Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN ANAK II

PATOFISIOLOGI KELAINAN KONGENITAL PADA ANAK DAN ASUHAN


KEPERAWATAN PADA ANAK WILLEMS TUMOR

Dosen Pendamping :

Nur Chasanah S.Kp., M.Kes

Disusun oleh:

1. Atik Mardiyyah (0117039)


2. Kurnia Mukti Ayu N (0117050)
3. Andini Fitria Dewi (0117037)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini berjudul “PATOFISIOLOGI KELAINAN KONGENITAL PADA ANAK DAN


ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK WILLEMS TUMOR” yang dibuat sebagai
tugas mata kuliah Keperawatan Anak II prodi S1 Keperawatan Stikes Dian Husada
Mojokerto.

Dalam pembuatan makalah ini, kami banyak mendapatkan referensi dari berbagai pihak.
Oleh sebab itu, kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Nur Chasanah S.Kp., M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan
Anak II.
2. Seluruh pihak yang telah membantu menyusun makalah ini.
Makalah ini adalah hasil karya kami. Oleh sebab itu, kami bertanggung jawab atas ini
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat.

Mojokerto, 08 September 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. 2

DAFTAR ISI................................................................................................................................. 3

LAMPIRAN .................................................................................................................................. 4

BAB I (PENDAHULUAN)

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 5


B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 5
C. Tujuan ............................................................................................................................... 5

BAB II (PEMBAHASAN)

A. Sistem Urinaria ................................................................................................................. 6


B. Kelainan Kongenital pada sistem urinaria ........................................................................ 7
C. Tumor Willems ................................................................................................................ 8
D. Asuhan Keperawatan ........................................................................................................ 14

BAB III (PENUTUP)

A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 20

3
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa:

Kami mempunyai kopi dari makalah ini yang bias kami reproduksi jika makalah yang
dikumpulkan hilang atau rusak

Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang lain
kecuali yang telah ditulis kan dalam referensi, serta tidak ada seorangpun yang
membuatkan makalah ini untuk kami.

Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, kami bersedia


mendapatkan sangsi sesuai peraturan yang berlaku.

Mojokerto, 08 September 2019

Nama Nim Tanda Tangan Mahasiswa

Atik mardiyyah 0117039

Kurnia Mukti Ayu N 0117050

Andini Fitria Dewi 0117037

4
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Saluran kemih terdiri dari ginjal yang terus menerus membentuk kemih, dan berbagai
saluran dan reservoar yang dibutuhkan untuk membawa kemih keluar tubuh.
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terletak di kedua sisi
kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal
kiri karena tertekan ke bawah oleh hati. Katup atasnya terletak setinggi kosta
keduabelas. Sedangkan katup atas ginjal kiri terletak setinggi kosta sebelas.
Kedua ureter merupakan saluran yang panjangnya 10 sampai 12 inci, terbentang dari
ginjal sampai kandung kemih. Fungsi satu-satunya adalah menyalirkan kemih ke
kandung kemih. Kandung kemih adalah satu kantong berotot yang dapat mengempis,
terletak di belakang simfisis pubis. Kandung kemih mempunyai tiga muara : dua
muara ureter dan satu muara uretra. Dua fungsi kandung kemih adalah : (1) sebagai
tempat penyimpanan kemih sebelum meninggalkan tubuh dan (2) dibantu oleh uretra,
kandung kemih berfungsi mendorong kemih keluar tubuh. Panjangnya pada wanita
satu setengah inci dan pada pria sekitar delapan inci. Muara uretra keluar tubuh
disebut meatus urinarius.
2. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana Sistem Urinaria Itu ?
2) Bagaimana Patofisiologi Pada Kelainan Kongenital Pada Sistem Urinaria ?
3) Apa Itu Tumor Willems
4) Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Tumor Willems ?
3. TUJUAN
Tujuan di buat makalah ini agar mahasiswa dan pembaca dapat mengetahui dan
memahami tentang :
1. Sistem urinaria
2. Patofisiologi pada kelainan kongenital pada sistem urinaria
3. Tumor willems
4. Asuhan keperawatan pada anak dengan tumor willems ?

5
BAB II

PEMABAHASAN

1. SISTEM URINARIA
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Sisitem urinaria
adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga dara bebas
dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan
dikeluarkan berupa urine (air kemih). Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Sistem urinaria terdiri atas:
1. Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.
2. Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.
3. Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.
4. Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.

FUNGSI SISTEM URINARIA


1. Mempertahankan keseimbangan internal atau Homeostatis.
2. Membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh
3. Pengeluaran zat sisa organik
4. Pengaturan konsentrasi ion-ion penting
5. Pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh
6. Pengaturan produksi sel darah merah
7. Pengaturan tekanan darah
8. Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah
9. Pengeluaran zat beracun

6
2. KELAINAN KONGENITAL PADA SISTEM URINARIA
1) Kelainan pada ginjal
a. Agenesis ginjal: tidak terbentuknya salah satu atau kedua ginjal
b. Hipoplasia ginjal: ukuran ginjal lebih kecil dari normal
c. Ginjal multikistik: adanya massa kistik berlobus-lobus ireguler pada ginjal,
sebagian besar unilateral
d. Ginjal polikistik: adanya massa kistik pada ginjal, bersifat bilateral. Terbentuk
akibat gangguan perkembangan dan bersatunya tubulus dan system collecting,
tubulus buntu bersatu dengan glomerulus membentuk kista
e. Ginjal ektopik: ginjal mengalami asensusdan rotasi dari lokasi sebelumnya
f. Gangguan vaskuler ginjal: arteri renalis tunggal, vena renalis tunggal, vasa
aberan
2) Kelainan pada ureter
a. Atresia ureter: ureter tidak terbentuk atau buntu
b. Duplikasi ureter: terdiri atas duplikasi complete (kedua pelvis ureter bermuara
pada tempat berlainan (berbeda) di buli) dan duplikasi incomplete (kedua
pelvis ureter salingbertemu sebelum bermuara pada buli)
c. Uterocele: sakulasi atau dilatsi kistik terminal ureter
d. Ureter ektopik: keadaan dimana ureter bermuara tidak pada tempatnya
e. Uretropelvic junction obstruction: kegagalan fungsional transport urine dari
pelvis renaliske ureter secara signifikan
f. Vesicouretral refluks: kejadian aliran balik/regurgitasi urine dari vesika
urinariake traktus urinarius atas
3) Kelainan pada vesika urinaria
a. Ekstrofia buli: cacat ventral lengkap sinus urogenital dansistem rangka yang
meliputinya. Urin keluar dari muara ureter langsung kedinding abdomen
b. Urachus persisten: lumen urachus tetap terbuka sehingga masihterjadi
hubungan antara buli-buli dengan umbilicus
4) Kelainan pada uretra
a. Posterior uretral valve: lipatan mukosa di uretra posterior (prostatika) yang
membentukkatup sehingga menyebabkan obstruksi salurankemih bawah
5) Kelainan pada organ genitalia
1. Undesensus testis: testis tidak turun ke kantong skrotum
2. Hipospadia: muara uretra terletak di ventral penis

7
3. Epispadia: muara uretra terletak di dorsal penis
4. Fimosis: kelainan pada penis dimana prepucium melekat kencang pada kepala
penis sehingga tidak dapat ditarik ke belakang melewati kepala penis

3. TUMOR WILLEMS
A. DEFINISI
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ginjal yang tumbuh dari sel
embrional primitive diginjal.Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-anak
yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih
besar atau orang dewasa. Tumor Wilms merupakan tumor ganas intraabdomen
yang tersering pada anak-anak. (http://zul-
adhariansyah.blogspot.com/2009/04/tumor-wilms.html)
Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat,
terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima
tahun (kamus kedokteran dorland)

