Anda di halaman 1dari 17

Anggi Rojiah Amalia 2009669

Tarysa Dewi Ayuni 2009760


Siti Sopiyah 2007095
Fanny Fauziyyah Sabila 2001920
Neneng Elis 2001951
Vinny Fitriani Aulia 2001847
Kelompok 8
Dislokasi
Definisi
Dislokasi atau lukasasio adalah kehilangan hubungan yang normal antara
kedua permukaan sendi secara komplet atau lengkap. Terlepasnya kompresi
jaringan tulang dari sesatuan sendi, dislokasi ini hanya komponen tulangnya
saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat
yang seharusnya dari mangkuk sendi. (Harsismanto,2019). Dislokasi adalah
keluarnya atau bercerainya kepala sendir dari mangkuknya, dislokasi
merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera.
(Khoirot Rysida,2015). Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang
membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis
(Brunner&Suddarth,2015)
Etiologi
1. Trauma : Jika disertai fraktur, keadaan ini disebut fraktur dislokasi
Cedera Olahraga
Cedera olahraga ini yang biasanya berisiko jatuh misalnya pemain basket dan
pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari, karena
secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain.
Trauma yang tidak berhubungan dengan olahrga
Salah satu contohnya yaitu benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor
biasanya menyebabkan dislokasi
Terjatuh
Salah satu contohnya yaitu terjatuh dari tangga atau terjatuh di atas lantai yang
licin
2. Kongenital
Sebagian anak dilahirkan dengan dislokasi, misalnya dislokasi pangkal paha,
secara klinis salah satu tungkai lebih pendek dibanding tungkai lainnya dan pantat
pada bagian yang terjadi dislokasi menjadi tidak simetris. Dislokasi
kongenital ini dapat terjadi secara bilateral atau dua sisi,
maka dari itu perlu adanya pemeriksaan klinis dengan
menggunakan Sinar-x untuk menentukan tindakan
lanjutan.

3. Patologis
Akibatnya destruksi tulang, misalnya tuberkolosis tulang
belakang, yang dimana secara patologis terjadinya tear
ligament (robekan ligament) dan kapsul articular yang
merupakan komponen vital penghubung tulang
Patofisiologi Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu, karena
kelainan kongenital yang mengakibatkan kekenduran pada
ligament, sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi. Dari adanya
traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari
patologik, karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi
perubahan struktur sendi. Dari ketiga hal tersebut, menyebabkan
dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma
jaringan, tulang, penyempitan pembuluh darah, dan perubahan
panjang ektremitas, sehingga terjadi perubahan struktur. Pada
akhirnya terjadi kekakuan pada sendi, dari dislokasi sendi perlu
dilakukan adanya reposisi.

Adanya tekanan eksternal yang berlebihan menyebabkan


suatu masalah yang disebut dislokasi yang utamanya terjadi
pada ligament. Ligament akan mengalamai kerusakan pada
serabut dari kerusakan serabut yang ringan maupun total
ligament akan mengalami robek dan ligament yang robek
akan kehilangan kemampuan stabilitasnya. Hal tersebut akan
membuat pembuluh darah akan terputus dan terjadilah
edema. Sendi mengalami nyeri dan gerakan sendi terasa
sangat nyeri. Derajat distabilitas dan nyeri terus meningat
selama 2 sampai 3 jam setelah akibat cedera akan
membengkak dan pendarahan yang terjadi, maka
menimbulkan masalah yang disebut dengan dislokasi.
Pemeriksaan
Diagnostik
1. Sinar-X (Rontgen)

2. CT Scan

3. MRI
Fraktur
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa
(Syamsuhidayat. 2004: 840).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai
jenis dan luasnya. (Brunner & Suddarth. 2001 : 2357).
Fraktur adalah path tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu
sendiri, dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah
fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. (Price and Wilson,
1995: 1183).
Patah tulang adalah terputusnya hubungan normal suatu tulang
atau tulang rawan yang disebabkan oleh kekerasan. (Oswari, 2000 : 144)
Etiologi
1. Cedera dan benturan seperti pukulan langsung, gaya meremuk,
gerakan punter mendadak, kontraksi otot ekstrim.
2. Letih karena otot tidak dapat mengabsorbsi energi seperti berjalan
kaki terlalu jauh
3. Kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau osteoporosis pada
fraktur patologis. Penyebab Fraktur adalah:
a. Kekerasan langsung; Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang
pada titik terjadinya kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat fraktur
terbuka dengan garis patah melintang atau miring.
b. Kekerasan tidak langsung: Kekerasan tidak langsung menyebabkan
patah tulang ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan.
Yang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur
hantaran vektor kekerasan.
c. Kekerasan akibat tarikan otot: Patah tulang akibat tarikan otot sangat
Lanjutan....

