Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi mengenai sendi
yang dapat digerakkan, terutama sendi penumpu berat badan. Kelainan ini
bersifat progresif lambat dan tidak diketahui penyebabnya. Dari beberapa
kelainan sendi, osteoartritis merupakan kelainan sendi yang paling banyak
dijumpai. Di Bagian Rematologi RSCM prevalensinya 56,7%. Dengan
meningkatnya usia prevalensi kelainan ini meningkat pula. Osteoatritis
lutut menyebabkan nyeri pada sendi lutut dan daerah sekitarnya. Nyeri
akan bertambah jika melakukan kegiatan yang membebani lutut seperti
berjalan, naik turun tangga, berdiri lama. Gangguan tersebut mulai dari
yang paling ringan sampai yang paling berat sehingga penderita tidak bisa
berjalan. OA (Osteoarthritis ) adalah penyakit sendi yang paling dan lebih
dari 80% menjelang usia 70 tahun. Tulang rawan sendi yang baik dengan
lubrikasi normal penting sekali untuk mempertahankan fungsi dari sendi.
Studi epidemilogi melaporkan bahwa kelainan radiografik yang timbul
pada OA lutut tidak selalu paralel dengan keluhan penderitanya terutama
sebelum usia 45 tahun, kecuali setelah usia 65 tahun (Yudi, S, 2000).
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degenerasi pada sendi yang
melibatkan kartilago, lapisan sendi, ligamen, dan tulang sehingga
menyebabkan nyeri dan kekakuan pada sendi (Center for Disease Control
and Prevention (CDC), 2014). Perhimpunan Reumatologi Indonesia secara
sederhana mendefinisikan osteoartritis sebagai suatu penyakit sendi
degeneratif yang terjadi karena proses inflamasi kronis pada sendi dan
tulang disekitar sendi tersebut (Hamijoyo, 2007). Penyebab OA belum
diketahui secara pasti, tetapi usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga
yang menderita osteoartritis, obesitas, riwayat cedera dan aktifitas fisik
yang berlebihan merupakan faktor resiko terjadinya osteoartritis
(Sambrook et. al, 2005).

1
Penderita osteoarthritis pada umumnya mengalami gangguan
fungsional, penderita sulit bangkit dari duduk , jongkok berdiri atau jalan,
jalan naik turun tangga atau aktivitas yang membebani lutut (Parjoto,
2000). Hal ini disebabkan karena pada penderita osteoarthritis ada gejala
yang ditemukan, antara lain nyeri. Nyeri ini berhubungan dengan
penurunan kekuatan otot Quadriceps dextra. Otot tersebut merupakan
stabilisator utama sendi lutut yang berfungsi sebagai pelindung struktur
sendi lutut. Dengan adanya nyeri ini juga akan menurunkan luas gerak
sendi karena dengan adanya nyeri ini sendi menjadi jarang digerakkan.
Osteoarthritis pada sendi lutut merupakan penyakit rematik yang bisa
mengenai sendi lutut dan sering menimbulkan rasa sakit serta
ketidakmampuan untuk mencapai fungsinya sebagai penumpu berat badan
serta aktifitas lain seperti jongkok, berdiri, dan berjalan. Rasa sakit dan
ketidakmampuan akan bertambah dengan munculnya kelemahan otot
quadriceps dan atropi otot. Otot merupakan kemampuan yang penting
dalam membantu menstabilkan persendian, sedangkan kelemahan otot
quadriceps dapat mengakibatkan semakin parahnya osteoarthritis tersebut
(Yudi.S, 2000).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari penyakit Osteoarthritis?
2. Apa etiologi dari penyakit Osteoarthritis?
3. Apa saja klasifikasi dari penyakit Osteoarthritis?
4. Bagaimana patofisiologi dari penyakit Osteoarthritis?
5. Apa saja penatalaksanaan dari penyakit Osteoarthritis?
6. Bagaimana jurnal terkait untuk penyakit Osteoarthritis?
7. Bagaimana pathway dari penyakit Osteoarthritis?
8. Bagaimana pengkajian dari penyakit Osteoarthritis?
9. Apa saja diagnosa dari penyakit Osteoarthritis?
10. Bagaimana rencana asuhan keperawatan dari penyakit Osteoarthritis?

2
C. Tujuan Masalah
1. Umum
Mengetahui tentang penyakit Osteoarthritis.
2. Khusus
a. Untuk mengetahui definisi dari penyakit Osteoarthritis?
b. Apa etiologi dari penyakit Osteoarthritis?
c. Apa saja klasifikasi dari penyakit Osteoarthritis?
d. Bagaimana patofisiologi dari penyakit Osteoarthritis?
e. Apa saja penatalaksanaan dari penyakit Osteoarthritis?
f. Bagaimana jurnal terkait untuk penyakit Osteoarthritis?
g. Bagaimana pathway dari penyakit Osteoarthritis?
h. Bagaimana pengkajian dari penyakit Osteoarthritis?
i. Apa saja diagnosa dari penyakit Osteoarthritis?
j. Bagaimana rencana keperawatan dari penyakit Osteoarthritis?

3
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI

A. Anatomi Tulang Dan Sendi


1. Tulang
Tulang adalah jaringan hidup yang strukturnya dapat berubah
apabila mendapat tekanan. Seperti jaringan ikat lain, tulang terdiri atas
sel-sel, serabut-serabut, dan matriks. Tulang bersifat keras oleh karena
matriks ekstraselularnya mengalami kalsifikasi, dan mempunyai
derajat elastisitas tertentu akibat adanya serabut-serabut organik
(Snell, 2012). Dapat dibedakan dua jenis tulang, yakni tulang
kompakta dan tulang spongiosa. Perbedaan antara kedua jenis tulang
tadi ditentukan oleh banyaknya bahan padat dan jumlah serta ukuran
ruangan yang ada di dalamnya. Semua tulang memiliki kulit luar dan
lapisan substansia spongiosa di sebelah dalam, kecuali apabila masa
substansia spongiosa diubah menjadi cavitas medullaris (rongga
sumsum) (Moore dan Agur, 2002).
Tulang kerangka manusia dewasa terdiri dari 206 segmen tulang
yang sebagian besar berpasangan satu dengan yang lain yaitu sisi kiri
dan sisi kanan. Tulang kerangka pada bayi dan anak-anak lebih dari
206 segmen tulang karena beberapa tulang dulunya belum mengalami
penyatuan, misalnya tulang sacrum dan coxae pada tulang vertebra
(Tortora dan Derrickson, 2011). Kerangka aksial (kerangka sumbu
tubuh) terdiri dari 80 segmen tulang, beberapa diantaranya adalah
tulang kepala (cranium), tulang leher (os hyoideum dan vertebrae
cervicales), dan tulang batang tubuh (costae, sternum, vertebrae dan
sacrum). Kerangka apendikular yaitu kerangka tambahan terdiri dari
tulang-tulang ekstremitas baik ekstremitas atas maupun ekstremitas
bawah dengan total 126 segmen tulang (Moore dan Agur, 2002).
Sebuah tulang terdiri atas beberapa jaringan berbeda yaitu jaringan
osseus, tulang rawan (cartilago), jaringan penghubung, jaringan

4
adiposa, dan jaringan saraf yang tersusun menjadi satu. Keseluruhan
dari tulang beserta tulang rawan bersama ligamen dan tendon
membentuk sistem rangka (Tortora dan Derrickson, 2011).
Perbandingan antara tulang dan tulang rawan dalam kerangka berubah
seiring dengan pertumbuhan tubuh. Semakin muda usia seseorang,
semakin besar bagian kerangka yang berupa tulang rawan (Moore dan
Agur, 2002).
Kerangka Anggota Atas
Kerangka anggota atas dikaitkan dengan perantaraan gelang bahu,
yang terdiri dari atas klavikula dan skapula. Dibawahnya terdapat
tulang-tulang yang membentuk kerangka lengan, lengan bawah dan
telapak tangan yang seluruhnya berjumlah 30 buah tulang.
 Humerus - Tulang lengan atas
 Ulna dan Radius - Tulang hasta dan tulang pengumpil
 8 Tulang karpal - Tulang pangkal tangan
 5 Tulang metakarpal - Tulang telapak tangan
 14 Falanx - Ruas jari tangan

Klavikula atau tulang selangka adalah tulang yang melengkung


yang membentuk bagian anterior dari gelang bahu. Untuk keperluan
pemeriksaan dibagian atas batang dan dua ujung. Ujung medial
diseebut extremitas sternal dan membuat sendi dengan sternum. Ujung

5
leteral disebut extremitas akromial yang bersendi pada prosessus
akromion dari skapula. Fungsi sklavikula memberi kaitan kepada
beberapa otot dari leher dan bahu, dengan demikian bekerja sebagai
penompang lengan.
Skapula
Skapula atau tulang belikat membentuk bagian belakang dari
gelang bahu dan letak sebekah belakang thorax lebih dekat dengan
permukaan daripada iga. Bentuknya segitiga pipih dan
memperlihatkan dua permukaan, tiga sudut dan tiga sisi. Permukaan
skapula, permukaan anterior dan kostal disebut fossa subskapularis
dan terletak paling dkat dengan iga. Permukaan posterior atau dorsal
terbagi oleh sebuah belebas yang disebut spina dari skapula dan
berjalan menyebrangi permukaan itu sampai ujungnya dan berakhir
menjadi prosessus akromion. Prosessus akromion ini menutupi sendi
bahu.

6
Humerus
Humerus atau tulang lengan atas adalah tulang terpanjang dari
anggota atas. Ujung atas humerus sepertiga dari atas ujung humerus
terdiri atas sebuah kepala, yang membuat sendi dengan rongga glenoid
dari skapula dan merupakan bagian dari bangunan sendi bahu.
Dibawah leher ada bagian yang sedikit lebih ramping yang disebut
leher anatomik. Disebelah luhur ujung atas dibawah leher anatomi
terdapat sebuah benjolan, yaitu tuberositas mayor dan diseblah depan
ada benjolan kecil yaitu tuberositas minor. Antara kedua tuberositas
ini terdapat celah , celah bisipital atau suklus intertuberkularis yang
memuat tandon dari otot bisep. Tulang menjadi lebih sempit dibawah
tuberositas, dan tempat ini disbut leher cirugis, sebab mudahnya
terkena fraktur diarea tersebut.

7
Batang humerus sebelah atas bundar, tetapi semakin ke bawah
menjadi lebih pipih. Sebuah tuberkel disebelah leteral batang, tepat
diatas pertengahan, disebut tuberositas deltoideus. Turberositas ini
menerima insersi atau kaitan otot deltoid. Sebuah celah berjalan oblik
melintasi sebelah belakang batang, dari sebelah medial ke sebelah
lateral. Karena memberi jalan kepada saraf radialis atau saraf
muskulospiralis maka celah itu disebut celah spiralis atau celah
radialis. Ujung bawah humerus lebar dan agak pipih. Pada bagian
paling bawah terdapat permukaan sendi yang dibentuk bersama tulang
lengan bawah. Trokhlea yang terletak di sisi sebelah dalam berbentuk
gelondong benang tempat persendiaan dengan ulna, dan disebalah luar
terdapat kapitulum yang bersendi dengan radius. Pada kedua sisi
persendian ujung bawah humerus terdapat dua epikondil lateral
disebelah luar dan epitakondil medial disebelah dalam.
Ulna
Ulna atau tulang hasta adalah sebuah tulang pipa yang mempunyai
sebuah batang dan dua ujung. Tulang itu adalah tulang sebelah medial
dari lengan bawah dan lebih panjang dari radius atau tulang
pengumpil. Kepala ulna ada disebelah ujung bawah. Ujung atas ulna
kuat dan tebal, dan masuk dalam formasi sendi siku. Promessus
olekranom menonjol ke atas disebelah belakang dan tepat masuk
didalam fossa olekranom dari humerus. Prosesuss koronoideus dari
ulna menonjol di depannya, lebih kecil dari pda prosessus olekranon
dan tepat masuk didalam fossa koronoid dari humerus bila siku
dibengkokkan.

8
Batang ulna makin mendekati ujung bawah makin mengeil.
Memberikaitan kepada otot yang mengendalikan gerakan pergelangan
tangan dan jari. Otot-otot flexor datang dari permukaan anterlor dan
otot-otot extensor dari permukaan posterior. Otot yang mengadakan
pronasi atau putaran ke depan, dan otot yang mengadakan supinasi
atau putaran ke belakang dari lengan bawah juga dikaitkan dengan
batang ulna.
Radius
Radius adalah tulang di didi lateral dengan lengan bawah.
Merupakan tulang pipi dengan sebuah batang dan dua ujung dan lebih
pendek dari pada ulna. Ujung atas radius kecil dan memperlihatkan
kepala berbentuk kancing dengan permukaan dangkal yang bersendi
dengan kapitalum dari humerus. Sisi-sisi kepala radius bersendi
denggan takik radial dari ulna. Di bawah kepala terletak leher, dan
dibawah sebelah medial dari leher ada tuberositas radi, yang dikatikan
dengan tandon dari insersi otot bisep. Batang radius disebelah atas
batang nya lebih sempit dan bundar daripada dibawah dan melebar

9
makin mendekati ujung bawah. Batang nya melengkung ke sebelah
luar dan terbagi dalam beberapa permukaan yang seperti ulna. Ujung
bawah agak berbentuk segiempat dan masuk formasi dua buah sendi.
Persendian inferior dari ujung bawah radius bersendi dengan skafoid
(os navikular radi) dan tulang semilunar 9Lunatum) dalam formasi
persendian pergelangan tangan.
Tulang Pergelangan Tangan Dan Tangan
Tulang tangan disusun dalam beberapa kelompok. Karpus (tulang
pangkal tangan) atau tulang yang masuk formasi pergelangan adalah
tulang pendek. Metakarpal membentuk kerangka tapak tangan dan
terebntuk tulang pipa. Falanx adalah tulang jari dan berbentuk tulang
pipa. Karpus terdiri atas delapan tulang tersusun dalam dua baris,
empat tulang dalam setiap baris. Baris atas tersusun dari luar ke dalam
adalah berikut, navikular (skafoid), lunatum (semilunar), trikwetrum
dan pisiform. Baris bawah adalah trapzium (multangulum mayus),
trapezoid (multangulum minus), kapitatum, hamatum.

10
Navikulare (skafoid) adalah tulang berbentuk perahu, lunatum
(semilunare) adalah berbentuk seperti bulan sabit dan dua tulang itu
bersendi di atas dengan ujung bawah radius dalam formasi
pergelangan, dan di bawah bersendi dengan beberapa dari tulang
karpal dari barisan kedua.
Proximal :
 Tulang bentuk kapal - os navikulare
 Tulang bulan - os lunatum
 Tulang segitiga - os triquetrum
 Tulang kacang - os pisiformis

Distal :
 Tulang besar segi banyak - os multangulum mayus
 Tulang kecil segi banyak - os trikwetrum
 Tulang berkepala - os kapitatum
 Tulang berkait - os hamatum

Metakarpus, terdapat lima tulang metakarpal. Setiap tulang


mempunyai batang dan dua ujung. Ujung yang bersendi dengan tulang
karpal disebut ujung karpal dan sendi yang dibentuk nya adalah karpo
metakarpal. Ujung distal bersendi dengan falanx dan disebut kepala.
Batang dari tulang ini adalah prismoidal (seperti prisma) , dan
permukaan nya yang terbesar menghadap posterior (ke arah belakang
tangan). Otot interosa dikaitkan pada sisi-sisi batang. Falanx juga
tulang panjang mempunyai batang dan dua ujung. Batangnya
mengecil di arah ujung distal. Terdapat empat belas falanx, tiga setiap
jari dan dua pada ibu jari.
Kerangka Anggota Gerakan Bawah
Tulang dari extremitas bawah atau anggota gerak bawah dikaitkan
kepada batang tubuh dengan perantaraan gelang panggul. Anggota
bawah terdiri atas tiga puluh satu tulang:
1 tulang koxa - tulang pangkal paha

11
1 femur - tulang paha
1 tibia - tulang kering
1 fibula - tulang betis
1 patela - tempurung lutut
1 tulang tarsal - tulang pangkal kaki
5 tulang metatarsal - tulang telapak kaki
14 falanx - ruas jari kaki
Tulang Panggul
Tulang panggul atau os koxae turut membentuk gelang panggul.
Letak nya disetiap sisi dan di depan bersatu dengan simfisis pubis,
maka dua tulang itu membentuk sebagian besar dari pelvis. Tulang
koxa adalah tulang pipih berbentuk tak teratur yang dibentuk oleh tiga
tulang yang bertemu di asetabulum, yaitu sebuah rongga berbentuk
cawan di permukaan external dari tulang koxa dan mencekam kepala
femur dalam formasi gelang panggul. Tiga tulang yang berkumpul
disini adalah ilium, yang menduduki tempat terbesar, disebelah depan
adalah pubis, dan iskhium paling posterior.

12
Membentuk permukaan persediaan untuk sakrum. Di bawah
persedian ini terletak sebuah teluk besar yaitu insisura iskhiadika
mayor, yang di lalu ishiadikus besar dari pelvis ke arah paha.
Tulang kemaluan atau pubis terdiri atas sebuah badan dan dua
rumus. Badannya terbentuk persegi empat dan di atasnya menjulang
krista pubis. Tulang pubis bersatu di depan pada simfisis pubis.
Iskhium atau tulang duduk adalah bagian yang tertebal dan
terkeras. Tuberositas dari iskhium terletak pada titiknya yang terendah
dan tubuh menjejak di atasnya kalau duduk. Sebuah eminesus tajam.
Yaitu spina dari iskhium, menonjol di belakang dan itu adalah titik
dan dari insisura iskhiadika.

13
Foramen obturatum adalah foramen yang besar terbentuk lonjong
terletak di bawah asetabulum dan di batasi oleh pubis dan iskhium.
Lubangnya berisi membran dan melalui bagian atasnya pembuluh dan
saraf obturatum berjalan dari pelvis masuk ke paha.
Asetabulum adalah rongga jelek, berbentuk cawan yang di bentuk
oleh pertemuan tiga tulang : Pubis membentuk bagian depan, ilium
bagian atas dan iskhium bagian belakang. Asetabulum bersendi
dengan femur dalam Permukaan antara dua spina posterior Formasi
gelang panggul. Permukaan persendian berbentuk seperti tapak kuda
dan di titik terendah disela oleh sebuah takik, yaitu insisura asetabuli
guna dilalui pembuluh darah masuk persendian. s ebuah permukaan
kasar yang bukan persendian, didasarnya yaitu fosa asetabuli, berisi
bantalan lemak, tepi bawahnya memberi kaitan kepada ligamentum
teres dari persendian panggul.
Femur
Femur atau tulang paha adalah tulang terpanjang dari tubuh.
Tulang itu bersendi dengan asetabulum dalam dalam formasi
persendian panggul dan dari ia menjulur medial ke lutut dan membuat
sendi dengan tibia. Tulang nya beruppa tulang pipa dan mempunyai
sebuah batang dan dua ujung. Ujung atas memperlihatkan sebuah
kepala yang menduduki dua pertiga dari daerah itu, di puncak nya ada
lekukan seperti bentuk kulit telur dengan permukaan kasar, untuk
kaitan ligamentum teres. Dibawah kepala ada leher yang panjang dan
gepeng. Pada dataran di tempat leher menjadi batang, disebelah luar
terdapat trokhanter mayor, dan di sebelah belakan dan tengah terdapat
thokhanter minor.
Pada dasar leher dari tulang ada dua garis yang menghubungkan
trokhanter mayor dan minor yaitu garis intertrokhanter didepan dan
krista intertrokhanter disebelah belakang. Yang terakhir ditandai oleh
sebuah tuberkel dari tulang, yaitu tuberkel kwadartum di pertengahan
panjangnya.

14
Batang femur berbentuk silinder, halus dan bundar didepan dan di
sisi-sis nya melengkung ke depan dan dibelakangnya ada belebas yang
sangat jelas disebut linea aspera, tempat kaitan sejumlah otot
diantaranya adduktor dari paha.
Ujung bawah adalah lebar dan memperlihatkan dua kondil, sebuah
lekukan interkondiler, sebuah prmukaan popliteum dan sebuah
permukaan patelaris. Kedua kondilnya sangat jelas mennjol yang
medial lebih renddah dari lateral. Kedua-duanya masuk dalam formasi
persendian lutut.
Lekuk interkondiler dari lekuk—lekuk inimemberi kaitan kepada
persilangan lgamen sendi lutut. Di sebelah depan kondil dipisahkan
oleh permukaan patelaris yang terbentang anterior anatar kedua kondil
itu dan diatas permukaan ini terletak patela. Permukaan tibial dari
ondil-kondil femur ada di bawahnya dan duduk di atas permukaan
sebelah atas dari kondil tibia. Permukaan ini terbagi dalam dua daerah
oleh lekukan dalam, fossa interkondiler. Permukaan itu berbentuk
belah ketupat dan diatasnya berjalan pembuluh popliteum. Permukaan
itu adalah dasar dari ruang popliteum.
Femur mengadakan persendian dengan tiga tulang, tulang koxa, tulang
tibia dan patela, tetepi tidak bersendi dengan fibula.
Patela
Patela atau tempurung lutut adalah tulang baji atau tulang sesamoid
yang berkembang didalam tendon otot kwadrisep extensor. Apex
patela meruncing ke bawah permukaan anterior dari tulang ialah
kasar. Permukaan posteriornya halus dan bersendi dengan permukaan
pateler dari ujung bawah femur. Letaknya didepan sendi lutut, tetapi
tidak ikut serta di dalamnya.
Tibia
Tibia atau tulang kering merupakan kerangka yang utama dari
tungkai bawah dan terletak medial dari fibula atau tulang betis : tibia
adalah tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung. Ujung atas

15
memperlihatkan adanya kondil medial dan kondil lateral. Kondil -
kondil ini merupakan bagian yang paling atas dan paling pinggir
tulang. Permukaan superiornya memperhatikan dua permukaan
persedian untuk femur dalam formasi sendi lutut. Permukaan tersebut
halus dan di atas permukaannya yang datar terdapat tulang rawan
semilunar (setengah bulan) yang membuat permukaan persedian lebih
dalam untuk penerimaan kondil femur. Kondil lateral memperlihatkan
posterior sebuah faset untuk persendian dengan kepala fibula pada
sendi tibio - fibuler superior. Kondil - kondil ini di sebelah belakang
di pisahkan oleh lekukan popliteum. Tuberkel dari tibia ada di sebelah
depan tepat di bawah kondil - kondil ini. Bagian depan memberikan
kaitan kepada tendon patela, yaitu tendon dari insersi otot extensor
kwadrisep. Bagian bawah dari tuberkel itu adalah subkuataneus dan
sewaktu berlutut menyangga berat badan. Batang. Dalam irisan
melintang bentuknya segitiga. Sisi anteriornya paling menjulang dan
sepertiga sebelah tengah terletak subkutan. Bagian ini membentuk
krista tibia. Permukaan medial adalah subkuataneus pada hampir
seluruh panjangnya dan merupakan daerah berguna dari mana dapat
diambil serpihan tulang untuk transpalansi (bonegraft). Permukaan
posterior di di tandai oleh garis soleal atau linea poplitea, yaitu garis
meninggi di atas tulang yang kuat dan yang berjalan kebawah dan
medial.
Ujung bawah masuk dalam formasi persendian mata kaki.
Tulangnya sedikit melebar dan kebawah sebelah medial menjulang
menjadi maleolus medial atau maleolus tibiae. Sebelah depan tibia
halus dan tendon - tendon menjulur di atasnya ke arah kaki.
Permukaan lateral dari ujung bawah bersendi dengan fibula pada
persendian tibio - fibuler inferior. Tibia membuat sendi dengan tiga
tulang, yaitu femur, fibula, dan talus
Fibula

16
Fibula atau tulang betis adalah tulang leteral tungkai bawah. Tulang
ini adalah tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung. Ujung
atas berbentuk kepala dan bersendi dengan bagian belakang luar dari
tibia, tetapi tidak masuk dalam formasi sendi lutu. Batanya ramping
dan terbenam dalam otot tungkai, dan memberi banyak kaitan. Ujung
bawah di sebelah bawah lebih memanjang menjadi maleolus lateralis
atau maleolus fibulae.
Tulang – Tulang Kaki
Tulang tarsal (tulang pangkal kaki) ada tujuh buah tulang secara
kolektif dinamakan tarsus. Tulang-tulang itu adalah tulang pendek,
terbuat dari jaringan tulang berbentuk jala dengan pembungkus
jaringan kompak. Tulang-tulang ini mendukung berat badan jika
berdiri.
Kalkaneus atau tulang tumit adalah tulang terbesar dari tapak kaki.
Tulang itu ada disebelah belakang dan membentuk tumit dan
mengalihkan berat badan di atas tanah ke belakang. Memberi kaitan
pada otot besar betis dengan perantaraan tendon achilles atau tendon
kalkaneus. Di sebelah atas persendia dengan talus dan didepan dengan
kaboid.
Talus atau tulang loncat merupakan pusat dan titik tertinggi dari
tapak kaki. Tulang itu mendukung tibia dan di setiap sisi bersendi
dengan maleolus dibawah dengan kalkaneus. Navikular (tulang bentuk
kapal) ada disebelah medial kaki, anatar talus di sebelah belakang dan
tiga tulang kuneiform di depan. Tiga tulang kuneiform (tulang bentuk
baji) bersendi posterior dengan navikular dan anterior dengan tiga
tulang metatarsal yang di medial. Kuboid (tulang dadu) ada disebelah
lateral kaki. Posterior ia bersendi dengan kalkaneus dan didepan
dengan kedua tulang metatarsal yang disebelah lateral.
Tulang metatarsal terdapat lima tulang metatarsal. Tulang-tulang
ini dengan tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung. Ujung
promixal atau ujung tarsal bersendi dengan tulang tarsal. Ujung distal

17
atau folangeal bersendi dengan tulang tarsal. Ujung distal atau
falangeal bersendi dengan tulang tarsal. Ujung distal atau falangeal
bersendi dengan basis falanx proximal. Metatarsal pertama adalah
gemuk dan pendek, metatarsal kedua adalah terpanjang. Falanx sama
dengan jari jari tangan tetapi lebih pendek.
Lengkung pada kaki, pada kaki terdapat empat lengkung.
Lengkung mendial atau internal terbentuk dari belakang ke depan oleh
kalkaneus yang merupakan pendukung posterior dari lengkung talus
menjadi puncak dari lengkung dan kepala dari ketiga metatarsal
sebelah dalam membentuk dukungan anterior dari lengkung.
Lengkung lateral atau lengkung longitudinal luar dibentuk oleh
kalkaneus, kuboid dan dua tulang metatarsal sebelah luar. Lengkung
melintang ada dua, yaitu lengkung tarsal melintang dibentuk oleh
tulang tarsal, dan lengkung metatarsal melintang biasanya disebut
sebagai lengkung transversus anterior, dibentuk oleh kepala tulang-
tulang itu. Tulang yang pertama dan kelima merupakan sumbu
pancang lengkung.
Dalam keadaan normal lengkung ini hampir menyentuh tanah kalau
berdiri, tetapi bila kaki dalam istirahat maka terdapat bentuk yang
lebih tegas. Tulang- tulang lengkung kaki disatukan oleh ligamen dan
didukung oleh otot. Lengkung-lengkung ini dapat bertahan karena leta
tulang-tulang yang berdempet secara serasi ligamen di kaki kuat.
Kerja otot, khususnya oleh otot yang dikaitkan didepan dan belakang
tibia.

2. Sendi
Sendi atau artikulasio adalah istilah yang digunakan untuk
menunjukkan pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari
kerangka. Demikian maka artologi mempelajari persendian terdapat
tiga jenis utama: sendi fibrus, sendi tulang rawan, dan sendi sinoial.

18
Atau sendi dapat di klasifikasi menurut kemungkinan geraknya: tak
bergerak, sedikit dan gerak luas.
1. Sendi fibrus atau sinartroses adalah sendi yang tak dapat
bergarak atau merekat ikat, maka tiada mungkin gerakan antara
tulang-tulangnya: Sutura atau sela antara tulang pipih tengkorak.
Pada gambar menunjukan sutura korona, yang menyatukan tulang
frontal dan pariental; suturs sagitalis berjalan dari depan ke
belakang, menyatukan kedua tulang parental dengan sutura
lamboid menyatukan kedua parental dengan tulang oksipital.
Sindesmoses, di mana permukaan persendian dihubungkan oleh
membran seperti pada sendi tibio-fibuler inferior.

2. Sendi tulang rawan atau amfiartroses adalah sendi yang


gerakan sedikit, dan permukaan persendiannya dipisahkan oleh
bahan antara dan hanya mungkin sedikit gerakan: misalnya: simfisi
pubis, dimana sebuah bantaian tulang rawan mempersatukan kedua
tulang pubis. Sendi interbral dengan cakram interveterbal dari pada
tulang rawan fibro. Sendi temporer (sementara) atau sendi tulang
rawan primer dijumpai antara diafsis dan epifises tulang-tulang
pipa sebelum pertumbuhan penuhnya sempurna.

19
3. Sendi sinoial atau diartroses adalah persendian yang bergerak
bebas dan terdapat banyak ragamnya. Semua mempunyai cirinya
yang sama. Ciri sendi yang bergrak bebas sebagai berikut.
a. Ujung tulang-tulang yang masuk dalam formasi persendian
ditutupi oleh tulang rawan hialin.
b. Ligamen diperlukan untuk mengikat tulang-tulangnya
bersama.
c. Sebuah rongga persendiaan: rongganya terbungkus oleh
sebuah kapsul daripada jaringan fibrus yang biasanya
diperkuat oleh ligamen.

20
Berbagai jenis sendi sinoial. Terdapat enam jenis. Sendi
datar atau sendi geser. Dua permukaan datar dari tulang meluncur
satu atas yang lainnya, misalnya sendi karpus dan tarsus.

a. Sendi putar; dimana sebuah ujung bulat tepat masuk di dalam


sebuah rongga cawan tulang lain, yang mengizinkan gerakan
ke segala jurusan, seperti bola di dalam lubang berbentuk
cawan, misalnya sendipanggul dan sendi bahu.
b. Sendi engsel; di dalam jenis ini satu permukaan bundar
diterima oleh yang lain sedemikian rupa sehingga hanya

21
mungkin gerakan dalam satu bidang, seperti gerakan engsel.
Contoh yang baik adalah sendi siku.
c. Sendi kondiloid mirip sendi engsel, tetapi dapat bergerak
dalam dua bidang, lateral, ke belakang dean ke depan,
sehingga flexi dan extensi dan abduksi dan adduksi (ke
samping dan ke tengah) dan sedikit sirkumduksi, seperti pada
pergelangan tangan tetapi bukan rotasii (perputaran).
d. Sendi berporos atau sendi putar ialah yang hanay mungkin
perputaran, seperti pada gerakan kepala, dimana atlas yang
berbentuk cincin berputar sekitar prosesus yang berbentuk
paku dari axis (servkal kadua atau epistrofeus), contoh lain
ialah gerakan radius sekitar ulna waktu pronasi (putar ke
depan) dan supinasi (putar ke belakang) dari lengan bawah.

Sendi panggul adalah sendi sinovial dari verietas sendi putar.


Kepala femur di terima ke dalam asetabulum tulang koxa. Asetabulum
diperdalam oleh kaitan labrum asetabular yang menggelilinginya.
Ligamen ini sebenarnya sebuah pinggiran tulang rawan fibrus yang
memperdalam dan menambah kemampuan menerima dari permukaan
yang dibentuk oelh asetabulum guna menerima kepala femur.
Ligamen kapsuler sendi panggul adalah tebal dan kuat dan membatasi
gerakan sendi ke semua jurusan. Ligamen nya juga diperkuat secara
khusus oleh sampai-sampai serabut di dalam beberapa bagian. Salah
satu terpenting sampai-sampai ini terletak di depan sendi ini yaitu
ligamen iliofemoral. Ligamen ini membatasi extensi pada sendi, maka
dengan demikian membantu mempertahankan sikap tegak tubuh kalau
berdiri. Gerakan yang terjadi pada sendi panggul adalah flexi, extensi,
abduksi, adduksi, rotasi medial dan rateral. Kombinasi dari semua
gerakan ini disebut sirkumduksi.

22
(Irisan melalui sendi panggul menunjukan bagian-bagian yang melengkapinya)

(Memperlihatkan kedudukan ligamen ilio-femoral)

23
(Irisan melalui sendi lutut, menunjukkan bagian-bagian pelengkapnya,
juga kedudukan patela di luar sendi dan ligamen nya berjalan kearah
tibia)

Sendi Lutut adalah sendi engsel dengan perubahan dan dibentuk


oleh kedua kondil femur yang bersendi dengan permukaan superior
dari kondil-kondil tbia. Patela terletak diatas permukaan pateler yang
halus pada femur dan diatas itu patela meluncur ewaktu sendi
bergerak. Patela berada di depan bagian-bagian persendian yang
utama, tetapi tidak masuk kedalam formasi sendi lutut.
Sendi interartikuler beberapa struktur penting berada didalam sendi
lutut. Tulang rawan semilunaris terletak diatas permukaan persendian
yang berupa dataran tinggi tibia guna memperdalam kondiler dari
femur. Ligamen bersilang berjalan dari puncak kondil tibial ke arah
permukaan besar diatas takik interkondiliod dari femur. Ligamen-
ligamen ini bertujuan membatasi gerakan sendi lutut dan mengikat
tulang-tulang nya bersama dengan lebih kuat.

