Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTEK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG BAITUL IZZAH 2


RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Disusun oleh :
NAMA : Elta Ayu Mugny Astuti
NIM : 30901602040

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2018/2019
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan dan salah satu bentuk organisasi
pelayanan kesehatan, khususnya terkait dengan upaya kesehatan rujukan. Tujuan
program kesehatan rujukan antara lain adalah: peningkatan mutu, cakupan dan
efesiensi rumah sakit, melalui penerapan dan penyempurnaan standar pelayanan
tenaga, standar peralatan, profesi dan manajemen rumah sakit (Aditama, 2003).
Saat ini keberhasilan rumah sakit sangat ditentukan oleh pengetahuan,
keterampilan, kreativitas dan motivasi staf dan karyawannya. Kebutuhan tenaga-
tenaga terampil didalam berbagai bidang dalam sebuah rumah sakit sudah
merupakantuntutan dunia global yang tidak bisa ditunda. Kehadiran teknologi dan
sumber daya lain hanyalah alat atau bahan pendukung, karena pada akhirnya SDM-
lah yang menentukan (Danim, 2004).
Rumah sakit merupakan industri jasa yang memiliki ciri bentuk produknya
tidak dapat disimpan dan diberikan dalam bentuk individual, serta pemasaran yang
menyatu dengan pemberian pelayanan, sehingga diperlukan sikap dan perilaku khusus
dalam menghadapi konsumen. Tenaga perawat yang merupakan “the caring
profession” mempunyai kedudukan yang penting dalam menghasilkan kualitas
pelayanan kesehatan dirumah sakit, karena pelayanan yang diberikannya berdasarkan
pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual. Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan
yang unik dilaksanakan selama 24 jam dan berkesinambungan merupakan kelebihan
tersendiri dibanding pelayanan lainnya.
Pelayanan dan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien merupakan
bentuk pelayanan keperawatan profesional, yang bertujuan unuk membantu pasien
dalam pemulihan san peningkatan kemampuan dirinya, melalui tindakan pemenuhan
kebutuhan pasien secara komprehensif dan berkesinambungan sampai pasien mampu
untuk melakukan kegiatan rutinitasnya tanpa bantuan. Bentuk pelayanan ini
seyogyanya diberikan oleh perawat yang memiliki kemampuan serta sikap dan
kepribadian yang sesuai dengan tuntutan profesi keperawatan dan untuk itu tenaga
keperawatan ini harus dipersiapkan dan ditingkatkan secara teratur, terencana dan
kontinyu (Dermawan, 2008).
Pelayanan keperawatan yang dilakukan di rumah sakit merupakan sistem
pengelolaan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien agar menjadi berdaya
guna dan berhasil guna. Sistem pengelolaan ini akan berhasil apabila seorang perawat
yang memiliki tanggung jawab mengelola mempunyai pengetahaun tentang
manajemen keperawatan dan kemampuan memimpin orang lain disamping
pengetahuan dan keterampilan klinis yang harus dikuasainya pula (Nurachmah,
2004).
Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas sesuai visi dan
misi Rumah Sakit tidak terlepas dari proses manajemen. Manajemen merupakan suatu
pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi.
Dalam organisasi keperawatan, pelaksanaan manajemen dikenal sebagai manajemen
keperawatan (Ritonga, 2014).
Teori manajemen modern berasal dari Henry Fayol, yang telah
memperkenalkan fungsi-fungsi atau aktivitas-aktivitas administrator seperti : planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), coordinating (pengkoordinasian) dan
controlling (pengendalian) (Potter dan Perry, 2005).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses kerja yang dilakukan oleh
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional.
Dalam hal ini seorang manajer keperawatan dituntut untuk melakukan suatu proses
yang meliputi lima fungsi utama yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan,
pengarahan, dan kontrol agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif
dan seefisien mungkin bagi pasien dan keluarganya (Nursalam, 2004). Proses
manajemen keperawatan dilaksanakan melalui tahap-tahap yaitu pengkajian (kajian
situasional), perencanaan (strategi dan operasional), implementasi dan evaluasi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek keperawatan manajemen mahasiswa mampu
melakukan pengelolaan unit pelayanan di ruangan sesuai dengan konsep dan
langkah-langkah manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek keperawatan manajemen mahasiswa diharapkan
mampu :
1.) Melakukan kajian situasi di ruangan sebagai dasar untuk menyusun rencana
strategi dan operasional unit.
2.) Menyusun rencana strategis dan operasional unit pelayanan keperawatan
tertentu berdasarkan hasil kajian.
3.) Melaksanakan rencana strategis dan operasional unit pelayanan keperawatan
di ruangan.
4.) Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan manajemen keperawatan.
A. Gambaran Umum Rumah Sakit
1. Deskripsi Rumah Sakit
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang (selanjutnya disebut RSI Sultan
Agung Semarang) adalah lembaga pelayanan kesehatan masyarakat di bawah
naungan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (selanjutnya disebut YBWSA). RSI
Sultan Agung Semarang didirikan pada tanggal 17 Agustus 1971, dan diresmikan
sebagai rumah sakit umum tanggal 23 Oktober 1973 dengan Surat Keputusan
(selanjutnya disebut SK) dari Menteri Kesehatan Nomor: 1024/Yan.Kes/1.0./75
tertanggal 23 Oktober 1975, dan diresmikan sebagai Rumah Sakit Tipe C (RS Tipe
Madya). RSI Sultan Agung Semarang pada mulanya merupakan health center atau
pusat kesehatan masyarakat, layanan yang ada meliputi poliklinik umum, poliklinik
kesehatan ibu dan anak, dan poliklinik keluarga berencana. Tahun 1973 health
center berkembang menjadi rumah sakit atau medical center Sultan Agung dengan
mendapatkan dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak (RSI Sultan Agung
Semarang, 2011: 9-11).
Rumah Sakit Sultan Agung berganti nama menjadi Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang (RSI Sultan Agung Semarang) pada tanggal 8 Januari 1992. RSI
Sultan Agung Semarang adalah sebuah rumah sakit yang memiliki status Badan
Layanan Umum (selanjutnya disebut BLU). Sejak tanggal 21 Februari 2011, RSI
Sultan Agung Semarang ditetapkan menjadi rumah sakit bertipe B melalui surat
keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: H. K. 03.05/1/513/2011
yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Penetapan
sebagai rumah sakit tipe B mengandung arti bahwa secara fisik, peralatan, dan
sumber daya, serta prosedur pelayanan telah memenuhi standar rumah sakit bertipe
B. Tahun yang sama, secara resmi Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: H. K. 03.05/III/1299/11 tertanggal 1 Mei 2011 menetapkan RSI
Sultan Agung Semarang sebagai rumah sakit pendidikan (hospital teaching), dan
merupakan tempat utama mendidik calon dokter umum mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (RSI Sultan Agung Semarang,
http://www.rsisultanagung.co.id, diakses tanggal 11 Maret 2017).
Seiring dengan kebutuhan pelayanan kesehatan saat ini, RSI Sultan Agung
Semarang telah memperluas pelayanan dengan pelayanan unggulan Semarang Eye
Center (selanjutnya disebut SEC). SEC merupakan pusat pelayanan kesehatan mata
terlengkap di Jawa Tengah. SEC dibuka pada tanggal 21 Mei 2005 yang diresmikan
oleh Gubernur Jawa Tengah bapak H. Mardiyanto. Didukung peralatan-peralatan
canggih dengan menggunakan teknologi terkini serta tindakan operasi
subspesialistik oleh dokter-dokter spesialis mata yang berkualitas.
(http://www.rsisultanagung.co.id., diakses pada tanggal 18 Februari 2017).
2. Visi dan Misi
Visi dan Misi dari Rumah Sakit Islam Sultan Agung yaitu :
1) Visi
Rumah Sakit Islam terkemuka dalam pelayanan kesehatan, pendidikan dan
pembangunan peradaban Islam menuju masyarakat sehat sejahtera yang dirahmati
Allah S.W.T.
2) Misi
1.) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang selamat menyelamatkan dijiwai
semangat mencintai Allah menyayangi sesama.
2.) Menyelenggarakan pelayanan pendidikan dalam rangka membangun generasi khaira
ummah.
3.) Membangun peradaban Islam menuju masyarakat sehat sejahtera yang dirahmati
Allah S.W.T.
3. Tujuan
Dilihat dari motto yang diutamakan yaitu mencintai Allah dan menyayangi
sesama, serta RSI-SA ingin membagi keteladanan sebagai Rumah Sakit dakwah,
pelayanan dan pendidikan terdepan. Selain itu RSI-SA mempunyai tujuan untuk
tidak membeda-bedakan semua kalangan masyarakat sehingga diperlakukan sama
dengan memberikan pelayanan yang terbaik.
4. Strategi
Letak Geografis RSI Sultan Agung Semarang merupakan salah satu rumah sakit
yang strategis. Terletak di Jalan Raya Kaligawe KM. 4 Semarang, dan berada di
kelurahan Genuk. Lingkungan RSI Sultan Agung Semarang berdekatan dengan
Universitas Islam Sultan Agung, terminal Terboyo, dan dikelilingi pertumbuhan
industri, namun suasana tetap tenang dan tidak bising. RSI Sultan Agung Semarang
memiliki luas wilayah 29.900 meter persegi, dan luas tanah pengembangan 40.200
meter persegi. Apotek RSI Sultan Agung Semarang berada dalam lingkungan rumah
sakit. Komplek RSI Sultan Agung Semarang terdapat masjid dan mushala untuk
umum sebagai sarana melengkapi kebutuhan masyarakat. Jenis pelayanan yang
tersedia di RSI Sultan Agung Semarang adalah umum, spesialistik, dan
subspesialistik.
B. Gambaran Umum Ruang Perawatan
Ruang baitul izzah 2 merupakan ruang perawatan umum yang terletak di lantai 4.
Ruang baitul izzah 2 termasuk dalam bangsal umum untuk pasien rawat inap. Di ruang
ini menangani berbagai macam penyakit. Ruang baitul izzah 2 disebut sebagai ruang
multi kasus. Karena menangani pasien bedah maupun non bedah. Terdapat pasien yang
total care, intermediet care, dan minimal care. Ruang perawatan di baitul izzah 2
terdapat kelas 3 dan kelas 2 yang berisikan perempuan tersendiri dan laki-laki tersendiri
jadi tidak digabung menjadi satu. Kamar kelas 3 yang berisikan pasien laki-laki terdapat
2 kamar yaitu kamar L dan M. Sedangkan kelas 3 yang berisikan pasien perempuan
mempunyai 1 kamar yaitu kamar A. Selain itu terdapat ruang isolasi bertekanan negatif
teruntuk pasien yang mempunyai penyakit yang menular seperti TBC, HIV, dll. Di
dalam ruang perawatan baitul izzah 2 terdapat standar infus di masing-masing bed, selain
itu terdapat macam nurse call yang digunakan saat membutuhkan bantuan perawat. Di
dalam kamar mandi juga terdapat alat penampung urin dan feses untuk pasien yang total
care.
C. Pengkajian

M1 (Manusia/Ketenagaan)

1. Bagaimana struktur organisasi ruangan? Apakah anda merasa puas dan sesuai dengan
kemampuan perawat? Direktur Pelayanan
Jawaban :

Manajer Keperawatan

Kepala Bag. Rawat inap

Penanggung Jawab

CI

PP PP

P P P P P P P P P P P P P P
Dengan struktur organisasi ini menggunakan metode TIM dan MAKP, sehingga
lebih merasa puas karena perawat lebih mengerti apa yang harus dikerjakkan dan
mengerti tentang tindakan yang harus diberikan. Dengan adanya PP dan PA atau biasa
yang disebut kashif dan pelaksana sehingga berpengaruh pada kinerja perawat lebih
terstruktur.
Jumlah perawat yang ada di Baitul izzah 2 sebanyak 22 orang.
Dengan latar belakang pendidikan :
S1 Ners = 6 Orang
S1 = 1 Orang
D3 = 15 Orang
Dengan beranggotakan sebagai berikut :
Kepala Ruang : Dina Kristina Wati S.Kep
Kepala Tim A : 1. Siti Ubudiyah.Amk
Kepala Shift : 1. Rachma Fajar.Amk
2. Istiqomah.Amk
3. Dian Ningsih.Amk
4. Dinar Ayu Amk
5. Winda Rusdiana S.Kep Ns
PA : 1. Ani Rahayu.Amk
2. Henis Listyorini.Amk
3. Dian Mawar. Amk
Kepala Tim B : 1. Agiel Torani.Amk
Kepala Shift : 1. Embarwati.Amk
2. Eko Kurniawan S.Kep Ns
3. Ulil Absor S.Kep Ns
4. Adip Hanafi.Amk
5. Adik Tri.Amk
6. Zamziah Martiasih S.Kep Ns
7. Alif Tanziah.Amk
PA : 1. Dewi Marliyana Sari S.Kep Ns
2. Misbhanul Munir.Amk
3. Asyifatul Mahmudah S.Kep Ns
4. Putri Diana.Amk
Teori : Menurut Sitorus, 2002 menetapkan model sistem modifikasi : MAKP Tim-Primer
didasarkan pada beberapa alasan berikut :
a. Keperawatan primer tidak digunakan secara murn, karena perawat primer harus
mempunyai latar belakang S1 Keperawatan atau setara.
b. Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab asuhan
keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
c. Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas asuhan keperawatan
dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat primer, karena saat ini perawat yang
ada di RS sebagai besar adalah lulusan D-3, bimbingan tentang asuhan keperawatan
diberikan oleh perawat primer/ketua tim.
2. Bagaimanakah pembagian tugas di ruangan? Apakah sesuai dengan struktur organisasi di
ruangan?
Jawaban : Iya, pembagian tugas sudah sesuai dengan struktur organisasi di ruangan,
tugas PP dan PA sudah di laksanakan masing-masing dan memiliki tanggung jawab
sendiri- sendiri.
Teori : Kelebihan MAKP tim :
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
c. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi
kepuasan kepada anggota tim (Nursalam, 2017).
3. Apakah kepala ruang sudah melaksanakan tugas sesuai dengan optimal?
Jawaban : Kepala ruang dalam melaksanakan tugasnya sudah sesuai dan sudah optimal,
karena telah mendapatkan job sudah sesuai dengan struktur organisasi.
Teori : Menurut Nursalam, 2017 menjelaskan tentang tanggungjawab karu sebagai
berikut :
a. Perencanaan
1. Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-masing.
2. Mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya.
3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien : gawat, transisi, dan persiapan
pulang, bersama ketua tim.
4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur penugasan/penjadwalan.
5. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
6. Mengikuti visit dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis
yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan dokter tentang
tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk kegiatan
membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan, membimbing penerapan proses
keperawatan dan menilai asuhan keperawatan, mengadakan diskusi untuk
pemecahan masalah, serta memberikan informasi kepada pasien atau keluarga
yang baru masuk.
8. Membantu menggembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
9. Membantu membimbing peserta didik keperawatan.
10. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan Rumah Sakit.
b. Pengorganisasian
1. Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
2. Merumuskan tujuan metode penugasan.
3. Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
4. Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua tim, dan ketua
tim membawahi 2-3 perawat.
5. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain.
5. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
6. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
7. Mendelegasikan tugas, saat kepala ruang tidak berada di tempat kepada ketua
tim.
6. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien.
7. Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya.
8. Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
c. Pengarahan
1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
2. Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan
3. baik
4. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan
5. Sikap
6. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
7. dengan asuhan keperawatan pada pasien
8. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
9. Membimbing bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
10. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
d. Pengawasan
1. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim
maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
2. Melalui supervisi :
1) Pengawasan lagsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati sendiri,
atau melalui laporan langsung secara lisan, dan memperbaiki/mengawasi
kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga
2) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua tim,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan),
mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas
3) Evaluasi
Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim Audit keperawatan
4. Bagaimna kinerja ketua tim /PP? apakah sudah sesuai dengan tugas –tugasnya?
Jawaban : Dalam kinerja perawat di ruangan, sudah mempunyai kegiatan masing-
masing. contohnya PA melakukan tugas sebagai PA dan begitu juga PP sudah sesuai
dengan tugas PP.
Teori : Menurut Nursalam, 2017 menjelaskan tentang tanggungjawab ketua tim yaitu
membuat perencanaan, membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi,
mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien,
mengembangkan kemampuan anggotaMenyelenggarakan konferensi.
5. Apakah anda memerlukan pelatihan / pendidikan tambahan untuk melaksanakan
pelajaran di ruangan? Berikan alasan?
Jawaban : Di ruangan Baitul Izza ini sendiri tidak begitu memerlukan
pelatihan/pendidikan karena di sini adalah bangasal umum, tetapi apabila ada pelatihan
tetap di ikuti agar menambah ilmu dan pengetahuan baru.
Teori : Menurut Nursalam (2017) apabila ditinjau dari perkembang iptek keperawatan
serta dari etika keprofesian dan sosial, terdapat 4 faktor yang terkait erat dengan profesi
profesionalisasi yaitu :
a. Pengembangan pendidikan tinggi keperawatan
b. Pengembangan pusat riset keperawatan
c. Penataan standar praktik keperawatan profesional melalui undang-undang praktik
keperawatan
d. Pendayagunaan organisasi keperawatan-pokja keperawatan
6. Bagaimanakah kebijakan rumah sakit terkait pelatihan/ pendidikan ? apakah anda merasa
puas?
Jawaban : Iya , Rumah sakit mendukung adanya pelatihan untuk tenaga medis seperti
perawat untuk meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.
Teori : Menurut Nursalam, 2017 tentang kebijaksanaan pemerintah (DEPKES) tentang
profesionalisme keperawatan menjelaskan bahwa pada masa mendatang, perlu
diupayakan agar semua kebijakan pemerintah selalu berwawasan kesehatan, dengan
moto “pembangunan berwawasan kesehatan”. Sebagai profesi, keperawatan dituntut
untuk memiliki kemampuan intelektual, interpersonal kemampuan teknis, dan oral. Hal
ini bisa ditempuh dengan meningkatkan kualitas perawat melalui pendidikan lanjutan
pada program pendidikan perawat. Pendidikan tinggi keperawatan tersebut dilaksanakan
dengan memperhatikan perkembangan pelayanan dan program pembangunan kesehatan
seiring dengan perkembangan iptek bidang kesehatan.Selain itu, diperlukan juga proses
pembelajaran, baik di institusi pendidikan maupun pengalaman belajar klinik di rumah
sakit dan komunitas.
7. Apakah jumlah pendapatan yang di terima sesuai dengan latar belakang pendidikan?
Apakah anda merasa puas?
Jawaban : Untuk pendapatan yang sesuai latar belakang pendidikan itu belum sesuai.
Karena di dalam setiap Rumah Sakit pasti mempunyai kebijakan masing-masing.
Semisal pendidikannya D3 maka pendapatannya disesuaikan dengan D3 apabila S1
pendapatan sesuai dengan S1. Jika puas atau tidaknya, tergantung diri masing-masing
bagaimana mensyukurinya.
Teori : Menurut Robbins, 2002 menjelaskan tentang program penilaian karyawan yang
dianut oleh perusahaan, dapat menimbulkan kepercayaan moral yang baik dari karyawan
terhadap perusahaan. Adanya kepercayaan dikalangan karyawan bahwa mereka akan
menerima imbalan sesuai dengan prestasi yang dicapainya, akan merupakan rangsangan
bagi karyawan untuk memperbaiki prestasinya.
8. Berapa rata-rata jam kerja anda dalam sebulan? Apakah anda merasa puas dengan
penjadwalan di ruangan ?
Jawaban : Rata-rata jam kerja perawat sudah sesuai. Shift pagi = 7 jam, shift siang 7 jam
dan shift malamnya 10 jam. Dalam sebulan rata-rata jam kerja perawat ada 160
jam/bulan. Jika perminggunya 40jam/minggu. Untuk kepuasan, perawat merasa puas
karna sudah kebijakan dari Rumah Sakit dan pastinya sudah setara dengan jam kerja
perawat di Indonesia.
Shift pagi = 7 jam x 26 hari = 172 jam
Shift siang = 7 jam x 26 hari = 172 jam
Shift malam = 10 jam x 26 hari = 260 jam
Teori : Menurut Nursalam, 2017 menjelaskan bahwa jam kerja perawat perminggu
adalah 7 jam/shift dengan 6 hari kerja adalah 40 jam. Jika 8 jam/shift dengan 5 hari kerja
adalah 40 jam/minggu, dan jika 10 jam/shift dengan 4 hari kerja adalah 40 jam/minggu.
Tetapi untuk 10 jam/shift kurang populer di Indonesia karena negara tropis kurang
efektif.
9. Apakah ada kesempatan untuk mengambil cuti?
Jawaban : Ada, kesempatan mengambil cuti yaitu 12 bulan, dari 12 bulan cuti itu
terdapat 3 bulan untuk cuti hamil, cuti jika keluarga sakit dan cuti apabila ada keluarga
yang meninggal.
Teori : Menurut Nursalam, 2017 menjelaskan bahwa terdapat cuti atau hari tak
kerja/tahun. yaitu hari minggu (52 hari) + cuti tahunan (12 hari) + hari besar (12 hari) +
cuti sakit/izin (10 hari) = 86 hari. Selain itu ada cuit hamil = 12 x 6 = 72 hari.
10. Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien, bagaimanakah tingkat beban kerja di
ruangan?
Jawaban : Tingkat beban kerja perawat sepenuhya tidak tergantung pada kepuasan
pasien. Karena tergantung pada kondisi pasien, tidak semua pasien total care. Terkadang
ada pasien yang intermediate care, dan minimal care. Jadi beban kerja perawat di
ruangan tidak ada.
Teori : Menurut Nursalam, 2017 hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan
beban kerja perawat antara lain :
a. Jumlah pasien yang dirawat setiap hari/bulan/tahun di unit tersebut
b. Kondisi atau tingkat ketergantungan pasien
c. Rata-rata hari perawatan
d. Pengukuran keperawatan langsung, perawatan tidak langsung dan pendidikan
kesehatan
e. Frekuensi tindakan perawatan yang dibutuhkan pasien
f. Rata-rata waktu perawatan langsung, tidak langsung dan pendidikan kesehatan.

Penghitungan beban kerja perawat dapat menggunakan :

a. Time motion study


b. Work Sampling
c. Daily log
11. Bagaimana peran POS/ pembantu perawat di ruangan ? apakah membantu meringankan
beban kerja di ruangan?
Jawaban : Di ruang baitul izzah 2 tidak terdapat pembantu perawat, sehingga tidak ada
peran POS dalam ruang ini yang ada hanya perawat pelaksana.
Teori : Menurut Sitorus, 2002 : model MAKP ini ruangan memerlukan 26 perawat.
Dengan menggunakan model modifikasi keperawatan primer ini diperlukan 4 orang
perawat primer (PP) dengan kualitas Ners, disamping seorang kepala ruang rawat yang
juga ners. Perawat pelaksana (PA) 21 orang, kualifikasi pendidikan perawat pelaksana
terdiri dari atas lulusan D-3 Keperawatan (3 orang) dan SPK (18 orang).
12. Apakah menurut anda, rasio jumlah perawat dengan pasien sudah sesuai?
Jawaban : Jumlah pasien dengan jumlah perawat sudah sesuai. Karena perawat di
ruangan baitul izzah 2 sudah mempunyai tugas masing-masing dan juga kondisi pasien
berbeda-beda, sehingga beban kerja perawat tidak berat. Akan tetapi apabila pasien di
ruangan penuh sesuai jumlah bed dan satu perawat memegang satu pasien maka jumlah
perawat tidak sesuai karena jumlah bed lebih banyak dari pada jumlah perawat
Teori : Untuk mengetahui jumlah perawat dengan pasien sesuai atau tidak bisa
menggunakan metode Rasio, Douglas dan Gillies (Nursalam, 2017).
13. Sebutkan 5 kasus besar penyakit di ruangan?
Jawaban : 1. Diabetes
2. CRF
3. Hipertensi
4. Impaksi gigi
5. GD Scan in situ
Teori : Menurut Nursalam, 2017 menjelaskan tentang diagnosis pasien terbanyak yaitu
dengan melihat data pada 1 bulan terakhir, setelah itu melihat angka paling banyak maka
disitulah menjadi peingkat paling atas. Semisal seperti contoh : pada bulan mei 2010
sebagai berikut : DHF sebanyak 43 pasien, Dispnea 15 pasien. Dll.
14. Sebutkan BOR ( bed occupancy rate ) dan ALOS ( everage length of stay ) pasien?
Jawaban : Dalam 1 bulan Desember jumlah BOR sebagai berikut :

Total hari rawat dalam 1bulan


BOR= x 100 %
jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam1 bulan

616
= x 100 %=73 %
27 x 31

Total hari rawat dalam 1bulan


ALOS=
jumlah pasienbaru dalam 1 bulan

616
¿
140

= 4,4

Rata-rata pasien/hari 3
Senin : 13 pasien
Selasa : 12 pasien
Rabu :10 pasien
Total : 13 + 12 + 10 x 3 = 105
Jumlah bed = 27
Rata−rata jumlah pasien/hari
BOR= x 100 %
jumlah tempat tidur
105
= x 100 %=38,8 % → 39 %
27
Teori : BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Nilai
parameter BOR yang ideal dalam satu bulan adalah antara 75-85 %.
ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari
(Depkes, 2005).
M2 (Material/Sarana dan Prasarana)
1. Jelaskan gambar denah ruangan?

Jawaban :

Denah ruangan di ruang baitul izzah 2 yaitu berda di lantai 4 dan jika berada
dilantai 1, harus naik ke lantai 4 menggunakan lift ataupun tangga. Didalam lift terdapat
tulisan lift khusus pasien dan khusus pengunjung, setelah sampai di lantai 4 dan keluar
lift, pertama kali yang dijumpai adalah ruang tunggu dan disebelah ruang tunggu terapat
mushola. Kemudian disebelah kanan ada konter perawat. Di dalam konter perawat
terdapat ruang diskusi dan terdapat lemari penyimpanan alat-alat kesehatan. disebelah
konter perawat terdapat ruang penanggungjawab, kamar coas putri, kamar coas laki-laki.
Kemudian dibelakang lift terdapat tempat pencucian dan spool hok. Jika lurus, terdapat
lorong pada sebelah kanan lorong tepat di depan konter perawat terdapat kelas 3 khusus
perempuan. Sedangkan di sebelah kiri terdapat ruang isolasi yang bertekanan negatif,
kemudian ada kelas 2, setelah itu ada kelas 3 khusus laki-laki.
Untuk ruangannya terdapat ruang Isolasi bertekanan negatif, L, M, N, O, P dan A.
Ruangan Isolasi bernomor 413, ruangan L bernomor 412, ruangan M bernomor 413,
ruangan N bernomor 414, ruangan O bernomor 415, Ruangan P bernomor 416, dan
ruangan A bernomor 401. Di dalam ruangan pasien terdapat kamar mandi, dan juga bed
pasien yang memiliki nomor sendiri-sendiri.
KELAS NOMOR JUMLAH BED
RUANGAN
3 (laki-laki) L 6 bed
3 (laki-laki) M 6 bed
2 (laki-laki) N 2 bed
2 (laki-laki) O 2 bed
2 (laki-laki) P 2 bed
Q (Ruang 1 bed
Isolasi
bertekanan
negatif)
3 (perempuan) A 8 bed

2. Sebutkan inventaris peralatan kesehatan, jumlah linen, dan administrasi penunjang ?


Jawaban : peralatan kesehatan :

NO Nama Barang Jumlah Kondisi


1 Stetoskop 5 buah Baik
2 Termometer 5 buah Baik
3 Tabung O2 5 buah Baik
4 Com stainles 4 buah Baik
5 Pinset anatomis 4 buah Baik
6 Pinset sirugis 4 buah Baik
7 Tensimeter 5 buah Baik
8 Gunting nekrotomi 4 buah Baik
9 Gunting perban 3 buah Baik
10 Bengkok 3 buah Baik
11 Kereta obat 1 buah Baik
12 Manometer O2 2 buah Baik
13 Lemari es 1 buah Baik
14 Standar baskom 3 buah Baik
15 Lemari obat 1 buah Baik
16 Suction 2 buah Baik
17 Alat EKG 1 buah Baik
18 Kursi roda 3 buah Baik
19 Spuit 10 buah Baik
20 komputer 1 buah Baik
21 Telepon 1 buah Baik
22 Troly emergency 1 buah Baik

Jumlah linen yang ada di ruangan baitul izzah 2 ada 100 buah/hari.

Administrasi penunjang :
a. Buku observasi
b. Lembar dokumentasi
c. SOP
d. SAK
3. Sebutkan jenis kelas perawatan di ruangan dan fasilitas masing-masing kelas, serta
kondisinya?
Jawaban : Di ruang baitul izah 2 terdapat kelas 2, 3, serta ruang Isolasi. Di kelas 3 ada
kelas khusus perempuan dan khusus laki-laki. Ruangan tersebut terpisah, tidak digabung.
Kelas 3 perempuan terdapat fasilitas sebagai berikut :
1. 2 AC 7. 1 lemari dan meja perbed
2. 8 tempat tidur 8. 1 standar infus
3. 1 bantal setiap bed 9. 1 Tayamum ped
4. Nurse call disetiap bed 10. 1 Al-Qur’an
5. Skate tirai per bed 11. Mukena dan sajadah
6. Penandaan gender di depan pintu 12. 1 kamar mandi
Di ruang kelas 3 perempuan ini, kondisi semua pasien yang berada diruangan ini adalah
perempuan, dengan berbagai macam penyakit tetapi tidak menular. Pada ruangan ini
lebih ramai karena terdapat 8 bed untuk pasien, berbeda dengan kelas 3 laki-laki yang
hanya mempunyai 6 bed.
Kelas 3 laki-laki terdapat fasilitas sebagai berikut :
1. 6 bed +bantal 7. Skate tirai perbed
2. 2 AC 8. Penandaan gender didepan pintu
3. 1 kamar mandi 9. 1 standar infus perbed
4. Nurse call setiap bed 10. 1 meja lemari perbed
5. 1 Al-Qur’an 11. Panduan tayamum
6. 1 Tayamum ped 12. Sarung dan sajadah
Di ruang ini kondisinya tidak begitu ramai seperti kelas 3 perempuan karena hanya 6 bed
dan ditempati 6 pasien. Pada ruang ini untuk perawatan umum dan pasien yang
mempunyai penyakit berbeda-beda tetapi tidak menular.
Kelas 2 terdapat fasilitas sebagai berikut :
1. 1 AC 6. Skate perbed
2. 2 bed + bantal 7. 1 Tayamum ped
3. 1 kamar mandi 8. 1 Al-Qur’an
4. Nurse call perbed 9. 1 meja lemari per bed
5. Sarung, Mukena, Sajadah 10. 1 standar infus
Di ruang kelas 2 ini kondisinya lebih tenang, karena hanya ada 2 bed dan 2 pasien, selain
itu terdapat 1 meja dan 1 kursi terpisah berbeda dengan kelas 3 yang menjadi satu kursi
dan mejanya.
Kelas isolasi terdapat fasilitas sebagai berikut :
1. 1 AC 8. 1 kursi
2. 1 bed 9. Mukena, Sarung dan sajadah
3. 1 kamar mandi 10. 1 Tayamum ped
4. Nurse call 11. Anterum
5. 1 meja 12. Alat untuk TTV pribadi
6. Pengukur suhu 13. Pengukur tekanan negatif
7. APD
Kondisi di ruang isolasi ini sangat tertutup, selain itu saat memasuki ruangan ini harus
menggunakan APD yang lengkap, karena pasien yang berada di ruangan ini adalah
pasien yang mempunyai penyakit menular.
4. Apakah lokasi dan denah ruangan sudah baik menurut anda?
Jawaban : Lokasi dan denah ruangan perawatan maupun perawat sudah baik. karena
sudah sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan oleh perawat. Akan tetapi apabila ada
pasien yang berkebutuhan khusus atau harus selalu dipantau oleh perawat ruangan
tersebut letaknya kurang baik, semisal ada pasien yang jatuh maka ruangan pasien
tersebut harus didekatkan dengan ruang perawat.
5. Apakah ada rencana merenovasi ruangan? Jika iya, ruangan apa?
Jawaban : Untuk merenovasi tidak ada. Tetapi jika dari direktur akan mengadakan
perubahan pada ruangan, akan disambut baik oleh semua perawat. Jikapun tidak
direnovasi, sampai saat ini sudah nyaman untuk melakukan tindakan dan perawatan.

6. Apakah peralatan kesehatan di ruangan sudah sesuai dan lengkap untuk merawat pasien?
Jawaban : Semua peralatan kesehatan yang ada diruang baitul izzah 2 sudah sesuai untuk
merawat pasien. Sehingga mempermudah dalam melakukan tindakan dan pelayanan ke
pasien. Selain itu ruang baitul izzah 2 memiliki lemari emegency yang berisikan
peralatan kesehatan pasien lebih lengkap.
7. Apakah ada rencana penambahan peralatan keperawatan?
Jawaban : Rencana penambahan peralatan di ruangan saat ini yang masih diajukan
adalah monitor. Untuk memonitor keadaan pasien supaya lebih mudah dalam
memberikan pelayanan.
8. Apakah jumlah alat sudah sesuai dengan rasio pasien?
Jawaban : Jumlah alat yang digunakan untuk memberikan pelayanan ke pasien sudah
sesuai dengan jumlah pasien.
9. Apakah fasilitas di ruangan sudah lengkap untuk merawat pasien di ruangan?
Jawaban : Fasilitas yang digunakan untuk merawat pasien semuanya sudah lengkap,
sehingga pasien dapat diberikan pelayanan dengan baik.
10. Apakah semua perawat mampu menggunakan semua peralatan dengan baik ?
Jawaban : Semua perawat di baitul izzah 2 mampu menggunakan peralatan yang ada di
ruangan dengan baik. Sehingga pelayanan menjadi lebih baik.
11. Apakah administrasi penunjang yang di miliki ruangan sudah memadai ?
Jawaban : Sebenarnya sudah memadai, namun masih ada yang kurang yaitu monitor.
Karena pasien yang ada di izzah 2 terkadang ada yang mengalami penurunan kesadaran,
sehingga membutuhkan alat tersebut.

M3 (Metode)

A. MAKP
 Model asuhan keperawatan yang digunakan
1. Apa model asuhan keperawatan yang digunakan diruangan ini?
Jawaban : Model asuhan keperawatan yang ada di Baitul izzah 2 adalah
menggunakan tim. Metode dengan menggunakan tim A dan tim B, tim A
untukpasien perempuan dan tim B untuk laki-laki.
Teori : Jenis Model Asuhan Keperawatan Menurut Grant dan Massey (1997)
dan Marquis dan Huston (1998)

 Berdasarkan pada kelompok filosofi keperawatan.


