Anda di halaman 1dari 7

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah II

Dosen : Edy Supardi, S. Kep., Ns., M.kep

Evidence Based Practice/Nursing Sistem Imunology

Oleh
Kelompok III:
Nurlela Rahim Daepawala (NH0119056)
Nova Rosalina (NH0119043)
Nuramraini (NH0119045)
Peny Lungan (NH0119060)
Windy (NH0119080)
Ruth Jansen (NH0119069)
Risno Tasane (NH0119067)
Yuyun Marsela (NH0119084)
Agustina Sofia A.Kafomai ( NH0119086)
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
A. Evidence Based Practice/Nursing
1. Author, title,year
a. M. Haris Abidin, Dwi Novi Yanti, Zuralis Piter Singgih
b. Jurnal penelitian hematology dan imunology
c. 2015/2016
2. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui hubungan faktor biaya penunjang, kepatuhan minum obat
serta gambaran fasilitas kesehatan dan pengetahuan petugas kesehatan dengan
keberhasilan pengobatan malaria.
3. Populasi atau sample
Penderita malaria dalam 6 bulan terakhir pada tahun 2014 yang tercatat di
ruang Alamanda Rumah Sakit Umum Daerah H.Abdul Moelok Lampung,
sebanyak 125 orang.
4. Metode penelitian
Cross Sectional Study.
5. Hasil
Variabel yang merupakan faktor yang berhubungan dengan keberhasilan
pengobatan yaitu biaya penunjang dengan nilai p = 0,02, dan kepatuhan
berobat dengan nilai p = 0,03, sedangkan faktor pelengkap yang merupakan
faktor penunjang. Dimana pengetahuan petugas yang dikategorikan tahu
sebesar 76% dan fasilitas kesehatan yang dikategorikan memadai sebesar
68%.
6. Temuan
Pengobatan  yang dilakukan oleh petugas kesehatan sendiri yang tidak

adekuat baik dosis maupun cara pemberiannya yang kurang tepat, akan

membuat pengobatanmalaria menjadi tidak efektif dan tidak rasional.

Keadaan ini juga cenderung meningkatkan resistensi P. falciparum terhadap

obat anti-malaria.
B. Evidence Based Practice/Nursing
1. Author, title,year
a. Riska Priyani
b. Manfaat tanaman sambiloto (andrographis paniculata ness) terhadap
sistem imun tubuh
c. 2020
2. Tujuan penelitian
Perkembangan dan aktivitas dari sel T dapat distimulasi dengan cara
penambahan suatu immunomodulator. Salah satu tanaman obat yang
mempunyai aktivitas sebagai imunomodulator adalah sambiloto
(Andrographis paniculata Ness). sambiloto mengandung
deoxyandrographolide, andrographolide, 14-deoxy-11, neoandrographolide,
12-didehydroandrographolide, homoandrographolide, diterpenoid dan
flavonoid.
3. Populasi atau sample
Tanaman sambiloto
4. Metode penelitian
Pengumpulan artikel ilmiah penelitian sebelumnya untuk mendapatkan
informasi dan membuat ringkasan berupa review artikel ilmiah
5. Hasil
Sambiloto memiliki senyawa aktif bernama andrografolid, dimana senyawa
ini dapat berperan sebagai immunomodulator khususnya imunostimulan yang
mampu meningkatkan kerja sistem imun. Kandungan andrografolid
didalamnya mampu meningkatkan fungsi sistem pertahanan tubuh seperti sel
darah putih untuk menyerang bakteri dan antigen lainnya
(immunomodulator), flavonoid sebagai antiinflamasi, dan tanin sebagai
antidiare. Tanaman sambiloto juga bisa menjadi imunosupresor yang dapat
menurunkan respon kekebalan tubuh saat sistem kekebalan tubuh meningkat
melebihi kondisi tubuh normal. Tetapi sampai saat ini jarang ditemui efek
samping yang tidak diinginkan saat sambiloto digunakan.
6. Temuan
Tanaman sambiloto juga bisa menjadi imunosupresor yang dapat menurunkan
respon kekebalan tubuh saat sistem kekebalan tubuh meningkat melebihi
kondisi tubuh normal. Tetapi sampai saat ini jarang ditemui efek samping
yang tidak diinginkan saat sambiloto digunakan.
C. Evidence Based Practice/Nursing
1. Author, title,year
a. Siti Mariam, Maksum Radji, Erwanto Budi
b. Perbandingan respon imunologi kombinasi antiretroviral berdasarkan
kenaikan jumlah CD4
c. 2011
2. Tujuan penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan respon imunologi dari
empat kombinasi antiretroviral lini pertama yaitu lamivudin-zidovudin-
nevirapin, lamivudin-zidovudin-evapirenz, lamivudin-S tavudin-nevarapin
dan lamivudin-stavudin-evapirenz berdasarkan peningkatan CD4
3. Populasi atau sample
Pasien HIV/AIDS
4. Metode penelitian
Desain Penelitian yang digunakan adalah rancangan studi potong lintang
(Cross Sectional). Pengambilan data dilakukan secara retrospektif terhadap
data sekunder berupa rekam medis (RM) pasien dari bulan Januari sampai
bulan Mei 2010. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien
HIV/AIDS yang menerima terapi ARV di Rumah Sakit Dr.H. Marzoeki
Mahdi- Bogor yang berusia lebih dari 18 tahun, tidak hamil, CD4 awal ≤ 350
sel/mm3dan mendapat pengobatan ARV minimal 3-4 bulan berturut-turut
selama pemeriksaan CD4 dan menerima kombinasi ARV linipertama.
5. Hasil
Penelitian menunjukkan bahwa kenaikan CD4 rata-rata pasien berbeda dari
keempat kombinasi ARV, tetapi berdasarkan uji statistik menggunakan
ANOVA menunjukkan bahwa perbedaan kenaikan CD4 tidak bermakna.
Faktor-faktor umur pasien, jumlah infeksi oportunistik, CD4 awal dan obat
yang digunakan untuk mengobati infeksi oportunistik tidak mempengaruhi
kenaikan CD4pasien.
6. Temuan
Berdasarkan uji statistik menggunakan ANOVA menunjukkan bahwa
perbedaan kenaikan CD4 tidak bermakna. Faktor-faktor umur pasien, jumlah
infeksi oportunistik, CD4 awal dan obat yang digunakan untuk mengobati
infeksi oportunistik tidak mempengaruhi kenaikan CD4 pasien.
D. Evidence Based Practice/Nursing
1. Author, title,year

