TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan adanya
kerusakan kartilago sendi. Area-area dari tubuh yang paling sering terkena OA adalah vertebra,
Osteroartritis adalah kerusakan pada persendian, suatu penyakit dengan struktur dalam
persendian yang mengalami perubahan secara patologis. Hal ini diikuti dengan adanya
peningkatan ketebalan dan sklerosis dari subchondral bony plate, perkembangan osteofit pada
batas persendian, peregangan dari articular capsule, sinovitis yang luas pada banyak
2.2 Klasifikasi
Merupakan osteoarthritis yang paling sering di kalangan masyarakat. Dialami pada usia
45 tahun keatas sebagai akibat dar penuaan alami. Menyerang secara perlahan tapi
progresif, dan dapat mengenai lebih dari satu prsendian. Biasanya menerang sendi-
dan makro serta imobilisasi yang terlalu lama. Dialami pada usia kurang dari 45 tahun.
2.3 Epidemiologi
OA dipengaruhi oleh pekerjaan dan aktivitas, ras, golongan, keturunan, berat badan,
usia dan jenis kelamin. Umunya menyerang lansia, dengan prevalensi 20% populasi. Puncak
awitannya pada usia 50 tahun. Perbandiangan antara wanita dengan pria ialah dua banding
satu. Sekitarnya 50% dari populasi mengalami perubahan radiologis dari osteoarthritis, namun
penderita osteoarthritis ialah penari balet. Sedangakan menurut ras, penderita osteoarthritis
lebih banyak diderita orang Amerika daripada ras Kaukasia. Dan orang cina di hongkong
menderita lebih sedikit osteoarthritis daripada ras Kaskaukasia. Menurut hubungan familial
saudara perempuan dari seorang perempuan yang sendi distalnya terkena osteoarthritis (nodus
Heberden) lebih mungkin menderita penyakit yang sama pada sendi-sendi yang sama pula.
2.5 Etiologi
Selama ini OA sering dipandang sebagai akibat dari suatu proses ketuaan yang tidak dapat
dihindari. Para pakar yang meneliti penyakti ini sekarang berpendapat, OA merupakan penyakit
kartilago yang penyebabnya belum diketahui dengan jelas3. Faktor genetik agaknya penting
Permukaan tulang rawan menjadi kasar (fibrilasi) dan aus (menipis), sehingga
tulang di bawahnya.
2.6 Patogenesis
Terdapatnya jejas mekanis dan kimiawi diduga merupakan faktor penting yang
merangsang terbentuknya molekul abnormal dan produk degradasi kartilago di dalam cairan
synovial yang mengakibatkan terjadinya inflamasi sendi, kerusakan khondrosit, dan timbulnya
rasa nyeri. Jejas mekanis dan kimiawi pada sendi sinovial yang terjadi secara multifaktorial
antara lain disebabkan karena faktor umur, stress mekanis atau penggunaan sendi yang
Kelebihan produk hasil degradasi matriks menghambat fungsi matriks rawan sendi ini
cenderung berakumulasi di sendi dan menghambat fungsi rawan sendi serta mengawali
menyebabkan penumpukan thrombus dan kompleks lipid pada pembuluh darah subkondral,
menimbulkan bone angina lewat subkondrhal yang diketahui mengandung ujung saraf sensible
yang dapat menghantarkan rasa sakit. Selain karena dilepaskannya prostaglandin dan
interleukin, rasa sakit juga ditimbulkan karena terlepasnya kinin dan prostaglandin yang
menyebabkan radang sendi, peregangan tendo atau ligamentum serta spasmus otot-otot ekstra
artikuler yang diakibatkan kerja berlebihan. Akut pada sendi juga diakibatkan oleh adanya
osteofit yang yang menekan periosteum dan radix saraf yang berasal dari medulla spinalis serta
kenaikan tekanan vena intra medullar akibat stasis vena intra medullar karena proses
remodeling pada trabekula dan subkondrial. Osteofit terbentuk dari proses degeneratif masa
kartilago, sehingga terjadi perubahan reaktif pada tepi sendi dan paha tulang subkondrium
Dengan adanya jejas mekanis maka makrofag dalam cairan synovial akan memproduksi
sitokin. Sitokin akan merangsang kondrosit umemproduksi CFSs yang dapat mempengaruhi
monosit dan PA (Plasminogen Aktivator) untuk mandegradasi rawan sendi secara langsung.
1. Usia
Faktor ketuaan merupakan factor yang terkuat. Prevalensi dan beratnya semakin meningkat
dengan bertambahnya umur. Perubahan tulang rawan sendi pada ketuaan berbeda dengan
2. Jenis kelamin
Wanita lebih sering menderita OA lutut dan OA banyak sendi, sedangkan laki-laki lebih
3. Suku bangsa
4. Genetik
Mutasi dalam gen prokolagen II atau gen structural lain untuk unsure-unsur tulang rawan
sendi, protein, pengikat, atau proteoglikan berperan dalam kecenderungan familial pada
OA tertentu.
Faktor mekanis berperan karena adanya peningkatan beban mekanis dan juga peran
metabolic.
7. Kelainan pertumbuhan
dengan aktivitas tertentu, kekakuan atau sulit bergerak. Pada pemeriksaan fisik dapat
ditemukan benjolan sendi PIP yang disebut nodus bouchard. Ditandai juaga dengan adanya
krepitasi, keterbatasan gerak, deformitas, kista Baker atau kista synovial lainnya. Sendi-sendi
yang terkena ialah panggul, pergelangan kaki, bahu, vertebralis lumbalis, dan bahu.
o Tes laboraturium :
o Analisa cairan engsel, untuk mengetahui apakah nyeri dan inflamasi pada
o Atroskopi, berupa kamera kecil yang diletakkan dalan engsel tulang. Untuk
o Radiologis (Foto thorax), pada gambaran radiologis terdapat celah sendi yang
2.9 Komplikasi
Komplikasi dapat terjadi apabila osteoarthritis tidak ditangani dengan serius. Terdapat
o Komplikasi Kronis
Komplikasi kronis berupa malfungsi tulang yang signifikan, yang terparah ialah
terjadinya kelumpuhan.
o Komplikasi Akut
Micrystaline arthrophy
Osteonekrosis
Bursitis
Rheumatid arthritis
Pseudo gout
Inflammatory arthritis
Seronogative spondyloarthropaty
Infeksi sendi
Reactive Arthritis
2.11 Penatalaksanaan
Preventif (pencegahan):
- Pertimbangkan untuk menggunakan alat bantu saat beraktivitas untuk mengurangi bahaya.
- Jika mengangkat benda, usahakan beban terbagi merata pada seluruh sambungan tulang.
- Teknik relaksasi juga dapat membantu, seperti mengambil napas dalam dan hipnosis.
Kuratif (pengiobatan):
Pengelolaan osteoarthritis berdasarkan atas distribusinya (sendi mana yang terkena0 dan berat
1. Terapi Non-Farmakologis
Edukasi atau penerangan: agar pasien tahu tentang penyakitnya dan cara
Terapi fisik dan rehabilitasi: untuk melatih pasien agar persendiannya tetap
bias dipakai dan melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit.
Penurunan berat badan: berat badan dijaga agar tidak berlebihan, seperti
2. Famarkologis
peroral.
perbaikan tulang rawan sendi pada pasien OA, contohnya: tetrasiklin, asam
desmotase.
3. Terapi Bedah
Diberikan bila terapi farmakologis tidak berhasil untuk mengurangi rasa sakit dan
Osteotomi
2.12 Prognosis
Prognosis OA tergantung dari sendi-sendi apa saja yang terkena dan beberapa kondisi
tertentu. Sebagian besar nyeri diatasi denga obat-obatan konservatif. Hanya kasus-kasus berat
yang memerlukan operasi, namun prognosis baik apabila pergantian sendi pada operasi
berjalan sukses.