B. ETIOLOGI
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor
wilms berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron akibat tidak adanya
stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli dan
glomeruli yang berdiferensiasi baik. Perkembangan blastema renalis untuk
membentuk struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-34 minggu. Sehinga
diperkirakan bahwa kemampuan blastema primitif untuk merintis jalan ke arah
pembentukan Tumor wilms, apakah sebagai mutasi germinal atau somatik, itu
terjadi pada usia kehamilan 8-34 minggu.
Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau anggota keluarga lain yang juga
menderita Tumor wilms. Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat keturunan
yang berbeda dengan kasus Tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus Tumor wilms
diturunkan secara autosomal dominan.

C. ANATOMI FISIOLOGI
Dalam keadaan normal, manusia memiliki 2 ginjal. setiap ginjal memiliki
sebuah ureter, yang mengalirkan air kemih dari pelvis renalis (bagian ginjal yang
merupakan pusat pengumpulan air kemih) ke dalam kandung kemih. Dari

8
kandung kemih, air kemih mengalir melalui uretra, meninggalkan tubuh
melalui penis (pria) dan vulva (wanita). Anatomi ginjal :
1. Makroskopis
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium,
didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis,
kuadratus lumborum dan psoas mayor). Ginjal pada orang dewasa penjangnya
sampai 13 cm, lebarnya 6 cm dan berat kedua ginjal kurang dari 1% berat
seluruh tubuh atau ginjal beratnya antara 120-150 gram.
Bentuknya seperti biji kacang, jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan,
ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki
lebih panjang dari pada ginjal wanita. Ginjal dipertahankan dalam posisi
tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Potongan longitudinal ginjal
memperlihatkan dua daerah yang berbeda yaitu korteks dan medulla.
Medulla terbagi menjadi baji segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid
tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen
tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid
membentuk duktus papilaris bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian
terminal dari banyak duktus pengumpul (Price,1995 : 773).
2. Mikroskopis
Tiap tubulus ginjal dan glumerulusnya membentuk satu kesatuan (nefron).
Nefron adalah unit fungsional ginjal. Dalam setiap ginjal terdapat sekitar satu
juta nefron. Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman, tumbai kapiler
glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan tubulus
kontortus distal, yang mengosongkan diri keduktus pengumpul. (Price, 1995)
3. Vaskularisasi ginjal
Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi vertebra
lumbalis II. Vena renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior yang
terletak disebelah kanan garis tengah. Saat arteri renalis masuk kedalam hilus,
arteri tersebut bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan diantara
piramid selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian membentuk arteriola
interlobularis yang tersusun paralel dalam korteks. Arteri interlobularis ini
kemudian membentuk arteriola aferen pada glomerulus (Price, 1995).
Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang
membentuk sistem portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut

9
kapiler peritubular. Darah yang mengalir melalui sistem portal ini akan
dialirkan kedalam jalinan vena selanjutnya menuju vena interlobularis, vena
arkuarta, vena interlobaris, dan vena renalis untuk akhirnya mencapai vena
cava inferior. Ginjal dilalui oleh sekitar 1200 ml darah permenit suatu volume
yang sama dengan 20-25% curah jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90%
darah yang masuk keginjal berada pada korteks sedangkan sisanya dialirkan
ke medulla. Sifat khusus aliran darah ginjal adalah otoregulasi aliran darah
melalui ginjal arteiol afferen mempunyai kapasitas intrinsik yang dapat
merubah resistensinya sebagai respon terhadap perubahan tekanan darah arteri
dengan demikian mempertahankan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
tetap konstan ( Price, 1995).
4. Persarafan pada ginjal
Menurut Price (1995) “Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis
(vasomotor), saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk
kedalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang
masuk ke ginjal”.
fungsi ginjal adalah untuk:
a. menyaring limbah metabolik
b. menyaring kelebihan natrium dan air dari darah
c. membantu membuang limbah metabolik serta natrium dan air yang
berlebihan dari tubuh
d. membantu mengatur tekanan darah
e. membantu mengatur pembentukan sel darah.
Setiap ginjal terdiri dari sekitar 1 juta unit penyaring (nefron). sebuah nefron
merupakan suatu struktur yang menyerupai mangkuk dengan dinding yang
berlubang (kapsula bowman), yang mengandung seberkas pembuluh darah
(glomerulus). kapsula bowman dan glomerulus membentuk korpuskulum
renalis.
D. PATOFISIOLOGI
Tumor Wilms (Nefroblastoma) merupakan tumor ginjal yang tumbuh dari sel
embrional primitif diginjal, makroskopis ginjal akan tampak membesar dan keras
sedangkan gambaran histo-patologisnya menunjukan gabungan dari pembentukan
abortif glomerulus dan gambaran otot polos, otot serat lintang, tulang rawan dan

