Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN DAN PENGATURAN ALUR KERJA DALAM PELAKSANAAN

PENANGANAN PASIEN COVID-19

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan

Dosen pengampu : Asih Purwandari Wahyoe Puspita, S.Kep., Ners., M.Kep.

Dr.Linda Amalia, S.Kp., M.K.M

Oleh :

Kelompok 8

Fanny Fauziyyah Sabila 2001920

Neneng Elis 2001951

Siti Sopiah 2007095

Trysa Dewi Ayuni 2009728

Vinny Fitriani Aulia 2001847

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdullillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang yangtelahmemberikan
kesehatan jasmani dan rohani, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalahmengenai
“Manajemen dan Pengaturan Alur Kerja Dalam Pelaksanaan Penanganan Pasien Covid-19” yang
diajukan untuk tugas mata kuliah Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan

Penulis merasakan banyak sekali kendala dan kesulitan dalam penyusunan makalahini, namun
berkat bantuan berbagai pihak akhirnya makalah ini bisa diselesaikan. Padakesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat Ibu Asih Purwandari Wahyoe Puspita, S.Kep.,
Ners., M.Kep. dan Dr.Linda Amalia, S.Kp., M.K.M selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan

Anak Sakit Kronis dan Terminal, kepada keluargatercinta terimakasih atas doa dan motivasi yang
diberikan kepada penulis, dan kepada rekanseperjuangan yang telah memberikan motivasi dalam
penyelesaian tugas ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis berharap pembaca dapat memberikan saran dan kritikyangmembangun untuk
penulis agar mampu menyusun makalah yang lebih baik lagi di masayangakan datang. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Keperawatan Anak Sakit Kronisdan Terminal.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semuapihak.

Bandung, 05 November 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................1
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................................ 4
1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................5
2.1 Pengaturan Alur Layanan ............................................................................................................... 5
2.1.1 Alur Pasien .............................................................................................................................. 5
2.1.2 Skrining ................................................................................................................................... 5
2.1.3 Triase ...................................................................................................................................... 6
2.2 Pembagian Zona Risiko Penularan Covid-19 di Rumah Sakit ........................................................... 6
2.2.1 Zona Covid-19 ......................................................................................................................... 6
2.2.2 Zona Non Covid-19 .................................................................................................................. 7
2.3 Penerapan Prinsip Pencegahan dan Pengendalian (PPI) Dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru ...... 8
2.3.1 Protokol bagi pasien (Kemenkes RI, 2020) ............................................................................... 8
2.3.2 Protokol bagi petugas (Kemenkes RI, 2020) ............................................................................. 9
2.4 Penguatan Kapasitas Sistem Kesehatan.......................................................................................... 9
2.4.1 Peningkatan tenaga medis ...................................................................................................... 9
2.4.2 Peningkatan sarana pendukung kesehatan ............................................................................ 10
2.4.3 Peningkatan ruang perawatan............................................................................................... 11
2.4.4 Penguatan sistem kesehatan ................................................................................................. 11
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................. 12
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 13

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Corona virus atau yang dikenal dengan Covid-19 merupakan kasus pneumonia baru yang
pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei. Dalam waktu satu bulan, penyakit ini telah
menyebar di berbagai provinsi lain di China, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan. Dalam waktu
beberapa bulan, sudah menyebar ke seluruh dunia.(Kemenkes RI, 2020).

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan
coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada
setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan
gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi Covid-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan
masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus Covid-19 yang berat dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. (Kemenkes RI, 2020)

Transmisi SARS-CoV-2 dapat terjadi melalui kontak langsung, kontak tidak langsung, atau
kontak erat dengan orang yang terinfeksi melalui sekresi seperti air liur dan sekresi saluran
pernapasan atau droplet saluran napas yang ke luar saat orang yang terinfeksi batuk, bersin,
berbicara, atau menyanyi. (WHO, 2020).

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan


kesehatan secara menyeluruh yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat (Kemenkes RI, 2010) . Rumah sakit merupakan suatu institusi yang fungsi utamanya
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Rumah sakit merupakan salah satu dari
sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan.Upaya kesehatan adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat (Depkes RI, 2018).

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaturan pada alur pelayanan pada masa covid-19?
2. Bagaimana pembagian zona risiko penularan covid-19 di rumah sakit?
3. Bagimana cara penerapan prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) pada masa
pandemic covid-19?
4. Bagaimana cara penguatan kapasitas sistem kesehatan pada masa covid-19?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaturan pada alur pelayanan pada masa covid-19


2. Untuk mengetahui pembagian zona risiko penularan covid-19 di rumah sakit
3. Untuk mengetahui cara penerapan prinsip pencegahan dan pengendalian indeksi (PPI) pada
masa pandemic covid-19
4. Untuk mengetahui cara penguatan kapasitas sistem kesehatan pada masa covid-19

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat adanya disusun makalah ini diharapkan untuk dapat menambah ilmu dan pengetahuan
bagi penulis maupun pembaca

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengaturan Alur Layanan

2.1.1 Alur Pasien


Dalam konteks pengobatan modern, kompleksitas sistem perumahsakitan dianggap
sebagai faktor utama penyebab insiden kesalahan medis. Dengan paradigma” pelayanan
berfokus pasien”, hak pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman telah menjadi
indikator dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit versi 2012 (SARS 2012) di Indonesia,
melalui penerapan 6 Sasaran Keselamatan Pasien (SKP). Adapun salah-satu jenis penyakit
dengan mortalitas dan morbiditas yang tinggi adalah Sepsis. Pengunaan modifikasi klinis
Internasional Classification of Desease (ICD) berbasis revisi ke-9, telah menimbulkan
kerancuan terminologi dan meningkatkan mortalitas sepsis. Secara global, mortalitas sepsis
mencapai 8 juta/tahun, dengan pertumbuhan di negara berkembang berkisar 8–13% per-tahun.
Untuk memastikan efektifitas Keselamatan Pasien pada alur pelayanan penyakit sepsis,
dilakukan penelitian terhadap imlementasi Tatakelola 6 Sasaran Keselatanan Pasien. Melalui
kerangka studi kasus, dengan pendekatan kualitatif diskriptik-analitik, dilaksanakan penelitian
di Rumah Sakit Tebet Jakarta pada bulan April-Mei 2015. Hasil penelitian menunjukkan,
efektifitas Tatakelola 6 SKP mencapai 96,283%, dengan tingkat kesalahan dibawah 5%.
Penelitian ini berhasil membuktikan implementasi Tatakelola 6 SKP pada alur pelayanan
penyakit sepsis. Disimpulkan bahwa Tatakelola 6 Sasaran Keselamatan Pasien sangat efektif
mengurangi resiko KP.

2.1.2 Skrining
Pengkajian atau penyaringan resep adalah salah satu tahapan dalam alur pelayanan resep
yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam mempersembahkan obat. Dalam
menjaminitas dan keabsahan obat, aspek pada skrining resep meliputi kelengkapan
administrasi, kesanggupan farmasetik dan klinik. Tujuan penelitian untuk mengetahui profil
skrining administrasi dan farmasetik resep antibiotik golongan sefalosporin pada pasien anak.

5
2.1.3 Triase
Virus SARS-CoV-2 ( Covid-19 ) masuk dalam masalah kesehatan dunia dan ditetapkan
sebagai pandemi oleh World Health Organization pada tanggal 11 maret 2020. Triase dalam
pelayanan kegawatdaruratan ditingkatkan sejak adanya kasus covid 19 ini , triase adalah
proses pemilahan pasien untuk membuat sebuah keputusan dalam menentukan level prioritas
pasien yang datang ke Instalasi gawat darurat. Tujuannya untuk etahuinya Gambaran Proses
alur Triase Selama Pandemi Covid-19 dan persiapan pelaksanaan triase, perbedaan alur triase
pada saat sebelum dan saat pandemi covid 19 di rumah sakit terutama pada ruang unit gawat
darurat yang didasarkan dari keluhan utama, riwayat penyakit, skrining dan perubahan pada
persiapan proses triase terhadap penggunaan APD pada tenaga medis yang mengwajibkan
memakai Masker bedah dan N95, Gaun anti air, Sarung tangan ganda,topi penutup kepala,
kacamata google, penutup wajah, dan sarung sepatu untuk meminimalkan risiko infeksi covid-
19.

2.2 Pembagian Zona Risiko Penularan Covid-19 di Rumah Sakit

2.2.1 Zona Covid-19


Zona Covid-19 merupakan area/ruangan yang tingkat risiko terjadinya penularan COVID-19
tinggi karena berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan pelayanan

pasien COVID-19. Zona ini diperuntukan bagi pasien kontak erat, suspek, probable dan
konfirmasi COVID-19. Yang termasuk dalam zona COVID-19 meliputi:

 Area pelayanan : area rawat jalan khusus COVID-19, area IGD khusus COVID-19,
area rawat inap khusus COVID-19, area ruang isolasi khusus COVID-19 (tekanan
negatif / ventilasi normal), area ruang rawat intensif (ICU/HCU) khusus COVID-19,
area ruang bersalin khusus COVID-19, area Ruang Operasi khusus COVID-19.
 Area penunjang : area laboratorium khusus COVID-19, area Radiologi khusus
COVID-19, area bagian gizi khusus COVID-19, area Kamar Jenazah, Area
Pengolahan Limbah Rumah Sakit.

6
 Bila memungkinkan pembagian kedua zona tersebut adalah dalam bentuk ruangan terpisah.
Apabila terkendala keterbatasan ketersediaan ruangan maka opsinya adalah :
Dalam satu instalasi yang perlu dipisahkan antara zona non COVID-19 dan zona

 COVID-19 dapat dibatasi dengan pembatas sementara atau permanen yang ditandai
dengan penanda (sign) khusus yang jelas dan menganut sistem jalur satu arah.
 Bagi Rumah Sakit yang mempunyai jumlah SDM memadai dapat dibagi menjadi
petugas di Zona Pelayanan COVID-19 dan Non COVID-19. Bagi Rumah Sakit yang
tidak memiliki SDM yang cukup dapat membuat jadwal / pembagian jam shift layanan
maupun hari layanan antara layanan biasa maupun layanan khusus COVID-19.
 Bila ketersediaan ruangan tidak memungkinkan sama sekali untuk pemisahan zona,
maka untuk mengurangi risiko penyebaran COVID-19 dapat dilakukan dalam bentuk
pengaturan jadwal pelayanan, pembagian jam shift layanan ataupun hari layanan yang
diikuti dengan tindakan dekontaminasi dan sterilisasi baik ruangan maupun alat
kesehatan setelah pemberian pelayanan kepada pasien COVID-19 sesuai aturan yang
berlaku.

2.2.2 Zona Non Covid-19


Zona Non Covid-19 merupakan area/ruangan yang tingkat risiko terjadinya penularan
COVID-19 rendah karena tidak berhubungan langsung dengan pelayanan pasien COVID-
19.Yang termasuk dalam zona non COVID-19 meliputi:

 Area Administrasi: ruangan manejemen Rumah Sakit, ruang pertemuan, ruang


pendaftaran, gudang logistik, ruang rekam medik, administrasi dan lainnya.
 Area Pelayanan : area rawat jalan non COVID-19, area IGD non COVID-19, instalasi
rawat inap non COVID-19, area rawat intensif (ICU/HCU) non COVID-19, area ruang
bersalin non COVID-19, Ruang Operasi non COVID-19,
 Area penunjang : area laboratorium non COVID, area radiologi non COVID-19, area
bagian gizi non COVID-19, laundri, area farmasi dan layanan non COVID-19 lainnya.

7
2.3 Penerapan Prinsip Pencegahan dan Pengendalian (PPI) Dalam Masa Adaptasi
Kebiasaan Baru
2.3.1 Protokol bagi pasien (Kemenkes RI, 2020)
a. Sebelum Berangkat ke Rumah Sakit
 Lakukan pendaftaran/registrasi melalui telepon atau daring (bila tersedia
fasilitas tersebut)
 Laporkan kondisi gejala dan keluhan.
 Konsultasi dengan dokter/perawat melalui fasilitas telemedicine (bila
memungkinkan)
b. Saat Pergi ke Rumah Sakit
 Selalu menggunakan masker.
 Siapkan hand sanitizer sendiri.
 Jangan menyentuh muka terutama bagian mulut, hidung, dan mata.
 Mendatangi bagian pelayanan Rumah Sakit sesuai jadwal yang
disepakati/perjanjian.
c. Saat Berada di Rumah Sakit
 Selalu memakai masker
 Diwajibkan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 40 s/d 60
detik atau dengan hand sanitizer selama s/d 30 detik.
 Jaga jarak dengan pasien lain >1 m termasuk dalam menaiki tangga dan akses
lift.
 Jangan menyentuh muka terutama bagian mulut, hidung, dan mata.
 Laporkan kondisi atau gejala sakit yang diderita dengan sejujurnya kepada
petugas.
 Tidak keluar masuk ruangan agar tidak tertular /menularkan penyakit kepada
pasien yang lainnya.
d. Saat Keluar dari Rumah Sakit
 Selalu Pakai masker.
 Diwajibkan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 40 s/d 60
detik atau dengan hand sanitizer selama 20 s/d 30 detik.
 Dan tetap menjaga jarak >1 m
8
2.3.2 Protokol bagi petugas (Kemenkes RI, 2020)
a. Sebelum Berangkat ke Rumah Sakit
 Memastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan jika sakit segera berobat
ke fasyankes.
 Lapor ke pimpinan apabila sakit dan istirahat di rumah sampai sembuh.
 Tidak memakai perhiasan atau aksesoris lainnya ke Rumah Sakit.
 Selalu Pakai masker
 Siapkan hand sanitizer sendiri
 Gunakan sarana transportasi paling aman dan jaga jarak dengan pasien lain.
b. Di Rumah Sakit
 Masuk melalui pintu petugas yang terpisah dengan pintu pasien/pengunjung.
 Bagi petugas yang akan melakukan kontak dengan pasien ganti pakaian pribadi
dengan pakaian Rumah Sakit dan tinggalkan di loker /bagian penitipan barang.
 Diwajibkan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 40 s/d 60
detik atau dengan hand sanitizer selama 20 s/d 30 detik.
 Selalu menggunakan masker bedah saat bekerja.

2.4 Penguatan Kapasitas Sistem Kesehatan

2.4.1 Peningkatan tenaga medis


No. Jenis Kegiatan Kegiatan Lembaga
Yang Terlibat
1. Rekrutmen - Rekrutmen tenaga medis - Dinkes
dari RS non-rujukan - RSUD
- Rekrutmen tenaga medis
dari RS swasta
2. Peningkatan - Peningkatan kapasitas - Dinkes
kapasitas tenaga medis dalam
penangaan Covid-19

9
3. Program - Pemenuhan kebutuhan - Dinkes
peningkatan sumber daya manusia
kapasitas sumber kesehatan
daya manusia - Distribusi dan
kesehatan pemerataan sumber daya
manusia kesehatan
- Peningkatan kompetensi
dan kualifikasi sumber
daya manusia kesehatan
- Pembinaan dan
pengawasan sumber daya
manusia kesehatan

2.4.2 Peningkatan sarana pendukung kesehatan


Peningkatan sarana prasarana tambahan dari sektor kesehatan swasta domestik
merupakan poin penting untuk menjaga efektivitas penanganan medis pasien. Sumber daya
tambahan bisa didapatkan dari sektor swasta dan digunakan untuk memperluas kapasitas
untuk mengelola dan menangani kasus Covid-19, dan untuk memberikan perawatan
mendesak lainnya. Pada tahap awal wabah, kapasitas tambahan dapat bersumber dari
sektor swasta untuk memastikan bahwa tindakan operasi tertentu (seperti tiroid, prostat,
hernia atau operasi ginekologi) diselesaikan sebelum lonjakan kasus. Selama tahap awal
lonjakan, pastikan bahwa rumah sakit dan klinik swasta menunda intervensi dan operasi
yang tidak mendesak untukmembebaskan kapasitas.
Selain itu, bernegosiasi dengan mereka untuk memastikan mereka menyediakan
kapasitas yang telah dibebaskan. Pastikan bahwa penggantian untuk ini gratis/ditanggung
pemerintah, sehingga tidak ada keuntungan yang didapat, dan keberlanjutan finansial dari
penanganan dijamin 25. Untuk mengurangi beban rumah sakit, maka dibatasi hanya PDP
dengan ISPA berat yang rawat di rumah sakit rujukan. PDP dengan ISPA sedang bisa
dirawat di RS Darurat Covid-19 (Hotel, Wisma, Asrama Haji dan lain-lain yang
difungsikan sebagai RS Darurat). Sedangkan PDP ringan bisa isolasi diri dirumah. Faslitas
Khusus atau Rumah Sakit Darurat ini diawasi oleh Kementerian/Lembaga, Pemerintah

10
Daerah setempat yang dapat terdiri dari Dinkes, Puskesmas, Rumah Sakit, Badan
Penanggulangan Bencana Daerah, TNI/Polri dan lain-lain. Pembiayaan oleh pemerintah
dan sumber lain yang sah.

2.4.3 Peningkatan ruang perawatan


Perkirakan kapasitas lonjakan yang dibutuhkan untuk perawatan akut dan intensif.
Kapasitas lonjakan yang dibutuhkan dapat bervariasi secara signifikan tergantung pada
keberhasilan kesehatan masyarakat dan langkah-langkah jarak fisik (physical distancing)
untuk memperlambat penularan dan karakteristik sosiodemografi populasi yang terkena
dampak. WHO telah mengembangkan satu set kalkulator untuk menghitung lonjakan kasus
yang saling terkait dan membuat perencanaan lonjakan kasus bagi pembuat kebijakan di
tingkat nasional, regional dan lokal. Skenario epidemiologi alternatif dimasukkan ke dalam
kebutuhan akan kapasitas perawatan akut dan intensif yang diproyeksikan per hari selama
wabah. Kalkulator ini dapat dilengkapi dengan perencana lonjakan Sumber Daya Manusia
untuk Kesehatan (HRH) yang canggih - sesuai untuk perencana tingkat nasional, regional
dan fasilitas kesehatan - yang mempertimbangkan berbagai jenis petugas perawatan
kesehatan dengan tingkat kompetensi yang berbeda.

2.4.4 Penguatan sistem kesehatan


Mengoptimalkan platform pengiriman yang ada saat ini dan mengembangkan
platform pengiriman alternatif untuk layanan kesehatan penting: mengembangkan solusi
kerja jarak jauh, meningkatkan program rawat inap di rumah dan secara cepat
meningkatkan strategi e-Health yang ada. Kemampuan rumah sakit dan sistem perawatan
primer untuk menyediakan konsultasi berbasis telepon, video atau web perlu ditingkatkan
dengan cepat sehingga tidak ada pasien yang perlu datang ke rumah sakit kecuali jika
diperlukan. Beberapa perawatan rawat jalan rutin dapat dilanjutkan melalui rute ini.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masalah wabah Covid-19 sangat kompleks sehingga tidak bisa ditangani secara
parsial atau secara sendiri-sendiri dan sektoral. Dibutuhkan kerjasama semua pihak untuk
menghadapi wabah ini karena persoalannya menyebar ke hampir semua wilayah dan
berimbas ke berbagai sendi kehidupan sosial dan ekonomi kita. Ini sudah menjadi masalah
nasional dan bahkan global, yang harus ditangani secara komprehensif dan terpadu dan
diperlukan Manajemen dan pengaturan Alur Kerja dalam Pelaksanaan Penanganan pasien
Covid-19.
Pemerintah khususnya instansi kesehatan memiliki peran yang sangat penting
dalam pencegahan dan penanganan Covid-19 dan terus didorong untuk menyusun langkah
dalam penanganan Covid-19 salah satunya Manajemen dan pengaturan Alur Kerja dalam
Pelaksanaan Penanganan pasien Covid-19 di rumah sakit,karena rumah sakit merupakan
salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. bertujuan
untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

3.2 Saran
Perlu ada upaya bersama untuk mencegah penyebaran dan edukasi tentang risiko
penularan virus, peningkatan sistem kekebalan tubuh, peningkatan kapasitas sistem
kesehatan baik tenaga medis maupun sarana pendukung kesehatan, peningkatan ketahanan
pangan dan industri alat kesehatan, serta penguatan jaring pengaman sosial nasional dan
stimulus ekonomi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Irawati T.(2020). Menuju Adaptasi Kebiasaan Baru. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Eista Swaesti. Buku Pedoman Pencegahan dan Penanganan Corona Virus. 1st ed. Emirfan, editor.
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan. Yogyakarta:Javalitera; 2020.

Kemenkes RI. (2020). Panduan Teknis Pelayanan Rumah Sakit. Direktorat Pelayanan Kesehatan
Rujukan,1689–1699.
https://arxiv.org/pdf/1707.06526.pdf%0Ahttps://www.yrpri.org%0Ahttp://weekly.cnbnews.
com/news/article.html?no=124000%0Ahttps://www.fordfoundation.org/%0Ahttp://bibliotec
avirtual.clacso.org.ar/Republica_Dominicana/ccp/20120731051903/prep%0Ahttp://webpc.c
ia
Rianayanti Asmira Rasam Jurnal Administrasi Rumah Sakit. Vol: 3 (2), 100-113, 2017
Viola Larasati Sukma, Zulmah Astuti, 2001 Pedoman Pelayanan Rumah Sakit Pada Masa
Pandemi Covid-19

13
10 Pertanyaan

1. Proses dimana pasien atau seorang individu di evaluasi dan dikaji untuk mengetahui kriteria
gejala dan riwayat untuk menentukan kedalam kategori dicurigai Covid 19 atau bukan. Proses
tersebut dinamakan?

a. Registrasi

b. Rawat jalan

c. Isolasi

d.Skrining

e. Semua benar

2. Tujuan dari Skrining adalah..

a. Memisahkan pasien yang dicurigai COVID-19 dengan pasien non COVID-19.

b. Mengurangi pajanan untuk pasien lain, pengunjung dan petugas Rumah Sakit.

c. Membantu mencegah penyebaran penyakit di dalam fasilitas kesehatan.

d. Memastikan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) digunakan sesuai pedoman penggunaan
APD.

e. Semua benar

3. Area Penunjang pada zona covid-19 adalah kecuali

a.laboratorium khusus covid-19

b.Radiologi khusus covid-19

c.Gizi khusus covid-19

d.IGD khusus covid-19

14
e.Kamar Jenazah khusus covid-19

4. Protokol bagi petugas kesehatan covid-19 saat di Rumah Sakit menurut (kemenkes,2020) adalah

a.Masuk melalui pintu petugas yang terpisah dengan pintu pasien/pengunjung.

b.Bagi petugas yang akan melakukan kontak dengan pasien ganti pakaian pribadi dengan pakaian
Rumah Sakit dan tinggalkan di loker /bagian penitipan barang.

c.Diwajibkan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 40 s/d 60 detik atau dengan
hand sanitizer selama 20 s/d 30 detik.

d.Selalu menggunakan masker bedah saat bekerja.

e.Benar Semua

5. Salah satu tahapan dalam alur pelayanan resep yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kesalahan dalam mempersembahkan obat adalah

a. alur pasien

b. skrining

c. triase

d. zona covid-19

e. semua benar

6. Salah satu protokol bagi pasien menurut Kemenkes RI 2020 sebelum berangkat ke RS adalah

a. laporkan kondisi gejala dan keluhan

b. selalu menggunakan masker

c. siapkan hand sanitizer sendiri

15
d. jangan menyentuh muka terutama bagian mulut, hidung, dan mata

e. mendatangi bagian pelayanan RS sesuai jadwal uang disepakati/perjanjian

7. Sebutkan salah satu zona non covid 19 yang ada di Rumah Sakit?

a. Area pelayanan

b. Area administrasi

c. Area laboratorium

d. Area pengolahan limbah rumah sakit

e. Area radiologi khusus

8. Proses pemilahan pasien untuk membuat sebuah keputusan dalam menentukan level prioritas
pasien yang datang ke Instalasi gawat darurat disebut?

a. Isolasi

b. Alur pasien

c. skrining

d. Triase

e. Zona covid

9. Merupakan area/ruangan yang tingkat risiko terjadinya penularan COVID-19 rendah karena
tidak berhubungan langsung dengan pelayanan pasien COVID-19. Adalah

a. Area administrasi

b. Area penunjangan

c. Zona non covid

16
d. Area perawatan

e. Area radiologi khusus

10. Merupakan area/ruangan yang tingkat risiko terjadinya penularan COVID-19 tinggi karena
berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan pelayanan pasien COVID-19.

a. Zonan non covid

b. Zona covid-19

c. Area administrasi

d. Area perawatan

e. Areapenunjangan

17

Anda mungkin juga menyukai