Anda di halaman 1dari 22

YURISDIKSI NEGARA

DALAM HUKUM INTERNASIONAL


Hubungan Kedaulatan Negara
Dan Yurisdiksi Negara

• Kedaulatan pada dasarnya mengandung 2


aspek, yaitu :
1. Aspek internal, yaitu berupa kekuasaan
tertinggi untuk mengatur segala sesuatu yang
ada atau terjadi di dalam batas-batas
wilayahnya ;
2. Aspek eksternal, yaitu kekuasaan tertinggi
untuk mengadakan hubungan dengan anggota
masyarakat internasional maupun mengatur
segala sesuatu yang berada atau terjadi di luar
wilayah negara itu sepanjang ada kaitannya
dengan kepentingan negara itu
• Berdasarkan kedaulatan negara tersebut,
maka dapat diturunkan hak, kekuasaan
ataupun kewenangan negara untuk
mengatur masalah intern maupun ekstern.
• Dengan kata lain, dari kedaulatan tersebut
diturunkan atau lahir yurisdiksi negara

• Yurisdiksi merupakan refleksi dari prinsip


dasar kedaulatan negara, kesamaan derajat
negara dan prinsip tidak campur tangan
(non intervensi)
• Hanya negara berdaulat yang dapat
memiliki yurisdiksi menurut Hukum
Internasional
• Kata Yurisdiksi (bahasa Indonesia)

• Jurisdiction (bahasa Inggris)

• Diadopsi dari bahasa latin “Yurisdictio”


• Kata ‘Yuris’ : Kepunyaan menurut hukum
• Kata ‘dictio’ : Ucapan, sabda, sebutan,
firman

• Yurisdiksi berarti :hak, kekuasaan atau


kewenangan berdasarkan hukum
• Yurisdiksiadalah kekuasaanatau
kompetensi hukum negara terhadap orang,
benda atau peristiwa (hukum)

• Yurisdiksidapat lahir karena adanya


tindakan :
a) Legislatif, yakni kekuasaan negara untuk
menetapkan membuat peraturan atau
keputusan-keputusan ;
b) Eksekutif, yakni kekuasaan untuk
memaksakan agar orang (benda atau
peristiwa) menaati peraturan (hukum) yang
berlaku ;
c) Yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mengadili
orang, berdasarkan atas suatu peristiwa. Di
Indonesia, legislatif membuat
undangundang, pengadilan membuat
keputusan yang mengikat dan pemerintah
(eksekutif) mempunyai kekuasaan dan
yurisdiksi (atau wewenang hukum) untuk
menegakkan hukum
• Dalam praktek, yurisdiksi dapat dibedakan
antara yurisdiksi perdata dan yurisdiksi
pidana.
• Yurisdiksi perdata adalah kewenangan
hukum pengadilan suatu negara terhadap
perkara-perkara yang menyangkut
keperdataan baik yang sifatnya nasional
maupun yang bersifat internasional.
• Yurisdiksi pidana adalah kewenangan
(hukum) pengadilan suatu negara terhadap
perkara-perkara yang menyangkut
kepidanaan, baik yang tersangkut
didalamnya unsur asing maupun nasional
Yurisdiksi Pidana

1.Prinsip Teritorial
• Setiap negara mempunyai yurisdiksi
terhadap kejahatan-kejahatan yang dilakukan
didalam wilayahnya (teritorial).
Terbagi atas :
a. Prinsip Teritorial subyektif
• Suatu negara memilki kewenangan atas
sebuah kejahatan yang direncanakan (dimulai)
dinegara tersebut tetapi diselesaikan di negara
lain

b. Prinsip Teritorial obyektif


• Suatu negara memilki kewenangan atas
sebuah kejahatan dimana tindakan tersebut
diselesaikan

Misalnya:
seorang menembak didaerah perbatasan dan
melukai seseorang lainnya diwilayah negara
lain
• Prinsip ini menunjukan adanya hubungan
yang sangat erat antara wilayah suatu
negara dengan kompetensi yurisdiksinya.
• Menurut Glanville Williams, hubungan ini
dapat dijelaskan, karena adanya faktorfaktor
sebagai berikut :
1. Negara dimana suatu kejahatan dilakukan
biasanya mempunyai kepentingan yang
paling kuat untuk menghukumnya ;
2. Biasanya, si pelaku kejahatan ditemukan di
negara tempat ia melakukan kejahatan ;
3. Biasanya, pengadilan setempat dimana
kejahatan terjadi adalah yang paling tepat,
karena saksi-saksi (dan mungkin barang
buktinya dapat ditemukan di negara tersebut ;
4. Adanya fakta bahwa adanya sistem-sistem
hukum yang berbeda dan karenanya akan
janggalah, misalnya jika seorang Amerika
yang datang ke London harus tunduk
kepada dua sistem hukum: hukum Inggris
dan
Hukum AS
Contoh Kasus : Kasus The Lotus.
• Kapal uap Perancis, The Lotus, bertabrakan
dengan sebuah kapal Turki, the Boz-Kourt di laut
lepas. Kapal Turki tenggelam dan menewaskan 8
pelaut dan penumpangnya
• Karena insiden ini, pejabat Turki serta merta
menahan awak kapal The Lotus ketika kapal ini
merapat di pelabuhan Turki dengan tuduhan telah
melakukan pembunuhan atas para awak Turki
• Pihak Perancis protes keras atas tindakan
pemerintah Turki dengan menyatakan bahwa
pihak Turki tidak memiliki yurisdiksi untuk
mengadili perkara/kasus tersebut
• Kasus ini kemudian diserahkan kepada
Mahkamah Internasional
Putusan Mahkamah Internasional

• Berpendapat bahwa suatu negara tidak


dapat melaksanakan kekuasaannya di luar
wilayahnya dalam hal tidak adanya
ketentuan hukum internasional.
• Namun hal itu tidak berarti bahwa ‘hukum
internasional melarang suatu negara
melaksanakan yurisdiksi di dalam
wilayahnya sehubungan dengan setiap
perkara (kasus) yang berhubungan dengan
tindakan-tindakan yang terjadi di luar negeri
dan dalam hal mana tindakan-tindakan
tersebut tidak bersandarkan pada hukum
internasional
• Prinsip teritorial ini berlaku pada :
1. Hak lintas di laut teritorial
(laut teritorial, yakni laut yang terletak pada
sisi luar (sisi laut) dari garis pangkal dengan
lebar maksimum 12 mil).
2. The Floating Island di laut teritorial
3. Pelabuhan
4. Orang Asing
5. Pelaku tindak pidana
Pengecualian terhadap yuridiksi teritorial :
a. Negara dan Kepala negara asing
b. Perwakilan diplomatik dan konsuler
c. Kapal pemerintah negara asing
d. Angkatan Bersenjata negara Asing
e. Organisasi Internasional
2. Prinsip Personal (Nasionalitas)
• Suatu negara dapat mengadili warga
negaranya terhadap kejahatan-kejahatan
yang dilakukannya dimanapun juga. Artinya
suatu negara memiliki yurisdiksi terhadap
setiap bentuk kejahatan yang dilakukan oleh
warganegaranya
Terbagi atas :
a. Prinsip nasionalitas aktif
• Suatu negara memiliki yurisdiksi terhadap
warganegaranya yang melakukan tindak pidana di
luar negeri.
• Dalam hal mengadili, maka orang tersebut harus
diekstradisikan terlebih dahulu ke negaranya
b. Prinsip nasionalitas pasif
• Suatu negara memiliki yurisdiksi untuk mengadili
orang asing yang melakukan tindak pidana
terhadap warga negaranya diluar negeri

Contoh Kasus : Cutting


• Cutting, seorang warga negara AS, menulis
tulisan yang dipublikasikan dalam sebuah surat
kabar yang isinya memfitnah seorang warga
negara meksiko.
• Mr.Cutting ditahan oleh pejabat meksiko ketika ia
berada di meksiko, berdasarkan prinsip
nasionalitas pasif
3. Prinsip Perlindungan
• Suatu negara dapat melaksanakan
yurisdiksinya terhadap warga negara asing
yang melakukan kejahatan di luar negeri
yang diduga dapat mengancam kepentingan
keamanan, integritas dan kemerdekaannya.
• Misalnya, berkomplot untuk menggulingkan
pemerintahnya, menyelundupkan mata uang
asing, kegiatan spionase atau perbuatan
yang melanggar perundang-undangan
imigrasinya.
• Prinsip ini telah dipraktekan oleh inggris dalam
kasus Joyce Vs Director of public Prosecutions.
• Joyce lahir di AS, pada 1933, ia berhasil
mendapatkan passport Inggris dan menyatakan
negara kelahirannya adalah Irlandia.
• Pada tahun 1939, ia pergi ke Jerman dan bekerja
pada kantor radio pemerintah. Tahun berikutnya
ia menyatakan bahwa ia berkebangsaan Jerman
• Selama PD II berlangsung, ia menyiarkan siaran
yang pro Nazi dan melakukan pengkhianatan ke
negerinya Inggris.
• Seusai perang, timbul masalah, yaitu apakah
pengadilan Inggris memiliki yurisdiksi untuk
mengadilinya dengan tuduhan pengkhianatan ?
• The House of Lord, berpendapat :
bahwa pengadilan Inggris memiliki yurisdiksi
untuk mengadili setiap orang asing yang
meninggalkan Inggris dengan memiliki
passport Inggris dan ia melakukan
pengkhianatan siaran-siaran propaganda
untuk kepentingan musuh di waktu perang
4. Prinsip Universal
• Setiap negara mempunyai yurisdiksi untuk
mengadili tindak kejahatan tertentu.
• Prinsip ini diterima secara umum karena kejahatan
tersebut dianggap tindakan yang mengancam
masyarakat internasional keseluruhan
• N.A Maryan Green, berpendapat bahwa terhadap
kejahatan-kejahatan demikian, selain memiliki
yurisdiksi, negara-negara pun memiliki hak
bahkan kewajiban untuk menghukumnya
• Kejahatan yang tunduk pada yurisdiksi universal,
antara lain, pembajakan di laut (piracy), kejahatan
perang, kejahatan kemanusiaan, kejahatan lalu
lintas obat-obat terlarang.
5. Treaty- Based Extensions of jurisdiction
• Yurisdiksi ini diperoleh suatu negara melalui
ketentuan yang terdapat dalam suatu perjanjian
internasional
• Tujuan dari adanya yurisdiksi model ini adalah
untuk mencegah pelaku kejahatan lepas dari
hukuman
• Yurisdiksi model ini biasanya diterapkan pada
kejahatan-kejahatan yang termasuk dalam
tindakan-tindakanterorisme dan kejahatan
internasional yang terorganisir.
• Antara lain : yurisdiksi berkenaan dengan
pesawat udara, yang diatur pada konvensi Tokyo
1963, Konvensi Den Haag 1970 dan konvensi
Montreal 1971.
 Konvensi Tokyo 1963
• Konvensi yang mengatur dan berlaku terhadap
kejahatan-kejahatan atau tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh seseorang di atas pesawat
apapun yang didaftarkan di negara-negara
peserta konvensi ketika pesawat tersebut sedang
terbang (in flight) atau sedang berada di atas laut
lepas atau di atas wilayah yang bukan milik suatu
negara (terra nullius)
• Konvensi ini menetapkan bahwa negara dimana
pesawat itu didaftarkan yang berkompeten untuk
melaksanakan yurisdiksi terhadap kejahatan-
kejahatan dari tindakan-tindakan yang dilakukan
di atas pesawat
 Konvensi Den Haag 1970
• Konvensi yang mengatur dan berlaku terhadap
setiap bentuk kejahatan yang dilakukan secara
tidak sah dengan menggunakan kekerasan atau
ancaman atau intimidasi, merampas atau
menguasai pesawat atau percobaan-percobaan
untuk melaksanakan tindakan-tindakan tersebut
• Konvensi ini menentukan bahwa setiap negara
peserta harus mengambil tindakan yang
dianggap perlu untuk melaksanakan
yurisdiksinya terhadap kejahatan-kejahatan dan
setiap tindakan kekerasan terhadap penumpang
atau awak pesawat
 Konvensi Montreal 1971
• Konvensi ini mengatur dan berlaku terhadap
setiap bentuk kejahatan yang dilakukan didalam
pesawat terbang dan dapat membahayakan
pesawat tersebut (termasuk menghancurkan
fasilitas navigasi udara, memberikan informasi
salah yang membahayakan keselamatan
penerbangan, meletakan bahan/peralatan untuk
menghancurkan pesawat)
• Konvensi ini menentukan bahwa setiap negara
peserta konvensi harus melakukan
tindakantindakan yang perlu untuk
melaksanakan
yurisdiksi terhadap kejahatan-kejahatan tersebut

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai