OLEH :
INTAN PURNA NINGRUM
NIM : 2317056
i
ii
iii
iv
MOTTO
v
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tua saya Bapak dan Ibu saya yang telah memberikan kasih
sayang kepada saya dan sudah bekerja keras untuk pendidikan saya.
2. Kakak kandung saya Bayu Setya Aji Nugraha yang selalu memberi dukungan
kepada saya.
4. Teman saya Deni Priyanto yang selalu mendukung dan meminjami laptop
kepada saya.
6. Teman satu kelompok saya Liestyaningsih dan Qonitah Wahid yang telah
berjuang bersama.
dan Laili Indira Putri yang teah memberikan dukungan dan kebahagiaan
selama 3 tahun.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dan diajukan guna melengkapi salah satu
Karya Tulis Ilmiah ini dapat disusun dan diselesaikan atas bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasiih kepada:
Tulis Ilmiah ini yang telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis,
sehingga penulis laporan ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Tulis Ilmiah ini yang telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis,
vii
sehingga penulis laporan ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya.
4. Sari Candra Dewi, SKM.M.Kep. selaku penguji pada Karya Tulis Ilmiah ini
Tulis Ilmiah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
3. Nausea ...............................................................................................vi27
a. Pengertian .................................................................................... 27
b. Penyebab ..................................................................................... 28
c. Tanda dan gejala ......................................................................... 29
d. Kondisi klinis terkait ................................................................... 30
e. Patofisiologi ................................................................................ 30
f. Dampak ....................................................................................... 31
g. Nausea pada kanker ovarium ...................................................... 31
h. Penanganan ................................................................................. 31
4. Gambaran Asuhan Keperawatan Kanker Ovarium Kemoterapi ....... 31
a. Pengkajian ................................................................................... 31
b. Diagnosa...................................................................................... 37
c. Perencanaan................................................................................. 38
d. Pelaksanaan ................................................................................. 40
e. Evaluasi ....................................................................................... 41
f. Dokumentasi ............................................................................... 42
B. Kerangka Teori........................................................................................ 43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .............................................................................. 44
B. Obyek Penelitian ..................................................................................... 44
C. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 44
D. Definisi Operasional................................................................................ 45
E. Instrumen Penelitian................................................................................ 45
F. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................................... 45
G. Analisa Data ............................................................................................ 46
H. Etika Penelitian ....................................................................................... 46
I. Kerangka Alur Penelitain ........................................................................ 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ........................................................................................................ 48
Gambaran Kasus ..................................................................................... 48
B. Pembahasan ............................................................................................. 51
1. Pengkajian ......................................................................................... 53
2. Diagnosa............................................................................................ 55
3. Perencanaan....................................................................................... 59
4. Pelaksanaan ....................................................................................... 62
5. Evaluasi ............................................................................................. 65
C. Keterbatasan ............................................................................................ 68
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 69
B. Saran ........................................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... xvii
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR BAGAN
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
Intan Purna Ningrum. (2020). Studi Dokumentasi Nausea Pada Pasien Dengan
Kanker Ovarium Stadium IC Post Total
Abdominal Hysterectomy Bilateral Salpingo
Oophorectomy Omentektomi Post Kemoterapi Ke
II
Intisari
Latar belakang: kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur)
yang paling sering ditemukan pada wanita (Padila, 2015). Kanker ovarium bukan
merupakan prevalensi tertinggi baik di dunia maupun di Indonesia dengan 22.530
kasus (American Cancer Society, 2019). Penanganan kanker ovarium yaitu
pembedahan, radiasi dan kemoterapi (Padila, 2015). Efek samping kemoterapi
salah satunya, mual (Remesh, 2012). Tujuan: untuk mengetahui gambaran nausea
pada pasien dengan kanker ovarium stadium IC post TAH BSO omentektomi post
kemoterapi ke II. Metode peneitian: studi kasus dengan pendekatan studi
dokumentasi dengan satu data asuhan keperawatan Ganiss, tentang nausea pada
pasien kanker ovarium tahun 2015. Hasil: data sudah cukup menggambarkan
nausea, data objektif pada diagnosa tidak ada dalam pengkajian, kriteria hasil
dan intervensi belum sesuai prinsip dan tidak melibatkan keluarga, pelaksanaan
dilakukan selama 3 hari, tidak ada evaluasi proses, asessment selama 3 hari tidak
sesuai dan tidak ada tanda tangan. Kesimpulan: pendokumentasian pengkajian
sampai evaluasi belum sesuai dengan prinsip dokumentasi asuhan keperawatan.
xv
Intan Purna Ningrum. (2020). Nausea Documentation Study On Patients With Total
Abdominal Stadium Ic Post Cancer Hysterectomy
Bilateral Salpingo Oophorectomy Omentektomi Post
Kemoterapi II
Abstract
Background: ovarian cancer is a malignant tumor of the ovary (ovary) which is most
often found in women (Padila, 2015). Ovarian cancer is not the highest prevalence either
in the world or in Indonesia with 22,530 cases (American Cancer Society, 2019).
Handling of ovarian cancer is surgery, radiation and chemotherapy (Padila, 2015). One
side effect of chemotherapy is nausea (Remesh, 2012). Objective: to find out the picture
of nausea in patients with post IC stage TAH BSO ovarian cancer omentectomy post
chemotherapy II. Research method: a case study with a documentation study approach
with one of Ganiss's nursing care data, about nausea in ovarian cancer patients in 2015.
Results: the data is sufficient to describe the nausea, objective data on diagnoses are not
included in the assessment, the criteria for results and interventions are not in
accordance with the principles and does not involve the family, the implementation is
carried out for 3 days, there is no evaluation of the process, assessment for 3 days is not
appropriate and there is no signature. Conclusion: documenting the assessment until the
evaluation is not in accordance with the principles of nursing care documentation.
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
jaringan tubuh yang tidak normal. Sel kanker akan berkembang dengan cepat,
tidak terkendali dan akan terus membelah diri. Kemudian, sel kanker akan
jaringan ikat, darah, serta menyerang organ – organ penting dan syaraf tulang
Banyak kanker yang menyerang pada organ wanita salah satunya adalah
kanker ovarium. Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung
telur) yang paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun.
Kanker ovarium dapat menyebar ke bagian lain seperti panggul, dan perut
melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke
pada satu atau dua ovarium tetapi ada tumor dipermukaan luar atau kapsul
pecah atau dengan asites berisi sel ganas atau dengan bilasan peritoneum
tubuh yang tidak begitu terasa pada diri wanita karena awal perubahannya
1
2
di dalam tubuh mengalami keputihan yang dianggap wanita itu hal biasa.
menyebabkan anemia, asites, efusi pleura, nyeri ulu hati dan anoreksia
(Reeder, 2013).
sering kali sulit dideteksi karena biasanya terdapat jauh di dalam pelvis
dengan 22.530 kasus, namun angka kematian dari kanker ovarium terbilang
untuk dideteksi sejak dini. Bahkan ketika gejala muncul, banyak wanita yang
dengan derajat diferensiasi sel yang baik/ sedang) yang tidak memerlukan
atau pengangkatan uterus, serviks dan kedua tabung tuba serta ovarium
samping yang dapat terjadi akibat kemoterapi antara lain mual, muntah, diare,
karena dimana tubuh mencoba menyingkirkan dirinya sendiri dari zat toksik
(Remesh, 2012).