(Pandangan atas dari tibia kiri memperlihatkan beberapa struktur


interartikuler)

24
(Pandangan anterior dari tulang-tulang yang membentuk sendi mata kiri)
Ligamen kapsuler sendi lutut sangat tebal dan diperkuat lagi oleh
ekspansi (Perlebaran) otot-otot dan tendon-tendon yang mengelilingi
dan berjalan diatas sendi. Membran sinovial sendi lutut adalah
terbesar dalam tubuh. Selain melapisi struktur sendi, membran itu juga
membentang ke atas dan ke bawah sampai di bawah ligamen patela,
dan membentuk beberapa bursa (kantong) sekitar sendi. Tentang
gerakan, flexi, extensi dan rotasi medial yang ringan. Sendi-sendi
Tibio-Fibuler, sendi-sendi ini dibentuk antara ujung atas dan ujung
bawah kedua tulang tungkai bawah. Batang dari tulang-tulang itu
digabung oleh sebuah ligamen interiosa (antara tulang), yang
membentuk sebuah sendi ketiga antara tulang-tulang ini seperti pada
lengan bawah.
Sendi pergelangan kaki adalah sendi engsel yang dibentuk antara
ujung bawah tibia beserta maleolus madialisnya, dan maleolus
lateralis dari fibula yang bersama sama membentuk sebuah lubang
untuk menerima badan talus. Kapsul sendi diperkuat oleh ligamen-
ligamen penting yang bersangkutan. Ligamen deltoid di sisi medial
berjalan dari maleolus medial ke tulang-tulang tarsal yang
mendampinginya dan sering mengalami robek yang parah bila
pergelangan kaki terkilir.
Sendi lutut, meskipun permukaan-permukaan persendian nya tidak
begitu tepat sesuai satu dengan yang lain nya sendi lutut dikelilingi

25
ligamen yang kuat dan dilindungi oleh otot yang sangat kuat pula.
Ligamen dan otot inilah yang membuat sendi lutut menjadi sendi yang
terkuat dan paling stabil dalam tubuh dan sebuah yang jarang terkena
dislokasi traumatik.
Tulang rawan tergeser salah satu dari tulang rawan semilunaris
dapat robek, lepas dan tergeser. Kecelakaan terjadi bila tungkai
terputar sedangkan lutut dalam keadaan fleksi. Ini disertai rasa ngilu
dan sering sendi menjadi longgar pada fleksi, sebab sebagian tulang
dari tulang rawan yang robek di antara kondil-kondil, menghalangi
extensi. Pemilihan letak dan latihan dapat membantu, tetapi
menisektomi yaitu pembedahan tulang rawan yang salah tempat. Yang
biasanya yang sebelah medial (semilunar) umumnya di perlukan untuk
penyembuhan.
Kerja otot pada sendi lutut untuk kestabilan nya sendi lutut
tergantung dari otot yang mengelilinginya. Khususnya otot kwadrisep
femoris, yang harus selalu dapat berkembang dengan baik. Otot-otot
utama yang bekerja pada lutut adalah:
 Extensi - Kwadrisep femoris
 Flexsi - otot paha, gastroknemius
 Rotasi medial - Popliteus, yaitu otot yang terletak dalam disebelah
belakang tibia
Sinovitis akut bisa terjadi sebagai akibat trauma karena membran
sinoval mudah melar maka pembengkakan yang menyertainya dapat
naik satu atau tiga sentimeter kiri kanan dan diatas patela. Bursitis
yaitu pembesaran dan peradangan dalam salah satu bursa (kantong)
yang meliputi sendi lutut, dapat terjadi. Bursa antara patela dan kuling
paling sering terserang pada mereka yang banyak berlutut. Otot paha
pada penyakit di sendi lutut dapat mengerut akibat deformitas
flexional (dalam letak bengkok). Asteoartritis adalah penyakit yang
progresif dari orang usia lanjut. Umumnya dimulai sebagai
monoartritis. Sebuah sendi besar, misalnya panggul atau bahu, dapat

26
terserang. Tetapi dapat tersebar ke lutut dan sendi lain. Perubahan
degeneratif (mundur) terjadi pada tulang rawan sendi dengan
terbentuknya bibir dipinggiran nya yang berakibat rasa sakit, kaki dan
terbatasnya gerakan.

B. Fisiologi Tulang Dan Sendi


1. Tulang Pertumbuhan embriologi tulang
Pembentukan dan perkembangan tulang merupakan suatu proses
morfologis yang unik serta melibatkan perubahan biokimia. Tulang
rawan (kartilago) lempeng epifisis tidak sama dengan tulang rawan
healin dan tulang rawan artikuler. Tulang rawan lempeng epifisis
mempunyai struktur pembuluh darah, zona-zona, dan susunan
biokimia sehingga memberikan gambaran matriks yang unik.

Pada fase awal perkembangan, tulang embrio (pada minggu ke 3


dan ke 4 dan tiga lapisan germinal yaitu ektoderm, mosenderm, serta
endoderm terbentuk. Lapisan ini merupakan jaringan multipotensial
yang akan membentuk mesenkim dan kemudian berdiferensiasi
membentuk jaringan tulang rawan. Pada minggu kelima
perkembangan embrio, terbentuk tonjolan anggota gerak (limb bud)
yang di dalamnya terdapat juga sel mesoderm. Sel mesoderm akan
berubah menjadi mesenkim yang merupakan bakal terbentuknya
tulang dan tulang rawan.

27
Perkembangan tulang terjadi melalui dua tahap. Tahap pertama
terjadi pada minggu kelima perkembangan embrio. Pada tahap ini
tulang rawan terbentuk dari prakartilago, dimana terdiri atas tiga jenis
tulang rawan, yaitu tulang rawan, yaitu tulang rawan hialin, tulang
rawan fibrin, dan tulang elastis. Tahap kedua terjadi setelah minggu
ketujuh perkembangan embrio. Tahap ini, tulang akan terbentuk
melalui dua cara, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung.
Pembentukan tulang secara langsung berarti bahwa tulang terbentuk
langsung dari lembaran-lembaran membran tulang misalnya pada
tulang muka, pelvis, skapula, dan tengkorak. Pada jenis ini dapat
ditemukan satu atau lebih pusat-pusat penulangan membran. Proses
penulangan ini ditandai dengan bentuknya osteoblas yang merupakan
rangka dari trabeluka tulang dan penyebarannya secara radial.
Sementara itu, pembentukan tulang secara tidak langsung berarti
bahwa tulang terbentuk dari tulang rawan. Proses penulangan dari
tulang rawan terjadi dua cara, yaitu pusat osifikasi primer dan
osifikasi sekunder. Pada osifikasi primer, osifikasi dari tulang terjadi
melalui osifikasi endokondral yaitu dimulai dengan ujung pada
jaringan kartilago, sedangkan pada osifikasi sekunder terjadi dibawah
perikondrium/perikondrial (osifikasi periostreum/periostreal).
Mesenkim pada daerah perifer berdiferensiasi dalam bentuk lembaran
yang membentuk periosteum, dimana osteoblas terbentuk di
dalamnya.

28
Proses penulangan (Osifikasi)
Segera setelah tulang rawan (Kartilago) tersebut berbentuk, di
dalamnya akan berongga dan berisi sel-sel pembentuk tulang. Sel-sel
pembentuk tulang menempati jaringan pengikat sekelilingnya dan
membentuk sel-sel tulang pula. Setiap satuan-satuan sel-sel tulang ini
melingkar suatu pembuluh darah dan saraf, membentuk suatu saluran
yang disebut saluran havers pada setiap kelompok lapisan terdapat sel
tulang yang berada pada tempat yang disebut lakuna. Pada saluran
havers terdapat pembuluh darah yang berhubungan dengan pembuluh
darah pada periosteum, yang bertugas memberikan zat makanan
kebagian bagian tulang sekeliling sel-sel tulang ini terbentuk senyawa
protein yang akan menjadi matriks tulang. Kelak kedalam senyawa
protein ini terdapat pula zat kapur (kalsium) dan fosfor, sehingga
matriks tulang akan mengeras. Makin keras suatu tulang, makin
berkurang pula zat perekatnya. Bahkan pada tulang pipih yang keras
sel-sel tulangnya telah mati sehingga yang tampak hanyalah lakuna
nya saja.

29
Sewaktu lahir proses penulangan belum sempurna, beberapa tulang
kepala masih dalam bentuk membran fibrosa, sehingga membentuk
bagian “Lunak” dikepala yang disebut fontanel. Pada beberapa
fontanel, yaitu: a. Fontanel arterior berbentuk belah ketupat terletak
antara dua tulang pariental dan dua tulang frontal (pada bayi ada dua
tulang frontal). Fontanel ini menutup setelah bayi umur 18 bulan. b.
Fontanel posterior, berbentuk segitiga, terlentak diantara dua tulang
pariental dan satu tulang oksipital, menutup seteah bayi berumur 2
sampai 4 bulan. c. Fontanel sfenoidalis terletak diatas ostium
sfenoidalis, menutup setelah bayi berumur 2-4 bulan. d. Fontal
mastoideus, terletak dibelakang osteum temporalis, menutup setelah
bayi berumur 2-12 bulan. adanya fontanel ini sangat penting, karena
memungkinkan kepala bayi berubah bentuk sewaktu proses persalinan
untuk menyusaikan diri dengan jalan lahir panggul ibu. Juga
memungkingkan perkembangan otak yang cepat pada bayi
Bila prosesuss palatin pada tulang maksila tidak bersatu setelah
lahir, maka akan terbentuk palatin sumbing (langit-langit sumbing),
sering disertai bibir sumbing.
Perkembangan dan perombakan tulang terjadi dalam waktu
bersamaan selama pertumbuhan. Terjadi perombakan terus menerus
sehingga jaringan tulang spongiosa yang belum matang digantikan
oleh tulang lamerlar yang ‘matang’. Pada tulang yang sudah dewasa
juga berlangsung perombakan tulang secara continue (Remodelling),
antara lain pada bagian spongisoa. Dengan cara seperti ini, sekitar
10% dari seluruh sceleton seorang dirombak setiap tahun yang berarti
rata-rata setiap 10 tahun seluruh sceleton di perbarui. Perombakan
permanen ini dimaksudkan untuk menyesuaikan terhadap beban kerja
tulang (yang berubah sepanjang hidup), atau juga untuk mencegahan
kehausan materi perbaikan trauma mikro, dan demi ke tersediaan
kalsium secara cepat.

30
Tulang bekerja sebagai penyokong dan menyediakan perlekatan
bagi otot sebagai pergerakan dapat terjadi. Tulang rongga dada dan
spinal juga melindungi organ penting, seperti jantung dan paru di
dalam rongga dada. Fungsi normal tulang bergantung pada kesehatan
jaringan di dalam tulang dan di sendi. Tulang terdiri atas kolagen,
elastin, dan sejumlah besar bahan dasar. Proteoglikan, sulfat
kondroitin, dan glikoprotein terdiri dari sebagai besar bahan dasar,
osteoid, tulang, bersamaan dengan kalsium fosfat dalam bentuk
hidroksipatite.
Struktur Tulang
Tulang tersusun oleh jaringan tulang kompakta (korpika) dan
kanselus (Trabekular atau spongiosa). Tulang kompakta secara
makroskopis terlihat padat. Akan tetapi, jika diperiksa dengan
mikroskop terdiri dari sistem harvers. Sistem harvers terdiri dari kanal
harvers. Sebuah kanal harvers mengandung pembuluh darah saraf,
pembuluh limfe, lamela (lempengan tulang yang mengelilingi kanal
sentral) kaluna (ruang diantara lamela yang mengandung sel-sel tulang
tulang atau osteosit dan saluran limfe), dan kanalikuli (saluran kecil
yang mengandung hubungan lakuna dan kanal sentral. Saluran ini
mengandung pembuluh limfe yang mengandung nutrien dan oksigen
ke osteosit.
Tulang kanselus juga keras seperti tulang konpakta, tetapi secara
maskopis terlihat berlubang-lubang (spons). Jika dilihat dengan
mikroskop kanal harvers, tulang kanselus terlihat lebih besar dan
mengandung lebih sedikit lamela. Sel-sel penyusun tulang terdiri dari:
1. Osteoblas : berfungsi menghasilkan jaringan osteosit dan
menyekresi sejumlah besar fosfatase alkali yang berperan penting
dalam pengendapan kalsium dan fosfat ke dalam matriks tulang.
2. Osteosit : sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai
lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat.

31
3. Osteoklas : sel-sel berinti banyak yang memungkinan mineral
dan matriks tulang dapat diabsorpsi. Sel-sel ini menghasilkan
enzim proteolitik yang memecah matriks dan beberapa asam yang
melarutkan mineral tulang, sehingga kalsium dan fosfat terlepas
kedalam darah.

