Anda di halaman 1dari 15

APLIKASI MODEL TEORI CALISTA ROY

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Keperawatan Komunitas 1

yang diampu oleh dosen Ibu Wini Hadiyani ,S. Kep., Ners., M. Kep

disusun oleh :

1. Aisah Nurhasanah 217050


2. Alma Apriliantana 217052
3. Cecep Imam Hardiansyah 217054
4. Devi Alfah 217058
5. Mega Fujianti 217070
6. Muhamad Dandi Pratama 217073
7. Novia Sri Rahmayanti 217075
8. Prima Dwi Purnomo 217078
9. Rias Sri Utami 217081
10. Siska Putri Nur Faidah 217084
11. Yustika Ramadhan 217092

PROGRAM STUDI SI-3B KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JABAR

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji serta syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan hidayahnya penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang ini dengan
sebaik mungkin.

Selain itu, penyusun berterima kasih kepada Ibu Wini Hadiyani ,S. Kep.,
Ners., M. Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Komunitas yang telah
memberikan tugas ini kepada penyusun. Penyusun menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan,
dikarenakan kemampuan dan pengalaman penyusun yang terbatas. Penyusun
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun khususnya dan
bagi siapa saja yang membacanya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2

1.3 Tujuan...........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................3

2.1 Pengertian model adaptasi............................................................................3

2.2 Model konseptual Calista Roy.....................................................................3

2.3 Proses keperawatan......................................................................................4

BAB III PEMBAHASAN KASUS........................................................................7

3.1 Kasus............................................................................................................7

3.2 Pembahasan kasus........................................................................................8

BAB IV PENUTUP..............................................................................................11

4.1 Kesimpulan.................................................................................................11

4.2 Saran...........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai
individu, kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan
disiplin yang spesifik. Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan
konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian
dan fenomena dari suatu disiplin ilmu. Model konseptual keperawatan
dikembangkan atas pengetahuan para ahli keperawatan tentang
keperawatan yang bertolak dari paradigma keperawatan. Model
konseptual dalam keperawatan dapat memungkinkan perawat untuk
menerapkan cara perawat bekerja dalam batas kewenangan sebagai
seorang perawat. Perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka
konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam praktek
keperawatan atau sebagai filosofi dalam dunia pendidikan dan kerangka
kerja dalam riset keperawatan.
Ada berbagai jenis model konseptual keperawatan berdasarkan
pandangan ahli dalam bidang keperawatan, salah satunya adalah model
adaptasi Roy. Roy dalam teorinya menjelaskan empat macam elemen
esensial dalam adaptasi keperawatan, yaitu: manusia, lingkungan,
kesehatan, dan keperawatan. Model adaptasi Roy menguraikan bahwa
bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara
memepertahankan perilaku secara adaptif karena menurut Roy, manusia
adalah makhluk holistik yang memiliki sistem adaptif yang selalu
beradaptasi. Sesuai dengan kasus, pentingnya adapatasi antara manusia,
lingkungan, kesehatan, dan keperawatan untuk meningkatkan kualitas
kesehatan menjadi lebih baik. Dari kasus dapat dilihat kurangnya
pengetahuan mengenai kesehatan akan berakibat buruk bagi komunitas.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana teori model keperawatan Calista Roy?
2. Bagaimana aplikasi model keperawatan Calista Roy?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan teori model keperawatan Calista Roy.
2. Menjelaskan aplikasi model keperawatan Calista Roy.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Model Adaptasi

Yaitu bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatan


dengan cara mempertahankan perilaku adaptif dan mengubah perilaku
maladaptif. Individu atau manusia holistic adaptive system yang selalu
beradaptasi secara keseluruhan. Dari pengertian diatas maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa: tujuan dari aplikasi model konseptual
keperawatan komunitas menurut Roy adalah mempertahankan perilaku
adaptif dan merubah perilaku maladaptif pada komunitas. Upaya
pelayanan keperawatan yang dapat dilakukan adalah:

1. Untuk meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan


perilaku adaptif.
2. Intervensi keperawatan ditujukan untuk menekan stressor dan
meningkatkan mekanisme adaptasi.
2.2 Model Konseptual Calista Roy
Roy dengan fokus adaptasinya pada manusia terdapat 4 elemen
esensial yaitu: keperawatan, manusia, kesehatan, dan lingkungan.
1. Keperawatan

Menurut Roy keperawatan didefinisikan sebagai disiplin


ilmu dan praktek. Keperawatn sebagai disiplin ilmu
mengobservasi, mengklasifikasikan, dan menghubungkan proses
yang berpengaruh pada kesehatan. Roy mengidentifikasikan
tujuan dari keperawatan sebagai peningkatan dari prses adaptasi.
Tingkat adaptasi ditentukan oleh besarnya rangsang baik fokal,
konstektual, maupun residual. Aktivitas keperawatan
direncanakan model sebagai peningkatan respon adaptasi atas
situasi sehat atau sakit.