10
tulang. Biasanya unilateral dan hanya 3-10% ditemukan bilateral. Tumor
bermetastase ke paru, hati, ginjal, dan jarang sekali ke tulang.
Komponen klasik dari tumor Wilms terdiri dari tiga komponen yang tampak pada
diferensiasi ginjal normal: blastema, tubulus,dan stroma. Terdapat gambaran yang
heterogen dari proporsi komponen tersebut dan juga adanya diferensiasi yang
aberan, seperti jaringan lemak, otot lurik, kartilago, dan tulang. Adanya gambaran
komponen yang monofasik juga ditemukan. Tumor ginjal lain yang ditemukan
pada anak berupa mesoblastik nefroma, clear cell sarkoma, dan renal rhabdoid
tumor dapat membingungkan.
Gambaran anaplasia merupakan indikator penting dalam prognosis tumor Wilms.
Gambaran anaplastik ditandai oleh pembesaran inti sel 2-3 kali lipat,
hiperkromatisasi, dan gambaran mitosis yang abnormal.

stadium pada tumor wilms Staging berdasarkan NWTSG V, terdiri dari:


Stadium I
Tumor terbatas pada ginjal dan dapat direseksi secara lengkap dengan kapsul
ginjal yang utuh. Tidak terjadi ruptur atau robekan kapsul. Pembuluh darah sinus
renal tidak terlibat
Stadium II
Tumor sudah melewati kapsul ginjal namun dapat dieksisi secara lengkap.
Terdapat ekstensi regional tumor yang dibuktikan dengan penetrasi kapsul atau
dengan invasi ekstensif sinus renal. Pembuluh darah di luar sinus renal dapat
mengandung tumor. Tumor mengalami cedera akibat biopsi atau tercecer terbatas
di daerah flank. Tidak ada bukti tumor pada atau di luar batas reseksi.
Stadium III
Terdapat sisa tumor nonhematogen yang terbatas pada abdomen, atau yang
meliputi berikut ini:
a. Keterlibatan kelenjar getah bening pada hilus atau pelvis
b. Penetrasi tumor melalui permukaan peritoneum
c. Implan tumor pada permukaan peritoneum
d. Tumor gross atau mikroskopik pada atau di luar batas reseksi bedah
e. Tumor tidak dapat direseksi secara lengkap karena infiltrasi lokal ke dalam
struktur vital
f. Tumor menyebar tidak terbatas pada daerah flank