Nausea jika tidak di tanGaniss dapat berakibat lanjut jadi muntah, penurunan
berat badan. Mual juga dapat berpengaruh pada cairan dan elektrolit tubuh
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam karya tulis
Tujuan umum dan tujuan khusus dari studi kasus ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui gambaran
nausea pada pasien dengan kanker ovarium stadium IC Post TAH BSO
2. Tujuan Khusus
II
6
II
dibahas adalah gambaran nausea pada pasien dengan kanker ovarium stadium
1. Teoritis
2. Praktis
A. Landasan Teori
1. Kanker Ovarium
a. Anatomi Ovarium
2014).
ovarium terdiri dari korteks luar yang tebal didalamnya berisi folikel
8
9
(Sherwood,2014).
sel germinal lebih banyak dijumpai pada penderita berusia < 20 tahun,
sedangkan tumor sel epitel lebih banyak pada wanita usia > 50 tahun
(Manuaba, 2013).
parah. Tidak ada tes screening awal yang terbukti untuk kanker
2014).
penyebaran dari kanker organ yang lain seperti kanker payudara dan
1) Faktor genetic
2) Hipotesis androgen
2) Merokok
3) Alkohol
7) Nulipara
8) Infertilitas
9) Menstruasi dini
1) Tipe epitel
2) Tipe nonepitel
adalah:
Stadium Keterangan
Stadium I Pertumbuhan terbatas pada ovarium
Pertumbuhan terbatas pada ovarium, tidak ada
IA asites yang berisi sel ganas, tidak ada
pertumbuhan di permukaan luar, kapsul utuh.
Pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak
IB asites, berisi sel ganas, tidak ada tumor di
permukaan luar, kapsul intak.
Tumor dengan stadium IA dan IB tetapi ada
tumor dipermukaan luar atau kedua ovarium atau
IC
kapsul pecah atau dengan asites berisi sel ganas
atau dengan bilasan peritoneum positif.
Ganti pada satu atau dua ovarium dengan
Stadium II
perluasan ke panggul.
IIA Naik atau metastasis ke rahim dan atau tuba 2
IIB Perluasan jaringan pelvis lainnya
Stadium tumor IIA dan IIB tetapi pada tumor
dengan permukaan satu atau kedua ovarium,
IIC kapsul pecah atau dengan asites yang
mengandung sel ganas dengan bilasan peritoneum
positif.
Stadium ini tumor mengenai satu atau kedua
ovarium dengan implant di peritoneum di luar
Stadium III pelvis atau retroperitoneal positif. Tumor terbatas
dalam pelvis kecil tetapi sel histologi terbukti
meluas ke usus besar atau omentum.
Tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar
IIIA
getah bening negatif tetapi histologis dan
14
kista inklusi. Jika hal ini terjadi maka sel epitel dapat membentuk
Society, 2014).
lengkap serta pemeriksaan fisik dan juga untuk diagnosis pasti kanker
dilakukan pemeriksaan darah tepi, tes fungsi hati, tes fungsi ginjal,
3) Menoragia
5) Menopause dini
7) Dyspepsia
9) Sering berkemih
10) Flatulens
ovarium sebagian besar bermula dari suatu kista. Oleh karena itu, bila
17
Ciri-ciri kista yang bersifat ganas yaitu pada keadaan kista yang
yang tebal dan tidak berurutan, bagian padat dan tumor pada ovarium
(Padila, 2015).
darah
pemindaian CT
sitology
depan
dan IB dengan derajat diferensiasi sel yang baik / sedang) yang tidak
Febrianto, 2015).
serviks tanpa ovarium dan tuba fallopi, jenis ini dilakukan pada
2. Kemoterapi
a. Pengertian
b. Pemberian kemoterapi
pasien tidak hanya satu kali, tetapi diberikan berulang selama enam
kali siklus pengobatan dan jarak waktu antar siklus selama 21 hari.
faktor seperti jenis dan stadium kanker, kondisi kesehatan pasien, dan
1) Alkylating agents
matulane eloxatin.
2) Antimetabolit
nipent tabloid.
4) Penghambat microtubule
5) Antracycline
6) Hormon
Efek samping: rambut rontok, nyeri dan ruam kulit. Obat generik:
24
raloxifen medroprogesteron.
kemoterapi yaitu:
1) Kelelahan
2) Anemia
penurunan.
3) Leukopenia
4) Trombositopeni
bawah kulit.
6) Diare
7) Alopecia
juga terkena.
sulit makan.
e. Jenis kemoterapi
1) Kemoterapi primer
2) Kemoterapi adjuvant
3) Kemoterapi neoadjuvant
kemoterapi yaitu:
1) Penyembuhan kanker
atau pradioterapi.
3. Nausea
a. Pengertian nausea
b. Penyebab nausea
3) Distensi lambung
4) Iritasi lambung
5) Gangguan pankreas
12) Kehamilan
Menurut PPNI (2016) tanda dan gejala nausea ada dua yaitu
Subyektif:
a) Mengeluh mual
Obyektif:
Tidak tersedia
Subyektif:
c) Sering menelan
Obyektif:
a) Saliva meningkat
b) Pucat
c) Diaphoresis
d) Takikardia
e) Pupil dilatasi
30
1) Meningistis
2) Labirinitis
3) Uremia
4) Ketoasidosis diabetik
5) Ulkus peptikum
6) Penyakit esofagus
7) Tumor intraabdomen
8) Penyakit meniere
9) Nueroma akustik
11) Kanker
12) Glaukoma
e. Patofisiologi nausea
f. Dampak nausea
dan mual juga dapat berpengaruh pada cairan dan elektrolit tubuh
pada area postrema di dasar ventrikel empat otak, aferen nervus vagus
h. Penanganan mual
(McDonagh, 2010).
a. Pengkajian
1) Karakteristik klien
kemoterapi
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
e) Riwayat haid
f) Riwayat obstetric
h) Data Spritual
b) Pola nutrisi
c) Personal hygiene
d) Pola eliminasi
diare
4) Riwayat psikologis
5) Riwayat Sosiologis
6) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
c) Payudara
d) Abdomen
abdomen bawah
e) Genetalia
f) Ekstremitas
b. Diagnosa keperawatan
tubuh
anemia
penyakit
38
(trombositopenia)
c. Perencanaan
perawat perlu membuat rencana tindakan dan tolak ukur yang akan
1) Tujuan
Menurut PPNI (2018) tujuan dan kriteria hasil pada pasien dengan
Kriteria hasil:
g) Diaphoresis menurun
i) Pucat membaik
j) Takikardi membaik
2) Intervensi
Manajemen mual
Observasi
tidur)
prosedur)
keparahan)
Terapiutik
menyenangkan)
berwarna
akupresur)
Edukasi
merangsang mual
Kolaborasi
d. Pelaksanaan
ini muncul jika yang dibuat diaplikasikan pada pasien. Tindakan yang
e. Evaluasi
tindakan.
ditetapkan.
f. Dokumentasi
B. Kerangka Teori
Penyebab dari nausea meliputi:
1) Gangguan biokimiawi (misalnya: uremia, ketoasidosis
diabetik)
2) Gangguan pada esofagus
3) Distensi lambung
4) Iritasi lambung
5) Gangguan pancreas
6) Peregangan kapsul limpa
7) Tumor terlokalisasi (misalnya: neuroma akustik, tumor otak
primer atau sekunder, metastasis tulang di dasar tengkorak)
8) Peningkatan tekanan intraabdominal
9) Peningkatan tekanan intrakrnial
10) Peningkatan tekanan intraorbital misalnya: glaukoma)
11) Mabuk perjalanan
12) Kehamilan
13) Aroma tidak sedap
14) Rasa makanan / minuman yang tidak enak
15) Stimulus penglihatan tidak menyenangkan
16) Faktor psikologis (misalnya: kecemasan, ketakutan, stres)
17) Efek agen farmakologis
18) Efek toksin
19)
Kanker
ovarium Proses
stadium IC keperawatan:
post TAH 1. Pengkajian
BSO Nausea 2. Diangnosa
omentektomi keperawatan
post 3. Perencanaan
kemoterapi 4. Pelaksanaa
ke II 5. Evaluasi
A. Rancangan Penelitian
atas nama Ganiss tahun 2015, nausea pada pasien dengan kanker ovarium
B. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah satu data asuhan keperawatan yang
dilampirkan di dalam KTI (Karya Tulis Ilmiah) mahasiswa atas nama Ganiss
Program Studi DIII Keperawatan pada bulan Februari sampai dengan bulan
Juni 2020 yakni dimulai dari penyusunan proposal sampai dengan penyusunan
44
45
D. Definisi Operasional
E. Instrumen Penelitian
Pada penelitian studi kasus ini, instrument penelitian adalah peneliti itu sendiri
Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara studi
informasi yang diperoleh dari orang yang langsung mengalami peristiwa. Data
G. Analisa Data
atau artikel penelitian yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi
H. Etika Penelitian
sebagai identitas.
2. Confidentially (kerahasiaan)
Membandingkan
dengan teori dan
hasil
Kesimpulan
gambaran nausea
pada pasien
kanker ovarium
A. Hasil
Gambaran Kasus
Pengkajian diakukan pada hari Selasa, 9 Juni 2015, jam 07.30 WIB
(Waktu Indonesia Barat). Alasan Ny. S masuk rumah sakit adalah tepatnya
pada bulan November 2014 pasien merasa perutnya membesar dan teraba
anatomi dan di dapat hasil keterangan klinis ca ovarium stadium 1C dan tumor
laksanakan pada bulan April 2015 dan sekarang akan menjalankan kemoterapi
yang ke III dan di berikan Bleomicin 45 mg, Etoposit 100 mg, Platosin 70 mg
selama tiga hari per tiga mimggu. Diagnosa medic: kanker ovarium sadium IC
mellitus dan bu lek pasien juga menderita penyakit yang serupa dengan
pasien.
mengatakan tidak mengeluh apa – apa dan akan menjalankan kemoterapi yang
tiga hari, perhari Ny. S mendapat Bleomicin 15 mg, Etoposid 100 mg,
48
49
pun saat merasa mual saja. Ny. S mengatakan setelah kemoterapi biasanya
pasien merasa mual dan ingin muntah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
data vital sign: suhu 37oC, nadi 80 x/ menit, tekanan darah 110/70 mmHg
kg, tinggi badan 150 cm, index massa tubuh 20,4 (normal), rambut pendek
dan rontok, ekstermitas atas terpasang infus natrium klorida atau NaCl 9% 20
tetesan per menit di tangan sebelah kanan sejak tanggal 8 Juni 2015, ivline
makanannya saat terasa mual. Data obyektif pasien tampak sering menelan
Perencanaan keperawatan yang dibuat pada hari Selasa, 9 Juni 2015 jam
3x24 jam diharapkan mual pasien teratasi dengan kriteria hasil: pasien
cairan, monitor vital sign, anjurkan pasien untuk makan berlebih saat mual
berkurang, kolaborasi ahli gizi untuk pemberian diet TKTP (Tinggi Kalori
menyarankan pada pasien agar makan berlebih saat mual berkurang dan
tablet 4 mg.
Evaluasi akhir Kamis, 11 Juni 2015 jam 14.00 WIB, didapatkan data
porsi. Obyek: pasien tampak rileks, tampak tempat makan pasien tidak ada
sisa makanan, TD: 120/80 mmHg, N: 80x/menit, S: 36oC dan RR: 20x/
asupan makanan dan cairan, pada saat mual berkurang anjurkan makan
B. Pembahasan
sudah sesuai dengan teori ANA (American Nurses Association) 1991 dalam
kemungkinan juga masih kurang. Hal tersebut sesuai dengan Sugiyati (2015)
adalah ruang dinas, setelah dikontrol oleh umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, dan tipe kelas ruangan. Menurut penelitian Ismanto (2015) ada
keperawatan.
oleh ahli onkologi Liave dan Rosa, 2011 dalam Damanik (2015) menyatakan
52
Kanker adalah penyakit keluarga, dimana setiap orang terkena kanker akan
menuliskan tanda tangan, nama dan waktu pelaksana juga ada yang masih
belum lengkap. Hal tersebut bermakna penting dan dalam teori Ghofur dan
merupakan dokumentasi resmi dan bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah
sebagai pemberi jasa dan pasien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi
kesehatan (perawat), diberi tanggal, dan perlu dihindari adanya penulisan yang
1. Pengkajian
pengkajian. Hal ini sudah sesuai dengan teori Debora (2017) yang
semua keluhan yang terjadi pada tubuh dan pemeriksaan ini akan menjadi
Jenis data yang di dapatkan dari hasil pengkajian tersebut adalah data
subjective dan objective. Hal ini sesuai dengan teori Debora (2017) yang
menyatakan ada dua jenis data yang bisa didapatkan oleh perawat yaitu
data subjective dan objective. Data subjective adalah data yang didapatkan
dari pasien, meliputi perasaan pasien dan semua hal yang dikeluhkan
pasien dan data ini bisa di dapatkan dari wawancara pasien. Data objective
adalah data yang bisa di ukur dan di observasi seobjective mungkin, bisa
dan sebagainya.
54
pasien, tenaga kesehatan lain. Hal ini sesuai dengan teori Debora (2017)
yang menyatakan sumber data bisa berasal dari pasien, anggota tim
melibatkan keluarga atau orang lain yang tinggal di rumah (Debora, 2017).
Metode pengumpulan data kasus ini sudah lengkap. Hal ini sesuai
pasien merasa mual dan ingin muntah. Hal tersebut terjadi karena adanya
nausea. Karena masih ada beberapa tanda dan gejala yang masih belum
rasa asam dimulut. Tetapi sebagian tanda dan gejala nausea sudah sesuai
dengan teori PPNI (2016) yang menyatakan tanda dan gejala mayor
55
dan obyektif: tidak tersedia. Tanda dan gejala minor subyektif: merasa
asam di mulut, sensasi panas/ dingin, sering menelan dan obyektif: saliva
2. Diagnosa keperawatan
diagnosa keperawatan. Hal ini sesuai dengan teori Debora (2017) yang
dengan data subyektif pasien mengatakan mual dan ingin muntah, pasien
obyektif pasien tampak sering menelan ludah dan pasien tampak ingin
Dermawan (2012) terdapat komponen problem (P), etiologi (E) dan sign
Masalah (P) dalam data adalah nausea. Hal itu sesuai dengan teori
tidak terjadi. Didukung oleh teori PPNI (2016) yang menyatakan bahwa
atau lambung yang dapat mengakibatkan muntah. Hal ini juga sesuai
adalah suatu fenomena subyektif tentang rasa tidak nyaman pada bagian
mengakibatkan muntah.
mual dalam studi kasus ini adalah efek kemoterapi ke III seri I dan obat
Bleomicin 15mg/ IV/ drip. Hal itu sesuai dengan Darmawan (2012) yang
penyebab nausea salah satunya efek agen farmakologis. Hal ini juga
Di dapatkan data sign and symptom/ tanda dan gejala (S) dengan data
pusat muntah di otak dan akan mengalami mual dan ingin muntah. Data
57
obyektif pasien tampak sering menelan ludah dan pasien tampak ingin
muntah. Data subyektif itu merupakan data yang di dapat dari keluhan atau
yang diucapkan pasien. Data obyektif merupakan data yang di dapat dari
muntah, dan peningkatan menelan. Hal tersebut juga sesuai dengan teori
PPNI (2016) yang menyatakan tanda gejala mayor tanda dan gejala mayor
aktual karena pasien sudah terjadi nausea yang disebabkan oleh efek obat
kemoterapi. Hal ini sesuai dengan teori NANDA (2018 – 2020) diagnosa
individu.
pusat muntah di otak dan akan mengalami mual. Hal ini di dukung oleh
58
trigger zone (CTZ) pada area postrema di dasar ventrikel empat otak,
gastrointestinal.
dan pasien tampak ingin muntah tersebut tidak ada dalam hasil pengkajian
dan itu menunjukan data tidak akurat. Di dukung oleh Silvani (2019) yang
pasien mendapat obat kemoterapi bleomicin 15mg/ IV/ drip karena itu
juga yang menyebabkan mual. Hal ini di dukung oleh Junaidi (2007)
DNA sel dan berefek samping salah satunya mual. Hal ini juga dukung
3. Perencanaan
sesuai dengan kriteria hasil. Pada kriteria hasil di dapatkan data pasien
tersebut juga sesuai dengan teori Debora (2017) yang menyatakan kriteria
hasil dibuat untuk menjadi tolok ukur tindakan harus berdasarkan hal – hal
serba bisa diukur, realistis dan bisa dicapai (ada batas waktunya), bisa
perawat.
berarti ganda dan tidak dapat diukur. Hal itu bertentangan dengan teori
anjurkan pasien untuk makan berlebih saat mual berkurang, kolaborasi ahli
kemoterapi, observasi asupan makanan dan cairan, monitor vital sign. Hal
E: anjurkan pasien untuk makan berlebih saat mual berkurang dan yang
makanan dalam jumlah kecil dan menarik, berikan makanan dingin, cairan
(pericardium) dan St36 (di bawah pattela dan satu jari lateral dari krista
trigger zone (CTZ) dan pusat muntah. Hal ini bertentangan dengan
upaya pemulihannya.
keperawatan, tujuan dan kriteria hasil dan rencana tindakan, serta nama
perintah dan di temukan tidak ada rasional tindakan dan tanda tangan.
dengan format yang ada yang terdiri dari diagnose keperawatan, tujuan
dan kriteria hasil, intervensi keperawatan dan rasional serta paraf di ikuti
dan pasien minum air putih sebanyak 8 gelas / 2 liter per hari. Intervensi:
rasional ada peningkatan jumlah makanan yang dimakan saat tidak mual.
Ondansetron 8mg/ IV/ drip atau pasien minum obat ondansetron 4mg.
4. Pelaksanaan
mengukur vital sign yang terdiri dari TD, N, S dan RR. Hal ini dilakukan
tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Hal ini di dukung oleh
mual yang terjadi dan karena dapat berkaitan dengan intervensi yang akan
dilakukan selanjutnya.
ini dilakukan karena pasien saat mual akan mengalami penurunan nafsu
saat mual berkurang. Hal ini dilakukan karena saat mual lambung akan
karena obat antiemetik dapat menurunkan rasa mual. Hal ini di dukung
pasien terhadap tindakan yang dilakukan dan tidak ada tangan perawat.
respon pasien (data subyektif maupu data obyektif) terhadap tindakan yang
dibuat secara ringkas, jelas dan obyektif serta memenuhi kriteria bahwa
5. Evaluasi keperawatan
SOAP, tetapi seharusnya tanda tangan pelaksana juga harus diisi karena
sesuai dengan teori Alimul & Hidayat (2012) yang menyatakan format
yang digunakan dalam tahap evaluasi, yaitu format SOAP dan menurut
teori Alimul & Hidayat (2012) yang menyatakan data subjective, yaitu
kalimat “pasien tampak” dan hasil pengukuran vital sign. Hal tersebut
sesuai dengan teori Alimul & Hidayat (2012) yang menyatakan objective,
akhir tindakan masalah mual belum teratasi. Pada bagian analisis ini yaitu
Hal tersebut sesuai dengan Alimul & Hidayat (2012) yang menyatakan
subjective dan objective dengan tujuan dan kriteria hasil. Kemudian ditarik
tidak tercapai / tidak teratasi. Jadi seharusnya dari Selasa, 9 Juni 2015 jam
14,00 WIB sampai Kamis, 11 Juni 2015 jam 14.00 assessment masalah
yang pasien mengatakan penyebab mual. Sesuai dengan Alimul & Hidayat
terdapat masalah.
kondisi pasien. Hal tersebut sesuai dengan teori Alimul& Hidayat (2012)
Keterbatasan dalam studi kasus ini yaitu sulit untuk mencari jurnal maupun
A. Kesimpulan
Dari hasil karya tulis ilmiah studi dokumentasi nausea pasa pasien dengan
pengkaji.
obat kemoterapi), untuk data obyektif pasien tampak sering menelan ludah
dan pasien tampak ingin muntah tersebut tidak ada dalam hasil pengkajian
69
70
kolaborasi ahli gizi untuk pemberian diet TKTP karena kemungkinan dari
pelaksana dan waktu, tetapi di temukan tidak ada evaluasi proses dan tanda
tangan pelaksana.
assesment dari Selasa, 9 Juni 2015 jam 14,00 WIB sampai Kamis, 11 Juni
nama terang dan identitas waktu sudah lengkap tetapi tidak ada tanda
tangan pelaksana.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang bisa penulis berikan untuk
nausea.
71
2. Penulis
semaksimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A., & Hidayat. (2012). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. (1st ed.). Jakarta: Salemba Medika
American Cancer Society. (2014). Lung Cancer Prevention and Early Detection.
American Cancer Society. Di akses 7 Februari 2020 dari
http://cancer.org/content/dam/
Debora, O. (2017). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik (2nd ed). Jakarta:
Salemba Medika.
Devi, S. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kanker Ovarium Post
Kemoterapi Di Ruangan Ginekologi Onkologi RSUP Dr. M. Djamil
Padang. Padang: Poltekkes Kemenkes RI. Di akses pada 25 Juni 2020
dari
https://pustaka.poltekkespdg.ac.id/index.php?p=show_detail&id=5228
&keywords=
xvii
Ganis, Arlisna. (2015). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. S Dengan Kanker
Ovarium Stadium IC Di Ruang Bougenville I IRNA I RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta. Yogyakarta: Akper YKY
Khabibi, R, A., dan Febrianto, A. (2015). Studi Fenomenologi Konsep Diri pada
Wanita dengan Histerektomi di Kabupaten Lamongan. Pekajan
Pekalongan: Fakultas Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah. Di akses 15 Juni 2020 dari http://www.e-
skripsi.stikesmuhpkj-ac.id/e-skripsi/index
Mardella, E. A., Ester, M., Riskiyah, S. Y., & Mulyaningrum, M. (2013). Buku
Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
xviii
http://repository.poltekeskupang.ac.id/242/1/KATHARINA%20MARI
ANI.pdf
Price, S.A, & Wilson, L.M. (2013). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit.Edisi VI. Jakarta: EGC
xix
Rachmawati, N., & Kusumaningtyas, D. (2014). Buku Ajar Anatomi Fisiologi.
Yogyakarta: Akper YKY.
Surarso, B., dan Shinta, N. (2016) Terapi Mual Muntah Pasca Kemoterapi.
Surabaya: Universitas Airlangga. Jurnal THT – KL, 9(2), 74 – 83. Di
xx
akses 20 Juni 2020 dari http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
thtklac6b53d6eefull.pdf
Syah, E.(2014). Tanda dan gejaa kanker ovarium: Apakah anda beresiko?.
Medkes. Di akses 10 Februari 2020 dari
https://www.medkes.com/2014/08/tanda-dan-gejala-kanker-ovarium-
apakah-anda-berisiko.html
Wood J, Chapman K, Eilers J. (2011). Tools for assessing nausea, vomiting and
retching: a literature review. Cancer Nursing. 34(1): E14-E24. Di
akses 20 Juni 2020 dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21188798/
xxi
LAMPIRAN
Lampiran 1
RENCANA JADWAL KEGIATAN STUDI KASUS
A. Pengkajian
Oleh :-
1. Identitas
a. Pasien
Nama : Ny. “ S”
Umur : 33 tahun
Pendidikan : SMP
b. Penanggung Jawab
Nama : Tn “S”
Umur : 33 tahun
Pekerjaan : Buruh
Alamat :Krajan,Purworejo
2. Riwayat Kesehatan
2) Keluhan Utama
tiga hari.
3) Diagnosa Medik
Post Kemoterapi ke II
b. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki : Bercerai
: Perempuan : Garis Keturunan
: Meninggal : Garis
Pernikahan
: Klien : Tinggal
Serumah
Ayah pasien menderita diabetes mellitus, dan bu lek pasien juga menderita
Semarang.
2) Alergi
3) Imunisasi
4) Kebiasaan
5) Obat- obatan
Keadaan umum
a. Kesadaran
b. Vital sign
Suhu : 37° C
Nadi : 80 x/ menit
BB: 46 KG TB:150 CM
e. Mata
f. Hidung
Tidak ada sekret, tidak ada peradangan, bentuk hidung simetris, tidak
Tidak ada stomatitis, gigi rapi terdapat gigi yang berlubang, membrane
mukosa bibir lembab. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak nyeri
saat menelan.
h. Pernafasan
Pernafasan vesikuler , respirasi rate 20 x/ menit, tidak sesak napas dan
i. Sirkulasi
Capilary refill < 3 detik. Nadi radialis teraba 88 x/ mnt. Warna kulit tidak
j. Dada
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Perkusi
4) Auskultasi
k. Abdomen
1) Inspeksi
kering.
2) Auskultasi
3) Perkusi
m. Neurosis
GCS : E : 4, V : 5, M : 6
n. Muskuluskeletal Ekstrimitas
1) Atas
2) Bawah
o. Kulit
Kehamilan : G1 P1 A0
Payudara: bentuk simetris, tidak ada luka pada payudara, putting susu
menonjol keluar, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan atau massa.
Karakteristik menstruasi: haid rutin setiap bulan satu kali. Darah haid
mengigil.
b. Persepsi diri
c. Harga diri
Harga diri pasien tinggi, pasien tidak merasa malu atau minder dengan
d. Hubungan/ komunikasi
1) Bicara
Indonesia.
2) Tempat tinggal
3) Kehidupan keluarga
e. Kebiasaan seksual
seksual.
f. Pertahanan koping
1) Pengambilan keputusan
h. Nutrisi
i. Eliminasi
Pasien mengatakan selama sakit pasien belum BAB. Pasien BAK 4-5
kali sehari
FAAL GINJAL
BUN 18 mg/dl 7-20
Cretinin 1,18 mg/dl 0,60-1,30
ELEKTROLIT
Natrium 139 mmol/L 136-145
Kalium 4,00mmol/L 3,50-5,10
Clorida 102mmol/L 98-107
DIABETES
Glukosa sewaktu 84 mg/dl 74-140
HEMOSTASIS
PPT 14,2 detik 12,3-15,3
INR 1,04 0,90-1,10
Control PPT 14,1 -
APTT 29,0 detik 27,9-37,0
Control APTT 31.3 -
DARAH LENGKAP
4,16 10ˆ6/UL 4,20-5,20
Eritrosit
Hemoglobin 12,3 g/dl 12,0-16,0
Hematokrit 36,1 % 36,0-48,0
MCH 29,6 pg 27,0-32,0
MCV 86,8 fL 80,0-99,0
MCHC 34,1 g/dl 32,0-36,0
RDW-SD 40,6 fL 35,0-45,0
RDW-CV 12,9 % 11,5-14,5
Lekosit 6,91 10ˆ3/UL 4,50-11,0
Netrofil# 3,34 # 2,20-4,80
Limfosit# 2,45 # 1,30-2,90
Monosit# 0,68 # 0,30-0,80
Eosinofil# 0,41 # 0,00-0,20
Basofil# 0.03 # 0,00-0,10
IG (immature granulocyte)# 0,02# 0,00-1,00
Netrofil% 48,4% 50,0-70,0
Limfosit% 35,5% 22,0-40,0
Monosit% 9,8% 2,0-8,0
Eosinofil% 5,9% 2,0-4,0
Basofil% 0,4% 0,0-1,0
IG(immature granulocyte)% 0,30% -
Trombosit 313 x10ˆ3/UL 150-450
PDW 10,8FL 0,0-99,9
MPV 9,8FL 7,2-10,4
P-LCR 23,3% 15,0-25,0
PCT 0,3% 0,0-1,0
METASTASIS DI OMENTUM.
FIGO STAGE 1C
INTACT)
8. Terapi obat yang di berikan
dengan:
DS:
DO :
bau.
ditandai dengan:
DS :
terasa mual.