3
4

2. Manusia

Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah


sistem adaptif, dimana manusia dapat digambarkan secara
holistik sebagai satu kesatuan yang mempunyai input, kontrol,
output, dan proses umpan balik. Manusia didefinisikan sebagai
penerima asuhan keperawatan. Manusia sebagai sistem hidup
yang berada dalam interaksi yang konstan dengan lingkungan
ditandai oleh perubahan internal maupun eksternal. Perubahan
tersebut mengharuskan manusia mempertahankan integritasnya
yaitu adaptasi terus-menerus. Tingkat adaptasi dan sistem
manusia dipengaruhi oleh pertumbuhan individu dan pemakaian
dari mekanisme koping.
3. Kesehatan

Roy mengidentifikasikan sebagai status dan proses


keadaan yang digabungkan dari manusia yang dieksresikan
sebagai kemampuan untuk menentukan tujuan, hidup,
berkembang, tumbuh, memproduksi, dan memimpin.
4. Lingkungan
Roy mengidentifikasikan keadaan lingkungan secara
khusus yaitu semua keadaan, kondisi dan pengaruh dari
sekeliling dan perasaan lingkungan serta tingkah laku individu
dan kelompok.
2.3 Proses Keperawatan
1. Pengkajian Kebiasaan (Assessment of Behaviours)
Mengumpulkan semua data mengenai kebiasaan adaptif
klien. Menurut Roy, pengkajian tahap pertama berdasarkan 4 mode
adaptasi:
a. Model fisiologis berhubungan dengan struktur tubuh dan
fungsinya. Komponen sistem adaptasi ini diantaranya
oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, integrasi
kulit, indera, cairan dan elektrolit, fungsi neurologis dan
endokrin.
5

b. Model konsep diri yang mempunyai pengertian bagaimana


seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial dalam
berhubungan dengan orang lain.
c. Model fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang
berhubungan dengan bagaimana peran seseorang dalam
mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan
dengan orang lain.
d. Model interdependen adalah bagian akhir dari mode yang
dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling
memberi dan menerima cinta/kasih sayang, perhatian, dan
saling menghargai.
2. Pengkajian Faktor-faktor yang Berpengaruh (Assessment of
Influencing Factors)
Menurut Roy, pengkajian tahap kedua adalah mengkaji 3
stimulus yang ada pada klien, diantaraya adalah:
a. Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan
seseorang, efeknya segera, misalnya infeksi.
b. Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami
seseorang baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi
situasi dan dapat diobservasi, diukur dan secara subjektif
dilaporkan. Rangsangan ini muncul secara bersamaan dimana
dapat menimbulkan respon negatif pada stimulus fokal seperti
anemia, isolasi sosial.
c. Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan
dengan situasi yang ada tetapi sukar untuk diobservasi meliputi
kepercayaan, sikap, sifat individu berkembang sesuai
pengalaman yang lalu, hal ini memberi proses belajar untuk
toleransi. Misalnya pengalaman nyeri pada pinggang ada yang
toleransi tetapi ada yang tidak.
6

3. Diagnosis Keperawatan (Nursing Diagnosis)


Diagnosa keperawatan menurut teori adaptasi Roy
didefinisikan sebagai suatu hasil dari proses pengambilan keputusan
berhubungan dengan kurang mampunya adaptasi. Menggunakan 4
(empat) model adaptif, yaitu fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan
interdependen.
4. Penentuan Tujuan (Goal Setting)
Roy menyampaikan bahwa secara umum tujuan pada
intervensi keperawatan adalah untuk mempertahankan dan
mempertinggi perilaku adaptif dan mengubah perilaku inefektif
menjadi adaptif. Penentuan tujuan dibagi atas tujuan jangka panjang
dan tujuan jangka pendek.
5. Intervensi (Intervension)
Intervensi keperawatan dilakukan dengan tujuan , mengubah
atau memanipulasi stimulus fokal, kontekstual dan residual, juga
difokuskan pada koping individu atau zona adaptasi.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merupakan penilaian efektifitas terhadap intervensi
keperawatan sehubungan dengan tingkah laku pasien.
BAB III

