Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup

ISSN: 2528-4002 (media online)


ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING
PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI
TAHUN 2018
1
Ida Aryani Pangaribuan, 2Herbert Wau
,2
¹ Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Universitas Prima Indonesia
idaaryanipangaribuan@yahoo.com
Stunting atau disebut dengan “pendek” merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat
kekurangan gizi kronis terutama tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam
1.000 hari pertama kehidupan. Berdasarkan data Puskesmas Medan Deli jumlah balita yang mengalami
gizi buruk mengalami kenaikan yang signifikan pada bulan Januari –Juli tahun 2018 yakni sebesar 0,26%
menjadi 0,34%, dan balita yang mengalami stunting mengalami kenaikan yang signifikan yakni sebesar
0,25% menjadi 0,27%. Stunting disebabkan oleh beberapa faktor yaitu pengetahuan ibu tentang gizi,
fasilitas pelayanan kesehatan, status sosial ekonomi, status penyakit infeksi. Penelitian ini dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas Medan Deli pada bulan Desember 2018. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Penelitian ini adalah penelitian
analitik dengan rancangan cross sectional dengan sampel sebanyak 44 orang dengan teknik pengambilan
sampel menggunakan total sampling. Berdasarkan uji statistik menggunakan chi square yaitu
pengetahuan p-value = 0,000<0,05, fasilitas pelayanan kesehatan p-value = 0,323>0,05, status sosial
ekonomi p-value=0,004<0,05, status penyakit infeksi p-value=0,000, dari penelitian ini ada hubungan
pengetahuan, status sosial ekonomi, status penyakit infeksi, dengan kejadian stunting pada balita di
wilayah kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2018 dan tidak ada hubungan fasilitas pelayanan kesehatan
dengan kerjadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2018. Saran dari
peneliti diharapkan setiap ibu yang memiliki balita dengan masalah gizi buruk dan gizi kurang untuk
lebih memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan serta diharapkan kepada ibu untuk dapat
mengantisipasi kejadian stunting dengan meningkatkan pengetahuan mengenai gizi balita, dan kebutuhan
gizi akan balita terpenuhi agar tercipta balita bebas dari stunting diseluruh Wilayah Kerja Puskesmas
Medan Deli.

Kata Kunci : Stunting, Pengetahuan Ibu, Status Sosial Ekonomi, Status Penyakit Infeksi

ABSTRACT

FACTORS ASSOIATED WITH THE INCIDENCE OF STUNTING AMONG CHILDREN


UNDER 5 YEARS OF AGE IN THE WORKING REGION OF COMUMUNITY HEALTH
CENTER OF MEDAN DELI IN 2018

Ida Aryani Pangaribuan

Stunting also known as “stunted growth” is the impaired growth in children under 5 years because of
chronic malnourishment especially during their first 1000 days. Bassed on data from the community
health center of Medan Deli, children 5 years with severe malnutrition significantly increased from
Januari-July 2018 which was 0,26% to 0,34% followed with stunting in toddlers was significantly
increased from 0,25% to 0,27%. Stunting is caused by several factors such aspoor mother’s nutritional
knowledge, health care facilities, socio-economic status, and status of the infectious desease. This
research was conducted in Community Health Center of Medan Deli in December 2018. The study aimed
at analyzing the factors associated with stunting among toddlers. This research is analytical research with
cross-sectional design, collected 44 people as the samples with a sampling technique using total

34
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
population sampling. Based on statistical test using chi-square,obtainedknowledge (p=0.000 < 0.05),
health care facilities (p= 0.323> 0.05), socio-economic status (p= 0.004 <0.05), and infectious disease
status (p= 0.000<0.05). This study showed that there was a relationship between knowledge, socio-
economic status and infectious disease status with the incidence of stunting in toddlers in Community
Health Center of Medan Deli in 2018. Furthermore there was no relationship between health care
facilities and stunting in toddlers in the Community Health Center of Medan Deli in 2018. Advice from
the researcher is expected that every mother who has a toddler with severe malnutrition and
undernutrition problem has to utilize health care facilities and hopefully they can anticipate the
occurrence of stunting by increasing knowledge about toddler's nutrition, and nutritional needs for
toddlers are fulfilled to create free toddlers from stunting throughout the Community Health Center of
Medan Deli.
Keywords : Stunting, mother’s knowledge, socio-economic status, infectious disease status

