
ke pinggang serta pukang. Pertanda lain yang melampiri perih antara
lain rasa mual, muntah, sakit kepala serta berak air( Hanafiah,
1997dalamRohmawatilusa 2010).

b. Dismenore inferior merupakan perih datang bulan yang diakibatkan


oleh penyakit, kendala ataupun keanehan di dalam ataupun di luar
kandungan. Perih pada dismenore inferior diawali semenjak 1- 2
minggu saat sebelum haid serta lalu berjalan sebagian hari sehabis
haid.( Hanafiah, 1997dalamRohmawatilusa 2010).

2. 1. 3 Etiologi Dismenore
a. Aspek kejiwaan
Wanita anak muda yang dengan cara penuh emosi tidak normal,
terlebih bila mereka tidak menemukan pencerahan yang bagus
mengenai cara haid, gampang mengalami dismenore pokok. Aspek ini
bersama dismenore ialah calon terbanyak pemicu kendala tidak bisa
tidur.

b. Aspek konstitusi
Aspek ini akrab hubungannya dengan aspek kebatinan yang bisa pula
merendahkan daya tahan kepada perih. Faktor- faktor ini merupakan
anemia, penyakit akut, ataupun serupanya.
9

c. Aspek leher rahim


Salah satu filosofi yang sangat berumur buat menerangkan dismenore
pokok merupakan stenosis kanalis servikalis. Saat ini perihal itu tidak
lagi dikira bagaikan aspek berarti bagaikan pemicu dismenore pokok,
sebab banyak wanita mengidap dismenore tanpa stenosis servikalis
serta tanpa kandungan dalam hiperantefleksi, sedemikian itu pula
kebalikannya. Mioma submukosum bertangkai ataupun polip
endometrium bisa menimbulkan dismenore sebab otot- otot kandungan
berkontraksi kokoh buat menghasilkan keanehan itu.

d. Aspek endokrin
Biasanya terdapat asumsi kalau tegang yang terjalin pada dismenore
pokok diakibatkan oleh kontraksi kandungan yang kelewatan. Perihal
itu diakibatkan sebab endometrium dalam tahap sekresi( tahap
pramenstruasi) memproduksi prostaglandin F2 alfa yang menimbulkan
kontraksi otot polos. Bila jumlah prostaglandin F2 alfa berlebih
dilepaskan dalam penyebaran darah, hingga tidak hanya dismenore,
ditemukan dampak biasa semacam berak air, mual serta muntah( Judha,
Meter. dkk. 2012).

2. 1. 4 Tanda dan Gejala Nyeri Haid( Desmenore)


Ciri serta Pertanda perih datang bulan di antara lain ialah: rasa sakit tiba
dengan cara tidak tertib, runcing serta kejang otot di bagian dasar perut
yang umumnya menabur ke bagian balik, lalu ke kaki, akar pukang
serta vulva( bagian luar perlengkapan kemaluan perempuan). Umumnya
perih mulai mencuat sedetik saat sebelum ataupun sepanjang haid,
menggapai puncaknya dalam durasi 24 jam serta sehabis 2 hari hendak
lenyap. Tanda- tanda itu mencakup aksi laris semacam kecemasan,
defresi, iritabilitas atau sensitif, cepat marah, kendala tidur, keletihan,
lemas, mengidam santapan serta terkadang pergantian atmosfer batin
yang amat kilat. Tidak hanya itu pula keluhkesah raga semacam buah
dada terasa sakit ataupun membesar, perut balut ataupun sakit, sakit
10

kepala, sakit sendi, sakit punggung, mual, muntah, berak air ataupun
wasir, serta permasalahan kulit semacam jerawat( Ratnawati, A. 2018).

2. 1. 5 DerajatDismenore
Bagian desminore pula dipecah jadi 3 bersumber pada derajatnya:
a. Bagian I: Perih yang dirasakan berjalan cuma sebagian dikala serta
pengidap sedang dapat melaksanakan kegiatan tiap harinya.
b. Bagian II: Rasa perih yang dirasakan lumayan mengusik, alhasil
pengidap membutuhkan obat penghilang rasa perih semacam
paracetamol, ibuprofen ataupun yang lain. Pengidap hendak merasa
baikan bila telah meminum obat serta dapat kembali melaksanakan
profesinya.
c. Bagian III: Pengidap mengalami rasa perih yang luar lazim sampai
buatnya memerlukan durasi buat istirahat sebagian hari. Umumnya
pengidap pula mengalami sakit kepala sampai pingsan, kendala
metabolisme sampai menimbulkan berak air, sakit pinggang serta
pukang bagian dalam( Ratnawati, A. 2018).

2.1.6 FaktorResikoTerjadinyaDismenore
Pemicu terbentuknya dismenore ialah kondisi kejiwaan serta raga semacam
tekanan pikiran, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakitmenahun,
kurang darah, dankondisi badan yang menyusut( Diyan, 2013). Faktor-
faktor yang bisa pengaruhi dismenore bagi Arulkumaran( 2006) antara lain:

a. Aspek haid Menarche dini, wanita anak muda dengan umur menarche
dini kejadian dismenorenya lebih besar. Era haid yang jauh, nampak
kalau wanita dengan daur yang jauh mengalami dismenore yang lebih
akut.
b. Paritas, kejadian dismenore lebih kecil pada perempuan multiparitas.
Perihal ini membuktikan kalau kejadian dismenore pokok menyusut
sehabis awal kali melahirkan pula hendak menyusut dalam perihal
tingkatan keparahan.
11

c. Berolahraga, bermacam tipe berolahraga bisa kurangi dismenore. Perihal


itu pula nampak kalau peristiwa dismenore pada olahragawan lebih kecil,
mungkin sebab daur yang anovulasi. Hendak namun, fakta buat uraian itu
sedang kurang.
d. Penentuan tata cara kontrasepsi, bila memakai kontrasepsi oral hendaknya
bisa memastikan efeknya buat melenyapkan ataupun mmeperburuk
situasi. Tidak hanya itu, pengunaan tipe kontrasepsi yang lain bisa
memepengaruhi perih desmenore.( http: atau atau repository. unimus. ac.
id)
e. Riwayat keluarga, bisa jadi bisa menolong buat melainkan endometriosis
dengan dismenore pokok.
f. Aspek intelektual( tekanan pikiran) Pada gadis- gadis yang dengan cara
penuh emosi tidak normal, terlebih bila mereka tidak menemukan uraian
yang bagus mengenai cara datang bulan, gampang mencuat dismenore.
Tidak hanya itu, tekanan pikiran penuh emosi serta ketegangan yang
dihubungkan dengan sekolah ataupun profesi memperjelas beratnya
perih.

