Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA 1

“PELAYANAN DAN KOLABORASI INTERDISIPLIN DALAM


KEPERAWATAN JIWA”

Disusun oleh :
KELOMPOK V

Nama : Anisa Dwi Rizki Safitri


Ayu Yulia
Dwi Pawestri Handayani
Aldi Firmansyah
Dea Surya Kartika
Diana Novita
Aef Abdul Hidayat

Dosen Pembimbing :
Ayu Dekawaty., M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2019
NAMA : ANISA DWI RIZKI SAFITRI

NIM : 21117015

“Pelayanan Dan Kolaborasi Interdisiplin Dalam Keperawatan Jiwa”

A. Pendahuluan
Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin keperawatan jiwa merupakan
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh sekolompok tim kesehatan
profesional (perawat, dokter, tim kesehatan lainnya maupun pasien dan
keluarga pasien sakit jiwa) yang mempunyai hubungan yang jelas, dengan
tujuan menentukan diagnosa, tindakan-tindakan medis, dorongan moral dan
kepedulian khususnya kepada pasien sakit jiwa. Pelayanan akan berfungsi
baik jika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim dalam memberikan
pelayanan kesehatan terbaik kepada pasien sakit jiwa. Anggota tim kesehatan
meliputi : pasien, perawat, dokter, fisioterapi, pekerja sosial, ahli gizi,
manager, dan apoteker. Oleh karena itu tim kolaborasi interdisiplin
hendaknya memiliki komunikasi yang efektif, bertanggung jawab dan saling
menghargai antar sesama anggota tim.
Secara integral, pasien adalah anggota tim yang penting. Partisipasi
pasien dalam pengambilan keputusan akan menambah kemungkinan suatu
rencana menjadi efektif. Tercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal
hanya dapat dicapai jika pasien sebagai pusat anggota tim. Karena dalam hal
ini pasien sakit jiwa tidak dapat berpikir dengan nalar dan pikiran yang
rasional, maka keluarga pasienlah yang dapat dijadikan pusat dari anggota
tim. Disana anggota tim dapat berkolaborasi dalam menentukan tindakan-
tindakan yang telah ditentukan. Apabila pasien sakit jiwa tidak memiliki
keluarga terdekat, maka disinilah peran perawat dibutuhkan sebagai pusat
anggota tim. Karena perawatlah yang paling sering berkomunikasi dan kontak
langsung dengan pasien sakit jiwa. Perawat berada disamping pasien selam
24 jam sehingga perawatlah yang mengetahui semua masalah pasien dan
banyak kesempatan untuk memberikan pelayanan yang baik dengan tim yang
baik.
Perawat adalah anggota membawa persfektif yang unik dalam
interdisiplin tim. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain.
Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi
pelayanan kesehatan.
Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan
mencegah penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas
pengobatan seperti pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering
berkonsultasi dengan anggota tim lainnya sebagaimana membuat referal
pemberian pengobatan.

B. Elemen Penting Dalam Mencapai Kolaborasi Interdisiplin Efektif


Kolaborasi menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus bekerja
dengan kompak dalam mencapai tujuan. Elemen penting untuk mencapai
kolaborasi interdisiplin yang efektif meliputi kerjasama, asertifitas, tanggung
jawab, komunikasi, kewenangan dan kordinasi.
1. Kerjasama adalah menghargai pendapat orang lain dan bersedia untuk

memeriksa beberapa alternatif pendapat dan perubahan kepercayaan.


2. Ketegasan penting ketika individu dalam tim mendukung pendapat mereka
dengan keyakinan. Tindakan asertif menjamin bahwa pendapatnya benar-
benar didengar dan konsensus untuk dicapai.
3. Tanggung jawab artinya mendukung suatu keputusan yang diperoleh dari
hasil konsensus dan harus terlibat dalam pelaksanaannya.
4. Komunikasi artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk
membagi informasi penting mengenai perawatan pasien sakit jiwa dan issu
yang relevan untuk membuat keputusan klinis.
5. Pemberian pertolongan artinya masing-masing anggota dapat memberikan
tindakan pertolongan namun tetap mengacu pada aturan-aturan yang telah
disepakati.
6. Kewenangan mencakup kemandirian anggota tim dalam batas
kompetensinya.
7. Kordinasi adalah efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan
pasien sakit jiwa, mengurangi duplikasi dan menjamin orang yang
berkualifikasi dalam menyelesaikan permasalahan.
8. Tujuan umum artinya setiap argumen atau tindakan yang dilakukan
memiliki tujuan untuk kesehatan pasien sakit jiwa.

