Anda di halaman 1dari 22

PROYEK INOVASI

MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG BAITUSSALAM 1


RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

DisusunOleh :
Khaerul Umam
20901700042

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018
HALAMAN PERSETUJUAN

Yang berjudul :

“Papan Absensi Perawat Untuk Mempermudah Berkomunikasi Antar Tenaga


Medis, Keluarga Pasien Dan Pengunjung Rumah Sakit”

Di persiapkan dan disusun oleh :

Khaerul Umam

20901700042

Telah disahkan dan disetujui oleh Pembimbing pada :

Kepala Ruang Baitussalam 1


Tanggal : ...................................

Erwin Prasetyo, Amk

Pembimbing Akademik
Tanggal : .................................

Ns. Retno Issroviatiningrum, M. Kep


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis telah diberi kesempatan

untuk menyelesaikan tugas proyek inovasi. Proposal ini disusun sebagai syarat tugas

stase Manajemen pada Program Pendidikan Profesi Ners Universitas Islam Sultan

Agung Semarang yang berjudul, “Papan Absensi Perawat Untuk Mempermudah

Berkomunikasi Antar Tenaga Medis, Keluarga Pasien Dan Pengunjung Rumah Sakit”

Berkenaan dengan tugas proposal proyek inovasi, penulis ingin menyampaikan

ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas bantuan, arahan, dan

motivasi yang senantiasa diberikan selama ini, kepada:

1. Ns. Maya Dwi Y. M.Kep., Manager Pendidikan Rumah Sakit Islam Sultan Agung

Semarang.

2. Erwin Prasetyo, Amk., Kepala Ruang Baitussalam 1 Rumah Sakit Islam Sultan

Agung Semarang.

3. Ns. Dyah Wiji Puspita Sari, M. Kep., Ketua Departemen Management Program

Profesi Ners Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

4. Ns. Retno Issroviatiningrum, M. Kep., Pembimbing Akademik I Program Profesi

Ners Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

5. Ns. Muh. Abdurrouf, M.Kep., Pembimbing Akademik II Program Profesi Ners

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

6. Seluruh teman-teman kelompok kecil yang sudah membantu dan mensuport saya

dalam membuat proyek inovasi.

WassalamualaikumWr.Wb.

