PENDAHULUAN
bayi dan balita (WHO, 2017). Hal ini sejalan dengan penelitian yang
penyebab kematian bayi dan balita salah satunya adalah diare (Kemenkes
RI, 2015).
Diare adalah bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya
sehari disertai dengan perubahan konsisten tinja menjadi cair dengan atau
1
jumlah penderita diare yang dilaporkan ditangani di fasilitas kesehatan
yang rendah tentang perawatan diare (Masiha, 2015; Radlovic et al, 2015).
ideal selama diare. Hal ini peran keluarga sangat penting dalam mencegah
yang paling dekat balita yaitu ibu dituntut untuk mengetahui dan terampil
menangani penyakit diare ini ketika anaknya sakit (Mumtaz et al., 2014).
sehingga ibu dapat mencegah terjadinya diare, ibu juga perlu mengenal
diare dan tanda bahaya diare sehingga ibu mengetahui kapan mencari
2
Dehidrasi sangat rawan terjadi pada balita karena kebutuhan akan cairan
dan penggantinya untuk ukurannya relatif lebih besar, daya tahan tubuh
kurang dan kerentanannya terhadap agen fekal oral (Barr & Smith, 2014).
Pada balita dengan diare sangat rentan terjadi penurunan berat badan yang
bahwa anak-anak sakit dengan diare 10% dari waktu selama 24 bulan
pertama adalah 1,5 cm lebih pendek daripada anak-anak yang tidak pernah
mengalami diare. Menurut Pinkerton et al (2016) diare anak usia dini dan
3
Peningkatan pengetahuan dan sikap orang tua maupun pengasuh dalam
Lahiri (2017) bahwa informasi yang tepat untuk orang tua mengenai
dan bayi muda secara individu atau berkelompok bisa dilakukan di dalam
alat peraga, lembar balik, leaflet dan kartu nasehat ibu (card advise)
4
(Levitskaya et al., 2018). Tujuan penggunakan media komunikasi
tua atau pengasuh balita dan bayi muda dalam perawatan sehari - hari di
sebelum dan sesudah dilakukan Intervensi KIE dengan leaflet yaitu yang
berpengetahuan baik sebesar 3,3% menjadi 43,3%. Hal ini juga sejalan
dengan penelitian Nisa & P.S (2017) terdapat perbedaan yang bermakna
α=0,05).
video, alat peraga dan kartu nasehat ibu (card advise) dalam penyampaian
5
Provinsi Jambi merupakan salah satu provinsi yang ada di Pulau Sumatera
tepatnya di bagian timur Pulau Sumatera yang terdiri dari 9 kabupaten dan
2 kota yaitu Kota sungai penuh dan Kota Jambi (Profil, 2017).
menderita diare. Oleh karena itu peneliti memilih salah satu posyandu di
yang dilakukan peneliti terhadap orang tua di Kota Jambi bahwa orang tua
lebih sering keliru dalam berbagai tindakan pengobatan seperti saat bayi
memuntahkan obatnya, orang tua memberinya satu dosis lagi, orang tua
obat yang diresepkan untuk kakaknya karena mereka memiliki gejala yang
6
sama. Sehingga hal ini dibutuhkan komunikasi informasi edukasi (KIE)
April 2018 dengan 10 orang tua (ibu) yang memiliki balita yang pernah
Pinang Kota Jambi, 3 dari 10 orang ibu mengetahui tanda bahaya diare, 4
dari 10 orang ibu tidak mengetahui bahaya yang akan ditimbulkan dari
diare, semua ibu mengatakan tetap memberikan makanan pada saat anak
untuk dikonsumsi anak saat diare, 5 dari 10 ibu tidak mengetahui tindakan
apa yang akan diberikan di rumah jika anaknya diare, dari 5 orang ibu
efektif. Pada umumnya banyak yang menggunakan satu atau dua media
saja seperti penggunaan lefleat atau lembar balik saja dan hanya sedikit
7
tidak tercapainya tujuan KIE karena kondisi orang tua yang membawa
yaitu video, penggunaan alat peraga dan kartu nasehat ibu (card advise)
Penyakit diare salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan
kematian anak di dunia khusunya pada anak dibawah lima tahun. Pada
usia ini anak sangat aktif dan lebih rentan terhadap penyakit-penyakit
Salah satu upaya dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap orang tua
8
informasi, melaksanakan komunikasi dan edukasi (KIE) secara terus
terpadu.