2. 1. 7 Patofisiologi
Kenaikan penciptaan prostaglandin dan pelepasannya( paling utama PGF2α)
dari endometrium sepanjang haid menimbulkan kontraksi kandungan yang
tidak terkoordinasi serta tidak tertib alhasil memunculkan perih. Sepanjang
rentang waktu haid, perempuan yang memiliki riwayat dismenorea
mempunyai titik berat intra uteri yang lebih besar serta mempunyai
kandungan prostaglandin 2 kali lebih banyak dalam darah( haid) dibanding
dengan perempuan yang tidak mengalami perih. Kandungan lebih kerap
berkontraksi serta tidak terkoordinasi ataupun tidak tertib. Dampak kenaikan
kegiatan kandungan yang tidak normal itu, alirandarah jadi menurun alhasil
terjalin iskemia ataupun hipoksia kandungan yang menimbulkan tampaknya
perih. Metode perih yang lain diakibatkan oleh protaglandin( PGE2) serta
12

hormon lain yang membuat saraf sensori perih( http: atau atau repository.
unimus. ac. id)

15 diuterus jadi hipersensitif kepada kegiatan bradikinin dan dorongan perih


raga serta kimiawi yang lain( Reeder, 2013). Kadarvasopresin mengalami
kenaikan sepanjang haid pada perempuan yang mengalami dismenorea
pokok. Bila diiringi dengan kenaikan kandungan oksitosin, kandungan
vasopresinyang lebih besar menimbulkan ketidakteraturan kontraksi
kandungan yang menyebabkan terdapatnya hipoksia serta iskemia
kandungan. Pada perempuan yang mengalami dismenorea pokok tanpa
diiringi kenaikan prostaglandinakan terjalin kenaikan kegiatan ceruk 5-
lipoksigenase. Perihal semacam ini menimbulkan kenaikan campuran
leukotrien, vasokonstriktor amat kokoh yang menginduksi kontraksi otot
kandungan( Reeder, 2013).

2. 1. 8 PenatalaksanaanDismenore
Menurut Kusmiyati( 2011), merendahkan ataupun melenyapkan perih
datang bulan bisa dicoba dengan aksi farmakologis serta non farmakologis:
1. Aksi Farmakologis
a. Sedatif : buat kurangi keresahan serta memicu buat tidur.
b. Analgesik : melenyapkan perih dengan menghindari implus saraf ke otak.

2. Aksi Non Farmakologis


a. Massage( Pemijatan)
Ialah pijatan halus pada bagian badan yang perih. Pemijatan dicoba enteng
dengan jemari telunjuk membuat aksi melingkar pada perut bagian dasar.
Metode ini bisa memicu badan membebaskan senyawa endorphin yang ialah
pereda sakit natural alhasil hendak menimbulkan relaksasi otot serta
membagikan dampak sedasi.

b. Kompres Hangat
13

Kompres dengan air panas bersuhu 43- 46̊ C. Kompres hangat bisa
tingkatkan gerakan darah, merendahkan ketegangan otot serta kurangi perih
dampak spasme ataupun kekakuan.

c. Kompres dingin
Kompres dingin dipakai buat menghalangi penumpukan pada jaringan
badan, kurangi ketegangan otot, melambatkan transmisi perih serta implus-
implus yang lain lewat neuron sensorik.

d. Metode relaksasi serta distraksi


Metode melaksanakan relaksasi ialah dengan meredakan benak kemudian
mengutip napas dalam- dalam sepanjang 5 detik setelah itu menghembuskan
dengan cara lambat- laun. Dalam komdisi tenang, badan hendak mengakhiri
penciptaan hormon- hormon yang menimbulkan stress. Sedagkan metode
distraksi merupakan metode pengalihan dari fokus atensi kepada perih dari
dorongan yang lain. Metode ini antara lain mencakup distraksi
pandangan( misalnya menyaksikan tv), rungu( misalnya mencermati nada
yang digemari), pernafasan( misalnya aroma pengobatan) serta serupanya.

Sebaliknya penatalaksanaan dismenore bagi Lowdermilk, dkk( 2013) di


untuk jadi 2 ialah penindakan farmakologis serta non farmakologis:

1. Penindakan Farmakologis
a) Pemberian analgetik
Ada pula obat- obatan analgetik yang kerap dipakai merupakan ibuprofen
serta asam mafenamat.

b) Pengobatan hormonal
Tujuan pengobatan hormonal merupakan menekan ovulasi. Tujuan ini bisa
digapai dengan pemberian salah satu tipe kapsul kontrasepsi. Tidak hanya
itu perihal ini pula bermaksud buat menghindari terbentuknya ovulasi serta
14

merendahkan penciptaan prostaglandin.

2. Penindakan non farmakologis


a) Kompres Hangat
Bisa kurangi kejang otot dengan tingkatkan vasodilatasi serta relaksasi otot
dan kurangi iskemia pada kandungan.

b) Massage( pemijatan)
Pijatan pada pinggang bagian dasar bisa kurangi perih melalaui relaksasi
otot paravetebra serta tingkatkan pasokan darah panggul. Belaian halus
dengan cara ritmik pada perut( effleurage) pula bermanfaat sebab
membagikan distraksi serta pengganti titik fokal.

c) Olahraga
Menolong kurangi rasa tidak aman pada haid lewat kenaikan vasodilatasi
serta penyusutan iskemia. Berolahraga pula berkaitan dengan pembebasan
opiat endogen( paling utama beta- endorphin), menekan prostaglandin serta
mengalirkan darah dari alat dalam, alhasil kurangi penimbunan panggul.

d) Metode relaksasi serta distraksi


Metode relaksasi napas dalam ialah dengan menarik napas dalam- dalam
sepanjang 5 detik setelah itu dihembuskan dengan cara lama- lama.
Sebaliknya metode distraksi ialah metode pengalihan dari fokus atensi
kepada perih dari dorongan yang lain. Metode distraksi mencakup
pengobatan nada serta pemberian aroma pengobatan.

e) Pengobatan akupuntur atau akupresure


Buat menyamakan hormon yang kelewatan sebab pada dasarnya dismenore
ialah sakit yang berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon.
15

