Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Osteoartritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit
degeneratif sendi), adalah kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi
ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi.
Osteoartritis (OA) adalah bentuk dari arthritis yang berhubungan dengan
degenerasi tulang dan kartilago yang paling sering terjadi pada usia lanjut.
Osteoartritis, yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif, artritis
degeneratif, osteoartrosis, atau artritis hipertrofik, merupakan salah satu
masalah kedokteran yang paling sering terjadi dan menimbulkan gejala pada
orang – orang usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari
segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering
disabilitas jangka panjangpada pasien dengan usia lebih dari 65
tahun.Lebihdarisepertiga orang dengan usia lebih dari 45 tahun mengeluh
kan gejala persendian yang bervariasi mulai sensasi kekakuan sendi tertentu
dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan dengan aktivitas, sampai
kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya dirasakan
akibat deformitas dan ketidakstabilan sendi.
Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul
paling sering pada sendi tangan, kaki, panggul, dan spine, meskipun dapat
terjadi pada sendi synovial mana pun. Prevalensi kerusakan sendi synovial ini
meningkat dengan bertambahnya usia. Pada sendi, suatu jaringan tulang rawan
yang biasa disebut dengan nama kartilago biasanya menutup ujung-ujung
tulang penyusun sendi. Suatu lapisan cairan yang disebut cairan sinovial
terletak di antara tulang-tulang tersebut dan bertindak sebagai bahan pelumas
yang mencegah ujung-ujung tulang tersebut bergesekan dan saling mengikis
satu sama lain.

1
B. Rumusan masalah
1. Apa Definisi dari Osteoartritis?
2. Apa saja Etiologi dari Osteoartritis?
3. Bagaiaman Patofisiologi Ost
4. eoartritis? Apa saja Manifestasi klinis O
5. steoartritis? Bagaimana Pemeriksaan Diagnostik Osteoartritis?
6. Bagaiamana Penatalaksanaan Medis dari Osteartritis?
7. Bagaimana Asuhan Keperawatan gangguan muskuloskletal dengan
Osteoartritis?

C. Tujuan
1. Mengetahui Definisi dari Osteoartritis.
2. Mengetahui Etiologi dari Osteoartritis.
3. Mengetahui Patofiologi dari Osteoartritis.
4. Mengetahui Manifestasi dari Osteoartritis.
5. Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik dari Osteoartritis.
6. Mengetahui Penatalaksanaan Medis dari Osteoartritis.
7. Mengetahui Asuhan Keperawatan pada Osteoartritis.

2
BAB II
KONSEP DASAR TEORI

A. Definisi
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau
osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang
paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan
(disabilitas). (Smeltzer, C Suzanne, 2002 hal.1087). Osteoartritis merupakan
golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki urutan
pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini jarang
ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di
atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan
frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon, 1997).
Sedangkan menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995)
osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi
yang dapat digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan gambaran
patologis yang karakteristik berupa buruknya tulang rawan sendi serta
terbentuknya tulang-tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang
membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi perubahan biokimia,
metabolisme, fisiologis dan patologis secara serentak pada jaringan hialin
rawan, jaringan sub kondrial dan jaringan tulang yang membentuk
persendian. (R. Boedhi Darmojo & Martono Hadi ,1999).
Osteoarthritis (OA) atau penyakit degenerasi sendi ialah suatu penyakit
kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat yang tidak diketahui
penyebabnya, meskipun terdapat beberapa factor resiko yang berperan.
Keadaan ini berkaitan dengan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan
dan sendi besar yang mananggung beban dan secara klinis ditandai oleh
nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan hambatan gerak.

3
B. Etiologi
1. Umur
Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya
umur dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya
berbentuk pigmen yang berwarna kuning.
2. Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih
sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara
keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama
pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih
banyak pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran
hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3. Pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan
sendi melalui dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi
karena bahan yang harus dikandungnya.
4. Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat
badan, sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis
mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah
kegemukan.
5. Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang
menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik
sendi tersebut.
6. Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya
ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena
osteoartritis, sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya yang
terkena.
7. Akibat penyakit radang sendi lain

4
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan
reaksi peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan
sendi oleh membran sinovial dan sel-sel radang.
8. Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan
sendi akan membal dan menyebabkan sendi menjadi tidak
stabil/seimbang sehingga mempercepat proses degenerasi.
9. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan
yang berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat
fisik rawan sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit. Pada diabetes
melitus, glukosa akan menyebabkan produksi proteaglikan menurun.
10. Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat
dapat mengendapkan hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis,
kristal monosodium urat/pirofosfat dalam rawan sendi.

C. Patofisiologi
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak
meradang, dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses
penuaan, rawan sendi mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan
pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi sendi. Proses degenerasi ini
disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang merupakan unsur penting
rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh stress biomekanik
tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya polisakarida
protein yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit sehingga
mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling sering terkena
adalah sendi yang harus menanggung berat badan, seperti panggul lutut dan
kolumna vertebralis. Sendi interfalanga distal dan proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya
gerakan. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau

5
diakibatkan penyempitan ruang sendi atau kurang digunakannya sendi
tersebut. Perubahan-perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena
peristiwa-peristiwa tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas
congenital dan penyakit peradangan sendi lainnya akan menyebabkan trauma
pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga menyebabkan
fraktur pada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang pada
akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran,
tulang menjadi tebal dan terjadi penyempitan rongga sendi yang
menyebabkan nyeri, kaki kripitasi, deformitas, adanya hipertropi atau
nodulus. (Soeparman ,1995).

D. Manifestasi Klinis
1. Rasa nyeri pada sendi
Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah
apabila sedang melakukan sesuatu kegiatan fisik.
2. Kekakuan dan keterbatasan gerak
Biasanya akan berlangsung 15 - 30 menit dan timbul setelah istirahat atau
saat memulai kegiatan fisik.
3. Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam
ruang sendi akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai
sendi yang semua ini akan menimbulkan rasa nyeri.
4. Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama
dan akan berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya
dengan keadaan penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah
rusak berat. Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi
dapat menjalar, misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan
di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada
waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.
5. Pembengkakan Sendi

6
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan
cairan dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
6. Deformitas
Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
7. Gangguan Fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.

E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan serologi (untuk indikasi inflamasi) dan cairan sinovial
dalam batas normal, pemeriksaan mikroskopis.
2. Foto Rontgent polos menunjukkan penurunan progresif massa kartilago
sendi sebagai penyempitan rongga sendi
3. Pemeriksaan zat besi dan kalsium

F. Penatalaksanaan Medis
1. Tindakan preventif
a. Penurunan berat badan
b. Pencegahan cedera
c. Screening sendi paha
d. Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat kerja
2. Farmakologi : obat NSAID bila nyeri muncul
3. Terapi konservatif ; kompres hangat, mengistirahatkan sendi, pemakaian
alat- alat ortotik untuk menyangga sendi yang mengalami inflamasi.
4. Irigasi tidal (pembasuhan debris dari rongga sendi), debridemen
artroscopik.
5. Pembedahan; artroplasti
6. Operasi, perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan
kerusakan sendi yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan
fungsi.
7. Fisioterapi, berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang
meliputi pemakaian panas dan dingin dan program latihan yang tepat.

7
8. Dukungan psikososial, diperlukan pasien osteoartritis oleh karena
sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya.

G. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang memburuk
dengan stress dengan sendi, kekakuan senda pada pagi hari, biasanya
terjadi secara bilateral dan simetris.
Tanda : malaise, keterbatasan ruang gerak, atrofi otot, kulit
kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot.
b. Kardiovaskur
Gejala : fenomena Raynaud jari tangan/kaki, missal pucat
intermitten, sianotik kemudian kemerahan pada jari sebelum warna
kembali normal.
c. Integritas ego
Gejala : factor-faktor stress akut/kronis missal finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, factor-faktor hubungan social, keputusan dan
ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas
diri missal ketergantungan pada orang lain, dan perubahan bentuk
anggota tubuh.
d. Makanan / cairan
Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengonsumsi
makanan atau cairan adekuat : mual, anoreksia, dan kesulitan untuk
mengunyah.
Tanda : penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering.
e. Hygiene
Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
pribadi secara mandiri, ketergantungan pada orang lain.
f. Neurosensory

8
Gejala : kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi
pada jari tangan.
Tanda : pembengkakan sendi simetris.
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : fase akut dari nyeri ( disertai / tidak disertai pembengkakan
jaringan lunak pada sendi ), rasa nyeri kronis dan kekakuan (
terutama pada pagi hari ).
h. Keamanan
Gejala : kulit mengkilat, tegang, nodus subkutaneus. Lesi kulit, ulkus
kaki, kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga,
demam ringan menetap, kekeringan pada mata, dan membran
mukosa.
i. Interaksi social
Gejala : kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain, perubahan
peran, isolasi.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut/kronis berhubungan dengan inflamasi
2) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan gangguan
musculoskletal.
3) Defisit perawatan diri berhubungan dengan terbatasnya gerakan
sendi
4) Resiko cidera berhubungan dengan penurunan fungsi tulang.
5) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik.
6) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kondisi prognosis dan
kebutuhan pengobatan sehubungan dengan kurangnya informasi.
3. Intervensi Keperawatan
1) Nyeri akut/kronis berhubungan dengan inflamasi
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Pasien akan :  Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas
 Menunjukkan tingkat (skala 0 – 10).

9
kenyamanan.  Berikan matras atau kasur keras, bantal kecil.
 Dapat mengendalikan Tinggikan tempat tidur sesuai kebutuhan
nyeri.  Biarkan pasien mengambil posisi yang
 Dapat melaporkan nyaman pada waktu tidur atau duduk di
karakteristik nyeri. kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur
sesuai indikasi
 Dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu
pasien untuk bergerak di tempat tidur,
sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah,
hindari gerakan yang menyentak
 Anjurkan pasien untuk mandi air hangat .
Sediakan waslap hangat untuk mengompres
sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari.
 Berikan masase yang lembut

Kolaborasi

 Beri obat sebelum aktivitas atau latihan yang


direncanakan sesuai petunjuk.

2) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan gangguan


musculoskletal.
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Pasien akan :  Berikan terapi latihan fisik : ambulasi,
 Melakukan aktifitas keseimbangan, mobilitas sendi,
kehidupan sehari-hari pengendalian otot
secara mandiri dengan  Bantu dan dorong perawatan diri
alat bantu
 Memperlihatkan
mobilitas

10
3) Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan
moskuluskeletal
Tujuan & kriteria hasil Intervensi
Pasien akan :  Bantu perawatan diri pasien : mandi/higiene
 Menunjukkan  Bantu pemenuhan eliminasi pasien
perawaan diri dan
melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari

4) Resiko cidera berhubungan dengan penurunan fungsi tulang


Tujuan & kriteria hasil Intervensi
Pasien akan :  Manajemen lingkungan: pantau lingkungan
 Pasien dan keluarga fisik untuk memfasilitasi keamanan.
dapat mempersiapkan  Berikan bimbingan dan pengalaman belajar
lingkungan yang tentang kesehatan individu yang kondusif.
aman.  Identifikasi faktor resiko potensial terjadinya
 Pasien dan keluarga cidera.
dapat menghindari
cidera fisik.
 Dapat memodofikasi
gaya hidup untuk
mengurangi resiko

5) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik.


Tujuan & kriteria hasil Intervensi
Pasien akan :  Diskusikan persepsi pasien tentang keadaan
 Menunjukkan adaptasi tubuh pasien
dengan ketunadayaan  Dorong pasien untuk beradaptasi dengan
fisik, penyesuaian persepsi stresor atau ancaman yang
psikososial. menghambat peran hidup.

