TINJAUAN PUSTAKA
A. Osteoarthritis
1. Definisi
Osteoarthritis adalah suatu kelainan pada sendi yang bersifat kronik dan
progresif biasanya didapati pada usia pertengahan hingga usia lanjut ditandai
Kerusakan kartilago ini bias disebabkan oleh stress mekanik atau perubahan
umum terjadi terutama pada orang-orang dengan usia lanjut. Penyakit ini juga
suatu jaringan keras tapi licin yang menyelimuti bagian ujung tulang yang akan
melindungi ujung tulang agar tidak saling bergesek ketika bergerak. Pada OA,
rasa nyeri, bengkak, dan terjadi kekakuan pada sendi. Semakin lama hal ini
8
9
kartilago atau tulang rawan yang terdapat pada sendi melainkan mencakup
semua aspek dari sendi itu sendiri seperti tulang subkondal, kapsul, dan
jaringan synovial ligamentum, dan biasanya keluhan paling sering terjadi yaitu
1. Berdasarkan Etiologi
karena adanya suatu penyakit ataupun kondisi tertentu, seperti trauma, kelainan
(Yanuari, 2014)
1) OA Primer
(Yuningsih, 2012)
2) OA Sekunder
2. Berdasarkan Letaknya
menyerang pada sendi tangan, lutut, panggul dan vertebra. Sendi lutut
merupakan sendi yang paling sering terjadi OA dikarenakan lutut adalah salah
satu sendi yang berperan sebagai penopang tubuh dimana jika terjadi
11
pembebanan yang berlebihan lutut akan terjadi kompensasi yang lebih berat
yang dapat mengakibatkan terjadinya OA. Gejala dari OA pada lutut ini
adalah kekakuan sendi, bengkan dan nyeri yang dapat menyebabkan kesulitan
disabilitas.
dinilai terdiri dari penyempitan joint space, ada atau tidaknya osteophyte,
1) Grade 0 : normal
5) Grade 4 : terdapat banyak osteofit, tidak ada celah sendi, terdapat kista
C. Patofisiologi Osteoarthritis
Pada sendi yang sehat gesekan pada lutut akan terlindungi oleh kartilago.
Kartilago yang sehat akan licin dan akan menyerap nutrisi dan cairan seperti
spons. Kartilago pada OA tidak mendapatkan nutrisi dan cairan terjadi pada OA.
pada tulang rawan sendi. OA terjadi akibat kondrosit gagal mensintesis matriks
matriks ekstraseluler, termaksud produksi kolagen tipe I, III, VI, dan X yang
terjadi perubahan pada diameter dan orientasi dari serat kolagen yang merubah
biomekanik dari tulang rawan, sehingga tulang rawan sendi kehilangan sifat
Pada OA kronik, terjadi kontak antara tulang dengan tulang disebabkan oleh
dengan sendi, dan terjadi pengikisan pada tulang rawan. Ruang sendi pada tulang
rawan mengalami penyempitan, dan muncul tulang baru pada lapisan sendi
b. Fase 2: pada fase ini terjadi fibrilasi dan erosi dari permukaan kartilago,
synovia.
stabilisasi sendi.
D. Etiologi
terutama sendi yang menjadi tumpuan beban tubuh seperti pergelangan kaki, lutut
dan panggul. Hal tersebut memeliki peranan yang penting dalam terjadinya OA.
E. Faktor Risiko
1. Faktor Predisposisi
a. Usia
b. Jenis Kelamin
yang signifikan dimana salah satu fungsi hormone estrogen sangat penting
(Marlina, 2015).
c. Faktor Genetik
Faktor genetik juga berperan dalam terjadinya OA lutut, karena hal ini
membuktikan bahwa rokok dapat merusak sel tulang rawan sendi dimana
15
(Indra 2017)
e. Obesitas
peningkatan berat badan akan meningkatkan beban pada sendi saat berjalan,
2. Faktor Biomekanik
Terjadinya trauma, benturan atau cedera pada sendi lutut juga dapat
b. Kelainan Anatomi
Kelainan local pada sendi lutut seperti geno varum, geno valgus,
pada sendi lutut termaksud kelainan local yang juga menjadi faktor risiko
OA lutut.
c. Pekerjaan
tahun mempunyai risiko lebih tinggi terjadi OA dan akan meningkat tajam
pada usia 50 tahun dikarenakan beban yang terlalu berat pada sendi lutut
16
(Martin, 2013)
d. Aktifitas Fisik
Aktifitas fisik seperti berdiri lama atau lebih (2 jam atau lebih setiap
hari) berjalan jauh (2 jam atau lebih setiap hari), mengangkat barang berat
selama (10 kali atau lebih setiap minggu) naik turun tangga setiap hari
1. Nyeri Sendi
Gejala yang utama biasanya nyeri pada sendi, nyeri ini dirasakan karena
adanya peradangan dan akibat mekanik. Gerakan pada aktifitas tertentu dapat
maksimal, atau ketika sedang berjalan maupun naik dan turun tangga, rasa sakit
Nyeri akan berkurang pada saat istirahat dan meningkat pada saat beraktifitas
(Soeroso, 2006)
2. Kekakuan
Kaku sendi biasanya terjadi selama 15-30 menit dan timbul setelah
beberapa saat istirahat, secara bertahap dalam dalam jangka waktu yang lama
kaku sendi dapat bertambah parah hingga dapat terjadi keterbatasan gerak sendi.
3. Keterbatasan Gerak
dibiarkan lama keterbatasan ini dapat menyebabkan pengaruh pada pola jalan
4. Krepitasi
ini timbul akibat hilangnya rawan sendi dan permukaan sendi yang tidak rata
lagi.
5. Pembengkakan Sendi
yang terjadi karena adanya pengumpulan cairan dalam ruang sendi (Arditha,
2009)
6. Tanda-Tanda Peradangan
adanya gangguan gerak, nyeri tekan, rasa hangan yang merata dan warna
jauh.
G. Pemeriksaan
b. Fluctuation Test
Posisi ibu jari dan jari telunjuk dari satu tangan diletakan disebelah kiri
lainya, maka ibu jari dan jari telunjuk seolah-olah terdorong oleh
perpindahan cairan itu. Positif bila terdapat cairan dan lutut yang melebihi
2. Pemeriksaan Radiologi
osteofit, sklorosis subkondal dan pada keadaan berat akan tertampak kista
subkondal.
1. Anatomi
a. Sendi Lutut
sendi synovial, yaitu sendi yang pergerakanya leluasa akibat terdapat cairan
synovial di dalamnya. Sendi lutut merupakan salah satu sendi yang paling
penting pada tubuh manusia, sendi ini merupakan dua bantal besar yang
terletak diantara tulang kaki bagian bawah yang terdiri dari dua artikulasi
atau sendi lainnya yaitu antara femur dan tibia kemudian antara femur dan
patella.
Sendi lutut merupakan salah satu sendi yang disusun oleh beberapa
tulang, ligament, dan otot sehingga dapat membentuk kesatuan yang disebut
a) Tulang Femur
pada tubuh, pada bagian proximal atau bagian paling atas terhubung
b) Tulang Tibia
Tulang ini akan membentuk sendi pada proximal dengan tulang femur
dan pada distal terdapat penonjolan pada sisi medial yang disebut
c) Tulang Fibula
d) Tulang Patella
a) Ligament Cruciatum
kearah anterior.
21
b) Ligament Collateral
medial dan lateral. Arah ligament collateral lateral dan medial akan
d) Ligamentum Patella
Melekat diatas pada tepi bawah patella dan pada bagian bawah
intra patella dan dipisahkan dari tibia oleh sebuah bursa yang kecil.
kulit.
22
e) Ligamentum Transversum
insertio dari kedua meniscus lateral dan medial, terdiri dari jaringan
3) Bursa
4) Kapsul Sendi
fibrosa dari periosteum yang menutupi bagian tulang dan sebagian akan
yang terdiri dari serum darah dan cairan sekresi dari sel synovial.
5) Meniscus
6) Otot
yang terdapat di lutut merupakan dua grup besar otot yaitu grup ekstensor
dan grup fleksor. Otot quadricep merupakan grup otot ekstensor utama
beban yang melintas pada sendi lutut. Mekanisme otot quadricep untuk
patella dan femur. Kerja otot quadriceps sangat dibutuhkan saat berjalan
depan dan memberi support pada posterior sendi lutut ketika lutut
ekstensi.
