DEFINISI
rawan sendi serta terbentuknya tulang-tulang baru pada sub kondrial dan
pada jaringan hialin rawan, jaringan subkondrial dan jaringan tulang yang
gangguan sendi tersering. Kelainan ini sering, jika tidak dapat dikatakan
penting cacat fisik pada orang berusia diatas 65 tahun. Osteoartritis (OA)
sendi, adalah proses degenerasi atau penuaan sendi (Ahmad Aby, 2014).
sendi dengan penipisan tulang rawan yang berkaitan. Tulang rawan pada
tulang rawan ini rusak karena cedera, infeksi, atau efek penuaan,
yang berperan. Keadaan ini berkaitan dengan usia lanjut, terutama pada
sendi-sendi tangan dan sendi besar yang mananggung beban dan secara
gerak.
B. KLASIFIKASI
2. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur (Long,
C. ETIOLOGI
1. Umur
pernah pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40 tahun dan sering
2. Jenis Kelamin
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki
lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi
oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini
3. Genetik
tiga kali lebih sering dari pada ibu dan anak perempuan dari wanita
4. Suku
pada orang – orang Amerika asli dari pada orang kulit putih. Hal ini
5. Kegemukan (obesitas)
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya
sendi tersebut.
D. PATOFISIOLOGI
hampir tanpa gesekan didalam sendi, berkat adanya cairan sinovium, dan
Seperti pada tulang orang dewasa, tulang rawan sendi tidak statis,
kolagen tipe II, dan peningkatan pemecahan kolagen yang sudah ada.
terbatasnya gerakan. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang
dialami atau diakibatkan penyempitan ruang sendi atau kurang
rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri dan kekakuan pada satu atau lebih sendi, biasanya pada tangan,
pergelangan tangan, kaki, lutut, spina bagian atas dan bawah, panggul,
dan bahu. Nyeri dapat berkaitan dengan rasa kesemutan atau kebas,
mengalami degenerasi.
1. Sinar-X
2. Tes darah
rematik.
atau infeksi.
4. Artroskopi
5. Foto Rontgent
G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang umum adalah kekakuan sendi dan nyeri tumpul yang
yang terpajan saling bergesekan, sering terdengar pada kasus yang berat.
H. PROGNOSIS
I. PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
faal ginjal.
2. Perlindungan sendi
yang kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi
3. Diet
peradangan.
4. Fisioterapi
yang meliputi pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag
mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang masih aktif
gerak sendi dan memperkuat otot yang biasanya atropik pada sekitar
sendi osteoartritis.
mengurangi tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan tulang yang
5. Operasi
kerusakan sendi yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan
dan diganti dengan alat yang terbuat dari plastik atau metal yang
disebut prostesis.
c. Penataan tulang. Opsi ini diambil untuk osteoatritis pada anak dan
J. PENCEGAHAN
kacangan.
mengurangi bahaya.
sambungan tulang.
beban.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
- Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
- Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang memburuk dengan stress
dengan sendi, kekakuan senda pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan
simetris.
Tanda : malaise, keterbatasan ruang gerak, atrofi otot, kulit kontraktur atau
2) Kardiovaskur
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas diri missal ketergantungan pada
5) Hygiene
6) Neurosensory
Gejala : kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan.
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : fase akut dari nyeri ( disertai / tidak disertai pembengkakan jaringan
lunak pada sendi ), rasa nyeri kronis dan kekakuan ( terutama pada pagi hari ).
8) Keamanan
Gejala : kulit mengkilat, tegang, nodus subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki,
konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien.
Diagnosa Keperawatan
Intoleransi Aktivitas b/d tirah baring dan imobilitas, kelemahan umum, gaya hidup
kurang gerak
Ansietas b/d ancaman atau perubahan pada kesehatan, kebutuhan yang tidak terpenuhi
Intervensi Keperawatan
a. Intoleransi Aktivitas b/d tirah baring dan imobilitas, kelemahan umum, gaya
Kriteria Hasil :
Intervensi :
1) Kaji tingkat kemampuan klien berpindah dari tempat tidur, berdiri, ambulasi.
4) Pantau asupan nutrisi untuk memastikan sumber-sumber energi yang adekuat
b. Ansietas b/d ancaman atau perubahan pada kesehatan, kebutuhan yang tidak
terpenuhi
Kriteria hasil :
· Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan hingga
sedang
Intervensi :
2) Gali bersama pasien tentang teknik yang berhasil dan tidak berhasil
menurunkan ansietas
3) Bantu pengalihan ansietas melalui radio, TV, permainan untuk menurunkan
c. Gangguan citra tubuh b/d penyakit, ditandai dengan deformitas sendi
Kriteria Hasil :
· Gangguan citra tubuh berkurang yang dibuktikan oleh selalu menunjukkan
Intervensi :
1) Kaji dan dokumentasikan respons verbal dan nonverbal pasien terhadap tubuh
klien
3) Tentukan harapan klien tentang citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
d. Resiko jatuh b/d penurunan kekuatan ekstremitas bawah, kelemahan umum
Kriteria Hasil :
· Resiko jatuh akan menurun atau terbatas, yang dibuktikan oleh keseimbangan,
: Pencegahan Jatuh
Intervensi :
3) Ajarkan klien bagaimana posisi terjatuh yang dapat meminimalkan cedera
Kriteria Hasil :
penyakit
Intervensi :
1) Kaji tingkat pengetahuan klien saat ini dan pemahaman terhdapa materi
4) Beri waktu pada klien untuk mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan
permasalahannya
Kriteria Hasil :
2) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologis pengendalian nyeri setelah atau
ketidaknyamanan
Kriteria Hasil :
Intervensi :
3) Dukung kemandirian klien dalam personal hygiene, bantu klien hanya jika
diperlukan
4. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA