Anda di halaman 1dari 11

“MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN”

“ADVOKAT MANAJEMEN RUMAH SAKIT DALAM EFETIVITAS DAN


EFISIENSI PROSES PELAYANAN PENYEMBUHAN PASIEN”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

Idjra Safitri Siti Nabila


Rini Juanda Tika Sari
Roni Trio Finesya

DOSEN PEMBIMBING

Ns. Dia Resti Dewi Nanda Demur.,M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

TP 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah
memberikan kami karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah
Manajemen Keperawatan. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan terhadap advokasi manajemen rumah sakit dalam efektivitas dan efisiensi dalam
proses palayanan penyembuhan pasien

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik dan saran
yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi saya
sendiri dan umumnya bagi para pembaca makalah ini.

Terimakasih, Wassalamu’alaikum,

Bukittinggi , 18 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………...……….2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….…………….3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..…4

A. Latar belakang……………………………………………………………………..…..4
B. Rumusan masalah………………………………………………………………….…..4
C. Tujuan…………………………………………………………………...……………..5

BAB II ISI……………………………………………………………………..………………6

A. Definisi Advokat Manajemen Rumah Sakit………………………………………...…6


B. Tujuan dari Advokasi Manajemen Rumah Sakit…………………………………...…7
C. Manfaat dan Fungsi dari Case Manajement…………………………………………...7
D. Hubungan Kualitas Pelayanan terhadap advokasi manajemen rumah sakit………..…9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………….......10
B. Penutup………………………………………………………………………….…....10

BAB IV DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..…………..11


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit semakin berkembang menjadi entitas ekonomi yang menghadapi
persaingan ketat di samping berbagai dimensi Sementara dalam dua dekade terakhir,
efisiensi dan pengurangan biaya mendapat peringkat tinggi dalam agenda manajemen,
para pemimpin rumah sakit semakin mengakui bahwa mereka tidak dapat menyusut
menjadi kehebatan dan kemakmuran strategis (Rasche dan Braun von Reinersdorff,
2015 dan 2016). Selain itu, penciptaan nilai dalam sektor kesehatan dan rumah sakit
berasal dari dimensi hasil dan biaya (Porter, 2010). Yang terakhir ini dapat diukur
dengan mudah berbeda dengan dimensi nilai yang menggabungkan banyak isa dan
memberikan keleluasaan untuk interpretasi.
Layanan seharusnya tidak hanya dimulai dan diakhiri dengan pasien tetapi
juga menggabungkan aspek orientasi pelanggan internal. Pikirkan kegiatan medis
pendukung seperti yang disediakan oleh departemen darurat, anestesi, radiologi atau
patologi yang harus dinilai dari layanan dari pada perspektif pengobatan (Hogan et al.,
2012). Secara bersama-sama, mereka mendefinisikan pasar internal untuk
menawarkan layanan dan kompetensi yang direkrut dari disiplin 'pelanggan' seperti
kardiologi, bedah, atau urologi. Terutama layanan infrastruktur manajerial dan
administratif diperlukan untuk mengatasi masalah keselamatan dan keamanan secara
profesional, karena rumah sakit tidak dapat direduksi hanya menjadi fungsi perawatan
dan perawatan medis. Hasil yang terlihat ini adalah puncak dari batu es layanan yang
sebagian besar tersembunyi di bawah permukaan air.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Definisi Advokat Manajemen Rumah Sakit ?
2. Apakah Tujuan dari Advokasi Manajemen Rumah Sakit ?
3. Apakah Manfaat dan Fungsi dari Case Manajement ?
4. Bagaimana Hubungan Kualitas Pelayanan terhadap advokasi manajemen rumah
sakit ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Advokat Manajemen Rumah Sakit
2. Untuk Mengetahui Tujuan dari Advokasi Manajemen Rumah Sakit
3. Untuk Mengetahui Manfaat dan Fungsi dari Case Manajement
4. Untuk Mengetahui Hubungan Kualitas Pelayanan terhadap advokasi manajemen
rumah sakit
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Advokat Manajemen Rumah Sakit


