Anda di halaman 1dari 101

LAPORAN DESIMINASI AWAL

PRAKTEK PROFESI DEPARTEMEN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG EMPU TANTULAR RSUD KANJURUHAN MALANG

oleh:

ANDRI SUGIANTO

ANDRIANUS SETYA P.

ANGGRAINI PUSPITA SARI

AJENG PRANOWATI PUTRI

EKA FATMAWATI

SERLY MERIZKA RAMADHANIS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2017
LAPORAN DESIMINASI AWAL

PRAKTEK PROFESI DEPARTEMEN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG EMPU TANTULAR RSUD KANJURUHAN MALANG

oleh:

ANDRI SUGIANTO

ANDRIANUS SETYA P.

ANGGRAINI PUSPITA SARI

AJENG PRANOWATI PUTRI

EKA FATMAWATI

SERLY MERIZKA RAMADHANIS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2017
LAPORAN DESIMINASI AWAL

PRAKTEK PROFESI DEPARTEMEN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG EMPU TANTULAR RSUD KANJURUHAN MALANG

oleh:

ANDRI SUGIANTO

ANDRIANUS SETYA P.

ANGGRAINI PUSPITA SARI

AJENG PRANOWATI PUTRI

EKA FATMAWATI

SERLY MERIZKA RAMADHANIS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2017
LAPORAN DESIMINASI AWAL

PRAKTEK PROFESI DEPARTEMEN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG EMPU TANTULAR RSUD KANJURUHAN MALANG

oleh:

ANDRI SUGIANTO

ANDRIANUS SETYA P.

ANGGRAINI PUSPITA SARI

AJENG PRANOWATI PUTRI

EKA FATMAWATI

SERLY MERIZKA RAMADHANIS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian

integral dari suatu organisasi social dan kesehatan dengan fungsi menyediakan

pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan

penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan

bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Berdasarkan undang-undang No.

44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah

institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

darurat. Rumah sakit merupakan salah satu sub sistem pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat, yaitu pelayanan kesehatan

dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik,

pelayanan penunjang medik, dan pelayanan keperawatan (Wandy, 2007). Tuntutan

kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada era global akan terus berubah

karena masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat juga terus mengalami perubahan.

Masalah keperawatan sebagai bagian masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat

terus menerus karena berbagai faktor yang mendasarinya juga terus mengalami

perubahan. Dengan berkembangnya masyarakat dan berbagai bentuk pelayanan

profesional serta kemungkinan adanya perubahan kebijakan dalam bidang kesehatan,

mungkin saja akan terjadi pergeseran peran keperawatan dalam sistem pemberian

pelayanan kesehatan kepada masyarakat (Nursalam, 2014).


Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja dengan

melibatkan anggota keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan

profesional. Pemberian pelayanan keperawatan secara profesional diharapkan mampu

menyelesaikan tugas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan untuk

meningkatkan derajat kesehatan pasien menuju ke arah kesehatan yang optimal

(Nursalam 2014). Manajemen keperawatan di Indonesia perlu mendapatkan perhatian

lebih dalam pengembangan keperawatan pada masa mendatang. Hal ini berkaitan

dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan

memerlukan pengelolaan secara professional, dengan memperhatikan setiap perubahan

yang terjadi di Indonesia. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses

keperawatan sebagai satu metode perlakuan asuhan keperawatan secara profesional,

sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang (Gillies 1986, dalam Nursalam

2014).

Tingginya tuntutan masyarakat dan keluarga pasien terhadap kualitas pelayanan

keperawatan dirasakan sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat dan tenaga

medis lainnya terutama perawat. Respons yang ada harus bersifat kondusif dengan

pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkret dalam pelaksanaannya.

Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan perhatian

khusus dalam pengembangan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan

global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara

profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.

Ruang Empu Tantular Tantular direnovasi pada bulan April 2005. Ruang Empu

Tantular Tantular merupakan ruang rawat inap khusus anak. Ruang Empu Tantular

Tantular berada di bagian timur Rumah sakit berbatasan dengan sawah penduduk,

disebelah selatan berbatasan dengan kamar jenazah, disebelah barat berbatasan dengan
Laboratorium, disebelah utara berbatasan dengan ruang Fatahillah. Ruangan ini terdiri

dari ruang kelas I, II, III dan Observasi. Ruang ini terdiri dari 20 bed pasien dimana

34 bed yang merupakan ruang perawatan umum dan BPJS. Kelas I terdapat 6 bed di

ruang 4, 5, dan 6 yang masing masing ruangan terdapat 2 bed, kelas II terdapat 9 bed

di ruang 1, 3 dan 7 yang masing masing ruangan terdapat 3 bed, kelas III terdapat 16

bed di ruang 2, 8, 9, dan 10 yang masing masing terdapat 4 bed, dan di ruang observasi

terdapat 3 bed.

Model asuhan keperawatan profesional yang saat ini sedang dilaksanakan

Instalasi Rawat Inap Empu Tantular Rumah Sakit “RSUD Kanjuruhan Kepanjen”

adalah model asuhan keperawatan profesional dengan metode tim. Kelebihan dari

metode ini adalah memungkinkan pelayanan keperawatan menyeluruh, mendukung

pelaksanaan proses keperawatan, serta memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga

konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim (Nursalam, 2015).

Namun dari metode ini belum optimal dilaksanakan diruang Empu Tantular

dikarenakan kurangnya tenaga perawat sehingga katim merangkap menjadi perawat

pelaksana.

Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan metode asuhan keperawatan

professional model tim di Ruang Empu Tantular perlu dilakukan evaluasi bagi ruangan

untuk kesinambungan pelaksanaan Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional

secara keseluruhan serta kami juga mencoba menerapkan pemberian asuhan

keperawatan profesional di Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kepanjen.


1.2 TUJUAN

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa

diharapkan dapat mengerti dan memahami prinsip manajemen keperawatan dan

mampu mengelola pelayanan profesional tingkat dasar secara bertanggung jawab

dan menunjukkan sikap kepemimpinan yang profesional dan melakukan model

asuhan keperawatan profesional sesuai dengan prinsip MAKP yang dijalankan pada

Ruang Empu Tantular RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran klinik manajemen dan

kepemimpinan keperawatan, peserta didik mampu :

1. Mengetahui profil rumah sakit RSUD Kanjuruhan Kepanjen

Kabupaten Malang

2. Menganalisa situasi di IRNA Empu Tantular sebagai dasar untuk menyusun

rencana strategis dan rencana operasional.

3. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan bersama

pihak Rumah Sakit RSUD kanjuruhan Kepanjen dan khususnya IRNA Empu

Tantular.

4. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan

penyelesaian masalah di IRNA Empu Tantular.

5. Mengusulkan alternatif pemenuhan masalah yang bersifat tekhnik operasional

bagi Rumah Sakit dan IRNA Empu Tantular

6. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan dan proses pada

menejemen keperawatan di IRNA Empu Tantular.


7. Menyusun rencana tindak lanjut dari hasil yang di capai berupa upaya

mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama dengan unit di

Rumah Sakit Kanjuruhan dan IRNA Empu Tantular.

1.3 MANFAAT

1.3.1 Manfaat Bagi Rumah Sakit

1. Memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan di ruang Empu

Tantular

2. Tercapainya tingkat kepuasan kinerja yang optimal.

3. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat, perawat

dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.

4. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.

5. Pencapaian pelayanan kesehatan yang optimal kepada pasien.

1.3.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai referensi institusi pendidikan dalam pelaksanaan managemen asuhan

keperawatan secara profesional.

1.3.3 Manfaat Bagi Mahasiswa

1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan

model MAKP di Ruang rawat Inap Empu Tantular RSUD Kanjuruhan.

2. Mahasiswa dapat mengetahui penerapan model MAKP yang diaplikasikan di

Ruang rawat inap Empu Tantular RSUD Kanjuruhan.

3. Memberikan kesempatan untuk berpikir kritis dalam menganalisis

pelaksanaan MAKP di Ruang Rawat Inap Empu Tantular RSUD Kanjuruhan.


4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan menyusun

rencana strategi.

5. Mahasiswa dapat mempelajari penerapan model asuhan keperawatan

profesional di Ruang Rawat Inap Empu Tantular RSUD Kanjuruhan.

6. Tercapainya pengalaman dan kesempatan dalam pengelolaan suatu ruang

rawat inap.
BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2. 1 Kajian Situasi Rumah Sakit RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang


2. 1. 1 Sejarah Singkat Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Daerah “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang yang
disingkat RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan perorang secara
paripurna dengan mengutamakan pengobatan dan pemulihan tanpa mengabaikan
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui
penyediaan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat (emergency) dan tindakan
medik.
1. Berdiri 1952-1958 dengan nama Rumah Sakit pertolongan atau BKIA yang
dipimpin oleh dr. Artodibyo.
2. Tahun 1967-1971 menjadi puskesmas dengan pimpinan dr. Hartono Wijaya.
3. Tahun 1984-1986 menjadi Rumah Sakit tipe D (instruksi Gubernur Jatim no. 26
tahun 1983) dipimpin oleh dr. Tuti Harianto MARS
4. Tahun 1987 -1996 menjadi Rumah Sakit tipe C (SK Menkes RI no.
303/SKIV/1987) dipimpin oleh dr. Ibnu Fajar
5. Tahun 1997 -2000 menjadi Rumah Sakit umum unit swadana (SK Bupati tahun
1997) dipimpin oleh dr. Ibnu Fajar.
6. Tahun 2001-2003 menjadi badan Rumah Sakit daerah dipimpin oleh dr. Setyo
Darmono
7. Tahun 2004 menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Malang dipimpin dr
April Mustiko R,SpA
8. Tahun 2005-2008 Rumah Sakit Umun Daerah Kabupaten Malang dipimpin oleh
dr Agus Wahyu Arifin, MM.
9. Tahun 2008-2010 terjadi perubahan nama menjadi Rumah Sakit Umum Daerah
“Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang dipimpin oleh dr. Lina Julianty, S. pM
10. Tahun 2011 –sekarang Rsud “Kanjuruhan” Kepanjen dipimpin oleh dr. Harry
Hartanto, MM diikuti dengan perubahan karyawan menjadi 640 orang dan jumlah
tempat tidur 270 (http://rsud-kanjuruhan. malangkab. go. id/).
2. 1. 2 Jenis-jenis pelayanan di Rumah Sakit
1. Fasilitas pelayanan :
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Instalasi Rawat Jalan / Poliklinik terdiri dari:
a) Klinik Anak
b) Klinik Tumbuh kembang
c) Klinik Penyakit Dalam
d) Klinik Kebidanan dan Kandungan
e) Klinik Bedah
f) Klinik Orthopedi
g) Klinik Saraf
h) Klinik Bedah Saraf
i) Klinik THT
j) Klinik Mata
k) Klinik Kulit dan Kelamin
l) Klinik Gigi dan Mulut
m) Klinik Paru
n) Klinik Jantung
o) Klinik Jiwa
p) Klinik Psikologi
q) Klinik VCT
r) Klinik Rehab Medik
c. Ruang Rawat Inap
a) Ruang Rawat Inap VIP
(1) Ruang Hasanudin
b) Ruang kelas 1
(1) Ruang Gajahmada
(2) Ruang Empu Tantular Tantular (khusus anak)
c) Ruang kelas 2
(1) Ruang Cut Nya’ Dien
(2) Ruang Fatahilah
(3) Ruang Empu Tantular Tantular (khusus anak)
d) Ruang kelas 3
(1) Ruang Empu Tantular
(2) Ruang Brawijaya
(3) Ruang Empu Tantular (Khusus Anak)
(4) Ruang Imam Bonjol
(5) Ruang Diponegoro
d. Instalasi Bedah Sentral
e. Instalasi Pelayanan Intensif
f. Instalasi Hemodialisa
g. Instalasi Pusat Pelayanan Terpadu
h. Instalasi Pelayanan Khusus
i. Instalasi Rehabilitasi Medik
j. Instalasi Kamar Bersalin
k. Instalasi Gizi
l. Instalasi Patologi Klinik
m. Instalasi Radiologi
n. Instalasi Farmasi
o. Instalasi Sterilisasi Sentral
p. Instalasi Kedokteran Kehakiman
q. Instalasi Pemeliharaan dan Sanitasi Lingkungan

2. 2 Profil dan Gambaran Umum Ruang Empu Tantular Tantular Rumah Sakit RSUD
Kanjuruhan
2. 2. 1 Profil Ruang Empu Tantular Tantular

Ruang Empu Tantular Tantular direnovasi pada bulan April 2005. Ruang
Empu Tantular Tantular merupakan ruang rawat inap khusus anak. Ruang Empu
Tantular Tantular berada di bagian timur Rumah sakit berbatasan dengan sawah
penduduk, disebelah selatan berbatasan dengan kamar jenazah, disebelah barat
berbatasan dengan Laboratorium, disebelah utara berbatasan dengan ruang
Fatahillah. Ruangan ini terdiri dari ruang kelas I, II, III dan Observasi. Ruang ini
terdiri dari 20 bed pasien dimana 34 bed yang merupakan ruang perawatan umum
dan BPJS. Kelas I terdapat 6 bed di ruang 4, 5, dan 6 yang masing masing ruangan
terdapat 2 bed, kelas II terdapat 9 bed di ruang 1, 3 dan 7 yang masing masing
ruangan terdapat 3 bed, kelas III terdapat 16 bed di ruang 2, 8, 9, dan 10 yang
masing masing terdapat 4 bed, dan di ruang observasi terdapat 3 bed.
2. 2. 2 Denah Ruang Empu Tantular Tantular

Keterangan:
1 : Ruang 1 kelas 2 10 : Ruang 10 kelas 3
2 : Ruang 2 kelas 3 11 : Kantor IPS
3 : Ruang 3 kelas 2 12 : kantor IPS
4 : Ruang 4 kelas 1
5 : Ruang 5 kelas 1
6 : Ruang 6 kelas 1
7 : Ruang 7 kelas 2
8 : Ruang 8 kelas 3
9 : Ruang 9 kelas 3
2. 2. 3 Struktur Organisasi Ruangan
BAB III

HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN


MANAJEMEN KEPERAWATAN

3. 1 HASIL PENGKAJIAN
3. 1. 1 HASIL PENGKAJIAN 5M
Pengkajian 5M dalam menejemen keperawatan meliputi, man,money,material,nmachine, dan
market.
A. MAN
1. Jumlah tenaga kerja
Kualifiukasi tenaga keperawatan di rung Empu Tantular RSUD kepanjen,
Malang 18 orang dengan rincian sebagai berikut:
a. Kuantitas sumber daya manusia
Berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan didapatkan kualifikasi
tenaga perawat di Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan, Malang
sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Jenis Kelamin


No Jenis Kelamin Jumlah
1 Perempuan 13
2 Laki-laki 5
Total 18

b. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Berikut ini adalah beberapa data tentang sumber daya manusia yang ada
di Ruang Empu tantular berdasarkan wawancara, observasi, dan data di
ruangansebagai berikut :
1) Tenaga keperawatan

Tabel 3. 2 Kualifikasi tenaga keperawatan Ruang Empu Tantular RSUD


Kanjuruhan Kepanjen data di ambil pada tanggal 03-05 Juli 2017
No Kualifikasi Jenis Jumlah total Prosentase
S1 Tetap 1
1. 1 5,5 %
Keperawatan Kontrak
2. Amd. Keb Tetap 1 3 16,6%
DIII Kebidanan
Kontrak 2
Tetap -
3 SPK
Kontrak - 0 0%
Amd. Kep Tetap 7
4. 12 66,6%
Keperawatan Kontrak 5
D IV Tetap -
5. 1 5,5%
Kebidanan Kontrak 1
Tetap 1
6. D1 1 5,5%
kontrak -
Jumlah 18 100%
Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa perawat di Ruang
Empu Tantular RSUD Kanjuruhan yaitu 5,5% berpendidikan S1
Keperawatan, 66,6% DIII Keperawatan 5,5% DIV Kebidanan 16,6%
DIII kebidanan 5,5% D1dan tidak ada SPK.
2) Non keperawatan

Tabel 3. 3 Tenaga Non Keperawatan Ruang Empu Tantular RSUD


Kanjuruhan Kepanjen Data di Ambil Pada Tanggal 03-05 Juli
2017
No. Kualifikasi Jumlah Presentase
1. Gizi 1 20%
2. Apoteker 1 20%
3. Cleaning 3 60%
Service
Total 5 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat di interpretasikan bahwa tenaga non
keperawatan yaitu ahli gizi 1 orang (20%) Apoteker 1 orang (20%) CS
(cleaning service) 3 orang (60%). Jadi total keryawan non perawat yaitu 5
orang.
3) Tenaga Dokter Spesialis

Tabel 3. 4 Tenaga Dokter di Ruang Empu tantular RSUD Kanjuruhan


Kepanjen
No Nama Spesialisasi
1 dr. Dewi, Sp. A Anak
2 dr. Yuni Hisbiyah,Sp. A Anak
3 dr. Nur,Sp. A Anak
Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa ada 3 tenaga dokter
spesialis yang bekerja di Ruang Empu Tantular. Jadwal visit dokter apabila
hari efektif (Senin-Jum’at) pagi mulai pukul 08. 00-12. 00 WIB jadi tidak
mengganggu waktu operan jaga perawat.
c. Kualitas Tenaga Keperawatan
Berdasarkan hasil rekapitulasi yang di lakukan di dapatkan kualifikasi tenaga perawat diruang Empu Tantular IPD RSUD
Kanjuruhan sebagai berikut :
Tabel 3. 5 Kualitas Tenaga Keperawatan Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kepanjen data di ambil pada tanggal 03-05
Februari 2017.

Jenis Pelatihan yang pernah di Jenjang


No Nama Pendidikan Jabatan Masa kerja
ketenagaan ikuti karir

1. Emergency Medicin
M Firdaus Vs, DIII
1. TETAP Ka Ru 25 th PK IV
Amk Keperawatan

1. Pelatihan kegawat daruratan


obstetric pisikiatri
Rosalya Dinna. Wa Ka 2. Pelatihan klinik kesehatan
2. D3 kebidanan TETAP 12 th PK III
R ,Amd. Keb Ru reproduksi
3. pelatihan pelayanan prima di
RSUD kepanjen
1. CLINICAL EDUCATOR
2. Pelatihan program
Ali Maghfur, S. S1 menejemen keperawatandan
3. TETAP KA TIM 6 th PK III
Kep Ners keperawatan bangsal
3. pelatihan pelyanan prima di
RSUD Kepanjen
1. Penanggulangan penederita
Rini Sulistina, gawat darurat
4. D4 kebidanan TETAP KA TIM 12 th PK III
S. Tr Keb
-
D3
5. Supaat, Amk TETAP Ka. Jaga 25 th PK III
keperawatan

1. Resusutasi gawat nafas pada


bayi
2. Workshop electro cardiograf
Dwi Agus B, D3
6. TETAP PP 12 th EKG PK III
Amk keperawatan
3. general emergency life
4. emergency pediattri nasional
2013
1. Emergency pediatric
nasional 2013
Rika Hartaty, D3 Ka.
7. TETAP 10 th 2. Basic mentality training PK III
Amk keperawatan JAGA
3. Seminar keperawatan anak
2009
1. Workshop electro cardiograf
EKG
2. Pelatihan in hous training PK III
D3 Ka.
8. Ekasari, Amk TETAP 10 th 3. Emeergency Pediatri
keperawatan JAGA
Nasional 2013
4. Sosialisasi pengendalian dan
pencegahan (PPI)
1. Emergency pediatric
nasional 2013
9. D3 Ka
Ratih Irma M TETAP 10 th 2. Basic mentality training PK III
keperawatan JAGA
3. Seminar keperawatan anak
2009
1. Pelatihn menejemen model
Elly Karyani, D3 praktek keperawatan
10 TETAP PP 7 th PK III
Amk keperawatan (MDKP)
2. Pelaatihan pelayanan prima
3. Workshop EKG di RSUD
kepanjen
4. Seminar emergency pediatri
Mursilawati, D3 1. Pelatihan pelayanan prima di
11 HONORER PP 7 th PKII
Amk keperawatan RSUD kepanjen
1. Pelatihan pelayanan prima
Setyaning W, D3
12 HONORER PP 11 th 2. Keselamatan pasien rumah PK II
Amk keperawatan
sakit
1. Pelatihan standarisasi
teknologi kontrasepsi terkini
13 Safitri Aprilia D3 kebidanan HONORER PP 2 th PK I
2. Pelatihan standarisasi asuhan
persalinan normal
1. Pelatihan standarisasi
14 Kartika Titah D3 kebidanan HONORER PP 2 th PK I
teknologi kontrasepsi terkini
Nina D3 1. BLS
15 HONORER PP 0 th PK I
Wulandari keperawatan
D3 2. BLS
16 Rusdianto HONORER PP 0 th PK I
keperawatan
D3 1. BLS
17 Qomariyah HONORER PP 0 th PK I
keperawatan 2. Seminar NGT
1. Pelatihan penerapan ICD/IX
dalam program system
18 Ida Ipayati D1 HONORER ADM 9 th menejemen rumah sakit
2. Pelatihan administrasi dan
pengolahn dokumen arsip
Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa
sebanyak 94,4% perawat yang bekerja di Ruang Empu Tantular
pernah mengikuti pelatihan atau kegiatan untuk meningkatkan
kemampuan dalam bidang keperawatan. Jenjang karir yang ada
di ruang Empu Tantular mengikuti peraturan jenjang karir
menurut komite Rumah Sakit RSUD Kanjuruhan. Jenjang karir
diklasifikasikan berdasarkan masa kerja dan pendidikan,
Semakin tinggi jenjang pendidikan dan semakin lama masa kerja
maka peningkatan karir lebih baik. Adapun untuk jenjang karir
perawat yang ada di ruang empu adalah PK I : 5 orang, PK II : 2
orang, PK III : 9 orang, PK IV : 1 orang.

d. Tingkat Ketergantungan Pasien


Jumlah pasien, diagnosa medis, serta tingkat ketergantungan
pasien di Ruang Empu Rumah sakit RSUD Kanjuruhan Kepanjen
pada tahap pengkajian yakni tanggal 03 Juli 2017 adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. 6 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang
Empu di RSUD Kepanjen tgl 03 Juli 2017
No Nama Inisial Diagnosa Medis Skor
Klien Ketergantungan
1 An. S Epilepsi 2
2 An. M Po APP 2
3 An. S DBD 2
4 An. A GEA 3
5 An. Alg Vomiting 2
6 An. P Of 2
7 An. Ok Of 3
8 An. M. J Obs Vomiting 2
9 An. V Epilepsi 2
10 An. N GEA 2
11 An Au Hemamioma 2
12 An. F Pos layer fraktur 1
humerus
13 An. S Post of tibia 2
14 An. Al Pre ops 2
Keterangan: 3: Total care; 2: Partial care; 1: Minimal care
Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada
tanggal 03 Juli 2017 terdapat 14 pasien, sebanyak 76 % pasien
memiliki tingkat ketergantugan parsial, dan sebanyak 21 % pasien
memiliki tingkat ketergantungan total dan sebanyak 3 % pasien
memiliki tingkat ketergantungan minimal.

Tabel 3. 7 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang


Empu Di RSUD Kepanjen pada tanggal 04 Juli 2017

Nama Inisial Skor


No Diagnosa Medis
Klien Ketergantungan
1 An. S Epilepsi 2
2 An. Al Pre Op ROI 3
3 An. F Pre Op ROI 3
4 An. SL Pre op ROI 3
5 An. Au Hemagroma 2
6 An. AR GEA+Of 3
7 An. H Combustion 3
8 An. Sa Kejang Demam 3
9 An. P Of 2
10 An. Ok Of + Dyspneu 3
11 An. Ah KDK 3
12 An. Na Hedrosefalus 3
13 An. D Peritonitis 3
14 An. De EDH Temporal 2
Keterangan: 3:Total care; 2: Partial care; 1: Minimal care
Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada
tanggal 04 juli 2017 terdapat 14 pasien, sebanyak 22 % pasien
memiliki tingkat ketergantugan parsial dan sebanyak 78 % pasien
memiliki tingkat ketergantugan total.

Tabel 3. 8 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang


Empu Rumah Sakit RSUD Kanjuruhan Kepanjen pada
tanggal 01 Juli 2017

Nama Inisial Skor


No Diagnosa Medis
Klien Ketergantungan
1 An. A Pre op 2
2 An. Sl Pre op 1
3 An. D S Peritonitis 3
4 An. Au Pos op 2
5 An. H Combostio 3
6 An. N Repair Up Shoot 3
7 An. . Ar GE+OF 3
8 An. Sa Obs Convusi 2
9 An. Pu OF 2
10 An. OK OF+ Dyspnea 3
11 An. Ac KDK 3
12 An. De EDH Temporal 3
13 An. An OF+GE 3
14 An. Ar OF 3
15 An. Ma Convusi 3
16 An. Re Anemia 2
17 An. Mau Drowning 2
Keterangan: 3:Total care; 2: Partial care; 1: Minimal care
Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada
tanggal 03 Juli 2017 terdapat 17 pasien, sebanyak 28 % pasien
memiliki tingkat ketergantugan parsial, dan sebanyak 69 %
pasien memiliki tingkat ketergantungan total dan sebanyak 3 %
pasien memiliki tingkat ketergantungan minimal

e. Kebutuhan Tenaga Perawat Sesuai Metode Gillies


1) Kebutuhan Tenaga Keperawatan Per Hari Berdasarkan
Metode Gillies
a) Tanggal 03 Juli 2017
i. Tingkat ketergantungan pasien
(a) Minimal : 1 orang
(b) Parsial : 11 orang
(c) Total : 2 orang
ii. Jumlah Jam Perawatan
1. Keperawatan Langsung
Minimal  2x1 = 2 jam
Parsial  4 x 11 = 44 jam
Total  6 x 2 = 12 jam +
58 jam
2. Keperawatan tidak langsung
14 x 60 menit = 840 menit = 14 jam
3. Penyuluhan
14 x 15 menit = 210 menit = 3,5 jam
4. Total waktu keperawatan per hari
Keperawatan langsung : keperawatan tidak
langsung= 58 jam : 14 jam = 4,14 jam
5. Jumlah Hari libur dalam 1 tahun adalah :
= 365 hari – 108 hari (hari libur + cuti bersama)
= 257 hari
6. Jumlah kebutuhan perawat per hari
=4,14 jam/pasien/hari x 14 pasien/hari x 365
hari
(365hari - 108 hari) x 7 hari
= 21155 = 11, 75 = 12 orang
1. 799

7. Jumlah kebutuhan per shift


Pagi = 47% x 12 = 5,64 = 6
perawat
Sore = 36% x 12 = 4,32 = 4
perawat
Malam = 17% x 12 = 2. 04 = 2 perawat

b) Tanggal 04 juli 2017


i. Tingkat ketergantungan pasien
(a) Minimal : 0 orang
(b) Parsial : 4 orang
(c) Total : 10 orang
ii. Jumlah Jam Perawatan
1. Keperawatan Langsung
Minimal  2x0 =0 jam
Parsial  4 x 4 = 16 jam
Total  6 x 10 = 60 jam +
76 jam
2. Keperawatan tidak langsung
14 x 60 menit = 840 menit = 14 jam
3. Penyuluhan
14x 15 menit = 210 menit = 3,5 jam
4. Total waktu keperawatan per hari
Keperawatan langsung : keperawatan tidak
langsung = 76 jam : 14 jam = 5,42 jam
5. Jumlah Hari libur dalam 1 tahun adalah :
= 365 hari – 108 hari (hari libur + cuti bersama)
= 257 hari
6. Jumlah kebutuhan perawat per hari
=5,42 jam/pasien/hari x 14 pasien/hari x 365
hari
(365hari - 108hari) x 7 hari
= 27,696 = 15,395 = 15 orang
19799
7. Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 15 = 7,05 = 7
perawat
Sore = 36% x 15 = 5,4 = 5
perawat
Malam = 17% x 15 = 2,55 = 3 perawat

c) Tanggal 05 Juli 2017


i. Tingkat ketergantungan pasien
(a) Minimal :1 orang
(b) Parsial :6 orang
(c) Total : 10 orang
ii. Jumlah Jam Perawatan
1. Keperawatan Langsung
Minimal  2x1 =2 jam
Parsial  4 x 6 = 24 jam
Total  6 x 10 = 60 jam +
86 jam
2. Keperawatan tidak langsung
17 x 60 menit = 1. 020 menit = 17 jam
3. Penyuluhan
17 x 15 menit = 255 menit =4. 25 jam
4. Total waktu keperawatan per hari
Keperawatan langsung : keperawatan tidak
langsung = 86 jam : 17 jam = 5,05 jam
5. Jumlah Hari libur dalam 1 tahun adalah :
= 365 hari – 108 hari (hari libur + cuti bersama)
= 257 hari
6. Jumlah kebutuhan perawat per hari
=5,05 jam/pasien/hari x 17 pasien/hari x 365
hari
(365hari - 108 hari) x 7 hari
= 31. 335 = 17,41 = 17 orang
1799
7. Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 17 = 7,99 = 8
perawat
Sore = 36% x 17 = 6,12 = 6
perawat
Malam = 17% x 17 = 2,89 = 3
perawat

f. Rata-Rata Kebutuhan Perawat Per Hari


Hasil pengkajian selama 3 hari didapatkan jumlah rata-rata
tenaga keperawatan per hari adalah :
= 12+15+17 = 14,66 orang
3
= 15 orang perawat perhari
Berdasarkan hasil dari perhitungan selama 3 hari jumlah
tenaga keperawatan yang ada di ruang Empu Tantular adalah 1
Kepala ruang, dan 1 Wakil Kepala Ruang, 2 KA TIM, 4 KA
JAGA,8 perawat pelaksana, 1 Admin sehingga untuk
pemenuhan kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan hasil
pengkajian selama 3 hari per hari, maupun per unit tidak ada
kekurangan untuk kebutuhan perawat. .
Ruang Empu Tantular merupakan ruang keperawatan Anak
yang sering di gunakan sebagai wahana pendidikan bagi
mahasiswa DIII Keperawatan, Profesi Ners (S1 Keperawatan),
sehingga senantiasa update trend issue dalam pengembangan
pelayanan. Adanya mahasiswa praktik di ruang Empu Tantular
mampu membantu mencukupi kebutuhan tenaga keperawatan
dan juga bisa membentuk TIM dalam melaksanakan tugas
keperawatan. Serta RSUD Kanjuruhan Kepanjen sudah
melakukan akreditasi dan merupakan rumah sakit tipe B.
B. MATERIAL DAN MACHINE
1) Penataan gedung / lokasi dan denah ruangan
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan di ruang
Empu Tantular RSUD “KANJURUHAN” dengan uraian denah sebagai
berikut :

2) Fasilitas sarana dan prasarana


Lokasi penerapan praktek manajemen keperawatan dilakukan di
Ruang Empu Tantular kanjuruhan RSUD Kanjuruhan dengan
penjelasan sebagai berikut :
Ruang Empu Tantular berbentuk persegi yang terdiri dari kamar-
kamar yang di susun sesuai dengan kelas (1, 2 & 3) dengan ruang
tindakan berada di dekat dintu masuk disebelah selatan yang
berdampingan dengan nurse station dan ruang karu berada di utara
dekat dengan pintu masuk Ruang Empu Tantular. Ruang alkes ada
sebelah ruang nurse station, diruang Empu Tantular juga terdapat ruang
bermain yang berada di sebelah utara dekat dengan ruang karu. Ruang
perawat berada disebelah selatan bersebelahan dengan ruang alkes dan
kamar kecil perawat berada di ruang bermain. Ruang Empu Tantular
memiliki 5 APAR dimana 1 terpasang di depan pintu masuk, dan di 4
lainnya berada di dalam lingkungan ruang Empu Tantular. selain itu,
juga terdapat Aseptan di detiap dinding dekat dengan pintu masuk
kamar pasien yang berjumlah 9, akan tetapi 1 dengan keadaan rusak
dan 2 dengan keadaan tanpa aseptan. Didekat pintu masuk juga
terdapat 1 brankart dan 1 kursi roda.
a) Fasilitas Untuk Pasien
Kapasitas ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan kepanjen
adalah 33 tempat tidur. Ruang Empu Tantular merupakan ruangan
kelas 1, 2 dan 3 khusus anak.
Setiap pasien mendapatkan fasilitas meja pasien dan kursi
penunggu pasien. Di depan bed ruang Empu Tantular terdapat
handscrub yang dikhususkan untuk pasien dan pengunjung pasien
dan terdapat 1 kamar kecil untuk pasien yang berada disetiap
kamar.
Hasil pengangamatan selama 3 hari menunjukan bahwa fasilitas
meja yang dipergunakan untuk pasien kurang ada perhatian
khusus, barang-barang seperti makanan, camilan, minuman pasien,
dan barang-barang pribadi pasien masih berada diatas meja
tersebut dengan keadaan terpapar udara di ruangan, dan beresiko
terkena kuman penyakit dan terkontaminasi pajanan dari ruangan
tersebut. Hal ini akan berpengaruh jangka panjang terhadap
kesehatan pasien kedepanya. Dan diruang Empu Tantular sendiri
tidak ada ketentuan tentang hal tersebut. Selain itu, didepan bed
ruang Empu Tantular juga terdapat tempat untuk menaruh
handscrub akan tetapi banyak yang tidak diisi.

1. Daftar Peralatan Inventaris Alat Tenun


Tabel 3. 9 Standarisasi Alat Linen Rawat Inap Rumah Sakit
Tipe B
Ratio (Standar) Ruang Empu
No Nama barang
Alat : pasien Tantular
1 Bantal 1:1 33 buah
2 Guling 1:1 buah
3 Gordin sekat 1:2 buah
4 Handuk besar 1:3 0 buah
5 Tissue handtowel 1:3 3 buah
6 Kasur 1:1 33 buah
7 Masker kain 1:1 -
8 Perlak 1:3 33 buah
9 Sarung bantal putih 1:5 buah
10 Sarung guling 1:3 buah
11 Sarung O2 1:1/3 buah
12 Scort petugas 1:1 -
13 Serbet makan 1:1/4 1 buah
14 Sprei putih 1:3 33 buah
15 Stick laken 1:3 33 buah
16 Taplak meja pasien 1:3 0 buah
17 Taplak meja petugas 1:1 0 buah
18 Scort pasien 1:1 0 buah
19 Selimut tebal 1:3 8 buah
20 Selimut lorek hitam 1:3 29 buah
21 Duk besar lubang 1:1/3 0 buah
22 Sketsel 1:1 2 buah
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 340/Menkes/Per/Iii/2010 Tentang Klasifikasi
RumahSakit, buku linen bulan juli 2017
Analisis :
Berdasarkan penghitungan ulang oleh mahasiswa di ruang
Empu Tantular dan hasil observasi menunjukkan sarana untuk
pasien. Masih belum mendukung dikarenakan masih kurangnya
fasilitas linen untuk pasien. Namun dari hal ini tidak menimbulkan
masalah bagi ruangan ataupun pasien sendiri.

-Kamar perawatan kelas I


Terdiri dari 3 kamar yang berisi 2 tempat tidur pasien
disetiasp kamarnya, 2 almari pasien, 2 kursi untuk penunggu
pasien, 1 wastafel dan 1 kamar mandi yang sudah dilengkapi
pegangan dalam keadaan baik serta ventilasi dan cahaya yang
masuk melalui jendela yang cukup untuk kamar perawatan.
Untuk fasilitas yang terdapat pada ruang tersebut dapat dilihat
pada tabel dibawah.

Tabel 3. 10 Fasilitas Ruang Kelas I Empu Tantular


No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 TV plasma 32 inch 3 Baik
2 Tempat tidur pasien 6 1 dalam keadaan
rusak
3 Tempat Sampah non medis 3 Baik
4 Standart infuse 7 Baik
5 Meja mayo 6 Baik
6 Handrub 3 Baik
7 Kursi Penunggu 6 Baik
8 Jam dinding 2 Baik
9 Kipas angina 1 Baik
11 Pispot 3 Baik
12 Urinal 0 -
13 Keset kamar mandi 3 kotor
14 Handrub 6 Baik

-Kamar perawatan kelas II


Terdiri dari 3 kamar yang berisi 3 tempat tidur pasien
disetiap kamarnya, 3 almari pasien, 3 kursi untuk penunggu
pasien, 1 wastafel dan 1 kamar mandi yang sudah dilengkapi
pegangan dalam keadaan baik serta ventilasi dan cahaya yang
masuk melalui jendela yang cukup untuk kamar perawatan.
Untuk fasilitas yang terdapat pada ruang tersebut dapat dilihat
pada tabel dibawah.

Tabel 3. 11 Fasilitas Ruang Kelas II Empu Tantular


No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Tempat tidur pasien 9 Baik
2 Tempat Sampah non medis 3 Baik
3 Standart infuse 9 Baik
4 Meja mayo 9 Baik
5 Handrub 9 Baik
6 Kursi Penunggu 8 Baik
7 Jam dinding 1 Baik
9 Pispot 2 Baik
10 Urinal 0 -
11 Trap 0 -
12 Keset kamar mandi 3 kotor
13 Handrub 9 3 kosong

-Kamar perawatan kelas II (ROI/ ruang observasi)


Terdiri dari 1 kamar yang berisi 3 tempat tidur pasien
yaitu 1 tempat tidur anak, 1 tempat tidur batita, 1 tempat tidur
balita (inkubator), 2 almari pasien, 2 kursi untuk penunggu
pasien, 1 kamar mandi yang sudah dilengkapi pegangan dalam
keadaan baik serta ventilasi dan cahaya yang masuk melalui
jendela yang cukup untuk kamar perawatan. Untuk fasilitas
yang terdapat pada ruang tersebut dapat dilihat pada tabel
dibawah.

Tabel 3. 12 Fasilitas Ruang Kelas II (ROI/ ruang observasi) Empu


Tantular
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Tempat tidur pasien 3 Baik
2 Tempat Sampah non medis 1 Baik
3 Standart infuse 3 Baik
4 Meja mayo 2 Baik
5 Handrub 0 -
6 Kursi Penunggu 2 Baik
7 Jam dinding 1 Baik
9 Pispot 0 Baik
10 Urinal 0 -
11 Bedside monitor 2 Baik
12 Keset kamar mandi 1 Kotor
13 Troly emergency 2 Baik
14 Handrub 0 -

-Kamar perawatan kelas III


Terdiri dari 4 kamar yang berisi 4 tempat tidur pasien
disetiap kamarnya, 4 almari pasien, 4 kursi untuk penunggu
pasien, 1 wastafel dan 1 kamar mandi yang sudah dilengkapi
pegangan dalam keadaan baik serta ventilasi dan cahaya yang
masuk melalui jendela yang cukup untuk kamar perawatan.
Untuk fasilitas yang terdapat pada kedua ruang tersebut dapat
dilihat pada tabel dibawah.
Tabel 3. 13 Fasilitas Ruang Kelas III Empu Tantular
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Tempat tidur pasien 16 Baik
2 Tempat Sampah non medis 4 Baik
3 Standart infuse 16 Baik
4 Meja mayo 16 Baik
5 Handrub 16 Baik
6 Kursi Penunggu 16 Baik
7 Jam dinding 4 Baik
9 Pispot 3 Baik
10 Urinal 4 Baik
11 Trap 0 -
12 Keset kamar mandi 4 Kotor

-Ruang pemeriksaan
Dari pengamatan selama 3 hari, ruang pemeriksaan
digunakan untuk penerimaan pasien baru dan untuk melakukan
tindakan, didalam ruang pemeriksaan terdapat 2 buah troly
emergency, 1 timbangan bayi/ anak, 1 bed, dan 1 tiang infus.

-Dapur dan tempat linen


Dari pengamatan selama 3 hari penataan pada almari linen
di ruang Empu Tantular sudah cukup baik karena sudah terdapat
keterangan untuk masing-masing item, namun kurang dalam
tingkat kerapian terkesan berantakan dan kurang layak ketika
seprai yang sudah tidak rapi di tujukan untuk pasien.
b) Fasilitas Untuk Petugas Kesehatan
(1) Sarana dan Prasarana Ruangan
Tabel 3. 14 Sarana dan Prasarana Ruangan Rumah Sakit
Tipe B
Ruang Empu
No Nama Peralatan Standar
Tantular
1 Ruang tindakan + +
2 Ruang Isolasi + +
3 Ruang rawat + +
4 Kamar mandi + +
5 Gudang alat + +
6 Nurse Station + +
7 Kamar cuci alat + +
Ruang petugas
8 + +
kebersihan
9 Ruang istirahat + +
10 Ruang tunggu + +
11 Dapur + +
12 Ruang simpan troli + -
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor340/Menkes/Per/Iii/2010 Tentang Klasifikasi
Rumah Sakit

Analisis :
Fasilitas untuk petugas kesehatan:
a. Nurse station di dalam ruang Empu Tantular berada di sebuah
ruangan tersendiri dan berada didekat pintu masuk
b. Administrasi berada di nurse station, karena tidak ada ruangan
tersendiri
c. Kamar mandi/WC perawat berada ruang bermain.
d. Wastafel terdiri dari 3 buah dengan keadaan baik di ruang
Empu Tantular
e. Ruang khusus dokter di ruang Empu Tantular bergabung
dengan ruang tindakan
f. Ruang obat tidak ada tapi langsung di lemari obat di dalam
ruangan perawatan. Untuk persiapan alat tindakan ke pasien
berada di ruang alkes yang ada di samping nurse station.
g. Ruangan untuk sholat berada di dalam ruang perawat.

(2) Daftar Inventaris Alat Rumah Tangga


Tabel 3. 15 Standar Inventaris Alat Rumah Tangga RS Tipe B
No Nama barang Ratio Ruang Empu
Tantular
1 Kursi roda 2-3/r 1
2 Lemari emergensi 1/r 4
3 Light chest 1/r 2
4 Meja pasien 1:1 33
5 Standar infuse 2-3/r 34
6 Lampu sorot 1/r 1
7 Lampu senter 1-2/r 1
8 Baskom mandi 8-12/r 21
9 Baki 5/r 3
10 Tempat tidur 1:1 33
11 Brankart 1/r 1
12 Troli obat 1/r 1
13 Troli verbeding 1:1 1
14 Troli injeksi 1/r 0
15 Kereta O2 1:1 0
16 Tempat sampah
4/r 10
pasien
17 Tempat sampah
1:2 9
besar
18 Telepon 1:1 1
19 Komputer 1:1 1
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 340/Menkes/Per/Iii/2010 Tentang Klasifikasi
RumahSakit,buku infentaris ruang Empu Tantular bulan
juni-juli 2017.
Analisis :
Keterangan inventaris peralatan di Empu Tantular menunjukan
cukup terpenuhi, dan sesuai dengan standart yang ada.

3) Alat Kesehatan Yang Ada Diruangan


Tabel 3.16 Daftar inventaris alat kesehatan di ruang
Empu Tantular tahun 2017
Kondisi
No Nama Barang Jumlah Ideal
Baik Rusak
1. Stetoskop dewasa 2 1 1 2/ruangan
2. Stetoskop anak 1 1 0 2/ruangan
3. Timbangan bayi 1 1 0 2/ruangan
4. Timbangan dewasa 1 1 0 2/ruangan
5. Lemari Es 1 1 0 1/ruangan
6. Com stainless 2 2 0 3/ruangan
7. Tabung O2 10 10 0 2/ruangan
8. Pen light 1 1 0 2/ruangan
9. Bak injeksi 1 1 0 2/ruangan
10. Tempat sampah 11 11 0 1/ruangan
11. Papan tulis 1 1 0 1/ruangan
12. Lemari kaca 3 3 0 1/ruangan
13. Lemari besi 2 2 0 1/ruangan
14. Tensimeter anak 4 4 4 2/ruangan
15. Tensimeter dewasa 1 1 0 2/ruangan
16. Pinset anatomis 2 2 0 2/ruangan
17. Pinset cirugis 1 1 0 2/ruangan
18. Gunting lurus 2 2 0 2/ruangan
19. Gunting perban 2 2 0 2/ruangan
20. Korentang 0 0 0 2/ruangan
21. Bengkok 9 9 0 2/ruangan
22. Suction 1 1 0 2/ruangan
23. Alat pemadam 5 5 0 1/ruangan
24. Lemari obat 2 2 0 2/ruangan
25. ECG 1 1 0 1/ruangan
26. Spuit gliserin 1 1 0 2/ruangan
27. Dressing cant 1 1 0 1/ruangan
28. Incubator 4 4 0 2/ruangan
29. Standar infus 34 0 0 1:1
30. Ambu bag 1 1 0 1/ruangan
31. Kursi lipat 3 3 0 5/ruangan
32. Manometer O2 11 11 0 2/ruangan
33. Standar O2 1 0 0 1/ruangan
34. Thermometer axila 14 10 4 5/ruangan
35. Syring pum 1 1 0
36. Monitor 2 2 0
Sumber : Nursalam 2015 Dan Hasil Observasi Penghitungan
Ulang Ruang Empu Tantular Tahun 2017 RSUD
“Kanjuruhan” Kepanjen.
Analisis :
Berdasarkan tabel diatas dan hasil observasi yang
dilakukan bahwa peralatan ruang Empu Tantular sudah mencukupi
dan sebagan besar sudah sesuai dengan standart.

3. METHOD
1. Penerapan Model MAKP
a. Struktur MAKP Ruangan
Ruang Empu Tantular Rumah Sakit Unit Daerah
“Kanjuruhan” Kepanjen menerapkan model MAKP seperti yang
seharusnya di lakukan di rumah sakit. Ruang Empu Tantular
menggunakan Model Asuhan Keperawatan Profesional Tim yaitu
suatu metode dimana seorang perawat profesional memimpin
sekolompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan
kolaboratif. Ruang Empu Tantular terdiri dari seorang kepala ruang,
seorang wakil kepala ruang dan 18 perawat pelaksanan dengan
pembagian 1 kepala ruang (KaRu), 1 wakil kepala ruangan
(WaKaRu), 2 perawat primer (KaTim), 4 penanggung jawab tim
(PJ), dan 11 perawat pelaksana.

b. Uraian Tugas
1. Kepala Ruangan
Tidak
Uraian tugas Dilakukan
dilakukan
1. Melaksanakan fungsi perencanaan,
meliputi
a. Menyusun rencana kerja Kepala
D
Ruangan
b. Menyusun rencana kebutuhan tenaga
keperawatan dari segi jumlah dan
D
kualitas di ruang rawat, koordinasi
dengan kepala bidang keperawatan
c. Merencanakan jumlah dan jenis
peralatan yang diperlukan sesuai D
kebutuhan
d. Merencanakan dan menentukan model
asuhan keperawatan yang
D
diselenggarakan sesuai kebutuhan
pasien
2. Melaksanakan fungsi pergerakan dan
pelaksanaan
a. Mengatur dan mengkoordinasikan
seluruh kegiatan pelayanan diruang D
rawat masing-masing
b. Menyusun dan mengatur jadwal dinas
tenaga keperawatan dan tenaga lain
D
diruang rawat masing-masing sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
c. Melaksanakan orientasi kepada tenaga
keperawatan baru atau tenaga lain yang
D
akan bekerja diruang rawat masing-
masing
d. Melaksanakan orientasi kepada
D
siswa/mahasiswa keperawatan yang
menggunakan ruang rawatnya sebagai
lahan praktek
e. Melaksanakan program orientasi
kepada pasien dan keluarganya tentang
peraturan rumah sakit dan tata tertib D
ruangan serta fasilitas yang ada dan
cara pengunaannya
f. Melaksanakan bimbingan dan
pembinaan kepada perawat pelaksana
D
dalam kepatuhan terhadap SPO, dan
standar pelayanan keperawatan
g. Mengadakan pertemuan berkala
dengan pelaksana keperawatan dan
D
tenaga lain yang berada dibawah
tanggung jawabnya
h. Mengatur dan mengkoordinasikan
penyediaan, penggunaan,
penyimpanan dan pemeliharaan alat-
D
alat keperawatan, alat medic, obat, dan
bahan yang diperlukan agar selalu
dalam kondisi siap pakai
i. Mengelompokkan pasien dan
mengatur penempatannya diruang
rawat inap menurut tingkat kegawatan, D
infeksi/non infeksi, untuk kelancaran
pemberian asuhan keperawatan
j. Memelihara kebersihan dan ketertiban
ruang perawatan melalui koordinasi D
dengan petugas terkait
k. Meneliti pengisian formulir sensus
D
harian pasien diruangan
l. Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan
pengendalian mutu pelayanan D
keperawatan dan patient safety
m. Memberikan penyuluhan kesehatan
terhadap pasien dan keluarga sebatas T
kewenangannya
n. Memelihara dan mengembangkan
system pencatatan, pelaporan system
D
asuhan keperawatan dan kegiatan yang
dilakukan
o. Mengatur pelaksanaan operan dinas
D
jaga
p. Membuat laporan harian mengenai
pelaksanaan asuhan keperawatan serta
D
kegiatan lainnya diruang rawat untuk
disampaikan kepada atasan
3. Melaksanakan fungsi pengawasan,
pengendalian dan penilaian, meliputi
a. Melakukan super-ise pelaksanaan
asuhan keperawatan yang telah D
ditentukan
b. Melaksanakan penilaian kinerja bagi
pelaksana perawatan dan tenaga lain
dibagian perawatan yang berada D
dibawah tanggung jawab untuk
berbagai kepentingan
c. Mengawasi dan menilai
siswa/mahasiswa dari instansi
pendidikan keperawatan untuk
memperoleh pengalaman belajar, D
sesuai tujuan program pendidikan yang
telah ditentukan oleh instansi
pendidikan yang bersangkutan
d. Mengawasi dan mengendalikan
pendayagunaan peralatan perawatan
D
serta stok obat secara efektif dan
efisien
e. Mengawasi pelaksanaan pencatatan
dan pelaporan kegiatan asuhan D
keperawatan
4. Melaksanakan fungsi administrasi,
meliputi
a. Menyusun laporan mutu asuhan
D
keperawatan
b. Menyusun laporan kegiatan pelayanan
D
di ruang rawat
c. Menyusun laporan in-entaris T
d. Menyusun laporan patient safety T

2. Penanggung Jawab Shif


Tidak
Uraian tugas Dilakukan
dilakukan
1. Mengatur, mengkoordinasikan, mengawasi
seluruh kegiatan pelayanan diruangan yang D
menjadi tanggung jawabnya
2. Melaksanakan protap-protap yang berlaku
D
di unit keperawatan
3. Melaksanakan kerjasama yang baik
dengan perawat pelaksana guna kelancaran D
tugas
4. Mendampingi -isite dokter dan mencatat
instruksi dokter, khususnya bila ada D
perubahan program pengobatan pasien
5. Memberikan asuhan keperawatan dengan
pendekatan proses keperawatan sesuai D
kebutuhan pasien
6. Memberikan bimbingan kepada teman
D
sekerja untuk memberikan Askep
7. Memelihara hubungan kerja sama yang
D
baik dengan pasien dan keluarganya
8. Membuat laporan harian ruangan tentang
pelaksanan Askep, perkembangan pasien, D
masalah ketenagaan dan sarana
9. Menge-alusi askep yang telah
D
dilaksanakan
10. Melaksanakan serah terima tugas kepada
penanggung jawab shift selanjutnya secara D
lisan maupun tulisan dengan benar
11. Mewakili kepala ruangan apabila
D
berhalangan hadir atau tidak masuk kerja

3. Perawat pelaksana
Tidak
Uraian tugas Dilakukan
dilakukan
1. Memelihara kebersihan ruang rawat dan
D
lingkungannya
2. Menerima pasien baru sesuai procedur dan
D
ketentuan yang berlaku
3. Memelihara peralatan keperawatan dan
D
medis agar selalu dalam keadaan siap pakai
4. Melaksanakan program orientasi kepada
pasien tentang ruangan dan lingkungan,
peraturan,/tata tertib yang berlaku, fasilitas D
yang ada dan cara penggunaannya serta
kegiatan rutin sehari-hari di ruangan
5. Menciptakan hubungan kerjasama yang
D
baik dengan pasien dan keluarga
6. Melakukan pengkajian keperawatan sesuai
D
dengan kemampuan
7. Menyusun rencana keperawatan sesuai
D
dengan kemampuannya
8. Melaksanakan tindakan keperawatan
kepada pasien sesuai kebutuhan dan batas D
kemampuannya, antara lain :
a. Melaksanakan tindakan pengobatan
D
sesuai dengan program pengobatan
b. Memberi penyuluhan kesehatan pada
pasien dan keluarganya mengenai D
penyakit
9. Melatih/membantu pasien untuk
D
melakukan latihan gerak
10. Mendampingi -isite dokter dan mencatatat
instruksi dokter, khususnya bila ada D
perubahan program pengobatan pasien
11. Melakukan pertolongan pertama pada
pasien dalam keadaan darurat secara tetap
dan benar sesuai dengan kebutuhan.
D
Selanjutnya segera melaporkan tindakan
yang telah dilakukan kepada dokter yang
bertanggung jawab
12. Melakukan e-aluasi tindakan keperawatan
D
sesuai dengan batas kemampuannya
13. Membantu merujuk pasien pada petugas
D
kesehatan/institusi lain
14. Mengobser-asi kondisi pasien, selanjutnya
melakukan tindakan yang tepat
D
berdasarkan hasil obser-asi tersebut, sesuai
batas kemampuannya.
15. Berperan serta dengan anggota tim
kesehatan dalam membahas kasus dan D
upaya meningkatkan mutu keperawatan
16. Melaksanankan tugas pagi,sore, malam
dan hari libur secara bergiliran sesuai D
jadwal dinas
17. Mengikuti pertemuan berkala yang
D
diadakan oleh kepala ruang rawat
18. Meningkatkan pengetahuan dan
D
keterampilan di bidang keperawatan
19. Melaksanakan system pelaporan dan
pencatatan asuhan keperawatan yang tepat
D
dan benar sesuai standar asuhan
keperawatan
20. Melaksanakan serah terima tugas kepada
petugas pengganti secara lisan maupun D
tertulis pada saat pergantian dinas
21. Melaksanakan perawatan pasien dalam
keadaan sakaratul maut dan merawat
D
jenazah sesuai dengan prosedur yang
berlaku
22. Menyiapkan pasien yang akan pulang
meliputi :
a. Menyediakan formulir untuk
penyelesaian administrati-e, seperti :
 Resep obat untuk dirumah, jika
diperlukan
 Kelengkapan pengisian stastus
D
pasien
 Surat rujukan atau pemeriksaan
ulang
 Surat keterangan istirahat sakit,
jika diperlukan
b. Memberi penyuluhan kesehatan
kepada pasien dan keluarganya sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan pasien,
mengenai :
 Diit
 Pengobatan yang perlu dilanjutkan
dan cara penggunaannya D
 Pentingnya pemeriksaan ulang di
rumah sakit atau institusi pelayanan
kesehatan lain
 Cara hidup sehat, seperti cara
pengaturan makan, istirahat atau
yang lain
c. Melatih pasien menggunakan alat
D
bantu yang dibutuhkan
d. Melatih pasien untuk melaksanakan
tindakan keperawatan yang pernah D
dilakukan di rumah sakit
e. Mengantar pasien yang akan pulangg
T
sanpai pintu keluar ruang rawat
23. Membuat resume saat pasien keluar rumah
sakit (pulang, pindah rumah sakit lain, D
rujuk, dan meninggal)

c. Justifikasi Kelompok terhadap MAKP di Ruangan


Model MAKP tim di dalam ruangan telah berjalan dengan baik.
Metode tim yang diterapkan di Ruang Empu Tantular berdampak pada
kualitas asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan di Ruang Empu
Tantular berjalan dengan baik dapat dilihat dari cara pendokumentasian.
Pendokumentasian yang dilakukan di Ruang Empu Tantular lengkap karena
ada yang bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan.
Ruang Empu Tantular telah menjadi model asuhan keperawatan
yang dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
terjangkau. Pelayanan kesehatan yang berkualitas juga dapat dipengaruhi
oleh asuhan keperawatan. asuhan keperawatan yang berkualitas dimulai
dari pengkajian, diagnosis, rencana asuhan keperawatan, implementasi, dan
e-aluasi. Oleh karena itu ruangan sangat cocok dengan metode tim karena
ada yang bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan sehingga
terwujud pelayanan kesehatan yang berkualitas dan mempunyai daya saing.

2. Timbang Terima/Operan
Dari hasil pengkajian mulai tanggal 03–05 Juli 2017 timbang terima
dilakukan rutin setiap pergantian shift, pelaksanaannya juga sudah
sesuai dengan waktu yang ditentukan (pagi : jam 07. 00, siang : jam 14.
00. malam : jam 21. 00). Timbang terima dilakukan dengan terstruktur
dan dilakukan pada semua perawat, jika semua perawat sudah datang
maka dilakukan timbang terima. Presentase timbang terima yang sesuai
SOP yaitu 88,8%. Hasil obser-asi berdasarkan SOP dan waktu
dimulainya timbang terima adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 17 Hasil Obser-asi Proses Timbang Terima

Evaluasi
No. Langkah-langkah
12/06/2017 13/06/2017 14/06/2017

1. Kedua kelompok dinas sudah D D D


siap
2. Shift yang mau D D D
menyerahkan/mengoperkan
mempersiapkan hal-hal yang
akan disampaikan
3. Katim/ kepala jaga yang mau D D D
menyerahkan/ mengoperkan
menyampaikan:
 Identifikasi Klien :nama,
umur, no register
 Diagnosa medis.
 Kondisi umum klien
 Diagnosa keperawatan dan
data focus yang menunjang
sistem.
 Tindakan keperawatan yang
sudah di lakukan dan hasilnya.
 Rencana tindak lanjut untuk
yang menerima operan
4. Penyampaian nomor 3 dilakukan D D D
dengan jelas, singkat,akurat dan
tidak terburu-buru
5. Ketua tim dan semua anggota tim T T T
bersama-sama langsung melihat
keadaan klien
6. Tim yang mengoperkan tugas D D D
memberikan kesempatan kepada
tim yang akan menjalankan tugas
untuk bertanya.
7. Tim yang mengoperkan tugas D D D
menyerahkan semua berkas
catatan perawatan kepada tim
yang akan menjalankan tugas
untuk menerima operan alat.
8. Karu mempersilahkan perawat D D D
yang dinas malam untuk
meninggalkan ruangan.
9. Dilanjutkan ke pre-conference. D D D
TOTAL 8 8 8
Prosentase % 88,8% 88,8% 88,8%

Keterangan :
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 88,8%


disimpulkan operan dilakukan dengan baik. Timbang terima selalu
dilakukan saat pre conference di ruangan. Timbang terima dilakukan
dengan perawat yang akan jaga shift berikutnya akan tetapi setelahnya
tidak di lakukan berkeliling ke tiap kamar. untuk memastikan keadaan
pasien terlebih dahulu.

 Timbang terima pasien baru


Dalam setiap perpindahan pasien baru di Ruang Empu Tantular,
pasien dan keluarga telah diorientasikan terlebih dahulu. Selama obser-
asi sejak tanggal 03 - 05 Juli 2017 orientasi pasien telah dilakukan
dengan baik. Berdasarkan SPO penerimaan pasien baru di RSUD
Kanjuruhan Kepanjen, hal-hal mengenai orientasi pasien baru seperti,
denah ruangan dan peraturan yang ada diruangan telah diorientasikan
kepada pasien dan keluarga dengan baik.

 Pre dan post conference

1) Pre conference
Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik
dan kegiatan konsultasi (Nursalam, 2006). Pre conference adalah
diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien. Post conference adalah diskusi tentang
aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 03 – 05 Juli 2017, pre dan post
conference di ruang Empu Tantular telah dilakukan.
Tabel 3. 18 Hasil Observasi Pre conference

Evaluasi
No Langkah-langkah 12/06 13/06 14/06/
/2017 /2017 2017
1. Kepala ruang/Ketua Tim mengucapkan salam dan D D D
memimpin do’a terlebih dulu
2. Berikan pengarahan kepada anggota tim tentang D D D
rencana kegiatan pada shift pagi.
3. Lakukan pembagian tugas kepada tim D D D
4. Berikan kesempatan pada perawat dinas malam D D D
untuk melaporkan pasien kelolaannya serta
membagi tugas kepada anggota tim
5. Berikan kesempatan kepada Tim yang lain untuk D D D
mendiskusikan/ bertanya/ menanggapi,
memberikan masukan.
6. Karu memberikan kesempatan kepada katim pagi D D D
untuk mempresentasikan kasus khusus yang
menjadi prioritas, meliputi :
 Identifikasi Klien :nama, umur, no register
 Diagnosa medis.
 Diagnosa keperawatan dan data fokus yang
menunjang sistem.
 Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan
dan hasilnya.
 Rencana tindak lanjut
 Perubahan terapi medis
7. Karu / Katim mencatat hasil diskusi anggota Tim. D D D
8. Karu memberikan kesimpulan dari diskusi yang D D D
telah di lakukan.
9 Karu memberikan penekanan pada hal-hal yang D D D
perlu di perhatikan atau
10 Tanyakan kesiapan anggota tim untuk melakukan T T T
kegiatan pelayanan keperawatan.
11 Sampaikan kontrak waktu untuk pelaksanaan T T T
middle konferens/ post conference
12 Mengucapkan salam D D D
13 Mengucapkan selamat bekerja D D D
TOTAL 11 11 11
Prosentase 84,6 84,6 84,6
% % %
Keterangan :
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan

Berdasarkan tabel 3. 17 diatas dapat dilihat bahwa 84,6% pre


conference di ruangan di laksanakan secara terstruktur dan baik.

2) Post conference
Tabel 3. 19 Hasil obser-asi post conference

Evaluasi
No. Langkah-langkah 12/06/ 13/06 14/06/
2017 /2017 2017
1. Kepala ruang/Ketua Tim mengucapkan salam T T T
2. Jelaskan tujuan konferens akhir T T T
3. Memberikan kesempatan kepada katim untuk T T T
mempresentasikan kasus khusus yang menjadi
prioritas, meliputi :
 Identifikasi Klien :nama, umur, no register
 Diagnosa medis.
 Diagnosa keperawatan dan data focus yang
menunjang sistem.
 Tindakan keperawatan yang sudah di
lakukan dan hasilnya.
 Rencana tindak lanjut
 Masalah yang di hadapi
4. Berikan kesempatan kepada Tim yang lain T T T
untuk mendiskusikan/ bertanya/ menanggapi,
memberikan masukan.
5. Karu / Katim mencatat hasil diskusi anggota T T T
Tim.
6. Memberikan pujian akan apa yang telah T T T
dilaksanakan dengan baik
7. Karu memberikan kesimpulan dari diskusi yang T T T
telah di lakukan
8. Menge-aluasi hambatan yang dialami setiap T T T
anggota tim
9. Mengucapkan terimakasih atas kerjasama T T T
anggota tim
10. Mengucapkan salam. T T T
TOTAL 0 0 0
Prosentase % 0% 0% 0%
Keterangan :
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 03 - 05 Juli 2017.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui selama 3 hari langkah-langkah
post-conference yang dilakukan yaitu 0 % atau dapat disimpulkan bahwa
post-conference di ruang Empu Tantular tidak dilaksanakan.

3. Ronde Keperawatan
Dari hasil observasi dan wawancara dari tanggal 03 - 05 Juli 2017
di Ruang Empu Tantular sudah dilakukan ronde keperawatan oleh
perawat ruangan yang terdiri dari KaRu, perawat pelaksana, dokter, ahli
gizi dan apoteker, namun tidak semua datang. Diskusi kondisi klien
dilakukan antar perawat – dokter pada saat setelah -isite.

4. Discharge Planning
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan
perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam
mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk
kembali ke lingkungannya. Discharge planning yang dilakukan di
Ruang Empu Tantular selama pengkajian sudah direncanakan sejak klien
MRS. Hasil pengkajian selama tanggal 03 - 05 Juli 2017 dapat dilihat
pada tabel di bawah. Berdasarkan tabel diketahui bahwa 100% item pada
discharge planning telah dilakukan seluruhnya. Format discharge
planning yang digunakan di ruangan.

Tabel 3. 20 Discharge Planning

No Indikator Tanggal

03//717 04/7/17 05/7/17


1 Mengkaji nama pasien D D D
2 Mendokumentasikan tanggal masuk D D D
3 Mendokumentasikan tanggal keluar D D D
Mendokumentasikan nomor rekam D D D
4
medis
Mendokumentasikan ruang dan D D D
5
kelas klien
Mendokumentasikan dokter yang D D D
6
merawat
Mendokumentasikan Diagnosa D D D
7
medis
Mendokumentasikan diagnosa D D D
8
keperawatan potensial
Mendokumentasikan Jenis tindakan D D D
9
yang diberikan
10 Mengkaji riwayat penyakit klien D D D
Melakukan pemeriksaan fisik dan D D D
11
mendokumentasikan
Mendokumentasikan hasil D D D
12
laboratorium
Mendokumentasikan terapi yang D D D
13
telah diterima
Mendokumentasikan penyebab D D D
14
kematian bila perlu
Mendokumentasikan keadaan D D D
15
waktu pulang atau keluar
Mendokumentasikan tanggal D D D
16
kontrol ulang
Mengisi nama dan tanda tangan D D D
17
perawat
TOTAL 17 17 17
PERSENTASE 100% 100% 100%
5. Pendidikan kesehatan
Saat dilakukan obser-asi di ruang Empu Tantular pada tanggal
03 - 05 Juni 2017 tidak dilakukan pendidikan kesehatan pada pasien
baru oleh perawat ruangan.

6. Sentralisasi obat
Sentralisasi obat berada pada apotek. perawat menuliskan resep
obat atas advis dokter. Setelah itu resep diantar ke apotek oleh keluarga
pasien. Obat-obat yang telah di diresepkan dengan lembar resep,
kemudian di antarkan oleh keluarga pasien ke perawat ruangan dan
perawat ruangan cek ulang obat dan setelah sesuai ditaruh diloker obat
pasien
Gambar 1. 1 Alur obat

Dokter mengadviskan

Perawat menulis diblangko obat

Apoteker meresepkan

Resep dibawa ke apotik oleh keluarga pasien

Proses farmasi

Obat selesai dibawa ke ruangan

Keluaraga pasien menyerahkan ke perawat


ruangan

Perawat ruangan cek ulang obat dan


setelah sesuai ditaruh diloker obat pasien

Memberikan obat ke pasien


menggunakan tanda bukti
7. Dokumentasi
Dokumentasi keperawatan sudah mencakup pengkajian, diagnosa
keperawatan sampai evaluasi yang mencakup SOAP. Catatan
perkembangan pasien dibuat setiap hari secara berkesinambungan sesuai
dengan kondisi pasien saat itu, Pendokumentasian telah dilakukan dengan
baik karena terdapat pembagian tugas yang jelas oleh tim.
Pendokumentasian proses keperawatan dari 27 pasien yang dirawat pada
tanggal 3-5 juli 2017 di ruang Empu tantular dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengkajian
Pengkajian pasien yang dicatat dengan pedoman pengkajian sebesar
74%, dan 74% masalah yang dirumuskan berdasarkan kesenjangan
antara status kesehatan dengan norma dan fungsi kehidupan.
Sementara itu, data yang dikaji sejak pasien sampai pulang sebanyak
0%.

2. Diagnose keperawatan
Hanya 74% diagnose keperawatan yang dirumuskan berdasarkan
masalah, dan 74% diagnosa yang dirumuskan actual/potensi

8. TIM CODE RED


Tim code red adalah tim tanggap bencana kebakaran yang
dilakukan oleh sekelompok orang untuk memberikan bantuan
pemadaman api. Sedangkan di ruangan Anyelir tidak ada jadwal
pembagian tugas di tim code red.
Table 3. 22 SPO CODE RED
Tabel 3. 21 Pendokumentasian proses keperawatan
Kode Berkas %
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A Pengkajian
1 Mencatat data yang dikaji sesuai dengan √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%
pedoman pengkajian
2. Data dikelompokkan (bio psiko sosial √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%
spiritual)
3. Data dikaji sejak pasien masuk sampai √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%
pulang
4. Masalah dirumuskan berdasarkan √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%
kesenjangan antara status kesehatan
dengan pola fungsi kehidupan
Sub Total 4 4 4 4 0 0 4 0 0 4 4 4 4 0 0 296%

Total/prosentase 1 1 1 1 0 0 1 0 0% 1 1 1 1 0 0 74%
0 0 0 0 % % 0 % 0 0 0 0 % %
0 0 0 0 0 0 0 0 0
% % % % % % % % %
B Diagnosa keperawatan
1. Diagnosa keperawatan berdasarkan
masalah yang telah dirumuskan √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%
2. Dx kep. Mencerminkan PE/PES
√ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%
3. Merumuskan diagnosa keperawatan
actual/potensial √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%
Sub Total
3 3 3 3 3 3 3 0 0 3 3 3 3 0 0 222%
Total/prosentase 1 1 1 1 1 1 10 0 0% 10 10 10 10 0% 0% 74%
0 0 0 0 0 0 0% % 0% 0% 0% 0%
0 0 0 0 0 0
% % % % % %

C rencana tindakan
1 Berdasarkan diagnosa keperawatan √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%
2 Disusun menurut urutan prioritas √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%
3 Rumusan tujuan mengandung komponen √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%
pasien/subjek perubahan, perilaku, kondisi
pasien dan atau kriteria
4 Rencana tindakan mengacu pada tujuan √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%
dengan kalimat perintah, terinci dan jelas/
melibatkan px/klg
5 Rencana tindakan menggambarkan √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%
keterlibatan px/keluarga
6 Rencana tindakan menggambarkan √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%
kerjasama dengan tim kesehatan lain
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 0 0 6 6 6 6 0 0 444%
Total/prosentase 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 74%
0 0 0 0 1 1 0 % % 0 0 0 0 % %
0 0 0 0 0 0 0% 0% 0% 0% 0%
% % % % % %
D Tindakan
1 Tindakan dilaksanakan mengacu pada √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%
rencana perawatan
2 Perawat mengobser√asi respon pasien √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%
terhadap tindakan keperawatan
3 Re√isi tindakan berdasarkan hasil e√aluasi √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%

4 Semua tindakan yang telah dilaksanakan √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%


dicatat ringkas dan jelas
E E√aluasi
1 E√aluasi mengacu pada tujuan √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%

2 Hasil e√aluasi dicatat √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%

Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 0 0 6 6 6 6 0 0 444%


Total/prosentase 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 74%
0 0 0 0 0 0 0 % % 0 0 0 0 % %
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
% % % % % % % % % % %
F catatan asuhan keperawatan
1 Menulis pada format yang baku √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%

2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%


tindakan yang dilaksanakan
3 Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%
istilah baku dan benar
4 Setiap melakukan tindakan/ kegiatan √ √ √ √ √ √- √ - - √ √ √ √ - - 74%
perawat mencantumkan paraf/ nama jelas
dan tgl, jam dilakukan tindakan.
5 Berkas catatan keperawatan disimpan √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - 74%
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sub Total 5 5 5 5 5 5 5 0 0 5 5 5 5 0 0 370%
Total/prosentase 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 74%
0 0 0 0 0 0 0 % % 0 0 0 0 % %
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
% % % % % % % % % % %
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
CODE RED / BAHAYA KEBAKARAN
STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL
a. Tanggap Darurat adalah tindakan yang dilakukan oleh
orang atau sekelompok orang dalam menghadapi keadaan
darurat.
1. PENGERTIAN b. Code Red adalah kode kejadian kebakaran, api, dimana
ditemukannya asap atau bau benda terbakar
c. Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar
pada tempat yang tidak kita kehendaki, merugikan pada
umumnya sukar dikendalikan.
a. Untuk memberikan pelaksanaan operasional kepada Tim
Tanggap Darurat mengenai tindakan-tindakan yang harus
2. TUJUAN diambil jika terjadi kebakaran.
b. Meminimalkan timbulnya kejadian kebakaran dan dampak
yang diakibatkannya.
a. Helm merah : bertugas sebagai pemadam api
b. Helm kuning : bertugas sebagai yang membantu e-akuasi
pasien
3. PEMBAGIAN TIM c. Helm putih : bertugas sebagai yang menge-akuasi dokumen
penting ruangan.
d. Helm biru : bertugas sebagai yang menge-akuasi perlatan
atau alat medis penting ruangan.
a. Pegawai yang melihat api :
1) Pegawai atau orang yang pertama kali
mengetahui/melihat kebakaran segera mengambil
APAR terdekat dan berusaha memadamkan api dan
memberitahukan kepada karyawan lainnya untuk
menginformasikan keadaan kepada Tim Tanggap
Darurat atau Tim Tanggap Darurat Area tersebut
dan/atau pihak keamanan area tersebut.
2) Pegawai atau orang yang pertama kali
mengetahui/melihat kebakaran segera menghubungi
Tim Tanggap Darurat/ Tim Tanggap Darurat Area jika
tidak dapat memadamkan api dan/atau pihak keamanan
4. PROSEDUR
RS TMC area tersebut.
b. Bagian Tim Komunikasi Tanggap Darurat menghubungi
Anggota Tim Tanggap Darurat untuk memberikan bantuan
pemadaman api.
c. Tim Komunikasi Tanggap Darurat menginformasikan
keadaan darurat ke semua penghuni gedung RS sesuai SPO
Tim Komunikasi Tanggap Darurat RS, sesuai dengan
Grade Api.
d. Tim Komunikasi Tanggap Darurat menginformasikan ke
bagian pemeliharaan untuk memadamkan aliran listrik
yang tidak dibutuhkan, sesuai dengan Grade Api.
e. Kondisi keadaan
1) Kondisi keadaan darurat terkendali, jika api padam
langsung laporkan kondisi Tim Komunikasi
selanjutnya ke Ketua Tim Tanggap Darurat.
2) Kondisi keadaan darurat tidak terkendali, jika api tidak
padam, koordinasikan dengan Tim Komunikasi
Tanggap Darurat untuk menghubungi pihak terkait
(Dinas Pemadam Kebakaran), dapat dilakukan sesuai
dengan Grade dan laporan dari petugas dari lapangan,
dan selanjutnya lapor ke Ketua Tim Tanggap Darurat.
3) Kondisi memburuk, code purple aktif dan code blue
langsung aktif, perintah untuk e-akuasi semua penghuni
lantai RS .
f. Bagian Komunikasi Tanggap Darurat menginformasikan
pengaktifan code purple berdasarkan intruksi dari Ketua
Tanggap Darurat dan/atau Penanggung jawab area.
g. Tim Evakuasi mengarahkan seluruh penghuni lantai
menuju area titik kumpul.
h. Tim penanggung jawab dokumentasi dan e-akuasi mendata
pasien, pengunjung dan karyawan area masing-masing dan
melaporkan ke Ketua Tim Tanggap Darurat.
5. UNIT TERKAIT Seluruh area Rumah Sakit

a. Formulir pengecekan alat pemadam api ringan


b. Formulir pengecekan
c. Daftar instansi berwenang dalam situasi darurat
d. Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja
e. Undang-undang nomor 13 tahun 2013 tentang
Ketenagakerjaan
f. Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana
6. DOKUMEN g. Kepmenkes Nomor 432 tahun 2007 tentang Pedoman
TERKAIT Manajemen K3 di Rumah Sakit
h. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No 186/Men/1999
tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
i. Permenaker 04/87 P2K3
j. Permenaker 05/96 SMK3
k. Permenaker 04/80 APAR
l. Permenaker 02/83 ALARM
m. SPO penggunaan APAR
n. SPO Code Blue Rumah sakit
o. SPO Komunikasi Keadaan Darurat Rumah sakit

a. Klasifikasi Kebakaran :
1) Kelas A
7. HAL-HAL YANG
Bahan yang mudah terbakar (kertas, kayu maupun
HARUS
plastic). Mengatasinya menggunakan air untuk
DIPERHATIKAN
menurunkan suhunya sampai dibawah titik penyulutan,
serbuk kering untuk memastikan proses pembakaran
atau menggunakan halogen untuk memutuskan reaksi
berantai kebakaran.
2) Kelas B
Kebakaran yang melibatkan bahan cairan.
Mengatasinya dengan foam.
3) Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik yang
bertegangan untuk mengatasinya yaitu dengan
menggunakan bahan pemadaman kebakaran non
kondusif agar terhindar dari sengatan listrik.
4) Kelas D
Kebakaran pada bahan logam yang mudah terbakar
seperti titanium, alumunium, magnesium dan kalium.
Cara mengatasinya yaitu powder khusus kelas ini.
b. Kendalikan emosi diri yang dapat menimbulkan akibat fatal
karena kepanikan.
c. Pastikan tidak ada barang yang anda bawa sehingga
menggangu langkah e-akuasi.
d. Tinggalkan gedung dan keluar melalui tangga darurat
terdekat.
e. Tutup semua pintu dan jendela bila terdapat api.
f. Jangan menggunakan lift.
g. Jangan memasuki gedung kembali, kecuali ada izin dari
yang berwenang, security.
C. MONEY
1. Sistem Gaji
Sumber dana gaji pegawai di Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan
berasal dari pemerintah. Besaran gaji pokok yang diterima oleh pegawai diatur
oleh management keuangan Rumah sakit. Sistem penggajian di RSUD
Kanjuruhan dibedakan antara pegawai PNS dan Non PNS. Berdasarkan hasil
wawancara sistem penggajian untuk tenaga PNS berdasarkan pangkat, golongan
dan masa kerja dengan sumber gaji dari pemerintah, sedangkan untuk tenaga
Non PNS berdasarkan lama masa kerja dengan sumber gaji dari Rumah Sakit.
Perawat atau tenaga Non PNS telah mendapatkan gaji namun belum memperoleh
tunjangan profesi. Sedangkan perawat magang tidak memperoleh gaji.
Evaluasi kinerja dilakukan secara berkala setiap bulan sekali. Gaji
didistribusikan oleh rumah sakit kepada staf secara periodik setiap bulan. Gaji
distribusikan per tanggal satu setiap bulan.
2. Sumber Pendapatan Ruangan
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa Ruang Empu Tantular tidak
memiliki pemasukan untuk pengembangan ruangan. Sumber pendapatan
Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kepanjen murni berasal dari
pemerintah yang diatur oleh Rumah Sakit untuk dibagikan ke setiap ruangan di
Rumah Sakit sesuai kebutuhan yang tersentralisasi dari setiap Instalasi Rawat
Inap. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa sumber pendapatan
Ruang Empu Tantular didapatkan dari jasa pelayanan umum dan BPJS.

3. Tarif Rawat Inap


Ruang Empu Tantular terdiri dari ruang rawat inap kelas kelas I, II dan III
Semua tarif rawat inap di ruang Empu Tantular terlampir di bawah ini :

Tabel 3. 23 Tarif pelayanan Ruangan Empu Tantular RSUD Kanjuruhan


No. Jenis layanan Kelas I
1 Tarif kamar 150. 000/ hari
2 Registrasi rawat inap 20. 000
3 Jasa visite dokter spesialis 125. 000
5 Jasa asuhan keperawatan 22. 950/ hari
6 Konsultasi gizi 10. 000
7 Jasa konsultasi spesialis 125. 000
No. Jenis layanan Kelas II
1 Tarif kamar 100. 000/ hari
2 Registrasi rawat inap 20. 000
3 Jasa visite dokter spesialis 100. 000
5 Jasa asuhan keperawatan 22. 950/ hari
6 Konsultasi gizi 10. 000
7 Jasa konsultasi spesialis 100. 000

No. Jenis layanan Kelas III


1 Tarif kamar 55. 000/ hari
2 Registrasi rawat inap 20. 000
3 Jasa visite dokter spesialis 45. 000
5 Jasa asuhan keperawatan 22. 950/ hari
6 Konsultasi gizi 10. 000
7 Jasa konsultasi spesialis 45. 000

Table 3.24 Tarif Tindakan di Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan

NO TINDAKAN KELAS I

1. Pemasangan Infus RP 45.000


2. Pemasangan oksigen
- Oksigen 6 liter Rp. 11.400
Oksigen 2 liter Rp. 3.800
3. Pemberian obat supposittora -
4. Pengganti cairan infus /kali -
5. Nebuleser
- Anak Rp 45.850
6. Foto Thoraks anak Rp 53.000
7. Laboratorium:
- Darah lengkap Rp. 50.000
- Feses Rp. 20.000

Kajian Data:

Dari hasil wawancara, RSUD Kanjuruhan adalah rumah sakit negeri


dengan sumber dana berasal dari pemerintah daerah.
D. MARKET
Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan
(memasarkan) produknya. Memasarkan produk sangat penting sebab bila barang yang
diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses
kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar merupakan faktor yang
menentukan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
1. Daftar Daerah Asal Pasien di Ruang Empu Tantular pada Tanggal 3-5 July 2017
Daftar Daerah Asal Pasien di ruang Empu Tantular pada tanggal 3-6 July
2017 terdiri dari berbagai wilayah seperti Malang. Untuk rincian daerah asal
pasien per tanggal 3-5 July 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. 25 Daftar daerah asal pasien
No. Nama pasien Alamat
1 An. S Bantur
2 An. M Kepanjen
3 An. S Gondanglegi
4 An. A Kepanjen
5 An. Al Kepanjen
6 An. P Gondanglegi
7 An. F Sumberpucung
8 An. O Turen
9 An. MJ Pakisaji
10 An. V Dampit
11 An. N Kepanjen
12 An. A Kepanjen
13 An. F Gedangan
14 An. S Kalipare
15 An. D Turen
16 An. A Kepanjen
17 An. H Dampit
18 An. S Wonosari
19 An. N Turen
20 An. A Gedangan
21 An. A Bantur
22 An. A Jakarta
23 An. A Pagak
24 An. M Gondanglegi
25 An. M Turen
26 An. R Kalipare
27 An. N Bantur
2. Indikator Mutu Perhitungan rumah Sakit

1) BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka Penggunaan Tempat Tidur)


Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat
tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.

Rumus BOR adalah sebgai berikut:


Jumlah pasien × 100%
Jumlah tempat tidur
Jumlah TT di Ruang Empu Tantular = 34 TT

- Berdasarkan pengkajian pada tanggal 3-5 July 2017, penggunaan tempat


tidur di ruang Empu Tantular adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 26 Perhitungan BOR Di Ruang Empu Tantular Tanggal 3-5 July
2017 Rumah Sakit Kanjuruhan Kepanjen

Jumlah BOR
Tgl
(∑Px/∑Bed x 100%)
Bed Px
3 July 2017 34 14 41%
4 July 2017 34 14 41%
5 July 2017 34 17 50%
-Rata-Rata BOR selama 3 hari adalah: 41+41+50 = 132 : 3 hari = 44%
Selama kurun waktu 3 hari yaitu dari tanggal 3-5 July 2017 didapatkan
rata–rata BOR sejumlah 44%. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara
60-85% (Depkes RI, 2005). Dapat disimpulkan BOR di ruang Empu Tantular
pada Tanggal 3-5 July 2017 kurang sesuai.

2) ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)


ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang
pasien dirawat. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat
efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan
yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari
(Depkes, 2005).
Rumus Menghitung ALOS:

(jumlah lama dirawat)


(jlh pasien keluar (hidup + mati)

Berdasarkan Pengkajian Pada Tanggal 3-5 July 2017 di ruang Empu Tantular
didapatkan Data Sebagai Berikut:

Tabel 3. 27 lama pasien di rawat di ruang


No. Nama pasien Lama Pasien Dirawat
1 An. S 7 Hari
2 An. M 16 Hari
3 An. S 8 Hari
4 An. A 7 Hari
5 An. Al 4 Hari
6 An. P 5Hari
7 An. F 4 hari .
8 An. O 5 Hari
9 An. MJ 3 Hari
10 An. V 11Hari
11 An. N 7 Hari .
12 An. A 3 Hari .
13 An. F 3 Hari .
14 An. S 3 Hari
15 An. D 2 Hari
16 An. A 3 Hari
17 An. H 2 Hari
18 An. S 3 Hari
19 An. N 2 Hari
20 An. A 3 Hari
21 An. A 2 Hari
22 An. A 1 Hari
23 An. A 1 Hari
24 An. M 1 Hari
25 An. M 1 Hari
26 An. R 1 Hari
27 An. N 1 Hari

 Jumlah pasien keluar (hidup+mati) = 7+2+5=14


 Total hari
Jumlah lama dirawat = 127 = 9 hari
14
Selama pengamatan 3 hari (3-5 July 2017) di ruang Empu Tantular
RSUD Kanjuruhan Kepanjen didapatkan lama hari perawatan di ruang
Empu Tantular rata-rata adalah 9 hari. Menurut Depkes 2005 nilai ALOS
yang ideal adalah 6-9 hari sehingga ALOS di ruang Empu Tantular pada
tanggal 3-5 July 2017 termasuk baik.

3) TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)


TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat
tidur tidak ditempati (dari setelah diisi ke saat terisi berikutnya). Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya
tempat tidur kosong tidak terisi pada 1-3 hari.

Rumus TOI:

((jumlah tempat tidur × Periode) − Hari Perawatan)


(jmlh pasien keluar (hidup + mati)

Jumlah Pasien Keluar (Hidup+ Mati) : 7+2+5= 14 Pasien

-TOI = ((34x3) – 7)
14
= 95 = 6,785 hari = 7 hari
14

Dalam pengamatan selama 3 hari didapatkan TOI diruang Empu


Tantular sejumlah 7 hari yang idealnya 1-3 hari menurut Depkes 2005, yang
berarti kurang ideal.
4) BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)
BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat
tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan
waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai
40-50 kali.
BTO selama 3 hari (3-5 July 2017) di Empu Tantular
Jumlah pasien dirawat (hidup + mati)
(jumlah tempat tidur)
Jumlah Pasien Dirawat (hidup+mati) selama 3 hari
Tanggal 3 July 2017 : 14 pasien
Tanggal 4 July 2017 : 6 pasien baru
Tanggal 5 July 2017 : 5 pasien baru
25 = 0. 7 kali putaran (selama 3 hari)
34
BTO selama 3 hari penggunaan bed di Ruang Empu Tantular yaitu 0.
7 kali putaran atau dalam satu tahun BTO rata-rata adalah 84 kali. Idealnya
dalam 1 tahun adalah 40-50 kali digunakan.

5) Jenis Pembayaran Pasien


a. Jenis pembayaran
1) BPJS/JKN
Asuransi dari pemerintah (KIS, AsKes), Asuransi Mandiri, pegawai
pemerintah non negeri, pegawai swasta, pegawai lain yang memenuhi
kriteria pekerja penerima upah
2) Umum
Jenis pembayaran yang dibayar langsung oleh pasien atau tanpa
asuransi dari manapun.

E. FUNGSI MANAJEMEN
(a) Planning/ Perencanaan
1. 1. Visi, misi, filosofi, dan tujuan IRNA Empu Tantular
1) Visi
Memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat menyeluruh
dan professional khususnya pasien anak, serta menyiapkan dan
mendukung Rsud Kanjuruhan sebagai Rumah Sakit pendidikan
tahun 2015.
2) Misi
1. Memberikan pelayanan yang cepat, tanggap dan akurat dengan
meningkatkan soft skill perawat.
2. Menyiapkan SDM perawatan yang beretika dan agamis untuk
menyongsong era globalisasi.
3. Meningkatkan SDM yang berkualitas dan komitmen.
4. Meminimalkan dampak hospitalisasi
5. Membantu mendidik mahasiswa praktek.
2. Peraturan
Tata tertib dan peraturan yang ada di rumah sakit sudah dijelaskan di depan
atau di tempat pendaftaran, jadi untuk orientasi pasien baru perlu diadakan
revisi dimana di runagan sudah tidak ada lagi orientasi ruangan baru tapi
penjelasan tentang patient safety dan pengendalian infeksi untuk pasien dan
keluarga serta perlu dijelaskan untuk tentang jalur evakuasi apabila ada
bencana karena untuk jalur evakuasi belum dijelaskan dan pasien belum tahu
bagaimana apabila terjadi bencana yang tidak diinginkan itu terjadi, dan perlu
diperjelas juga untuk jalus evakuasi di setiap kamar-kamar untuk kejalasan
pasien dan keluarga tentang arah jalan keluar apabila terjadi bencana.
3. Perencanaan strategis
Strategi pencapaian tujuan dan sasaran adalah merupakan strategi
organisasi yang berisi rencana menyeluruh dan terpadu mengenai upaya-
upaya yang akan dilaksanakan secara operasional dengan memperhatikan
ketersediaan sumber daya organisasi. Sebagai satu cara untuk mewujudkan
tujuan dan sasaran organisasi.
4. Kebijakan dan prosedur rumah sakit/ unit keperawatan
Mengoptimalkan semua sumber daya (tenaga, sarana, prasarana, peralatan
dan peratura-peraturan yang mendukung untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan pelanggan.
(b) Organizing/ Pengorganisasian

1. Stuktur organisasi rumah sakit


2. Struktur organisasi ruangan
Gambar 2. 9 Struktur Organisasi Pelayanan Keperawatan di Ruang
Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kepanjen

3. Uraian tugas
Dengan uraian tugas keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Kepala Instalasi Rawat Inap
1) Pengertian
Kepala Instalasi Rawat Inap adalah jabatan non structural yang
mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas penyelenggaraan
pelayanan rawat inap kelas III yang berada di bawah tanggngjawab
langsung kepada Wadir Pelayanan.
2) Tugas Pokok
Melaksanakan koordinasi kegiatan rawat medis rawat inap di
instilasi rawat inap.
3) Fungsi
i. Bertanggung jawab atas semua kegiatan di IRNA.
ii. Perencanaan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana kegiatan di
IRNA.
iii. Pengkoordinasian kegiatan, pembinaan dan upaya
pengembangan SDM.
iv. Pemantauan, pengawasan dan evalasi penggunaan fasilitas serta
pelaksaan kegiatan di IRNA.
4) Uraian Tugas
i. Berwewenang dan bertanggung jawab terhadap kegiatan
manajerial di instalasi Rawat Inap.
ii. Membuat perencaan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana
kegiatan di Instalas Rawat Inap.
iii. Pengkoordinasian kegiatan pembinaan dan upaya
pengembangan Sumber Daya Manusia.
iv. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi penggunaan fasiltas
serta pelaksanaan kegiatan.
v. Memberi penilaian DP3 bagi tenaga pelaksanaan dan tenaga
lain.
5) Wewenang
i. Memberikan masukan kepada Kepala Bidang Pelayanan baik
diminta maupun tidak dalam hal pemenuhan kebutuhan serta
pelaksanaan kegatan
ii. Mengawasi, mengendalikan dan menilai terhadap hasil
penyelenggaraan pelayanan
iii. Menganalisa data atau informasi yang diperlukan
iv. Menentukan sistem pelaporan dan memberikan persetujuan
terhadap penyelenggaraan pelayanan
v. Terlibat langsung dalam pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan pelayanan

b. Kepala Ruang Irna Perawatan Empu Tantular


1) Pengertian
Adalah seorang tenaga keperaewatan yang diberi tanggung
jawab dan wewenang dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan
pelayanan keperawatan di ruang Rawat Inap Kelas III yang berada di
bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Instalasi
Rawat Inap
2) Tugas Pokok
Mengawasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan pelayana
keperawatan yang berada di bawah tanggung jawabnya
3) Fungsi
i. Bertanggung jawab kepada Ka. Irna atas semua kegiatan di
ruang perawatan.
ii. Pengkoordinasian kegiatan pelayanan perawatan di ruang
perawatan.
iii. Perencanaan pelaksanaan progam pengendalian dan penilaian
seluruh kegiatan pelayanan
iv. Pemberian dorongan, bantuan serta bimbingan pada
pelaksanaan perawatan dan tenaga lainnya.
4) Uraian Tugas
i. Melaksanakan fungsi perencanaan (PI) meliputi :
ii. Menyusun rencana kerja Kepala Ruangan
iii. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan diruang perawatan yang bersangkutan
iv. Bersama Ka Instalasi menyusun rencana kebutuhan tenaga
keperawatan dari segi jumlah maupun kualifikasi untuk
perawatan, koordinasi dengan Kepala Bidang Pelayanan
Keperawatan (Kabidyanper)
v. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2) meliputi
:
a) Mengatur dan koordnasi seluru kegiatan pelayanan di ruang
perawatan, melalui kerja sama dengan petugas lain yang
bertugas di ruang perawatan
b) Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga keperawatan dan tenaga
lain sesuai kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku di
rawat sakit
c) Melaksanakan orientasi kepada mahasiswa keperawatan
baru/tenaga lan yang akan kerja di ruang perawatan
d) Memberikan orentasi kepada mahasiswa keperawatan dan
menggunakan ruang perawatan sebagai lahan praktek
e) Memberi orientasi kepada pasien/keluarganya meliputi:
penjelasan tentang perturan rumah sakit, tata tertib ruang
rawat, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya sert kegiatan
rutin sehari-hari
f) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan sesuai standar
g) Mengadakan pertemuan berkala/ sewaaktu-waktudengan staf
keperawatan dan petugas lain
h) Memberikan kesepatan/ijin kepada staf keperawatan untuk
mengikut kegiatan ilmiah/pelatihan dengan koordinasi kepala
instalasi/Kepala Bidang Keperawatan
i) Mengatur dan mengkoordinasikan pemilaharaan alat agar
selalu dalam Keadaan siap pakai
j) Bertanggung jawab teradap pelaksannan visite dokter dan
progam pengobatan pasien
k) Mengemlompokkan pasien dan mengatur penempatan di ruang
perawatan menuru tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi,
untuk pelayanan memberikan asuhan keperawatan
l) Mengendalikan kualtas pencataan dan pelaporan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar
m) Memberi motivas kepada petugas dalam memelihara
keberihan lingkungan ruang perwatan
n) Meneliti pengisian formulir sensus harian di ruang perawatan
o) Menyimpan berkas catatan medis pasien dalam masa
keperawatan di ruang perawatnya dan selanjutnya
mengembalikan berkas tersebut kebagian medikal record bila
pasien keluar/pulang
p) Bertanggung jawab terhadap laporan harian mengenai
pelaksanaan asuhan keperawatan serta kegiatan lainnya dan di
sampaikan kepada atasannya
q) Bertanggung jawab terhadap pelaksaan serah terima pasien
dan lain-lain pada saat pergantian dinas
i. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendilan dan penilain (P3)
meliputi:
a) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
yang telah di tentukan
b) Melakukan penilaian kinerja keperawtan yang berada di bawah
tanggung jawabnya
c) Mengawasi, mengendalikan dan menilai penyagunaan tenaga
keperawatan, peralatan dan obat-obatan
d) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai
standar yang berlaku secara mendiri atau koordinasi dengan tim
pengendalian asuhan keperawatan
5) Wewenang
Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Ruangan mempunyai
wewenang sebagai berikut :
i. Meminta informasi dan pengarahat kepada atasan
ii. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas
keperawatan
iii. Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruang
perawatan
iv. Mendatangani surat dan dokumen yang di tetapkan menjadi
wewenang Kepala Ruang
v. Menghadiri rapat berkala dengan kepala instalasi/kasih/kapala
rumah sakit untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan
keperawatan

c. Wakil Kepala Ruang


1) Pengertian
Adalah seorang perawat yang mendampingi kepela ruangan dalam
pelaksanaan pelayanan di Instalasi Rawat Inap.
2) Tugas Pokok
Bersama-sama Kepala Ruang mengawas dan mengendalikan kegitan
pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawabnya
3) Fungsi
i. Bertanggung jawab kepada Ka Ruang
ii. Pelaksanaan tugas Ka Ruang bila Ka Ruang berhalangan hadir
4) Uraian Tugas
i. Melaksanakan fungsi perencanaan (PI) meliputi :
ii. Bersama kepala ruang menyusun rencana kerja Kepala Ruangan
iii. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan diruang perawatan yang bersangkutan
iv. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2) meliputi :
a) Menggantikan tugas kepala ruang bila berhalangan hadir
b) Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain
sesuai kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku di rumah
sakit
c) Malaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru/tenaga
lain yang akan kerja di ruang perawatan
d) Memberikan orientasi kepada mahasiswa keperawatan dan
menggunakan ruang perawatan sebagai lahan praktek
e) Memberi orientasi kapada pasien/keluarganya meliputi penjelasan
tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan rawat, fasilitas
yang ada dan cara penggunaannya serta kegiatan sehari-hari
f) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan sesuai standar
g) Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-waktu dengan staf
keperawatan dan petugas lain
h) Memberikan kesempatan/ijin kepada staf keperawatan untuk
mengikuti kegiatan ilmiah/pelatihan dengan koordinasi Kepala
Instalasi/Kepala Bidang Perawatan
i) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai
kebutuhan berdasarkan ketentuan/kebijakan rumah sakit
j) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu
dalam keadaan siap pakai
k) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan visite dokterdan progam
pengobatan pasien
l) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang
perawatan menurut tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi, untuk
kelancaran pemberian asuhan keperawatan
m) Mengendalikan kualitas pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar
n) Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan
lingkungan ruang perawatan
o) Meneliti pengisian formulir sensus harian di ruang perawatan
p) Meneliti/memeriksa pengisian daftar permintaan makan pasien
berdasarkan macam dan jenis makanan pasien
q) Meneliti/memeriksa ulang pada saat pengkajian makan pasien
sesuai dengan progam dietnya
r) Menyimpan berkas catatan medik pasien dalam masa perawatan di
ruang rawatnya
s) Bertanggung jawab terhadap laporan harian mengenai pelaksaan
asuhan keparawatan serta kegiiatan lainnya dan disampaikan
kepada atasannya
t) Bertanggung jawab terhadap terhadap pelaksaan bimbingan
mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang perawatan
sebagai lahan praktek
u) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyuluhan kesehatan
kepada pasien/keluarga sesuai kebutuhan dasar dalam batas
wewenangnya
v) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan serah tarima pasen dan
lain-lain pada saat pergantian dinas
i. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalan dan penilaian (P3)
meliputi:
a) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
yang telah ditentukan
b) Mengawasi dan menilai mahasiswa keperawatan untuk
memperoleh pengalaman belajar sesuai tujuan progam
bimbingan yang telah ditentukan
c) Melakukan penilaian kerja tenaga keperawatan yang berada di
bawah tanggung jawabnya
d) Mengawasi, mengendalikan, dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, peralatan dan obat-obatan
e) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai
standar yang berlaku secara mandiri atau koordinasi dengan tim
pengendalian mutu asuhan keperawan
5) Wewenang
Dalam menjalankan tugasnya, Wakil Kepala Ruangan mempunyai
wewenang sebagai berikut :
i. Memintai informasi dan pengarahan kepada atasan
ii. Memberikan petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf
keperawatan
iii. Mengaewasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, peralatan dan mutu asuhan keperawatan d ruang
perawatan
iv. Mendatangi surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang
Kepala Ruang
v. Manghadiri rapat berkala dengan Kepala Instalasi/Kasi/Kepala
rumah sakit untuk kelancaran pelaksanaan pelayan keperawatan.
4. Pengorganisasian perawatan klien (Metode TIM)
Sistem pengorganisasian perawatan pada klien di Ruang Empu Tantular
menggunakan metode TIM, Tim I bertanggung jawab di Kelas I dan II, TIM
II bertanggung jawab di Kelas III.
5. Pengaturan jadwal sift dinas
Berdasarkan hasil wawancara pengaturan jadwal sift dinas di ruang Empu
Tantular diatur oleh Kepala Ruang. Dan pembagian jadwal dinas
menggunakan metode TIM.

(c) Staffing/ Ketenagaan

1) Rencana kebutuhan tenaga


Perencanaan Tenaga atau staffing merupakan satu fungsi utama seorang
pemimpin organisasi, termasuk organisasi keperawatan (Gillies, 2010).
Keberhasilan suatu organisasi salah satunya ditentukan oleh kualitas SDM
nya. Hal ini berhubungan erat dengan bagaimana seorang pemimpin
merencanakan ketenagaan di unit kerjanya. Di RSUD Kanjuruhan
kebutuhan tenaga kerja disesuaikan dan diatur oleh direktur sesuai dengan
kebutuhan masing-masing ruangan. Seperti di Ruang Empu Tantular jumlah
tenaga kerja sebanyak 18 pegawai.
Penetapan jumlah tenaga keperawatan harus disesuaikan dengan
kategori yang akan di butuhkan untuk askep klien di setiap unit. Beberapa
pendekatan dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah staf yang
dibutuhkan berdasarkan kategori klien yang di rawat, rasio perawat, dan
klien untuk memenuhi standar praktik keperawatan.
2) Sistem penerimaan pegawai baru (recruitment)
Recruitmen adalah upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang
memenuhi syarat dalam jumlah tertentu sehingga dari mereka perusahaan
dapat menyeleksi orang – orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan
pekerjaan yang ada (Nanang, 2008). Di RSUD kanjuruhan sumber
perekrutan di dapat dari tes tulis, wawancara dan praktek.
Mencari tenaga kerja yang profesional dan berkualitas tidaklah
gampang. Merupakan sebuah kewajiban dalam sebuah organisasi dan
perusahaan-perusahan harus melakukan penyaringan untuk anggota atau
para pekerja yang baru. Untuk itulah rekrutmen tenaga kerja dibutuhkan
untuk menyaring para pelamar yang ingin melamar. Dalam organisasi,
rekrutmen ini menjadi salah satu proses yang penting dalam menentukan
baik tidaknya pelamar yang akan melamar pada organisasi tersebut.
Peran Ruang Empu Tantular salah satu ruangan yang peranya sebagai
lahan tempat dimana pegawai yang telah lolos seleksi ditempatkan.
3) Sistem seleksi
Setelah proses rekruitmen maka proses seleksi dilakukan. Menurut
Nitisemito (2009) seleksi adalah kegiatan perusahaan untuk dapat memilih
karyawan yang paling tepat dalam jumlah yang tepat pula. Proses seleksi
ini tergantung oleh ketepatan analisa jabatan dan metode seleksi yang
digunakan.
Pada dasarnya, proses seleksi merupakan proses produksi – yaitu
membuat suatu ukuran yang terinformasi mengenai siapa di antara berbagai
pelamar yang paling cocok dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan
(Winardi, 2011). Tetapi untuk pengambilan keputusan kita memerlukan
keterangan tentang pekerjaan (persyaratan jabatan dan gambaran jabatan)
serta para pelamar pekerjaan ini. Di RSUD Kanjuruhan para calon pegawai
baru akan di seleksi terlebih dahulu oleh direktur, apakah layak atau tidak
bekerja disini. Setelah itu pegawai baru yang telah diterima akan
ditempatkan di ruangan dan akan di seleksi ulang oleh kepala ruang masing-
masing ruangan yang ditempati.
Peran Ruang Empu Tantular salah satu ruangan yang peranya sebagai
lahan tempat dimana pegawai yang telah lolos seleksi ditempatkan.
4) Penempatan
Setelah proses seleksi maka proses penempatan dilakukan. Penempatan
adalah menempatkan posisi seseorang ke posisi pekerjaan yang tepat,
seberapa baik seorang karyawan cocok dengan pekerjaannya akan
mempengaruhi jumlah dan kualitas pekerjaan (Mathis & Jackson, 2006).
Penempatan pegawai adalah untuk menempatkan pegawai sebagai unsur
pelaksana pekerjaan pada posisi yang sesuai dengan kemampuan,
kecakapan dan keahliannya (Suwatno, 2003). Di RSUD Kanjuruhan
penempatan dilakukan oleh Direktur RSUD Kanjuruhan sesuai dengan
kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh pegawai tersebut.
5) Orientasi ruangan
Orientasi adalah program yang dirancang untuk menolong pegawai baru
(yang lulus seleksi) mengenal pekerjaan dan perusahaan tempatnya bekerja.
Program orientasi sering juga disebut dengan induksi. Yakni
memperkenalkan para karyawan dengan peranan atau kedudukan mereka,
dengan organisasi dan dengan karyawan lain. Orientasi dilaksanakan
karena semua pegawai baru membutuhkan waktu untuk dapat
menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan kerjanya yang baru.
Di RSUD Kanjuruhan sendiri masa orientasi pegawai baru sekitar 1-3 bulan
lamanya. Hal ini dilakukan agar pegawai tersebut terbiasa dan mengenal
dengan baik lingkungan kerjanya.
6) Pengembangan staf : pendidikan dan pelatihan
Setiap perusahaan dituntut untuk siap dan peka dalam menghadapi
perubahan lingkungan organisasi perusahaan yang semakin cepat dan
kompleks. pengembangan adalah usaha-usaha untuk meningkatkan
kemampuan karyawan dalam lingkungan pekerjaan untuk menghadapi
berbagai penugasan. Pengembangan karyawan adalah usaha – usaha untuk
meningkatkan kemampuan teknis teoritis, konseptual dan moral karyawan
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan
pelatihan (Malayu, 2005). Di RSUD Kanjuruhan pengembangan staf
dilakukan oleh ruangan dan rumah sakit untuk peningkatan mutu dan
pelayanan rumahsakit.
7) Jenjang karir
Pengembangan karir adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya
peningkatan status seseorang dalam suatu orgnisasi pada jalur karir yang
telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan. Di RSUD
Kanjuruhan, pegawai baru akan di tempatkan di masing-masing ruangan
sesuai keahliannya dan jenjang karir pekerjaannya akan dimulai dari awal
dan akan mengalami kenaikan jabatan secara bertahap.

(d) Directing/ Pengarahan


1. Komunikasi
a) Arah komunikasi
Berdasarkan hasil wawancara jenis komunikasi terakait instruksi
dilakukan dari atasan ke bawahan, yaitu dari kepala ruang kepada ketua
tim satu di IPD dan ketua Tim dua berada di syaraf setelah itu dari ketua
tim satu dan ketua tim dua, menyampaikan ke perawat pelaksana di
masing-masing tim.
b) Jadwal pertemuan/ rapat
Berdasarkan wawancara, kegiatan pertemuan/ rapat dijadwalkan
1 bulan sekali tiap akhir bulan.
c) Faktor penghambat komunikasi
Berdasarkan hasil wawancara tidak didapatkan hambatan dalam
komunikasi kareana sudah banyak media komunikasi yang digunakan.
2. Motivasi
a) Cara memotivasi individu atau kolompok
Seperti yang telah dikemukakan, motivasi seorang individu sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun
eksternal. Dalam suatu organisasi formal, motivasi merupakan tugas
seorang pimpinan untuk membuat karyawan melakukan apa yang harus
dilakukan. Pimpinan dapat memotivasi karyawan dengan berbagai cara,
diantaranya:
(1) Menginspirasi, yaitu dengan memasukkan semangat ke dalam diri
orang agar bersedia melakukan sesuatu dengan efektif.
(2) Mendorong, yaitu dengan merangsang orang untuk melakukan apa
saja yang harus dilakukan melalui pujian, persetujuan dan bantuan.
b) Sistem reward dan punishment
1) Definisi reward (Penghargaan)
Penghargaan adalah jumlah pembayaran yang diterima dan
tingkat kesesuaian antara pembayaran tersebut dengan pekerjaan yang
dilakukan. (Prof. Dr. FX. Suwarto, M. S, 2011) Penghargaan (reward)
adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tertentu yang
diberikan, baik oleh dan dari perorangan ataupun suatu lembaga yang
biasanya diberikan dalam bentuk material atau ucapan. Dalam
organisasi ada istilah insentif, yang merupakan suatu penghargaan
dalam bentuk material atau non material yang diberikan oleh pihak
pimpinan organisasi perusahaan kepada karyawan agar mereka bekerja
dengan menjadikan modal motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam
mencapai tujuan-tujuan perusahaan atau organisasi.
Penghargaan ekstrinsik adalah imbalan yang berasal dari pekerjaan.
Imbalan tersebut mencakup: uang, status, promosi dan rasa hormat.
 Penghargaan uang (Financial reward: Fringe Benefits) adalah
imbalan ekstrinsik yang utama, dan secara umum diakui bahwa
uang adalah pendorong utama, namun jika karyawan tidak
melihat adanya hubungan antara prestasi dengan kenaikan yang
pantas, uang tidak akan menjadi motivator yang kuat sehingga
perlu diciptakan system penilaian prestasi yang jelas.
 Tunjangan utama dari kebanyakan organisasi adalah program
pensiun, biaya opname, dan sebagainya.
 Status adalah penghargaan antar pribadi (Interpersonal reward)
yaitu dengan menugaskan individu pada pekerjaan yang
berwibawa.
 Rasa hormat/pengakuan adalah penggunaan manajerial atas
pengakuan atau penghargaan melibatkan pengetahuan manajer
tentang pelaksanaan pekerjaan yang baik
 Promosi adalah perpindahan seorang karyawan dari satu tempat/
jabatan ke tempat/jabatan lain yang lebih tinggi.
2) Definisi Hukuman (Punishment)
Hukuman (punishment) adalah sebuah cara untuk
mengarahkan sebuah tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku
yang berlaku secara umum. Dalam hal ini, hukuman diberikan ketika
sebuah tingkah laku yang tidak diharapkan ditampilkan oleh orang
yang bersangkutan atau orang yang bersangkutan tidak memberikan
respon atau tidak menampilkan sebuah tingkah laku yang diharapkan.
Dalam menjalankan organisasi diperlukan sebuah aturan dan
hukum yang berfungsi sebagai alat pengendali agar kinerja pada
organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik. Jika aturan dan hukum
dalam suatu organisasi tidak berjalan baik maka akan terjadi konflik
kepentingan baik antar individu maupun antar organisasi.
Pada beberapa kondisi tertentu, penggunaan hukuman dapat
lebih efektif untuk merubah perilaku pegawai, yaitu dengan
mempertimbangkan: Waktu, Intensitas, Jadwal, Klarifikasi, dan
Impersonalitas (tidak bersifat pribadi).
3) Penghargaan (Reward) dan Hukuman (Punishment) dalam Organisasi
Dalam berorganisai misalnya, pemberlakuan metode Reward
And Punishment merupakan hal yang penting untuk membentuk
pribadi dari warga organisasi tersebut. Jika Punishment menghasilkan
efek jera, maka Reward akan menghasilkan efek sebaliknya yaitu
ketauladanan, untuk membuat Reward dan Punishment dapat berjalan
denga baik diperlukan nya konsistensi yang dapat menjamin bahwa
reward yang diberikan haruslah bersifat konkrit (bermanfaat), dan
Punishment yang diberikan bersifat keras dan tidak pandang bulu.
Secara teori, penerapan reward dan punishment secara konsekuen
dapat membawa pengaruh positif, antara lain:
 Mekanisme dan sistem kerja di Suatu Organisai menjadi lebih
baik, karena adanya tolak ukur kinerja yang jelas.
 Kinerja individu dalam suatu Organisasi semakin meningkat,
karena adanya sistem pengawasan yang obyektif dan tepat
sasaran.
 Adaya kepastian indikator kinerja yang menjadi ukuran
kuantitatif maupun kualitatif tingkat pencapaian kinerja para
individu Organisasi.
Pada dasarnya keduanya sama-sama dibutuhkan dalam memotivasi
seseorang, termasuk dalam memotivasi para pegawai dalam
meningkatkan kinerjanya. Keduanya merupakan reaksi dari seorang
pimpinan terhadap kinerja dan produktivitas yang telah ditunjukkan
oleh bawahannya; hukuman untuk perbuatan jahat dan ganjaran untuk
perbuatan baik. Melihat dari fungsinya itu, seolah keduanya
berlawanan, tetapi pada hakekatnya sama-sama bertujuan agar
seseorang menjadi lebih baik, termasuk dalam memotivasi para
pegawai dalam bekerja.
4) Tujuan Penghargaan (Reward) dan Hukuman (Punishment)
Ada tiga fungsi atau tujuan penting dari penghargaan yang
berperan besar bagi pembentukan tingkah laku yang diharapkan:
 Memperkuat motivasi untuk memacu diri agar mencapai prestasi
 Memberikan tanda bagi seseorang yang memiliki kemampuan
lebih
 Bersifat Universal
Ada tiga fungsi atau tujuan penting dari hukuman yang
berperan besar bagi pembentukan tingkah laku yang diharapkan:
i. Membatasi perilaku.
Hukuman menghalangi terjadinya pengulangan tingkah laku yang
tidak diharapkan.
ii. Bersifat mendidik.
Memperkuat motivasi untuk menghindarkan diri dari tingkah laku
yang tidak diharapkan
Analisa :
Apabila reward dan punishment diterapkan di ruang Empu Tantular
akan lebih meningkatkan kinerja dan memicu tenaga medis yang
berada di ruangan untuk lebih maju lagi. Dangan menggunakan
keputusan bersama dan disetujui oleh masing-masing pegawai
yang ada akan meningkatkan tanggung jawab lebih di masing
masing pegawai.
3. Supervisi

Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan


kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas
kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Sudjana D, 2004).
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan
keperawatan, masalah keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan, agar pasien
mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat (Depkes, 2000).
Tujuan supervisi adalah memberikan bantuan kepada bawahan secara
langsung, sehingga bawahan memiliki bekal yang cukup untuk dapat
melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang baik. Menurut WHO (1999),
tujuan pengawasan adalah:
1) Menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan dalam tempo yang diberikan dengan menggunakan sumber daya
yang tersedia.
2) Memungkinkan pengawas menyadari kekurangan-kekurangan para petugas
kesehatan dalam hal kemampuan, pengetahuan dan pemahaman serta
mengatur pelatihan yang sesuai.
3) Memungkinkan para pengawas mengenali dan memberi penghargaan atas
pekerjaan yang baik dan mengenali staf yang layak diberikan kenaikan jabatan
dan pelatihan lebih lanjut.
4) Memungkinakan manajemen bahwa sumber yang disediakan bagi petugas
telah cukup dan dipergunakan dengan baik.
5) Memungkinkan manajemen menentukan penyebab kekurangan pada kinerja
tersebut.
Supervisi dilakukan oleh supervisor yang bertujuan untuk memantau setiap
ruangan.
4. Pendelegasian
Pendelegasian diartikan sebagai pengalihan sebagian wewenang formal
manajer kepada bawahannya. Delegasi biasanya dibagi dalam beberapa aspek,
yaitu: pengalokasian tugas, pelimpahan wewenang dan pemberian tanggung jawab
kepada bawahan dan menerima pertanggungjawaban.
Dalam pendelegasian, pemimpin memercayakan tugas, wewenang, hak,
tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban yang sekaligus "menuntut"
adanya hasil kerja yang pasti dari bawahan. Dalam pendelegasian, pemimpin
memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan
pertanggungjawaban yang sepadan bagi pelaksanaan kerja sehingga bawahan
dengan sendirinya dituntut untuk bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan
kerja.
5. Mekanisme penyelesaian masalah
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku
maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu
pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk
komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana
mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di
luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi
yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara
pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
(e) Countroling/ Pengendalian

1) Penilaian kinerja
Berdasarkan hasil wawancara, penilaian kinerja pegawai dilakukan oleh kepala
ruangan dengan cara observasi.
2) Pengendalian Mutu
a) Kegiatan pengendalian Mutu
Kegiatan pengendalian mutu menurut Kemenkes 2011 meliputi safety
pasien, kenyaman, kecemasan, perawatan diri danpengetahuan. Aka tetapi
dalam hasil observasi dan pengkajian didapatkan terdapat perawat yang
tidak mencuci tangan sebelum tindakan , hal ini merupakan termasuk
dalam psien safety.
b) Indikator pengendalian Mutu
Indikator-indikator mutu yang mengacu pada aspek pelayanan meliputi :
angka infeksi nosokomial 1-2 %
Angka kematian kasar 3-4 %
NDR 2,5%
BOR 70-85%
PODR 1%
POIR 1%
BTO 5-45 HARI
LOS 7-10 HARI
c) Keberhasilan pengendalian Mutu
Dari hasil laporan infeksi nosokomal bulan juni-juli 2017, kejadian ISK,
ILO, Pnemonia, Sepsis dan dekubitus 0%, yang menandakan untuk infeksi
nosokomial dalam keadaan baik.
3) Indikator pengendalian mutu
a) BOR
Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat
tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.
Rumus BOR adalah sebgai berikut:
Jumlah pasien × 100%
Jumlah tempat tidur
Jumlah TT di Ruang Empu Tantular = 34 TT

- Berdasarkan pengkajian pada tanggal 3-5 July 2017, penggunaan tempat


tidur di ruang Empu Tantular adalah sebagai berikut :
Tabel 3.28 Perhitungan BOR Di Ruang Empu Tantular Tanggal 3-5 July
2017 Rumah Sakit Kanjuruhan Kepanjen

Jumlah BOR
Tgl
(∑Px/∑Bed x 100%)
Bed Px
3 July 2017 34 14 41%
4 July 2017 34 14 41%
5 July 2017 34 17 50%

-Rata-Rata BOR selama 3 hari adalah: 41+41+50 = 132 : 3 hari = 44%


Selama kurun waktu 3 hari yaitu dari tanggal 3-5 July 2017 didapatkan
rata–rata BOR sejumlah 44%. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara
60-85% (Depkes RI, 2005). Dapat disimpulkan BOR di ruang Empu Tantular
pada Tanggal 3-5 July 2017 kurang sesuai.

b) ALOS

ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang


pasien dirawat. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat
efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan
yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari
(Depkes, 2005).
Rumus Menghitung ALOS:

(jumlah lama dirawat)


(jlh pasien keluar (hidup + mati)
Berdasarkan Pengkajian Pada Tanggal 3-5 July 2017 di ruang Empu Tantular
didapatkan Data Sebagai Berikut:

Tabel 3.29 lama pasien di rawat di ruang


No. Nama pasien Lama Pasien Dirawat
1 An. S 7 Hari
2 An. M 16 Hari
3 An. S 8 Hari
4 An. A 7 Hari
5 An. Al 4 Hari
6 An. P 5Hari
7 An. F 4 hari .
8 An. O 5 Hari
9 An. MJ 3 Hari
10 An. V 11Hari
11 An. N 7 Hari .
12 An. A 3 Hari .
13 An. F 3 Hari .
14 An. S 3 Hari
15 An. D 2 Hari
16 An. A 3 Hari
17 An. H 2 Hari
18 An. S 3 Hari
19 An. N 2 Hari
20 An. A 3 Hari
21 An. A 2 Hari
22 An. A 1 Hari
23 An. A 1 Hari
24 An. M 1 Hari
25 An. M 1 Hari
26 An. R 1 Hari
27 An. N 1 Hari
-Jumlah pasien keluar (hidup+mati) = 7+2+5=14
-Total hari
Jumlah lama dirawat = 127 = 9 hari
14
Selama pengamatan 3 hari (3-5 July 2017) di ruang Empu Tantular
RSUD Kanjuruhan Kepanjen didapatkan lama hari perawatan di ruang
Empu Tantular rata-rata adalah 9 hari. Menurut Depkes 2005 nilai ALOS
yang ideal adalah 6-9 hari sehingga ALOS di ruang Empu Tantular pada
tanggal 3-5 July 2017 termasuk baik.

c) TOI

TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat


tidur tidak ditempati (dari setelah diisi ke saat terisi berikutnya). Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya
tempat tidur kosong tidak terisi pada 1-3 hari.
Rumus TOI:

((jumlah tempat tidur × Periode) − Hari Perawatan)


(jmlh pasien keluar (hidup + mati)
Jumlah Pasien Keluar (Hidup+ Mati) : 7+2+5= 14 Pasien

-TOI = ((34x3) – 7)
14
= 95 = 6,785 hari = 7 hari
14

Dalam pengamatan selama 3 hari didapatkan TOI diruang Empu


Tantular sejumlah 7 hari yang idealnya 1-3 hari menurut Depkes 2005,
yang berarti kurang ideal.

d) BTO

BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur


pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu
tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50
kali.
BTO selama 3 hari (3-5 July 2017) di Empu Tantular
Jumlah pasien dirawat (hidup + mati)
(jumlah tempat tidur)
Jumlah Pasien Dirawat (hidup+mati) selama 3 hari
Tanggal 3 July 2017 : 14 pasien
Tanggal 4 July 2017 : 6 pasien baru
Tanggal 5 July 2017 : 5 pasien baru
25 = 0.7 kali putaran (selama 3 hari)
34
BTO selama 3 hari penggunaan bed di Ruang Empu Tantular yaitu 0.7
kali putaran atau dalam satu tahun BTO rata-rata adalah 84 kali. Idealnya
dalam 1 tahun adalah 40-50 kali digunakan.
e) Indikator mutu pelayanan keperawatan
(1) Keselamatan pasien
RSUD Kanjuruhan Ruang Empu Tantular telah menerapkan
upaya penjaminan mutu perawatan pasien, dimana terdapat beberapa
aspek penilaian penting yang terdapat didalamnya membahas
peningkatan mutu pelayanan. Indikator peningkatan mutu pelayanan
dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain:
1) Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Berdasarkan Sasaran keselamatan pasien (SKP) yang dikeluarkan
oleh Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 (Kemenkes, 2011) dan
JCI Acredition, maka sasaran tersebut meliputi 6 elemen berikut.
• Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien.
• Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif.
• Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high-alert medications).
•SasaranIV : Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur,
tepat pasien operasi.
• Sasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan.
• Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh.

a) Sasaran I: Ketepatan identifikasi pasien, meliputi


standar berikut.
 Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak
boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
 Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk
darah.
 Pasien diidentifikasi sebelum pengambilan darah dan spesimen
lain untuk pemeriksaan klinis (lihat juga).
 Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan
tindakan/prosedur.
 Kebijakan dan prosedur mendukung praktik identifikasi yang
konsisten pada semua situasi dan lokasi.
Keterangan :
Berdasarkan hasil pengkajian selama tanggal 3 hari
diruang Empu Tantular, (perawat hanya mengidentifikasi
identitas pasien dari status pasien sebelum dilakukan tindakan,
setelah itu tidak ada validasi kembali setelah sampai di bed
pasien seperti menanyakan nama, usia, no reg sambil melihat
gelang pasien. Belum lengkapnya kelengkapan identitas pasien
pada spuit obat injeksi, haya tercantum nomor bed pasien saja).

b) Sasaran II: Peningkatan komunikasi yang efektif


(SBAR)
 Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil
pemeriksaan tersebut.
 Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan secara
lengkap dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil
pemeriksaan tersebut.
 Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang
memberi perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
 Kebijakan dan prosedur mendukung praktik yang konsisten dalam
melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan
melalui telepon.
Keterangan :
Kepatuhan dalam mendokumentasikan segala hal yang berhubungan
dengan komunikasi sudah dilakukan oleh seluruh perawat.

c) Sasaran III: Peningkatan keamanan obat yang perlu


diwaspadai (high-alert medications)
 Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengatur
identifikasi, lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat-obat
yang perlu diwaspadai.
 Kebijakan dan prosedur diimplementasikan.
 Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali
jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk
mencegah pemberian yang tidak sengaja di area tersebut, bila
diperkenankan kebijakan.
 Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien
diberi label yang jelas dan disimpan dengan cara yang membatasi
akses (restrict access).
Keterangan:
Keamanan obat yang perlu diwaspadai high-alert medications di
ruang Empu Tantular sudah diaplikasikan dengan baik, dengan
pemberian label.

d) Sasaran lV: Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur,


tepat-pasien operasi
 Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang segera dikenali
untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien dalam
proses penandaan/pemberian tanda.
 Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk
melakukan verifikasi praoperasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan
tepat-pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan
tersedia, tepat/benar, dan fungsional.
 Tim operasi yang lengkap menerapkan dan
mencatat/mendokumentasikan prosedur sign in (sebelum
induksi);“sebelum insisi/time-out” tepat sebelum dimulainya
suatu prosedur/tindakan pembedahan dan sign out (sebelum
meninggalkan kamar operasi).
 Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung
keseragaman proses guna memastikan tepat lokasi, tepat
prosedur, dan tepat pasien, termasukprosedur medis dan tindakan
pengobatan gigi/dental yang dilaksanakan di luar kamar operasi.
Keterangan :
Pendokumentasian pemberian obat sudah dilaksanakan.
e) Sasaran V: Pengurangan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan
 Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand
hygiene terbaru yang baru-baru ini diterbitkan dan sudah
diterima secara umum (antara lain dari WHO Patient Safety).
 Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif.
 Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mendukung
pengurangan secara berkelanjutan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan.
Keterangan :
Kepatuhan cuci tangan sudah diterapkan oleh perawat ruang Empu
Tantular, tetapi moment cuci tangan belum dilaksanakan secara
sempurna, yaitu hanya melakukan cuci tangan setelah kontak
dengan pasien dan setelah terkena cairan tubuh pasien.

f) Sasaran VI: Pengurangan risiko pasien jatuh


 Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko pasien
jatuh dan melakukan pengkajian ulang terhadap pasien bila
diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.
 Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi
mereka yang pada hasil asesmen dianggap berisiko.
 Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan
pengurangan cedera akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan
secara tidak disengaja.
 Kebijakan dan/atau prosedur mendukung pengurangan
berkelanjutan dari risiko cedera pasien akibat jatuh di rumah
sakit.
Keterangan :
Pengkajian resiko jatuh sudah dilakukan, akan tetapi pada
pemasangan tanda resiko jatuh belum dipasangkan pada pasien
yang beresiko tinggi.
Berikut ini beberapa parameter pengukuran keselamatan pasien yang bisa digunakan
di rumah sakit. Parameter tersebut meliputi :
1. Angka kejadian jatuh
Dari data hasil pengkajian tanggal juli 2017, didapatkan bahwa 100%
pasien tidak mengalami jatuh selama dilakukan perawatan oleh perawat ruangan.
Meskipun sebagian pasien mempunyai resiko jatuh.
Tabel 3. 30 Resiko Jatuh juli 2017
NO NAMA SKOR KLASIFIKASI RESIKO JATUH
1. An. S 12 RESIKO TINGGI
2. An. M 19 RESIKO TINGGI
3. An. S 18 RESIKO TINGGI
4. An. A 14 RESIKO TINGGI
5. An. Al 17 RESIKO TINGGI
6. An. P 21 RESIKO TINGGI
7. An. F 21 RESIKO TINGGI
8. An. O 17 RESIKO TINGGI
9. An. MJ 12 RESIKO TINGGI
10. An. V 19 RESIKO TINGGI
11. An. N 18 RESIKO TINGGI
12. An. A 14 RESIKO TINGGI
13. An. F 17 RESIKO TINGGI
14. An. S 21 RESIKO TINGGI
15. An. D 21 RESIKO TINGGI
16. An. A 17 RESIKO TINGGI
17. An. H 17 RESIKO TINGGI
18. An. S 21 RESIKO TINGGI
19. An. N 21 RESIKO TINGGI
20. An. A 17 RESIKO TINGGI
21. An. A 12 RESIKO TINGGI
22. An. A 19 RESIKO TINGGI
23. An. A 18 RESIKO TINGGI
24. An. M 21 RESIKO TINGGI
25. An. M 17 RESIKO TINGGI
26. An. R 12 RESIKO TINGGI
27. An. N 19 RESIKO TINGGI
JUMLAH PASIEN 27
RESIKO RENDAH : 0 Pasien
TIDAK BERESIKO : 0 Pasien
RESIKO TINGGI : 27 Pasien
2. Kesalahan pengobatan
Kejadian kesalahan pemberian obat yang meliputi tidak tepat obat, tidak
tepat cara pemberian, tidak tepat dosis, tidak tepat pasien, tidak tepat waktu
pemberian dan tidak waspada terhadap efek pemberian obat tidak terjadi selama
periode bulan Juli, jadi pemberian obat dilakukan secara benar sesuai indikasi
yang diberikan oleh dokter.

Ketepatan Pemberaian Obat

Ketepatan
Pemberaian
Obat
100%

Ketepatan Pemberaian Obat

3. Angka kejadian Flebitis


Terjadinya peradangan atau inflamasi berupa nyeri, rasa tidak enak, panas,
pembengkakan lokal dan kemerahan pada atau sekitar daerah insersi jarum infus
pada vena akibat iritasi kimia atau mekanik akibat pemakaian infus.
Tabel 3.31 Pengkajian Kuisioner Flebitis juli 2017
N TERPASANG INFUS
NAMA SKALA
O YA TIDAK
1. An. S YA - 0
2. An. M YA - 0
3. An. S YA - 0
4. An. A YA - 0
5. An. Al YA - 0
6. An. P YA - 0
7. An. F YA - 0
8. An. O YA - 0
9. An. MJ YA - 0
10. An. V YA - 1
11. An. N YA - 0
12. An. A YA - 0
13. An. F YA - 0
14. An. S YA - 0
15. An. D YA - 0
16. An. A YA - 0
17. An. H YA - 0
18. An. S YA - 0
19. An. N YA - 0
20. An. A YA - 0
21. An. A YA - 0
22. An. A YA - 1
23. An. A YA - 0
24. An. M YA - 0
25. An. M YA - O
26. An. R YA - 0
27. An. N YA - 0
JUMLAH PASIEN 27, TERPASANG INFUS 12, FLEBITIS SKALA 1
BERJUMLAH 2 ORANG.

4. Infeksi nosokomial
a. ILO (Infeksi Luka Operasi)
Luka bekas operasi membesar kemungkinan terinfeksi bakteri dan
berakibat terjadinya infeksi sistemik.
Tabel 3.32 Presentasi ILO
Persentase
Variabel Desember Juli
Kejadian
Angka Kejadian
0 0 0%
ILO
Keterangan:
Kejadian ILO selama 3 hari terakhir (juli) tidak di temukan dari total
27 pasien, di ruang Empu Tantular ada pasien operasi tetapi jarang terjadi
infeksi.
2) Perawatan diri
Terdapat beberapa faktor yang diperhatikan dalam perawatan diri pasien :
a. Makan
b. b. a. b/b. a. k
c. Menggunakan pakaian
d. Toileting
e. Berpindah
f. Mandi
Keterangan :
Dalam pemenuhan perawatan diri pasien, perawat dan keluarga saling
berkolaborasi dalam memenuhi perawatan diri pasien.
3) Kepuasan pasien
Terdapat lima kelompok karakteristik yang digunakan oleh pelanggan
dalam mengevaluasi kualitas jasa layanan antara lain:
a. Keandalan
b. Jaminan
c. Kenytaan
d. Empati
e. Tangung Jawab (Nursalam, 2015)
Tabel 3.33 Presentase Kepuasan Pasien
Sangat Tidak Sangat
Variabel Puas
Puas Puas Tidak Puas
Kepuasan
Pasien
Keterangan:

4) Kenyamanan
Tingkat kenyamanan pasien di hitung dari tingkat nyeri pasien berdasarkan
kuesioner :
Tabel 3.34 Pengkajian Tingkat Kenyamanan/NYERI 20-02-
2017
NO NAMA SKOR KLASIFIKASI NYERI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
JUMLAH PASIEN Pasien
RILEKS DAN NYAMAN : Pasien
SEDIKIT TIDAK NYAMAN : Pasien
NYERI SEDANG : Pasien
NYERI/ TIDAK NYAMAN YANG PARAH : Pasien
5) Kecemasan
Tabel 3.36 Presentase tingkat kecemassan juli 2017
NO. NAMA SKOR KLASIFIKASI KECEMASAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Variabel 20-02-2017 Prosentase

Jumlah pasien
cemas

Keterangan :

6) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan
doamin yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Proses
perilaku seseorang juga di pengaruhi oleh pengetahuan yang bersifat positif.
Sebaliknya jika perilaku tidak disadari oleh pengetahuan maka perilaku tidak
akan berlangsung lama.
Dari hasil pengkajian pada tanggal 20-21 februari 2017 didapatkan
bahwa dalam pemberian media promosi kesehatan terutama dalam penjelasan
penularan penyakit belum terlaksana dengan baik, padahal media promosi
kesehatan seperti leaflet sudah ada di ruangan. Selama ini hanya dilakukan
secara lisan dalam penjelasan penyakit yang diderita oleh pasien, baik kepada
pasien itu sendiri maupun kepada keluarga pasien.

Anda mungkin juga menyukai