Disusun Oleh:
Kelompok 3 :
DI SUSUN OLEH :
NIM : 171030100157
Kelas : 8D Keperawatan
Kelompok : Kelompok 1
TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021
A. Anatomi dan Fisiologis
Sendi lutut merupakan sendi yang kompleks bila dibandingkan dengan sendisendi lainnya
pada tubuh manusia karena berkaitan dengan tulang yang membentuk sendi, aktivitas otot
yang terintegrasi dan adanya ligamentum yang memberi kesetabilan lutut. Sendi lutut
terdiri dari 3 bagian utama, yaitu sendi tibiofemoral medial dan lateral serta
patelofemoral.
Bangunan yang terdapat pada sendi lutut :
1. Tulang Sendi lutut
Terbentuk dari tulang femur bagian distal, tibia bagian proksimal, sedangkan fibula
bukan merupakan bagian dari sendi lutut.
2. Ligamentum
Penahan statik primer pada gerakan tibiofemoral adalah ligamentum cruciatum.
Terdapat 2 ligamenti yaitu ligamentum cruciatum anterior (ACL) dan ligamentum
cruciatum posteriorum (PCL). ACL berfungsi untuk mencegah luksasi lutut ke depan
dan mengontrol rotasi tibia terhadap femur. PCL berfungsi mencegah pergeseran
femur ke arah depan. Pada condilus tibia dan stabilitas rotasi sendi lutut. PCL paling
tegang pada saat internal rotasi tibia femur. Aksi valgus dan varus dikontrol oleh
ligamentum kolateral, yaitu ligamentum cruciatum mediana (MCL) dan ligamentum
cruciatum laterale (LCL).
3. Otot
Otot yang paling penting adalah kuadrisep femoris yang merupakan otot ekstensor
terbesar dari tungkai, terdiri dari vastus lateralis, vastus medialis, intermedius dan
rectus femoris.Tendonya menyatu dengan ligamentum patella menutupi patella dan
berinsersi pada tuberositas tibia. Otot kuadriseps merupakan stabilisator lutut dan
pelindung struktur sendi. 10 Fungsi fleksi lutut diperankan oleh otot hamstring yang
terdiri dari biseps femoris, semitendinosus, dan semimembranosus. Otot biseps
femoris berperan dalam rotasi eksternal lutut, sedangkan otot semitendinosus dan
semimembranosus berperan dalam rotasi internal lutut. Otot gastroknemius
membantu mengurangi hiperekstensi lutut.
4. Bursa
Bursa secara normal berlokasi antara jaringan lunak yang bergerak dan jaringan keras
(tulang) untuk mencegah gesekan, mengurangi keausan dan mencegah inflamasi.
Pada lutut terdapat 14 bursa, diantaranya bursa prepatellar yang memisahkan kulit
dengan patella, bursa infrapatellar superfisial terletak antara kulit dan bagian
proksimal ligamentum patellar, bursa infrapatellar profunda terletak didistal dari
ligamentum patellar. Bursa gastroknemius lokasinya di posterior dan medial dari
sendi lutut, di antara medial dari caput gastroknemius dan kapsul sendi. Bursa
semimembranosus terletak di medial dan posterior sendi lutut, diantara otot
semimembranosus dan medial dari caput gastrocnemius. Bursa anserina terletak
antara ligamentum kolateral medialis dan tendon sartorius, grasilis dan
semitendinosus.
5. Meniscus
Meniscus adalah bangunan tulang rawan yang berfungsi sebagai lubrikan dan
membantu mengurangi guncangan. Meniscus juga 11 membantu tulang femur saat
gerakan memutar (rolling) dan menggeser (gliding), dimana gerakan ini dapat
membatasi fleksi dan ekstensi yang berlebihan dari lutut. Terdapat 2 buah meniskus
pada lutut yaitu meniskus medial dan lateral. Meniskus medial bentuknya oval, dan
bagian luar berhubungan dengan bagian dalam ligamen collateral medial dan kapsul
sendi di sekitarnya. Meniskus lateral bentuknya sirkuler dan bagian luar hanya
berhubungan dengan kapsul lateral sendi.
B. Definisi Osteoarthirtis
Osteoarthritis adalah bentuk atritis yang paling umum, dengan jumlah pasiennya sedikit
melampaui separuh jumlah pasien arthritis. Osteoartritis adalah penyakit peradangan
sendi yang sering muncul pada usia lanjut. Jarang dijumpai pada usia dibawah 40 tahun
dan lebih sering dijumpai pada usia diatas 60 tahun.
Osteoarthritis juga dikenal dengan nama osteoartrosi yaitu melemahnya tulang rawan
pada engsel yang dapat terjadi di engsel manapun di sekujur tubuh. Tapi umumnya,
penyakit ini terjadi pada siku tangan, lutut, pinggang dan pinggul.
Osteoarthritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak, penyakit ini bersifat kronik,
berjalan progresif lambat, dan abrasi rawan sendi dan adanya gangguan pembentukan
tulang baru pada permukaan persendian.
C. Etiologi Osteoarthiritis
Penyebab dari osteoarthiritis hingga saat ini masihh belum terungkap, namun beberapa
faktor resiko untuk timbulnya osteoarthiritis antara lain adalah :
1. Umur
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang
terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin meningkat dengan
bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada
umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
2. Jenis Kelamin
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering
terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan dibawah
45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama padalaki dan wanita tetapi diatas
50 tahun frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini
menunjukkan adanya peran hormonal pada pathogenesis osteoartritis
3. Genetik
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis misal, pada ibudari
seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal terdapat dua
kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dananak-anaknya perempuan
cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dan anak perempuan dari
wanita tanpa osteoarthritis.
4. Suku
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat
perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoarthritis paha lebih
jarang diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia. Osteoartritis
lebih sering dijumpai pada orang- orang Amerika asli dari pada orang kulit putih. Hal
ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada
frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.
5. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria.Kegemukan ternyata tak
hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendiyang menanggung beban, tapi juga
dengan osteoartritis sendi lain
6. Faktor Gaya Hidup
Banyak penelitian telah membuktikan bahwa faktor gaya hidup mampu
mengakibatkan seseorang mengalami osteoarthritis. Contohnya adalah kebiasaan
buruk merokok. Merokok dapat meningkatkan kandungan karbon monoksida dalam
darah, menyebabkan jaringan kekurangan oksigen dan dapat menghambat
pembentukan tulang rawan.
D. Klasifikasi Osteoarthiritis
Osteoarthiritis dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu :
1. Osteoarthritis Primer disebut idiopatik disebabkan karena adanya faktor genetik yaitu
adanya abnormalitas kolagen sehingga mudah rusak.
2. Osteoarthritis Sekunder adalah osteoarthritis yang didasari oleh kelainan seperti
kelainan endokrin, trauma, kegemukan, dan inflamasi
H. Komplikasi Osteoarthiritis
1. Gangguan atau kesulitan gerak
2. Kelumpuhan yang menurunkan kualitas hidup penderita
3. Resiko jatuh
4. Patah tulang
I. Pencegahan Osteoarthiritis
Untuk mencegah osteoarthritis, lakukan hal-hal berikut :
1. Konsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayur dan kacang-kacangan
2. Minum obat yang direkomendasikan dokter
3. Pertimbangkan untuk menggunakan alat bantu saat beraktivitas untuk mengurahi
bahaya
4. Jaga gerakan yang dapat menyebabkan cidera tulang
5. Jika mengangkat benda, usahakan beban terbagi merata pada seluruh sambungan
tulang
6. Pilih sepatu yang tepat
7. Ketahui batas kemampuan gerakan dan kemampuan mengangkat beban
8. Teknik relaksasi juga dapat membantu, seperti mengambil napas dalam dan hypnosis
J. Patofisiologi
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang, dan
progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi mengalami
kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi
sendi. Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang
merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh stress
biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya polisakarida
protein yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit sehingga mengakibatkan
kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling sering terkena adalah sendi yang harus
menanggung berat badan, seperti panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi
interfalanga distal dan proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasmya gerakan. Hal ini
disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan ruang
sendi atau kurang digunakannya sendir tersebut. Perubahan-perubahan degeneratif yang
mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi
deformitas kongenital dan penyakit peradangan sendi lainnya akan menyebabkan trauma
pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga menyebabkan fraktur ada
ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya mengakibatkan
tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi
penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kriptasi, deformitas, adanya
hipertropi atau nodulus.
