3. Patologis
Akibatnya destruksi tulang, misalnya tuberkolosis tulang
belakang, yang dimana secara patologis terjadinya tear
ligament (robekan ligament) dan kapsul articular yang
merupakan komponen vital penghubung tulang
Patofisiologi Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu, karena
kelainan kongenital yang mengakibatkan kekenduran pada
ligament, sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi. Dari adanya
traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari
patologik, karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi
perubahan struktur sendi. Dari ketiga hal tersebut, menyebabkan
dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma
jaringan, tulang, penyempitan pembuluh darah, dan perubahan
panjang ektremitas, sehingga terjadi perubahan struktur. Pada
akhirnya terjadi kekakuan pada sendi, dari dislokasi sendi perlu
dilakukan adanya reposisi.
2. CT Scan
3. MRI
Fraktur
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa
(Syamsuhidayat. 2004: 840).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai
jenis dan luasnya. (Brunner & Suddarth. 2001 : 2357).
Fraktur adalah path tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu
sendiri, dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah
fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. (Price and Wilson,
1995: 1183).
Patah tulang adalah terputusnya hubungan normal suatu tulang
atau tulang rawan yang disebabkan oleh kekerasan. (Oswari, 2000 : 144)
Etiologi
1. Cedera dan benturan seperti pukulan langsung, gaya meremuk,
gerakan punter mendadak, kontraksi otot ekstrim.
2. Letih karena otot tidak dapat mengabsorbsi energi seperti berjalan
kaki terlalu jauh
3. Kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau osteoporosis pada
fraktur patologis. Penyebab Fraktur adalah:
a. Kekerasan langsung; Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang
pada titik terjadinya kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat fraktur
terbuka dengan garis patah melintang atau miring.
b. Kekerasan tidak langsung: Kekerasan tidak langsung menyebabkan
patah tulang ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan.
Yang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur
hantaran vektor kekerasan.
c. Kekerasan akibat tarikan otot: Patah tulang akibat tarikan otot sangat
Lanjutan....
2. Komplikasi
dalam waktu
lama
Terapi
Fraktur
1. Reduksi
2. Imobilisasi
Kasus
Seorang laki-laki, 45 tahun dirawat di rumah sakit setelah tertabrak motor, klien
mengalami fraktur cruris dextra. Klien mengeluh nyeri saat bergerak seperti
tertusuk-tusuk dengan skala 4-6(10), nyeri timbul secara intermitten. Klien saat ini
terpasang gips . Klien mengatakan ia sulit bergerak dansering terbangun pada
malam hari karena nyeri. Hasil pemeriksaan menunjukkan TD. 130/90, RR
22x/mnt, N 90x/mnt, Suhu 37 C. Pemeriksaan ekstremitas menunjukkan tidak
terdapat lesi pada tangan, tugor kulit elastis, CRT < 3``, kaki kanan terpasang gips
dari metatarsal sampai patella, terdapat luka jahitan pada bagian distal dan pada
bagian proksimal terdapat lesi. Luka terdapat pus, berwarna merah, edema,
disfungsileosa (+). Hasil Lab menunjukkan Hb. 12,3 g/dl, Leukosit. 11.200,
trombosit 290.000. Rontgen Fraktur Cruris dex
Kesimpulan
Dislokasi atau lukasasio adalah kehilangan
hubungan yang normal antara kedua
permukaan sendi secara komplet atau lengkap.
Terlepasnya kompresi jaringan tulang dari
sesatuan sendi, dislokasi ini hanya komponen
tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya
seluruh komponen tulang dari tempat yang
seharusnya dari mangkuk sendi. Dislokasi terjadi
saat ligamen memberikan jalan sedemikian rupa
sehingga tulang berpindah dari posisinya yang
normal di dalam sendi.
Thank you...