35
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
LATAR BELAKANG Hasil PSG tahun 2017 menunjukkan
Masalah anak pendek (stunting) bahwa terdapat 22 kabupaten/kota di Sumatera
merupakan salah satu permasalahan gizi yang Utara yang memiliki prevelensi balita pendek
dihadapi di dunia, khususnya di negara-negara diatas prevelensi provinsi yaitu Kabupaten Nias
miskin dan berkembang (Unicef, 2013). Barat (45,7%), Kabupaten Nias Utara (41,6%)
Stunting atau disebut dengan “pendek” dan Kabupaten Nias (41,6%) (Dinkes Kota
merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak Medan, 2017).
balita akibat kekurangan gizi kronis terutama Berdasarkan survei awal yang dilakukan
dalam 1000 hari pertama kehidupan (PERSAGI, peneliti pada tanggal 21 Agustus 2018 di
2018). Puskemas Medan Deli. Survei awal yang
UNICEF pada tahun 2014 dilakukan peneliti dengan ikut serta dalam
mengeluarkan hasil bahwa lebih dari 162 juta kegiatan posyandu yang dilakukan oleh
anak dibawah 5 tahun di dunia mengalami Puskesmas Medan Deli dan melakukan
stunting (pendek). Anak dengan keadaan wawancara kepada ibu yang memiliki riwyat
wasting (kurus) sebanyak 51 juta anak, dan 17 gizi buruk, kemudian peneliti melakukan
juta anak dalam kondisi sangat kurus yang observasi pada balita dengan mendata dan
memerlukan penanganan khusus. Keadaan melakukan pengukuran tinggi badan balita.
tersebut, akan mengalami efek jangka panjang Setelah dilakukan pendataan terdapat 44 balita
yang berdampak bagi dirinya, keluarga, dan yang mengalami gizi buruk diantaranya 36 balita
pemerintah, bahkan berisiko tinggi meninggal. mengalami stunting.
Di indonesia tren stunting pada balita Berdasarkan hasil wawancara dengan
tidak memperlihatkan perubahan yang pihak Puskesmas Medan Deli, balita yang
bermakna. Secara global, pada tahun 2011 lebih mengalami gizi buruk, setiap bulannya ada yang
dari 25% jumlah anak yang berumur dibawah sudah pulih atau dikategorikan kedalam gizi
lima tahun yaitu sekitar 165 juta anak balita sudah membaik dan ada balita baru
mengalami stunting, sedangkan untuk tingkat dengan riwayat gizi buruk, artinya setiap
Asia, pada tahun 2005-2011 Indonesia bulannya jumlah balita gizi buruk bertambah
menduduki peringkat kelima prevalensi stunting dengan data balita atau balita yang berbeda
tertinggi. Prevalensi balita stunting di Asia dimana sebagian sudah dikatakan membaik,
Tenggara tergolong tinggi yaitu sebesar 29,1 % sebagian masih dalam kategori status gizi buruk,
di tahun 2007, sedangkan pada tahun 2013 di dan balita baru dengan riwayat gizi buruk, data
Indonesia berdasarkan Direktur Bina Gizi yang diperoleh dari pihak Puskesmas Deli yaitu
Kementerian Kesehatan RI sebesar 35,6% dari data bulan Januari-Juli terdapat 34 balita
(Riskesdas, 2013). gizi buruk menjadi 44 balita gizi buruk
Berdasarkan hasil pemantauan status diantaranya terdapat balita stunting sebanyak 32
gizi (PSG) di Sumatera Utara diperoleh bahwa balita di buan Januari menjadi 36 balita di bulan
prevelensi secara provinsi tahun 2017 adalah Juli 2018.
28,4% yang berarti terjadi peningkatan sebesar Dari uraian diatas penulis tertarik untuk
4% dari keadaan tahun 2016 (24,4%). Prevelensi membahas mengenai faktor-faktor yang
status gizi, Balita Pendek TB/U di Provinsi berhubungan dengan kejadian stunting pada
Sumatera Utara Tahun 20015-2017 diketahui balita di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli
bahwa prevelensi balita pendek sebesar 28,4% Tahun 2018.
dari 12,5% sangat pendek dan 16% pendek.
Prevelensi sangat pendek menunjukkan METODE PENELITIAN
peningkatan dari 9,3% tahun 2016 dan 12,5% Penelitian ini merupakan penelitian jenis
tahun 2017. Sedangkan prevelensi pendek deskriptif analitik. Rancangan penelitian ini
meningkat dari 15,1% pada tahun 2016 menjadi adalah cross-sectional yaitu suatu penelitian untuk
16% pada tahun 2017. mempelajari dinamika korelasi antara faktor-
faktor resiko dengan efek, dengan cara

