Anda di halaman 1dari 11

OSTEOARTHRITIS

1. Definisi

Osteoarthritis (OA) adalah penyakit sendi yang terjadi pada cartilago (tulang rawan)
yang ditandai dengan timbulnya nyeri saat terjadi penekanan sendi yang terkena. Kelainan
pada kartilago akan berakibat tulang bergesekan satu sama lain, sehingga timbul gejala
kekakuan, nyeri pembatasan gerak pada sendi. (Helmi, 2016).

OA juga dikenal sebagai artritis degeneratif atau penyakit sendi degeneratif atau
Osteoartrosis, yang merupakan suatu kelompok abnormalitas mekanik yang melibatkan
degradasi/ kerusakan dari sendi, termasuk kartilago artikular dan tulang subkondral (Di
Cesare,et al., 2009).

2. Etiologi
Penyebab dari OA untuk sekarang masih belum jelas tetapi factor resiko OA dapat
diketahui dari :
a. Umur.
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang terkuat.
Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin meningkat dengan bertambahnya umur.
Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40 tahun dan
sering pada umur diatas 60 tahun.
b. Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering terkena
osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan dibawah 45 tahun
frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun
frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya
peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.

c. Genetik
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu dari seorang
wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal terdapat dua kali lebih
sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya perempuan cenderung
mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dananak perempuan dari wanita tanpa
osteoarthritis.
d. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak hanya
berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan
osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).

3. Patofisiologi
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang dan
progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi mengalami
kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi
sendi.Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang merupakan
unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh stress biomekanik tertentu.
Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya polisakarida protein yang membentuk
matriks di sekeliling kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sendi yang
paling sering terkena adalah sendi yang harus menanggung berat badan, seperti panggul lutut
dan kolumna vertebralis. Sendi interfalanga distal dan proksimasi. Osteoartritis pada beberapa
kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri
yang dialami atau diakibatkan penyempitan ruang sendi atau kurang digunakannya sendi
tersebut. Perubahanperubahan degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa
tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan
sendi lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan 15
ekstrinsik sehingga menyebabkan fraktur ada ligamen atau adanya perubahan metabolisme
sendi yang pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran,
tulang menjadi tebal dan terjadi penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki
kripitasi, deformitas, adanya hipertropi atau nodulus.
4. Manfestasi Klinis

Penyakit Osteoarthritis mempunyai gejala-gejala yang menulitkan penderitanya.


Gejala-gejala tersebut diantaranya nyeri sendi, kekakuan, pembengkakan. Nyeri yang dialami
diperberat dengan aktivitas atau menahan berat tubuh dan berkurang dengan istirahat.
Kekakuan terjadi ketika di pagi hari atau setelah bangun tidur dan mereda kurang dari 30
menit. Pembengkakan disebebabkan karena synovitis dengan efusi. Gangguan fungsi
disebabkan karena nyeri yang terjadi dan kerusakan struktur sendi. (Nyeri sendi) : (Nurarif
dkk, 2015)

a. Nyeri sendi, keluhan utama dan cenderung memiliki onset yang perlahan.
b. Hambatan gerak sendi, gangguan ini biasanya semakin berat dengan pelanpelan sejalan
dengan bertambahnya rasa nyeri.
c. Nyeri bertambah dengan aktifitas, membaik dengan istirahat , terasa paling nyeri pada
akhir , dan seiring dengan memburuknya penyakit, menjadi semakin parah, sampai pada
tahap dimana pergerakan minimal saja sudah menimbulkan rasa nyeri dan biasa
menganggu tidur
d. Kekakuan paling ringan pada pagi hari namun terjadi berulang-ulang sepanjang hari
dengan periode istirahat.
e. Krepitasi, rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit 6.
Pembesaran sendi (deformitas)
f. Perubahan gaya berjalan
g. Tanda-tanda peradangan pada sendi (nyeri tekan , gangguan gerak, rasa hangat yang
merata dan warna kemerahan)

5. Klasifikasi
Menurut Yuliana (2019). Osteoarthritis diklasifikan menjadi :
a. Tipe primer (idiopatik)
Osteoartritis primer disebut juga dengan osteoartritis idiopatik dimana kausanya tidak
diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan
lokal pada sendi.
b. Tipe sekunder
Osteoartritis sekunder adalah osteoartritis yang didasari oleh kelainan endokrin,
inflamasi, metabolik, pertumbuhan, herediter, jejas makro dan mikro serta imobilisasi
yang terlalu lama (Soeroso S et al., 2006).

6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan serologi (untuk indikasi inflamasi) dan cairan synovial dalam batas normal,
pemeriksaan mikroskopis
b. Foto rontgent polos menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi sebagai
penyempitan rongga sendi
c. Pemeriksaan zat besi dan kalsium

