P27226022160
PENDAHULUAN
1
2
(6) Berjalan jauh serta mengalami gangguan untuk aktivitas sholat terutama
untuk duduk antara dua sujud, serta berdiri lama.
Pada kasus osteoarthritis ini peranan fisioterapi, yaitu :
a. Mengurangi nyeri
b. Meningkatkan lingkup gerak sendi
c. Meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan aktivitas fungsional.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut fisioterapi
menggunakan berbagai modalitas yaitu Infra-Red (IR), Trancutaneus
Electrical Nerve Stimulation (TENS) dan Terapi Latihan.
Menurut Badan Pusat Statistika (BPS), Indonesia termasuk Negara
berstruktur tua dimana hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk lansia
pada tahun 2008, 2009 dan 2012 telah mencapai diatas 7% dari keseluruhan
penduduk secara global diprediksi populasi lansia di Indonesia akan terus
mengalami peningkatan. Meskipun bukan suatu penyakit, namun
bersamaan dengan proses penuaan dan tingginya usia harapan hidup maka
akan meningkatkan jumlah angka kesakitan akibat penyakit degeneratif dan
disabilitas yang diakibatkan. Penyakit degeneratif yang biasanya sering
terjadi pada proses penuaan salah satunya yaitu Osteoarthritis.
Osteoarthritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit
ini bersifat kronik, berjalan progresif, tidak meradang, dan ditandai oleh
adanya pengikisan rawan sendi dan pembentukan tulang baru pada
permukaan sendi. Gangguan ini sedikit lebih banyak terjadi pada
perempuan daripada laki-laki terutama pada orang yang berusia lebih dari
45 tahun. Penyakit ini pernah dianggap sebagai suatu proses penuaan
normal, sebab kejadian bertambah dengan meningkatnya usia (Price and
Wilson, 2006).
Osteoarthritis Genu adalah penyakit degeneratif pada sendi genu
karena adanya abrasi tulang rawan sendi dan pembentukan tulang baru pada
permukaan persendian yang mampu menyebabkan kelemahan otot dan
tendon sehingga membatasi gerak dan menyebabkan nyeri. Penyakit
degeneratif pada genu dapat menyebabkan permukaan sendi genu menjadi
tidak teratur dan kasar, ini akan menyebabkan rasa sakit dan bengkak pada
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Osteoarthritis Genu ?
2. Apa saja gejala dan faktor risiko terjadinya Osteoarthritis Genu ?
3. Bagaimana intervensi fisioterapi pada Osteoartritis Genu ?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui dan memahami makna penyakit Osteoarthritis Genu
2. Memahami gejala dan faktor risiko terjadinya Osteoarthritis Genu
3. Mengetahui metode fisioterapi yang harus dilakukan kepada pasien
Osteoarthritis Genu
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis
5
2.1 Osteoarthritis
A. Pengertian
Osteoarthritis merupakan penyakit degeneratif pada sendi yang
melibatkan kartilago (tulang rawan) dan banyak jaringan sekitarnya (Litwic
et al, 2013). Secara umum, telah diketahui bahwa Osteoarthritis terjadi
karena adanya penipisan atau degradasi tulang rawan di persendian.
Hilangnya tulang rawan artikular telah dianggap sebagai penyebab utama
Osteoarthritis, tetapi kombinasi dari perubahan seluler dan tekanan
biomekanik juga dapat menyebabkan Osteoarthritis, termasuk remodeling
tulang subkondral, pembentukan osteofit, pengembangan lesi sumsum
tulang, perubahan sinovium, kapsul sendi, ligament dan otot periartikular,
serta robekan meniskus dan ekstrusi (Man dan Mologhianu, 2014).
Osteoarthritis Genu merupakan salah satu klasifikasi Osteoarthritis
berdasarkan lokasi sendi yang terkena. Osteoarthritis Genu sendiri
merupakan osteoarthritis yang terjadi di persendian lutut kaki. Adanya
peningkatan beban sendi pada obesitas terutama sendi yang menjadi
tumpuan berat badan (weight-bearing joints) seperti sendi lutut, dapat
mempercepat kemungkinan terjadinya kerusakan kartilago dan struktur
lainnya. Inilah yang mengakibatkan obesitas menjadi salah satu faktor risiko
lokal terjadinya Osteoarthritis genu. Hal ini juga didukung oleh hasil
Framingham Study yang menunjukkan bahwa wanita dengan penurunan
berat badan sekitar 5 kg, mengalami penurunan risiko terjadinya
Osteoarthritis genu simptomatik sebanyak 50% (Zhang dan Jordan, 2010).