36
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
pendekatan, observasi atau pengumpulan data bulan sebanyak 24 balita (54,5%) dan minoritas
sekaligus pada suatu saat (point time approach). usia balita 41-60 bulan sebanyak 6 balita
Artinya subjek penelitian hanya diobservasi sekali (13,6%), mayoritas pendidikan ibu SMA
saja dan pengukuran dilakukan terhadap status sebanyak 21 orang (47,7%) dan minoritas
karakter atau variabel subjek pada saat berpendidikan Tidak Sekolah sebanyak 3 orang
pemeriksaan (Notoatmodjo, 2016). Observasi atau (6,8%).
pengukuran penelitian ini dilakukan dimana
variabel independen dengan variabel dependen Tabel 2: Distribusi frekuensi berdasarkan
diteliti secara bersamaan untuk mengetahui faktor- pengetahuan responden, fasilitas pelayanan
faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting kesehatan, status sosial ekonomi, dan status
pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Medan penyakit infeksi
Deli Tahun 2018. Populasi pada penelitian ini No Variabel n (%)
adalah 44 ibu yang memilki balita gizi buruk di 1 Pengetahuan Ibu
Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli tahun Baik 8 18,2
2018. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh Cukup 7 15,9
populasi sebanyak 44 ibu (total sampling) yang Kurang 29 65,9
memiliki balita gizi buruk di Wilayah Kerja Total 44 100
Puskesmas Medan Dli tahun 2018. Penelitian ini 2 Fasilitas Pelayanan
menggunakan uji chi-squaret (p value <α =0,05) Kesehatan
untuk melihat hubungan antara variabel bebas Baik 40 90,9
dengan variabel terikat. Jika nilai p value > 0,05 Cukup 4 9,1
maka H0 diterima , Ha ditolak. Jika nilai p value Kurang 0 0
< 0,05 maka H0 ditolak, Ha diterima. Total 44 100
3 Status Sosial Ekonomi
HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi 0 0
Data Univariat Sedang 7 15,9
Tabel 1: Distribusi frekuensi berdarsarkan Rendah 37 84,1
karakteristik responden Total 44 100
No Karakteristik (n) (%) 4 Status Penyakit Infeksi
1 Jenis Kelamin Balita Ya 36 81,8
Laki-laki 20 45,5 Tidak 8 18,2
Perempuan 24 55,5 Total 44 100
Total 44 100 5 Riwayat Stunting
2 Umur Balita Tidak Stunting 8 18,2
0-20 bulan 14 31,8 Stunting 36 81,8
21-40 bulan 24 54,5 Total 44 100
41-60 bulan 6 13,6
Total 44 100 Data Bivariat
3 Pendidikan Ibu Tabel 3 Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan
Tidak Sekolah 3 6,8 Kejadian Stunting
SD 11 25,0 Pengetahuan Kejadian Stunting
SMP 9 20,5 Ibu Stunting Tdk Total P
SMA 21 47,7 Stunting valu
Diploma/Sarjana 0 0 e
Total 44 100 n % n % N %
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa Baik 0 0 8 100 8 100
sebanyak 24 balita (55,5%) berjenis kelamin 0,00
Cukup 2 100 0 0 7 100
perempuan dan 20 balita (45,5%) berjenis 0
7
kelamin laki-laki, mayoritas balita berusia 21-40

37
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
Kurang 9 100 0 0 29 100Kurang 0 0 0 0 0 0
Dari tabel diatas diketahui bahwa dari
Dari tabel diatas menunjukkan atas dapat 40 responden yang mengatakan fasilitas
diketahui bahwa dari 8 responden yang memiliki pelayanan kesehatan baik, mayoritas stunting
pengetahuan baik, mayoritas tidak stunting sebanyak 32 orang (80,0%) dan minoritas tidak
sebanyak 8 orang (100%), dari 7 responden stunting sebanyak 8 orang (20,0%) dan dari 4
yang memiliki pengetahuan cukup, mayoritas responden yang mengatakan fasilitas pelayanan
stunting sebanyak 7 orang (100%), dan dari 29 kesehatan cukup, mayoritas stunting sebanyak 4
responden yang memiliki pengetahuan kurang, orang (100%).
mayoritas stunting sebanyak 29 orang (100%). Berdasarkan hasil analisa bivariat
Berdasarkan hasil analisa bivariat dengan dengan menggunakan uji statistik chi square
menggunakan uji statistik chi square diperoleh p diperoleh p = 0.323 (p value > 0.05) artinya Ho
= 0.000 (p value< 0.05) artinya Ho ditolak dan diterima dan Ha ditolak, ini menunjukan bahwa
Ha diterima, ini menunjukan bahwa ada tidak ada hubungan antara fasilitas pelayanan
hubungan antara pengetahuan ibu dengan kesehatan dengan kejadian stunting pada balita
kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli.
Puskesmas Medan Deli. Penelitian ini tidak sejalan dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian penelitian Farrah Okky, Nina, Mury
penelitian wellem Elseus Pormes, Sefti Rompas, (2013) di Puskesmas Kedung Banteng
dan Amatus Yudi Ismanto dan Dasuki (2014) di menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
TK Malaekat Pelindung Manado, menyatakan signifikan antara fasilitas pelayanan kesehatan
terdapat hubungan yang signifikan artinya ada dengan kejadian stunting (P value = 0,013)
hubungan antara pengetahuan dengan stunting dengan sampel sebanyak 50 responden.
dengan p value 0,000. Pada penelitiannya Berdasarkan hasil uji chi-square antara fasilitas
terhadap orang tua anak di TK Malaekat pelayanan kesehatan dengan kejadian stunting
Pelindung Manado. Sampel pada penelitian ini dapat diketahui nilai p = 0,013 dimana p < 0,05
sebanyak 30 responden dengan jumlah artinya ada hubungan fasilitas pelayanan
responden yang berpengetahuan baik mengalami kesehatan dengan kejadian stunting di wilayah
stunting 1 dan yang normal 24, sedangkan pedesaan dan perkotaan.
berpengetahuan tidak baik terdapat 5 stunting.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik chi Tabel 5 Hubungan Status Sosial Ekonomi
square diperoleh nilai p value (0,000) < α = Dengan Kejadian Stunting
(0,05) sehingga ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan orang tua terhadap kejadian Status Kejadian Stunting
stunting pada 4-5 tahun di TK Malaekat Sosial Stunting Tdk Total P
Pelindung Manado. Ekonomi Stunting val
ue
Tabel 4 Hubungan Fasilitas Pelayanan n % n % N %
Kesehatan Dengan Kejadian Stunting Tinggi 0 0 8 100 8 100
Sedang 2 100 0 0 7 100 0,0
Fsilitas Kejadian Stunting 7 00
Pelayana Stunting Tdk Total P Rendah 9 100 0 0 29 100
n Stunting val
Kesehata ue Dari tabel diatas dapat diketahui
n n % n % N % bahwa dari 7 responden dengan status sosial
Baik 32 80,0 8 20,0 40 10 ekonomi sedang, mayoritas tidak stunting
0 0,3 sebanyak 4 orang (57,1%) dan minoritas
Cukup 4 100 0 0 4 10 23 stunting sebanyak 3 orang (42,9%), dari 37
0 responden dengan status sosial ekonomi rendah ,

38
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
mayoritas stunting sebanyak 33 orang (89,2%) Berdasarkan hasil analisis bivariat
dan minoritas tidak stunting sebanyak 4 orang dengan menggunakan uji chi-square diperoleh
(10,8%). nilai p value = 0,000(p value> 0,05), artinya Ho
Berdasarkan hasil analisa bivariat ditolak, ini menunjukkan bahwaada hubungan
dengan menggunakan uji statistik chi square yang signifikan antara status penyakit infeksi
diperoleh p = 0.000 (p value < 0.05) artinya Ho dengan kejadian stunting di Wilayah Kerja
ditolak dan Ha diterima, ini menunjukan bahwa Puskesmas Medan Deli Tahun 2018.
ada hubungan antara status sosial ekonomi Penelitian ini sejalan dengan penelitian
dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Farrah Okky, Nina, dan Mury kejadian stunting
Kerja Puskesmas Medan Deli. diwilayah perkotaan dan pedesaan (2013) Pada
Penelitian ini sejalan dengan penelitian riwayat penyakit infeksi anak balita stunting
Miftakhul Rohma di wilayah kerja Puskesmas baik di desa maupun di kota sebagian besar
Wonosari Tahun 2013 terdapat hubungan memiliki riwayat penyakit infeksi dengan
bermakna antara status ekonomi dengan persentase sebesar 100% pada kedua daerah
kejadian stunting (P value=0,002). Miftakhul tersebut. Berdasarkan hasil uji chisquare
Rohma (2013) pada penelitiannya terhadap 95 diketahui bahwa riwayat penyakit infeksi
responden di Puskesmas Wonasri. Hasil dengan kejadian stunting pada anak balita yang
penelitiannya menunjukkan bahwa keluarga berada di pedesaan maupun perkotaan memiliki
dengan status ekonomi rendah sebanyak 32 hubungan yang signifikan yaitu dengan nilai
memiliki anak stunting (47, 8%). Hasil uji pvalue berturut-turutyaitu 0,017 dan 0,001 <
statistik dengan chi-square diketahui nilai p< α(0,05). Farrah Okky dkk, pada penelitiannya
0,05 (0,002<0,05) sehingga dapat dinyatakan terhadap 50 responden di wilayah pedesaan dan
bahwa ada hubungan antara status ekonomi perkotaan.
dengan stunting pada balita usia 24-59 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Wonosari I. KESIMPULAN

Tabel 6 Hubungan status penyakit infeksi Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan
dengan kejadian stunting pada balita kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Deli, Tidak Ada hubungan
Status Kejadian Stunting antara fasilitas pelayanan kesehatan dengan
Penyakit Stuntin Tdk Total P kejadia stunting pada balita di Wilayah Kerja
Infeksi g Stunting valu Puskesmas Medan Deli, Ada Hubungan antara
e status sosial ekonomi dengan kejadian stunting
n % n % N % pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Medan
Baik 0 0 8 100 8 100 Deli, Ada hubungan antara status penyakit
Cukup 27 100 0 0 7 100 0,00 infeksi dengan kejadian stunting pada balita di
Kurang 9 100 0 0 2 100 0 Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli
9
SARAN
Dari tabel diatas dapat diketahui Sebagai bahan masukkan dan
bahwa dari 36 responden yang memiliki status meningkatkan kinerja yang lebih baik melalui
penyakit infeksi, mayoritas stunting sebanyak 34 mutu sumber daya manusia yang berkualitas,
orang (94,4%) dan minoritas tidak stunting untuk menghasilkan keluaran yang baik
sebanyak 2 orang (5,6%), dari 8 responden yang contohnya dengan memantau keadaan balita
tidak memliki status penyakit infeksi, mayoritas yang terkena gizi buruk atau gizi kurang secara
tidak stunting sebanyak 6 responden (75,0%) intensif, meningkatkan kemauan masyarakat
dan minoritas stunting sebanyak 2 orang dalam pemanfaatan fasilitas pelayanan
(25,0%). kesehatan berupa penyuluhan kesehatan yang
lebih sering. Sehingga dapat meningkatkan