9
1.3.2.3. Mengetahui sikap ibu tentang diare sebelum dan setelah
terpadu.
media terpadu.
menjadi koreksi sehingga dapat melakukan penelitian yang lebih baik dari
penelitian sebelumnya.
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
menurunkan angka kematian dan kesakitan bayi dan balita (WHO, 2017).
Kesehatan, 2015)
11
antara lain meliputi aspek supervisi dan observasi penanganan kasus
(WHO, 2017).
12
terintegrasi seperti posyandu dan pos paud dengan memberikan contoh
balik, leaflet, video dan kartu nasehat inu (card advise) (Kementerian
Kesehatan, 2015).
a. Penilaian adanya tanda dan gejala dari suatu penyakit dengan cara
13
petugas kesehatan akan menanyakan kepada orang tua/ wali secara
i. Memeriksa anemia
14
c. Menjelaskan kepada ibu tentang aturan-aturan perawatan anak sakit
Berdasarkan data dari Dinkes Kota Jambi (2018) dilaporkan bahwa diare
khusunya pada anak dibawah lima tahun (Kemenkes RI, 2015). Pada usia
ini anak sangat aktif dan lebih rentan terhadap penyakit-penyakit infeksi
itu, perlu dukungan dan perilaku keluarga yang baik dalam perawatan
balita diare.
15
2.2.1. Defenisi Perilaku
sebagainya.
sangat luas. Menurut Volkert, Patel (2016) perilaku dalam tiga domain
16
yaitu terdiri dari domain kognitif, domain afekif dan domain psiko motor.
pengukuran hasil maka ketiga domain ini diukur dari pengetahuan, sikap
dan tindakan
2.3. Pengetahuan
2.3.1. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan hasil ini terjadi setelah seseorang
1. Tahu (Know)
telah diterima. Oleh sebab itu, tahu adalah tingkat pengetahuan yang
17
Menurut Koring et al. (2015) kemampuan untuk menyimpan materi
berikut:
minggu.
bulan.
2. Memahami (comprehension)
3. Aplikasi (application)
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi ini
18
4. Analisis (analysis)
sebagainya.
5. Sintesis (synthesis)
2012).
Menurut Wawan & Dewi (2013) dibedakan menjadi faktor internal dan
faktor eksternal :
19
1. Faktor internal
a. Pendidikan
informasi.
b. Pekerjaan
serta pengetahuan.
c. Umur
2. Faktor eksternal
a. Faktor lingkungan
b. Sosial budaya
20
Sistem sosial budaya yang ada dalam masyarakat juga
Pengetahuan ibu yang terkait dengan diare secara teoritis maupun praktis
diare
1. Definisi diare
dengan atau tanpa darah (Brandt et al., 2015). Ibu mudah mengenal
diare karena perubahan bentuk tinja yang tidak seperti biasanya dan
frekuensi buang air besar lebih sering dibandingkan biasanya (Barr &
Smith, 2014).
2. Penyebab Diare
adalah infeksi usus. Infeksi usus bisa terjadi ketika kita mengonsumsi
makanan atau minuman yang kotor dan terkontaminasi (Barr & Smith,
2014)
Menurut (Kemenkes RI, 2015) cara menilai anak dengan diare adalah
1) Lihat keadaan umum anak, apakah letargis atau tidak sadar, gelisah
21
2) Lihat apakah matanya cekung
3) Beri anak minum, apakah tidak bisa minum atau malas minum,
kulit)
4. Komplikasi
2.4.1. Pengertian
Reaksi yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus disebut sikap.