DO :
- Pasien tampak sering menelan ludah
ditandai dengan:
DS :
- Pasien mengatakan nyeri di tempat tusukan infuse
DO :
dengan : DS :
DO :
Ganis
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny. “S” Ruang : Bougenville 1
No CM : 01715769
HR/TG DIAGNOSA
L/JAM KEPERAWATA JAM PELAKSANAAN CATATAN PERKEMBANGAN
N
Selasa Deficit self care 15.00 - Memotivasi untuk Selasa 9 juni 2015 / 21. 00 WIB
berhubungan debgan pasie
penurunan motifasi n
9 juni WIB mandi sendiri denga S : pasien mengatakan minta di lap saja besok
n pagi,
2015- Bantuan karena tidak bisa mandi dengan air dingin
14. 30
WIB Ganis O : - Pasien tampak berkeringat dan bau
A : Masalah deficit self care belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Sediakan bantuan sampai pasien mampu
secara
utuh untuk melakukan self care
- Motifasi pasien untuk melakukan Aktivita
dengan bantuan s
Ganis
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasie : n : Ny. “S Ruang : Bougenville 1
No CM : 01715769
HR/TG DIAGNOSA
JAM PELAKSANAAN CATATAN PERKEMBANGAN
L/JAM KEPERAWATAN
Selasa Deficit self care 20. 00 -Memotifasi pasien agar mau rabu, 10 juni 2015 / 07. 00 WIB
9 juni berhubungan dengan WIB mandi sendiri dengan bantuan S :
2015- penurunan motifasi - Pasien mengatakan mau mandi Sendiri
21. 30 dengan air hangat
WIB Ganis - Pasien mengatakan mampu mandi sendiri
06.00 O:
WIB -Memotifasi pasien agar mau - Pasien sudah mandi,
mandi sendiri dengan bantuan - Pasien tampak bersih dan wangi
Ganis
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny “S” Ruang : Bougenvil 1
No. CM 01715769
HR/T PERENCANAAN
DIAGNOSA PELAKSANAA
GL/J RENCANA EVALUASI
KEPERAWATAN TUJUAN N
AM TINDAKAN
Selasa nausea berhubungan Setelah dilakukan Nausea Selasa,9 juni 2015
Selasa 9 juni 2015/ jam 14.00
9 juni dengan tindakan management: 08.00 WIB WIB
2015 farmaseutikal/ keperawatan selama - Tanyakan kepada - mengukur vitalS: - pasien mengatakan makan
– pengobatan 3 x 24 jam pasien penyebab sign habis satu porsi, makanan dari
09.00 (kemoterapi) diharapkan mual mual - Menanyakan RS
WIB ditandai dengan: pasien teratasi - Obserfasi kepada pasien - Pasien mengatakan belum
DS : dengan kriteria hasil efeksamping penyebab mual terasa mual
- Pasien : kemoterapi - pasien mengatakan mual
- Observasi asupan Ganis karena kemoterapi
mengatakan - pasien mengatakan
makanan dan
mual dan ingin penyebab mual O:
cairan
muntah - pasien mengatakan - Monitor vital sign 09.00 WIB - TD: 120/80 mmHg
- Pasien tidak mual - Anjurkan pasien - Mengobservasi -N: 80x/menit
mengatakan - pasien mampu intake makanan -RR: 18x/menit
untuk makan
tidak mengambil keputusan berlebih saat mual -S: 36,3°c
menghabiskan untuk mengatasi Ganis - tampak tempat makan dari
makananya saat berkurang
mual RS kosong tidak ada sisa
terasa mual - kolaborasikan ahli
13.00 WIB makanan.
DO : gizi untuk
A : masalah mual belum
- Pasien tampak pemberian diit - memantauefek
samping teratasi
sering menelan TKTP
kemoterapi P : lanjutkan intervensi
ludah - kolaborasi - Observasi efek samping
Pasien tampak Ganis pemberian kemoterapi
ingin muntah antiematik - Monitor vital sign
Ganis - Pada saat mual berkurang
anjurkan makan berlebih
- kolaborasi pemberian
Ganis antiematik
Ganis
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien :\Ny. “S” Ruang : Bougenville 1
No CM : 01715769
HR/TG DIAGNOSA
L/JAM KEPERAWATAN JAM PELAKSANAAN CATATAN PERKEMBANGAN
selasa 9 Mual berhubungan 15.00 - mengobservasi Selasa 9 juni 2015 / 21. 00 WIB
juni 2015 dengan farmaseutikal ( WIB efek samping S : - pasien mengatakan mual
14. 30 ramuan obat Kemoterapi - pasien mengatakan makan siang habis satu porsi
WIB kemoterapi) - mengobservasi O:
asupan makanan - TD : 120/80 mmHg
dan cairan - N : 80x/menit
- RR: 20 x/ memit
Ganis - S: 36°C
15.15 - Pasien tampak mual
WIB - mengukur vital - Ondansentron 8mg sudah di berikan kepada
Sign pasien per drip
Ganis
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien :\Ny. “S” Ruang : Bougenville 1
No CM : 01715769
HR/TG DIAGNOSA
L/JAM KEPERAWATAN JAM PELAKSANAAN CATATAN PERKEMBANGAN
Selasa Mual berhubungan 22. 00 - mengobservasi efek Rabu 10 juni 2015/ jam 08.00 WIB
9 juni dengan farmaseutikal WIB samping kemoterapi S: -pasien mengatakan masih terasa mual
2015- (ramuan obat -pasien mengatakan kurang berselera makan
21. 30 kemoterapi) O :- Pasien tampak benyak menelan ludah
WIB 05. 00 Ganis - Pasien makan hanya habis setengah porsi
WIB - Pasien sudah meminum obat ondansentron
tablet 4mg
- mengukur vital sign - TD:120/70mmHg
- N: 80x/menit
- RR:20x/menit
08.00 Ganis - S:37°c
WIB A : masalah mual belum teratasi
- Memberikan
ondansentron tablet P : lanjutkan intervensi
4 mg - Observasi efek samping kemoterapi
- Mengobservasi - Monitor vital sign
asupan makanan dan - Memantau asupan makanan dan cairan
cairan - Anjurkan untuk makan sedikit-sedikit tapi sering
- Pada saat mual berkurang anjurkan makan berlebih
Ganis - kolaborasi pemberian antiematik
Ganis
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien :\Ny. “S” Ruang : Bougenville 1
No CM : 01715769
Ganis Ganis
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : \Ny. “S” Ruang : Bougenville 1
No CM : 01715769
HR/TG DIAGNOSA
JAM PELAKSANAAN CATATAN PERKEMBANGAN
L/JAM KEPERAWATAN
Rabu Mual berhubungan 15. 00 - memberikan terapi Rabu 10 juni 2015/ jam 20.45 WIB
10 juni dengan farmaaseutikal WIB ondansentron 8 mg S: - Pasien mengtakan mual berkurang
2015- (ramuan obat per drip O:
14. 00 kemoterapi) - pasien tampak rileks
WIB - TD:120/70mmHg
Ganis - N:88x/menit
- S:36°c
17.00 - mengobservasi - RR:18x/menit
WIB Eveksamping
Kemoterapi A : masalah mual belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Ganis - Observasi efek samping kemoterapi
- Monitor vital sign
20.00 - mengukur vital sign - Monitor asupan makanan dan cairan
WIB - Pada saat mual berkurang anjurkan makan berlebih
- kolaborasi pemberian antiematik
Ganis
Ganis
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny. “S” Ruang : Bougenville 1
No CM : 01715769
HR/TG DIAGNOSA
JAM PELAKSANAAN CATATAN PERKEMBANGAN
L/JAM KEPERAWATAN
Rabu 10 Mual berhubungan 21. 00 - mengobservasi efek Kamis 11 juni 2015/ jam 08. 00 WIB
juni dengan farmaseutikal WIB samping kemoterapi S: -pasien mengatakan mual berkurang
2015- (ramuan obat
21. 00 kemoterapi) O :- pasien tampak rileks
WIB Ganis - TD:110/70mmHg
- N:88x/menit
07.00 - mengukur vital sign - S:37°c
WIB - RR: 18x/menit
P : lanjutkan intervensi