39
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
kualitas pelayanan di Wilayah kerja Puskesmas Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2017.
Medan Deli, meningkatkan pengetahuan ibu Laporan Riset Kesehatan
tentang sadar gizi melalui pemanfaatan Dasar(RISKESDAS) Provinsi
teknologi informasi baik melalui media cetak, Sumatera Utara Tahun 2007. Medan:
maupun media elektronik. Pemanfaatan Dinkesprovsu
teknologi informasi mengenai gizi dapat Depkes, RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar.
diperoleh melalui jejaring internet. Selain itu, Jakarta: Badan Penelitian dan
memantau keadaan gizi dan perkembangan Pengembangan Kesehatan Kementrian
balita, mengikuti setiap adanya kegiatan Kesehatan RI.
posyandu, penyuluhan serta kegiatan lainnya Ellya, Eva.2013.Gizi Dalam Kesehatan
yang ada di Puskesmas Medan Deli. Diharapkan Reproduksi, Jakarta: TIM.
skripsi ini dapat dijadikan sebagai bahan Elleseus, Wellem dkk. 2014. Hubungan
referensi untuk penelitian lanjutan, dengan Pengetahuan Orang Tua Tentang Gizi
variabel yang berbeda dan penelitan yang lebih Dengan Stunting Pada Anak Usia 4-5
mendalam lagi terhadap faktor-faktor yang Tahun Di TK Malaekat Pelindung
berhubungan dengan kejadian stunting di Manado. Diakses dari :
Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli http.//journal.fakultas-kedokteran-
univeritas-samratulangi-manado/ac.id
DAFTAR PUSTAKA Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar
Achmadi,U.F. 2013. Kesehatan Masyarakat (Riskesdas) 2013. Badan Penelitian
Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Dan Pengembangan
RahaGrafindo. Kesehatan,Jakarta: Kementrian
Almastsier, Sunita. 2013. Prinsip Ilmu Dasar Kesehatan RI.
Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Kemenkes RI. 2013. Standar Antorpometri
Utama. Penilaian Status Gizi Anak,Jakarta:
Anderson, Kevin dkk. Hubungan Status Gizi Kementerian Kesehatan RI.
Dengan Kualitas Hidup Dengan Kusumawati, Erna dkk. 2015. Model
HIV/AIDS Di Semarang. Diakses dari: Pengendalian Faktor Risiko Stunting
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.ph Pada Anak Usia dibawah Tiga Tahun.
p.medico Diakses dari : http://jurnal-kesehatan-
Anindita, Putri. 2013. Hubungan Tingkat masyarakat-nasional-vol-9
Pendidikan Ibu, Pendapatan Mardalena, Ida. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Gizi
Keluarga, Kecukupan protein dan zinc Dalam Keperawatan. Yogyakarta:
dengan stunting (Pendek) pada Balita Pustaka Baru Pres.
Usia 6-35 bulan di Mitra. 2015. Permasalahan Anak Pendek
KecamatanTembelang Kota (Stunting) dan Intervensi Untuk
Semarang. Diakses dari: Mencegah Terjadinya Stunting (Suatu
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php Kajian Kepustakaan). Diakses
/jkm. dari:http://Jurnal-
Aridiyah,et al. 2015. Faktor-Faktor Yang kesehatankomunitasvol2.lppm.Stikes.
Mempengaruhi Stunting Pada Anak Hangtua. Pekanbaru.co.id
Balita di Wilayah Pedesaan dan Nasar, Sri. 2018. Penuntun Diet Anak. Jakarta:
Perkotaan. Diakses dari: http://e- Badaan Penerbit Fakultas Kedokteran
journal-pustaka-kesehatan. Universitas Indonesia.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2015. Notoatmodjo, Soekidjo.2016. Metodologi
Profil Dinas Kesehatan Suamtera Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Utara tahun 2015. Medan : RinekaCipta.
Dinkesprovsu Oisa, Edwin. 2017. Hubungan Sikap dan
Pengetahuan Ibu Terhadap Tejadian

40
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
Stunting Pada Anak Baru Masuk Unicef Indonesia. 2013. Ringkasan Kajian: Gizi
Sekolah Dasar Di Kecamatan Ibu dan Anak. Jakarta: Unicef Indonesia.
Nanggalo. Diakses dari World Health Organization. World Health
:http://jurnal.fk.unand.ac.id Statistics 2012: Risk Factors. Geneva:
Okky, Farrah dkk. 2013. Faktor yang WHO Library Cataloguing in Publication Data;
mempengaruhi kejadian stunting pada 2012. Diakses dari:
anak balita diwilayah perdesaan dan http://www.apps.who.int
perkotaan. Diakses dari: http://e-
journal.universitas.jember.ac.id/kesma
s
PERSAGI. 2018.Stop Stunting Dengan
Konseling. Jakarta: Penebar Plus.
Putri, Hestunigtyas. 2013. Hubungan Kejadian
Stunting dengan Pengetahuan,
Pendapatan, dan konsumsi zat besi
pada anak Pra sekolah di Kelurahan
Kalibaru Depok. Diakses dari:
http://journal.ui.ac.id/index.php/kesmas
Maryanti, Dwi dkk. 2013. Buku Ajar Neonatus,
Bayi, dan Balita. Jakarta: Tranas Info
Media.
Rahayu,Atikah dkk. 2016. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian
Pendek Pada Anak Usia 66-24 Bulan.
Diakses dari:
http://journal.unnes.ac.id/unju/index.p
hp/kesmas.
Rachim, Anisa dkk. 2013. Hubunga Konsumsi
Ikan Terhadap Kejadian Stunting
Pada Anak Usia2-5Tahun. Diakses
dari:
http/ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/
medico
Rochmah, Miftakhul. 2013. Faktor-Faktor
yang berhubungan dengan stunting
pada balita usia 24-59 bulan di wilayah
kerja puskesmasa wonosari I. Diakses
dari:
http://journal.univ.aisyiyah.yogyakarta.a
c.id/kesmas
Setiawan, Hendra dkk. 2014. Keperawatan
Anak dan Tumbuh Kembang
(Pengkajian dan Pengukuran).
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian.
Bandung :Alfabeta
Sulistyoningsih. H. 2013. Gizi Untuk Kesehatan
Ibudan Anak. Yogyakarta: GrahaIlmu.
Supariasa, Nyoman. 2016. Penilaian Status
Gizi. Jakarta: EGC.

41

Anda mungkin juga menyukai