K. Pathway
Usia, jenis kelamin, faktor
keturunan, kegemukan
Proses Penuaan
Perubahan fungsi
sendi
Kurang Pemecahan
kondrosit
kemampuan
mengingat
Pengeluaran Kerusakan
Kontraktur tulang rawan
enzim lisosom
(Kekakuan sendi)
Resiko Jatuh
Penyempitan
rongga sendi
Kesulitan bergerak
Gangguan
Mobilitas Fisik
L. Asuhan Keperawatan
1. Melakukan Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku, bangsa, tanggal dan jam MRS,
b. Keluhan utama
Keluhan utama merupakan keluhan yang paling dirasakan dan yang paling sering
mengganggu pasien pada saat itu. Keluhan utama pasien dijadikan sebagai acuan
tindakan.
Riwayat penyakit sekarang merupakan rincian dari keluhan utama yang berisi
trauma, dan lain-lain. Hal ini perlu diketahui karna bisa saja penyakit yang
akan dilakukan.
e. Riwayat penyakit keluarga
Penyakit yang muncul pada lebih dari satu orang keluarga terdekat dapat
3. Menentukan Perencanaan
keperawatan
atauhasil akhir perawatan. Tujuan ini tidak tercapai sebelum pemulangan. Tujuan
orang lain. Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam waktu yang lama,
biasanya lebih dari satu minggu atau satu bulan. Kriteria hasil dalam
keperawatan.
Tujuan yang diharapkan bisa dicapai dalam waktu yang singkat, biasanya kurang
dari satu minggu. Tujuan jangka pendek ditujukan pada unsur E/S (etiologi, tanda
Kriteria hasil untuk diagnosa keperawatan mewakili status kesehatan klien yang
kolaburatif.
yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran
masalah
Komponen ini merupakan rangkaian perilaku atau aktivitas yang dikerjakan oleh
1) Tindakan observasi
karena serupa dengan tahap awal pada proses keperawatan dan agar tidak
2) Terapi keperawatan
pasien atau dapat mencegah perburuk masalah kesehatan pasien. Tindakan ini
umumnya menggunakan kata – kata ‘berikan’, ‘lakukan’ dan kata – kata
lainnya.
3) Pendidikan Kesehatan
4) Tindakan kolaborasi
‘konsultasikan’
tujuan yang telah ditetapkan dan partisipasi klien dalam tindakan keperawatan
prosedur
tujuan. Fase ketiga merupakan transmisi perawat dan pasien setelah implementasi
maupun manual serta merupakan tanggung jawab dari perawat. Menurut Ali
yang berisi data tentang keadaan pasien yang dilihat tidak saja dari tingkat
kesakitan akan tetapi juga dilihat dari jenis, kualitas dari layanan yang telah
Wartonah, 2015). Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil. Evaluasi
terdiri dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik selama program
Data Subjektif (S) dimana perawat menemui keluhan pasien yang masih dirasakan
hasilpengukuran atau observasi perawat secara langsung pada pasien dan yang
makna data subjektif dan objektif untuk menilai sejauh mana tujuan yang telah
apabila pasien mampu menunjukkan perilaku sesuai kondisi yang ditetapkan pada
tujuan, sebagian tercapai apabila perilaku pasien tidak seluruhnya tercapai sesuai
menunjukkan perilaku yang diharapkan sesuai dengan tujuan dan yang terakhir
adalah planning (P) merupakan rencana tindakan berdasarkan analisis. Jika tujuan
telah dicapai, maka perawat akan menghentikan rencana dan apabila belum
keperawatan pasien. Evaluasi ini disebut juga evaluasi proses (Dinarti, 2013).
