Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI TERHADAP

PENURUNAN
TINGKAT NYERI PASIEN POST OPERASI APPENDIKTOMY
DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase KMB

Disusun Oleh :
1. Alif Maerza Dewangga
2. Andika Oktavian Senja
3. Daruti Uswatun Khasanah
4. Agus Setyo Nugroho
5. Ali Musfiqin
6. Bambang Margono
7. Deni Riana

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
BAB I

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Apendiksitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis, dan merupakan
penyebab abdomen akut yang paling sering (Dermawan & rahayuningsih,
2010).Apendiks vermiformis yang disebut pula umbai cacing atau lebih dikenal
dengan nama usus buntu, merupakan kantung kecil yang buntu dan melekat pada
sekum. Dalam kasus ringan dapat sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus
memerlukan tindakan bedah kedaruratan, Apabila tidak di tangani dengan benar,
penyakit ini hampir selalu berakibat fatal (Kowalak, 2011).
Apendiksitis juga didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana infeksi terjadi
di umbai cacing. Dalam penelitianUtami (2014) dikatakan infeksi ini bisa
mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk
mencegah komplikasi yang pada umumnya berbahaya bagi tubuh (Nanda, 2013).
Gejala dari apendiksitis ialah nyeri yang samar – samar tumpul yang merupakan
nyeri viseral di daerah epigastrium disekitar umbilicus. Keluhan ini sering disertai
dengan timbulnya mual, muntah, nafsu makan berkurang dan dalam beberapa jam
nyeri ini akan berpindah ke kanan bawah titik Mc.Burney (Sjamsuhidayat, 2011).
Berdasarkan World Health Organisation (2010) yang dikutip oleh
Naulibasa (2011), ditemukan angka kejadian Apendiksitis yang cukup tinggi
didunia. Angka kematian akibat Apendiksitis mencapai 21.000 jiwa, populasi laki –
laki 11.000 jiwa dan 10.000 jiwa pada perempuan. Menurut Evarica Widyawati
(2015) di Amerika Serikat kejadian Apendiksitis memiliki insidens 1,1 kasus per
1000 penduduk per tahun. Pada usia 20 tahun paling sering mengalami Apendiksitis,
perbandingan antara laki – laki 1,4 lebih sering daripada wanita. Angka kematian
mencapai 0,2 - 0,8 % dari komplikasi yang sering terjadi dikarenakan dari tindakan
pembedahan yang dilakukan dan keterlambatan diagnosa juga dapat meningkatkan
resiko angka kesakitan dan kematian.
Data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2008 jumlah
penderita penyakit Apendiksitis di Indonesia mencapai 591.819 orang dan pada
tahun 2009 meningkat menjadi 596.132 orang. Menurut Dinas Kesehatan Jawa
Tengah pada tahun 2009, jumlah kasus penyakit Apendiksitis dilaporkan sebanyak
5.890 orang dan diantaranya menyeba bkan kematian (Utami, 2014).
Insidens pada laki – laki lebih seringdaripada perempuan, pada umur 20 – 30
tahun insidens laki – laki lebih sering. Hal yang dapat menyebabkan apendiksitis
yaitu hiperplansia jaringan limfa, sumbatan lumen apendiks merupakan faktor yang
diajukan sebagai faktor pencetus. Penyebab lain yang dapat menyebabkan
Apendiksitis ialah erosi mukosa apendiks karena parasite seperti Enterobacter
histolytica (Sjamsuhidayat, 2011).
Salah satu penatalaksanaan pasien dengan apendiks akut adalah dengan cara
pembedahan appendiktomy. Appendiktomy dapat dilakukan pada apendiksitis
dengan
tidak adanya komplikasi. Appendiktomy dapat dilakukan segera, setelah
terkontrol
ketidakseimbangan cairan di dalam tubuh dan gangguan sistematik lainnya.
Pembedahan yang direncanakan secara dini baik mempunyai mortalitas 1 % secara
primer angka morbiditas dan mortalitas penyakit ini tampaknya disebabkan oleh
komplikasi ganggren dan perforasi yang terjadi akibat yang tertunda (Mansjoer,
2010).
Pembedahan Appendektomy merupakan suatu tindakan invasif dengan
membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani, pembukaan bagian
tubuh ini umumnya dilakukan dengan membuat sayatan, pada pembedahan
appendiktomy terbuka, insisi McBurney paling banyak dipilih oleh ahli bedah
(Potter
& Perry, 2014). Prosedur apendiktomy adalah puasa sampai setelah menjalani
pembedahan, kemudian bertahap kembali ke diet normal, ambulasi pasca bedah dan
spinometri insentifi (Kimberly, 2012).
Keluhan yang sering timbul pasca pembedahan ( pasca operasi ) pasien
merasakan nyeri yang hebat dan mempunyai pengalaman yang kurang
menyenangkan akibat nyeri yang tidak adekuat (Novariski, 2009). Hal tersebut
merupakan rangsangan bagi pasien dan akan menambah rasa kecemasan serta
ketegangan yang juga akan menambah rasa nyeri karena rasa nyeri menjadi pusat
perhatiannya. Bila pasien merasakan nyeri hanya satu yang mereka inginkan yaitu
mengurangi rasa nyeri tersebut, karena itu akan menjadikan pengalaman yang
kurang menyenangkan akibat nyeri yang tidak adekuat (Zulaik, 2008).
Nyeri setelah operasi merupakan nyeri akut yang secara serius mengancam
proses penyembuhan klien. Nyeri yang dialami pasien setelah pembedahan
menghambat kemampuan pasien untuk terlibat aktif dan meningkatkan resiko
komplikasi akibat immobilisasi. Rehabilitasi dapat tertunda dan hospitalisasi
menjadi lama jika nyeri akut tidak bisa di control. Kemajuan fisik atau psikologis
tidak dapat terjadi selama nyeri akut masih dirasakan karena pasien memfokuskan
semua perhatiannya pada upaya untuk mengatasi nyeri (Potter & Perry, 2014).
Rasa nyeri yang timbul akibat pembedahan bila tidak dikontrol dapat
menimbulkan efek yang membahayakan yang akan mengganggu proses
penyembuhan dan juga dapat meningkatkan stress post operasi (Soetjiningsih, 2010).
Efek nyeri dapat berpengaruh pada fisik, nyeri yang tidak diatasi secara cepat
mempunyai efek yang membahayakan diluar ketidaknyaman yaitu dapat
mempengaruhi system pulmonary, kardiovaskuler, gastrointestinal, endokrin dan
imonologi. Efek prilaku, dapat diamati dari respon vocal (menangis), ekspresi wajah
(meringis), gerakan tubuh (perasaan gelisah) dan interaksi sosial (menghindari
percakapan). Pengaruh dalam aktivitas sehari – hari yaitu kesulitan dalam melakukan
personal hygiene (Andarmoyo, 2013).
2. Pertanyaan Klinik
a. Merumuskan keyword
Questions Part Questions Term Keyword/ Synonim

Population/ Pasient Apendiksitis, Nyeri,


Teknik Relaksasi

Intervention TEKNIK TEKNIK RELAKSASI


RELAKSASI GENGGAM JARI
GENGGAM JARI DAN PENURUNAN
DAN PENURUNAN NYERI
NYERI
Outcome Mengurangi nyeri Mengurangi nyeri

b. Merumuskan pertanyaan klinik


“Teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan tingkat nyeri pasien post
operasi appendiktomy”
BAB II

A. ANALISA JURNAL

No Resume Jurnal Analisa

1. Nama peneliti Dwi Nur Aini, Tamrin ,Rilasadi

2. Judul Penelitian Pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap


penurunan tingkat nyeri pasien post operasi
appendiktomy di rsud dr. H. Soewondo kendal
3. Tempat dan waktu RSUD dr. H. Soewondo kendal dari bulan Mei – Juli
penelitian 2017

4. Tujuan penelitian Untuk Pengaruh teknik relaksasi genggam jari


terhadap penurunan tingkat nyeri pasien post
operasi appendiktomy
5. Latar belakang -

6. Metode penelitian : a. Desain penelitian ini adalah penelitianQuasi


eksperimental, Desain penelitian
a. Desain penelitian menggunakan pre and post test without
b. Populasi dan sampel control, yaitu peneliti hanya melakukan
c. Kriteria inklusi dan
intervensi pada satu kelompok tanpa
eksklusi
d. Analisa Data
pembanding.
b. Populasi dalam penelitian ini semua pasien post
operasi appendiktomy di RSUD Dr. H.
Soewondo Kendal dengan jumlah pasien
appendiktomy dalam 3 bulan terakhir (Mei – Juli
2017) adalah sebanyak 83 responden.Sampel
yang di ambil untuk penelitian pada pasien post
operasi appendiktomy di RSUD dr. H.
Soewondo Kendal adalah sebanyak 30
responden.
c. Pasien 7 – 8 jam post pemberian analgesik. ,
Pasien hari pertama (H1)post operasi
appendiktomy, Dapat diajak berkomunikasi,
Bersedia menjadi responden
d. Analisa data pada penelitian ini menggunakan
analisa univariat dan bivariat dengan uji
Wilcoxon setelah dilakukan uji statistik
didapatkan nilai nilai ρ-value 0.000 (ρ-value
0.000 < α 0.05),
7. Hasil penelitian Hasil penelitian didapatkan sebelum dilakukan
terapi relaksasi genggam jari responden yang
mengalami nyeri menyusahkan sebanyak (50%),
nyeri mengganggu sebanyak (40%), nyeri hebat
sebanyak (10%). Setelah dilakukan terapi
relaksasi genggam jari responden yang mengalami
nyeri ringan sebanyak (23.3%), nyeri
mengganggu sebanyak (63.3%), nyeri
menyusahkan sebanyak (13.3%).
8. Saran penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini, Bagi pasien post
operasi appendiktomy Diharapkan bagi pasien
post operasi appendiktomy yang mengalami tingkat
nyeri hebat dapat melakukan terapi relaksasi
genggam jari secara mandiri sehingga dapat
mengatasi atau menurunkan tingkat nyeri yang
dirasakan pada saat itu.
9. Daftar Pustaka Andarmoyo, 2013. Konsep dan Proses
Keperawatan Nyeri. Editor Rose
R.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Arifuddin, dkk 2017. “Faktor resiko kejadian
apendisitis dibagian rawat inap
rumah sakit umum anutapura palu”.
Dani & Calista, 2013. “Karakteristik Penderita
Apendisitis Akut Di Rumah Sakit
Immanuel Bandung”.
Depkes, RI . 2009. Sistem kesehatan
nasional. Diakses tanggal 16 Maret 2017 dari
respositori.usu.ac.id/bitstream/123
456789/22361/5/chafter I.Pdf.
Dermawan, D, & Rahayuningsih, T. 2010.
Keperawatan Medikal Bedah Sistem
Pencernaan. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Dharma Kelana Kusuma.2011. Metodologi
Penelitian Keperawatan (Pedoman
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil
Penelitian). Cetakan 11-12. Jakarta Timur :
Trans Info Media.
Idris & Astarani, 2017. “Terapi Relaksasi
Genggam Jari Terhadap Penurunan
Nyeri Sendi Pada Lansia”.
Kowalak, Jenifer P. 2011. Buku Ajar Patofisiologi.
Jakarta: EGC Linatu, 2013. Pengaruh
Teknik Relaksasi genggam Jari
Terhadap perubahan skala Nyeri pada
Pasien Post Operasi section Caesarea
di RSUD Prof.Dr. margono soekarno
Purwekerto.Diakses pada tanggal 20 Maret
2017
Marisa, dkk 2012. “Batas Angka Lekosit
Antara Appendisitis Akut dan
Appendisitis Perforasi di Rumah Sakit
Daerah Tugurejo Semarang selama
Januari 2009 – Juli 2011”
Mustafa & Andika, 2016. “Pengaruh Teknik
relaksasi genggam jari terhadap
penurunan intensitas nyeri pasien

BAB III

A. PEMBAHASAN
Dampak relaksasi dapat meningkatkan toleransi nyeri melalui beberapa
mekanisme antara lain relaksasi dapat menurunkan nyeri, menurunkan respons
katekolamin, meningkatkan aliran darah ke uterus, menurunkan tegangan otot.
Tindakan mandiri perawat dalam penanganan nyeri salah satunya dengan Teknik
relaksasi (Yuliatun,2008) dalam jurnal Idris dan Astarani 2017. Menurut penelitian
Andika dan Mustafa (2016) Teknik relaksasi genggam jari adalah cara yang mudah
untuk mengelola emosi dan mengembangkan kecerdasan emosional dan Potter &
Perry menyatakan bahwa Teknik relaksasi membuat pasien dapat mengontrol diri
ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri.
Menurut peneliti Teknik relaksasi genggam jari dapat dijadikan salah satu
Teknik relaksasi untuk mengatasi tingkat nyeri yang banyak di alami oleh pasien post
operasi, dimana terapi ini sangat sederhana, mudah dilakukan oleh siapapun, dan tidak
memiliki efek samping, sehingga dengan melakukan terapi ini dapat mengatasi nyeri
yang dialami oleh pasien post operasi danjuga terdapat perbedaan intensitas nyeri
yang dirasakan oleh masing – masing responden sebelum dan sesudah dilakukannya
relaksasi genggam jari, hal ini manandakan bahwa respon tubuh seseorang berbeda –
beda tergantung dari pada berat atau ringannya gangguan yang dirasakan seseorang.
Di dalam intervensi di rumah sakit kepada pasien Ny. Y di ruang Dahlia. Pasien
diberikan teknik relaksasi genggam jari, dan hasilnya cukup baik. Kemudian pasien
di evaluasi pasien mengatakan rileks setelah dilakukan teknik relaksasi genggam jari.
Sebelum dilakukan teknik relaksasi genggam jari pasien mengatakan dari skala nyeri
4 dan setelah dilakukan teknik relaksasi genggam jari skala nyeri menjadi 3.
B. DUKUNGAN
Dari penelitian tersebut dapat diterapkan oleh tenaga kesehatan terutama pada
perawat saat di rumah sakit.

