Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu Lisna Anisa Fitriana, S.Kep., M.Kes.
Disusun Oleh :
2001920
2B
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas diketahui masalah diare masih banyak terjadi pada anak-anak
bahkan balita. Masalah diare jika tidak segera ditangani akan berdampak lebih buruk lagi. Dan
untuk mengatasi masalah tersebut terdapat terapi farmakologi dan non farmakologi, salah satu
contoh terapi nonfarmakologi yaitu dengan menggunakan inovasi pemberian madu.
Bagaimanakah efektivitas inovasi madu untuk menurunkan frekuensi BAB pada anak dengan
diare
Tujuan dibuatnya Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memahami dan mengaplikasikan asuhan
keperawatan anak dengan inovasi pemberian madu untuk menurunkan frekuensi BAB anak
dengan diare akut.
Bagi Masyarakat
Diharapkan mampu dijadikan tambahan pengetahuan atau pembelajaran bagi keluarga atau
pun lingkungan sekitar dalam menangani diare terhadap anak dan mengenalkan teknik
pengobatan secara alami dengan menggunakan media utama madu sebagai pengurang
frekuensi diare pada anak.
.Bagi Puskesmas
Diharapkan mampu meningkatkan mutu dalam asuhan keperawatan anak terutama pada
kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Memberikan masukan kepada instansi terkait
mengenai penanganan diare pada anak dengan metode madu.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Definisi
Keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang dimiliki perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus pada keluarga (family
centered care), pencegahan terhadap trauma (atrumatic care), dan manajemen kasus.
Dalam dunia keperawatan anak, perawat perlu memahami, menginggat adanya
beberapa prinsip yang berbeda dalam penerapan asuhan dikarenakan anak bukan
miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik (Hidayat, 2005). Keluarga
merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak bagian dari keluarga,
dalam keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai
konstanta tetap dalam kehidupan anak (Wong,Perry & Hockenbery, 2002).
1. anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik yang berati
bahwa tidak boleh memandang anak dari ukuran fisik saja sebagaimana orang
dewasa melainkan anak sebagai individu yang unik yang mempunyai pola
pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan.
2. anak sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan yang sesuai dengan
tahap perkembangannya, kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisiologis seperti
nutrisi, cairan, ativitas, eliminasi, istirahat, tidur dan lain-lain. Dan kebutuhan
psikologis, seperti sosial dan spiritual.
3. pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan derajat kesehatan, bukan hanya mengobati orang yang sakit.
4. keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada
kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif
dalam memberikan asuhan keperawatan anak.
5. praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk
mencegah, mengkaji, mengintervensi, dan meningkatkan kesejahteraan hidup
dengan menggunakan prosese keperawatan yang sesuai dengan aspek moral dan
aspek hukum.
6. tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk 3 meningkatkan maturasi atau
kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan
spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat.
7. pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak berfokus pada ilmu
tumbuh kembang karena akan mempelajari aspek kehidupan anak.
Klasifikasi Diare
Berdasarkan lama diare menurut (Rosa, 2016) yaitu :
1. Diare Akut Diare akut dimana terjadi sewaktu-waktu dan berlangsung selama 14
hari dengan pengeluaran tinja lunak atau cair yang dapat atau tanpa disertai lendir
atau darah. Diare akut dapat menyebabkan dehidrasi dan bila kurang
mengkonsumsi makanan akan mengakibatkan kurang gizi.
2. Diare Kronik Diare kronik berlangsung secara terus-menerus selama lebih dari 2
minggu atau lebih dari 14 hari secara umum diikuti kehilangan berat badan secara
signifikan dan masalah nutrisi.
3. Diare persisten Diare persisten adalah diare akut dengan atau tanpa disertai darah
berlanjut sampai 14 hari atau lebih. Jika terdapat dehidrasi sedang atau berat
diklasifikasikan sebagai berat atau kronik. Diare persisten menyebabkan kehilangan
berat badan karena pengeluaran volume faces dalam jumlah banyak dan berisiko
mengalami diare. Diare persisten dibagi menjadi dua yaitu diare persisten berat dan
diare persisten tidak berat atau ringan. Diare persisten berat merupakan diare yang
berlangsung selama ≥ 14 hari, dengan tanda dehidrasi, sehingga anak memerlukan
perawatan di rumah sakit. Sedangkan diare persisten tidak berat atau ringan
merupakan diare yang berlangsung selama 14 hari atau lebih yang tidak
menunjukkan tanda dehidrasi (Sodikin, 2015).
4. Diare malnutrisi berat Diare malnutrisi berat disebabkan karena infeksi. Infeksi
dapat menyebabkan anak mengalami malnutrisi karena selama sakit,mengalami
infeksi, anak mengalami penurunan asupan makanan, gangguan pertahanan dan
fungsi imun (Kuntari, 2016).
1. Diare sekresi Diare sekresi disebabkan karena infeksi virus baik yang patogen
maupun apatogen, hiperperistaltik usus yang dapat disebabkan oleh bahan-bahan
kimia misalnya keracunan makanan atau minuman yang terlalu pedas, selain itu
juga dapat disebabkan defisiensi imun atau penurunan daya tahan tubuh
(Simadibrata, 2015).
2. Diare osmotik Diare osmotik disebabkan karena meningkatnya tekanan osmotik
intralumen dari usus halus yang disebabkan oleh obat-obat/zat kimia, makanan
tertentu seperti buah, gula/manisan, permen karet, makanan diet dan pemanis
obat berupa karbohidrat yang tidak diabsorbsi seperti sorbitol atau fruktosa. Diare
osmotik dapat terjadi akibat gangguan pencernaan kronik terhadap makanan
tertentu seperti buah, gula/manisan dan permen karet (Octa, dkk, 2016).
Etiologi
Etiologi menurut (Maryunani, 2016) antara lain:
a. Faktor Infeksi
1. Infeksi enternal: infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak.Meliputi infeksi eksternal sebagai berikut :
a) Infeksi bakteri: Vibrio’ E coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,
aeromonas, dan sebagainya.
b) Infeksi virus: Enterovirus (virus ECHO, Coxsacki, Poliomyelitis) Adenovirus,
Rotavirus, astrovirus, dan lain-lain.
c) Infeksi parasit: cacing (Ascaris, Trichuris, Oxcyuris, Strongyloides) protozoa
(Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis), jamur
(Candida albicans).
3. Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti: otitits
media akut (OMA), tonsillitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan
sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah
B. Faktor malabsorbsi
1. Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa,dan galaktosa). Pada bayi dan anak
yang terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).
2. Malabsorbsi lemak
3. Malabsorbsi protein
4. Faktor makanan, makanan basi,beracun, alergi, terhadap makanan.
5. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang
lebih besar. tahun.
Penatalaksanaan Terapi
Langkah-langkah pemberian madu menurut (Wulandari, 2017) adalah sebagai berikut :
1. Persiapan alat
Fase Kerja
BAB III
METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Subjek penelitian
Fokus Studi