a. Iris Rengganis, Aria Kekalih, Danny Rasjiid Garna


b. Proporsi Desiensi Vitamin D pada Pasien Poliklinik Alergi dan Imunologi
c. 2019
2. Tujuan penelitian
Untuk Mengetahui proporsi defisiensi vitamin D-25(OH) pasien poliklinik
Alergi dan Imunologi, serta untuk meninjau tatalaksana defisiensi vitamin D-
25(OH) di poliklinik Alergi dan Imunologi.
3. Populasi atau sample
Pasien dewasa yang berobat jalan di Poliklinik Alergi dan Imunologi RSUPN
Dr. Cipto Mangunkusumo, Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus, dan Rumah
Sakit Pondok Indah Jakarta.
4. Metode penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif pada pasien dewasa yang
berobat jalan di Poliklinik Alergi dan Imunologi RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo, Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus, dan Rumah Sakit
Pondok Indah Jakarta. Data pasien diambil dari rekam medis pasien Poliklinik
Alergi dan Imunologi yang menjalani pemeriksaan kadar vitamin D-25 (OH)
dan mendapat vitamin D. Sampel dipilih melalui metode total consecutive
sampling, dengan kriteria inklusi pasien berusia 18 tahun atau lebih, ada hasil
laboratorium kadar vitamin D-25 (OH), dan mendapat terapi vitamin D;
kriteria eksklusi meliputi pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan pasien
dengan gangguan hormon paratiroid.
5. Hasil
Dari hasil penelitian Sejumlah 97,1% pasien memiliki kadar vitamin D kurang
dari normal (insufisiensi vitamin D dan defisiensi vitamin D). Setelah
pemberian vitamin D dosis tinggi (1000 IU/hari atau lebih) selama 3 bulan,
terjadi peningkatan bermakna status vitamin D.
6. Temuan
Selain berperan dalam metabolisme dan menjaga kesehatan tulang dan otot,
vitamin D juga mempengaruhi dan meregulasi fungsi sistem imun tubuh.
Proporsi defisiensi vitamin D tinggi pada pasien dengan penyakit imunologi
dan pemberian vitamin D dosis tinggi (1000 IU/hari atau lebih) dapat
meningkatkan status vitamin D pasien dengan penyakit imunologi.
E. Evidence Based Practice/Nursing
1. Author, title,year
a. Kurniawati
b. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Imunologi (Hiv/Aids)
Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
c. 2018
2. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui asuhan keperawatan penderita HIV / AIDS dengan
gangguan pernafasan jalan nafas di Cempaka Anjungan RSUD Jombang
3. Populasi atau sample
Pasien HIV/AIDS yang mengalami gangguan pernapasan jalan napas
4. Metode penelitian
Metodologi penelitian ini menggunakan keperawatan tahapan proses kasus
dengan pernapasan jalan napas yang tidak efektif.
5. Hasil
Setelah memberikan asuhan keperawatan diantara Pasien HIV / AIDS
kesimpulan dari penelitian ini pernafasan jalan nafas tidak adekuat, kurang
adekuat nutrisi, kerusakan selaput lendir mulut, koping ketidakefektifan, dan
intoleransi aktivitas. Keberhasilan pengobatan tergantung pada kerjasama
antara pasien, keluarga dan perawat
6. Temuan
Pasien masih belum bisa menerima bahwa telah terdiagnosis HIV positif.

Anda mungkin juga menyukai