Kolaborasi dapat berjalan dengan baik jika :


1. Semua profesi mempunyai visi dan misi yang sama
2. Masing-masing profesi mengetahui batas-batas dari pekerjaannya
3. Anggota profesi dapat bertukar informasi dengan baik
4. Masing-masing profesi mengakui keahlian dari profesi lain yang
tergabung dalam tim.

C. Manfaat Kolaborasi Interdisiplin Dalam Pelayanan Keperawatan Jiwa


Kolaborasi didasarkan pada konsep tujuan umum, konstribusi praktisi
profesional, kolegalitas, komunikasi dan praktek yang difokuskan kepada
pasien. Kolegalitas menekankan pada saling menghargai, dan pendekatan
profesional untuk masalah-masalah dalam tim dari pada menyalahkan
seseorang atau atau menghindari tangung jawab.
Beberapa tujuan kolaborasi interdisiplin dalam pelayanan keperawatan
jiwa antara lain :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan
menggabungkan keahlian unik profesional untuk pasien sakit jiwa
2. Produktivitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya
3. Peningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas
4. Meningkatnya kohesifitas antar profesional
5. Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional
6. Menumbuhkan komunikasi, menghargai argumen dan memahami orang
lain.
D. Hambatan dalam Melakukan Kolaborasi Interdisiplin dalam
Keperawatan Jiwa
Kolaborasi interdisiplin tidak selalu bisa dikembangkan dengan mudah.
Ada banyak hambatan antara anggota interdisiplin, meliputi :

1. Ketidaksesuaian pendidikan dan latihan anggota tim


2. Struktur organisasi yang konvensional
3. Konflik peran dan tujuan
4. Kompetisi interpersonal
5. Status dan kekuasaan dan individu itu sendiri

DAFTAR PUSTAKA

Ade, Susana; 2011; Terapi Modalitas Keperawatan Kesehatan Jiwa; Penerbit


Buku Kedokteran EGC; Jakarta.

Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya


Medika

Anna; Panjaitan;Helena. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Ed.2.


Jakarta: EGC.

Dalami, Ernawati; 2010; Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa; CV. Trans
Info Media; Jakarta.

Suliswati, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC

Yosep dkk. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung : PT Refika Aditama

Yusuf, dkk. 2015. Buju Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika

Prabowo E. 2014. Konsep dan aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:


Nuha Medika

Videbeck. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC


NAMA : AYU YULIA
NIM : 21117022

1. PELAYANAN DAN KOLABORASI INTERDISIPLIN DALAM


KESEHATAN DAN KEPERAWATAN JIWA
Pelayanan Dan Kolaborasi Interdisiplin Keperawatan Jiwa merupakan
pelayanan kesehatan yang di lakukan oleh sekelompokn tim kesehatan
professional (Perawat,Dokter, tim kesehatan lainnya maupun pasien dan
keluarga pasien yang sakit jiwa.) yang mempunyai hubungan yang jelas,
dangan tujuan menentukan diagnosa, tindakan-tindakan medis, dorongan
normal dan kepedulian khususnya ke pada pasien sakit jiwa. Pelayanan akan
berfungsi dengan baikjika terjadi adanya konstribuai dari anggota tim dalam
memberikan pelayanan kesehatan terbaik ke pada pasien sakit jiwa.
2. PENTINGNYA KOLABORASI KESEHATAN
Masing-masing tenaga kesehatan memiliki pengetahuan, keterampilan,
kemampuan, keahlian, dan pengalaman yang berbeda.
WHO Mengakui bahwa kolaborasi antar professional dalam pendidikan dan
praktek sebagai siatu strategi inovatif yang akan memainkan peran penting
dalam mengurangi krisis tenaga kerja kesehatan global. Praktek kolaborasi
memperkuat sistem kesehatan dan memperbaiki hasil kesehatan
(WHO,2010).
3. ELEMEN PENTING DALAM MENCAPAI KOLABORASI
INTERDISIPLIN EFEKTIF
 Kelegasan
 Tanggung jawab
 Komunikasi
 Pemberian Kerjasaman
 Koordinasi
 Tujuan umum