Evaluasi yang diharapkan sesuai dengan masalah yang pasien hadapi yang telah
dibuat pada perencanaan tujuan dan kriteria hasil. Evaluasi penting dilakukan
untuk menilai status kesehatan pasien setelah tindakan keperawatan. Selain itu
juga untuk menilai pencapaian tujuan, baik tujuan jangka panjang maupun jangka
pendek, dan mendapatkan informasi yang tepat dan jelas untuk meneruskan,
2011).
Evidence adalah kumpulan fakta yang diyakini kebenarannya. Ada dua bukti yang
dihasilkan oleh evidence yaitu bukti eksternal dan internal. Evidence-Based Practice
in Nursing adalah penggunaan bukti ekternal dan bukti internal (clinical expertise),
Aspek legal etik keperawatan adalah aspek aturan keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbai
keperawatan.
1) Autonomi (Otonomi)
Prinsip ini menuntut perawat untuk melakukan hal yang baik sesuai dengan
3) Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan ketika perawat bekerja sesuai ilmu dan kiat
5) Veracity (Kejujuran)
Prinsip ini tidak hanya dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh
klien untuk meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia pasien.
7) Confidentiality (Kerahasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan
8) Accountability (Akuntabilitas)
professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
9) Informed Consent
“Informed Consent” terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti telah
mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya serta resiko
yang berkaitan dengannya.
3. Kepmenkes No. 1239 tahuun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat
(discharge planning)
b. Pencegahan primer
Upaya pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit belum mulai (pada
c. Pencegahan sekunder
Upaya pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit sudah berangsung namun
belum timbul tanda gejala sakit (pathogenesis awal) dengan tujuan proses
b. Pencegahan tersier
Pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit sudah lanjut (akhir periode
Pasien data ke UGD RSU Kota Tangerang Selatan dengan keluhan lutut kanan nyeri,
terasa kemeng-kemeng, terasa sakit, lutut kalau ditekuk tidak bisa sudah 1 mingguan,
sebelumnya pada hari minggu tanggal 14 Maret 2021 pasien terpeleset jatuh dan saat
itu lutut kanan merasakan sangat sakit yang luar biasa. Kemudian pada hari Senin 15
Maret 2021 dibawa ke klinik diperiksa dokter dan selanjutnya diberi rujukan ke RSU
kota Tangerang Selatan lalu opname. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan pasien
dalam keaadan kesehatan baik, kesadran compos mentis , TD: 110/80 mmHg, Suhu :
36,6 oC, RR: 21 x/mnt, Nadi : 90 x/mnt , TB: 160 cm BB: 53 kg, Pada pemeriksaan
pernafasan didapatkan Thorak Inspeksi Tidak terdapat retraksi dinding dada,
pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan, tidak tampak bantuan otot
pernafasan, pernafasan 21 x/mnt Palpasi Saat dipalpasi tidak ada teraba
massa/pembengkakan di dada, tidak ada nyeri tekan/lepas Perkusi Saat diperkusi
