Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG WIJAYA KUSUMA RSUD AMBARAWA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :

1. Alif Maerza Dewangga


2. Andika Oktavian Senja
3. Daruti Uswatun Khasanah
4. Agus Setyo Nugroho
5. Ali Musfiqin
6. Bambang Margono
7. Deni Riana

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADASEMARANG

TAHUN AKADEMIK 2018/2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di sebuah organisasi. Di dalam
manajemen tersebut mencakup kegiatan POAC (planning, Organizing,
Actuating, Controlling) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai
tujuan organisasi tersebut.Keperawatan Indonesia sekarang ini masih berada
dalam proses mewujudkan keperawatan sebagai profesi, maka dari itu
banyak terjadi beberapa perubahan-perubahan dalam aspek keperawatan
yaitu berupa penataan pendidikan tinggi keperawatan, pelayanan dan asuhan
keperawatan, pembinaan dan kehidupan keprofesian, dan penataan
lingkungan untuk perkembangan keperawatan. Perubahaan-perubahaan ini
akan membawa dampak yang positif seperti makin meningkatnya mutu
pelayanan kesehatan atau keperawatan yang diselenggarakan, makin
sesuainya jenis dan keahlian tenaga kesehatan atau keperawatan yang
tersedia dengan tuntutan masyarakat, dan bertambahnya kesempatan kerja
bagi tenaga kesehatan khususnya tenaga perawat. Oleh karena alasan-alasan
di atas maka pelayanan keperawatan harus dikelola secara profesional,
karena itu perlu adanya Manajemen Keperawatan. Manajemen Keperawatan
harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit,
sehingga perawat perlu memahami bagaimana konsep dan aplikasinya di
dalam organisasi keperawatan itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut, penulis
akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan manajemen keperawatan
dalam sebuah makalah yang berjudul “Konsep Dasar Manajemen
Keperawatan”.

2
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Setelah melakukan studi pustaka dan Praktik klinik ini diharapkan
mahasiswa Program Studi Profesi Ners Ilmu Keperawatan Karya
Husada Semarang diharapkan mampu melakukan pengelolaan unit
pelayanan keperawatan tertentu sesuai dengan konsep dan langkah
manajemen keperawatan.

2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti pengalaman belajar klinik manajemen keperawatan,
mahasiswa mampu:
a. Melakukan kajian situasi unit pelayanan keperawatan di ruang
rawat inap yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengelolaan tenaga kerja, pengarahan, dan pengendalian.
b. Menganalisa permasalahan manajemen ruangan dengan metode
SWOT
c. Merumuskan masalah manajemen ruangan dan mencari akar
masalah dengan menggunakan metode Fishbone melalui
pendekatan 5M (Man, Money, Material, Method, Marketing)
d. Menyusun prioritas masalah manajemen ruangan dengan metode
CARL atau metode HANLON
e. Menyusun rencana penyelesaian masalah dengan menggunakan
format POA (Plan of Action) pada unit pelayanan keperawatan
tertentu berdasarkan hasil kajian bersama dengan penanggungjawab
unit
f. Melaksanakan implementasi perbaikan fungsi manajemen ruangan
sesuai masalah prioritas (melakukan peran tentang negosiasi,
dinamika kelompok, delegasi, operan, supervisi, dan pengarahan,
ronde keperawatan, problem solving, dan manajemen konflik di
suatu unit)
g. Melaksanakan evaluasi manajemen pelayanan keperawatan

3
h. Melakukan peran dan fungsi manajerial dengan role play sebagai
Kepala Ruang, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana
i. Melakukan pendokumentasian pengelolaan manajerial.

C. Manfaat
1. Bagi Ruang Wijaya Kusuma
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan kepada perawat dalam
upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya
pemberian asuhan keperawatan.
2. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa
Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan sarana prasarana di
setiap ruangan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai masukan atau refrensi bagi institusi pendidikan dalam hal
manajemen keperawatan.
4. Bagi Mahasiswa
Sebagai pembelajaran bagi mahasiswa praktek untuk meningkatkan
pengetahuan dan melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat
inap.
5. Bagi Pasien
Sebagai penunjang pelayanan sarana yang dapat dirasakan oleh pasien
sehingga tercapai kepuasan.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama


yaitu Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Staffing
(Kepegawaian), Directing (Pengarahan), Controlling (Pengendalian/Evaluasi).
A. Planning (Perencanaan)
Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam
manajemen, oleh karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi
manajemen lainnya. Menurut Muninjaya, (1999) fungsi perencanaan
merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpa
ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen lainnya akan dapat
dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan memberikan pola pandang
secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa
yang akan melakukan, dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan
tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.
Swanburg (2000) mengatakan bahwa planning adalah memutuskan seberapa
luas akan dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang melakukannya.
Dibidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses
untuk menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan di
masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,
menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-
langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
1. Tujuan Perencanaan
a. Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan
b. Agar penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia lebih efektif
c. Membantu dalam koping dengan situasi kritis
d. Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya

5
e. Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan
berdasarkan masa lalu dan akan datang
f. Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk ber
g. Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif.
2. Tahap Dalam Perencanaan
a. Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
b. Analisis situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta.
c. Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah
d. Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin dicapai
e. Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam
pelaksanaan program
f. Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)
3. Jenis Perencanaan
a. Perencanaan Strategi
Perencanaan strategis merupakan suatu proses berkesinambungan,
proses yang sistematis dalam pembuatan dan pengambilan keputusan
masa kini dengan kemungkinan pengetahuan yang paling besar dari
efek-efek perencanaan pada masa depan, mengorganisasikan upaya-
upaya yang perlu untuk melaksanakan keputusan ini terhadap hasil
yang diharapkan melalui mekanisme umpan balik yang dapat
dipercaya. Perencanaan strategis dalam keperawatan bertujuan untuk
memperbaiki alokasi sumber-sumber yang langka, termasuk uang dan
waktu, dan untuk mengatur pekerjaan divisi keperawatan.
b. Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan prosedur yang
akan digunakan, serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan,
menentukan siapa orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap
aktivitas dan prosedur. Menggambarkan cara menyiapkan orang-
orang untuk bekerja dan juga standard untuk mengevaluasi perawatan
pasien. Di dalam perencanaan operasional terdiri dari dua bagian
yaitu rencana tetap dan rencana sekali pakai. Rencana tetap adalah
rencana yang sudah ada dan menjadi pedoman di dalam kegiatan