4. MANFAAT KOLABORASI INTERDISIPLIN DALAM PELAYANAN


KEPERAWATAN JIWA
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan
menggabungkan keahlian unik professional untuk pasien sakit jiwa.
b. Produktivitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya.
c. Peningkatnya profesionalisme dan kepuasaan kerja dan loyalitas.
d. Meningkatnya kohesifitas antar professional.
e. Menumbuhkan komunikasi, menghargai argument dan memahami orang
lain.
5. HAMBATAN DALAM MELAKUKAN KOLABORASI
INTERDISIPLIN DALAM
KEPERAWATAN JIWA
Kolaborasi interdisiplin tidak selalu bisa dikembangkan dengan mudah. Ada
banyak hambatan antar anggota terdisiplin, meliputi :
a. Ketidak sesuian pendidikan dan latihan anggota tim.
b. Struktur organisasi yang korvensional.
c. Konfik peran dan tujuan.
d. Kompetensi interpersonal
e. Status dari kekuasaan dan individu itu sendiri.

NAMA : DWI PAWESTRI HANDAYANI


NIM : 21117044

A. Pengertian

Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin keperawatan jiwa merupakan


pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh sekelompok tim kesehatan
profesional (perawat, dokter, tim kesehatan lainnya maupun pasien dan
keluarga pasien sakit jiwa)

Dengan tujuan menentukan diagnosa, tindakan-tindakan medis,dorongan


moraldan keperdulian khususnya kepada pasien sakit jiwa.

B. Elemen Penting Dalam Mencapai Koborasi Interdisiplin Efektif

Kolaborasi menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus bekerja


dengan kompak dalam mencapai tujun.
Elemen penting untuk mencapai kolaborasi interdisiplin yang efektif meliputi
kerjasama, asertifitas, tanggung jawab, komunikasi, kewenanagan dan
kordinasi.

• kerjasama adalah menghargai pendapat orang lain.

• Ketegasan peting ketika individu dalam tim mendukung pendapat


mereka dengan keyakinan.

• Tanggung jawab artinya mendukung suatu keputuasan yang diperoleh dari


hasil pelaksanaan

• Komuniaksi artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk


membagi infornasi penting mengenai informasi penting.

• Pemberian pertolongan artinya masing-masing anggota dapat memberikan


tindakan pertolongan namun mengacu pada aturan-aturan yang telah
disepakati

• Kewenangan mencakuo kemandirian anggota tim dalam batas


kompetensinya

• Kordinasi adalah efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan


pasien sakit jiwa

Tujuan umum artinya setiap argumen atau tindakan yang dilakukan memiliki
tujuan untuk kesehatan pasien sakit jiwa.

Kolaborasi dapat berjalan dengan baik jika:

• Semua profesi mempunyai visi dan misi yang sama

• Masing-masing profesi mengetahui batas-batas dari pekerjaannya

• Anggota profesi dapat bertukar informasidengan baik

• Masing-masing profesi mengakui keahlian dari profesi lain yang


tergabung dalam tim.
C. Manfaat Kolaborasi Interdisiplin Dalam Pelayanan Keperawatan
Jiwa

kolaborasi didsari pada konsep tujuan umum, kontribusi praktisi


profesional, kolegalitas, komunikasi dan praktek yang difokuskan kepada
pasien. Beberapa tujuan kolaborasi interdisiplin dalam pelayanan
keperawatan jika antara lain:

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitasndengan


menggabungkan keahlian unik profesional untuk pasien sakit jiwa

2. Produktifitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber

3. Peningkatan profesionalsime dan kepuasan kerja, dan loyalitas

4. Meningkatnya kohesifitas antar profesional

5. Kejelasan peran dalamberinteraksi antar profesional

6. Menumbuhkan komunikasi, menhargai argumen dan memahami orang


lain.

D. Hambatan Dalam Melakukan Kolaborasi Interdisiplin Dalam


Keperawatan Jiwa

Kolaborasi interdisiplin tidak selalu bisa dikembangakn dengan mudah. Ada


banyak hambatan antara anggota interdisipplin, meliputi:

1. ketidaksesuaian pendidikan dan latihan anggota tim

2. Struktur organisasi yang konvensional

3. konflik peran dan tujuan

4. Kompetensi interpersonal

5. Status dan kekuasaan dan individu itu sendiri.


NAMA : ALDI FIRMANSYAH
NIM : 21117007

 Apa itu Pelayanan Dan Kolaborasi Interdisiplin Keperawatan Jiwa ….?