terdengar bunyi sonor di seluruh lapang paru (kiri dan kanan) Auskultasi Saat
diauskultas tidak terdengan adanya bunyi suara nafas tambahan. Pada pemeriksaan
sistem kardiovaskuler didapatkan irama jantung reguler , nyeri dada tidak ada , bunyi
jantung normal, CRT < 3 detik, serta akral hangat. Dari system persarafan ditemukan
GCS , Eye 4 , M 6 , V5 ( total 15), dari refleksi fisiologis normal, tidak ada gangguan
tidur. Dari system penginderaan ditemukan pupil isokor, sklera anikterik, konjunctiva
tidak anemis,Ny. L tidak memilik gangguan pendengaran serta penciuman. Dari
system perkemihan Kebersihan bersih, Jumlah urin normal, Warna jernih, bau tidak
ada. Tidak mengalami gangguan BAK. Dari system pencernaan ; Nafsu makan baik,
makan 2x sehari habis , Minum 6-8 gelas 1 hari (2 liter), Mulut Bersih, Mukosa
lembab, tidak ada kelainan pada tenggorokan, Abdomen supel, peristaltic usus
18x/menit, tidak ada pembesaran hepar dan lien. BAB teratur 1x/hari kuning
kecokelatan, konsistensi padat, lendir dan darah tidak ada. Dari system
muskuloskeltal ditemukan, gerakan bebas , kekuatan otot tangan kanan 5 kaki kanan
5, tangan kiri 5 kaki kiri 5,Ny. L tidak terlihat ikterik maupun pucat, turgor kulit
baik, tidak ada luka pada area abdomen, ditemukan nyeri skala 7. Tidak ada edema
pada tungkai. Nyeri saat ditekuk , tampak oedema pada daerah lutut. Dari system
endokrin tidak ditemukan pembesaran tiroid, maupun hiperglikemi seperti ganggren.
Personal Hygiene NY. L mandi 2x sehari, keramas setiap hari, sikat gigi 2x sehari,
ganti pakaian 2xsehari atau bila kotor langsung ganti pakaian, memotong kuku 1
minggu sekali. Dari segi psiko-sosio dan piritual, orang yang paling dekat Ny. L
adalah anaknya Ny. C , Hubungan dengan anggota keluarga lainnya maupun dengan
teman baik, kegiatan ibadah pun taat sholat 5 waktu. Terapi dan pemeriksaan
penunjang : Rapid Antigen Swab: Negatif Hasil Laboratorium: HB: 11.1 g/dl
Leukosit : 7,9 Ht34 Trombosit : 687 Glukosa sewaktu : 110 Albumin : 3,1 Natruin
: 140 Kalium : 3,5 Chlorida : 96 Pemberian terapi dan tindakan yang diberikan di
IGD sebagai berikut : Pro pemberian analgesic per infus / paren tral, Konsul Poli
Bedah orthopedi . Terapi Oral Cefixin 2 x 200 mg, Etorvell 2x 120 mg, Lansoprazole
2x 30 mg, Diet TKTP.
FORMAT PENGKAJIAN KMB
A. PENGKAJIAN
Jam : 08:00 WIB
Pengkajian tgl : 15 Maret 2021 NO. RM : 100499
Tanggal MRS : 15 Maret 2021 Dx. Masuk : Osteoarthritis
Ruang/Kelas : Melati Dokter yang merawat : Dr. Y
Nama : Ny. L
Umur : 65 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa : Jawa
Alamat : Jl. Cempaka KAV 341 A BNI RT.6/13, Serua ciputat, Kota Tangerang KEL.
Identitas
Pasien mengatakan lutut kanan nyeri, kemeng-kemeng, sakit,kalau ditekuk tidak bisa sudah 1
minggunan, pada hari minggu tanggal 14 maret 2021, pasien terpeleset jatuh dan saat itu lutut
kanan merasakan sakit yang luar biasa.
Kemudian pada hari Senin, 15 maret 2021 dibawa ke klinik diperiksa Dokter dan selanjutnya
diberi rujukan ke RSU Kota Tanggerang Selatan lalu opname.