6
setiap hari, yang terdiri dari kebijaksanaan, standard prosedur
operasional dan peraturan. Sedangkan rencana sekali pakai terdiri
dari program dan proyek.
4. Manfaat Perencanaan
a. Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan
b. Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan
c. Memudahkan kordinasi
d. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran
operasional secara jelas
e. Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat
f. Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah dipahami
g. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
h. Menghemat waktu dan dana
5. Keuntungan Perencanaan
a. Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif
b. Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai
c. Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya
terutama fungsi keperawatan
d. Memodifikasi gaya manajemen
e. Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan
6. Kelemahan Perencanaan
a. Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan informasi
dan fakta-fakta tentang masa yang akan datang
b. Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak
c. Perencanaan mempunyai hambatan psikologis
d. Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif
e. Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu
diambil

7
B. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-
tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka
mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan
semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan tata cara
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Muninjaya, 1999).
Berdasarkan penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang sebagai
rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi
segenap kegiatan usaha kerjasama dengan jalan membagi dan
mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan serta
menyusun jalinan hubungan kerja di antara para pekerjanya.
1. Manfaat Pengorganisasian
a. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
b. Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi
tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya
c. Pendelegasian wewenang
d. Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik
2. Langkah-langkah Pengorganisasian
a. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah tertuang
dalam fungsi perencanaan
b. Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan
c. Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan
yang praktis
d. Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf
dan menyediakan fasilitas yang diperlukan
e. Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas
f. Mendelegasikan wewenang

8
C. Staffing (Kepegawaian)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang teratur,
sistematis berdasarkan rasional yang diterapkan untuk menentukan jumlah
personil suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu (Swanburg,
2000). Proses pengaturan staff bersifat kompleks. Komponen pengaturan staff
adalah sistem kontrol termasuk studi pengaturan staff, penguasaan rencana
pengaturan staff, rencana penjadwalan, dan Sistem Informasi Manajemen
Keperawatan (SIMK). SIMK meliputi lima elemen yaitu kualitas perawatan
pasien, karakteristik dan kebutuhan perawatan pasien, perkiraan suplai tenaga
perawat yang diperlukan, logistik dari pola program pengaturan staf dan
kontrolnya, evaluasi kualitas perawatan yang diberikan.
Dasar perencanaan untuk pengaturan staff pada suatu unit keperawatan
mencakup personil keperawatan yang bermutu harus tersedia dalam jumlah
yang mencukupi dan adekuat, memberikan pelayanan pada semua pasien
selama 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, 52 minggu dalam setahun.
Setiap rencana pengaturan staff harus disesuaikan dengan kebutuhan rumah
sakit dan tidak dapat hanya dicapai dengan rasio atau rumusan tenaga/pasien
yang sederhana. Jumlah dan jenis staff keperawatan yang diperlukan
dipengaruhi oleh derajat dimana departemen lain memberikan pelayanan
pendukung, juga dipengaruhi oleh jumlah dan komposisi staff medis dan
pelayanan medis yang diberikan. Kebutuhan khusus individu, dokter, waktu
dan lamanya ronde, jumlah test, obat-obatan dan pengobatan, jumlah dan
jenis pembedahan akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas personel
perawat yang diperlukan dan mempengaruhi penempatan mereka.
Pengaturan staff kemudian juga dipengaruhi oleh organisasi divisi
keperawatan. Rencana harus ditinjau ulang dan diperbaharui untuk mengatur
departemen beroperasi secara efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi,
filosofi dan objektif tertulis, struktur organisasi, fungsi dan tanggung jawab,
kebijakan dan prosedur tertulis, pengembangan program staff efektif, dan
evaluasi periodik terencana.
Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah prinsip rekrutmen,
seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien.

9
Pengrekrutan merupakan proses pengumpulan sejumlah pelamar yang
berkualifikasi untuk pekerjaan di perusahaan melalui serangkaian aktivitas.
Tujuan orientasi pegawai baru adalah untuk membantu perawat dalam
menyesuaikan diri pada situasi baru. Produktivitas meningkat karena lebih
sedikit orang yang dibutuhkan jika mereka terorientasi pada situasi kerja.
Penjadwalan siklus merupakan salah satu cara terbaik yang dipakai untuk
memenuhi syarat distribusi waktu kerja dan istirahat untuk pegawai. Pada
cara ini dibuat pola waktu dasar untuk minggu-minggu tertentu dan diulang
pada siklus berikutnya. Jadwal modifikasi kerja mingguan menggunakan shift
10-12 jam dan metode lain yang biasa.

D. Actuating (Penggerak) dan Directing (Pengarahan)


Actuating (Penggerak) adalah menggerakkan orang-orang agar mau atau
suka bekerja. Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi
harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara interval.
Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang
ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat
dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan
yang nyata. Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan
manajemen. Menurut Stogdill dalam Swanburg (2000), kepemimpinan adalah
suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam
upaya menyusun dan mencapai tujuan. Gardner dalam Swanburg (2000),
menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi dan
memberi contoh sehingga individu (pimpinan kelompok) membujuk
kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan
pimpinan atau usulan bersama.
Seorang manajer yang ingin kepemimpinannya lebih efektif harus mampu
untuk memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan banyak membaca, memiliki
kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan organisasi, dan menggerakkan
(memotivasi) staffnya agar mereka mampu melaksanakan tugas-tugas pokok
organisasi. Menurut Lewin dalam Swanburg (2000), terdapat beberapa
macam gaya kepemimpinan yaitu:

10
1. Autokratik
Pemimpin membuat keputusan sendiri. Mereka lebih cenderung
memikirkan penyelesaian tugas dari pada memperhatikan karyawan.
Kepemimpinan ini cenderung menimbulkan permusuhan dan sifat agresif
atau sama sekali apatis dan menghilangkan inisiatif.
2. Demokratis
Pemimpin melibatkan bawahannya dalam proses pengambilan keputusan.
Mereka berorientasi pada bawahan dan menitikberatkan pada hubungan
antara manusia dan kerja kelompok. Kepemimpinan demokratis
meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja.
3. Laissez faire
Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh, dan pantang
memberikan bimbingan kepada staff. Pemimpin tersebut membantu
kebebasan kepada setiap orang dan menginginkan setiap orang senang.
Hal ini dapat mengakibatkan produktivitas rendah dan karyawan frustasi.

Manajer perawat harus belajar mempraktekkan kepemimpinan perilaku


yang merangsang motivasi pada para pemiliknya, mempraktekkan
keperawatan professional dan tenaga perawat lainnya. Perilaku ini termasuk
promosi autonomi, membuat keputusan dan manajemen partisipasi oleh
perawat professional.
E. Controlling (Pengendalian/Evaluasi)
Fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling) merupakan fungsi
yang terakhir dari proses manajemen, yang memiliki kaitan yang erat dengan
fungsi yang lainnya. Pengawasan merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu
apakah terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan/disepakati, instruksi
yang telah dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang telah ditentukan, yang
bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat
diperbaiki (Fayol, 1998).
Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standard pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang
sistem informasi timbal balik, membandingkan kegiatan nyata dengan

11
standard yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur
penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan yang digunakan
dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan
(Mockler, 2002).
Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa segala sesuatu
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati, instruksi yang telah
diberikan, serta prinsip-prinsip yang telah diberlakukan (Urwick, 1998).
Tugas seorang manajemen dalam usahanya menjalankan dan
mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan
beberapa prinsip berikut:
1. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan hasilnya
mudah diukur, misalnya menepati jam kerja
2. Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam
upaya mencapai tujuan organisasi
3. Standard unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua
staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan
komitmen terhadap kegiatan program
4. Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan
bahwa sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah
tersedia, serta alat untuk memperbaiki kinerja
5. Terdapat sepuluh karakteristik suatu sistem control yang baik:
a. Harus menunjukkan sifat dari aktivitas
b. Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
c. Harus memandang ke depan
d. Harus menunjukkan penerimaan pada titik kritis
e. Harus objektif
f. Harus fleksibel
g. Harus menunjukkan pola organisasi
h. Harus ekonomis
i. Harus mudah dimengerti
j. Harus menunjukkan tindakan perbaikkan

12
BAB III
ANALISA SITUASIONAL
A. Profil Rumah Sakit
1. Sejarah RSUD Ambarawa
RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang berdiri sejak 1930, milik
Yayasan Katholik pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, kemudian
pada tahun 1945 sebagian pengelolaan diserahkan kepada Pemerintah
Kabupaten Daerah Tingkat II dan pada tahun 1956 secara keseluruhan
rumah sakit diserahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Kab.
Semarang.
Sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: 203/ Men Kes/SK/II/1993, tanggal 23 Februari 1993 dan
Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kab Semarang No:
203/2017/1993 RSUD Ambarawa berubah menjadi Rumah Sakit Type C.
Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Ambarawa pertama kali
diperoleh pada tahun 1995 yaitu berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Daerah Tingkat II Semarang Nomor 28 Tahun 1995 tentang Pedoman
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Tingkat II
Semarang.
Berdasarkan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II
Semarang Nomor 4 Tahun 1999 dan Persetujuan Menetri Dalam Negeri
Nomor 445/303/PUOD RSUD Ambarawa menjadi Rumah Sakit Swadana
Daerah dengan kapasitas tempat tidur 140 TT.
Berdasarkan Keputusan Bupati Semarang Nomor 4 Tahun 2002 dan
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 RSUD
Ambarawa menjadi Rumah Sakit Swadana Daerah dengan kapasitas
tempat tidur 154 TT.
Berdasarkan Keputusan Bupati Semarang Nomor 1 Tahun 2004
pengelolaan swadana RSUD Ambarawa dicabut, diusulkan untuk
mendapat Struktur Organisasi dan Tata Kerja yang baru.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 20
Tahun 2005 tanggal 4 Januari 2005 tentang Struktur Organisasi dan Tata

13
Kerja RSUD Ambarawa dengan struktur Kepala RSUD Ambarawa Eselon
IIb.
Pada tahun 2008 RSUD Ambarawa mengalami perubahan Struktur
Organisasi dan Tata Kerja berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Semarang Nomor 19 Tahun 2008 tanggal 4 Januari 2008 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja RSUD Ambarawa.
Pada tahun 2011 RSUD Ambarawa mengalami perubahan Struktur
Organisasi dan Tata Kerja berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Semarang Nomor 3 Tahun 2011 tanggal 4 JAnuari 2011 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja RSUD Ambarawa.
Pada tahun 2011 RSUD Ambarawa menjadi PPK-BLUD dengan
status penuh dengan berdasarkan Keputusan Bupati Semarang Nomor
445/0529/2011 tanggal 27 Oktober 2011 tentang Penetapan Penerapan
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD)
dengan status penuh.
RSUD Ambarawa adalah milik Pemerintah Kabupaten Semarang
yang terletak di Jalan Kartini No.101 Ambarawa Kabupaten Semarang,
dengan luas lahan 12.000 m2. Penataan bangunan yang ada saat ini masih
dalam tahap pengembangan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan kapasitas
dan kualitas pelayanan yang berkembang pesat baik dilihat dari sisi
internal (petugas pemberi pelayanan kesehatan) maupun eksternal
(pengunjung dan pasien) rumah sakit.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ambarawa dari waktu
kewaktu dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan berjalan dengan
lancar dan semakin mendapat kepercayaan dari berbagai pihak. Kondisi ini
tidak terlepas dari konsistensi RSUD Ambarawa terhadap upaya
pengembangan Rumah Sakit dengan berlandaskan pada visi RSUD
Ambarawa: “ Menjadi Rumah Sakit yang berkualitas, terpercaya, dan
kebanggaan bagi masyarakat “.
RSUD Ambarawa memperoleh prestasi lulus Akreditasi 16
Pelayanan pada tanggal 3 Januari 2012 dengan Nomor Sertifikat : KARS –
SERT/271/1/2012 .Juara I Lomba Citra Pelayanan Prima Tingkat

14
Kabupaten Semarang. Pada tanggal 10 November 2014, RSUD Ambarawa
mendapatkan akreditasi ISO 9001:2008 untuk Rekam medik, IGD,
layanan rawat jalan termasuk Perinatologi dan Gynecology, laboratorium,
farmasi, radiologi, ICU, IBS, Gizi, dan proses pendukung. Dan
mendapatkan predikat Paripurna pada tahun 2017.

VISI
Menjadi Rumah Sakit yang berkualitas, terpercaya dan kebanggan
masyarakat.

MISI
Meningkatkan sumber daya manusia yang berkompeten
Menyediakan peralatan, fasilitas, sarana prasarana yang memadai.
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, bermutu,
bertanggung jawab dan bermanfaat bagi masyarakat

2. Tipe RSUD Ambarawa


RSUD Ambarawa merupakan satu dari sekian Rumah Sakit milik
Pemkab Semarang yang berupa RSU, dinaungi oleh Pemda Kabupaten
dan tercatat kedalam RS Kelas C. Rumah Sakit ini telah teregistrasi sedari
22/01/2013 dengan Nomor Surat Izin 648/04443/2011 dan Tanggal Surat
Izin 12/12/2011 dari Bupati Semarang dengan Sifat Perpanjang, dan
berlaku sampai 2016.

3. Lokasi RSUD Ambarawa


RSUD Ambarawa bertempat di Jl. Kartini No.101, Ambarawa,
Semarang, Indonesia.

4. Pelayanan Yang Diberikan RSUD Ambarawa


Pelayanan yang diberikan oleh RSUD Ambarawa meliputi
pelayanan Rawan Jalan, Rawat Inap, dan Pelayanan Penunjang

15
a. Rawat Jalan
RSUD Ambarawa memiliki fasilitas Rawat Jalan, yaitu suatu
fasilitas pelayanan kesehatan seperti observasi diagnosis, pengobatan,
rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan
pasien tersebut dirawat inap. Rawat Jalan di RSUD Ambarawa
didukung oleh tenaga medis dokter dan perawat berpengalaman, serta
fasilitas dan alat-alat yang memadahi.Pelayanan rawat jalan terdiri
dari:
1) Poliklinik spesialis penyakit Bedah
2) Poliklinik spesialis penyakit Anak
3) Poliklinik spesialis penyakit Kandungan
4) Poliklinik spesialis penyakit Dalam
5) Polikinik THT
6) Poliklinik spesialis penyakit Mata
7) Poliklinik spesialis penyakit Syaraf
8) Poliklinik spesialis penyakit Kulit Kelamin
9) Poliklinik spesialis penyakit Spesialis Gigi Konservasi
10) Poliklinik spesialis penyakit Gigi Umum
11) Poliklinik spesialis penyakit Umum
12) Poliklinik spesialis penyakit Konsultasi Gizi
13) Klinik Jiwa
b. Rawat Inap
1) VVIP : 0 kamar
2) VIP : 22 kamar
3) I : 76 kamar
4) II : 96 kamar
5) III : 118 kamar
6) ICU : 7 kamar
7) PICU : 0 kamar
8) NICU : 0 kamar
9) HCU : 0 kamar
10) ICCU : 0 kamar

16
11) TT di IGD : 0 kamar
12) TT Bayi Baru Lahir : 28 kamar
13) TT Kamar Bersalin : 0 kamar
14) TT Ruang Operasi : 0 kamar
15) TT Ruang Isolasi : 4 kamar
c. Pelayanan Penunjang
a) IGD 24 jam
IGD adalah Instalasi Gawat Darurat buka 24 jam, merupakan
salah satu unit terdepan dari bagian pelayanan rumah sakit yang
memberikan pelayanan pada pasien gawat darurat/emergency dan
false emergency bekerja sama dengan unit terkait lainnya.
IGD RSUD Ambarawa siap memberikan pelayanan pasien
gawat darurat yaitu pasien dengan ancaman kematian dan perlu
pertolongan segera (critically ill patient), pasien yang tidak ada
ancaman kematian tetapi perlu pertolongan segera (emergency
patient), dan pelayanan pasien tidak gawat tidak darurat yang
datang ke IGD selama 24 jam terus-menerus.

b) Laboratorium
Laboratorium RSUD Ambarawa merupakan unit pelayanan
diagnostik dengan pelayanan selama 24 jam dan didukung oleh
tenaga profesionalyang berpenga-laman di bidangnya, yang
dikepalai oleh seorang dokter spesialis patologi klinik. Hasil
laporan laboratorium dapat diperoleh dengan cepat dan akurat,
sehingga memudahkan pasien dalam menjalankan pemeriksaan.
1) LIS (Laboratory Information System)
Pengelolaan data laboratorium menggunakan Laboratory
Information System (LIS) bi-directional dari Dynamedic yang
memungkinkan data hasil pemeriksaan laboratorium didapat
secara cepat, akurat dan dapat diakses di beberapa tempat/
online. Sistem ini betanggung jawab atas manajemen pasien,
hasil pemeriksaan laboratorium, pengambilan keputusan oleh

17
dokter dan berbagai hal lain yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan baik di klinik, laboratorium, maupun
rumah sakit.
2) Laboratorium Mikrobiologi Klinik
RSUD Ambarawa memiliki Instalasi Laboratorium yang
sangat lengkap. Fasilitas dan atau layanan yang tidak setiap
rumah sakit membukanya adalah Laboratorium Mikrobiologi
klinik. Laboratorium Mikrobiologi RSUD Ambarawa melayani
pemeriksaan :Pewarnaan Gram, Pewarnaan BTA,Pemeriksaan
GO,Pemeriksaan trichomonas, bakterialis vaginalis (BV).

d. ICU
Intensive Care Unit ( ICU ) adalah Layanan Rumah sakit yang
dilengkapi dengan staf dan peralatan khusus untuk menangani pasien
kritis yang memerlukan terapi dan perawatan secara intensif dengan
monitoring ketat. Unit Perawatan Intensif ini dilengkapi dengan
peralatan-peralatan yang mampu memberikan pelayanan secara secara
maksimal dan komprehensif bagi pasien-pasien dengan penyakit
kritis.

e. Farmasi
Instalasi farmasi rumah sakit adalah suatu unit di rumah sakit yang
merupakan fasilitas penyelenggaraan kefarmasian di bawah pimpinan
seorang Apoteker dan memenuhi persyaratan secara hukum untuk
mengadakan, menyediakan, dan mengelola seluruh aspek penyediaan
perbekalan kesehatan di rumah sakit yang berintikan pelayanan
produk yang lengkap dan pelayanan farmasi klinik yang sifat
pelayanannya berorientasi kepada kepentingan penderita.
Pemberian obat yang rasional, efektif, dan efisien menjadi tujuan
layanan farmasi. Obat – obat yang disediakan adalah daftar obat yang
bermutu termasuk Original Product. Penelitian mendalam tentang pola
terapi dan ketajaman diagnosis serta standar terapi yang rasional dapat

18
membantu keseimbangan layanan medik menjadi lebih sehat bagi
semua pihak termasuk dari sisi beban pasien.

f. Instalasi Hemodialisa
Hemodialisa / cuci darah merupakan tindakan medis dengan
menggunakan mesin cuci darah sebagai pengganti fungsi ginjal yang
rusak dalam penyaringan racun-racun hasil metabolism dalam tubuh
dan sekaligus mengeluarkannya.
Sebagai terapi pengganti, cuci darah mempunyai tujuan :
1) Membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin dan
asam urat
2) Membuang kelebihan air
3) Mempertahankan atau mengembalikan sistem buffer tubuh
4) Mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh
5) Memperbaiki status kesehatan penderitaPasien gagal ginjal dapat
hidup normal jika melakukan cuci darah teratur dan melakukan
pengaturan pola makan dan minum sesuai anjuran dokter.

g. Instalasi Bedah Sentral


Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUD Ambarawa merupakan salah
satu bagian dari sistem pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, yang
penting dalam hal memberikan pelayanan kepada pasien yang
memerlukan tindakan pembedahan. Untuk itu, perawat yang bertugas
di Instalasi Bedah Sentral harus selalu siap 24 jam sehari untuk selalu
dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

h. Instalasi Radiologi
Fasilitas Instalasi Radiologi RSUD Ambarawa merupakan Unit
Radiologi salah satu unit penunjang medik di RS, yang mempunyai
tujuan untuk memberikan pelayanan pemeriksaan profesional dengan
hasil berupa gambar dengan tujuan membantu para dokter
menegakkan diagnosa pasien yang ditangani.

19
USG abdomen (abdominal Ultrasound) adalah prosedur yang
digunakan untuk memeriksa organ-organ dalam perut menggunakan
sebuah transduser USG (probe) yang ditempelkan erat pada kulit
perut. Gelombang suara energi tinggi dari transduser memantul pada
jaringan dan membuat gema. Gema ini dikirim ke komputer, yang
membuat citra / gambar yang disebut sonogram.
Panoramic digunakan untuk melihat gigi secara keseluruhan.
Keuntungan panoramic adalah bisa melihat keseluruhan gigi hanya
dengan satu kali pemeriksaan.

i. Treadmill
Pemeriksaan kesehatan melalui Treadmill test dilakukan untuk
menilai kondisi jantung dengan cara merekam jantung disertai latihan
fisik. Pada Treadmill test akan dipasang kabel ECG sepanjang
dilakukan Treadmill test untuk merekam kerja jantung selama
beraktifitas. Selain dapat mendeteksi aritmia, treadmill juga dapat
digunakan sebagai tes skrining yang dapat mendeteksi adanya
penyempitan arteri koroner yang dapat membatasi suplai oksigen ke
otot jantung.s

B. Hasil Pengkajian: Input, Proses, Output, Wawancara Kepala Ruang


1. Hasil Pengkajian Input
a. Man
1) Recruitment
Rumah sakit membuat daftar kebutuhan atau formasi untuk
perekrutan tenaga kerja, kemudian di umumkan melalui media.
Pegawai baru mengikuti tes kompetensi dasar,tes praktek, tes
psikologi,tes kesehatan dan jika lulus maka akan di tempatkan sesuai
bidang keahlianya masing-masing.
2) Penempatan.

20
Terdapat empat area bidang keperawatan untuk penempatan pegawai
baru yaitu: maternitas, anak, bedah, dan penyakit dalam.
3) Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Ruang Wijaya Kusuma
RSUDAmbarawa

KEPALA RUANG
M. Khoir, S. Kep, Ns

ADMINISTRASI
Tutik Handayani

KA TIM I KA TIM II KA TIM III


Karsih S.Kep Kresna Widiyanti S.kep Ediyati Roesda A. S.kep
Ns

PERAWAT PERAWAT PERAWAT


PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA
1. Susilo D. Merdiko, 1. Yoga Andryanto, 1. Ariy Kurniawan D. S,
Amk Amk Amk
2. KartikaRhomi A, S. 2. Ani Putri Irine .Amk 2. Afriyanti, Amk
Kep 3. Wahyu D. Handayani 3. Rafika Haryanti
3. EndraSetiawan,Amk S.kep S.Kep, Ns
4. Saiful Mufid, Amk
4. Mugi Rahayu, Amk 4. Rida Nurhayanti
5. Atminah,Amk S.Kep, Ns

Nama Ruang Pendidikan Status


Wijaya S1 D4 D3 D1 Ns PNS Kontrak
Kusuma 4 - 9 - 4 10 7
4) Komposisi Ketenagaan Keperawat

b. Material
Di ruang Wijaya Kusuma RSUD Ambarawa, memiliki 19 Ruang kamar
pasien dengan setiap kamar difasilitasi 1 tempat tidur pasien, 1 sofa, 1

21
kulkas, 1 almari 1 tv parabola, dan 1 ac dengan ners call dan Oksigen
central dan 1 kamar mandi yang dilengkapi dengan WC duduk, air
panas dan dingin dan juga shower dengan alat kesehatan penunjang
tensimeter, stetoskop, termometer, GB set, bak instrumen, kom kapas,
monometer, o2 transport, Ambubag, EKG, suction, urinal dan pispot.Di
ruang Wijaya Kusuma juga dilengkapi dengan ruang perawat, ruang
dokter, ruang obat, ruang linen, dan gudang

c. Metode
1) Metode pelayanan asuhan keperawatan
Ruang Wijaya Kusuma RSUD Ambarawa menggunakan metode
pelayanan asuhan keperawatan jenis metode TIM. Metode TIM
adalah suatu metode pelayanan asuhan keperawatan yang seorang
perawata profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
melalui upaya kooperatif dan kolaboratif (Arwani, 2008).
2) Overan
Ruang Wijaya Kusuma RSUD Ambarawa menggunakan metode
overan metode Timbang terima. Timbang trima adalah teknik
menyampaikan dan menerima laporan yang berkaitan dengan
keadaan pasien.
3) Ronde keperawatan
maru katim I,II,III Perawat pelaksana pasien
4) Pendokumentasian keperawatan
Di Ruang Wijaya Kusuma RSUD Ambarawa menggunakan
metode pendokumentasi dengan model dokumentasi POR (Problem-
Oriented-Recod). POR merupakan model dokumentasi yang
berorientasi pada masalah yang berpusat pada data klien yang
didokumentasikan dan disusun menurut masalah klien.Komponen
dalam model dokumentasi POR:
1) Data dasar
2) Daftar masalah

22
3) Daftar rencana keperawatan
4) Catatan Perkembangan (SOAP/ SOAPIER/ PIE)
5) Perencanaan pasien pulang
Perencanaan pasien pulang di Ruang Wijaya Kusuma RSUD
Ambarawa harus mendapatkan persetujuan dari dokter penanggung
jawab pasien. Setelah mendapatkan persetujuan dokter, pihak
keluarga diharuskan menyelesaikan administrasi keuangan di bagian
KASSA dan memberikan struk pembayaran kepada bagian
administrasi Ruang inap. Sesaat setelah pihak penanggungjawab
pasien menyelesaikan administrasi di Ruang inap, perawat
memberikan discharge planning kepada pihak keluarga dan melepas
gelang identitas pasien.
6) Pelaksanaan pasien safety
Pelaksanaan pasien safety Ruang Wijaya Kusuma RSUD Ambarawa
menggunakan gelang identitas pasien untuk ketepatan dalam
pemberian obat dan tindakan keperawatan. Pada gelang pasien juga
dapat ditambahkan tanda allergy berwarna merah bila pasien
terdapat alergi obat, dan fall risk berwarna kuning untuk pasien yang
beresiko jatuh. Bed pasien juga dilengkapi dengan pengaman pada
sisi kanan dan kiri demi keamanan dan kenyamanan pasien dalam
proses perawatan.

2. Hasil pengkajian: proses


a. Visi dan Misi Rumah Sakit
VISI
Menjadi Rumah Sakit yang berkualitas, terpercaya dan kebanggan
masyarakat.
MISI
Meningkatkan sumber daya manusia yang berkompeten
Menyediakan peralatan, fasilitas, sarana prasarana yang memadai.
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, bermutu,
bertanggung jawab dan bermanfaat bagi masyarakat

23
b. Pengorganisasian
1) Ruangan menggunakan metode asuhan keperawatan TIM
2) Di ruang wijaya kusuma di bagi menjadi 2 tim dimana setiap tim
menangani 9 kamar
3) Jadwal dinas perawat di ruang wijaya kusuma di bagi menjadi 3
shift (pagi, siang, malam) dengan jadwal PPSSMMLL kecuali
Maru dan Katim selalu dinas pagi.
4) Beban kerja di ruang wijaya kusuma
Jumlah perawat yang dibutuhkan di ruang wijaya kusuma
Minimal Parsial Jumlah

Pagi 0.17 x 15 = 2.55 0.27 x 3 = 0.81 3.17 (3) orang

Sore 0.14 x 15 = 2.10 0.15 x 3 = 0.45 2.55 (3) orang

Malam 0.07 x 15 = 1.05 0.10 x 3 = 0.30 1.35 (2) orang

Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 8 orang

Dari hasil penghitungan kebutuhan perawat di ruang wijaya


kusuma, secara teoritis (douglas) tidak akan menjadi beban kerja
yang berat, namun karena status sosial dan tuntutan yang lebih
tinggi dari pasien dan keluarga pasien, 17 perawat di wijaya
kusuma bukanlah suatu yang berlebihan.
c. Pengarahan
1) Motivasi
Di Ruang Wijaya Kusuma Maru memberikan motivasi secara
langsung melalui pendekatan kelompok dan personal dan
memberikan motivasi tidak langsung seperti pengajuan
keikutsertaan pelatihan-pelatihan dalam bidang keperawatan
2) Manajemen konflik
Di Ruang Wijaya Kusuma Maru menyelesaikan masalah dengan
pendekatan kelompok dan individu dengan berfokus kepada
pendekatan individu dengan alasan setiap manusia memiliki

24
pemikiran dan tingkatan yang berbeda sehingga memerlukan cara
komunikasi dan perlakuan yang berbeda pula.

3. Hasil pengkajian: output


a. Tingkat kepuasan pasien
Tidak terkaji karena tidak ada penyaranan dari petugas untuk
memberikan tanggapan terhadap pelayanan yang telah diberikan yang
menjadikan monitoring tingkat kepuasan pasien kurang optimal.
b. BOR (Bad Occupancy Ratio= Angka Penggunaan tempat tidur)
BOR = (jumlah hari perawatan ruma sakit x 100%) : (jumlah
tempat tidur x jumlah hari dalam satu periode)
= (55 x 100%) : (18 x 7)
= 43,65 %
Nilai BOR ideal 60-85% (Depkes RI, 2015)
c. Penghitungan rata-rata lama rawat (AVLOS)

AVLOS = Jumlah lama dirawat : Jumlah pasien keluar (hidup +


mati)
=55 : 7
= 7,86 hari
Nilai AVLOS ideal 6-9 hari (Depkes RI, 2015)
d. Penghitungan tempat tidur tidak terisi (TOI)
TOI = ((Jumlah TT x hari) – hari perawatan RS) : jml pasien
keluar baik hidup ataupun meninggal
= ((18 x 7) – 55) : 7
= 10,14 hari
Nilai TOI ideal 1-3 hari (Depkes RI, 2015)
4. Hasil pengkajian wawancara Kepala Ruang
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan mulai tanggal 19 februari 2018
melalui observasi serta wawancara maka diperoleh data:
A. Data Biografi
1. Nama : Khoir, S.Kep., Ns.
2. Pendidikan terakhir keperawatan : Ners

25
3. Lama bekerja sebagai perawat : 20Tahun
4. Jabatan saat ini : Manajer Ruang
5. Tempat tugas : Wijaya Kusuma
6. Lama tugas diruangan ini : 2 tahun
B. Perencanaan
a. Bagaimana pemahaman bapak mengenai visi, misi, RS dan visi,
misi bidang keperawatan?
Paham visi misi melayani masyarakat secara menyeluruh, RS
menyediakan prasarana/sarana yang memadai dan mendukung
peningkatan SDM yang berkompeten terutama untuk bidang
keperawatan. Setiap ruangan RS di ruangan tidak memiliki visi
misi sendiri-sendiri tetapi melaksanakan visi misi dari RS.
b. Apakah tujuan unit perawatan telah disesuaikan dengan kedua visi,
misi tersebut? Bagaimanakah dengan rencana strategis bidang
keperawatan?
Tentunya kita dibawah bidang keperawatan berusaha melaksanakan
visi misi tersebut.
c. Bagaimanakah koordinasi dengan bidang keperawatan dalam
perancanaan alat dan fasilitas ruangan, perencanaan kebutuhan
tenaga, penyusunan SAK, SOP, dan format askep ?
Melalui sap inventaris hanya dan bila ada kebutuhan terpakai,
tenaga fasilitas mengusulkan ke direktur melalui case manager
bidang keperawatan setiap bulan januari. Penyusunan SOP
disahkan direktur dan diedarkan di ruangan.
d. Apakah sudah membuat dan memiliki rencana harian, bulanan dan
tahunan? Jadwal shift? Rencana pertemuan dengan staf, rencana
bimbingan dan supervisi ? apakah terdapat kendala?
Rencana kerja sudah. Kendala dalam pembuatan jadwal adalah
adanya ketidak cocokan antar pegawai yang ditakutkan
menghambut pelayanan keperawatan
e. Bagaimanakah perencanaan pengembangan staf, pelatihan,
pendidikan lanjut?