11
 Menunjukkan citra  Diskusikan dengan pasien tentang faktor
tubuh positif dan resiko potensial dan memprioritaskan
harga diri positif. strategi menurunkan resiko.
 Menunjukkan  Dorong pasien terhadap peningkatkan
kepuasan terhadap penilaian personal terhadap harga diri.
penampilan dan fungsi Kolaborasi
tubuh.
 Rujuk pada konseling psikiatri
 Menunjukkan
 Berikan obat-obatan sesuai petunjuk
keinginan untuk
menyentuh bagian
tubuh yang mengalami
gangguan

6) Defisit pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif dan


kurang familiar dengan sumber-sumber informasi
Tujuan & kriteria hasil Intervensi
Pasien akan:  Edukasi kesehatan : berikan bimbingan dan

 Memperlihatkan pengalaman belajar tentang perilaku

pengetahuan tentang kesehatan yang kondusif

penyakitnya  Penyuluhan prosedur terapi : berikan

 Dapat mengidentifikasi pemahaman kepada pasien secara mental

kebutuhan terhadap tentang prosedur dan penanganan

informasi tambahan
tentang program terapi

12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA OMA. G


DENGAN OSTEOATRITIS DIPSTW KARITAS CIMAHI
TAHUN 2019

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Oma G
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 90 tahun
Suku : Tionghoa
Agama : Katolik
Alamat : Cirebon , Jawa Barat
Pendidikan : SD
Status Perkawinan : Cerai Mati
Tanggal Masuk : 27 Desember 2002
Tanggal Pengkajian : 16 juli 2019

2. Status Kesehatan Saat ini.


Oma G mengatakan kedua lutut terasa linu dan nyeri sampai betis saat
bangun tidur dan berjalan jauh,keluhana berkurang ketika beristirahat dan
diberikan balsem atau minyak gosok, bertambah ketika dibawa berjalan
jauh. Oma G mengatakan untuk mengurangi rasa linu beliau beristirahat dan
memberikan balsem atau minyak gosok pada lutut yang terasa linu dan
nyeri, nyeri dan linu terasa seperti di tusuk-tusuk.

13
3. Riwayat kesehatan Dahulu
Oma G mengatakan tidak memiliki penyakit yang berat, hanya saja kakinya
terasa berat saat melangkah, linu ketika bangun. Dan dimasa lalu oma
pernah jatuh dikamar mandi sebanyak 3 kali.

4. Riwayat Kesehatan keluarga


Oma G mengatakan tidak ada riwayat penyakit dalam keluarga.

5. Tinjauan Sistem
a. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis, GCS : E; 4 V;5 dan M;6
TTV:
- TD : 120/70 mmHg
- Nadi : 72x/menit
- RR : 18x/menit
- Suhu Badan: 36oC
b. Kepala
Kepala simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan,
persebaran rambut merata.
c. Mata
Mata kanan dan kiri simetris, kanjungtiva anemis. Oma G sudah
mengalami penurunan fungsi penglihatan saat membaca dan membaca
jarak jauh dan benda-benda yang kecil.
d. Telinga
Telinga kanan dan kiri simetris, tidak ada pembengkakan dan nyeri
tekan, Oma G sudah mengalami fungsi pendengaran sehingga ketika
berbicara dengan oma harus berdekatan dengan telinganya dan suara
dikeraskan.
e. Mulut
Mulut simetris, lidah tampak bersih, tidak ada pembesaran tonsil, oma
G sudah tidak mempunyai gigi.

14
f. Leher
Leher simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan.
g. Sistem Pernapasan
Tidak ada pernapasan cuping hidung, hidung bersih, tidak ada polip,
bentuk dada simetris, irama pernapasan teratur, tidak ada nyeri tekan,
vokal fremitus sama, sonor, bunyi napas vasikuler.
h. Sistem Kardiovaskuler
Ictus cordis tidak terlihat, tidak ada edema, tidak ada sianosis, CRT 1
detik, bunyi jantung 1 : Lup, bunyi jantung 2 : Dup, tidak terdengar
bunyi mur-mur
i. Sistem Gatrointestinal
Gigi ompong, tidak ada peradangan, tidak ada asites, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada pembesaran hati, bunyi thimpani.
j. Sistem perkemihan
Tidak ada distensi kandung kemih, tidak ada nyeri tekan pada kandung
kemih
k. Sistem integumen
Tidak ada luka atau lesi, tidak terdapat edema pada ektermitas bawah,
kulit lembab, teraba hangat.
l. Sistem genitoreproduksi
Om G mengatakan tidak ada keluhan pada alat reproduksi, tidak ada
nyeri tekan saat BAB dan BAK, tidak ada hemoroid
m. Sistem muskuloskeletal
Terdapat nyeri pada lutut, tidak terdapat luka pada bagian ekstremitas,
oma berjalan dengan sangat hati-hati dan tampak berjalanan
sempoyongan.
Kekuatan otot :
5 5
4 4

15
6. Teknik Pengkajian Psikososial dan Spritual
a. Psikososial
 Kemampuan sosialisasi klien pada saat sekarang
Oma G mampu bersosialisasi dengan oma opa yang lain, klien
kadang-kadang suka mengobrol dengan tetangga kamarnya
 Sikap klien pada orang lain
Oma G bersikap baik terhadap yang lain
 Harapan-harapan klien dalam melakukan sosialisasi
Klien mengatakan senang jika mengobrol dengan teman sekamarnya
dan oma seenang ada mahasiswa karena merasa ada teman dan bisa
mengobati rasa rindu terhadap anak dan cucu
 Kepuasaan klien dalam bersosialisasi
Oma G mampu memberikan jawaban atau keputusan yang baik saat
ditanya
b. Spiritual
 Kegiatan keagamaan yang ditekuni klien
Oma G mengatakan ia beragama Katolik
 Konsep atau keyakinan tentang kematian
Tidak dikaji
 Harapan-harapan klien tentang spiritual
Oma. G mengatakan ingin selalu bisa menjalankan kewajiban agama

7. Teknik Pengkajian Emosi

Pertanyaan tahap I
 Apakah klien mengalami sukar tidur ? Ya
 Apakah klien merasa gelisah ? Tidak
 Apakah klien murung atau menangis sendiri? Tidak
 Apakah klien sering was-was atau khawatir? Tidak

16
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari atau sama dengan
1 jawaban “Ya”
Pertanyan tahap 2
 Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam sebulan? Ya
 Ada masalah atau banyak pikiran? Tidak
 Adanya gangguan/masalah dengan keluarga lain? Tidak
 Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? Tidak
 Cenderung mengurung diri? Tidak

Bila lebih dari atau sama dengan 1 jawaban “ya”

Kesimpulan : Masalah Emosional Positif (+)

8. Teknik pengkajian fungsional

KATZ INDEKS
SKO Kategori
RE
A Bila klien mandiri dalam makan, kontinensia (BAK dan BAB),
menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah, dan mandi

B Bila klien mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas

C Bila klien mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain

D Bila klien mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang lain

E Bila klien mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu fungsi
yang lain

F Bila klien mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan


satu fungsi yang lain

G Ketergantungan untuk semua fungsi di atas

17
Kesimpulan :
Oma G termasuk kategori A: Bila klien mandiri dalam makan, kontinensia
(BAK dan BAB), menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah, dan
mandi.

9. Teknik Pengkajian Status Mental

Short Portable Mental Status Quesioner (SPSMQ)


BENAR SALAH NO PERTANYAAN
√ 01. Tanggal berapa hari ini ?
16 Juli 2019
√ 02. Hari apa sekarang ?
Selasa
√ 03. Apa nama tempat ini ?
Panti Wreda Karitas
√ 04. Dimana alamat anda ?
Cirebon
√ 05. Berapa umur anda ?
71 tahun
√ 06. Kapan anda lahir ?

√ 07. Siapa presiden Indonesia sekarang ?


Jokowi
√ 08. Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
SBY
√ 09. Siapa nama ibu anda ?
Serlim
√ 10. Kurang 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3
dari tiap angka baru semua secara menurun.
17, 14, 11
∑=7 ∑=3

18
Score total = 7
Interprestasi hasil :
a. Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
b. Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 : kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10: Kerusakan intelektual berat
Kesimpulan :
Berdasarkan interpretasi hasil SPSMQ Oma G berada pada fungsi
intelektual utuh dengan jumlah kesalahan 3

10. Teknik Pengkajian Aspek Kognitif Pada Fungsi Mental


Mini Mental Status Exam (MMSE)

Orientasi Kalkulasi
Registrasi Mengingat kembali
Perhatian Bahasa
NO ASPEK NILAI NILAI KRITERIA
KOGNITIF MAKS KLIEN
1. Orientasi 5 4 Menyebutkan dengan benar
o Tahun : 2019
o Musim : tidak tau
o Tanggal : 16
o Hari : Selasa
o Bulan : Juli
5 4 Dimana kita sekarang berada ?
o Negara : Indonesia
o Provinsi : Jawa barat
o Kota : Cimahi
o PSTW : Karitas

19
NO ASPEK NILAI NILAI KRITERIA
KOGNITIF MAKS KLIEN
o Wisma : tidak tau
2. Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 objek (oleh
pemeriksa) 1 detik untuk mengatakan
masing-masing objek. Kemudian
tanyakan kepada klien 3 objek tadi
(untuk disebutkan)
o Objek Pena
o Objek Buku
o Objek Hp
3. Perhatian dan 5 4 Minta klien untuk memulai dari angka
kalkulasi 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5
kali/tingkat
o 93
o 86
o 79
o 72
o 65 (68)
4. Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga
objek pada No. 2 (registrasi) tadi. Bila
benar, 1point untuk masing-masing
objek.
5. Bahasa 9 7 a. Tunjukan pada klien suatu benda
dan tanyakan namanya pada klien
o Buku
o Pena
o Hp
b. Minta klien untuk mengulang kata
berikut “ tak ada jika, dan, atau

20
NO ASPEK NILAI NILAI KRITERIA
KOGNITIF MAKS KLIEN
tetapi”. Bila benar nilai 1 point
o Benar 2 kata tak ada, tetapi
c. Minta klien untuk mengikuti 3
langkah perintah berikut;
o Ambil kertas dan pegang
o Lipat dua
o Letakkan di atas meja
d. Minta klien mengikuti perintah
berikut (bila benar dapat nilai 1
point):
o “tutup mata”
o Tuliskan satu kalimat
o Salin gambar
Total nilai 25

Interpretasi hasil :
> 23 : Aspek kognitif fungsi mental baik
18-22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤ 17 : Kerusakan aspek fungsi mental berat
Kesimpulan :
Berdasarkan interpretasi hasil MMSE Oma G berada pada aspek kognitif
fungsi mental baik dengan total nilai 25.

11. Perubahan Posisi atau Gerakan Keseimbangan


Beri nilai 0 (nol) bila klien tidak menunjukan kondisi dibawah ini, nilai 1
(satu) bila menunjukan salah satu kondisi dibawah ini :
 Gunakan kursi yang keras dan tanpa lengan

21
a. Bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong tubuhnya
ke atas dengan tangan atau bergeser ke bagian depan kursi terlebih
dahulu, dan atau tidak stabil pada saat pertama berdiri (Nilai = 1)
b. Duduk dengan menjatuhkan diri ke kursi atau tidak duduk di tengah kursi
(Nilai = 0)
 Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong sternum
perlahan-lahan sebanyak 3 kali).
c. Klien menggerakan kaki, memegang objek untuk dukungan, kaki tidak
menyentuh sisi-sisinya. (Nilai = 1)
 Mata tertutup
d. Sama seperti di atas (periksa kepercayaan klien dalam input penglihatan
untuk keseimbangannya). (a. Nilai = 1, b. Nilai = 0, dan c. Nilai = 1)
 Perputaran leher (mata terbuka)
e. Menggerakan kaki, menggenggam objek untuk dukungan ; kaki tidak
menyentuh sisi-sisinya ; keluhan vertigo, pusing atau sempoyongan.
(Nilai = 1)
 Gerakan menggapai sesuatu
f. Tidak mampu menggapai sesuatu dengan bahu fleksi penuh sambil
berdiri pada ujung-ujung kaki, tidak stabil, memegang sesuatu untuk
dukungan. (Nilai = 1)
 Membungkuk
g. Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek kecil (misal pensil)
dari lantai, memegang objek,atau memerlukan berbagai usaha pada saat
akan kembali berdiri. (Nilai = 0)

12. Komponen Gaya atau Gerakan Berjalan


Beri nilai 0 (nol) jika klien tidak menunjukan kondisi di bawah ini, atau beri
nilai 1 (satu) jika klien menunjukan salah satu dari kondisi dibawah ini
 Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan
a. Ragu-ragu, tersandung, memegang objek untuk dukungan. (Nilai = 1)
 Ketinggian langkah kaki

22
b. Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret
kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (> 5 cm). (Nilai = 1)
 Kontuinitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping klien)
c. Setelah langkah-langkah awal, langkah menjadi tidak konsisten, mulai
mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai. (Nilai
= 1)
 Kesimetrisan langkah (observasi dari samping pasien)
d. Tidak berjalan dalam garis lurus, bergoyang dari satu sisi ke sisi lain.
(Nilai = 1)
 Berbalik
e. Berhenti sebelum memulai berbalik, jalan sempoyongan, bergoyang,
memegang objek untuk dukungan. (Nilai = 1)

Interpretasi hasil :
Jumlahkan semua nilai yang diperoleh klien, dan dapat diinterpretasikan
sebagai berikut :

a. 0 – 5 : Resiko jatuh rendah


b. 6 – 10 : Resiko jatuh sedang
c. 11 – 15 : Resiko jatuh tinggi

B. ANALISA DATA
NO. HARI/ DATA ETIOLOGI PROBLEM
TANGGAL
1. Selasa/16 DS : Reaksi faktor R dgn Nyeri akut
antibodi, faktor
Juli 2019  Oma G metabolik, infeksi
mengatakan dgn kecenderungan
virus
kedua lutu
terasa linu dan
Reaksi peradangan
nyeri sampai ke
betis saat Nyeri akut
bangun tidur

23
dan berjalan
jauh,
 DO :
 Kesadaran
composment
is
 TD : 120/70
mmHg
 Nadi :
72x/menit
 RR:
18x/menit
 Suhu : 36oC
 Tampak
ekspresi
meringis
 Palpasi :
nyeri tekan
pada lutut
seperti
tertusuk
tusuk

2 Selasa/ 16 DS : Reaksi faktor R dgn Resiko cedera


antibodi, faktor
Juli 2019  Oma U metabolik, infeksi
mengatakan dgn kecenderungan
virus
kaki terasa
berat saat Reaksi peradangan
melangkah,
linu saat Kerusakan kartilago
dan tulang

24
bangun
tidur, terasa Tendon dan ligamen
nyeri dan melemah
memiliki
riwayat Hilangnya kekuatan
jatuh di otot
masa lalu
sebanyak 3 Resiko cedera
kali
DO :
 TD; 120/70
mmHg,
 Nadi; 72
x/m,
 RR; 18 x/m,
 Suhu Badan;
36 oC
 Hasil
interpretasi
perubahan
posisi atas
gerakan
keseimbanga
n dan
komponen
gaya atau
gerak
berjalan
yaitu
berjumlah
10 (6-10

25
Resiko jatuh
sedang
 Kekuatan
otot
5 5
4 4

C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DX
1. Nyeri akut berhubungan dengan reaksi peradangan
2. Resiko cedera berhubungan dengan hilang atau melemahnya
kekuatan otot

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
HARI/ NO. TUJUAN DAN INTERVENSI
TANGGAL/ DX KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
WAKTU
Selasa/ 16 1. Setelah dilakukan 1. Jelaskan kepada klien tentang
Juli 2019 tindakan keperawatan penyebab terjadinya nyeri kaki
nyeri hilang atau (Osteoartritis)
berkurang, dengan 2. Ajarkan cara kompres hangat
kriteria hasil : untuk mengurangi linu – linunya
- Melakukan 3. Lakukan massage pada
aktifitas sehari-hari ekstermitas bawah
tanpa kesulitan 3. 4. Anjurkan Oma G untuk jalan
(tindakan) atau olah raga pagi setiap hari
- TTV dalam batas 5. Anjurkan klien mengangkat
normal kaki yang mengalami linu
5.

26
Selasa/ 16 2. Setelah dilakukan 1. Berikan penjelasan pada klien
Juli 2019 tindakan keperawatan adanya perubahan status
klien tidak mengalami kesehatan dan penyebab
resiko cedera, dengan penyakit
kriteria hasil : 2. Kontrol lingkungan yang dapat
- Klien mengerti membahayakan klien
tentang penyebab
penyakitnya
- Lingkungan bebas
dari hal-hal yang
membahayakan klien

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


HARI/ NO. IMPLEMENTASI WAK EVALUASI
TANGGAL/ DX KEPERAWATAN TU KEPERAWATAN
WAKTU
Selasa/ 16 1. 1. Menjelaskan 16.00 S:
Juli 2018 kepada klien tentang WIB - Klien mengatakan
13.00 WIB penyebab terjadinya paham tentang penyebab
nyeri kaki osteoatritis
(Osteoartritis) - Klien mengatakan
2. Melakukan merasa nyaman setelah
massage pada dilakukan peregangan
ekstermitas bawah otot dan massage
3. 3. Menganjurkan O:
Oma.G untuk jalan - KU : cukup baik
atau olah raga pagi - Tampak ekspresi
setiap hari senang
4. Menganjurkan - Klien tampak masih

27
klien mengangkat sulit berjalan
kaki yang
mengalami linu A:
dengan - Masalah belum teratasi
menggunakan bantal
P:
- Intervensi dilanjutkan
Selasa/ 16 2. 1. Memberikan 16.10 S:
Juli 2019 penjelasan pada WIB - Klien mengatakan
13.00 WIB klien adanya masih terasa berat saat
perubahan status berjalan
kesehatan dan
penyebab penyakit O:
2. Mengontrol - TD : 120/70 mmHg
lingkungan yang - Tampak lingkungan
dapat aman dari benda-benda
membahayakan yang berbahaya
klien - Klien tampak masih
sulit berjalan
A:
- Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan

28
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau
osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang
paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan
(disabilitas).
B. Saran
Para penulis tentunya sudah berusaha maksimal dalam memanfaatkan
waktu untuk menuangkan segala pikiran dan pengetahuan ke dalam makalah
ini. Para penulis tidak lupa memohon ampun kepada Allah swt. atas
kesalahan-kesalahan kami dalam penulisan makalah ini. Dan tentunya, kritik
dan saran sangat penulis harapkan, guna perbaikan di masa mendatang. Dan
harapan para penulis, semoga makalah ini sangat bermanfaat bagi para
penulis, teman-teman, masyarakat, dan semua pihak yang membaca makalah
ini.

29
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah, Alih Bahasa Andry Hartono, dkk., Jakarta, EGC.
Judith M. Wilkinson. & Nancy R. Ahern,(2012), Diagnosa Keperawatan
Nanda NIC NOC, Jakarta, EGC
Doenges, EM. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa I Made
Kariasa, dkk. (2001), Jakarta, EGC.
Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius
FKUI, Jakarta.
Prince, Sylvia Anderson, 2000., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta.

30

Anda mungkin juga menyukai