PENDAHULUAN
Stunting atau pendek merupakan kondisi gagal tumbuh pada bayi (0–11
bulan) dan anak balita (12–59 bulan) akibat dari kekurangan gizi kronis terutama
dalam 1.000 hari pertama kehidupan sehingga anak terlalu pendek untuk seusianya
tinggi seorang anak dengan standar tinggi anak pada populasi yang normal sesuai
dengan usia dan jenis kelamin yang sama. Anak dikatakan pendek (stunting) jika
berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) ada 165 juta anak dibawah
5 tahun dalam kondisi pendek dan 90% lebih berada di Afrika dan Asia (WHO,
Emergency Fund (UNICEF) satu dari tiga anak balita mengalami stunting. Sekitar
2007-2013. Prevalensi balita stunting di Indonesia pada tahun 2007 adalah 36,8%,
tahun 2010 sebesar 35,6%, dan pada tahun 2013 sebesar 37,2%3 (Nathania, 2017).
Data hasil laporan Riskesdas 2013 Provinsi Lampung berada di atas rerata
nasional yaitu 42,64% untuk balita sangat pendek dan pendek pada.
Tahun 2014 Kementerian Kesehatan merilis turunan dari Riskesdas 2013 yang
menjabarkan dari data Riskesdas 2013 dilevel Kabupaten Kota untuk prevalensi
Balita Sangat Pendek dan Pendek dengan hasil Kabupaten Lampung Tengah 52,68%,
Timur 43,17%. Lampung Selatan 43,01%, Tulang Bawang 40,99%, Tulang Bawang
Menurut sudirman (2008) proses menjadi pendek atau stunting pada anak di
suatu wilayah atau daerah miskin dimulai sejak usia 6 bulan dan berlangsung terus
hingga usia 18 tahun. Kejadian stunting terjadi pada dua hingga tiga tahun awal
kehidupan. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa yang paling kritis
dalam proses pertumbuhan. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Fitri (2012) yang
menunjukkan bahwa proporsi kejadian stunting pada balita lebih banyak ditemukan
pada kelompok umur 12-36 bulan dibandingkan kelompok umur 37-59 bulan
torlesse (2016) menunjukkan bahwa jenis kelamin dapat meningkatkan resiko pada
kejadian stunting pada balita laki laki 1,77 kali lebih besar dibandingkan dengan
balita perempuan dan kejadian stunting juga lebih sering terjadi pada balita usia 24-
non rawat inap, dari keseluruhan puskesmas terdapat 10 puskesmas yang menjadi
lokasi khusus dari kejadian stunting dan salah satu yang tertinggi berada di
puskesmas seputih Surabaya sebanyak 38,01% (Depkes, 2017). Hal inilah yang
Apakah terdapat hubungan antara jenis kelamin dan usia dengan kejadian stunting di
tahun 2018
Sebagai informasi dan bukti medis mengenai hubungan jenis kelamin dan
usia dengan kejadian stunting di Puskesmas seputih surabaya Lampung Tengah tahun
2018.
bahaya stunting terhadap daya tahan tubuh pada balita dan menghindari terjadinya
dengan stunting.
Judul penelitian adalah hubungan jenis kelamin dan usia dengan kejadian
tahun 2018.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober Tahun 2018 sampai Januari
Tahun 2019.