Semarang, 19 Oktober 2018

Khaerul Umam
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kinerja sebagai hasil kegiatan individu atau kelompok dalam suatu
organisasi merupakan hal penting yang menunjukan keberhasilan pelaksanaan
sistem menejemen. Fried, Fottler dan Johnson (2005) menyebutkan penilaian
kinerja sebagai unsur kunci dari pelaksanaan menejemen. Kinerja individu dari
hasil penilaian kerja dapat memberikan gambaran bagaimana staf melaksanakan
sistem menejemen untuk mencapai tujuan organisasi salah satunya adalah
organisasi rumah sakit.
Perawat merupakan salah satu profesi di rumah sakit yang berperan
penting dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan
yang diberikan kepada klien, oleh suatu tim multi disiplin termasuk tim
keperawatan. Tim keperawatan merupakan anggota tim kesehatan garda depan
yang menghadapi masalah kesehatan klien selama 24 jam secara terus menerus.
(Yeni, 2008).
Absensi merupakan “Salah satu tolak ukur metode pengembangan
karyawan, jika absensi karyawan setelah mengikuti pengembangan menurun,
maka metode pengembangan yang dilakukan baik, sebaliknya jika tetap berarti
metode pengembangan yang diterapkan kurang baik” (Hasibuan, 2008).
Komunikasi dalam organisasi merupakan hal penting berkaitan dengan
kepuasan kinerja karyawan. Karyawan yang puas dalam pekerjaanya diharapkan
akan termotivasi untuk lebih produktif dan mempunyai kinerja sesuai harapan
organisasi.
Dalam keseharian terdapat beberapa perawat jaga untuk memperlancar
dalam memberikan asuhan keperawatan di ruangan, semua di atur oleh kepala
ruang dengan memberikan perintah terhadap ketua tim dan perawat pelaksana
lainya. Setiap perawat mempunyai tugas masing-masing di setiap jadwal shift atau
kerjanya. Untuk mencapai kinerja yang maksimal dibutuhkan kerjasama dan
komunikasi antar perawat maupun tenaga medis lainya. Untuk mempermudah
pembagian tugas dari masing perawat yang ada maka dibuat jadwal jaga harian
perawat ruangan.
Dari hasil observasi wawancara yang telah dilakukan di ruang
Baitussalam 1 terdapat miss komunikasi atau ketidaktahuan jadwal jaga ruangan
baik dikalangan sesama perawat maupun tenaga medis lainya yang sering kali
mengganti jadwal tanpa adanya konfirmasi kepada semua perawat yang ada,
selain itu untuk pengunjung rumah sakit pun menyakan siapa saja yang bertugas
dalam shift setiap harinya. Oleh karena itu penulis berkeniatan untuk membuat
papan absensi perawat di ruangan guna mempermudah berkomunikasi antar
sesama perawat, tenaga medis dan pengunjung rumah sakit.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah manajemen keperawatan diruang
Baitussalam 1.
2. Tujuan Khusus
a. Perawat dapat mengetahui jadwal tugas harian dengan mudah.
b. Membantu perawat dalam berkomunikasi antar tenaga medis, keluarga
pasien dan pengunjung rumah sakit.
C. Manfaat
1. Bagi Instansi Rumah Sakit
Untuk mengetahui sumber daya yang dimiliki rumah sakit untuk mengelola
dan mencapai sebuah tujuan secara bersama.
2. Bagi Perawat
Sebagai pengetahuan perawat dalam malaksanakan tugas harian antar sesama
tim
3. Mahasiswa
Sumber informasi yang mudah didapat untuk mengetahui jadwal jaga harian
perawat di ruangan.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
A. Sejarah Singkat Rumah Sakit
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang (selanjutnya disebut RSI Sultan
Agung Semarang) adalah lembaga pelayanan kesehatan masyarakat di bawah
naungan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (selanjutnya disebut YBWSA). RSI
Sultan Agung Semarang didirikan pada tanggal 17 Agustus 1971, dan diresmikan
sebagai rumah sakit umum tanggal 23 Oktober 1973 dengan Surat Keputusan
(selanjutnya disebut SK) dari Menteri Kesehatan Nomor: 1024/Yan.Kes/1.0./75
tertanggal 23 Oktober 1975, dan diresmikan sebagai Rumah Sakit Tipe C (RS Tipe
Madya). RSI Sultan Agung Semarang pada mulanya merupakan health center atau
pusat kesehatan masyarakat, layanan yang ada meliputi poliklinik umum, poliklinik
kesehatan ibu dan anak, dan poliklinik keluarga berencana. Tahun 1973 health
center berkembang menjadi rumah sakit atau medical center Sultan Agung dengan
mendapatkan dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak (RSI Sultan Agung
Semarang, 2011: 9-11).
Rumah Sakit Sultan Agung berganti nama menjadi Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang (RSI Sultan Agung Semarang) pada tanggal 8 Januari 1992. RSI
Sultan Agung Semarang adalah sebuah rumah sakit yang memiliki status Badan
Layanan Umum (selanjutnya disebut BLU). Sejak tanggal 21 Februari 2011, RSI
Sultan Agung Semarang ditetapkan menjadi rumah sakit bertipe B melalui surat
keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: H. K. 03.05/1/513/2011
yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Penetapan
sebagai rumah sakit tipe B mengandung arti bahwa secara fisik, peralatan, dan
sumber daya, serta prosedur pelayanan telah memenuhi standar rumah sakit bertipe
B. Tahun yang sama, secara resmi Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: H. K. 03.05/III/1299/11 tertanggal 1 Mei 2011 menetapkan RSI
Sultan Agung Semarang sebagai rumah sakit pendidikan (hospital teaching), dan
merupakan tempat utama mendidik calon dokter umum mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (RSI Sultan Agung Semarang).
Seiring dengan kebutuhan pelayanan kesehatan saat ini, RSI Sultan Agung
Semarang telah memperluas pelayanan dengan pelayanan unggulan Semarang Eye
Center (selanjutnya disebut SEC). SEC merupakan pusat pelayanan kesehatan mata
terlengkap di Jawa Tengah. SEC dibuka pada tanggal 21 Mei 2005 yang diresmikan
oleh Gubernur Jawa Tengah bapak H. Mardiyanto. Didukung peralatan-peralatan
canggih dengan menggunakan teknologi terkini serta tindakan operasi
subspesialistik oleh dokter-dokter spesialis mata yang berkualitas.
B. Visi, Misi, Falsafah dan Motto Rumah Sakit
1. Visi
Rumah Sakit Islam terkemuka dalam pelayanan kesehatan, pendidikan dan
pembangunan peradaban Islam, menuju masyarakat sehat sejahtera yang
dirahmati Allah.
2. Misi
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang selamat menyelamatkan di
jiwai semangat mencintai Allah menyayangi sesama
b. Menyelenggarakan pelayanan pendidikan dalam rangka membangun
generasi khairohummah
c. Membangun peradaban islam menuju masyarakat sehatsejahtera yang
dirahmati Allah.
3. Falsafah
Berkhidmat menyelamatkan kehidupan umat
4. Motto Rumah Sakit
Mencintai Allah menyayangi sesama
C. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Ruang Baitussalam 1

dr. H. Mashudi, M.Kes


DirekturUtama

dr. H. Samprna, M.Kes


DirekturPelayanan

Ns. Nani Prasanti, S. Kep


Manager keperawatan

Ns. Kurnia Yuli Astanti, S.Kep


Kep. Instalasi Rawat Inap

Erwin Prasetyo, Amk


Penjab. Baitus Salam 1

Shofiana I, AMK Alkhin R, AMK


Katim A Katim B

PA PA PA PA
A.
Ns. Karnadi, Ulil Absor Al Retno SitiNasikah,
B. S.Kep Jazuli, AMK Wijayanti, AMK
AMK FebriyanTeguh,
Andy Kusuma Ns.NurQoyyu
Dany, AMK m, S.Kep Abdul Basid, AMK
AMK Ns.
Ns.Mochlas,S. Fajrin Ziad,
Kep AMK Yusuf Adi, MuhSahroniTori
qul M, S.Kep
AMK
Antoni Dwi
Ns. PujiTriyanto,
Nastain
S.Kep
D. Jenis Pelayanan
RSI Sultan Agung Semarang secara resmi mengoperasikan gedung baru
berlantai empat pada bulan Agustus 2003 untuk meningkatkan mutu dan kualitas
pelayanan. Upaya-upaya pembenahan manajemen pelayanan medis, penunjang,
perawatan, keuangan serta peningkatan sumber daya manusia diperbaiki secara
terus-menerus, sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas guna
meningkatkan jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap. Berbagai macam jenis
pelayanan dilakukan oleh pihak rumah sakit guna mendukung dan mensukseskan
visi dan misi yang telah dibuat dimasa yang akan datang. Rumah sakit pada
umumnya menyediakan pelayanan dalam bidang kesehatan dan penunjang
kesehatan. Namun tidak menutup kemungkinan pelayanan Dakwah Islam juga
disertakan dalam suatu kegiatan (Taufik, 2005: 45). RSI Sultan Agung Semarang
membedakan pelayanan rawat inap bagi pasien laki-laki dan perempuan, dengan
mengambil nama-nama bangsal bernuansa islami. Jenis pelayanan RSI Sultan
Agung Semarang secara rinci sebagai berikut (Taufik, 2005: 46-47):
1. Instalasi Pelayanan Kesehatan, meliputi:
a. Pelayanan Poliklinik Umum dan Instalasi Gawat Darurat (24 jam)
b. Pelayanan Poliklinik Spesialis dan Sub Spesialis yang terdiri dari: kesehatan
anak, penyakit dalam, kebidanan dan kandungan, badan umum, telinga
hidung dan tenggorokan (selanjutnya disebut THT), mata, onkologi, syaraf,
paru-paru, orthopedic bedah digestuve, bedah urologi, kesehatan gigi dan
mulut, kulit dan kelamin, kecantikan dan sedot lemak.
2. Pelayanan Penunjang Kesehatan (24 jam) yang meliputi radiodiagnostik
konventional, mobile radiodiagnostik, ultrasonografi, computerized
tomography scanner, electroencephalograph, electrocardiograph, lithoclast,
hearing aid, laboratarium klinik, 48 laboratarium patologi anatomi, klinik
psikologi, fisioterapi, dan instalasi farmasi.
3. Pelayanan Rawat Inap meliputi bait as-Syifa'(kelas I B), bait an-Nissa (Kelas II
dan Kelas III), bait ar-Rijjal (Kelas II dan Kelas III), bait as-Salam (Kelas III),
bait al-Izzah (Kelas III), bait ar-Rohman (Kelas II), dan bait al-Ma'ruf (Kelas
VIP dan Kelas I A).
4. Rehabilitasi Medik yang terdiri dari exercise massage, infra red, nebulizer,
ultra sonic, dan diathermi.
5. Pelayanan lain meliputi medical chek up, hearing center, pelayanan ambulance,
dan perawatan jenazah.
6. Layanan Unggulan yaitu Semarang Eye Center (selanjutnya disebut SEC) dan
urologi center. SEC merupakan layanan unggulan RSI Sultan Agung Semarang
di bidang mata. Produk layanan SEC meliputi oftalmologi umum, kelainan
retina, katarak (konventional dan phaco), infeksi mata luar, tumor, dan kelainan
refaraksi. Urologi center terdiri dari beberapa layanan, yaitu Extracorporeal
Shock Wave Lithotriper (selanjutnya disebut ESWL), Trans Urethra Needle
Ablatin (selanjutnya disebut TUNA terapi), uroflowmeter, dan hemodialisa.
ESWL adalah alat pemecah batu ginjal dan saluran kemih dengan gelombang
kejut tanpa pembedahan. ESWL mempunyai kelebihan antara lain, pasien tidak
perlu rawat inap, pengobatan lebih singkat, tidak memerlukan pembedahan,
efek samping lebih sedikit dibandingkan dengan operasi terbuka. TUNA terapi
adalah terapi bagi pasien yang mengalami Benign Prostatic Hyperplasia
(selanjutnya disebut BPH) atau pembesaran prostat yang menghambat aliran
seni. Kelebihan TUNA terapi menyembuhkan BPH adalah waktu pengobatan
lebih singkat, sangat sedikit efek sampingnya, pasien cepat pulih, dan
menghilangkan resiko mengompol abadi. Uroflowmeter merupakan
pemeriksaan kekuatan pancar air seni, alat ini akan menunjukan seberapa besar
kekuatan pancaran air seni. Hemodialisa, merupakan alat yang digunakan
mencuci darah pasien akibat kurang berfungsinya ginjal.
7. Bidang Bimbingan dan Pelayanan Islami (selanjutnya disebut BPI). BPI terdiri
dari bimbingan rohani Islam dan pelayanan Dakwah & al-Husna. Bimbingan
rohani Islam meliputi bimbingan psikospiritual bagi pasien maupun karyawan,
bimbingan fiqh orang sakit, konsultasi psikospiritual baik off line maupun on
line, dan qur’anic healing. Pelayanan Dakwah & al-Husna meliputi dakwah
bagi masyarakat, seperti bantuan dana pemakmuran masjid, pembinaan majlis
taklim, desa binaan, dan sebagainya, serta perawatan jenazah al-Husna.
E. Jumlah Tempat Tidur
Jumlah tempat tidur di ruang Baitussalam 1 berjumlah 20 tempat tidur (bed).
F. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia di ruang Baitussalam 1berjumlah 17 terdiri:
Penjab : 1 orang
Katim : 2 orang
PA : 14 orang
G. Kedudukan Bagian Keperawatan

Direktur pelayanan medis dan


keperawatan

Manager Keperawatan Retno


Wahyu S,Kep.Ns

Kepala bagian rawat inap


Kepala instalasi unit khusus

Penanggung jawab Ruang


Baitussalam 1

Katim

PA (Perawat Asosiet )
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Absensi
Absensi adalah suatu pendataan kehadiran, bagian dari pelaporan aktifitas

suatu institusi, atau komponen institusi itu sendiri yang berisi datadata kehadiran

yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah untuk dicari dan

dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pihak yang berkepentingan.

Absensi ini berkaitan dengan penerapan disiplin yang ditentukan oleh masing-

masing perusahaan atau instansi. Pelaksanaan pengisian absensi secara manual

(hanya berupa buku daftar hadir), akan menjadikan penghambat bagi organisasi

untuk memantau kedisiplinan pegawai dalam hal ketepatan waktu kedatangan dan

jam pulang pegawai setiap hari. Hal tersebut di khawatirkan akan membuat

komitmen pegawai terhadap pekerjaan dan organisasi menjadi berkurang.

Berkurangnya komitmen pegawai dalam bekerja akan berdampak pada motivasi

dan kinerja pegawai yang semakin menurun.

Absensi merupakan “Salah satu tolak ukur metode pengembangan karyawan,

jika absensi karyawan setelah mengikuti pengembangan menurun, maka metode

pengembangan yang dilakukan baik, sebaliknya jika tetap berarti metode

pengembangan yang diterapkan kurang baik” (Hasibuan, 2008). masalah-masalah

kepegawaian yang ada di antaranya tingginya tingkat absensi dan tingginya

tingkat keterlambatan jam kerja berpengaruh dengan kedisiplinan dalam bekerja.

B. Komunikasi organisasi

Komunikasi organisasi merupakan suatu proses pengalihan dan pemahaman

informasi dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain

dalam organisasi. Terkait dalam organisasi keperawatan yang sering mengalami


proses penyampaian dan pemahaman informasi, komunikasi organisasimerupakan

hal penting untuk mempererat hubungan satu sama lain dan memperlancar

pelayanan keperawatan.

Lemahnya komunikasi organisasi yang terjadi dalam pelayanan

keperawatan, dapat menjadi hambatan untuk mencapai tujuan organisasi sesuai

dengan visi yang ditetapkan. Komunikasiyang lemah menggambarkan bahwa

komunikasi belum terjadi secaraefektif,yaitupenerimaan pesan atau informasi

belum disertai adanya umpan balik dari penerima pesan. Komunikasi terjadi

dengan efektif bila penerima pesan dapatmenerima pesan dengan baik,

mengerti, menggunakan, dan ada umpan balik (feedback)terhadap pesan yang

diterima dari pemberi pesan (sender)(Shortell& Kaluzny,2005).


BAB IV
ANALISA HASIL PENGKAJIAN
A. Hasil Pengkajian
Dari hasil observasi pada saat serah terima diruangan Baitussalam 1 tidak
terdapat adanya absensi jadwal jaga perawat di ruang Baitussalam 1.
Kepala ruang mengatakan dulu pernah ada papan jadwal jaga perawat
diruang Baitussalam 1 namun sudah tidak digunakan lagi.
B. Identifikasi Masalah
Papan jadwal jaga perawat ruangBaitussalam 1
C. Prioritas Masalah
Papan jadwal jaga perawat ruangBaitussalam 1
Analisa SWOT
No Analisa SWOT Bobot Rating Bobot
x
Rating
1.
Strength :
a. Sarana dan prasarana pada ruangan cukup 0,3 3 0,3 x
memadai 3 =0,9
b. Ruangankelas 3 0,4 4
c. AdanyaStrukturorganisasiruangBaitussalam 1 0,3 3 0,4 x
TOTAL 4 =
1,0 1,6
0,3 x
3 =0,9

3,4

Weakness :
a. TidakadaStrukturorganisasiruangBaitussalam1 1,0 1 1,0 x
1=1
Opportunity :
a. Adanya kesempatan untuk membatu perawat 0,5 4 0,5 x
dalam 4 =
pembuatanStrukturorganisasiruangBaitussalam 1 2,0
b. Adanya pengajuan proposal tentang
pembuatanStrukturorganisasiruangBaitussalam 1
TOTAL 0,5 4

0,5 x
4 =
1,0 2,0

4,0
Threatmean :
a. Adanya tuntutan tinggi untuk melengkapi sarana 1,0 3 3
dan prasarana
TOTAL
1,0 3

+6

+5
D. Diagram Layang
+4 S
Ubah Strategi +3 Progresif

+2

+1
(S-W ; O-T)
(2,4 ; +1,0)