- Observasi efek samping kemoterapi
- Monitor vital sign
- Pada saat mual berkurang anjurkan makan
Berlebih
- kolaborasi pemberian antiematik
Ganis
CATATAN PERKEMBANGAN
HR/TG DIAGNOSA
JAM PELAKSANAAN CATATAN PERKEMBANGAN
L/JAM KEPERAWATAN
Kamis Mual berhubungan 08. 00 - memonitor asupan Kamis 11 juni2015/ jam 14. 00 WIB
11 juni dengan farmaseutikal WIB makanan pasien S: -pasien mengatakan mual berkurang
2015- (ramuan obat - pasien mengatakan makan habis satu porsi
08. 00 Kemoterapi
WIB Ganis O:
- menyarankan pada - pasien tampak rileks
12.30 pasien agar makan - tampak tempat makan pasien tidak ada sisa
WIB berlebih saat mual Makanan
berkurang - TD: 120/80 mmHg
- N:80x/menit
- S:36°c
Ganis - RR:20x/menit
Ganis
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny. “S” Ruang : Bougenville 1
No CM : 01715769
HR/TG DIAGNOSA
JAM PELAKSANAAN CATATAN PERKEMBANGAN
L/JAM KEPERAWATAN
Selasa 9 Resiko trauma vaskuler 14. 00 - Memonitor Selasa 9 juni 2015/ jam 21.00 WIB
juni dengan factor resiko WIB kepatenan dan S: - pasien mengatakan nyeri di tusukan infus
2015/ sifat larutan ( tetesan infus
14.00 kemoterapi) O : - tusukan infuse tampak kemerahan
wib 14. 15 Ganis - Pasien menahan nyeri saat tusukan infuse di
WIB - Menganjurkan Tekan
Pasien - Tampak tetesan infuse lambat tetapi masih
mempertahankan Menetes
posisi tangan
15. 30 Supinasi A : masalah resiko trauma vaskuler belum teratasi
WIB P : lanjutkan intervensi
Ganis - Observasi tanda gejal flebitis dan extravasasi
- Memberikan terapi - Monitor kepatenan dan tetesan infuse
post kemoterapi - Anjurkan pasien mempertahankan posisi tangan
ondansentron 8 mg Supinasi
iv/drip - Berikan pre medikasi sebelum kemoterapi
20.30 - Kelola kemoterapi sesuai protocol
WIB Ganis
- Mengobservasi
tanda flebitis dan
extravasasi Ganis
Ganis
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny. “S” Ruang : Bougenville 1
No CM : 01715769
HR/TG DIAGNOSA
JAM PELAKSANAAN CATATAN PERKEMBANGAN
L/JAM KEPERAWATAN
Selasa , 9 Resiko trauma vaskuler 21. 00 - Mengobserfasi Rabu, 9 juni 2015/ jam 08.30 WIB
juni dengan factor resiko WIB tanda flebitis dan S:
2015/ sifat larutan ( Extravasasi - Pasien mengatakan nyaman dan tidak nyeri
21. 00 kemoterapi) ditusukan infus
wib Ganis
24.00 O : - tidak ada tanda gejala phlebitis dan extravasasi
WIB - Memonitor - Tetesan infuse lancar tidak ada sumbatan 20
kepatenan dan Tpm
tetesan infus
A : masalah resiko trauma vaskuler teratasi sebagian
Ganis
P : lanjutkan intervensi
03. 30 - Memonitor tetesan - Observasi tanda gejal flebitis dan extravasasi
WIB Infuse - Monitor kepatenan dan tetesan infuse
- Anjurkan pasien mempertahankan posisi tangan
Ganis Supinasi
- Berikan pre medikasi sebelum kemoterapi
- Kelola kemoterapi sesuai protocol
Ganis
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny. “S” Ruang : Bougenville 1 No
CM : 01715769
Ganis Ganis
CATATAN PERKEMBANGAN
HR/TG DIAGNOSA
JAM PELAKSANAAN CATATAN PERKEMBANGAN
L/JAM KEPERAWATAN
Rabu 10 Resiko trauma vaskuler 16. 00 - Mengobservasi Rabu, 10 juni 2015/ jam 20.00 WIB
juni dengan factor resiko WIB tanda flebitis S:- pasien mengatakan nyaman di tususkan infus tidak
2015/ sifat larutan ( dan extravasasi nyeri saat di tekan
14. 00 kemoterapi)
wib Ganis O : - tidak tampak kemerahan di tusukan infuse
- Tidak ada tanda flebitis
18.00 - Memonitor - Tetesan infuse lancer 20 tpm
WIB tetesan infuse A : masalah resiko trauma vaskuler teratasi sebagian
Ganis
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny. “S” Ruang : Bougenville 1
No CM : 01715769
HR/TG DIAGNOSA
JAM PELAKSANAAN CATATAN PERKEMBANGAN
L/JAM KEPERAWATAN
Rabu 10 Resiko trauma vaskuler 21. 00 - Mengobservasi Kamis 11 juni 2015/ jam 08.00 WIB
juni dengan factor resiko WIB tanda flebitis S:- Pasien mengatakan tidak nyeri di tusukan infus
2015/ sifat larutan ( dan extravasasi
21. 00 kemoterapi) O : - tidak terjadi tanda flebitis dan extravasasi
wib Ganis - Cairan infuse menetes lancer 20 tpm
22.00
WIB - Memonitor tetesan A : masalah resiko trauma vaskuler teratasi sebagian
infuse dan
kepatenan tusukan P : lanjutkan intervensi
infuse - Observasi tanda gejal flebitis dan extravasasi
- Monitor kepatenan dan tetesan infuse
06.00 Ganis - Anjurkan pasien mempertahankan posisi tangan
WIB Supinasi
- Memonitor - Berikan pre medikasi sebelum kemoterapi
tetesan infus - Kelola kemoterapi sesuai protocol
Ganis
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny. “S” Ruang : Bougenville 1
No CM : 01715769
HR/TG DIAGNOSA
JAM PELAKSANAAN CATATAN PERKEMBANGAN
L/JAM KEPERAWATAN
Kamis Resiko trauma vaskuler 08. 00 - Memberikan injeksi kamis/ jam 07.00 WIB
11 juni dengan factor resiko WIB pre medikasi S:- Pasien mengatakan nyaman dan tidak sakit saat di
2015/ sifat larutan ( Kemoterapi Tekan
08. 00 kemoterapi) Dexametason 10 mg,
wib ondansentron 8 mg, O :- tidak terdapat tanda flebitis dan extravasasi
dhypenhydramin 20 - Tetesan infuse lancar tidak ada sumbatan 20 tpm
Mg - Pasien sudah mendapatkan kemoterapi bleomicin
15 mg iv/drip
Ganis
A : masalah resiko trauma vaskuler teratasi
09. 15 - Memonitor tanda
WIB flebitis dan P : Hentikan intervensi
Extravasasi Discharge planning
- kontrol kembali pada tanggal 17 juni 2015
Ganis
Ganis
14.00 - memberikan post
WIB Kemoterapi
ondansentron 8 mg iv/
drip
Ganis
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny “S” Ruang : Bougenvil I
No. CM 01715769
HR/ PERENCANAAN
DIAGNOSA
TGL/ RENCANA PELAKSANAAN EVALUASI
JAM KEPERAWATAN TUJUAN
TINDAKAN
Selasa Resiko infeksi Setelah dilakukan Infection control Selasa 9 juni 2015/ Selasa 9 juni 2015
9 juni berhubungan prosedur tindakan keperawatan - Pertahankan teknik 08.50 WIB 13. 30 WIB
2015 / invasive ditandai selama 3x24 jam aseptik - Mencuci tangan S : -pasien mengatakan
07. 30 dengan : diharapkan resiko - Monitor tanda dan sebelum dan nyeri di tusukan infuse
WIB DS : infeksi dapat teratasi gejala infeksi sesudah kontak saan di tekan
- pasien mengtakan dengan kriteria hasil : - Ganti/ lepas dengan pasien
nyeri di tusukan - pasien bebas dari pamasangan infus O : - balutan tampak
infus tanda dan gejala - Cuci tangan setiap bersih
DO : infeksi sebelum dan Ganis - Tidak ada tanda
- Pasien terpasang - Pasien sesudah tindakan 09.00 WIB infeksi
infuse NaCl 0,9 mengukapkan tidak - Gunakan APD - Mengobservasi
% di tangan ada rasa nyeri dan yang benar tanda dan gejala A : - masalah resiko
kanan sejak panas. - Batasi pengunjung infeksi inveksi belum teratasi
tanggal 8 juni bila perlu.