Terjadinya penipisan kartilago pada sendi penderita Osteoarthritis
yang diperburuk dengan besarnya beban tekan pada sendi akibat obesitas
dapat mengakibatkan hilangnya tulang rawan, dan berakibat pada
komplikasi lain yaitu deformitas tulang. Untuk kasus deformitas tulang
akibat Osteoarthritis pada genu, ada dua macam deformitas yaitu deformitas
6
7
genu valgus dan deformitas genu varus. Deformitas genu valgus terjadi
karena adanya angulasi segmen distal lutut yang menjauhi garis tengah,
sedangkan deformitas genu varus terjadi karena adanya angulasi segmen
distal lutut yang menuju garis tengah. Adanya deformitas ini akan
menyebabkan ketidakstabilan pada sendi lutut dan memperburuk kondisi
Osteoarthritis serta proses mobilitas pasien (Zhang dan Jordan, 2010).
B. Epidemiologi
Osteoarthritis merupakan penyakit rematik sendi yang paling
banyak mengenai terutama pada orang-orang diatas 50 tahun. Di atas 85%
orang berusia 65 tahun menggambarkan Osteoarthritis pada gambaran x-
ray, meskipun hanya 35%-50% hanya mengalami gejala. Umur di bawah 45
tahun prevalensi terjadinya Osteoarthritis lebih banyak terjadi pada pria
sedangkan pada umur 55 tahun lebih banyak terjadi pada wanita. Pada
beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terjadinya
Osteoarthritis pada obesitas, pada sendi penahan beban tubuh (Ariani,
2009).
Progresifitas dari Osteoarthritis biasanya berjalan perlahan-lahan,
terjadi dalam beberapa tahun atau bahkan dekade. Nyeri yang timbul
biasanya menjadi sumber morbiditas awal dan utama pada pasien dengan
Osteoarthritis. Pasien dapat secara progresif menjadi semakin tidak aktif
beraktivitas, membawa kepada morbiditas karena berkurangnya aktivitas
fisik (termasuk penurunan berat yang bermakna). Prevalensi Osteoarthritis
berbeda-beda pada berbagai ras. Osteoarthritis lutut lebih banyak terjadi
pada wanita Afrika Amerika dibandingan dengan ras yang lainnya. Terdapat
kecenderungan bahwa kemungkinan terkena Osteoarthritis akan meningkat
seiring dengan pertambahan usia. Penyakit ini biasanya sebanding jumlah
kejadiannya pada pria dan wanita pada usia 45-55 tahun. Setelah usia 55
tahun, cenderung lebih banyak terjadi pada wanita. Sendi distal
interfalangeal dan dan proksimal interphalangeal seringkali terserang
sehingga tampak gambaran Heberden dan Bouchard nodes, yang banyak
ditemui pada wanita (Lozada, 2009).
8
C. Etiologi
Terjadinya osteoartritis dipengaruhioleh faktor resiko yaitu umur
(proses penuaan), jenis kelamin, genetik, berat badan, cedera sendi, dan
olahraga (Hochberg, 2013).
1. Usia
Proses penuaan meningkatkan kerentanan sendi melalui berbagai
mekanisme. Kartilago pada sendi orang tua sudah kurang
responsif dalam mensintesis matriks kartilago yang distimulasi oleh
pembebanan (aktivitas) pada sendi. Akibatnya, sendi pada orang tua
memiliki kartilago yang lebih tipis. Kartilago yang tipis ini akan
mengalami gaya gesekan yang lebih tinggi pada lapisan basal dan
hal inilah yang menyebabkan peningkatan resiko kerusakan sendi.
2. Jenis Kelamin
Masih belum banyak diketahui mengapa prevalensi OA pada
perempuan usila lebih banyak daripada laki-laki usila. Resiko ini
dikaitkan dengan berkurangnya hormone pada perempuan pasca
menopause.
3. Genetik
Adanya mutasi dalam gen prokolagen atau gen-gen struktural lain untuk
unsur-unsur tulang rawan sendi seperti kolagen, proteoglikan berperan
dalam timbulnya kecenderungan familial pada osteoartritis.
4. Berat Badan
Beban berlebihan pada sendi dapat mempercepat kerusakan pada sendi.
9
5. Cedera Sendi
Trauma genu akut termasuk robekan pada ligamenum crusiatum dan
meniskus merupakan faktor risiko timbulnya Osteoarthritis Genu.
6. Olahraga
Atlit olah raga yang mengalami benturan keras dan membebani genu
seperti sepak bola, lari maraton dan kung fu memiliki risiko
meningkat untuk menderita Osteoarthritis Genu. Kelemahan otot
quadrisep merupakan faktor risiko bagi terjadinya Osteoarthritis dengan
proses menurunkan stabilitas sendi dan mengurangi shock yang
menyerap materi otot. Tetapi, di sisi lain seseorang yang memiliki
aktivitas minim sehari-hari juga berisiko mengalami Osteoarthritis
Genu. Ketika seseorang tidak melakukan gerakan, aliran cairan sendi
akan berkurang dan berakibat aliran makanan yang masuk ke sendi juga
berkurang. Hal tersebut akan mengakibatkan proses degeneratif menjadi
berlebih.