2. 2 KonsepAkupresur
2. 2. 1 Definisi
Akupresur diucap pula pengobatan totok atau tikam jemari merupakan salah
satu wujud fisioterapi dengan membagikan pemijatan serta eksitasi pada
titik- titik khusus ataupun acupoint pada badan. Akupresur pula dimaksud
bagaikan menekan titik- titik pengobatan mengunakan jemari dengan cara
berangsur- angsur serta memicu keahlian badan buat pengobatan diri dengan
cara natural. Pengobatan akupresusr ialah pengembangan dari ilmu
akupuntur alhasil pada prinsipnya serupa, yang melainkan dengan
pengobatan akupuntur ialah akupresur memakai jemari tangan serta metode
akupuntur memakai duri. Dengan menggunkana jemari tangan hingga aksi
dengan cara non invasive diserahkan pada penderita alhasil meminimalkan
efek ataupun dampak sisi dari aksi akupresur.( Ikhsan N. Muhammad 2015)

2. 2. 2 Manfaat Akupresur
Akupresur berguna buat penangkalan penyakit, pengobatan penyakit,
rehabilitasi( penyembuhan) serta tingkatkan energi kuat badan. Akupresur
pula bermanfat buat melenyapkan perih serta gejala- pertanda pada
bermacam penyakit, semacam merendahkan heart rate pada penderita
stroke. Akupresur pula bisa dipakai buat menanggulangi perih pada dikala
haid( dismenore) serta distress menstrual.( IkhsanN. Muhammad 2015)

2.2.1 Titik- titik Akupresure Mengatasi Dismenore


Titik- titik akupresur yang dipakai pada riset tadinya terpaut dampak
akupresur pada dismenore merupakan titik yang umumnya dipakai buat
menanggulangi permasalahan ginekologis, antara lain adalah :
a. Titik Sanyinjiao Manfaat : titik san yin ciao merupakan titik
meridian limpa yang melewati jari telunjuk kaki,mata kakai,betis
16

bagian dalam, lutut bagian dalam, paha bagian dalam, perut dan
dada samping. Titik ini bermanfaat untuk keluhan lambung, nyeri
lambung, nyeri limpa, melancarkan haid, perdarahan uterus, sulit
buang air besar dan nyeri rematik pada tungkai bawah
Cara Pemijatan : Gunakan jari- jari tangan untuk melakukan
penekanan , pengurutan berkali- kali diarea titik ini selama 1- 5
menit.

Gambar 2.1Titik Sanyinjiao (sp6)


b. Titik Sie Hai (Samudra Lautan Darah, Sp 10)
Letaknya disebelah atas lutut, 2 cun kearah atas dan 2 cun kearah
dalam paha.
Manfaat titik sie hai merupakan titik meridian limpa yang melewati
jari telunjuk kaki, amata kaki, betis bagian dalam, lutut bagian
dalam, paha bagian dalam, perut dan dada samping. Titik ini
bermanfaat untuk keluhan lambung, melancarkan haid, perdarahan
uterus, nyeri pada bagian medial tungkai atas.
Cara pemijatan : Gunakan jari- jari tangan untuk memijat,
penekanan, pengurutan ,pemutaran berkali- kali di area titik ini
selama 1- 5 menit. (Dr.SetiawatiHeni, 2018)

Gambar 2.2Titik Sie Hai


17

Samudra Lautan Darah, Sp 10


c. Titik Taichong atau Daichong( LR3 atau LV3)
Idiosinkrasi titik ini ialah titik penting dari derajah batin serta ialah
rute penting dari kegiatan Chi. Dampak pengepresan pada titik ini
bisa menyurutkan spasme, ketegangan serta kekakuan( Aprillia,
2010 dalam herwan)

Gambar 2.3
Titik Taichong/Daichong (LR3/LV3)
a. Rasio Pengukuran Nyeri
Pemakaian rasio perih yang telah terjamin keabsahan serta reliabilitasnya
hendak membagikan ketepatan pada pengukuran perih pada anak sampai
umur anak muda. Rasio pengukuran perih yang dipakai ialah: Numeric
Rating Scale( NRS) Rasio ini memakai no( 0- 10 ataupun 0- 100) buat
melukiskan kenaikan perih. Perlengkapan ukur ini bisa dipakai pada anak
yang telah mulai memahami nilai. Rasio evaluasi numerik( Numerical
rating scales, NRS) lebih dipakai bagaikan pengganti perlengkapan
pendeskripsi tutur. Dalam perihal ini, konsumen memperhitungkan perih
dengan memakai rasio 0- 10. Rasio sangat efisien dipakai dikala
menelaah keseriusan perih saat sebelum serta sehabis campur tangan
terapeutik. Bila dipakai rasio buat memperhitungkan perih, hingga
dianjurkan barometer 10 centimeter( Qittun, 2008).
2. 3 Penelitian Terkait
1. Aprillia( 2010), menegemukakan kalau metode akupresur bisa kurangi
sensasi- kehebohan perih lewat kenaikan endorphin, ialah hormon yang
18

sanggup memperkenalkan rasa tenang pada badan dengan cara natural,


memblok reseptor perih ke otak. Perihal yang serupa pula dipaparkan
oleh Hartono( 2012), kalau pengobatan akupresur dengan cara empiris
teruji bisa menolong penciptaan hormon endorphin pada otak yang
dengan cara natural bisa menolong menawarkan rasa sakit dikala haid.
Pengepresan titik akupresur bisa mempengaruhi kepada penciptaan
endorphin dalam badan. Endorphin merupakan pembunuh rasa perih
yang diperoleh sendiri oleh badan. Endorphin ialah molekul- molekul
peptid ataupun protein yang terbuat dari zat yang diucap betalipoptropin
yang ditemui pada kelenjar pituitary. Endorphin mengendalikan kegiatan
kelenjar- kelenjar endokrin tempat anasir itu tersembunyi( Kashefi,
2010).

3. Kashefi( 2010), meyakinkan akupresur pada titik SP6 menimbulkan


penyusutan tingkatan keparahan dismenore lekas sehabis campur tangan,
akupresur di titik Sanyinjiao( SP6) pula efisien dan irit bayaran.