2015 Ganis - Kolaborasi, P :lanjutkan intervensi
berikan terapi - Pertahankan teknik
antibiotic sesuai Ganis aseptik
instruksi dokter - Monitor tanda dan
gejala infeksi
- Ganti/ lepas
Ganis pamasangan infus
- Cuci tangan setiap
sebelum dan
sesudah tindakan
- Gunakan APD
yang benar
- Kolaborasi, berikan
terapi antibiotic
sesuai instruksi
Dokter
Ganis
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny. “S” Ruang : Bougenville 1
No CM : 01715769
HR/TG DIAGNOSA
JAM PELAKSANAAN CATATAN PERKEMBANGAN
L/JAM KEPERAWATAN
Selasa Resiko infeksi 16. 00 - mencuci tangan sebelum Selasa 9 juni 2015/ jam 20. 00 WIB
9 juni berhubungan prosedur WIB dan sesudah kontak S:
2015 – invasive dengan pasien - Pasien mengatakan agak nyeri pada luka
15. 00 tusukan infus
WIB Ganis O : - Balutan bersih
- Terdapat tanda infeksi yaitu kemerahan dan
16.15 - mengobservasi tanda dan nyeri
WIB gejala infeksi
A : Masalah resiko infeksi belum teratasi
Ganis P : Lanjutkan intervensi
- Pertahankan teknik aseptic
- Monitor tanda dan gejala infeksi
- Ganti/ lepas pamasangan infus
- Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
Tindakan
- Gunakan APD yang benar
- Kolaborasi, berikan terapi antibiotic sesuai
instruksi dokter
Ganis
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny. “S” Ruang : Bougenville 1
No CM : 01715769
HR/TG DIAGNOSA
JAM PELAKSANAAN CATATAN PERKEMBANGAN
L/JAM KEPERAWATAN
Selasa Resiko infeksi 22. 00 - Memonitor tanda dan Rabu 10 juni 2015/ jam 07. 00 WIB
9 juuni berhubungan prosedur WIB gejala infeksi S:- Pasien menyatakan nyaman setelah infuse di
2015 – Invasive Lepas
20. 30 Ganis
WIB
06. 00 - Melepas tusukan infuse O :- infuse sudah di lepas
WIB - tampak bekas tusukan infuse bengkak
Ganis
A : Masalah resiko infeksi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Pertahankan teknik aseptic
- Monitor tanda dan gejala infeksi
- Ganti/ lepas pamasangan infus
- Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
Tindakan
- Gunakan APD yang benar
- Kolaborasi, berikan terapi antibiotic sesuai
instruksi dokter
Ganis
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny. “S” Ruang : Bougenville 1
No CM : 01715769
HR/TG DIAGNOSA
JAM PELAKSANAAN CATATAN PERKEMBANGAN
L/JAM KEPERAWATAN
Rabu Resiko infeksi 08. 00 - mencuci tangan sebelum Rabu 10 juni 2015/ jam 14. 00 WIB
10 juni berhubungan prosedur WIB dan sesudah kontak S:- Pasien mengatakan nyaman di tusukan infuse
2015 – invasive dengan pasien yang baru dan tidak nyeri saat di tekan
15. 30
WIB Ganis O :-infus NaCl 0,9 % terpasang di tangan kiri
Ganis
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny. “S” Ruang : Bougenville 1
No CM : 01715769
HR/TG DIAGNOSA
JAM PELAKSANAAN CATATAN PERKEMBANGAN
L/JAM KEPERAWATAN
Rabu Resiko infeksi 16. 00 - mengobservasi tanda dan Rabu 10 juni 2015/ jam 19. 00 WIB
10 juni berhubungan prosedur WIB gejala infeksi S:- Pasien mengatakan nyaman dan tidak nyeri di
2015 – invasive tusukan infus
15. 30 Ganis O:
WIB - Tidak terdapat tanda dan gejala infeksi
P : Lanjutkan intervensi
- Pertahankan teknik aseptic
- Monitor tanda dan gejala infeksi
- Ganti/ lepas pamasangan infus
- Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
Tindakan
- Gunakan APD yang benar
- Kolaborasi, berikan terapi antibiotic sesuai
instruksi dokter
Ganis
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny. “S” Ruang : Bougenville 1
No CM : 01715769
HR/TG DIAGNOSA
JAM PELAKSANAAN CATATAN PERKEMBANGAN
L/JAM KEPERAWATAN
Rabu Resiko infeksi 06. 00 - mencuci tangan sebelum Kamis 11 juni 2015/ jam 08. 00 WIB
10juni berhubungan prosedur WIB dan sesudah kontak S:- Pasien mengatakan tidak sakit di tusukan infus
2015 – invasive dengan pasien O :-tidak tampak tanda dan gejala infeksi
20. 30 - Balutan tampak bersih
WIB Ganis A : Masalah resiko infeksi teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Pertahankan teknik aseptic
- Monitor tanda dan gejala infeksi
- Ganti/ lepas pamasangan infus
- Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
Tindakan
- Gunakan APD yang benar
- Kolaborasi, berikan terapi antibiotic sesuai
instruksi dokter
Ganis
CATATAN PERKEMBANGAN
HR/TG DIAGNOSA
JAM PELAKSANAAN CATATAN PERKEMBANGAN
L/JAM KEPERAWATAN
Kamis Resiko infeksi 09.00 - mencuci tangan sebelum Kamis 11 juni 2015/ jam 14. 00 WIB
11 juni berhubungan prosedur WIB dan sesudah kontak S:- pasien mengatakan nyaman tusukan infuse
2015 – invasive dengan pasien sudah di lepas
08. 30 O :- infuse sedah dilepas
WIB Ganis - Tempat tusukan bekas infus tidak
mengalami infeksi
09.15 - Memonitor tanda
WIB dan gejala infeksi A : Masalah resiko infeksi teratasi