Sikap belum merupakan suatu tindakan nyata, tetapi masih berupa persepsi
terhadap objek (Notoatmodjo, 2012). Secara garis besar sikap terdiri dari
22
1. Tingkatan sikap
tersebut.
1. Pengalaman pribadi
23
Individu cenderung mempunyai sikap yang searah dengan orang
tersebut.
3. Pengaruh kebudayaan
4. Media massa
6. Faktor emosional
Teknik ini disusun oleh Thurstone yang didasarkan pada asumsi nilai
skala yang berasal dari rating para penilai tidak dipengaruhi oleh sikap
24
penilai terhadap isu. Metode ini menempatkan sikap seseorang pada
sangat tidak setuju diberi nilai 5. Skala Likert disusun dan diberi skor
3. Skala Guttman
25
Pengukuran dengan menggunakan skala Guttman hanya akan ada dua
diberi skor 1 dan jika tidak setuju diberi skor 0 (Sugiyono, 2014).
1. Pencegahan
a. Mencuci tangan.
bayi sering dilap tangannya. Ibu juga harus sering mencuci tangan,
anak.
26
d. Jaga kebersihan makanan dan minuman, berikan ASI eksklusif
menurut Rai & Nathawat (2016) yaitu pelayan klinik, puskesmas, dan
rumah sakit
a. Klinik
medis adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi
spesialis
b. Puskesmas
27
Pelayanan Puskesmas didalam gedung (Puskesmas rawat inap dan
c. Rumah sakit
2.5.1. Pengertian
2012). Sikap dapat terwujud dalam tindakan nyata apabila tersedia fasilitas
atau sarana dan prasarana. Tanpa adanya fasilitas, suatu sikap tidak dapat
b. Mekanisme (mechanism)
28
Seseorang yang dapat melakukan tindakan secara benar
c. Adopsi (adoption)
Cara menilai praktik dapat dilakukan melalui check list dan kuesioner.
Check list berisi daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Peneliti
rumah adalah :
29
a. Pemberian cairan tambahan (sebanyak anak mau)
a) Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali
pemberian
Alat
a) Gelas/cangkir
b) Sendok
c) Oralit
d) Air matang
yang tersedia
matang tersebut
30
3. Tunjukan kepada ibu berapa banyak harus memberikan
air besar
besar
besar
mangkuk/cangkir/gelas
lebih lambat
berhenti
diare harus tetap dilakukan. Jika anak masih menyusu maka selama
31
Berikan makanan selama diare untuk memberikan gizi pada
masih mendapatkan ASI harus lebih sering diberi ASI. Anak yang
maupun sehat. Selama sakit biasanya anak sulit makan tapi mereka
32
33
Tabel 2.1
Anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit
Neonatus sampai umur 1 minggu Umur 1 minggu sampai 6 Umur 6 sampai 9 bulan Umur 9 sampai 12 Umur 12 bulan Umur 2 tahun
bulan bulan sampai 2 tahun lebih
Segera setelah lahir, letakkan bayi Berikan ASI sesuai keinginan Berikan ASI sesuai keinginan Berikan ASI sesuai Berikan ASI sesuai Berikan variasi
di dada ibu (ada kontak kulit ibu bayi. Lihat tanda-tanda bayi keinginan bayi keinginan bayi makanan
dan bayi) kelaparan, seperti mulai rewel, keluarga,
menghisap jari, atau termasuk sumber
menggerak-gerakan bibir. makanan hewani
dan buahbuahan
kaya vitamin A,
serta sayuran
Berikan kesempatan bayi untuk Berikan ASI siang dan malam, Mulai berikan makanan tambahan Berikan makanan Berikan makanan Berikan
menyusu dalam satu jam pertama. sesuai keinginan bayi, ketika anak berusia 6 bulan keluarga yang bervariasi keluarga yang setidaknya 1
Berikan kolostrum, asi pertama sedikitnya 8 kali dalam 24 yang dicincang atau bervariasi, makanan mangkuk setiap