Pelayanan Dan Kolaborasi Interdisiplin Keperawatan Jiwa merupakan
pelayanan kesehatan yang di lakukan oleh sekelompokn tim kesehatan
professional (Perawat,Dokter, tim kesehatan lainnya maupun pasien dan
keluarga pasien yang sakit jiwa.) yang mempunyai hubungan yang jelas,
dangan tujuan menentukan diagnosa, tindakan-tindakan medis, dorongan
normal dan kepedulian khususnya ke pada pasien sakit jiwa. Pelayanan akan
berfungsi dengan baikjika terjadi adanya konstribuai dari anggota tim dalam
memberikan pelayanan kesehatan terbaik ke pada pasien sakit jiwa.
 ELEMEN PENTING DALAM MENCAPAI KOLABORASI
INTERDISIPLIN EFEKTIF
1. Kerjasama
2. Kelegasan
3. Tanggung jawab
4. Komunikasi
5. Pemberian
6. Koordinasi
7. Tujuan umum
 Kolaborasi dapat berjala dengan baik jika….?
1. Semua profesi mempunyai visi misi yang sama
2. Masing-masing profesi mengetahui batas-batas dan pekerjaanya
3. Anggota profesidapat bertukar informasi dengan baik
4. Masing-masing profesi mengetahui keahlian dari profesi lain yang
bergantung dalam tim

 MANFAAT KOLABORASI INTERDISIPLIN DALAM PELAYANAN


KEPERAWATAN JIWA

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan


menggabungkan keahlian unik professional untuk pasien sakit jiwa.
2. Produktivitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya.
3. Peningkatnya profesionalisme dan kepuasaan kerja dan loyalitas.
4. Meningkatnya kohesifitas antar professional.
5. Menumbuhkan komunikasi, menghargai argument dan memahami orang
lain.
 HAMBATAN DALAM MELAKUKAN KOLABORASI INTERDISIPLIN
DALAM KEPERAWATAN JIWA

Kolaborasi interdisiplin tidak selalu bisa dikembangkan dengan mudah. Ada


banyak hambatan antar anggota terdisiplin, meliputi :
1. Ketidak sesuian pendidikan dan latihan anggota tim.
2. Struktur organisasi yang korvensional.
3. Konfik peran dan tujuan.
4. Kompetensi interpersonal
5. Status dari kekuasaan dan individu itu sendiri

NAMA : DEA SURYA KARTIKA


NIM : 21117029

PELAYANAN DAN KOLABORASI INTERDISIPLIN DALAM


KESEHATAN DAN KEPERAWATAN JIWA.

Pelayanan dan Kolaborasi interdisiplin keperawatan jiwa merupakan pelayanan


kesehatan yang dilakukan oleh sekelompok tim kesehatan profesional (perawat,
dokter, tim kesehatan lainnya maupun pasien dan keluarga pasien sakit jiwa) yang
mempunyai hubungan yang jelas, dengan tujuan menentukan diagnosa, tindakan-
tindakan medis, dorongan moral dan kepedulian khususnya kepada pasien sakit
jiwa.

1. Elemen Penting Dalam Mencapai Kolaborasi Interdisiplin Efektif


Elemen penting untuk mencapai kolaborasi interdisiplin yang efektif meliputi
yaitu,
 Kerjasama
 Asertifitas
 Tanggung jawab
 Komunikasi
 Pemberi pertolongan
 Kordinasi

Tujuan Umum
Kolaborasi dapat berjalan dengan baik jika:
 Semua profesi mempunyai visi dan misi yang sama.
 Masing-masing profesi mengetahui batas-batas dari pekerjaannya.
 Anggota profesi dapat bertukar informasi dengan baik.