11
Stadium IV
Metastasis hematogen ke paru-paru, hepar, tulang atau otak atau metastasis ke
kelenkar getah bening di luar abdomen dan pelvis. Nodul paru tampak pada CT
scan harus dibiopsi untuk diagnosis definitif stadium IV.
Stadium V
Keterlibatan kedua ginjal pada diagnosis. Setiap sisi harus didiagnosis secara
individu menurut kriteria di atas.
E. MANIFESTASI KLINIS
Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri
perut dan hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang
menembus ginjal sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor yang
menembus sistim pelveokalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis
tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah :
1. Malaise (merasa tidak enak badan
2. Nafsu makan berkurang
3. Mual dan muntah
4. Pertumbuhan berlebih pada salah satu sisi tubuh (hemihipertrofi)
5. Pada 15-20% kasus, terjadi hematuria (darah terdapat di dalam air kemih).
Tumor Wilms bisa menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Gambaran
klinis lainnya berupa demam, penurunan berat badan, anemia, varikokel kiri
(akibat obstruksi vena renalis kiri), dan hipertensi. Trombus tumor dapat meluas
ke vena cava inferior dan jantung sehingga menimbulkan malfungsi jantung.
Kadang-kadang, terjadi gejala akut abdomen akibat ruptur tumor setelah suatu
trauma minor.
F. KOMPLIKASI
a. Tumor Bilateral
b. Ekstensi Intracaval dan atrium
c. Tumor lokal yang lanjut
d. Obstruksi usus halus
e. Tumor maligna sekunder
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT scan atau MRI perut
2. USG perut
3. Rontgen perut

12
4. Rontgen dada (untuk melihat adanya penyebaran tumor ke dada)
5. Pemeriksaan darah lengkap (mungkin akan menunjukkan anemia)
6. BUN
7. Kreatinin
8. Urinalisis (analisa air kemih, bisa menunjukkan adanya darah atau protein
urine)
9. Pielogram intravena.
H. PENATALAKSANAAN
Tindakan operasi merupakan tindakan untuk terapi sekaligus penentuan stadium
tumor. Berdasarkan rekomendasi NWTSG, nefrektomi primer dikerjakan pada
semua keadaan kecuali pada tumor unilateral yang unresectable, tumor bilateral
dan tumor yang sudah berekstensi ke vena cava inferior di atas vena hepatika.
Tumor yang unresectable dinilai intraoperatif. Diberikan kemoterapi seperti
stadium III dan pengangkatan tumor dilakukan setelah 6 minggu. Pada tumor
bilateral, dilakukan biopsi untuk menentukan jenis tumor dan diberikan
kemoterapi biasanya dalam 8-10 minggu. Nefrektomi dilakukan pada kasus tumor
bilateral jika diberikan sisa parenkim ginjal setelah reseksi tumor masih lebih dari
2/3. Hal penting dalam pembedahan meliputi insisi transperitoneal, eksplorasi
ginjal kontralateral, dilakukan nefrektomi radikal, hindari tumpahan tumor, dan
biopsi kelenjar getah bening yang dicurigai.
Terapi lanjutan dengan kemoterapi atau radioterapi tergantung pada hasil staging
dan histologi (favourable atau non favourable) dari tumor. Berdasarkan NWTS-5
berikut algoritma pemberian kemoterapi dan radioterapi pada tumor
Wilms. Nefrektomi parsial hanya dianjurkan pada pasien dengan tumor bilateral,
solitary kidney, dan insufisiensi renal. Pada kasus tumor Wilms bilateral yang
perlu dilakukan nefrektomi bilateral, transplantasi dilakukan setelah 1 tahun
setelah selesai pemberian kemoterapi.
Keberhasilan penanganan tumor Wilms ditentukan dari hasil stratifikasi,
registrasi, dan studi NWTSG. Survival bebas penyakit 95% untuk stadium I, dan
kira-kira 80% untuk pasien secara keseluruhan. Prognosis buruk dijumpai pada
pasien dengan metastasis ke kelenjar getah bening, paru-paru dan hepar.