 Enam sampai tujuh perawat profesional dan perawat pelaksana bekerja sebagai
satu tim, disupervisi oleh ketua tim.
 Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 2–3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional,
teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
2. Apakah anda mengerti/memahami model asuhan keperawatan yang digunakan?
Jawaban : Perawat yang ada di Baitul Izzah 2 sudah memahami semua tentang
metode ini sehingga metode ini sudah berjalan sebagaimana mestinya. Semisal
saat ada bel berbunyi, dan itu pasien Tim A, tidak harus perawat Tim A yang
datang, bisa dari Tim B yang datang jika Tim A sedang ada kerjaan.
3. Apakah model asuhan keperawatan yang digunakan sudah sesuai menurut anda?
Jawaban : Dengan menggunakan metode tim ini, sangat sesuai karena perawat
di ruangan ini dibagi menjadi Tim A dan Tim B dan setiap Tim dibedakan yang
perawat perempuan sendiri dan perawat laki-laki sendiri.
4. Apakah model asuhan keperawatan sudah sesuai dengan visi dan misi?
Jawaban : Model asuhan keperawatan Tim ini sudah sesuai dengan visi misi
Rumah Sakit Islam Sultan Agung karena menggunakan 2 Tim yang
membedakan antara Tim laki-laki dan Tim perempuan.
 Efektif dan efisiensi model asuhan keperawatan
1. Apakah model asuhan keperawatan yang digunakan berpengaruh terhadap lama
perawatan pasien ? Berapa rata-rata pasien perhari?
Jawaban : Model asuhan keperawatan tim ini tidak berpengaruh terhadap lama
perawatan pasien. Karena tergantung dari kondisi pasien itu sendiri. Rata-rata
pasien perhari adalah 105. Terhitung 3 hari dari tanggal 31 Desember 2018 - 2
januari 2019.
Senin : 13 pasien
Selasa : 12 pasien
Rabu :10 pasien
Total : 13 + 12 + 10 x 3 = 105
2. Apakah model yang digunakan meningkatkan kepercayaan pasien?
Jawaban : Lebih meningkatkan kepercayaan pasien karena ditangani secara tim
sehingga lebih terstruktur dan pelayanan menjadi lebih baik.
3. Yang digunakan tidak meningkatkan beban kerja anda?
Jawaban : Perawat tidak terbebani dengan adanya model asuhan keperawatan
tim ini karena pada waktu dahulu pernah menggunakan selain tim tetapi tidak
berjalan dan malah menjadi lebih sulit.
4. Apakah model yang digunakan memberatkan pembiayaan?
Jawaban : Model asuhan keperawatan tim tidak berpengaruh dengan
pembiayaan. Karena sesuai dengan kebijakan yang ada dari atasan untuk
menggunakan metode tim.
5. Apakah model yang digunakan mendapatkan kritik dari pasien?
Jawaban : Pasien tidak memberikan segala macam bentuk kritikan karena tidak
terdapat akibat yang serius akibat model tim. Biasanya pasien mengeluh
ataupun mengkritik karena lama menunggu pemberian obat.
 Pelaksanaan model asuhan keperawatan
1. Apakah komunikasi dapat terjalin dengan adekuat antara tim kesehatan?
Jawaban : Komunikasi antara perawat dengan tim kesehatan lain seperti ahli
gizi, farmasi dan kedokteran. Karena setiap tenaga kesehatan saling
membutuhkan satu sama lain dan tidak bisa berdiri sendiri harus ada kolaborasi.
2. Apakah rencana keperawatan dapat dilaksanakan secara kontinyu?
Jawaban : Iya dapat dilakukan, karena planing tersebut berkelanjutan
seterusnya.
3. Apakah anda (PP/PA) sering mendapatkan bimbingan dari kepala ruang?
Jawaban : Iya terkadang, karena bimbingan tersebut suatu ilmu baru untuk kami
yang dapat diterapkan jika terdapat kekurangan kami saat kinerja.
4. Apakah tindakan keperawatan dilakukan sesuai standar?
Jawaban : Iya sesuai standar, karena tindakan yang kami lakukan sesuai dengan
SOP nya (tim A dan tim B)
 Tanggung jawab dan pembagian tugas
1. Apakah pembagian tugas anda sudah jelas?
Jawaban : Sudah jelas, karena perawat dibagi 2 tim yaitu tim A dan tim B akan
tetapi untuk tindakan yang lain tidak sesuai dengan tim (fungsional).
2. Jelaskan tugas anda sesuai dengan model asuhan keperawatan yang digunakan
di ruangan?
Jawaban : Saya selaku PA bertanggung jawab kepada Katim lalu Katim
bertanggung jawab kepada Karu.
3. Apakah menurut anda kondisi pasien dapat selalu terpantau dan kebutuhan
pasien dapat terpenuhi?
Jawaban : Iya selalu terpantau
B. Overan Jaga
1. Berapa kali operan jaga dilakukan?
Jawaban : Menurut Observasi, studi langsung dan wawancara dengan Karu,
operan dilakukan 3 kali dalam satu hari. Sesuai tim masing masing ( Tim A untuk
Tim Wanita, Tim B untuk Tim Laki laki)
 Operan pertama  Pukul 07.00 WIB, operan dilakukan oleh Perawat jaga
malam hari sebelumnya kepada Perawat jaga pagi esok harinya..
 Operan kedua  Pukul 14.00 WIB, operan dilakukan oleh perawat jaga pagi
pada hari itu kepada perawat jaga siang pada hari tersebut.
 Operan ketiga  Pukul 21.00 WIB, operan dilakukan oleh perawat shift
siang kepada perawat jaga shift malam pada hari tsb.
2. Apakah operan sudah dilaksanakan tepat waktu?
Jawaban : Selama satu minggu operan yang dilakukan di ruang Baitul Izzah 2
sudah dilakukan tepat waktu, perawat datang tepat waktu sebelum operan, walau
ada satu dua perawat yang telat dengan alasan yang jelas tapi masih sempat
mengikuti keberlangsungan operan. Sehingga operan tidak molor.
3. Apakah operan dihadiri oleh semua perawat yang terkait (Perawat 2 shift) ?
Jawaban : Iya,semua perawat 2 shift wajib mengikuti operan.
4. Siapa yang memimpin operan?
Jawaban : Operan jaga di pimpin oleh Ka Shift pada waktu jaga sebelumnya
kepada perawat jaga shift setelahnya, hasil pendokumentasian di tulis pada buku
dokumentasi operan.
5. Apakah yang harus diperisapkan dalam pelaporan operan? Sebutkan!
Jawaban : Yang harus dipersiapkan sebelum operan :
- Rangkuman data pasien selama satu shift.
- Hasil Visit dokter pada shift sebelumnya
6. Apa yang disampaikan pada operan? Sebutkan!
Jawaban : Yang harus disiapkan untuk operan yaitu :
- Sebelum operan dimulai perawat akan memimpin doa untuk kelancaran jaga
shift.
- Pengecekan nama pasien, diagnosa pasien, rekam medis pasien, perihal
penyakit , program terapi yang diberikan kepada pasien , obat oral injeksi,
hasil laborat, dan kondisi terkini pasien,dsb.
7. Apakah ada buku khusus untuk mencatat hasil laporan operan?
Jawaban : Ada, buku dokumentasi untuk tiap TIM.
8. Apakah ada kesulitan dalam mendokumentasikan laporan operan?
Jawaban : Menurut Karu, tidak ada kesulitan yang serius dalam
mendokumentasikan operan, karena setiap perawat biasanya mempunyai catatan
kecil sebagai notes untuk meminimalkan eror human.
9. Apakah ada interaksi dengan pasien saat melakukan operan ?
Jawaban : Ada, dilakukan interaksi kepad pasien kurang lebih 2-3 menit.
10. Bagaimana teknik pelaporan operan ketika berada di depan pasien ?
Jawaban : Pelaporan dengan Lisan dan tertulis, dan sebelum pelaporan sudah
menjadi kebiasaan dalam ruang baitul izzah 2 untuk mengawali dengan berdo’a.
11. Berapa rata rata lama waktu untuk mengunjungi pasien saat operan?
Jawaban : Selama 2-5 menit.
12. Apakah kepala ruangan mengevaluasi kesiapan perawat shift pengganti?
Jawaban : Karu selalu mengawasi jalannya operan di Baitul Izzah 2
C. Ronde keperawatan
1. Apakah ruangan ini mendukung adanya kegiatan ronde keperawatan?
Jawaban : Ruangan Baitul Izzah 2 mendukung adanya kegiatan ronde
keperawatan, tetapi tidak ada penjadwalan apabila rapat ruangan hanya
dilakukan satu bulan sekali untuk membahas masalah keperawatan yang ada di
ruangan.
2. Apakah sebagian besar perawat mengerti adanya ronde keperawatan?
Jawaban : Di ruangan Baitul Izzah 2 sebagian besar perawat mengerti adanya
ronde keperawatan yang telah di aplikasikan di Rumah Sakit.
3. Apakah pelaksanaan ronde keperawatan sudah optimal?
Jawaban : Ruangan Baitul Izzah 2 pelaksanaan ronde keperawatan belum
sepenuhnya optimal
4. Berapa kali ronde keperawatan dilakukan dalam 1 bulan?
Jawaban : Ruangan Baitul Izzah 2 tidak menetapkan berapa kali dalam sebulan,
pelaksanaan nya tidak dilakukan secara rutin hanya saja dilakukan saat ada
masalah/kasus besar untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh pasien
dan pihak keluarga yang bersangkutan.
5. Apakah keluarga mengerti tentang adanya ronde keperawatan?
Jawaban : Pada saat dilakukan ronde keperawatan keluarga pasien mengerti,
karena sebelumnya keluarga pasien dimintai Inform Consent untuk diibatkan
dalam ronde keperawatan atas pengetahuan keluarga.
6. Apakah tim yang terlibat dalam ronde keperawatan hadir semua?
Jawaban : Tim yang terlibat dalam ronde keperawatan hadir semua, seperti
Karu, katim, kasift, PA, PS.
7. Apakah tim yang terlibat dalam ronde keperawatan mengikuti kegiatan secara
optimal?
Jawaban : Tim yang terlibat dalam ronde keperawatan mengikuti kegiatan
secara optimal sesuai peran masing-masing anggota tim.
D. Supervisi
1. Apakah anda mengerti tentang supervisi?
Jawaban : Supervisi sendiri itu ada seseorang yang setiap paginya mengontrol
ALOS kemudian setiap berkeliling kesemua ruangan atau mengobservasi
ruangan.
2. Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi?
Jawaban : Tidak pernah, tetapi apabila ada pelatihan tetap mengikuti untuk
mendapatkan ilmu baru.
3. Apakah supervisi telah dilakukan di ruangan?
Jawaban : Iya, karena supervisi itu penting untuk memantau atau mengontrol
para staf yang telah bertugas
4. Berapa kali supervisi dilakukan?
 1x/bulan
 2x/bulan
 Tidak terjadwal
Jawaban : Diruang Baitul Izzah 2 sendiri supervisi dilakukan 3x sehari
5. Siapakah yang melakukan supervisi?
Jawaban : Yang melakukan supervisi sendiri dinamakan supervisor
6. Bagaimanakah alur supervisi yang ada diruangan?
Jawaban : Ketika supervisor shift siang datang dan jam tidak menentu
7. Apakah ada format baku untuk supervisi setiap tindakan? Sebutkan format yang
ada?
Jawaban : Ada, format yang ada seperti panduan
8. Apakah format supervisi sesuai dengan standar keperawatan?
Jawaban : Iya sudah sesuai dengan standar keperawatan
9. Apakah hasil supervisi disampaikan kepada perawat?
Jawaban : Iya disampaikan, apabila ada masukan harus diperbaiki dan apabila
ada yang kurang harus disampaikan
10. Apakah selalu ada umpan balik dari supervisi untuk setiap tindakan?
Jawaban : Iya ada, karena adanya umpan balik tersebut agar staf lebih tahu apa
kekurangannya agar segera bisa memperbaiki
11. Apakah anda puas dengan hasil dari umpan balik tersebut?
Jawaban : Iya puas, karena apabila dikritik atau ada kekurangan contohnya salah
satu staf ada yang tidak memakai nametag maka dengan segera mungkin
kedepannya harus memakai atau segera memperbaiki kekurangannya agar lebih
baik lagi
12. Apakah anda akan merubah sesuai hasil perbaikan supervisi?
Jawaban : Iya harus merubahnya karena itu juga untuk meningkatkan
produktivitas Rumah Sakit
E. Perencanaan pulang
1. Apakah anda mengerti tentang perencanaan pulang? Jelaskan.
Jawaban : Pada saat pasien mau pulang perawat melakukan kroscek lagi pada
pasien dari awal masuk sampai pulang.
2. Apakah yang anda berikan saat melakukan perencanaan pulang? Jelaskan?
Jawaban : Yang diberikan saat perencanan pulang ada form discharge planing
ada di dalam askep dan ada pada RM pasien masing-masing perencanaannya
setiap 24 jam. Jadi pasien dengan penyakit yang diderita akan di dokumentasi
seperti obat-obatan yang akan diberikan kepada pasien, penjalasan dari
dokternya apa. Pada saat pasien pulang dari perawat menjelaskan obat-obatan
yang diberikan pada pasien, menjelaskan waktu kontrolnya kapan dan jika
pasien ada luka perawat juga menjelaskan perawatan dirumah bagaimana
menjelaskan secara detail kepada pasien.

3. Apakah anda bersedia melakukan perencanaan pulang mulai pasien masuk


sampai akan keluar RS?
Jawaban : Bersedia, saat pasien masuk dilakukan identifikasi dan menentukan
diagnosa pasien atau permasalahan yang dialami oleh pasien. pada saat
perencanaan pulang pasien ditanya sama perawat tentang hasil pengkajian medis
dan melakukan discharge planning.
4. Apakah ada pembagian tugas tentang perencanaan pulang?
Jawaban : Tidak ada. Karena discharge planing dilakukan pada semua pasien
sesuai dengan discharge planingnya masing-masing. misalkan tim A jumlah
pasiennya berapa dan itu ada discharge planingnya masing-masing di RM dan
bisa dilihat di form discharge planing terdapat tanda tangan dokter.
pembagiannya jika memulangkan pasien wajib mendischarge planing ke pasien.
jadi tidak ada pembagian penugasan kepada perawat. misalnya perawat A
bertugas mendischarge planing dan perawat B bertugas membuat askep.
5. Apakah media brosur/leflet yang ada mencukupi sesuai dengan kasus yang
muncul di ruangan?
Jawaban : Sudah. media brosur/leflet yang disediakan sudah sesuai dengan
kasus pasien.
6. Apa bahasa yang digunakan saat melakukan perencanaan pulang?
Jawaban : Bahasa yang digunakan pada saat menyampaikan ke keluarga pasien
tergantung pasien ada yang pake bahasa Indonesia atau bahasa Jawa. Mayoritas
pasien orang jawa maka kebanyakan memakai bahasa jawa
7. Apa tehnik yang digunakan dalam perencanaan pasien pulang?
Jaawaban : Teknik yang digunakan dalam melakukan perencanaan pulang
menggunakan teknik lisan dan tertulis yang terdapat di dokumentasi.
8. Apakah bahasa yang anda gunakan dalam melakukan perencanaan pulang
difahami dengan mudah oleh pasien?
Jawaban : Iya. Karna kita menggunakan bahasa yang dapat difahami oleh
pasien. karna tidak semua pasien dapat memahami bahasa medis dan sesuai
dengan tingkat pendidikan pasien.
9. Apakah anda mendokumentasikan setiap selesai melaksanakan perencanaan
pasien pulang?
Jawaban : Iya. Ada formatnya sendiri di buku discharge planing yang
berbentuk kotak besar isinya terdapat nama dan identitas pasien. Selain format
discharge planing dari Rumah Sakit di Ruangan Baitul Izzah 2 mempunyai
dokumentasi discharge planing sendiri jadi jika menyerahkan foto, nomer
telepon pasien dan ada barang pasien yang tertinggal di ruangan dari pihak
perawat bisa menghubungi pasien tersebut.
F. Dokumentasi keperawatan
1. Model dokumen yang digunakan diruangan?
Jawaban : Model dokumentasi yang digunakan dalam ruangan ini adalah
menekan kan pada masalah keperawatan, intervensi dan evaluasi keperawatan,
seperti yang diketahui model dokumentasi keperawatan ada 7.
2. Apakah ada format pendokumentasian yang baku diruangan ini?
Jawaban : Iya ada, format pendokumentasian yang di pakai pada
pendokumentasian ini sudah baku dan sudah diterapkan dan disamakan di
ruangan-ruangan lain.
3. Apakah anda mengerti cara mengisi format dokumentasi dengan baik dan
benar?
Jawaban : Iya kami mengerti cara mengisi format dokumentasi dengan baik dan
benar sesuai isi format dan kami sudah dibekali cara mengisi format
dokumentasi tersebut.
4. Apa menurut anda format dokumetasi yang ada mempermudah perawat dalam
mempermudah melakukan asuhan keperawatan?
Jawaban : Iya, karena format dokumetnasi ada berbagai inforamasi tetntang
keadaan pasien, masalah keperawaatn, diagnosa keperawatan , dan terapi yang
sudah dan belum dilakukan, dan jika tidak ada formad dokumentasi bisa
mempersulit dalam melakuan tindakan keperawatan.
5. Apakah adnda melakukan pendokumentasian tepat waktu(segera setelah
melakukan tindakan)?
Jawaban : Iya kami melakukan dokumentasi setelah melakukan tindakan
keperawatan, dan setelah melakukan terapi keperawatan, agar kita bisa tau mana
pasien yang telah di berika terapi dan belum. Tetapi terkadang juga ada yang
terakhir mengisi pendokumentasian
6. Menurut anda apakah format pendokumentasi menambah beban kerja perawat?
Jawaban : Tidak, malah format format pendokumentasian memepermudah kerja
perawat, karena kita bisa mengetahui tindakan yang sudah di lakukan apa belum
dan kita bisa mengetahui yang melakukan tindakan keperawatan tersebut.
7. Apakah format dokumentasi banyak menyita waktu perawat?
Jawaban : Tidak karna format pendokumentasian dilakukan setelah melakukan
tindakan keparawatan .

M5 (Market, Mutu)

1. Bagaimana gambaran karakteristik pasien di ruangan ?(asal daerah , tingkat


pendidikan,pekerjaan)?
Jawaban : Pasien yang berada di ruang baitul izzah 2 berasal dari berbagai daerah
seperti Genuk, Semarang, dan Demak. Tingkat pendidikan pasien juga berbeda-beda
seperti SD,SMP, SMA serta Sarjana. Pekerjaan pasien di ruang baitul izzah 2 yaitu
ada yang bekerja seperti , petani ,nelayan , buruh dan ada juga yang menjadi Ibu
Rumah Tangga.
2. Apa usaha yang dilakukan ruangan untuk meningkatkan mutu pelayanan pasein?
Jawaban : Usaha yang dilakukan ruang baitul izzah 2 yaitu dengan cara
mengoptimalkan pelayanan dengan cara memperbanyak berinteraksi pada pasien
serta dengan cara memberikan pelayanan yang baik dengan melakukan tindakan
sesuai sop dan syariah.
3. Apakah ada unit peminjaman mutu di ruangan ?
Jawaban :
a. Angka kematian pasien
b. Visit dokter snestesi sebelum dilakukan operasi efektif
c. Hijab untuk pasien
d. Kejadian pasien jatuh
e. Kejadian pulang atas permintaan sendiri
f. Kelengkapan asasmen medis dalam waktu 24 jam setelah pasien masuk rawat
inap
g. Membaca Basmallah pada pemberian obat dan tindakan
h. Pasien terpasang gelang identitas
i. Pemasangan EKG sesuai gender
j. Penyampaian komunikasi lewat telepon dengan tehnik SBAR dan verifikasi
perintah yang telah diberikan.
4. Apakah unit peminjaman mutu di ruangan ?
Jawaban : Unit penjaminan mutu di Ruang baitul izzah 2 sudah bekerja dengan
optimal, karena perawat setiap hari melakukan pengecekan data 12 poin unit
penjaminan mutu ruangan.
5. Bagaimanakah gambaran mutu pelayanan di ruangan ?(gunakan instrument mutu)
Jawaban :
 Tingkat kepuasan pasien
Pasien sudah merasa puas dari pelayanan di Ruang baitul izzah 2 baik perawat
maupun staf di ruangan
 Patient safety (angka kejadian pasien jatuh ,angka kejadian dekubitus,angka
kejadian luka akibatrestrain,angka kejadian medical error)
Angka kejadian pasien jatuh, angka kejadian dekubitus, angka kejadian luka
akibat restrain, angka kejadian medical eror saat ini tidak ada.
 Tingkat pengetahuan pasien
Untuk tingkat pengetahuan pasien dirawat sudah mengetahui penyakitnya
karena sebelum dirawat pasien sudah dijelaskan oleh Dokter dan Perawat
tentang penyakitnya.
 Pemenuhan kebutuhan personal hygiene
Untuk pemenuhan kebutuhan personal hygiene sendiri setiap pasien sudah
dipersipakan dengan baik dan selalu dilakukan sesuai kebutuhan.
D. Analisis SWOT