yang berwarna kekuningan dan jam. Menyusui dengan sering, dicacah, termasuk yang diiris iris atau kali makan (250
kental, pada bayi. Kolostrum dapat menyebabkan produksi ASI sumber makanan hewani makanan keluarga ml)
menjaga bayi dari banyak penyakit. lebih banyak & buah-buahan kaya termasuk sumber
vitamin A, serta sayura makanan hewani dan
buah-buahan kaya
vitamin A, serta
sayuran
Berikan ASI siang dan malam, Jangan berikan makanan atau Mulai dengan memberikan 2-3 Berikan 1/2 sampai 3/4 Berikan 3/4 mangkuk Berikan 3-4 kali
sesuai keinginan bayi, sedikitnya 8 minuman lain selain ASI. ASI sendok makan makanan. Mulai mangkuk setiap makan sampai 1 mangkuk setiap hari
kali dalam 24 jam. Menyusui lah yang bayi perlukan dengan pengenalan rasa. (1 mangkuk = 250 ml) setiap makan (1
dengan sering, menyebabkan Tambahkan secara bertahap mangkuk = 250 ml)
produksi ASI lebih banyak. sampai 1/2 mangkuk (1mangkuk
= 250 ml)
Jika bayi kecil (berat lahir rendah), Berikan juga bubur kental atau Berikan 3-4 kali setiap Berikan 3-4 kali setiap Tawari 1-2 kali
susui setidaknya setiap 2 sampai 3 makanan yang dilumatkan dengan hari hari makanan selingan
jam. Jika bayi tidur, bangunkan halus, termasuk sumber makanan di antara waktu
bayi untuk menyusu setelah 3 jam hewani tinggi zat besi dan buah- makan
buahan kaya vitamin A serta
34
sayuran.
Jangan berikan makanan atau Berikan 2-3 kali setiap hari Tawari 1 atau 2 kali Tawari 1 atau 2 kali Jika anak
minuman lain selain ASI. ASI lah makanan selingan antara makanan selingan menolak makanan
yang bayi perlukan waktu makan. Anak akan antara waktu makan. baru, tawari untuk
memakannya jika lapar Anak akan mencicipi
memakannya jika lapa beberapa kali.
Tunjukkan bahwa
Ibu juga
menyukai
makanan tersebut.
Bersabarlah.
Berikan 1-2 kali makanan Untuk makanan Lanjutkan memberi Bicara pada anak
selingan antara waktu makan jika selingan, berikan makan anak dengan selama memberi
anak terlihat lapar makanan dengan pelan-pelan dan sabar. makan dan jaga
potongan kecil yang Dorong anak untuk kontak mata
dapat dipegang atau makan, tapi jangan dengan anak
makanan yang diirisiris. memaksa
Biarkan anak mencoba
untuk memakan
makanan selingannya
sendiri, beri bantuan jika
anak membutuhkan.
1. Kunjungan Ulang
2017) .
36
media cetak KIE menarik dari segi huruf dan warna memberi dampak
Selain itu, masih ada pasien yang tidak menerima media cetak karena
dalam pengobatan
1. KIE Individu : Suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas
3. KIE Massa : Suatu proses KIE yang dapat dilakukan secara langsung
1. Alat peraga
a) Definisi
Alat peraga adalah semua atau segala sesuatu yang bisa digunakan
b) Kelebihan :
c) Kekurangan:
Untuk alat peraga yang ukurannya besar atau terlalu kecil menjadi
d) Alat
1) Gelas/cangkir
2) Sendok
3) Oralit
4) Air matang
yang tersedia
matang tersebut
2. Lembar balik
a. Definisi
bina diri.
b. Kelebihan:
c. Kekurangan:
3. Leaflet
a) Definisi
b) Kelebihan:
c) Kekurangan:
Penelitian ini sejalan yang dilakukan Dewi & Ramalida Daulay (2017)
ibu yang menyusui (MP-ASI) dengan leafleat pada ibu terhadap tindakan
4. Video
a) Definisi
b) Kelebihan video
c) Kekurangan video
dipraktekkan.
secara sempurna.
mengingat makanan dan cairan yang benar untuk anak dan kapan
tegas.
klinik
1. Faktor Penunjang
ada.