13
4. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas : Menanyakan nama, jenis kelamin ,alamat, nomor telepon yang bisa
dihubungi
2. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar perut.
Tidak nafsu makan, mual , muntah dan diare. Badan panas hanya sutu hari
pertama sakit.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau gejala-
gejala tumor wilms
4. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayata keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor
sebelumnya
5. Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan TTV klien, dan mengobservasi head to too dan yang
harus di perhatikan adalah palpasi abdomen yang cermat dan pengukuran tekanan
darah pada keempat ektremitas. Tumor dapat memproduksi renin atau
menyebabkan kompresi vaskuler sehingga mengakibatkan hipertensi. Deskripsi
yang rinci mengenai kelainan traktus urinarius dan adanya aniridia atau
hemihipertrofi juga perlu dicari.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium tidak banyak membantu, hanya dapat ditemukan
laju endap darah yang meninggi dan kadang kadang ditemukan hematuria.
Bila kedua kelainan labolatorium ini ditemukan, maka prognosis diagnosa
buruk
b. Pada foto polos abdomen akan tampak masa jaringan lunak dan jarang
ditemukan klasifikasi didalamnya
c. Pemeriksaan pielografi intravena dapat memperlihatkan gambaran distori,
penekanan dan pemanjangan susunan pelvis dan kalises.
d. Dari pemeriksaan renoarteriogram didaptkan gambaran arteri yang memasuki
masa tumor. Foto thoraks dibuat untuk mencari metastasi kedalam paru-paru.
7. Pola aktivitas
a. Pola nutrisi dan metabolic

14
Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi kelebihan
beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema pada sekitar
mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena adanya
depresi sistem imun. Adanya mual , muntah dan anoreksia menyebabkan
intake nutrisi yang tidak adekuat. BB meningkat karena adanya edema.
Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
b. Pola eliminasi
Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi uri : gangguan pada glumerulus
menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresi dan terjadi
penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus yang tidak mengalami
gangguan yang menyebabkan oliguria sampai anuria ,proteinuri, hematuria.
c. Aktifitas dan latihan :
Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus
karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan klien perlu istirahat karena
adanya kelainan jantung dan dan tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan
mobilisasi duduk dimulai bila tekanan ddarah sudah normal selama 1
minggu. Adanya edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi dada,
pengggunaan otot bantu napas, teraba , auskultasi terdengar rales dan krekels ,
pasien mengeluh sesak, frekuensi napas. Kelebihan beban
sirkulasi dapat menyebabkan pemmbesaran jantung (Dispnea, ortopnea dan
pasien terlihat lemah), anemia dan hipertensi yang juga disebabkan oleh
spasme pembuluh darah. Hipertensi yang menetap dapat menyebabkan gagal
jantung. Hipertensi ensefalopati merupakan gejala serebrum karena hipertensi
dengan gejala penglihatan kabur, pusing, muntah, dan kejang-kejang.
d. Pola tidur dan istirahat
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya
uremia. keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus
e. Kognitif & perseptual
Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar dan rasa gatal.
Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati hipertensi.
Hipertemi terjadi pada hari pertama sakit dan ditemukan bila ada infeksi
karena inumnitas yang menurun.
f. Persepsi diri

15
Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah dan edema dan
perawatan yang lama. Anak berharap dapat sembuh kembali seperti semula
g. Hubungan peran
Anak tidak dibesuk oleh teman – temannya karena jauh dan lingkungan
perawatan yang baru serta kondisi kritis menyebabkan anak banyak diam
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang bisa muncul adalah
1. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
2. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
4. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita
penyakit yang mengancam kehidupan
5. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan
kehilangan protein dan cairan
6. Ansietas berhubungan dengan defisit pengetahuan
7. Resiko Infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan

RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa 1. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
Tujuan : Pacien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat
diterima anak.
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat nyeri 1. Menentukan tindakan selanjutnya
2. Lakukan tehnik pengurangan nyeri2. Sebagai analgesik tambahan
nonfarmakologis
3. Berikan analgesik sesuai ketentuan 3. Mengurangi rasa sakit
4. Berikan obat dengan jadwal preventif 4. Untuk mencegah kambuhnya nyeri
5. Hindari aspirin atau senyawanya 5. Karena aspirin meningkatkan kecenderungan
pendarahan

16
Diagnosa 2 Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake
Tujuan : Kebutuhan Nutrisi tubuh terpenuhi
Intervensi Rasional
1. Catat intake dan output makanan secara1. Monitoring asupan nutrisi bagi tubuh
akurat

2. Kaji adanya tanda-tanda perubahan nutrisi :2. Gangguan nutrisi dapat terjadi secara
Anoreksi, Letargi, hipoproteinemia. berlahan.
3. Beri diet yang bergizi 3. Diare sebagai reaksi oedema intestine
dapat memperburuk status nutrisi
4. Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering 4. Mencegah status nutrisi menjadi lebih
buruk
5. Beri suplemen vitamin dan besi sesuai5. Membantu dalam proses metabolisme.
instruksi

Diagnosa 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan


Tujuan : Pasien mendapat istrahat yang adekut
Intervensi Rasional
1. Pertahangkan tirah baring bilah terjadi
1. Mengurangi pengeluaran energi.
edema berat
2. seimbangkan istrahat dan aktivitas bila
2. Mengurangi kelelahan pada pasien
ambulasi
3. intrusikan pada anak untuk istrahat bila ia
3. Untuk mmenghemat energi
merasa lelah

17
Diagnosa 4 Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang
menderita penyakit yang mengancam kehidupan
Tujuan : Pasien (keluarga) menunjukan pengetahuan tentang prosedur diagnostik/terapi
Intervensi Rasional
1. Jelaskan alasan setiap tes dan prosedur 1. Memberikan pengertian pada keluarga
2. Jelaskan prosedur operatif dengan jujur 2. Memberikan pengetahuan pada keluarga
3. Jelaskan tentang proses penyakit 3. Memberikan pengetahuan pada keluarga
4. Bantu keluarga merencanakan masa4. Meringangkan beban pada keluarganya
depan khususnya dalam membatu anak
menjalani kehidupan yang normal

18
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ginjal yang tumbuh dari sel embrional
primitive diginjal. Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-anak yang berumur
kurang dari 5 tahun, tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih besar atau orang
dewasa.
Tumur Wilms merupakan tumor ginjal padat yang sering dijumnpai pada anak
dibawah umur 10 th dan merupakan kira-kira 10% keganasan pada anak. Paling
sering dijumpai pada umur tiga tahun dan kira-kira 10% merupakan lesi bilateral
Penghapusan (delesi) yang melibatkan salah satu dari minimal dua lokus kromosom
11 telah ditemukan dalam sel dari lebih kurang 33% tumor Wilms. Delesi
constitutional hemi zigot dari salah satu dari lokus ini, 11p13, berkaitan dengan dua
sindrom yang langka yang mencakup tumor wilms: sindrom WAGR (tumor Wilms,
Aniridia, Malforasi genitourinaria, dan Retardasi Mental) dan sindrom Denys-Drash
(Tumor Wilms, nefropati, kelainan genital). Terdapatnya lokus kedua, 11p15, dapat
menjelaskan hubungan tumor wilms dengan sindrom Beckwith-Wiedemann, suatu
sindrom congenital yang ditandai dengan beberapa tipe neoplasma embrional,
hemihipertrofi, makroglosi, dan viseromegali.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://macrofag.blogspot.com/2013/02/askep-anak-dengan-tumor-will.html
Di Akses pada 08 September jam 18.15
http://giziklinikku.blogspot.com/2016/06/sistem-urinaria-sistem-perkemihan.html
Di Akses pada 08 September jam 18.18
https://sulingsoni.blogspot.com/2018/10/kelainan-kongenital-sistem-urinaria.html
Di Akses pada 08 September jam 18.33
http://sumbermakalahkeperawatan.blogspot.com/2012/12/sistem-urinaria.html
Di Akses pada 08 September jam 18.45
http://nissa-uchil.blogspot.com/2014/02/tugas-patofisiologi-kelainan-sistem-dan.html
Di Akses pada 08 September jam 18.54

20

Anda mungkin juga menyukai