Advokasi merupakan peran profesional perawat untuk melakukan pembelaan dan
perlindungan kepada pasien. Dalam pelaksanaannya terdapat faktor yang penghambat
dan pendukung peran advokat perawat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui
gambaran pelaksanaan peran advokat di ruang rawat inap RS. Definisi peran advokasi
perawat yaitu tindakan perawat untuk memberikan informasi dan bertindak atas nama
pasien. Pelaksanaan tindakan peran advokasi meliputi memberi informasi, menjadi
mediator dan melindungi pasien.
Faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya terdiri dari factor penghambat dan
faktor pendukung. Faktor yang menjadi penghambat antara lain: kepemimpinan
dokter, lemahnya dukungan organisasi, kurangnya perhatian terhadap advokasi,
kurangnya jumlah tenaga perawat, kondisi emosional keluarga, terbatasnya fasilitas
kesehatan dan lemahnya kode etik. Sementara itu faktor yang mendukung meliputi:
kondisi pasien, pengetahuan tentang kondisi pasien, pendidikan keperawatan yang
semakin tinggi, kewajiban perawat dan dukungan instansi rumah sakit. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah advokasi tidak hanya diartikan sebatas pada tindakan
membela pasien tetapi juga meliputi tindakan memberi informasi, bertindak atas nama
pasien, menjadi mediator dan melindungi pasien.
Perawat diharapkan dapat mengoptimalkan perannya sebagai advokat yaitu
dengan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pasien, menjadi penghubung
antara pasien dan tim kesehatan lain, membela hak-hak pasien dan melindungi pasien
dari tindakan yang merugikan.
Konsep dasar dari advokat management adalah pelayanan berkualitas yang
terkoordinasi dengan baik dan tepat waktu, yang menekankan pada pemenuhan
kebutuhan pasien dan tercapainya efektivitas biaya pelayanan demi tercapainya luaran
pelayanan yang baik. Pada kenyataannya, banyak sekali variasi dalam mendefinisikan
case management system atau diterjemahkan sebagai manajemen pelayanan pasien.
Sistem ini melibatkan case manager sebagai profesional di rumah sakit yang
melaksanakan manajemen pelayanan pasien dengan berkoordinasi dan berkolaborasi
dengan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP), Profesional Pemberi Asuhan
(PPA) lain, manajemen rumah sakit, pasien dan keluarganya, serta pihak
pembayar/asuransi secara komprehensif melalui komunikasi dan sumber daya yang
tersedia sehingga memberi hasil yang bermutu dan efisiensi pembiayaan selama dan
pascarawat Inap (KARS, 2015).
Advokasi management rumah sakit didefinisikan sebagai suatu proses kolaborasi
dalam hal asesmen, perencanaan (planning), fasilitasi, koordinasi asuhan (care
coordination), evaluasi, dan advokasi mengenai pilihan pelayanan untuk memenuhi
kebutuhan yang kumprehensif dari pasien dan keluarga melalui komunikasi dan
tersediana sumber daya yang memadai untuk mencanpai luaran yang efektif.

B. Tujuan dari Advokasi Manajemen Rumah Sakit


Secara umum, tujuan dilaksanakannya advokasi management system di rumah
sakit adalah untuk memfasilitasi pelayanan yang tepat (appropriate), sesuai waktu
(timely), berfokus pada pasien (patient centered care) efektif, efisien, dan adil. Secara
lebih spesifik, hospital management bertujuan untuk mengoordinasikan sumber daya
dan biaya pada perawatan secara intensif untuk mengurangi lama rawat yang tak
perlu, dan meningkatkan luaran pada pasien dengan perawatan yang kompleks dan
mencegah atau mengurangi komplikasi.

C. Manfaat Advokasi Manajemen Rumah Sakit


Case management merupakan salah satu inovasi manajerial dalam pelayanan
kesehatan. Case management diyakini dapat mengendalikan utilisasi sumber daya,
meningkatkan mutu pelayanan, mengurangi variasi proses pelayanan, dan
meningkatkan kepuasan pasien dan staf. Pada kasus yang sama, model case
management dapat mengurangi penggunaansumber daya pelayanan di rumah sakit
(Roggenkamp et al., 2005). Menurut berbagai referensi, model pelayanan dengan
pendekatan case management terbukti bermanfaat dalam meningkatkan koordinasi
tim pemberi pelayanan, pengambilan keputusan, bersama, dan mendorong
terbentuknya tim yang efektif. Case management dapat mengurangi admisi/kunjungan
rumah sakit yang tidak perlu, mengurangi lama rawat (length of stay),
mengoptimalkanproses pemulangan pasien (early discharge planning), dan
memperbaiki proses transisi pasien. Proses case management yang efektif juga dapat
mengidentifikasi dan mengantisipasi insiden terkait keselamatan pasien (Mc. Donald
et al., 2007).
Selain mengurangi lama rawat, case management juga dapat mengurangi
penggunaan pelayanan kesehatan yang tidak perlu dan mencegah duplikasi pelayanan.
Pada pasien kronis, case management memberikan edukasi dan pelayanan
penghubung untuk membantu pasien dan keluarga menghadapi kondisi yang tidak
teratur (Stonestreet, 1999). Case management juga terbukti dapat mengurangi risiko
admisi tidak terencana ke rumah sakit (Huntley et al., 2013).
Fungsi case management ditekankan pada perencanaan pulang (discharge
planning), pelayanan interdisiplin, telaah utilisasi, manajemen mutu, dan penghubung
dalam perawatan pascafase akut. Standar umum discharge planning perlu
mempertimbangkan terpenuhinya kriteria meliputi faktor klinis/medis, faktor
organisasi, dan faktor yang berorientasi pada pasien (ACMA, 2013). Kriteria
pemulangan pasien yang didasarkan pada pendapat keahlian dari pemberi pelayanan
dengan mempertimbangkan kecenderungan pasien akan meningkatkan mutu
pelayanan dan kepuasan pasien (Ubbink er al., 2014). Case management digunakan
juga sebagai respons sosial perilaku dalam menangani kebutuhan kelompok
masyarakat lanjut usia dan kelompok dengan gangguan jiwa unnak menjaga
kelompok-kelompok sebut melalui perawatan di rumah (Burns et al., 2007), Case
management yang digunak untuk tata laksana pasien dengan kondisi dan ketumban
kompleks dapat memperbaiki koordinasi dan komunikat anar-pembelahan sehingga
dapa menurunkan risiko penundaan perawatan (rare delay), or dani perawatan yang
tidak efektif (Schoen et al., 2011)
Dari perspektif pasien, case management yang efektif dapat memperha luaran
klinis, meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga, serta pad akhirnya dapat
meningkatkan kualitas hidup quality of wet pan pasien dan keluarga terhadap layanan
kesehatan.
Dari perspektif profesional pemberi asuhan, adaya case management dapat
mendorong kinerja yang baik, koki elkartekja sama tim, dan pada akhimya tercapai
kepuasan profesi sebagai peribadi mapan sebagai tim
D. Hubungan Kualitas Pelayanan terhadap advokasi manajemen rumah sakit
Hubungan kualitas pelayanan rawat inap dengan advokasi di lihat dari lima
dimensi yaitu (tangieble, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty).
Kepuasan pasien dapat dilihat dari bentuk pelayanan yang di dapatkan dan kualitas
pelayanan merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi tingkat kepuasan
pasien, dengan banyaknya pengalaman dalam pelayanan kesehatan yang diterima
maka pasien dengan suka rela akan melakukan tindakan advokasi tanpa ada paksaan.
Dengan adanya kualitas pelayanan yang bisa dilihat atau dirasakan oleh pasien,
seperti ruang rawat inap yang bersih, peralatan kesehatan yang siap pakai/lengkap,
suasana ruang rawat inap yang nyaman, kamar mandi yang bersih dan sebagainya,
maka pasien akan merasa puas dan pasien akan menceritakan pengalamannya ini
kepada orang lain/lingkungan (Ansis, Hasyim, & Andry, 2021).
Menurut Jacobs, Smith dan Street (Irwandi, 2019: 11) efisiensi merupakan
rasio antara jumlah output yang dihasilkan dengan jumlah input yang dipergunakan
untuk menghasilkan jumlah output tersebut.Dalam pelayanan kesehatan salah satu
komponen yang dapat digunakan dalam mengukur kualitas pelayanan kesehatan termasuk
rumah sakit adalah efisiensi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Advokasi merupakan peran profesional perawat untuk melakukan pembelaan dan
perlindungan kepada pasien. Peran advokasi perawat yaitu tindakan perawat untuk
memberikan informasi dan bertindak atas nama pasien. Pelaksanaan tindakan peran
advokasi meliputi memberi informasi, menjadi mediator dan melindungi pasien.
Case management didefinisikan sebagai suatu proses kolaborasi dalam hal
asesmen, perencanaan (planning), fasilitasi, koordinasi asuhan (care coordination),
evaluasi, dan advokasi mengenai pilihan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan yang
komprehensif dari pasien dan keluarga melalui komunikasi dan tersediana sumber
daya yang memadai untuk mencanpai luaran yang efektif.(CMSA,2010)
Secara umum, tujuan dilaksanakannya case management system di rumah sakit
adalah untuk memfasilitasi pelayanan yang tepat (appropriate), sesuai waktu (timely),
berfokus pada pasien (patient centered care) efektif, efisien, dan adil.
Peran perawat sebagai advokasi pasien adalah perawat mampu memberikan
perlindungan terhadap pasien, keluarga pasien, dan orang – orang disekitar pasien.
Hal ini perawat sebagai pelindung, perawat mampu mempertahankan lingkungan
yang aman dan nyaman dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan yang tidak diinginkan dari hasil pengobatan, contohnya mencegah
terjadinya alergi terhadap efek pengobatan dengan memastikan bahwa pasien tidak
memiliki riwayat alergi. Salah satu untuk mencegah terjadinya hal – hal yang
merugikan pasien perawat harus saling berkoordinasi dengan adanya standar
komunikasi yang efektif dan terintegrasi dalam kegiatan timbang terima yang
dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan.

B. Saran
Kami berharap kepada pembaca dan diri kami sendiri setelah membaca makalah ini
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan memahami tujuan dan
manfaat dari makalah ini,sehingga dapat mengetahui tentang advokat manajemen
rumah sakit dalam efektivitas dan efisiensi proses pelayanan penyembuhan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Nozi Zain Alfajri.2017. Implementasi case management system di rumah sakit.Gadjah


Madah University Press.Yogyakarta

M.Khalid Fredy Saputra dkk.2023.Manajemen Kesehatan.Banten

Alim, A., Tangdilambi, N., & Badwi, A. (2019). Hubungan kualitas pelayanan kesehatan
terhadap kepuasan pasien rawat jalan di RSUD Makassar. Jurnal Manajemen
Kesehatan Yayasan RS. Dr. Soetomo, 5(2), 165-181.

Anda mungkin juga menyukai