jarang terjadi. Kekuatan dapat berupa


pemuntiran, penekukan, penekukan
dan penekanan, kombinasi dari
ketiganya, dan penarikan.
Patofisiologi
Patah tulang biasanya terjadi karena benturan tubuh,
jatuh atau trauma, baik itu karena trauma langsung misalnya:
tulang kaki terbentur bemper mobil, atau tidak langsung,
misalnya seseorang yang jatuh dengan telapak tangan
menyangga. Juga bisa karena trauma akibat tarikan otot
misalnya: patah tulang patela dan olekranon, karena otot
trisep dan bisep mendadak berkontraksi.
Fraktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur
tertutup. Tertutup bila tidak terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar. Terbuka bila terdapat
hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar oleh
karena perlukaan di kulit.
Manifestasi Klinis
Menurut Mansjoer, Arif (2014) tanda dan gejala fraktur sebagai berikut:
1. Deformitas (perubahan struktur dan bentuk) disebabkan oleh ketergantungan
fungsional otot pada kesetabilan otot.
2. Bengkak atau penumpukan cairan/darah karena kerusakan pembuluh darah,
berasal dari proses vasodilatasi, eksudasi plasma dan adanya peningkatan
leukosit pada jaringan di sekitar tulang.
3. Spasme otot karena tingkat kecacatan, kekuatan otot yang sering disebabkan
karena tulang menekan otot.
4. Nyeri karena kerusakan jaringan dan perubahan struktur yang meningkat
karena penekanan sisi-sisi fraktur dan pergerakan bagian fraktur.
5. Kurangnya sensasi yang dapat terjadi karena adanya gangguan saraf, dimana
saraf in dapat terjepit atau terputus oleh fragmen tulang.
6. Hilangnya atau berkurangnya fungi normal karena ketidakstabilan tulang, nyeri
atau spasme otot
7. Pergerakan abnorrmal.
8. Krepitasi, sering terjadi karena pergerakan bagian fraktur sehingga
menyebakan kerusakan faringan sekitarnya
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiologis 3. Pemeriksaan Arteriografi
(Rontgen)
2. Pemeriksaan Laboratorium
Komplikasi 1. Komplikasi
Fraktur awal

2. Komplikasi
dalam waktu
lama
Terapi
Fraktur
1. Reduksi

2. Imobilisasi
Kasus
Seorang laki-laki, 45 tahun dirawat di rumah sakit setelah tertabrak motor, klien
mengalami fraktur cruris dextra. Klien mengeluh nyeri saat bergerak seperti
tertusuk-tusuk dengan skala 4-6(10), nyeri timbul secara intermitten. Klien saat ini
terpasang gips . Klien mengatakan ia sulit bergerak dansering terbangun pada
malam hari karena nyeri. Hasil pemeriksaan menunjukkan TD. 130/90, RR
22x/mnt, N 90x/mnt, Suhu 37 C. Pemeriksaan ekstremitas menunjukkan tidak
terdapat lesi pada tangan, tugor kulit elastis, CRT < 3``, kaki kanan terpasang gips
dari metatarsal sampai patella, terdapat luka jahitan pada bagian distal dan pada
bagian proksimal terdapat lesi. Luka terdapat pus, berwarna merah, edema,
disfungsileosa (+). Hasil Lab menunjukkan Hb. 12,3 g/dl, Leukosit. 11.200,
trombosit 290.000. Rontgen Fraktur Cruris dex
Kesimpulan
Dislokasi atau lukasasio adalah kehilangan
hubungan yang normal antara kedua
permukaan sendi secara komplet atau lengkap.
Terlepasnya kompresi jaringan tulang dari
sesatuan sendi, dislokasi ini hanya komponen
tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya
seluruh komponen tulang dari tempat yang
seharusnya dari mangkuk sendi. Dislokasi terjadi
saat ligamen memberikan jalan sedemikian rupa
sehingga tulang berpindah dari posisinya yang
normal di dalam sendi.
Thank you...

Anda mungkin juga menyukai