C. HAMBATAN
Tidak ada hambatan dalam melakukan peneliian

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan Ada pengaruh Teknik relaksasi genggam jari terhadap
penurunan tingkat nyeri pada pasien post operasi appendiktomy di RSUD Dr. H.
Soewondo Kendal ( p-value = 0,000 / p-value < 0,05 dan nilai Z Hitung -4,597 < Z tabel
1,96 )
B. SARAN
1. Bagi pasien post operasi appendiktomy
Diharapkan bagi pasien post operasi appendiktomy yang mengalami tingkat nyeri hebat
dapat melakukan terapi relaksasi genggam jari secara mandiri sehingga dapat mengatasi
atau menurunkan tingkat nyeri yang dirasakan pada saat itu.
2. Bagi Institusi Prodi Ners Stikes
Widya Husada Semarang Berdasarkan hasil penelitian pengaruh Teknik relaksasi
genggam jari terhadap penurunan tingkat nyeri pasien post operasi appendiktomy di
RSUD Dr. H. Soewondo Kendal diharapkan menjadi refensi dan pembelajaran yang baru
dalam menerapkan pelayanan keperawatan dan juga sebagai bahan referensi tambahan
diperpustakaan serta bahan masukan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian.
3. Bagi RSUD Dr. H. Soewondo Kendal
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh Teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan
tingkat nyeri pasien post operasi appendiktomy diharapkan bagi rumah sakit menerapkan
Teknik relaksasi genggam jari dalam menangani atau menurunkan tingkat nyeri dan juga
diharapkan untuk melakukan pelatihan dalam Teknik relaksasi genggam jari ini.
4. Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menerapkan Teknik relaksasi genggam jari ini
pada kasus – kasus yang lain, dan juga diharapkan menggunakan metode yang lain.
REFERENSI

Andarmoyo, 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Editor Rose R.Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media
Arifuddin, dkk 2017. “Faktor resiko kejadian apendisitis dibagian rawat inap
rumah sakit umum anutapura palu”.
Dani & Calista, 2013. “Karakteristik Penderita Apendisitis Akut Di Rumah Sakit
Immanuel Bandung”.
Depkes, RI . 2009. Sistem kesehatan nasional. Diakses tanggal 16 Maret 2017 dari
respositori.usu.ac.id/bitstream/123 456789/22361/5/chafter I.Pdf.
Dermawan, D, & Rahayuningsih, T. 2010. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Dharma Kelana Kusuma.2011. Metodologi Penelitian Keperawatan (Pedoman
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian). Cetakan 11-12. Jakarta Timur :
Trans Info Media.
Idris & Astarani, 2017. “Terapi Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri
Sendi Pada Lansia”.
Kowalak, Jenifer P. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC Linatu, 2013. Pengaruh
Teknik Relaksasi genggam Jari Terhadap perubahan skala Nyeri pada
Pasien Post Operasi section Caesarea di RSUD Prof.Dr. margono soekarno
Purwekerto.Diakses pada tanggal 20 Maret 2017
Marisa, dkk 2012. “Batas Angka Lekosit Antara Appendisitis Akut dan
Appendisitis Perforasi di Rumah Sakit Daerah Tugurejo Semarang selama
Januari 2009 – Juli 2011”
Mustafa & Andika, 2016. “Pengaruh Teknik relaksasi genggam jari terhadap
penurunan intensitas nyeri pasien

Anda mungkin juga menyukai