Penglihatan (mata)
Pupil : Isokor Anisokor Lain-lain:
Sclera/Konjungtiva : Anemis Ikterus Lain-lain: Tidak Anemis
Lain-lain :
Pendengaran/Telinga :
Penginderaan
Masalah:
1. Nyeri Akut
2. Risiko Jatuh
3. Gangguan Mobilitas Fisik
Laboratorium
Diet TKTP
B. ANALISA DATA
No. Data Problem Etiologi
1. DS :
- Klien mengatakan lutut kanan
nyeri
- Klien mengatakan lututnya
kemeng-kemeng
DO :
- Compos mentis Nyeri Akut Agen Pencedera
- TD : 110/80 mmHg Fisiologis
- S : 36,6°C
- RR : 21x/mnt (D.0077)
- N : 90x/mnt
- Klien tampak meringis
- P : Saat menekuk lutut
- Q : Seperti di tusuk-tusuk
- R : Lutut sebelah kanan
- S : Skala 7 (1-10)
- T : Saat berjalan
2. DS :
- Klien mengatakan pernah jatuh
terpeleset
- Klien mengatakan lutut terasa
sakit sekali
Risiko Jatuh Riwayat Jatuh
DO : (D. 0054)
- Compos mentis
- TD : 110/80 mmHg
- S : 36,6°C
- RR : 21x/mnt
- N : 90x/mnt
- Klien terlihat ada odem di lutut
3. DS :
- Klien mengatakan lututnya tidak
bisa ditekuk sudah 1 minggu
- Klien mengatakan lutut kanan
sangat sakit
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d Agen pencedera fisiologis d/d lutut kanan terasa nyeri
2. Risiko jatuh d/d Riwayat jatuh
3. Gangguan mobilitas fisik b/d Nyeri d/d lutut tidak bisa ditekuk
Terapeutik
1. Berikan teknik
nonfarmakologi
s untuk
mengurangi
rasa nyeri
2. Kontrol
lingkungan
yang
memperberat
rasa nyeri
3. Fasilitasi
istirahat dan
tidur
4. Pertimbangkan
jenis dan
sumber nyeri
dalam
pemilihan
strategi
meredakan
nyeri
Edukasi
1. Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologi
s untuk
mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
2. 15 Maret Risiko jatuh Setelah dilakukan Risiko jatuh : -Untuk mengetahui
2021 d/d Riwayat tindakan Manajemen
defisit atau fisik pada
09:00 wib jatuh keperawatan keselamatan
selama 3x24 jam, lingkungan pasien terhadap
maka risiko jatuh (I.14513)
lingkungan yang
menurun dengan Observasi
kriteria hasil : 1. Identifikasi berpotensi
(L.14138) kebutuhan
menyebabkan jatuh
1. Jatuh dari keselamatan
tempat tidur 2. Monitor -Untuk mengenal
menurun perubahan status
perilaku dan faktor-
2. Jatuh saat keselamatan
berdiri menurun lingkungan faktor yang berpotensi
3. Jatuh saat
mengakibatkan jatuh
duduk menurun Terapeutik
4. Jatuh saat jalan 1. Hilangnya -Untuk mengenal
menurun bahaya
keadaan lingkungan
keselamatan
lingkungan sekitar yang
2. Modifikasi
berkontribusi
lingkungan
untuk terhadap resiko jatuh
meminimalkan
bahaya dan
risiko
3. Sediakan alat
bantu keamanan
lingkungan
4. Gunakan
perangkat
pelindung
5. Hubungi pihak
berwenang
sesuai masalah
komunitas
6. Fasilitasi
relokasi ke
lingkungan yang
aman
7. Lakukan
program
skrining bahaya
lingkungan
Edukasi
1. Ajarkan
individu,
keluarga dan
kelompok risiko
tinggi bahaya
lingkungan
3. 15 Maret Gangguan Setelah dilakukan Gangguan - Untuk mengetahui
2021 mobilitas fisik tindakan mobilitas fisik :
kemampuan pasien
09:30 wib b/d Nyeri d/d keperawatan Dukungan
lutut tidak selama 3x24 jam, mobilisasi dalam melakukan
bisa ditekuk maka mobilitas (I.05173)
aktivitasnya
fisik meningkat Observasi