D. Jenis
Osteoarthritis diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
1. Osteoarthritis primer disebut juga Osteoarthritis idiopatik yang mana
penyebabnya tidak diketahui dan tidak ada hubungannya dengan
penyakit sistemik, inflamasi, ataupun perubahan lokal pada sendi.
2. Osteoarthritis sekunder yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti
penggunaan sendi yang berlebihan dalam aktifitas kerja, olahraga berat,
adanya cedera sebelumnya, penyakit sistemik, inflamasi, kondisi seperti
trauma sendi, kelainan bawaan, faktor gaya hidup, dan respon imun
semua dapat menjadi pemicu terjadinya Osteoarthritis.
E. Gejala
Gejala awal yang dirasakan oleh penderita Osteoarthritis Genu adalah
sebagai berikut :
1. Nyeri sendi
10
2.2 Fisioterapi
A. Pengertian
Fisioterapi merupakan ilmu medis yang berhubungan dengan gerak dan
fungsi tubuh. Fisioterapis merupakan sebutan bagi seseorang yang menjalankan
profesi tersebut. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.778 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelayanan Fisioterapi di Sarana
Kesehatan, fisioterapi adalah suatu pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
11
B. Jenis
12
3. Ultrasound
13
4. TENS
Transcutaneus electrical nerve stimulation (TENS) merupakan suatu
cara penggunaan energi listrik untuk merangsang saraf melalui
permukaan kulit (Parjoto, 2006). Menurut Jonhson (2000, dikutip oleh
Parjoto 2006) membedakan TENS menjadi empat tipe yaitu:
(1) Tipe konvensional
(2) Alternative TENS
(3) Intense TENS
(4) Pulse Burst TENS.
TENS dapat mengurangi nyeri menurut gate control atau sistem
bloking, nyeri dapat dihambat oleh mekanisme pertahanan disepanjang
sistem saraf pusat. Sistem bloking masuk lebih dulu ke pintu masuk di
substansia gelatinosa dan menghambat sel nociceptive untuk
memberikan informasi ke otak sehingga rangsang nyeri tidak sampai ke
otak.
C. Manfaat
Manfaat dari tindakan fisioterapi yang dilakukan, yaitu :
1. Mengurangi nyeri
2. Meningkatkan lingkup gerak sendi
3. Meningkatkan kekuatan otot
4. Meningkatkan kemampuan fungsional
14
OSTEOARTHRITIS GENU
Definisi Penanganan
Quadriceps
Infra-Red (IR) Ultrasound TENS
Setting Exercise
16
Deskripsi
METODOLOGI
17
18
Teknik pengumpulan data untuk penulisan ini yaitu melalui studi literal,
dimana kita mengambil dari beberapa referensi penelitian pada suatu jurnal
yang mendukung penelitian kasus Osteoarthritis Genu. Mengumpulkan
data sekunder yang berhubungan dengan topik dan masalah yang terkait.
Kita juga mengumpulkan data informasi yang menjadi faktor risiko dan
gejala penyakit Osteoarthritis Genu, dan melakukan perbandingan antara
metode satu dengan metode lainnya.
F. Analisis Data
Proses menganalisis data dilakukan setelah seluruh data terkumpul.
Analisis data yang digunakan penulis ini yaitu dengan membandingkan
metode fisioterapi yang digunakan untuk mengatasi kasus Osteoarthritis
Genu. Metode yng digunakan yaitu terapi quadriceps setting exercise,
infra-red, ultrasound, dan Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation
(TENS).
Metode quadriceps setting exercise merupakan metode yang paling
gampang dan mudah dijangkau selain itu quadriceps setting exercise juga
tidak membutuhkan biaya yang mahal, tetapi terapi ini efek
penyembuhannya dalam jangka panjang. Untuk terapi sinar infrared ini
efek yang ditimbulkan yaitu vasodilatasi pembuluh darah dan sirkulasi
menjadi lancar serta membuat relaksasi pada otot yang dapat meningkatkan
lingkup gerak persendian. Terapi ultrasound ini memiliki efek thermal yang
menghasilkan rasa panas yang dapat meningkatkan aktivitas metabolik
aliran darah, serta dapat mengurangi peradangan dan rasa nyeri pada kasus
Osteoarthritis Genu. Tetapi yang menjadi kelemahan terapi ultrasound ini
pada biayanya yang sedikit mahal dari terapi exercise. TENS memberikan
efek yang dapat mengurangi nyeri, tetapi untuk terapi TENS ini akan
membutuhkan biaya yang tidak sedikit karena terapi ini melibatkan aliran
listrik lemah melalui elektroda yang ditempelkan pada permukaan kulit
yang dapat menghantarkan impuls listrik.
DAFTAR PUSTAKA
19