Masing-masing peofesi mengakui keahlian dari profesi lain yang tergabung


dalam tim

2. Hambatan dalam Melakukan Kolaborasi Interdisiplin dalam


Keperawatan Jiwa

Ada banyak Hambatan antara anggota interdisiplin, Meliputi :

1. Ketidak sesuaianpendidikan dan latihan anggota tim


2. Struktur organisasi yang Konvensional
3. Konflik peran dan Tujuan
4. Kompetisi Interpersonal
5. Status dan kekuasaan dan individu itu sendiri

DAFTAR PUSTAKA

Ade, Susana; 2011; Terapi Modalitas Keperawatan Kesehatan Jiwa; Penerbit


Buku KedokteranEGC; Jakarta.
Ali, Zaidin. 2002. Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya
Medika
Anna; Penjaitan;Helena. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Ed.2.
Jakarta: EGC.
Dalami, Ernawati; 2010; Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa; CV.
Trans infoMedia; Jakarta

Suliswati, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC

RANGKUMAN

A. Pendahuluan
Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin keperawatan jiwa merupakan
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh sekolompok tim kesehatan
profesional (perawat, dokter, tim kesehatan lainnya maupun pasien dan
keluarga pasien sakit jiwa) yang mempunyai hubungan yang jelas, dengan
tujuan menentukan diagnosa, tindakan-tindakan medis, dorongan moral dan
kepedulian khususnya kepada pasien sakit jiwa.
B. Elemen Penting Dalam Mencapai Kolaborasi Interdisiplin Efektif
Kolaborasi menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus bekerja
dengan kompak dalam mencapai tujuan. Elemen penting untuk mencapai
kolaborasi interdisiplin yang efektif meliputi kerjasama, asertifitas, tanggung
jawab, komunikasi, kewenangan dan kordinasi.
1. Kerjasama adalah menghargai pendapat orang lain dan bersedia untuk
memeriksa beberapa alternatif pendapat dan perubahan kepercayaan.
2. Ketegasan penting ketika individu dalam tim mendukung pendapat mereka
dengan keyakinan. Tindakan asertif menjamin bahwa pendapatnya benar-
benar didengar dan konsensus untuk dicapai.
3. Tanggung jawab artinya mendukung suatu keputusan yang diperoleh dari
hasil konsensus dan harus terlibat dalam pelaksanaannya.
4. Komunikasi artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk
membagi informasi penting mengenai perawatan pasien sakit jiwa dan issu
yang relevan untuk membuat keputusan klinis.
5. Pemberian pertolongan artinya masing-masing anggota dapat memberikan
tindakan pertolongan namun tetap mengacu pada aturan-aturan yang telah
disepakati.
6. Kewenangan mencakup kemandirian anggota tim dalam batas
kompetensinya.
7. Kordinasi adalah efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan
pasien sakit jiwa, mengurangi duplikasi dan menjamin orang yang
berkualifikasi dalam menyelesaikan permasalahan.
8. Tujuan umum artinya setiap argumen atau tindakan yang dilakukan
memiliki tujuan untuk kesehatan pasien sakit jiwa.

Kolaborasi dapat berjalan dengan baik jika :


1. Semua profesi mempunyai visi dan misi yang sama
2. Masing-masing profesi mengetahui batas-batas dari pekerjaannya
3. Anggota profesi dapat bertukar informasi dengan baik
4. Masing-masing profesi mengakui keahlian dari profesi lain yang tergabung
dalam tim.

C. Manfaat Kolaborasi Interdisiplin Dalam Pelayanan Keperawatan Jiwa


Kolaborasi didasarkan pada konsep tujuan umum, konstribusi praktisi
profesional, kolegalitas, komunikasi dan praktek yang difokuskan kepada
pasien. Kolegalitas menekankan pada saling menghargai, dan pendekatan
profesional untuk masalah-masalah dalam tim dari pada menyalahkan
seseorang atau atau menghindari tangung jawab.
Beberapa tujuan kolaborasi interdisiplin dalam pelayanan keperawatan
jiwa antara lain :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan
menggabungkan keahlian unik profesional untuk pasien sakit jiwa
2. Produktivitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya
3. Peningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas
4. Meningkatnya kohesifitas antar profesional
5. Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional
6. Menumbuhkan komunikasi, menghargai argumen dan memahami orang
lain.
D. Hambatan dalam Melakukan Kolaborasi Interdisiplin dalam
Keperawatan Jiwa
Kolaborasi interdisiplin tidak selalu bisa dikembangkan dengan mudah.
Ada banyak hambatan antara anggota interdisiplin, meliputi :
a. Ketidaksesuaian pendidikan dan latihan anggota tim
b. Struktur organisasi yang konvensional
c. Konflik peran dan tujuan
d. Kompetisi interpersonal
e. Status dan kekuasaan dan individu itu sendiri

Anda mungkin juga menyukai