2.3 Penelitian terkait


Peneliti Judul Metode Hasil
1 dipaparkan hasil riset pre
Rahmawati Pengaruh Riset ini memakai konsep quasy test dan post test pada
(2019) akupresur eksperiment dengan pendekatan kelompok riset. Pada
terhadap pretest- postest one group informasi pre
penurunan konsep. Golongan pada riset ini testdidapatkan pada
nyeri diukur perih dysmenorhea saat umumnya perih 4, 73( 2,
dysminorhea sebelum serta setelah dilakukan 11). Sehabis dicoba
akupresur. Akupresur dicoba akupresur diperoleh angka
sebesar 7 kali oleh terapis serta post test jadi 2, 61( 1, 77).
dilanjutkan mandiri oleh anak
muda puteri hingga datang 2 dipaparkan penyusutan
bulan selanjutnya. Populasi perih pada umumnya 2,
Dalam penelitian ini yaitu anak 121. Hasil statistik
muda puteri yang mempunyai membuktikan angkaρ
perih dysmenorhea di Kota value<0, 001, t=13, 646
Bengkulu. Periset memutuskan yang berarti kalau terdapat
19

sampel dalam penelitian ini perbandingan yang penting


sejumlah 33 antara saat sebelum serta
responden( keseluruhan sehabis penelitian
sampling). Ilustrasi anak muda
puteri yang mengalami
dysmenorhea di area Kota
Bengkulu didapat dengan tehnik
purposive sampling.

Zulia Akupresur Konsep riset yang dipakai Ada perbandingan antara


(2017) efektif merupakan quasy experiment aromaterapi lavender serta
mengatasi dengan two group pretest serta pengobatan akupresur
dismenorea posttest design. Riset dicoba di dalam menanggulangi
Fakultas Ilmu Kesehatan dismenore dengan
Universitas Muhammadiyah perbandingan penyusutan
Magelang bertepatan pada 14 keseriusan perih
Maret hingga 9 Mei 2015. pengobatan akupresur 1,
Ilustrasi sebesar 44 responden 95 lebih besar dari
dipecah jadi 2 aromaterapi lavender 1, 46
dengan angka p= 0, 002.
Dialog: Pengobatan
Peneliti Judul Metode Hasil
kelompok, yaitu 22 orang Ada perbandingan antara
sebagai kelompok aromaterapi aromaterapi lavender serta
lavender dan 22 orang sebagai pengobatan akupresur
kelompok terapi akupresur. dalam menanggulangi
Aromaterapi diberikan secara dismenore dengan
inhalasi selama 10 menit, perbandingan penyusutan
dilakukan dua kali sehari selama keseriusan perih
3 hari. Akupresur dilakukan pengobatan akupresur 1,
pada LI 4 dan ST 36 selama 20 95 lebih besar dari
menit sebanyak dua kali sehari aromaterapi lavender 1, 46
selama 3 hari. dengan angka p= 0, 002.
Dialog: Pengobatan

Julianti Efektifitas Jenis desain penelitian yang 1 diketahui bahwa dari 52


(2014) akupresur digunakan dalam penelitian ini orang responden yang
terhadap adalah quasy eksperiment diteliti, distribusi
20

dismenore dengan rancangan penelitian responden menurut usia


pada remaja non equivalent pre test and post mayoritas berusia 16-17
putri test designs. Rancangan ini tahun (65,37%), siswi
bertujuan untuk terbanyak adalah kelas XI
membandingkan hasil yang yaitu (63,46%), siswi
didapat sebelum dan sesudah sebagian besar mengalami
diberi terapi akupresur pada menarche pada tahun 2009
kelompok intervensi dengan (42,31%), nyeri haid
tidak diberi terapi akupresur pertama pada tahun 2011
pada kelompok kontrol. (53,85%), dan cara
Pengambilan sampel dilakukan mengatasi haid yang
dengan purposive sampling dan dilakukan oleh sebagian
jumlah sampel sampel sebanyak besar siswi adalah dengan
52 responden yang terdiri dari cara dibiarkan (42,31% ).
26 responden sebagai kelompok 2 dapat dilihat nilai rata-
intervensi dan 26 responden rata intensitas nyeri
sebagai kelompok kontro. dismenore yang dialami
siswi

Peneliti Judul Metode Hasil


sebelum diberikan
intervensi teknik akupresur
yaitu 3,04 (SD= 0,774)
pada kelompok intervensi
dan 2,65 (SD= 0,689) pada
kelompok kontrol.
Sedangkan nilai rata-rata
intensitas nyeri dismenore
yang dialami siswi sesudah
diberikan intervensi teknik
akupresur yaitu 2,42 (SD=
0,987) pada kelompok
intervensi dan 2,81 (SD=
0,634) pada kelompok
kontrol.
21

2.4 Kerangka Teori

Gambar 2.4
Kerangka teori

PenatalaksanaanDismenore
Kerangka Teori Penelitian
1.Penangananfarmakologis
a. Obatsedatif
b. Obatanalgesik
c. Terapi hormonal

dismenore
2. Penanganan Non Farmakologis

a. Masase (pemijatan)
Gambar 2.1
b. Kompreshangat

c. Kompresdingin

d. Teknikrelaksasinafasdalam

e. Distraksi (terapimusik)

f. Olahraga

g.
Terapiakupunturataupunakupresure
22

Sumber : Kusmiyati, 2011

2.5 KerangkaKonsep

Gambar 2.5
Kerangka Konsep

Pre perlakuan post

Nyeri sebelum Pemberian Nyeri setelah


dilakukan akupresur 3 dilakukan
tindakan titik tubuh tindakan

2. 6 Hipoteses penelitian
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto 2013).
Nilai P-value < dari nilai alpha ( Ha diterima dan Ho ditolak ) dapat
disimpulkan dalam penelitian ini :

Ha : Ada Pengaruh Pemberian Akupresur 3 Titik Tubuh Terhadap Nyeri Haid


RemajaPutri.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif merupakan tata cara
penelitian yang bisa dimaksud bagaikan tata cara yang berdasarkan pada
metafisika positifisme dipakai buat mempelajari pada populasi ataupun ilustrasi
khusus, pengumpulan informasi memakai instrumen riset analisa informasi
bertabiat kuantitatif dengan tujuan buat mencoba anggapan yang sudah
diresmikan( Sugiyono, 2017). Desain penelitian analitik pra penelitian dengan
pendekatan one group pretest- posstest serta pada riset ini tidak memakai kategori
pengawasan ataupun golongan pembeda.
Gambar 3.1
Desain Penelitian

O1 X O2

Keterangan :
O1 : penilaian intensitas dismenore pretest
O2 : Penilaian intensitas dismenore posstes

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian


3.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni- Juli 2020
3.2.2 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegineneng
Pesawaran

21
22

3.3 Subjek Penelitian


3.3.1 Populasi
Populasi merupakan totalitas subjek penelitian yang hendak
diawasi( Notoadmojo, 2012). Populasi dalam penelitian ini merupakan
Anak remaja yang mempunyai riwayat dismenore di Wilayah Kegiatan
Puskesmas Tegineneng Pesawaran. Populasi dalam riset ini berjumlah
30 orang.
3.3.2 Sampel
Ilustrasi merupakan subjek yang diawasi serta dikira menggantikan
semua populasi( Notoadmojo, 2012). Tata cara pengumpulan
informasi dalam riset ini ialah memakai metode purposive sampling.
Purposive sampling merupakan metode pengumpulan pangkal
informasi dengan estimasi khusus.
Dengan kriteria ilustrasi:
1. kriteria inklusi
a. Anak muda Gadis Area Kegiatan Puskesmas Tegineneng
Pesawaran
b. Mau jadi responden.
c. Mengalami dismenore pada dikala haid.
d. Lagi terletak dalam era satu hari saat sebelum serta hari awal
haid. Tidak komsumsi obat pereda perih datang bulan dikala
penelitian

2. Kriteria eksklusi
a. Mengalami cidera pada badan badan kaki, dengkul serta telapak
kaki.
b. Mengalami cedera bakar pada wilayah kaki, dengkul, serta
telapak kaki.
c. Mengalami kendala rungu( tunarungu).
23

3. 3. 3 Teknik Sampling
Elastis leluasa atau bebas ialah elastis yang jadi karena tampaknya ataupun
berubahnya elastis terbatas. Elastis bebas dalam riset ini adalah3 titik
Akupresur.

3. 4 Variabel Penelitian
3. 4. 1 Variabel Independent
Variabel leluasa atau bebas ialah elastis yang jadi karena tampaknya
ataupun berubahnya elastis terbatas. Elastis bebas dalam riset ini adalah3
titik akupresur.

3. 4. 2 Elastis Dependent
Elastis terbatas merupakan elastis yang dipengaruhi oleh elastis lain.
Elastis terbatas dalam riset ini merupakan perih datang bulan( dismenore).

3.4 Definisi OperasionalVariabeldanPengukuranVariabel


Tabel 3.1
Definisi Operasional
Ska
Alat Cara
N Varia la
Definisi Operasional Uku Uku Hasil Ukur
o bel uku
r r
r
1 Variab rasa sakit ataupun perih NRS Lem Nyerisebelumdanses Ord
el hebat pada bagian (Nu bar udahdilakukan 3 inal
Depen dasar perut yang meri obser titikAkupresur
den : dirasakan pada c vasi
nyeri seharisebelumdanharip Ratin
haid ertamamenstruasi g
(disme Scale
nore) )
2 Variab Pemijatan dilakukan Lem Cekli - -
el dengan memijat bagian bar st
24

Indepe kaki, lutut obser


nden: kaki,dantelapak kaki vasi
3titik selam 1- 5menit
Akupr
esur

3.5 EtikaPenelitian
Menurut Hidayat A. A( 2011), permasalahan etika riset keperawatan ialah
permasalahan yang amat berarti dalam riset, mengenang riset keperawatan
berkaitan langsung dengan orang, hingga bidang etika riset wajib dicermati.
Permasalahan etika yang wajib dicermati antara lain merupakan bagaikan
selanjutnya:

3. 5. 1 Informed Consent( lembar persetujuan)


Informed Consent ialah ialah wujud persetujuan antara periset dengan
responden riset dengan membagikan lembar persetujuan.

3. 5. 2 Anonimity
Permasalahan etika keperawatan ialah permasalahan yang membagikan
agunan dalam pemakaian poin riset dengan metode tidak membagikan ataupun
memuat julukan responden pada lembar perlengkapan ukur serta cuma
menorehkan isyarat no responden( berbentuk nilai) pada lembar pengumpulan
informasi ataupun hasil riset yang hendak dihidangkan.

3. 5. 3 Confidentiality( kerahasiaan)
Permasalahan ini ialah permasalahan etika dengan membagikan agunan
kerahasiaan hasil riset, bagus data ataupun permasalahan yang lain. Seluruh
data yang sudah digabungkan dipastikan kerahasiaannya oleh periset.
25

3. 6 Pengumpulan Informasi, InstrumendanTeknik


3. 6. 1 Pengumpulan Data
Metode pengumpulan informasi yang dicoba peneliti ialah dengan metode
mengakulasi informasi langsung dari subjek riset serta memakai instrumen
lembar angket NRS( Numeric Rating Scale) Periset langsung menghadiri
responden serta memberitahukan diri seraya memohon kemauan jadi
responden dengan menguraikan arti serta tujuan dari pemberian pemijatan 3
titik akupresur. Setelah itu periset menarangkan cara sepanjang riset berjalan
serta bertanya daur haid responden buat setelah itu diseleksi bersumber pada
kriteria yang sudah diresmikan periset. Sehabis responden diresmikan, periset
membagikan lembar persetujuan( informed consent) pada responden bagaikan
fakta kalau responden mau ikut serta jadi ilustrasi riset serta memohon kontak
no yang dapat dihubungi supaya periset bisa bertamu responden serta
responden bisa langsung memberitahukan pada periset dikala mulai
merasakan dismenore. Berikutnya periset menarangkan metode pengisian
NRS( Numeric Rating Scale) dan mendemonstrasikan metode penerapan
pemijatan 3 titik akupresur yang didampingi oleh Enumerator yang sudah
melakukan pelatihan tentang Akupuntur atau Akupresur.

3. 6. 2 Pretest
Pada durasi yang sudah didetetapkan, saat sebelum diserahkan pemijatan 3
titik akupresur, periset mengukur rasio perih responden dengan membagikan
lembar pengukuran NRS( Numeric Rating Scale) pada responden supaya bisa
memilah angka perih yang dialami.

3. 6. 3 Teknik
Padapenelitian ini, informasi diambil dan dikumpulkan langsung dari
responden dengan melakukan pretest, perlakuan dan posttest.
26

a. Pretest
Sebelum dilakukan penyuluhan, peneliti melakukan pengukuran rasio nyeri
pada responden dengan membagikan lembar pengukuran NRS( Numeric
Rating Scale).

b. Treatment
Sehabis peneliti mengukur rasio perih saat sebelum perlakuan, hingga periset
mulai membagikan pemijatan 3 titik akupresur dengan metode. Piket pribadi
konsumen serta mencuci tangan. Sehabis itu memohon konsumen buat
telentang ataupun separuh bersandar dengan meletakkankedua tangan ke zona
3 titik akupresur. taruh kedua telapak tangan ke zona 3 titik akupresur yang
hendak di jalani pemijatan.

c. Posttest
Sehabis peneliti melaksanakan campur tangan, periset kembali melaksanakan
pengukuran rasio perih responden dengan membagikan lembar pengukuran
NRS( Numeric Rating Scale) pada responden supaya bisa memilah angka
perih yang dialami buat setelah itu dibanding rasio perih saat sebelum serta
setelah dicoba pemijatan 3 titik akupresur.

3. 7 Pengolahan Data
Pengolah informasi dengan lewat 4 langkah( Notoatmodjo, 2014), ialah:

3. 7. 1 Editing
Aktivitas ini buat melaksanakan kir lembar hasil riset apakah telah komplit,
nyata serta relevan

3. 7. 2 Coding
Aktivitas mengubah informasi berupa graf jadi informasi berupa nilai ataupun
angka buat memudahkan entry informasi.
27

3. 7. 3 Processing
Cara memasukan informasi dari lembar pemantauan ke program pc supaya
informasi dianalisis.

3. 7. 4 Cleaning
Aktivitas kir kembali informasi yang di entry kedalam pc supaya tidak ada
kekeliruan.

3. 8 Analisis Data
3. 8. 1 Analisis Univariat
Analisa univariat bermaksud untuk menarangkan ataupun mendiskriptifkan
karakter tiap elastis riset. Wujud analisa univariat terkait dari tipe
informasinya( Notoadmojo, 2012).

3. 8. 2 Analisis Bivariat
Analisa bivariat dipakai buat memandang terdapat akibat 3 titik akuresur
penyusutan keseriusan perih datang bulan pada anak muda gadis. Dalam riset
ini periset memakai uji- t uji, bila ada angka p– value&lt; 0, 05, hingga Ha
diperoleh, sedemikian itu pula kebalikannya bila p– value
0, 05, hingga Ho diperoleh( Notoadmojo, 2012).

3. 8. 3 Pengujian Persyaratan Analisis


Pengetesan analisa pada riset ini nyata telah dipadati sebab ilustrasi riset
didapat dengan cara random. Diketahui tingkatan akurasi dalam pengumpulan
ilustrasi, hingga dicoba pengetesan persyaratan analisa yang lain ialah
percobaan normalitas dijabarkan bagaikan selanjutnya:

1. uji normalitas
Uji normal itasvariabel pengaruh pemberian akupresur 3 titik badan kepada
perih datang bulan anak muda putri dipergunakan Menggunakan nilai
sweeknes dan standar errornya, bilanilai sweeknes dibagi standar error
menghasilkan angka≤ 2, maka distribusinya wajar( Hastono, 2016).
28

Tabel 3.2

Uji normalitas

variabel Skweness Std. Eror Skweness: Ket


Std.Error
sebelum -123 ,427 0,2 Normal
sesudah ,706 ,427 1,6 Normal

Berdasarkan tabel 3. 3 diatasmasing- masing variabel mempunyai


nilai skewness dan standar eror, bilanilai skewness di bagi standar eror
nyamenghasilkan angka≤ 2, maka distribusi wajar, apabila informasi
berdistribusi wajar maka dapat dilanjutkan untuk uji( t terbatas buat
mengenali pergantian saat sebelum serta setelah perlakuan.

1. uji Homogenitas
uji homogenitas variansi informasi dicoba dengan mempergunakan
pengetesan melalui pc( Levene Test). Kriteria yang dipakai lewat
pengetesan melalui pc merupakan:
Bila angka sig. yang didapat dalam bentuk Output SPSS Tipe 20. 0
α, hingga variansi tiap ilustrasi serupa( sama) serta Bila angka sig.
yang didapat dalam bentuk Output SPSS Tipe 20. 0&lt;α, hingga
variansi tiap ilustrasi tidak serupa( tidak sama)( Hastono, 2016).

Bersumber pada pengetesan homogenitas variansi kelompok-


kelompok menciptakan bentuk Output SPSS Tipe 20. 0 dalam
adendum, didapat angka sig. merupakan( 0, 37
0, 05).
29

Bersumber pada pengetesan melalui pc itu di atas, bisa disimpulkan


kalau variansi skor- skor bertabiat sama.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Lokasi Penelitian


Pada tahun 2001 secara administratif Wilayah Kerja Puskesmas
Tegineneng Kabupaten Pesawaran terdiri dari 16 Desa dengan mempunyai
luas wilayah kerja 164,84 Km² Tetapi dengan adanya pemekaran wilayah
pada tahun 2002 dan telah dibangunya Puskesmas Trimulyo, maka
Puskesmas Tegineneng hanya membawahi 8 Dusun yaituDesa Dunia Agung,
Dusun Rejo Agung, Dusun Kota Agung, Dusun Batang Hari Ogan, Dusun
Negeri Istri raja Wates, Dusun Gunung Sugih Terkini, Dusun
KejadiandanDesa Bangunan Gumanti. Jumlahpenduduksebanyak 2.
7002jiwa, KK sebanyak 8746 Dan jumlah PUS sebesar 5200. Puskemas
Tegineneng ialah salah satu Puskesmas Benih yang terletak di Jalur Rute
Sumatera Kilometer 70 Dusun Dunia Agung Kecamatan Tegineneng
Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampungdengan Isyarat Pos 35363. Area
Administrasi Puskesmas Tegineneng terdapat:

a. Sisi Utara Berbatasan dengan Area Puskesmas Wates( Lampung


Tengah)

b. Sisi Selatan Berbatasan dengan Area Puskesmas Branti( Lampung


Selatan)

c. Sisi Timur Berbatasan dengan Area Puskesas Trimurjo( Lampung


Tengah)

d. Sisi Barat Berbatasan dengan Area Puskesmas Trimulyo( Pesawaran)

30
31

4.2 Hasil Penelitian


1. Analisis Univariat
a. Distribusi Frekuensi Nyeri Haid Pada Remaja Putri sebelum dilakukan
Intervensi Pemberian Akupresur 3 Titik Tubuh
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Nyeri Haid Pada Remaja Putri sebelum
dilakukan Intervensi Pemberian Akupresur 3 Titik Tubuh

Pretest Skala Nyeri N Persentase


(%)
Nyeri Berat 7-10 17 56,66
Nyeri Sedang 4-6 13 43,33
Nyeri Ringan 1-3 0 0

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa dari total 30 responden,


sebanyak 17 responden (56,66%) nyeri sedang, 13 responden (43,33%).

b. Distribusi Frekuensi Nyeri Haid Pada Remaja Putri setelah dilakukan


Intervensi Pemberian Akupresur 3 Titik Tubuh
Table 4.2
Distribusi Frekuensi Nyeri Haid Pada Remaja Putri setelah dilakukan
Intervensi Pemberian Akupresur 3 Titik Tubuh

Posttest Skala N Persentase (%)


Nyeri
Nyeri Berat 7-10 6 20
Nyeri Sedang 4-6 1 46,66
Nyeri Ringan 1-3 4 33,33
1
0

27
32

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari total 30 responden, sebanyak 6


responden (20%) nyeri berat, sebanyak 14 responden (46,66%) nyeri
sedang, sebanyak 10 responden (33,33%) nyeri ringan.
2. Analisis Bivariat
a. Pengaruh Pemberian Akupresur 3 Titik Tubuh Terhadap Nyeri Haid
Remaja Putri
Tabel 4.7
Pengaruh Pemberian Akupresur 3 Titik Tubuh Terhadap Nyeri
Haid Remaja Putri

N Mean ρ value
Pretest 30 8,46 0.000
Posttest 30 4,6

Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan hasil diketahui bahwa hasil


diketahui bahwa hasil rata-rata pada pretest intervensi adalah 8,46
sedangkan pada kelompok postest adalah 4,6 selisih rata-rata nilai
nyeri pada kelompok pretest dan posttest adalah 3,86 yang artinya ada
penurunan rata –rata skala nyeri.

4.3 Pembahasan
1. Analisis Univariat
a. Pengaruh Pemberian Akupresur 3 Titik Tubuh Terhadap Nyeri
Haid
Berdasarkan pada hasil studi, diketahui jika dari totalitas 30
responden, 6 responden( 20%) melilit berat, 14 responden( 46, 66%)
melilit lagi, 10 responden( 33, 33%) melilit ringan.Dismenore dapat
dirasakan diperut dasar atau dipinggang dapat beradat sejenis mules-
mules sejenis ngilu, atau sejenis ditusuk–tusuk. Hebatnya rasa melilit
yang dirasakan, memerlukan ditanyakan apakah perempuan itu dapat
melakukan pekerjaan satu hari– hari ataukah beliau sampai harus
berbaring meminum obat- obat anti melilit. Rasa nyreri itu dapat
33

mencuat menejlang tiba bulan, sewaktu dan sesudah tiba bulan sejauh
satu 2 harri atau lebih lama.( Prawirohardjo sarwono, 2011).
Kashefi( 2010), memastikan akupresur pada titik SP6 memunculkan
depresiasi kadar keparahan dismenore cepat sesudah aduk tangan,
akupresur di titik Sanyinjiao( SP6) pula berdaya guna serta hemat
biaya.

2. Analisa Bivariat
Pengaruh Pemberian Akupresur 3 Titik Tubuh pada Melilit Tiba
bulan.
Disaat peneliti melakukan studi pada responden yang mengalami
melilit tiba bulan responden dengan meringik melilit, setelah itu
pengamat menjukkasn perbandingan melilit bikin menetukan berapa
perbandingan melilit yang lagi dialamai oleh si responden, sesudah itu
responden menarangkan sop yang akan diserahkan pada si responden,
setalah itu pengamat melkakukan aduk tangan 3 titik akupresur
dengan tata cara pengidap dengan posisi semi fowler. setelah itu
sesudah dicoba aduk tangan pengidap diserahkan perbandingan melilit
dan pengidap meyakinkan tingakat melilit sesudah diserahkan 3 titik
akupresur itu. Berasal pada aduk tangan yang telah diserahkan
dampak pemberian Akupresur 3 Titik Tubuh pada Melilit Tiba bulan
Pada Anak belia Wanita Zona Aktivitas Puskesmas Tegineneng
Kabupaten Pesawaran

didapat hasil diketahui jika hasil diketahui jika hasil pada biasanya
pada pretest aduk tangan ialah 8, 46 kebalikannya pada kalangan
postest ialah 4, 6 beda pada biasanya nilai melilit pada kalangan
pretest dan posttest ialah 3, 86 yang artinya ada depresiasi datar–rata
perbandingan melilit. Untuk pengamat depresiasi pada biasanya
perbandingan melilit diakibatkan telah diserahkan 3 titik akupresur
itu. Titik- titik akupresur yang digunakan pada studi sebelumnya
34

terkait akibat akupresur pada dismenore ialah titik yang biasanya


digunakan bikin mengatasi kasus ginekologis, antara lain adalah :

a. Titik Sanyinjiao( sp6)


Titik ini dekat 3 cun atau dekat 4 jari diatas malleolus internus, cocok
diujung tulang kering( Hartono, 2012).

Manfaat: titik san yin ciao yakni titik garis bujur limpa yang melewati
jari telunjuk kaki, mata kakai, betis bagian dalam, lutut bagian dalam,
paha bagian dalam, perut dan dada bagian. Titik ini bermanfaat bikin
keluhkesah perlengkapan pencernaan, melilit perlengkapan
pencernaan, melilit limpa, melancarkan tiba bulan, epistaksis isi, sulit
campakkan air besar dan melilit rematik pada kaki bawah

Tata cara Pemijatan: Maanfaatkan jari- jari tangan bikin melakukan


penekanan, pengurutan berkali- kali diarea titik ini sejauh 1- 5 menit.

b. Titik Sie Hai( Samudra Lautan Darah, Sp 10)


Letaknya disebelah atas lutut, 2 cun kearah atas dan 2 cun kearah
dalam paha. Manfaat titik sie hai yakni titik garis bujur limpa yang
melewati jari telunjuk kaki, amata kaki, betis bagian dalam, lutut
bagian dalam, paha bagian dalam, perut dan dada bagian. Titik ini
bermanfaat bikin keluhkesah perlengkapan pencernaan, melancarkan
tiba bulan, epistaksis isi, melilit pada bagian medial kaki atas.