Faktor Internal Faktor Eksternal


Strenght Weakness Opportunity Threated
M1 (MAN)
1. Adanya struktur 1. Masih banyak 1. Adanya 1. Pendapatan
organisasi perawat yang kesempatan sesuai latar
2. Kepala ruang berlatar belakang melanjutkan belakang
selalu melakukan pendidikan D3 pendidikan pendidikan
tugasnya secara Keperawatan kejenjang yang
optimal lebih tinggi
2. Kesempatan
mengikuti
pelatihan
tambahan
M2 (Material) 1. Kurangnya monitor 2. Adanya 1. Tuntutan tinggi
1. Ruang kelas ber- untuk memonitor kesempatan dari masyarakat
AC, fasilitas yang keadaan pasien untuk untuk pelayanan
memadai meningkatkan kesehatan yang
2. Letak nurse sarana dan lebih profesional
station yang prasarana yang 2. Tuntutan
strategis ada diruangan masyarakat
3. Denah ruangan baitul Izzah 2 untuk
yang jelas 3. Anggaran dari mendapatkan
RS untuk sarana sarana dan
dan prasarana prasarana lebih
yang baik. baik
M3 (Metode)
1. Sudah terdapat 1. Pasien lama 1. Adanya 1. Tidak
model MAKP menunggu obat mahasiswa berjalannya
yang digunakan untuk pulang keperawatan ronde
yaitu model TIM 2. Setelah tindakan yang sedang keperawatan
2. Mendapatkan tidak langsung praktik
ilmu/bimbingan dicatat di buku
dari yang lebih asuhan keperawatan
berpengalaman
M5 (Market)
1. Tingkat kepuasan - 1. Kerjasama yang -
paien baik antara
mahasiswa
dengan perawat
ruangan

NO Analisa SWOT Bobot Ratin Bobot x Rating


g
1 M1 (MAN)
.
Strenght (kekuatan) S-W = 4-2 = 3

a. Adanya struktur organisasi 0,5 4 2


b. Kepala ruang selalu
0,5 4 2
melakukan tugasnya secara
optimal

TOTAL 1 4

2 Weakness (Kelemahan)
.
a. Masih banyak perawat yang
berlatar belakang
1 2 2
pendidikan D3
Keperawatan 1 2

TOTAL
3 Opportunity O-T = 3,5-2 =
. 1,5
e. Adanya kesempatan 0,5 3 1,5
melanjutkan pendidikan
kejenjang yang lebih tinggi
f. Kesempatan mengikuti 0,5 4 2

pelatihan tambahan

TOTAL 1 3,5
4 Threatened
.
a. Pendapatan sesuai latar 1 2 2
belakang pendidikan

TOTAL
1 2

NO Analisa SWOT Bobot Ratin Bobot x Rating


g
1 M2 (Material)
.
Strenght (kekuatan) S-W = 3-2 = 1

a. Ruang kelas ber-AC, 0,3 4 1,2


fasilitas yang memadai
b. Letak nurse station yang
strategis 0,3 3 0.9

c. Denah ruangan yang jelas 0,3 3 0,9

TOTAL 1 3
2 Weakness (Kelemahan)
. a. Kurangnya monitor untuk 1 2 2
memonitor keadaan pasien

TOTAL
1 2
3 Opportunity O-T = 4-3 = 1
.
a. Adanya kesempatan untuk 0,5 4 2
meningkatkan sarana dan
prasarana yang ada
diruangan baitul Izzah 2
b. Anggaran dari RS untuk
sarana dan prasarana yang
0,5 4 2
baik.

TOTAL
1 4
4 Threatened
.
a. Tuntutan tinggi dari 0,5 3 1,5
masyarakat untuk
pelayanan kesehatan yang
lebih profesional
b. Tuntutan masyarakat untuk 0,5 3 1,5
mendapatkan sarana dan
prasarana lebih baik
1 3
TOTAL

NO Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating

1 M3 (Metode)
.
Strenght (kekuatan) S-W = 3,5-2 =
1,5
a. Sudah terdapat model 0,5 4 2
MAKP yang digunakan
yaitu model TIM
b. Mendapatkan
ilmu/bimbingan dari yang 0,5 3 1,5
lebih berpengalaman

TOTAL
1 3,5
2 Weakness (Kelemahan)
.
a. Pasien lama menunggu obat 0,5 2 1
untuk pulang
b. Setelah tindakan tidak
langsung dicatat di buku 0,5 2 1

asuhan keperawatan

TOTAL 1 2
3 Opportunity O-T = 4-2 = 2
.
a. Adanya mahasiswa 1 4 4
keperawatan yang sedang
praktik
1 4
TOTAL
4 Threatened
.
a. Tidak berjalannya ronde 1 2 2
keperawatan

TOTAL
1 2

NO Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating

1 M5 (Market)
.
Strenght (kekuatan) S-W = 4-0 = 4

a. Tingkat kepuasan paien 1 4 4

TOTAL 1 4
2 Weakness (Kelemahan)
.
- - - -
TOTAL
3 Opportunity O-T = 3-0 = 3
.
a. Kerjasama yang baik antara 1 3 3
mahasiswa dengan perawat
ruangan
1 3
TOTAL
4 Threatened
.
- - - -

TOTAL

E. Diagram Layang
F. Identifikasi Masalah Manajemen Keperawatan
1. M1 = Untuk perawat di Baitul Izzah 2 jenjang pendidikannya masih banyak
lulusan D3.
2. M2 = Ruang Baitul Izzah 2 masih sangat perlu mengajukan kembali alat dan
fasilitas pendukung (monitor) ke bagian manajemen RISA.
3. M3 = Diperlukannya peningkatan kualitas pelayanan asuhan keperawatan yang
bermutu diruang Baitul Izzah 2, dan meningkatkan pendokumentasian setelah
tindakan
G. Plan Of Action

No. Masalah Tujuan Program


1. M1 (MAN) Adanya perawat yang 1. Melakukan open recuitmen,
1. Perawat di Baitul Izzahmemiliki pendidikan bagi perawat, untuk lulusan S1
2 jenjang pendidikan s1 Ners. Ners.
nya masih banyak 2. Adanya program untuk
lulusan D3. melanjutkan pendidikan ke S1
Ners
2. M2 (Material) Adanya feedback yang 1. Bersama koordinasi ruangan &
1. Bangsal Baitul Izzah 2 baik dari pihak RISA memberikan saran mengenai
perlu mengajukan tentang pengadaan surat pengusulan alat-alat medis
kembali alat dan sarana prasarana maupun keperawatan
fasilitas pendukung ke
bagian manajemen
RISA.
3. M3 (Metode) Perawat ruang Baitul 1. Mensosialisasikan pelaksanaan
1. Ruang Baitul Izzah 2 Izzah 2 menjadi metode tim sesuai MAKP
masih sangat perlu perawat profesional. 2. Melaksanakan
meningkatkan kualitas pendokmentasian keperawatan
pelayanan asuhan dengan benar
keperawatan yang
bermutu.
2. Perlu
pendokumentasian
dengan tepat waktu
setelah tindakan

Anda mungkin juga menyukai