26
Mengusulkan staff mengikuti pelatihan dan memotivasi staff untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan dan
rencana pengembangan staf 2 orang pendidikan profesi untuk D3
sudah diusulkan untuk melanjutkan sekolah.
f. Bagaimana dengan perencanaan jenjang karir perawat?
Harapannya?
Jenjang pearwat tim kredensial PK1, PK2, PK3, jenjang karir bisa
jadi penentu jasa perawatan.
C. Pengorganisasian
a. Apakah uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab sudah jelas?
apakah ada kendala?
Tidak ada kendala, wewenang dan tanggung jawab sudah ada
namanya kewenangan klinis.
b. Bagaimanakah pelaksanaan asuhan keperawatan dengan metode
tim ? apakah ada kendala ? bagaimanakah solusinya?
Metode tim tidak ada kendala
1) TIM 1 : 8 pasien
2) TIM 2 : 8 pasien
Terkadang TIM 1 membantu TIM 2 begitu sebaliknya
c. Bagaimanakah pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan ?
Dokumentasi cuklis, pagi maru monitoring status pasien sebelum
dikembalikan ke rekam medis.
d. Bagaimanakah penghitungan beban kerja perawat ? harapannya?
Belum ada perhitungan, Perhitungan beban kerja disesuaikan
dengan kondisi pasien dan seringkali perawat menangani tugas
bidang lain seperti Lab, Farmasi, belum diimbangi dengan reward.
e. Bagaimanakah kinerja staff perawat?
Sudah sesuai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi dan observasi secara langsung/
tidak langsung jika ada perawat kurang baik dipanggil 4 mata.
f. Bagaimanakah program orientasi staff baru ?

27
Bidang keperawatan melakukan orientasi agar memahami kondisi,
staf lama digilir 2 hari untuk orientasi.
D. Pengarahan
a. Bagaimana pengarahan terhadap ketua tim dan staff ?
Pagi melakukan hangover setiap pergantian sift ronde keperawatan
dan pre confrence di pagi hari.
b. Bagaimana pelaksanaan bimbingan dan supervisi kepada staf ?
Bimbingan dan supervisi melihat kinerja menurun diberi
pengarahan secara tertulis diberi pembinaan dari bidang
keperawatan.
c. Bagaimana usaha untuk meningkatkan motivasi kerja staff ?
Ikut terjun langsung dalam melakukan tindakan keperawatan.
d. Bagaimana komunikasi dengan katim dan staff?
Komunikasi 2 arah artinya bisa berdiskusi dan musyawarah tentang
hal-hal yang menjadi permasalahan. Dan dilakukan komunikasi
langsung melalui group WA.
e. Bagaimana mengatasi konflik antar staff?
Bila terjadi konflik antar staff , Maru akan melakukan pendakatan
baik kelompok ataupun individu
E. Pengendalian

a. Bagaimana pengendalian mutu di ruangan ? Apa indikatornya ?


- Meningkatkan sumber daya manusia yang berkompeten
- Menyediakan peralatan, fasilitas, sarana dan prasarana
pendukung yang memadai
- Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh,
bermutu, bertanggung jawab dan bermanfaat bagi
masyarakat.
b. Bagaimana solusinya kepada staf ? bagaimana pengawasannya ?
Memberikan masukan serta bimbingan langsung kepada staff
c. Bagaimana cara mengetahui tingkat kepuasan pasien ? bagaimana
tingkat lanjut dalam menangani keluhan pasien terhadap
pelayanan keperawatan di ruangan?

28
Melalui komunikasi langsung kepada pasien dan keluarga,
peninjauan keluhan melalui diskusi dengan keluarga dan meminta
masukan, saran untuk meningkatkan pelayanan serta
menggunakan kotak emot.
Dan keluhan yang sering muncul di Ruang wijaya kusuma adalah
keluhan sarana prasarana seperti kadang AC mati, TV mati dan
ners call yang tidak berfungsi.
d. Bagaimana sistem pemberian reward dan punishment terhadap
staf di ruangan?
Reward berupa pujian dan punishmand biasanya staff dipanggil
dan ditegur langsung. Dan di RSUD Ambarawa memiliki
kegiatan rutin untuk memilih pegawai terbaik di setiap upacara 17
Agustus.

C. Analisa SWOT

29
BAB IV
PEMBAHASAN

A. EVALUASI PROSES
Praktik belajar lapangan manajemen merupakan proses pembentukan
pemahaman keilmuan dari berbagai teori atau pendapat para ahli yang didapat
melalui proses belajar dari perkuliahan. Pengalaman belajar lapangan
manajemen keperawatan harus dimiliki oleh semua calon tenaga kesehatan
terutama oleh mahasiswa keperawatan pada jenjang strata satu (S1) dan
profesi ners sehingga mahasiswa STIKES Karya Husada wajib
menyelesaikan praktik keperawatan manajemen. Proses pembelajaran
lapangan tersebut dilaksanakan dengan beberapa tahapan yaitu :
a. Persiapan dilakukan berdasarkan buku pedoman praktik. Setelah terjun
dilapangan yaitu di ruang Wijaya Kusuma, diberikan pengarahan dan
orientasi tentang struktur program dan metode kerja selama berada dilahan
praktik, selain itu didapatkan beberapa permasalahan terkait adanya
fasilitas pelayanan yang tidak berfungsi semestinya yang beresiko
terjadinya KTD di RSUD Ambarawa.
b. Pelaksanaan praktik
Praktikmanajemen pada dasarnya adalah belajar menemukan,
merencanakan, mengatasi, mengevaluasi dan menindaklanjuti dari
permasalahan. Secara garis besar proses praktik di ruang Wijaya kusuma
RSUD Ambarawa dilakukan dengan menganalisa ruangan yang meliputi
Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Staffing
(Kepegawaian), Directing (Pengarahan), Controlling
(Pengendalian/Evaluasi) yang terjadi di Ruang Wijaya Kusuma.