2. Biomeknik
a. Osteokinematika
merupakan hinge joint dengan gerakan rotasi ayun dalam bidang sagital
soft and fell dan hiperekstensi dengan hard and fell. Lutut juga mempunyai
gerakan rotasi spin pada saat lutut ditekuk dengan internal dan eksternal
b. Arthrokinematika
sendi. Gerak arthrokinematika yang terjadi pada sendi lutut yaitu traksi dan
kearah dorsal dan ke medial ini dapat terjadi ketika lutut sedang fleksi dan
pada saat ekstensi gerak translasi lutut kearah ventral dan ke lateral.
24
Terdapat pula gerak roll and slide pada saat gerak fleksi kondilus femur roll
ke belakang dan slide ke depan. Sedangkan saat ekstensi kondilus femur roll
I. Ergonomi
masa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh berat tubuh, memungkinkan
kita untuk dapat menggerakan tubuh dan melakukan pekerjaan. Pekerja di satu
pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan dan peningkatan prestasi, sehingga
mencapai kehidupan yang produktif sebagai salah satu tujuan hidup. Dipihak
lain, dengan bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya.
Dengan kata lain bahwa setiap pekerja merupakan beban bagi yang
bersangkutan. Dari sudut pandang ergonomis, setiap beban kerja yang diterima
oleh seseorang harus sesuai atau seimbang baik terhadap kemampuan fisik,
Dalam buku ergonomi menurut Rodahl dkk bahwa secara umum hubungan
antara beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
sangat komplek, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor eksternal
beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja. Lingkungan
lingkungan kerja fisik (suhu udara, kelembapan udara, kecepatan rambat udara,
penempatan tenaga kerja, hubungan antara pekerja dengan pekerja dan juga
waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, kerja malam (Tarwaka dkk, 2010)
25
J. Masa Kerja
semakain lama masa kerja maka akan semakin tinggi risiko terjadinya penyakit
menguasai bidang tugasnya. Dalam beberapa jurnal yang dibahas oleh Palmer Keith
pada tahun 2012 ada perbedaan waktu pemaparan mengenai faktor resiko kerja
Masa kerja bagi para pekerja di sektor swasta diatur dalam Undang-
untuk melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja ini telah diatur
a. 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja
dalam 1 minggu
d. Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam kerja yaitu
Masa kerja merupakan lama waktu seseorang mulai bekerja dan dihitung
mulai hari pertama masuk sampai saat penelitian berlangsung, tekanan fisik
dalam kurun waktu tertentu dapat mengakibatkan penurunan kinerja otot dengan
Pemetik daun teh di Wonosari Lawang rata-rata mulai bekerja dari usia 25
26
tahunan, para pemetik teh mulai bekerja pada pukul 7 pagi hingga pukul 4 sore,
dalam sehari pemetik dapat menghabiskan waktu >8 jam untuk berdiri dan
melakukan rutinitas yang sama setiap harinya. Disela memetik teh para pemetik
teh diberi waktu untuk istirahat sejenak, pemetik teh bekerja dengan cara
menggunakan karung yang diikiat di pinggan dan mulai memetik teh dari atas
menuju kebawah dengan beban teh yang ada di pinggang, dengan kondisi
perbukitan dan kondisi kawasan yang memiliki kemiringan yang beragam dan
dengan membawa beban pada saat memetik teh dapat memberikan pembebanan
pada sendi lutut semakin meningkat, beban berat yang di bawah di pinggang
mengakibatkan pergesakan dan penumpuan yang lebih pada sendi lutut sehingga
dapat terjadinya pengikisan pada kartilago dan lama kelamaan kartilago dapat
Menurut Mahrani (2017) lama kerja lebih dari 10 tahun dengan kondisi
lutut. Hasil dari petikan daun teh yang telah dipetik selama berdiri >8 jam di
masukan ke dalam karung yang telah diikatkan pada pinggang kiri dan kanan hal
dataran yang berbukit-bukit, dalam waktu yang cukup lama selama bertahun
tahun dan berbagai faktor risiko yang sudah ada seperti pekerjaan merupakan
salah satu risiko terjadinya OA dengan bekerja dalam kurun waktu lebih dari 10
tahun. Daerah kemiringan yang sangat beragam pada perkebunan teh wonosari
27
pekerjaan memetik daun teh. Posisi tidak ergonomis dalam bekerja dapat
sehingga dibutuhkan tenaga yang lebih besar yang pada akhirnya timbul keluhan