2. Faktor Penghambat
43
kurang meyakinkan.
dimengerti.
yang disampaikan.
Skema 2.8
Kerangka Teori
BAB 3
sikap dan tindakan) ibu merawat balita diare. Dalam penelitian ini ibu
yang menjadi responden adalah ibu yang memiliki balita dan bersedia
mengikuti komunikasi informasi edukasi (KIE) ini dari awal sampai akhir.
penelitian ini meliputi usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, suku dan
jumlah anak.
46
Variabel Confounding
Skema 3.1. Kerangka Konsep
47
3.2 Hipotesis
a. Ada perbedaan perilaku ibu merawat balita diare sebelum dan sesudah
intervensi.
b. Tidak ada perbedaan perilaku ibu merawat balita diare pada kelompok
Variabel berikut ini membahas definisi operasional, cara ukur, hasil ukur
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Independen dan Dependen
Variabel Definisi Alat Ukur dan Hasil Ukur Skala
Operasional Cara Ukur
Variabel Independen
Komunikasi Bentuk
informasi penyampaian
edukasi (KIE) informasi,
melaksanakan
komunikasi dan
edukasi yang dapat
dilakukan kepada
ibu dengan
merawat diare
Variabel Dependen
Pengetahuan Segala sesuatu Kuisioner 1. Tingkat Rasio
Ibu yang pengetahuan baik
diketahui/kepandai bila skor 76-
an yang dimiliki 100%
ibu tentang diare. 2. Tingkat
pengetahuan
cukup bila skor
56-75%
3. Tingkat
pengetahuan
kurang jika skor
<56%
Sikap Ibu Reaksi ibu terhadap Kuisioner 1. Baik : presentase Rasio
rangsangan yang 76%-100%
diberikan terkait 2. Cukup :
pencegahan dan presentase 56%-
fasilitas kesehatan 75%
yang dikunjungi 3. Kurang :
presentase <56%
Tindakan Ibu Tindakan nyata ibu Kuisioner 1. Baik : presentase Rasio
dalam merawat 76%-100%
balita dengan diare 2. Cukup :
presentase 56%-
75%
3. Kurang :
presentase <56%
Variabel Confounding
Usia Lama hidup ibu Kuisioner Usia dalam tahun Interval
mulai dari lahir Karakteristik
sampai dengan ulang demografi
tahun terakhir.
Pendidikan Jenjang pendidikan Kuisioner 1= Dasar (SD) Ordinal
terakhir yang Karakteristik 2= Lanjut ( SLTP,
diperoleh ibu demografi SLTA, Diploma, PT)
49
BAB 4
METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan jenis penelitian, populasi dan sampel, tempat penelitian,
waktu penelitian, etika penelitian, alat pengumpulan data, uji validitas dan
dan tindakan) ibu merawat balita diare sebelum dan sesudah dilakukan KIE di
01 X 02
03 04
Keterangan:
leaflet.
1. Populasi
adalah ibu yang memiliki balita umur 1-5 tahun yang pernah mengalami
diare Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang dengan jumlah 409 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian besar dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi dan harus mewakili dari populasi yang diteliti. Sampel
a. Ibu yang memiliki balita umur 1-5 tahun yang belum pernah
mengalami diare
53
n = 2σ2(Z1-α+Z1-β)2
(μ1-μ2)2
Keterangan:
n = besar sampel
σ = standar deviasi 2
n = 2σ2(Z1-α+Z1-β)2
(μ1-μ2)2
n = 2.22((1,96 + 0,84))2
1,52
n = 27,9 = 28
n’ = n
1-f
Keterangan:
n’ = 28/1-0.3
n’ = 40
adalah 40 orang responden untuk setiap kelompok (40 orang untuk kelompok
intervensi dan 40 orang untuk kelompok kontrol), sehingga jumlah total sampel
adalah 80 orang.
Waktu penelitian dimulai dari September 2018 sampai November 2019, yang
1. Informed Consent
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan kepada pihak
menyangkut privasi subjek yang tidak ingin identitas dan segala informasi
gambaran karakteristik ibu yang memiliki balita yang terdiri dari usia,
pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jumlah anak, suku, nama anak, jenis
mengukur sikap ibu merawat balita diare. Sikap ibu diukur dengan
setuju (S) dengan nilai 3, tidak setuju (TS) diberi nilai 2, dan sangat
1. Uji Validitas
(2015) Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh
2. Uji Reabilitas
Uji reliabilitas yaitu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006). Uji reabilitas
59
besar dari r tabel maka pernyataan tersebut reliabel dan jika r alpha lebih
kecil dari r tabel maka pernyataan tersebut tidak reliable (Hastono, 2007).
1. Pre Test
yang diberi kode pre test. Test ini dilakukan kepada kelompok kontrol
edukasi (KIE) tentang merawat balita diare. Pre test bertujuan untuk
sikap dan tindakan ibu berkenaan dengan merawat balita diare. Untuk
kelompok kecil akan dilakukan sesi yang sama di hari yang berbeda.
3. Post Test
sikap dan tindakan ibu merawat balita diare berdasarkan test dan atau
sebagai berikut:
1) Persiapan administrasi
Pada tahap ini, sebagai langkah awal peneliti adalah mengurus surat izin
penelitian, yaitu melakukan uji etik terlebih dahulu dan surat ijin
2) Pengumpulan Data
3) Tahap Pelaksanaan
untuk merawat balita sakit. Setelah kegiatan KIE ini selesai dilakukan,
pelaksanaan terlampir.
1. Pengolahan Data
kemungkinan kesalahan.
ketidaklengkapan data.
1. Analisis Univariat
Tabel 4.1
Analisis Univariat
Kelompok Intervensi Kelompok kontrol Cara analisis
Usia Usia Independent sampel
T-Test
Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Chi-square
Pekerjaan Pekerjaan Chi-square
Jumlah Anak Jumlah Anak Chi-square
Usia Anak Usia Anak Independent sampel
T-Test
Jenis Kelamin Jenis Kelamin Chi-square
Urutan Anak Urutan Anak Chi-square
2. Analisis Bivariat
Tabel 4.2
Analisis Bivariat Variabel Penelitian Terapi Kelompok Terapeutik
Variabel Cara analisis
Pengetahuan, sikap dan Pengetahuan, sikap dan
tindakan Ibu merawat tindakan Ibu dalam merawat
balita diare sebelum balita diare setelah
dilakukan intervensi pada dilakukan intervensi pada
kelompok intervensi kelompok intervensi
Pengetahuan, sikap dan Pengetahuan, sikap dan Independent t-test
tindakan Ibu merawat tindakan Ibu merawat balita
balita diare sebelum pada diare setelah tanpa
kelompok kontrol perlakuan intevensi pada
kelompok kontrol
Pengetahuan, sikap dan Pengetahuan, sikap dan Independent t-test
tindakan Ibu merawat tindakan Ibu merawat balita
balita diare sesudah diare setelah tanpa
intervensi pada perlakuan intervensi pada
kelompok intervensi kelompok kontrol
64
sikap dan tindakan) ibu merawat balita diare. Dalam penelitian ini ibu
yang menjadi responden adalah ibu yang memiliki balita dan bersedia
mengikuti komunikasi informasi edukasi (KIE) ini dari awal sampai akhir.
penelitian ini meliputi usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, suku dan
jumlah anak.
47
48
49