Perkembangan tulang panjang, seluruh tulang panjang terbentuk


secara tidak langsung (indrek) dari tulang rawan (Osteogenesis
khondral) namun, sebagaian tulang ini dapat terbentuk secara
langsung (direk) dari mesemkhim (Osteogenesis desmal).
a. Model kartilago hialin janin berkembang
b. Tulang rawan klasifikasi dan bentuk kerah tulang periosteal di
sekitar difisis
c. Pusat osifikasi primer terbentuk dalam diafisis
d. Pusat osifikasi sekunder dari dalam epifisis
e. Tulang menggatikan tulang rawan kecuali tulang rawan artikular
dan pelat epifisis
f. Penutupan lempeng epifisis proksimal (pada akhir periode
pertumbuhan, sekitar 18-20 tahun pada sebagian besar tulang
panjang)
 Osteogenesis = pembentukan masing-masing tulang

32
 Osifikasi = pembentukan jaringan tulang

Tulang rawan memiliki kanal Haversian, yang berada di sepanjang


tulang membawa pembukuh darah untuk menutrisi tulang. Saluran
silang yang disebut kanal Volkmam menghubungkan kanal Haversian.
Osteosit (sel tulang) terdiri atas rongga yang disebut lakune.
Trabekulae yaitu saluran seperti bennag yang panjang pada tulang
kanselosa (berpori) menyediakan kekuatan pada tulang. Analogi yang
bagus tentang cara tuberkulae memberikan kekuatan pada tulang
adalah bahwa mereka bekerja dengan cara yang sama seperti beberapa
pipa besi yang dipasang secara bersamaan. Sebuah pipa besi mudah di
bengkokkan, tetapi jika Anda memasang beberapa pipa secara
bersamaan, itu hampir tidak mungkin untuk membengkokkannya.
Tulang secara umum memiliki daya regang yang kuat dan dapat
menahan tekananbesar yang diberikan padanya. Osteoblas merupakan
sel yang menghasilkan tulang baru, dan osteoklas meresorpsi tulang.
Proses pembentukan dan resorpsi tulang merupakan aktivitas konstan
yang normalnya berada dalam keadaan homeostastis,
memepertahankan tulang dalam keadaan kuat. Saat homeostatstis
tulang terganggu, seperti saat terjadi fraktur, osteoblas bekerja keras
untuk menyembuhkannya. Jika osteoklas terlalu aktif, akibatnya dapat
terjadi osteoporosis.
Pertumbuhan tulang terjadi pada panjang dan ketebalan.
Pertumbuhan pada panjang tulang disebut pertumbuhan tulang
endokondral dan terjadi terutama di tulang panjang. Pertumubuhan
pada ketebalan tulang disebut pertumubuhan intramembranosa dan
terjadi lebih luas pada tulang pipih diabndingkan pada tulang panjang.
Pertumbuhan tulang endokondral terjadi selama masa kanak-kanak
hingga lempeng epifisial (lempeng pertumubuhan) mengeras, kadang-
kadang setelah masa pubertas. Osifikasi intramembranosa dpt terus
berlangsung seumur hidup dibawah pengaruh stress otot, yang kerja

33
hormon seperti paratiroid, kortisol, dan hormon pertumbuhan.
Pertumbuhan dan metabolisme
Pertumbuhan dan metabolisme tulang dipengaruhi oleh sejumlah
mineral dan hormon yang meliputi:
1. Kalsium dan Fosfor. Jumlah kalsium (Ca) dalam tulang 99% dan
fosfor 90%. Konsentrasi kalsium dan fosfor mempunyai ikatan
yang erat. Jika kadar Ca meningkat, jumlah fosfor berubah.
Keseimbangan kalsium dan fosfor dipertahankan oleh kalsitonin
dan hormon paratiroid (PTH).
2. Kalsitonim diproduksi oleh kelenjar tiroid dan menurunkan
konsentrasi Ca serum. Jika jumlah kalsitonin menghambat absorpsi
kalsium dan fosfor dalam tulang serta meningkatkan ekskresi
kalsium dan fosfor melalui urine sehingga dibutuhkan Ca dan
fosfor.
3. Vitamin D terkandung dalam lemak hewan, minyak ikan, dan
mentega. Tubuh manusia juga dapat menghasilkan vitamin D. Sinar
ultraviolet sinar matahari dapat mengubah ergosterol pada kulit
menjadi vitamin D. Vitamin D diperlukan agar kalsium dan fosfor
dapat diabsorpsi dari usus dan digunakan tubuh. Defisiensi vitamin
D mengakibatkan defisit mineralisasi , deformitas, patah tulang,
penyakit rikets pada anak-anak, dan osteomalasia pada orang
dewasa.
4. Hormon paratiroid (PTH). Pada saat kadar Ca menurun, sekresi
PTH meningkat dan mestimulasi tulang untuk meningkatkan
aktivitas osteoblastik dan menyumbangkan kalsium kedarah. Jika
kadar Ca meningkat sekresi PTH diminimalkan, hormon tersebut
mengurangi eksresi Ca di ginjal dan memfasilitasi absorsinya dari
usus halus. Hal ini untuk mempertahankan suplai Ca ditulang.
Respon ini merupakan contoh umpan balik sistem Loop yang
terjadi pada sistem endokrin.

34
5. Hormon pertumbuhan, hormon pertumbuhan yang bertanggung
jawab meningkatkan panjang tulang dan menentukan jumlah
matriks tulang dibentuk sebelum masa pubertas. Sekresi yang
meningkat pada masa kanak-kanak menghasilkan gigantisme dan
menurunnya sekresi menghasilkan dwarfisme. Pada orang dewasa,
peningkatan tersebut menyebabkan akromegali yang ditandai oleh
kelainan dan bentuk tulang dan jaringan lemak.
6. Glukortikoit, hormon glukortikoit mengatur metabolisme protein.
Pada saat dibutuhkan, hormon dapat meningkatkan atau
menurunkan katabolisme untuk mengurangi atau mengintensifkan
matriks organik ditulang dan membantu dalam mengantur kalsium
di intestinum dan obsorpsi fosfor.
7. Hormon seksual
a. Estrogen menstimulasi aktivitas osteoblastik dan cenderung
menghambat peran hormon paratiroid jumlah estrogen menurun
saat menoupous sehingga penurunan kadar kalsium pada tulang
dalam waktu lama menyebabkan osteoporosis.
b. Adrogen, seperti testosteron meningkatkan anabolisme dan
massa tulang.

2. Sendi
Klasifikasi sendi dibagi menjadi tiga katagori umum: 1) sendi
fibrosa, yang tidak dapat bergerak dan disebut sinartrosis; 2) sendi
yang dapat bergerak sedikit dengan komponen kartilago; 3) sendi
sinoval, yang dapat banyak bergerak dan disebut diartosis (dua
komponen). Perubahan artritik terutama terjadi pada sendi sinoval.
Sendi sinoval memiliki kartilago artikular atau kartilago hialin
yang menutupi permukaan artikuar mereka. Kartilago hialin
melindunhi ujung tulang dan menyrap guncangan dari dampak berat
badan dan aktivitas. Kartilago mengandung sekitar 80% air dan
menyediakan permukaan lembut yang mengurangi gesekan ujung

35
tulang pada sendi hingga minimal. Kartilago terdiri atas serat kolagen
yng proteoglikan dan dibentuk oleh sel penghasil kartilago yang
disebut kondrosit. Proteoglikan bertangungjawab mengisi kartilago
yang memungkinkan kartilago untuk mengabsorpsi dan mengeluarkan
air dan menjadi lebih tipis, dan saat tekanan mereda, kartilago
mengabsorpsi air dan membengkak. Saat keseimbangan proteoglikan
terganggu, kartilago tampak kehilangan beberapa, atau semua,
properti untuk pulih setelah tekanan. Cairan sirnovial mengisi ruang
untuk sendi, menyediakan lubrikasi dan nutrisi untuk ujung tulang.
Ujungartikular tulang tidak bersentuhan satu sama lainsecara normal.
Ligamen kapsular yang dilapisi dengan membran sinovial
mengelilingi sendi. Membran sinovial menghasilakn cairan sinovial.
Ligamen dapat ditemukan, baik eksternal maupun internal pada
sendi, dan beberapa ligamen membentuk bagian integral kapsul. Jika
ligamen sangat kuat menempel pada kapsul mereka dapat menurunkan
kemampuan gerrraaakan sendi, seperti pada panggul. Pada sendi
seperti bahu, ligamen tidak sekuat atau menjadi bagian integral
kapsul, dan ini memungkinkan lebih banyak mobilitas pada sendi.
Banyak sendi sinovial memiliki struktur tambahan yang meningkatkan
stabilitas, seperti menisci di lutut, labrum asetabular di panggul, dan
labrum glenoid di bahu. Di bahu, stabilitas sendi dikorbankan untuk
meningkatkan mobilitas yang diperlukan.
Kolagen adalah komponen penting tulang, kartilago, ligamen, dan
tendon. Kartilago hialin terutama terdiri atas kolagen Tipe II,
sementara tulang, ligamen, dan tendon terutama terdiri atas Tipe I.
kolagen tersusun menjadi serat paralel pada tendon dan ligamen untuk
memberikan kekuatan pada struktur. Kapsul memiliki serat paralel
dan jalinan serat jaringan ikat yang menyediakan kekuatan dan sedikit
fleksibilitas.
Beberapa struktur lain disekitar sendi dipengaruhi oleh proses
artritik. Struktur ini meliputi busa dan periosteum. Bursa adalah

36
kantong yang tertutup dan memiliki sejumlah kecil cairan lubrikasi di
dalamnya. Bursa terletak di tempat tendon melintas tulang atau oto, di
otot yang melintas tulang, atau di ligamen yang melintas struktur lain.
Bursa bekerja seperti kantong plastik saat tangan diletakkan pada
kedua sisi permukaan luar dan digosokkan secara bersamaan. Lapisan
ganda bahan yang licin menyediakan medium friksi yang rendah
sehungga struktur dapat bergerak bebas satu sama lain. Periosteum
merupakan jaringan ikat yang kaya akan pembukuh darah, ujung
saraf, dan pembuluh limfe. Setiap kerusakan pada periosteum
mengakibatkan nyeri sebab terdapat banyak ujung saraf di dalam
periosterum.

37
BAB III
KONSEP TEORI

A. Definisi
Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif oleh sebab itu
tidak termasuk dalam klasifikasi yang sama sebagai artritis rheumatoid
(rheumatoid arthritis) yang merupakan arttritis sejati. Pasien osteoarthritis
mengalami periode ketika sendi osteoartritik dapat menjadi inflamasi
alamia tetapi ini bukan merupakan penyakit infamasi spesifik oleh sebab
itu buku ini menggunakan istilah “osteoartrosis” untuk menggambarkan
antara artritis degeneratif dan jemis artritis inflamasi. OA dapat terjadi
diberbagai kelompok usia,meskipun penyebab sebagian besar proses
degeneratif akibat pemakian dan cedera pada sendi, sebagian besar kasus
terjadi pada usia lebih dari 45 tahun, dan insidensi meningkat seiring usia.
Secara khas,di bawah usia 55 tahun, lebih banyak pria dibandingkan
wanita yang mengalami OA, tetapi ini berbaliksetelah usia 55 tahun.
Berdasarkan artritis foundation, 21 juta orang di amerika serikat telah
didiagnosis osteoarthritis.statistik dari center for disease and prevention (
CDC) mengindikasikan bahwa tahun 2005, terdapat 46,9 juta orang telah
didiagnosis artritis dan kondisi terkait serta bawa 22% dari total populasi
mengalami beberapa jenis artritis.

B. Etiologi
Menurut (Michael, schluter-brust, & Eysel, 2010) etiologi dari
osteoarthritis dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Osteoarthritis primer dan
osteoarthritis sekunder. Osteoarthritis primer merupakan osteoarthritis
ideopatik atau osteoarthritis yang belum diketahui penyebabnya.
Sedangkan osteoarthritis sekunder penyebabnya yaitu pasca trauma,
genetic, mal posisi, pasca operasi, metabolic, gangguan endokrin,
osteonekrosis aseptic. Menurut (heidari, 2011) osteoarthritis memiliki
etiologi multifaktoral, yang terjadi karena interaksi antara faktor sistemik

38
dan local. Usia, jenis kelamin perempuan, berat badan dan obesitas, cedera
lutut, penggunaan sendi berulang, kepadatan tulang, kelemahan otot dan
kelemahan sendi memainkan peran dalam pengembangan OA sendi.
Menurut (A.Paul, 2010) pada osteoarthritis kombinasi faktor-faktor
biasanya lebih penting daripada satu sebab tunggal. Penuaan sendi jelas
penting demikian pula faktor jenis kelamin wanita khususnya wanita yang
berusia 50 tahun yang sudah menopause. Mengapa? Data dari Center for
Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat menyebutkan
bahwa 1 dari 4 wanita didiagnosa mengidap arthritis, lebih banyak
disbanding pria yang hanya 1 dari 5 kasus. Hal ini dipengaruhi oleh
perubahan hormone wanita. Pasalnya, hormone berpengaruh pada system
imun, dimana sebagian besar penyebab arthritis pada wanita adalah
penyakkit autoimun, seperti lupus dan rematik. hormone estrogen dan
progesterone yang semula seimbang menjadi berkurang, menyebabkan
gangguan pada sel-sel persendian. Diantaranya adalah pengeroposan
tulang dan ligament kendur.
Osteoarthritis adalah sebuah kancah perang. Karena itu, kita dapat
melihat sebab-sebab osteoarthritis sebagai sebuah kancah peperangan
antara faktor-faktor mekanis yang dapat merusak sendi-sendi dan
kelenturan (resilience) tubuh dan kemampuannyauntuk memperbaiki
kerusakan-kerusakan. Sendi-sendi yang normal, yang digunakan secara
normal tidak akan pernah mengalami osteoarthritis, berapapun
lamanyaanda hidup. Para olahragawan dan orang lain yang meuntut
banyak dari sendi-sendi mereka tidak lebih besar kemungkinannya
mendapatkan osteoarthritis cedera-cedera yang berat. Akan tetapi sesuatu
yang menyebabkan banyak penyakit atau kerusakan padda sebuah sendi,
sungguh membuatnya lebih mudah terkena osteoarthritis. Jadi seorang
pemain sepakbola professional yang mengalami berkali-kali cedera lutut
dan operasi kartilago lebih besar kemungkinannya mendapatkan
osteoarthritis pada lututnya daripada pemain tenis atau pemain cricket.

39
Osteoarthritis primer dan sekunder. Karena itu, osteoarthritis dapat
merupakan akibat dari bentuk lain arthritis misalnya, penyakit ini dapat
terjadi seteah fraktur tulang-tulang, gout atau arthritis rheumatoid (ini
kadangkala diebut osteoarthritis sekunder). Sebaliknya, kalau kartilago
dan jaringan-jaringan sendi lainnya sedikit lebih lemah dari normal, jika
struktur sendi sedikit abnormal sehingga berada di bawah tekanan khusus,
atau kalau proses perbaikannya dalam sendi-sendi tersebut tidak sebagus
yang seharusnya, sendi-sendi dapat mengalami gangguan ini tanpa
kerusakan atau cedera apapun sebelumnya (ini dikenal sebagai
osteoarthritis primer).

Pada umumnya, gambaran klinis osteoarthritis berupa nyeri sendi,


terutama bila sendi bergerak atau menanggung beban, yang akan
berkurang bila penderita beristirahat. Nyeri dapat timbul akibat beberapa
hal, termasuk dari periostenum yang tidak terlindungi lagi, mikrofaktur
subkondral, iritasi ujung-ujung saraf didalam sinovium oleh osteofit,
spasme otot periartikular, penurunan aliran darah di dalam tulang dan
peningkatan tekanan intraoseus dan sinovitis yang diikuti pelepasan
prostaglandin, leukotrein dan berbagai sitokin. Selain nyeri, ddapat pula
terjadi kekakuan sendi setelah sendi tidak digerakkan beberapa lama (gel
phenomenon), tetapi kekakuan ini akan hilang setelah sendi digerakkan.

40
Jika terjadi kekakuan pada pagi hari, biasanya hanya berlangsung selama
beberapa menit (tidak lebih dari 30 menit). Gambaran lainnya adalah
keterbatasan dalam bergerak, nyeri tekan local, pembesaran tulang di
sekitar sendi, efusi sendi dan krepitasi. Keterbatasan gerak biasanya
berhubungan dengan pembentukan osteofit, pemukaan sendi yang tidak
rata akibat kehilangan rawan sendi yang berat atau spasme dan kontraktur
otot periartikular. Nyeri pada pergerakan dapat timbul akibat iritasi kapsul
sendi, periostitis dan spasme otot periartikular.
Beberapa penderita mengeluh nyeri dan kaku pada udara dingin dan
atau pada waktu hujan. Hal ini mungkin berhubungan dengan perubahan
tekanan intra artikular sesuai dengan perubahan tekanan atmosfir.
Beberapa gejala spesifik yang dapat timbul antara lain adalah keluhan
instabilitas pada penderita OA lutut pada waktu naik turun tangga, nyeri
pada daerah lipat paha yang menjalar ke paha depan pada penderita OA
koksa atau gangguan menggunakan tangan pada penderita OA tangan.
Osteoarthritis primer
1. Faktor-faktor metabolic (gangguan endokrin seperti
hiperparatiroidisme) dan faktor genetic
2. Faktor-faktor kimiawi (obat-obat seperti steroid yang merangsang
enzim pencerna kolagen dalam membrane sinoval)
3. Faktor-faktor mekanis (stress berulang pada sendi)
Osteoarthritis sekunder
1. Trauma (penyebab paling sering)
2. Deformitas congenital
3. Obesitas

Perubahan Tanda dan gejala


Degradasi kartilago, inflamasi dan Nyeri sendi dalam, sakit hebat (gejala
tekanan tulang (terutama setelah paling sering, biasanya sembuh jika
olahraga atau aktivitas menahan beristirahat), kekakuan (dipagi hari dan

41
beban) setelah olahraga, biasanya sembuh jika
beristirahat), krepitus pada sendi.
Peradangan berulang Nodus Heberden dan nodus Bouchard
Kompensasi berlebih pada otot-otot Perubahan cara berjalan (akibat
yang menopang sendi kontruktar)
Nyeri dan kaku Berkurangnya range of motion,
hilangnya fungsi, dan atrofi otot akibat
disuse
Tekanan tulang dan perubahan Deformitas sendi
pertumbuhan tulang

C. Macam-macam Osteoarthritis:
1. OA pada Panggul
Pada OA nyeri panggul sering kali diahlihkan ke selangkangan dan ke
arah distal di sepanjang aspek anterior tungkai atas sampai lutut. Pola
pengalihan nyeri ini mengikutipola dermatom saraf yang menyeuplai
sendi panggul. Dermaton adalah area kulit yang dusuplai.
2. OA pada Lutut
Pada OA lutut, spasme oto sering kali terjadi pada urat-urat lutut,
menyebabkan deformasi/ kontraktur fleksi lutut. Otot kuadrisep
menjadi atrofi dan lemah, dan deformitas genu valgus ( knock-knee)
terjadi. Lutut dapat tampak sangat besar sebagian akibat dari
kombinasiatrofi kuadrisep, terutama vastus mediasis, dan pembesaran
sendi karena hipertofi sinovial. Nyeri terasa di anterior, baik ke arah
paha maupun pergelangan kaki. Pasien sering kali pincang sebagai
akibat nyeri dan kekurangan ekstensi lutut. Kesulitan menaiki tangga
dan berjalan pada area yang landai dialami karena kelemahan
kuadrisep. Keluhan umu dari pasien adalah lutut “menyerah”.
3. OA pada Tangan
OA tangan cenderung berkembang lebih lambat selama bertahun-tahun
dan biasanya tidak banyak menggangu fungsi. OA pada tangan

42
memiliki beberapa karakteristik unik. Nodus Heberden dapat ditemukan
pada sendi interfalangeal distal (distal interphalangeal joints, DIPs).
Nodus Bouchard. Deviasi radial atau ulnar falang distal dapat terjadi
pada OA tahap lanjut. Tangan cukup mengalami deformitas dan
menjadi salah diidentifikasi sebagai tangan individu arthritis reumatoid
kecuali karakteristik spesifik OA telah di pahami.
4. OA pada kaki
OA kaki terutama melibatkan seni metatarsofalangeal pertama
(mettatarsophalangeal joints, MTP) dengan mengakibatkan deformitas
hallux valgus (bengkak pada ibu jari). Prognosis. Saat ini tidak ada
pengobtan untuk OA. Degenerasi progresif pada sendi yang terganggu
bervariasi bergantung pada tingkat aktivitas, berat tubuh, dan faktor lain
yang sebagaian besar tidak diketahui.

D. Patofisiologi
Secara patologi, OA sebagian besar merupakan kondisi noninflamasi
dengan perjalan yang biasanya bertahap dan semakin degenerative.
Kondisi ini pada akhirnya dapat mengganggu aktivitas fungsional
bergantung pada lokasi sendi yang terkena. Tanda dan gejala khas OA
meliputi kerusakan pada kartilago hialin pada tahap awal. Mekanisme
kerusakan kartilago adalah melalui pemecahan serabut kolagen dan
disorganisasi proteoglikan, menyebabkan kartilago mengabsorpsi air.
Absorpsi air oleh kartilago menyebabkan terbentuknya keretakan pada
permukaan kartilago, yang dikenal sebagai fibrilasi, lebih seperti anak
ayam yang muncul dari telur yang permukaannya retak akibat dorongan
dari dalam. Retakan sendi ini saling menyatu, dan kepingan kartilago
mengelupas ke dalam rongga sendi. Kepingan kartilago yang lepas dapat
menyebabkan “sumbatan” dan ketidaknyamanan jika kepingan tersebut
terperangkap di lapisan sendi dan dapat mengakibatkan penurunan rentang
gerak sendi. Cairan sinoval pada akhirnya akan mengabsorpsi kepingan
kartilago. Kartilago hialin secara bertahap menjadi lebih tipis dan terus

43
menipis hingga tidak ada kartilago yang tersisa. Tulang dibawah kartilago
menjadi licin dan halus akibat gesekan antara tulang, menyebabkan
eburnation (tampilan licin dan halus) ujung tulang. Ujung tulang berubah
bentuk sebagai akibat dari proses degeratif dengan penipisan kaput
femoral pada pinggul dan penipisan condilus tibia pada lutut. Sebagai
akibat dari eburnasi dankerusakan lain pada tulang, kista terbentuk di
subkondral (tepat dibawah permukaan) tulang. Stimulasi tekanan pada
tulang yang terpajan dapat menghasilkan taji osteofitik. Osteofit adalah taji
tulang yang berkembang ppada tepi sendi artriti. Osteofit ini dapat
mengganggu pergerakan sendi dan pada beberapa kasus dapat pecah dan
menjadi sumbatan didalam sendi. Iritasi dari fragmen tulang didalam sendi
dapat menyebabkan sinovotis (inflamasi membrane sinoval).
Membrane sinoval menjadi hipertropi dan mulai kehilangan
kemampuannya untuk menghasilkan cairan sinoval. Karena cairan sinoval
menyediakan nutrisi untuk kartilago hialin, kehilangan cairan sinoval
mengakibatkan penurunan nutrisi untuk kartilago hialin. Ligament
kapsular dan ligament lain yang berkaitan erat dengan sendi, seperti
ligament krusiate anterior dan posterior pada lutut, pada akhirnya menjadi
inflamasi dan mulai berdegenerasi. Otot disekitar sendi yang terkena
menjadi atrofi akibat tidak digunakan yang disebaban oleh nyeri dan
ketebatasan kemampuan gerak sendi.Temuan radiografi pada sendi yang
dengan OA meliputi kehiangan rongga sendi, sklerosis ujung tulang,
penippisan bentuk ujung tulang artikular dan pembentukan osteofit pada
tepi sendi.OA dapat mengenai berbagai sendi pada tubuh, tetapi sendi
utama yang dikenai meliputi panggul, lutut, bahu dan tangan. Gambaran
klinis spesifik berhubungan dengan berbagai sendi.
Perkembangan osteoarthritis terbagi atas tiga fase, yaitu sebagai
berikut :
Fase 1 Fase 2 Fase 3
Terjadi penguraian Pada fase ini terjadi Proses penguraian dari
proteolitik pada matrik fibrilasi dan erosi dari produk kartilago yang

44
kartilago. Metabolisme permukaan kartilago, meninduksi respon
kondrosit menjadi disertai adanya inflamasi pada sinovia.
terpengaruh dan pelepasan proteoglikan Produksi makrofak sinovia
meningkatkan produksi dan fragmen kolagen seperti interleukin 1 (IL-1),
enzim seperti ke dalam cairan tumor necrosis faktor-
metalloproteinases sinovia. alpha, dan
(MMP) yang kemudian metalloproteinases menjadi
hancur dalam matriks meningkat. Kondisi ini
kartilago. Kondrosit juga memberikan manifestasi
memproduksi balik pada kartilago dan
penghambat protease secara langsung
yang akan mempengaruhi memberikan dampak
proteolitik. Kondisi ini adanya destruksi pada
memberikan manifestasi kartilago. Molekul-molekul
pada penipisan kartilago. pro-inflamasi lainnya
seperti nitric oxide (NO)
juga ikut terlibat. Kondisi
ini memberikan manifestasi
perubahan arsitektur sendi
dan memberikan dampat
terhadap pertumbuhan
tulang akibat stabilitas
sendi. Perubahan arsitektur
sendi dan stres inflamasi
memberikan pengaruh pada
permukaan artikular
menjadikan kondisi
gangguan yang progresif.

45
E. Penatalaksanaan
1. Medis
a. Terapi obat simtomatis.
Nonsteroidal anti-inflammatory drugs ( NSAIDs ) adalah obat-obat
yang digunakan untuk mengurangi nyeri dan peradangan pada
sendri-sendi. Contoh dari NSAIDs termasuk aspirasi osteoarthritis
adalah natrium diklofenak. Adakalahnya alah mungkin untuk
menggunakan NSAIDs untuk sementara dan kemudian
menghentikan meraka untuk periode-priode waktu tanpa gejala-
gejala yang kambuh, dengan demikian mengurangi resiko-resiko
efek sampingan.
b. Obat relaksasi otot ( muscle relaxants ).
c. Analgesik topikal
Penggunaan analgesik topikal dapat diberikan sebagai terapi
tambahan obat nyeri oral, terutama pada OA lutut dan tangan. Jenis
analgesik topikal yang disarankan adalah anti inflamasi non-steroid
(AINS) topikal. Kapsaisin dapat digunakan pada pasien tanpa
komorbid. Tidak dianjurkan penggunaan anti nyeri topikal bersifat
rubifasien untuk OA. (contoh: salisilat).
d. Injeksi glukokortikoid intraartikular.(Noor,Zairin 2012)
e. Intra-artikular hialuronat suntikan untuk melumasi sendi. (Williams
& wilkins 2014)
f. Operasi umumnya direncanakan untuk pasien-pasien dengan
osteoarthritis yanterutama parah dan tidak merespons pada
perawatan-perawatan konservatif. Beberapa prosedur yang mungkin
dilakukan adalah sebagai berikut :
 Artroskopi
Artroskopi adalah sebuah prosedurbedah keyhole atau
pembedahan dengan membuat lubang sayatan sebesar lubang
kunci untuk memasukkan artroskop. Prosedur ini bertujuan

46
untuk melihat, mendiagnosis, dan menangani sejumlah
gangguan sendi.

Prosedur artroskopi biasanya dilakukan untuk memeriksa dan


menangani gangguan sendi di bahu, siku, panggul, pergelangan
tangan, pergelangan kaki, dan lutut.

 Osteotomi
Adalah tindakan membuang sebagian dari tulang untuk
memperbaiki fungsi sendi dan menghindari/menunda artroplasti.
Ostetomi dilakukan pada pasien < 60 tahun dengan sendi
panggul ataupun lutut yang mengalami kelainan bentuk.
 Fusion(arthrodesis)
adalah operasi untuk mengubah persendian yang kaku dan kaku
menjadi persendian yang lebih kaku namun tidak nyeri. Dalam
prosedur ini, sisa tulang rawan yang rusak dihilangkan dari
ujung tulang dan kedua tulang tersebut kemudian disatukan
dalam kompresi menggunakan sekrup, atau pelat sampai
bergabung menjadi satu (penggabungan tulang).
 Penggantian sendi(artroplasti)

47
Artroplasti adalah tindakan yang dilakukan untuk mengganti
sendi yang ada dengan prostesis. Tindakan ini dilakukan apabila
modalitas terapi lain tidak efektif. Pergantian sendi total adalah
pilihan terapi terbaik untuk mengatasi nyeri dan mengembalikan
fungsi sendi. Prostesis yang dapat digunakan berbahan plastik
ataupun logam dan dapat bertahan hingga 10-15 tahun apabila
tidak ada komplikasi. Contoh artroplasti adalah total knee
replacement dan total hip replacement. .(Noor,Zairin 2012).
2. Keperawatan
a. Terapi Fisik.
Osteoarthritis pada lutut akan menyebabkan kondisi disuse atrofi
pada otot kuadriseps. Latihan kekuatan otot akan menurunkan
kondisi disuse atrofi. Latihan fisik juga akan membantu dalam
upaya pemurunan berat badan dan meningkatkan daya tahan.
b. Kompres
Kompres hangat atau dingin mampu mengurangi nyeri.
c. Terapi aquatic
Adalah latihan berkelompok di dalam air dapat mengurangi nyeri
dan meningkatkan fungsi fisik pada pasien dengan OA ekstremitas
bawah.(Noor,Zairin 2012).
d. Olahraga: jenis olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang
tidak memberi beban terhadap sendi, seperti olahraga akuatik,
jalan cepat, tai chi, dan aerobic
e. Akupuntur: tidak dianjurkan dalam beberapa pedoman terapi,
tetapi dapat dipertimbangkan pada OA lutut.

F. Analisis Jurnal
Osteoarthritis merupakan penyebab arthritis yang paling sering
ditemukan pada orang dewasa. Pertambahan usia, kelebihan berat badan,
trauma seni, dan/atay predisposisi genetic dapat menimbulkan kerusakan
pada kartilago sendi. Osteoarthritis juga penyakit kronis yang belum

48
diketahui penyebabnya, tetapi adapun ditandai dengan kehilangan tulang
rawan sendi secara bertingkat. Seiring pertambahannya usia, kelebihan
berat badan, trauma sendi, dan/atau factor penyebab yang ditandai dengan
kerusakan pada kartilago sendi (terbuat dari sel yang disebut krondosit).
Krondrosit yakni jenis sel yang telah matang.
Overweight atau sering disebut obesitas yaitu peningkatan berat badan
melebihi batas kebutuhan fisik akibat penumpukan lemak yang berlebih.
Perbandingan normal lemak tubuh dan berat badan pada wanita 16-28%
sedangkan pria 12-23%.
Berat badan berlebih atau obesitas mempunyai resiko osteoarthritis
lebih besar dibandingkan berat badan normal pada umumnya. Seiring
bertambahnya usia sekitar 60-65 tahun sangat resiko munculnya
osteoarthtris semakin besar hal ini disebabkan aktivitas fisik terlalu berat
ditambah lagi dengan berat badan berlebih yang mengakibatkan
penekanan di sendi lutut secara terus menerus.
Kesimpulan
Penderita obesitas atau kelebihan berat badan dari kisaran normal
yang perbandingan pada wanita 16-28% sedangkan pria 12-23%. Jika
penderita sudah dikatakan obesitas atau overweight sangat beresiko
terjadinya osteoarthtritis dikarenakan seiring bertambahnya usia dan juga
beban yang terlalu berat akan mengakibatkan adanya penekanan pada
sendi di lutut di tambah lagi berat badan yang berlebih.

49
G. Pathway

50
H. Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang
memburukdengan stress pada sendi, kekakuan sendi pada
pagi hari.
Tanda : malaise, keterbatasan ruang gerak, atrofi otot, kulit
kontraktur ataukelainan pada sendi dan otot. b.
2. Kardiovaskular
Gejala : fenomena Raynaud jari tangan/kaki, missal pucat
intermitten,sianotik kemudian kemerahan pada jari
sebelum warna kembali normal.
3. Integritas ego
Gejala : factor-faktor stress akut/kronis missal finansial,
pekerjaan,ketidakmampuan, factor-faktor hubungan social,
keputusasaan danketidakberdayaan.Ancaman pada konsep
diri, citra tubuh, identitas dirimissal ketergantungan pada
orang lain, dan perubahan bentuk anggota tubuh.
4. Makanan / cairan
Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengonsumsi
makananatau cairan adekuat, anoreksia, dan kesulitan
untuk mengunyah.
Tanda : penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering.
5. Hygiene
Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
pribadisecara mandiri, ketergantungan pada orang lain.
6. Neurosensory
Gejala : kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi
pada jari tangan.
Tanda : pembengkakan sendi asimetrig.
7. Nyeri/kenyamanan

51
Gejala : fase akut dari nyeri ( disertai/ tidak disertai
pembengkakan jaringan lunak pada sendi ), rasa nyeri
kronis dan kekakuan ( terutama pada pagi hari).
8. Keamanan
Gejala : kulit mengkilat, tegang, nodus subkutaneus. Lesi kulit, ulkus
kaki,kesulitan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah
tangga, demamringan menetap, kekeringan pada mata, dan
membrane mukosa.
9. Interaksi social
Gejala : kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain, perubahan
peran,isolasi.

I. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Kronis
Kode : 00133
Domain: 12 (Kenyamanan)
Kelas : 1 (Kenyamanan Fisik)
2. Hambatan Mobilitas Fisik
Kode : 00085
Domain : 4 (Aktivitas/ Istirahat)
Kelas : 2 (Aktivitas/ Latihan)
3. Risiko Cedera
Kode : 00035
Domain : 11 (Keamanan/ Perlindungan)
Kelas : 2 (Cedera Fisik)
4. Gangguan Citra Tubuh
Kode : 00118
Domain : 6 (Persepsi/ Kognisi)
Kelas : 3 (Citra Tubuh)
5. Defisit pengetahuan
Kode : 00126

52
Domaian : 5 (persepsi /kognisi)
Kelas : 4 kognisi

J. Rencana Asuhan Keperawatan


No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Hambatan Mobilitas Setelah dilakukan tindakan NIC: Perawatan Tirah
Fisik keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Baring
dengan tujuan kriteria hasil:
Definisi: keterbatasan 1. Ajarkan latihan di
dalam gerakan fisik NOC: Pergerakan tempat tidur, dengan
atau satu atau lebih cara yang tepat.
ekstremitas secara Indikator A T 2. Jelaskan alas an
mandiri dan terarah 1. Bergerak dengan diperlukannya tirah
mudah baring
Batasan karakteristik: 2. Berjalan 3. Aplikasikan aktivitas
1. Gangguan sikap 3. Kinerja sehari-hari.
berjalan pengaturan tubuh 4. Monitor komplikasi
2. Keterbatasan 4. Gerakan sendi dari tirah baring
rentang gerak 5. Gerakan otot (misalnya, kehilangan
3. Ketidaknyaman 6. Cara berjalan tonus otot, nyeri
an punggung, konstipasi,
4. Gerakan tidak Keterangan: peningkatan stress,
terkoordinasi 1. Sangat terganggu depresi, kebingungan,
2. Banyak terganggu perubahan siklus
Factor yang 3. Cukup terganggu tidur, infeksi saluran
berhubungan: 4. Sedikit terganggu kemih, kesulitan
1. Gaya hidup 5. Tidak terganggu dalam berkemih,
kurang gerak pneumonia)
2. Kaku sendi
3. Fisik tidak
bugar
4. Keengganan
memulai
pergerakan
5. Gangguan
metabolisme
2. Risiko cedera Setelah dilakukan tindakan NIC: manajemen
keperawatan 1 x 24 jam diharapkan lingkungan:

53
Definisi: rentan dengan tujuan kriteria hasil: keselamatan
mengalami cedera fisik
akibat kondisi NOC: keparahan cedera fisik 1. Modifikasi lingkungan
lingkungan yang untuk meminimalkan
berinteraksi dengan Indikator A T bahan berbahaya dan
sumber adaptif dan 1. Lecet pada kulit berisiko
sumber defensif 2. Memar 2. Sediakam alat untuk
individu, yang dapat 3. Ekstremitas beradaptasi (mis,alnya,
mengganggu kesehatan. kesleo kursi untuk pijakan
4. Gangguan dan pegangan tangan)
Faktor Risiko : imobilitas 3. Bantu pasien saat
Eksternal 5. Perdarahan melakukan
1. Agens perpindahan ke
nosokomial Keterangan: lingkungan yang lebih
2. Gangguan 1. Berat aman (misalnya,
fungsi kognitif 2. Cukup berat rujukan untuk
3. Gangguan 3. Sedang mempunyai asisten
fungsi 4. Ringan rumah tangga)
psikomotor 5. Tidak ada 4. Edukasi individu dan
4. Hambatan fisik kelompok yang
(mis, desain, berisiko tinggi
struktur, terhadap bahan
pengaturan berbahaya yang ada
komunitas, dilingkungan.
pembangunan, 5. Kolaborasikan dengan
peralatan) lembaga lain untuk
5. Hambatan meningkatkan
sumber nutrisi keselamatan
(mis, vitamin, lingkungan (misalnya,
tipe makanan) dinas kesehatan,
6. Moda polisi dan badan
transportasi perlindungan
tidak aman lingkungan)
7. Pajanan pada
kimia toksik
8. Pajanan pada
patogen
9. Tingkat
imunisasi di
komunitas

54
Internal
1. Disfungsi
biokimia
2. Disfungsi
efektor
3. Disfungsi imun
4. Disfungsi
integrasi sensori
5. Gangguan
mekanisme
pertahanan
primer (mis,
kulit robek)
6. Gangguan
orientasi afektif
7. Gangguan
sensasi (akibat
dari cedera
medua spinalis,
diabetes
mellitus, dll)
8. Hipoksia
jaringan
9. Malnutrisi
10. Profil darah
yang abnormal
11. Usia ekstrem
3. Nyeri kronis Setelah dilakukan tindakan NIC
berhubungan dengan keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Manajemen nyeri
gangguan dengan tujuan kriteria hasil: 1. Observasi adanya
muskuloskeletal kronis petunjuk nonverbal
NOC: Nyeri efek yang mengenai adanya
mengganggu ketidaknyamanan
terutama pada
No Indikator T mereka yang tidak
1 Ketidaknyama 5 dapat berkomunikasi
nan secara efektif.
2 Gangguan 5 2. Lakukan pengkajian
dalam rutinitas nyeri komprehensif
yang meliputi lokasi,

55
3 Gangguan 5 karakteristik,
pergerakan onset/durasi,
fisik frekuensi kualitas,
intensitas atau
Keterangan : beratnya nyeri dan
1 : Berat faktor pencetus.
2 : Cukup berat 3. Ajarkan penggunaan
3 : Sedang non
4 : Ringan farmakologi(seperti
5 : Tidak ada relaksasi, hypnosis,
terapi musik, terapi
bermain, terapi
aktivitas)
4. Berikan informasi
mengenai nyeri,
seperti penyebab
nyeri, berapa lama
nyeri akan di rasakan
dan antisipasi
ketidaknyamanan
akibat prosedur.
5. Kolaborasi dengan
pasien, orang terdekat
dan tim kesehatan
lainnya untuk
memilih dan
mengimplementasika
n tindakan penurun
nyeri nonfarmakologi
sesuai kebutuhan.

Administrasi Analgesik
1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
danderajat nyeri
sebelum pemberian
obat.
2. Cek instruksi dokter
tentang jenis
obat,dosis, dan

56
frekuensi.
3. Cek riwayat alergi.
4. Pilih analgesik yang
diperlukan
ataukombinasi dari
analgesik ketika
pemberianlebih dari
satu
5. Tentukan pilihan
analgesik tergantung
tipe an beratnya nyeri
6. Tentukan analgesik
pilihan, rute
pemberian,dan dosis
optimal
7. Berikan analgesik
tepat waktu terutama
saatnyeri hebat.
8. Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda
dangejala (efek
samping

4. Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan harapan


Definisi: adalah keperawatan 1x24 jam diharapakan citra diri pasien
konfunsi dalam masalah keperawatan dapat teratas didasarkan pada tahap
gambaran mental dengan kriteria hasil: perkembangan
tentang diri-fisik 2. Gunakan bimbingan
individu N Indikator T antisipasif
o menyiapkan pasien
Batasan karakteristik: 1 Gambaran internal 5 terkait dengan
1. Berfokus pada diri perubahan-perubahan
fungsi masa lalu citra tubuh yang telah
2. Berfokus pada Kepuasan dengan diprediksikan
2. 5
fungsi tubuh
kekuatan 3. Tentukan jika terdapat
sebelumnya 3 Penyesuaian 5 perasaan tidak suka
3. Gangguan terhadap status terhadap karakteristik
fungsi tubuh kesehatan fisik khusus yang
4. Gangguan menciptakan

57
peradangan 4. Sikap terhadap 5 disfungsi paralis
tentang tubuh menyentuh bagian social untuk remaja
seseorang (mis: tubuh yang terkena dan kelompok dengan
penampilan, dampak resiko tinggi lain
struktur, fungsi) 4. Bantu pasien untuk
5. Menekankan mendiskusikan
Keterangan:
pada kekuatan perubahan-perubahan
1 : sangat terganggu
yang tersisa bagian tubuh
2 : banyak terganggu
6. Perubahan gaya disebabkan adanya
3 : cukup terganggu
hidup penyakit atau
4 : sedikit terganggu
7. Perubahan pembedahan, dengan
5 : tidak terganggu
lingkungan cara yang tepat.
social 5. Tentukan perubahan
fsik saat ini apakah
Factor yang berkontribusi pada
berhubungan: citra disi pasien
1. Cedera
2. Gangguan Peningkatan Harga
fungsi Diri
psikososial 1. Anjurkan klien untuk
3. Ketidaksesuaian menilai
spiritual kekuatan pribadinya
4. Penyakit 2. Anjurkan kontak mata
5. Perubahan dalam
fungsi kognitif berkomunikasidengan
6. Perubahan orang lain.
fungsi tubuh 3. Bantu klien menerima
(karena ketergantunganterhad
anomaly, ap orang lain.
penyakit, 4. Bantu klien menerima
medikasi, perubahan baru.
kehamilan, 5. Fasilitasi lingkungan
radiasi, dan aktifitas yang
pembedahan, akanmeningkatkan
trauma,dll) harga diri klien.
7. Perubahan 6. Monitor tingkat harga
persepsi diri diri klien dari
waktuke waktu yang
tepat

58
5. Definisi pengetahuan Setelah dilakukan tindakan NIC : pengajaran :
keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Proses penyakit
Definisi: dengan kriteria hasil : 1. Kaji tingkat
Ketiadaan atau pengetahuan pasien
defisiensi informasi Noc : pengetahuan : terkait dengan proses
kognitif yang berkaitan Menejemen arthritis penyakit yang
dengan topic tertentu spesifik
No. Indikator T 2. Jelaskan
Batasan kerakteristik: 1. Tanda dan 5 patofisiologi
1. Ketidakakuratan gejala penyakit penyakit dan
melakukan tes bagaimanan
2. Ketidak akuratan 2. Manfaat 5 hubungannya
mengikuti olaraga teratur dengan anatomi dan
peraturan fisiologi,sesuai
3. Kurangnya 3. Strategi 5 kebutuhan
pengetahuan pengelola nyeri 3. Review prngrtahuan
4. Prilaku tidak tepat pasien mengenai
( mis, hysteria, 4. Efek samping 5 kondisinya
bermusuhan, obat 4. Kenali pengetahuan
agitasi, apatis ) pasien mengenai
Keterangan : kondisinya
Faktor yang 1. Tidak ada pengetahuan 5. Jelaskan tanda dan
berhubungan : 2. Pengetahuan terbatas gejala yang umum
1.Gangguan fungsi 3. Pengetahuan sedang dari penyakit, sesuai
kognitif 4. Pengetahuan banyak kebutuhan
2.Gangguan memori 5. Pengetahuan sangat banyak 6. Ekplorasi bersama
3.Kurang informasi pasien apakah dia
4.Kurang minat untuk telah melakukan
belajar menajemen gejala.
5.Kurang sumber 7. Jelaskan mengenai
pengetahuan proses penyakit,
6.Salah pengertian sesuai kebutuhan
terhadap orang lain

59
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degenerasi pada sendi yang
melibatkan kartilago, lapisan sendi, ligamen, dan tulang sehingga
menyebabkan nyeri dan kekakuan pada sendi (Center for Disease Control
and Prevention (CDC), 2014).
Penderita osteoarthritis pada umumnya mengalami gangguan
fungsional, penderita sulit bangkit dari duduk , jongkok berdiri atau jalan,
jalan naik turun tangga atau aktivitas yang membebani lutut (Parjoto,
2000). Hal ini disebabkan karena pada penderita osteoarthritis ada gejala
yang ditemukan, antara lain nyeri. Nyeri ini berhubungan dengan
penurunan kekuatan otot Quadriceps dextra. Otot tersebut merupakan
stabilisator utama sendi lutut yang berfungsi sebagai pelindung struktur
sendi lutut. Dengan adanya nyeri ini juga akan menurunkan luas gerak
sendi karena dengan adanya nyeri ini sendi menjadi jarang digerakkan.

B. Saran
Untuk memberitahukan pembaca mengenai penyakit osteoarthritis dan
untuk mengetahui gejala umum penyakit osteoarthritis.dan bagi tenaga
kesehatan dapat mengetahui penatalaksanaan bagi pasien penderita
osteoarthritis.

60
DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin.2009. fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta. Salemba Medika.


Noor Helmi, Zairin. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskulokeletal. Jakarta :
Salemba Medika.
Depkes RI, 2006. Pharmaceutical Care Untuk Pasien Arthritis Rematik. Jakarta :
Direktorat Bina farmasi Komunitas dan Klinik, Ditijen Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan.
Dieppe,paul A,2005. “Buku pintar kesehatan penyakit radang sendi”.
Eka M Pratiwi.2007."Jurnal faktor-faktor risiko osteoarthritis lutut” : Semarang.
Williams,Wilkins. 2014. buku saku patofisiologi. Jakarta. EGC.

61

Anda mungkin juga menyukai