PEMBAHASAN KASUS

3.1 Kasus

Rt: 08 merupakan rukun tetangga yang berada di lingkup Rw:


04 dari Kelurahan Cipamokolan. Kelurahan Cipamokolan merupakan
berada di wilayah Kecamatan Rancasari Kota Bandung.Kondisi wilayah
yang berjarak 1 kilometer dari jalan raya yang membuat wilayah ini
mudah dijangkau. Selain itu, kondisi wilayah yang dekat dengan sungai
menjadikan sering terkena banjir saat musim penghujan serta berpotensi
adanya perilaku buang sampah di sungai. Rt 08 ini berbatasan langsung
dengan sungai. Di wilayah Rt: 08 memiliki satu mesjid yang setiap hari
digunakan masyarakat menunaikan ibadah sholat lima waktu dan
kegiatan keagamaan lainnya. Wilayah rukun tetangga ini juga dekat
dengan puskesmas sehingga masyarakat sering menggunakan pelayanan
kesehatan tersebut. Jumlah KK dari Rt: 08 Rw: 04 ini adalah 38 KK.
Berdasarkan usia o-5 tahun 30 orang 6-12 thn : 40 org, 19-35 th = 130
org, 36-54 th 90 org dan >55 =70 orang. Kepemilikan rumah 30 rumah
sendiri dan 8 sewa. Bangunan semua permanen dengan lantai keramik.
Hanya 27 rumah memiliki ventilasi yang baik. Sumber air berasal dari
air PDAM. 25 rumah memiliki ton sampah yang lainnya tidak hanya
memakai kantung plastik yang digantung di pagar. Penarikan sampah
dilakukan 1 minggu sekali namun masih ada 16 KK yang membuang
sampah ke sungai

Hasil dari survey mawas diri terdapat 17 balita mengalami diare


3 bulan terakhir, 23 orang memiliki KMS. Masyarakat mengatakan
bahwa diare pada balita merupakan hal yang biasa terjadi karena akan
mendapatkan perkembangan (tambah pintar). Kebiasaan yang
dilakukan jika mengalami diare maka anak akan diberikan air tajin oleh
orang tuanya. Kebiasaan cuci tangan sebelum makan sering diabaikan
oleh 28 KK, menganggap tubuhnya sudah terbiasa jika makan tidak

7
8

cuci tangan. Cuci tangan dilakukan jika akan beribada (wudhu) dan
mandi.
3.2 Penyelesaian Kasus

Assessment of Behaviours

a. Model Fisiologis

Dalam kasus tersebut, kepemilikan rumah 30 rumah sendiri


dan 8 sewa. Bangunan semua permanen dengan lantai keramik.
Hanya 27 rumah memiliki ventilasi yang baik. Sumber air berasal
dari air PDAM. 25 rumah memiliki tong sampah yang lainnya tidak
hanya memakai kantung plastik yang digantung di pagar. Penarikan
sampah dilakukan 1 minggu sekali namun masih ada 16 KK yang
membuang sampah ke sungai.

Intervensi: Memberikan informasi kepada RT 08 mengenai


bangunan harus memiliki ventilasi yang baik, cahaya yang cukup,
fasilitas-fasilitas dalam rumah harus sehat (misalnya; penyediaan air
bersih, pembuangan tinja, pembuangan air limbah, pembuangan
sampah, fasilitas dapur).
b. Model Konsep Diri

Dalam kasus tersebut, masyarakat RT 08 memiliki persepsi


bahwa diare pada balita merupakan hal yang biasa terjadi karena
akan mendapatkan perkembangan (tambah pintar). Kebiasaan yang
dilakukan jika mengalami diare maka anak akan diberikan air tajin
oleh orang tuanya. Serta masyarakat juga menganggap tubuhnya
sudah terbiasa jika makan tidak cuci tangan.