Tata cara pemijatan: Maanfaatkan jari- jari tangan bikin pijit,


penekanan, pengurutan, pemutaran berkali- kali di alam titik ini sejauh
1- 5 menit.( Dokter. Setiawati Heni, 2018)

c. Titik Taichong ataupun Daichong( LR3 ataupun LV3)


Individualitas titik ini yakni titik berarti dari garis bujur hati dan yakni
arah berarti dari aktivitas Chi. Akibat penekanan pada titik ini dapat
35

menyurutkan spasme, ketegangan dan kekakuan( Aprillia, 2010 dalam


herwan)

Perbandingan Pengukuran Nyeri

1. Konsumsi perbandingan melilit yang sudah aman kesahan dan


reliabilitasnya akan memberikan akurasi pada pengukuran melilit pada
anak hingga baya anak belia. Perbandingan pengukuran melilit yang
digunakan yakni: Numeric Rating Scale( NRS) Perbandingan ini
mengenakan nomor( 0- 10 atau 0- 100) bikin memvisualkan ekskalasi
melilit. Perkakas ukur ini dapat digunakan pada anak yang sudah
mulai menguasai angka. Perbandingan penilaian numerik( Numerical
rating scales, NRS) lebih digunakan bagaikan pengganti perkakas
pendeskripsi tutur. Dalam Mengenai ini, pelanggan memperkirakan
melilit dengan mengenakan perbandingan 0- 10. Perbandingan amat
berdaya guna digunakan disaat mengamati intensitas melilit dikala
saat sebelum dan sesudah aduk tangan terapeutik. Apabila digunakan
perbandingan bikin memperkirakan melilit, sampai direkomendasikan
kriteria 10 cm( Qittun,2008). Uraian perbandingan pengukuran rasa
melilit: 0: Tidak ada keluhan nyeri tiba bulan ataupun kram pada perut
bagian dasar 1- 3: Terasa kram pada perut bagian dasar, masih dapat
ditahan, masih dapat melakukan aktivitas, masih dapat berkonsentrasi
belajar. 4- 6: Terasa kram perut bagian dasar, melilit menabur ke
pinggang, kurang ambisi makan, sebagian aktivitas tersendat sulit
ataupun susah berkonsentrasi beajar 7- 9: Terasa kram berat pada
perut bagian dasar, nyeri menabur ke pinggang, paha atau punggung,
tidak ada ambisi makan, mual, badan layu, tidak kuat berkegiatan, tdk
dapat berkonsentrasi belajar. 10: Terasa kram yang berat sekali pada
perut bagian dasar, melilit menyebar ke pinggang, kaki, dan
punggung, tidak mau makan, mual, muntah, sakit kepala, badan tidak
ada energi, tidak bias berdiri atau bangun dari tempat tidur.( Aprillia,
2010 dalam Herwann
36

4. 4 Keterbatasan Penelitian
Pada disaat melakukan studi diwilayah aktivitas Puskesmas Tegineneng
pengamat mengalami beberapa halangan antara lain:

1. Pada disaat pengumpulan data dengan epidemi covid 19( Corona Virus
Diseasea), dengan adanya epidemi tersebutpemerintah mentapkan
peraturan social distancing pengamat dan responden tetap mengenakan
perkakas pengawal diri( APD) mengenakan masker, mensterilkan tangan,
mengenakan handsanitizer dan mengenakan handcsound disaat dikala saat
sebelum dan sehabis melakukan studi, ada rasa kebingungan bikin
terkumpul kalangan besar.

2. Bikin responden harus kontrak periode terlebih dahulu bikin melakukan


penelitian
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut.
1. rata-rata pada pretest intervensi adalah 8,46 yang menderita nyeri haid
2. rata rata pada postest adalah 4,6 yang menderita nyeri haid sesuai dengan
hasil SPSS Versi 20.0
3. selisih rata-rata nilai nyeri pada kelompok pretest dan posttest adalah 3,86
yang artinya ada penurunan rata –rata skala nyeri antara pretes atau
sebelum dilakukan intervensi dengan postes atau setelah dilakukan
intervensi.

5.1 Saran
Berdasarkan pada kesimpulan yang telah di uraikan oleh penulis diatas, saran
yang mungkin dapat di pertimbangkan dan masukan bagi institusi kesehatan
adalah sebagai berikut :
1. Bagi masyarakat
Perlu meningkatkan pengetahuan mengenai penanganan nyeri haid atau
dysminore, Bisa melakukan teknik 3 titik akupresur tubuh pada remaja
atau wanita yang mengalami nyeri haid.
2. Bagi lokasi penelitian
Diharapkan masyarakat yg berada di lokasi penelitian khususnya remaja di
lingkungan penelitian sadar akan pentingnya meningkatkan pengetahuan
khususnya pada remaja yang mengalami nyeri haid. Terkait dengan
intervensi/informasi yang sudah diberikan yaitu 3 titik akupresur untuk
meredakan nyeri haid bisa untuk di lakukan dan di informasikan kepada
remaja yang membutuhkan penanganan nyeri haid di sekitarnya.

37
38

3. Bagi institusi terkait


Mengingat telah terbukti bahwa 3 titik akupresur yang di lakukan pada
remaja putri dengan nyeri haid hendaknya protap teknik 3 titik akupresur
bisa di terapkan.
4. Untuk peneliti selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengkombinasikan dengan teknik
relaksasi yang lain untuk memaksimalkan intervensi nyeri haid pada
remaja putri.
39
DAFTAR PUSTAKA

Aprillia, (2010 dalam herwan). https//gooegle.scolar.


JurnalpenelitianefektifitasAkupresurdanHipnoterapidalammengatasidismen
orepadaremajaputri di SMK MuhammadiyahSalaman.

Arikunto. S,. 2013. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Rineka cipta:
Jakarta

Ariska,. 2014. Https//google.scolar.


JurnalpenelitianMetodeAkupresuruntukmeredakannyerihaid.

Hasil Riskesdas Provinsi Lampung, 2010. http//e jurnalPoltekkes


Tanjungkarang.ac.id

Heni, S.E,S. 2018. Akupresuruntukkesehatanwanitaberbasishasilpenelitian

Julianti, Hasanah, O, Erwin,. 2014. Efektifitas akupresur terhadap dismenore


pada remaja putr. JOM PSIK VOL. 1

Rahmawati, D, T, Situmorang, R, B, Yulianti, S,. 2019. Pengaruh akupresur


terhadap penurunan nyeri dysmenorhea. Jurnal Kebidanan dan Kesehatan
Tradisional, Volume 4, No 2, September 2019, hlm 57-119

Rohmawati, L,2010,.Dysmenorhea menstruation pain.

,. 2017. Akupresur efektif mengatasi dismenorea. JPPNI Vol.02

Anda mungkin juga menyukai