dengan kriteria 1. Identifikasi - Untuk mempercepat
hasil : adanya nyeri
proses
(L.05042) atau keluhan
1. Pergerakan fisik lainnya penyembuhan dan
ekstremitas 2. Identifikasi
segera
meningkat toleransi fisik
2. Kekutan otot melakukan memandirikan
meningkat pergerakan
pasien
3. Rentang gerak 3. Monitor
(ROM) frekuensi - Untuk memberikan
meningkat jantung dan
pengetahuan kepada
4. Nyeri menurun tekanan darah
5. Kaku sendi sebelum pasien mengenai
menurun memulai
perubahan posisi
mobilisasi
Terapeutik
1. Fasilitasi
aktivitas
mobilisasi
dengan alat
bantu
2. Fasilitasi
melakukan
pergerakan, jika
perlu
3. Libatkan
keluarga untuk
membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan
dan prosedur
mobilisasi
2. Anjurkan
melakukan
mobilisasi dini
3. Ajarkan
mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan
E. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Ny. L
Diagnosis Medis : Osteoarthritis
Ruang Rawat : Melati
Tgl/ No. DK Implementasi SOAP
Jam
15 Maret Nyeri akut b/d 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, S : Klien mengatakan masih
17:00 terasa nyeri pada lutut kanan
Agen durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
WIB
pencedera nyeri O:
- Klien tampak
fisiologis d/d 2. Mengidentifikasi skala nyeri
meringis
lutut kanan 3. Memberikan teknik nonfarmakologis - Keadaan compos
mentis
terasa nyeri untuk mengurangi rasa nyeri
- TD :110/80 mmHg
(L.08238) 4. Memfasilitasi istirahat dan tidur - S : 36,6 °C
- N : 90 x/mnt
5. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
- RR : 21x/mnt
6. Menganjurkan memonitor nyeri
A : Masalah teratasi
secara mandiri
sebagian
7. Mengkolaborasikan pemberian
P : Lanjutkan intervensi
analgetik, jika perlu
1,2,3,5,6,7
- P : Saat menekuk lutut
- Q : Seperti ditusuk-
tusuk
- R : Lutut sebelah kanan
- S : Skala menjadi 6 (1-
10)
- T : Saat berjalan
15 Maret Risiko jatuh 1. Mengidentifikasi kebutuhan S : Klien mengatakan lutut
d/d Riwayat terasa sakit sekali
18:00 keselamatan
jatuh
WIB (I.14513) 2. Memonitor perubahan status O:
- Klien telihat lututnya
keselamatan lingkungan
terdapat odem
3. menghilangnya bahaya keselamatan - Keadaan compos
mentis
lingkungan
- TD :110/80 mmHg
4. Memodifikasi lingkungan untuk - S : 36,6 °C
- N : 90 x/mnt
meminimalkan bahaya dan risiko
- RR : 21x/mnt
5. Mefasilitasi relokasi ke lingkungan
A : Masalah teratasi
yang aman
sebagaian
6. Mengajarkan individu, keluarga dan
P : Lanjutkan intervensi
kelompok risiko tinggi bahaya
1,2,3,4,5
lingkungan
P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,5,6
- P : Saat menekuk
lutut
- Q : Seperti ditusuk-
tusuk
- R : Lutut sebelah
kanan
- S : Skala menjadi 4
(1-10)
- T : Saat berjalan
16 Maret Risiko jatuh 1. Mengidentifikasi kebutuhan keselamatan S : Klien mengatakan
09:30 d/d Riwayat lututnya masih terasa
2. Memonitor perubahan status keselamatan
WIB jatuh sakit
(I.14513) lingkungan
3. Menghilangnya bahaya keselamatan
O:
lingkungan - Klien telihat
odem pada
4. Memodifikasi lingkungan untuk lututnya sedikit
berkurang
meminimalkan bahaya dan risiko
- Keadaan compos
5. Memfasilitasi relokasi ke lingkungan mentis
- TD :110/80
yang aman
mmHg
- S : 36,6 °C
- N : 90 x/mnt
- RR : 21x/mnt
A : Masalah teratasi
sebagaian
P : Lanjutkan intervensi
2,3,4,5
16 Maret Gangguan 1. Mengidentifikasi toleransi fisik S : Klien mengatakan
11:00 Mobilitas Fisik lututnya sudah mulai bisa
melakukan pergerakan
WIB b/d Nyeri sedikit ditekuk
(I.05173) 2. Memfasilitasi melakukan pergerakan,
O:
jika perlu
- Klien tampak
3. Melibatkan keluarga untuk membantu masih kesulitan
untuk menekuk
pasien dalam meningkatkan pergerakan
lututnya
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur - Keadaan compos
mentis
mobilisasi
- TD :110/80
5. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang mmHg
- S : 36,6 °C
harus dilakukan
- N : 90 x/mnt
- RR : 21x/mnt
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
1,2,3,5
Nama Klien : Ny. L
Diagnosis Medis : Osteoarthritis
Ruang Rawat : Melati
Tgl/ No. DK Implementasi SOAP
Jam
17 Maret Nyeri akut b/d 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, S : Klien mengatakan
14:00 nyeri lutut bagian kanan
Agen durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
WIB sudah mulai berkurang
pencedera nyeri
O:
fisiologis d/d 2. Mengidentifikasi skala nyeri
- Klien tampak
lutut kanan 3. Memberikan teknik nonfarmakologis meringis
- Keadaan compos
terasa nyeri untuk mengurangi rasa nyeri
mentis
(L.08238) 4. Menganjurkan memonitor nyeri secara - TD :110/80
mmHg
mandiri
- S : 36,6 °C
5. Mengkolaborasikan pemberian analgetik, - N : 90 x/mnt
- RR : 21x/mnt
jika perlu
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
2,3,5
- P : Saat menekuk
lutut
- Q : Seperti ditusuk-
tusuk
- R : Lutut sebelah
kanan
- S : Skala menjadi 2
(1-10)
- T : Saat berjalan
17 Maret Risiko jatuh 1. Memonitor perubahan status S : Klien mengatakan
16:00 d/d Riwayat sakit pada lutut mulai
keselamatan lingkungan
WIB jatuh berkurang
(I.14513) 2. Menghilangnya bahaya keselamatan
O:
lingkungan
- Klien telihat
3. Memodifikasi lingkungan untuk odem pada
lututnya
meminimalkan bahaya dan risiko
berkurang
4. Mefasilitasi relokasi ke lingkungan - Keadaan compos
mentis
yang aman
- TD :110/80
mmHg
- S : 36,6 °C
- N : 90 x/mnt
- RR : 21x/mnt
A : Masalah teratasi
sebagaian
P : Lanjutkan intervensi
1,3,4
17 Maret Gangguan 1. Mengidentifikasi toleransi fisik S : Klien mengatakan
17:00 Mobilitas Fisik lututnya sudah mulai bisa
melakukan pergerakan
WIB b/d Nyeri d/d ditekuk
lutut tidak bisa 2. Memfasilitasi melakukan pergerakan,
ditekuk O:
jika perlu
(I.05173) - Klien tampak
3. Melibatkan keluarga untuk membantu sudah mulai bisa
menekuk lututnya
pasien dalam meningkatkan pergerakan
- Keadaan compos
4. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang mentis
- TD :110/80
harus dilakukan
mmHg
- S : 36,6 °C
- N : 90 x/mnt
- RR : 21x/mnt
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
1,3,4
Daftar Pustaka
Tim Pokja SLKI DPP PPNI.2019.Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat.
https://www.academia.edu/35378589/LAPORAN_PENDAHULUAN_OSTEOARTHIRITIS
https://www.academia.edu/5555621/ASKEP_osteoarthritis