EVALUASI HASIL IMPLEMENTASI


A. Resiko Terjadinya KTD

30
1. Laporan Hasil Implementasi
a. Gambaran kegiatan
1) Resiko terjadinya KTD karena sarana penunjang
Implementasi yang dilakukan dalam menanggulangi dan
menghindari resiko terjadinya KTD karena sarana penunjang
adalah dengan memberikan informasi awal saat setelah
penerimaan pasien dan mengingatkan keluarga untuk
emnyampaikan informasi kepada anggota keluarga lain saat
bergantian menemani dan menjaga pasien.
2) Resiko terjadinya KTD karena pelayanan tambahan
Penanggulangan yang di lakukan untuk mencegah terjadinya
KTD karena kurangnya perhatian dalam pelayanan tambahan
seperti pelayanan mengantarkan pasien meninggalkan ruang
rawat inap menuju keluar RS dengan menambahkan poin
dalam format discharge planning “dengan siapa dan cara apa
pasien keluar dari rawat inap?”
b. Sasaran
Perawat Ruang Wijaya Kusuma dan Bidang Keperawatan
dengan tujuan perawat tetap bertanggung jawab sampai pasien
meninggalkan RS atau melimpahkan tanggungjawab kepada
keluarga dengan cara mengisi format discharge planning poin
“dengan siapa dan cara apa pasien keluar dari rawat inap?” dengan
persetujuan keluarga pasien.

c. Tempat
Implementasi resiko terjadinya KTD karena sarana dan
pelayanan tambahan di Ruang Wijaya Kusuma dilakukan saat
penerimaan pasien baru dan pasien yang akan pulang.
d. Waktu
Implementasi pencegahan resiko terjadinya KTD karena
sarana penunjang diaplikasikan langsung pada pasien dan keluarga
dari tanggal 17-23 Februari 2018 dan implementasi pencegahan

31
resiko terjadinya KTD karena pelayanan tambahan yang tidak
diberikan dilakukan dari tanggal 21-23 Februari 2018 dengan
tindakan sementara menawarkan kepada keluarga pasien untuk di
antarkan.
e. Hasil
Setelah melakukan aplikasi dan Implementasi diruang
Wijaya kusuma didapatkan hasil bahwa pasien dan keluarga yang
dirawat diruang Wijaya kusuma merespon dengan baik dan
perawat akan lebih tenang karena dapat terhindar dari tuntutan
karena terjadinya KTD.

f. Evaluasi
Selama melakukan implementasi diruang wijaya kusuma
kepada 5 kluarga pasien, 5 kluarga pasien mengerti tentang
keadaan sarana yang masih belum berfungsi dalam hal ini ners call
dan keluarga pasien bersedia menuju ners station untuk meminta
bantuan. Dan dari 5 pasien yang di tawari untuk keluar rawat inap
menggunakan kursi roda, 1 di antaranya menolak untuk
menggunakan kursi roda dan memilih jalan kaki karena merasa
sudah kuat untuk berjalan.

32
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Selama melakukan kegiatan pengkajian dan implementasi manajemen
keperawatan di ruang Wijaya kusuma didapatkan kesimpulan bahwa masalah
yang didapatkan yaitu resiko terjadinya KTD. Sehingga implementasi yang
diberikan berupa pemberian informasi dan pengusulan penambahan poin
dalam format discharge planning.

B. Saran
1. Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa
Berdasarkan masalah yang didapat, kami menyarankan agar ada
penambahan poin tentang bagaimana cara pasien pulang di tambahkan
dalam format discharge planning.
2. Ruang Wijaya kusuma RSUD Ambarawa
Menginformasikan tentang kerusakan sarana penunjang (jika ada) saat
ronde keperawatan.
3. Mahasiswa Stikes Karya Husada Semarang
Menjadi bahan pembelajaran di bidang ilmu keperawatan khususnya
tentanng manajemen ruangan.

33

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan Pendahuluan Keperawatan Post Partum
    Laporan Pendahuluan Keperawatan Post Partum
    Dokumen11 halaman
    Laporan Pendahuluan Keperawatan Post Partum
    Jiro Kaeda
    Belum ada peringkat
  • Analisa Jurnal
    Analisa Jurnal
    Dokumen11 halaman
    Analisa Jurnal
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • LP BPH
    LP BPH
    Dokumen19 halaman
    LP BPH
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • SWOT
    SWOT
    Dokumen6 halaman
    SWOT
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • BUKU PEDOMAN OSOC Kosong
    BUKU PEDOMAN OSOC Kosong
    Dokumen35 halaman
    BUKU PEDOMAN OSOC Kosong
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (k3)
    Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (k3)
    Dokumen13 halaman
    Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (k3)
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • Gerontikku BPH
    Gerontikku BPH
    Dokumen19 halaman
    Gerontikku BPH
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • LP BPH
    LP BPH
    Dokumen19 halaman
    LP BPH
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Pada Klien TN-1
    Asuhan Keperawatan Pada Klien TN-1
    Dokumen32 halaman
    Asuhan Keperawatan Pada Klien TN-1
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • REVIEW Jurnal KMB
    REVIEW Jurnal KMB
    Dokumen3 halaman
    REVIEW Jurnal KMB
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • Gerontikku BPH
    Gerontikku BPH
    Dokumen19 halaman
    Gerontikku BPH
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • LP DM-1
    LP DM-1
    Dokumen18 halaman
    LP DM-1
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • Gerontikku BPH
    Gerontikku BPH
    Dokumen19 halaman
    Gerontikku BPH
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • Apendisitis
    Apendisitis
    Dokumen8 halaman
    Apendisitis
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • Iminen
    Iminen
    Dokumen2 halaman
    Iminen
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Diabetus Mellitus
    Leaflet Diabetus Mellitus
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Diabetus Mellitus
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • Resume Igd TBC
    Resume Igd TBC
    Dokumen10 halaman
    Resume Igd TBC
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • E. Pathways
    E. Pathways
    Dokumen1 halaman
    E. Pathways
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen14 halaman
    Presentation 1
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • LP Ihd
    LP Ihd
    Dokumen12 halaman
    LP Ihd
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • Askep. Baru
    Askep. Baru
    Dokumen12 halaman
    Askep. Baru
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • Askep Abses Paru
    Askep Abses Paru
    Dokumen33 halaman
    Askep Abses Paru
    Ahmad Aby
    100% (2)
  • A2 Fraktur LP
    A2 Fraktur LP
    Dokumen13 halaman
    A2 Fraktur LP
    Danny Safdinand
    Belum ada peringkat
  • Lembar Balik
    Lembar Balik
    Dokumen7 halaman
    Lembar Balik
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Kelompok APP - DHL
    Jurnal Kelompok APP - DHL
    Dokumen9 halaman
    Jurnal Kelompok APP - DHL
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • Apendisitis
    Apendisitis
    Dokumen8 halaman
    Apendisitis
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • Askep Ppok
    Askep Ppok
    Dokumen19 halaman
    Askep Ppok
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    Belum ada peringkat
  • Laporan Manajemen Ruang Keperawatan (WK)
    Laporan Manajemen Ruang Keperawatan (WK)
    Dokumen32 halaman
    Laporan Manajemen Ruang Keperawatan (WK)
    Alerzade Manchunian Danultrasbomberskendal
    100% (1)
  • Kumpulan Nanda NIC NOC
    Kumpulan Nanda NIC NOC
    Dokumen20 halaman
    Kumpulan Nanda NIC NOC
    Muhammad Munirruzzaman
    Belum ada peringkat