7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan OA berdasarkan sendi yang terkena dan berat ringannya OA yang
diderita. Penatalaksanaan OA dibagi atas 3 hal, yaitu :
a. Terapi non-farmakologis
1) Edukasi Penjelasan kepada pasien perlu dilakukan agar pasien dapat mengetahui serta
memahami tentang penyakit yang dideritanya, bagaimana agar penyakitnya tidak
beryambah semakin parah, dan agar persendiannya tetap terpakai
2) Terapi fisik atau rehabilitasi Pasien dapat mengalami kesulitan berjalan akibat rasa
sakit. Tetapi ini dilakukan untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat dipakai
dan melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit
3) Penurunan berat badan Berat badan yang berlebih merupakan factor yang
memperberat OA. Oleh karena itu, berat badan harus dapat dijaga agar tidak berlebih
dan diupayakan untuk melakukan penurunan berat badan apabila berat badan berlebih
b. Terapi Farmokologis Penanganan terapi farmakologis melingkupi penurunan rasa nyeri
yang timbul, mengoreksi gangguan yang timbul dan mengidentifikasi
manifestasimanifestasi klinis dari ketidakstabilan sendi
1) Obat Antiinflamasi Nonsteroid (AINS), Inhibitor Siklooksigenase-2 (COX 2), dan
Asetaminofen Untuk mengobati rasa nyeri yang timbul pada OA lutut, penggunaan
obat AINS dan Inhibitor COX-2 dinilai lebih efektif daripada penggunaan
asetaminofen. Namun karena resiko toksisitas obat AINS lebih tinggi daripada
asetaminofen, asetaminofen tetap menjadi obat pilihan pertama dalam penanganan rasa
nyeri pada OA. Cara lain untuk mengurangi dampak toksisitas dari obat AINS adalah
dengan cara mengkombinasikannya dengan menggunakan inhibitor COX-2
2) Chondroprotective Agent 20 Adalah obat-obatan yang dapat menjaga atau meragsang
perbaikan dari kartilago pada pasien OA. Obat-obatan yang termasuk dalam kelompok
obat ini adalah : tetrasiklin, asam hialuronat, kondroitin sulfat, glikosaminoglikan, vit
c, dll.
c. Terapi Pembedahan Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis tidak berhasil untuk
mengurangi rasa sakit dan juga untuk melakikan korelasi apabila terjadi demormitas sendi
yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Osteoatrithis

1. Pengkajian

Sumber data pengkajian yang dilakukan pada pasien

dengan osteoartritis meliputi:

a. Riwayat keperawatan.
Dalam pengkajian riwayat keperawatan, perawat perlu mengidentifikasi adanya :
1) Rasa nyeri/sakit tulang punggung (bagian bawah), leher dan pinggang
2) Berat badan menurun
3) Biasanya di atas 45 tahun
4) Jenis kelamin sering pada Wanita
5) Pola latihan dan aktivitas
6) Keadaan nutrisi (mis, kurang vitamin D dan C, serta
7) kalsium)
8) Merokok, mengonsumsi alkohol dan kafein
9) Adanya penyakit endokrin: diabetes mellitus, hipertiroid, hiperparatiroid, Sindrom
Cushing, akromegali, Hipogonadisme.

b. Pemeriksaan fisik :
1) Lakukan penekanan pada tulang punggung terdapat nyeri tekan atau nyeri pergerakan
2) Periksa mobilitas pasien
3) Amati posisi pasien yang nampak membungkuk
4) Riwayat Psikososial.
Penyakit ini sering terjadi pada wanita. Biasanya sering timbul kecemasan, takut
melakukan aktivitas, dan perubahan konsep diri. Perawat perlu mengkaji masalah-
masalah psikologis yang timbul akibat proses ketuaan dan efek penyakit yang
menyertainya.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data pengkajian, diagnosis keperawatan untuk klien osteoartritis sebagai berikut :
a. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan proses penyakit.
b. Nyeri akut b.d agen pencedara fisiologis
c. Gangguan citra tubuh b.d perubahan fungsi tubuh
d. Ansietas b.d penyakitnya

3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Rencana keperawatan


Tujuan dan Kriteria Hasil (Intervensi )
Gangguan Mobilitas Fisik Setelah dilakukan tindakan Dukungan Mobilisasi
keperawatan diharapkan Observasi
mobilitas fisik meningkat - Identifikasi adanya
kriteria hasil: nyeri atau keluhan
- Pergerakan ekstremitas fisik lainnya.
meningkat - Identifikasi toleransi
- Gerakan terbatas fisik melalui
menurun pergerakan.
- Rentang gerak (ROM) - Monitor kondisi
meningkat umum selama
melakukan
mobilisasi.
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas
mobilisasi
dengan alat bantu.
- Fasilitasi melakukan
pergerakan, jika
perlu.
- Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan.
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi.
- Anjurkan melakukan
mobilisasi dini.
- Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis.
duduk di tempat
tidur)
Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
keperawatan diharapakan Observasi:
- Identifikasi lokasi,
nyeri berkurang dengan
karakteristik, durasi,
Kriteria hasil :
frekuensi, kualitas,
- TTV dalam batas normal
intensitas nyeri
- Skala nyeri berkurang
- Identifikasi skala nyeri
- Pasien tidak meringis
- Identifikasi respons
- Pasien merasa nyaman
nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang
nyeri
- Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas
hidup
- Monitor efeks amping
penggunaan analgetik
Terapeutik:
- Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa
nyeri
- Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan
tidur
- Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Ajarkan teknik
nonfarmakologi
suntuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberi
ananalgetik, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Helmi, M.( 2016). Kerusakan Proteoglikan Pada Osteoarthritis. Jurnal Ilmiah Sains,
Tehnologi, Ekonomi, Sosial Dan Budaya, Volume 1 Nomer 1.
Kurnia, Syamsudin, 2019. “Osteoarthritis Diagnosis, Penananganan dan Perawatan di
Rumah”. Yogyakarta : Fitramaya.
PPNI. (2017). Standar diagnosis keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik.,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2019). Standar luaran keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasi Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: EGC.
Seroso (2006). Latihan Theraband Lebih Baik Menurunkan Nyeri Daripada Latihan
Quadriceps Bench Pada Osteoarthritis Genu. Jurnal Fisioterapi. Volume 13. Nomor 1:
Mei 2014:hlm 1-6

Anda mungkin juga menyukai