Disusun Oleh :
RISKA MAISYURA
NIM :2007201019
Training Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) Di Desa lancang barat
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang pencegahan diare
dengan kejadian diare pada balita di Desa lancang barat
4. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu tentang pencegahan diare
b. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan ibu tentang
pencegahan diare dengan kejadian diare pada balita di Desa lancang barat
1.4 Desain Penelitian
1.5.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang
mempunyai anak balita Desa lancang barat Kabupaten Aceh utara
sejumlah 125 responden.
1.5.2 Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sejumlah 50 balita di desa
lancang barat. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive
sampling.
1.6 Instrumen
Instrumen penelitian ini untuk mengukur kuesioner dengan pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang hal yang
diketahui pengetahuan dan perilaku pencegahan diare pada balita. Kuesioner yang
digunakan penelitian ini adalah kuesioner tertutup
Menurut Rinnaldi dan Mujianto (2017), data yang telah terkumpul kemudian
diolah dengan menggunakan aplikasi perangkat lunak yang sesuai adapun cara
a. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data yang telah didapat dari hasil
kuisioner.
b. Coding
bentuk yang lebih ringkas setelah diberi skor atau pemberian kode-kode tertentu
c. Entry
Entry proses memasukan data-data yang telah mengalami proses editing dan
lunak.
d. Cleaning
untuk memastikan bahwa data tersebut sudah baik dan benar serta siap untuk
DAFTAR PUSTAKA
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Hubungan Status Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Stunting Pada Balita
2. Tujuan khusus
a. mengidentifikasi status sosial ekonomi dengan kejadian stunting pada
balita di wilayah kerja puskesmas dewantara
b. mengetahui hubungan status sosial ekonomi dengan kejadian stunting
pada balita di wilayah kerja puskesmas dewantara
1.5.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2008:115), Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. Ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh balita di puskesmas dewantara
1.5.2 Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sejumlah 50 balita di puskesmas
dewantara. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive
sampling.
1.6 Instrumen
Instrumen pada penelitian ini adalah kuesioner dan antropometri yang akan
ditanyakan dan di observasi oleh peneliti kepada responden dalam hal ini adalah
orang tua balita yang berada di wilayah kerja puskesmas dewantara. Antropometri
merujuk pada pengukuran individu manusia untuk mengetahui variasi fisik
manusia dan Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan bai,
sudah, matang, dimana responden (dalam hal angket) dan interview (dalam hal
wawancara) tinggal memberikan jawaban atau dengan meberikan data-data
tertentu (Surtono2012)
Menurut Rinnaldi dan Mujianto (2017), data yang telah terkumpul kemudian
diolah dengan menggunakan aplikasi perangkat lunak yang sesuai adapun cara
a. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data yang telah didapat dari hasil
kuisioner.
b. Coding
bentuk yang lebih ringkas setelah diberi skor atau pemberian kode-kode tertentu
c. Entry
Entry proses memasukan data-data yang telah mengalami proses editing dan
lunak.
d. Cleaning
Cleaning membersihkan atau mengkoreksi data-data yang sudah diklasifikasikan
untuk memastikan bahwa data tersebut sudah baik dan benar serta siap untuk
DAFTAR PUSTAKA
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada
mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air
besar. Dalam Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk
melatih anak agar melakukan latihan buang air besar dan buang air kecil
pada anak membutuhkan persiapan baik secara fisik, psikologismaupun
secara intelektualmelalui persiapan tersebut diharapkan anak mampu
mengontrol buang air besar dan buang kecil secara mandiri (Hidayat2014)
Toilet training merupakan salah satu tugas utama orang tua dalam
peningkatan kemandirian tahap perkembangan pada anak usia (2-3
tahun)Dimana pada usia ini anak berada pada tahap awal (anal stage) yaitu
kepuasan anak berfokus pada lubang anusToilet training bertujuan untuk
melatih agar anak mampu mengontrol buang air besar dan buang air
kecilToilet training terdiri dari bowel control (control buang air besar) dan
bladder control (control buang air kecil)Saat yang tepat untuk memulai
melatih anak melakukan Toilet training adalah setelah anak mulai bisa
berjalan (sekitar usia 1-5 tahun)Anak mulai bisa dilatih control buang air
besar setelah 18-24 bulan dan biasanya lebih cepat dikuasai dari pada
control buang air keciltetapi pada umumnya anak bisa melakukan control
buang air besar saat usia sekitar 3 tahun (Maidartati,2018)Choby & George
(2008) mengemukakan bahwa di Amerika serikat usia toilet training telah
meningkat selama empat decade dari usia rata-rata dimulai antara 21 dan 36
bulan menjadi 18 bulanPenguasan keterampilan yang diperlukan untuk
perkembangan toilet training terjadi setelah 24 bulan.Anak perempuan
biasanya menyelesaikan pelatihan lebih awal dari pada anak laki-
lakiAmerican Academy of pediatrics menggabungkan komponen dari
pendekatan anak yang berorientasi ke pedoman toilet training (Dentistry.
2015)
Di Indonesia diperkirakan jumlah balita mencapai 30% dari 250 juta
jiwa penduduk Indonesia dan menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) Nasional diperkirakan jumlah balita yang susah mengontrol buang
air besar dan buang air kecil (ngompol) yang sudah diusia sampai
prasekolah mencapai 75 juta anak. Fenomena ini dipicu karena banyak hal,
pengetahuan yang kurang tentang cara melatih BAB dan BAK, pemakaian
popok sekali pakai, hadirnya saudara baru dan masih banyak hal lainnya
(Riblat, 2003 dalam Pusparini dan Arifah, 2009).
“Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada
keberhasilan toilet training pada anak usia todler (1-3 tahun) di desa lancang
barat
toilet training pada anak usia todler (1-3 tahun) di desa lancang
training pada anak usia todler (1-3 tahun) di desa lancang barat
1.4 Desain
pola asuh orang tua dengan keberhasilan toilet training pada anak usia todler
1.5 Populasi
(Masturo & Anggita, 2018), Populasi dalam penelitian adalah seluruh orang
tua yang mempunyai anak usia todler (1-3 tahun) di desa lancang barat
1.6 Sample
oleh populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan (Masturo &
Anggita, 2018), sampel dalam penelitian ini adalah anak usia todler (1-3
tahun)
1.7 Instrumen
lembar kuesioner dan disusun oleh peneliti atau fasilitas yang digunakan oleh
hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Anak
Meupakan lembar kuesioner yang berisi mengenai peran orang tua dengan
mendukung 1-40.
a. Editing
b. Coding
kedalam bentuk yang lebih ringkas setelah diberi skor atau pemberian
lunak.
c. Entry
perangkat lunak.
d. Cleaning