-6 -5 -4 -3 -2 -1 +1 +2 +3 +4 +5 +6

-2

-3

-4

-5

-6 Deverifikasi
Strategi bertahan strategi

E. Plan Of Action
No Masalah Tujuan Program/Ke Indikator Sasaran Waktu Penangg
giatan ung
Jawab

1 Tidak ada Adanya Pembuatan Untuk Perawat 2 Khaerul


lagi Papan Papan jadwal Papan melengkapi minggu Umam
jadwal jaga perawat absensi sarana dan
jaga ruang jadwal jaga prasarana
perawat Baitussalam perawat
ruang 1 ruang
Baitussala Baitussalam
m1 1
BAB V
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

A. PelaksanaanKegiatan
Implementasi POA yang telah dibuat pada tanggal 29 – 3 November 2018
ditujukan bagi perawat Baitussalam 1 Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
mengenai “absensi jadwal kehadiran perawat”. Absensi jadwal kehadiran perawat
diletakkan pada dinding area konter perawat, sehingga mempermudah perawat
untuk melihat serta mengetahui peran masing-masing.
B. Hasil Kegiatan
Dari hasil observasi dan wawancara didapatkan bahwa perawat terbantu dengan
adanya papan absensi jadwal kehadiran, selain itu tenaga medis dan pengunjung
lainya dapat mengetahui secara langsung siapa yang berjaga dalam setiap shift di
ruangan
C. Tindak Lanjut
Melakukan observasi lanjutan dan sosialisasi penerapan terhadap semua perawat
yang bertugas di ruangan Baitussalam 1 Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
untuk mengecek dan merubah keterangan jadwal kehadiran. Apabila datang di geser
keterangan menjadi status “ Ada “ dan ketika pulang di geser menjadi status “ Tidak
Ada “
BAB VI
PEMBAHASAN

Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam
penyelenggaraan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pelayanan
kesehatan dirumah sakit merupakan bentuk pelayanan tim keperawatan. Tim
keperawatan merupakan anggota tim kesehatan garda depan yang menghadapi masalah
klien selama 24 jam secara terus menerus.(Yeni,2008)

Masalah kedisiplinan di dalam ajaran islam merupakan salah satu hal yang sangat
diperhatikan baik itu masalah disiplin dalam pekerjaan, waktu, dan dalam asegala hal.
Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang
mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan peraturan yang
berlaku. Dalam ajaran islam, banyak ayat al-qur’an dan hadist, yang menyinggung
masalah kedisiplinan, diantaranya disebutkan dalam QS. Al’Ashr/103:1-2 yang artinya
“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian.
Implementasi POA yang telah dibuat pada tanggal 22 – 03 November 2018
ditujukan bagi perawat Baitussalam 1 Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
mengenai “ Absensi jadwal kehadiran ”. Pembuatan Absensi jadwal kehadiran sangat
penting. Hal ini bertujuan agar perawat dapat mengetahui tim kerja dalam setiap
shiftnya dan untuk orang lain dapat sebagai acuan komunikasi secara tidak lamgsung
mengtahui jadwal perawat yang bertugas.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara meletakkan Absensi jadwal
kehadiran pada dinding area konter perawat. Perawat mampu bertanggungjawab atas
tugas dan tanggung jawabnya. Serta menghindarkan perawat dari tugas yang tumpang
tindih dan dapat melaksanakan tugasnya secara baik dan maksimal. Sehingga pasien
merasa puas dengan pelayananan keperawatan yang telah diberikan.
BAB VII
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan implementasi POA yang telah dibuat pada tanggal 29 – 03
November 2018 ditujukan bagi perawat Baitussalam 1 Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang mengenai “Absensi jadwal kehadiran”. Didapatkan perawat
dengan mudah melihat rekan kerja setiap shift dan untuk pengunjung rumah sakit
maupun tenaga kesehatan lainya dengan mudah mengetahui jadwal perawat yang
bertugas di ruangan Baitussalam 1 Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
B. Saran
1. perawat yang bertugas setiap shift dapat mengganti status kehadiran baik ketika
datang maupun pulang.
2. Semua perawat di ruangan Baitussalam 1 Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang dapat menjaga papan absensi jadwal kehadiran yang terdapat di
dinding konter ruangan.

Anda mungkin juga menyukai