Intervensi: Memberikan edukasi dan penyuluhan terkait Perilaku


Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan penyakit diare sehingga
persepsi yang ada bisa dirubah.
9

c. Model Peran
Pada kasus tersebut, masyarakat RT 08 memerlukan bantuan
dalam beradaptasi sesuai dengan kebutuhan.
Intervensi: Memberikan edukasi dan penyuluhan kepada
masyarakat RT 08. Hal ini dapat menekankan penerapan dan
pengaplikasian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti
mencuci tangan sebelum makan, tidak membuang sampah
sembarangan, serta menjaga kebersihan sanitasi lingkungan.
d. Model Interdependen
Dalam kasus tersebut untuk mencapai keseimbangan antara
kebebasan dan keterikatan masyarakat RT 08 supaya membantu
beradaptasi dengan kebutuhannya, serta menolong dalam beradaptasi
sesame.
Intervensi: Butuh sebuah dorongan dan pedoman dalam memenuhi
kebutuhan dasar manusia yang dipengaruhi oleh faktor penyakit,
hubungan dari keluarga, konsep diri yang dimilikinya, dan tahap
perkembangan yang dialami oleh masyarakat RT 08.

Assessment of Influencing Factors

a. Stimulus Fokal
Dari kasus tersebut, kondisi wilayah RT 08 dekat dengan sungai
menjadikan sering terkena banjir saat musim penghujan serta
berpotensi adanya perilaku buang sampah di sungai.
Intervensi: Berikan edukasi dan informasi mengenai dampak
membuang sampah ke sungai. Hal ini akan meminimalisir terjadinya
banjir.
b. Stimulus Konstektual
Dari kasus tersebut, terdapat tekanan lingkungan internal dan
eksternal sehingga masyarakat RT 08 tidak dapat beradaptasi.
Karena masyarakat RT 08 memiliki ancaman seperti sering terkena
banjir saat musim penghujan yang diakibatkan adanya perilaku
membuang sampah ke sungai, adanya perilaku tidak mencuci tangan
sebelum makan sehingga menyebabkan diare.
10

Intervensi: Pemberian informasi dan pembelajaran kepada


masyarakat RT 08. Untuk membantu beradaptasi dengan
kebutuhannya sehingga bisa membantu mempertahankan perubahan
kognitif dan emosional.
c. Stimulus Residual
Dari kasus tersebut, masyarakat mengatakan bahwa diare
pada balita merupakan hal yang biasa terjadi karena akan
mendapatkan perkembangan (tambah pintar). Kebiasaan yang
dilakukan jika mengalami diare maka anak akan diberikan air tajin
oleh orang tuanya. Kepercayaan dan kebiasaan ini bisa jadi
merupakan tradisi atau budaya yang sudah ada di RT 08 tersebut
sehingga mungkin sulit untuk dirubah.
Intervensi: Berikan edukasi dan informasi tentang Perilaku Hidup
Bersih Sehat (PHBS) dan penyakit diare serta tetap menghargai
kepercayaan yang diyakini.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Teori adaptasi Sister Callista Roy melihat klien sebagai suatu


sistem adaptasi dengan tujuan keperawatan membantu individu
beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan psikologis, konsep diri,
aturan-aturan yang berlaku, dan hubungan bebas pada waktu sehat-
sakit. Roy menyampaikan bahwa secara umum tujuan pada intervensi
keperawatan adalah untuk mempertahankan dan mempertinggi perilaku
adaptif dan mengubah perilaku inefektif menjadi adaptif. Penentuan
tujuan dibagi atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.

4.2 Saran
Perawat/mahasiswa keperawatan perlu untuk mengetahui dan
mengkaji lebih jauh tentang penerapan model keperawatan yang sesuai
dengan teori Callista Roy di lapangan atau rumah sakit, sehingga dapat
diketahui apakah teori Roy dapat diaplikasikan dengan baik dalam
pelayanan asuhan keperawatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Omar. “Model Konsep dan Teori Keperawatan Sister Calista Roy”.


[Online]. Tersedia:
https:www.academia.edu/36218578/MODEL_KONSEP_DAN_TE
ORI_KEPERAWATAN_SISTER_CALISTA_ROY. (2020, April
11)

Aziz, Abdul. “Model Adaptasi dari Callista Roy (Kep. Komunitas)”.


[Online]. Tersedia:
https://id.scribd.com/document/88847445/Model-Adaptasi-Dari-
Callista-Roy-Kep-Komunitas. (2020, April 10)

Citra. “Askep Calista Roy”. [Online]. Tersedia:


https://id.scribd.com/doc/166267457/Askep-Calista-Roy. (2020,
April 11)

12

Anda mungkin juga menyukai