Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN SEHAT JIWA DENGAN

KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA DEWASA


TENGAH (25-65 TAHUN)

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

oleh
Erwindyah Nur Widiyanti,
S.Kep

NIM 212311101039

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI
KEPERAWATAN
2021
LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN SEHAT MENTAL
DENGAN KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA
DEWASA TENGAH (25-65 TAHUN)

Disusun untuk memenuhi tugas Profesi Ners Stase Keperawatan


Kesehatan Jiwa Fakultas Keperawatan Universitas Jember

oleh
Erwindyah Nur Widiyanti,
S.Kep

NIM 202311101129

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN
2021
1. Latar Belakang
Masa dewasa tengah biasa disebut dengan masa paruh baya. Menurut
Santrock (2012), masa dewasa madya adalah masa yang dimulai ketika seorang
memasuki usia 40-45 tahun hingga 60-65 tahun. Menurut seorang ahli life span,
Gilbert Brim (1992) dalam Santrock (2012) menyatakan bahwa middle adulthood
atau dewasa madya adalah masa yang penuh perubahan dan konflik. Masa dewasa
madya disebutkan sebagai sebuah masa yang unik karena terjadinya loss and gain
balance pada masa tersebut. Losses and gains terjadi seimbang baik pada aspek
biologis maupun sosiokultural, seperti pendidikan, karier, dan relationship (Willis
& Schaie, 2005 dalam Santrock, 2012). Memasuki usia dewasa madya, ada
banyak perubahan yang dialami oleh seseorang. Menurut Santrock (2012), pada
usia dewasa madya, seseorang akan mengalami perubahan fisik dan perubahan
kognitif. Perubahan fisik yang kentara misalnya kulit yang tidak lagi sekencang
dulu dan rambut yang mulai memutih. Beberapa di antaranya mengalami
gangguan penglihatan jarak dekat dan mulai kesulitan mendengar suara yang low
pitched.
Perubahan pada aspek sosial juga muncul pada seseorang ketika memasuki
masa dewasa madya. Misalnya saja, perhatian dewasa madya mulai terbagi dua,
yaitu kepada anaknya yang semakin besar dan kepada orang tuanya yang semakin
tua. Usia dewasa madya biasanya sudah mulai menyesuaikan diri dengan melepas
anaknya yang berkuliah atau yang sudah menikah dan mulai membagi waktu
untuk mengurus orangtua yang sakit. Dalam pekerjaan, dewasa madya sudah
berada dalam posisi puncak dan mendapatkan karier yang memuaskan. Mereka
juga dihadapkan pada situasi-situasi seperti memersiapkan keadaan finansial
untuk biaya kuliah anak, atau bersiap memasuki masa pensiun. Dewasa madya
juga mulai dihadapkan pada pencarian makna hidup atau meaning in life. Viktor
Frankl (1984) dalam bukunya Man’s Search of Meaning mengatakan bahwa
dengan menyadari keterbatasan eksistensi seseorang sebagai manusia dan
kesadaran akan adanya kematian memberikan suatu makna bagi hidup. Frankl
(1984) juga menjelaskan bahwa manusia memiliki tiga most distinct qualities
yaitu spirituality, freedom, dan responsibility. Melalui spiritualitas, seseorang
dapat mempertanyakan mengapa ia ada di dunia ini, apa yang diinginkan, dan apa
makna hidupnya. Memasuki usia dewasa madya, banyak individu yang mulai
mengevaluasi apa yang dipertanyakan Frankl dalam bukunya tersebut (Cohen,
2009 dalam Santrock, 2012).
Generativitas pada usia dewasa tengah ini mempersiapkan diri untuk
mendidik dan membimbing anaknya agar anaknya sebagai generasi penerus
mampu menjadi manusia yang lebih baik yang bermanfaat bagi dirinya sendiri
dan orang lain (Saswati dkk., 2019).

2. Definisi Sehat Jiwa


Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika
seseorang tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan
hidup serta dapat menerima orang lain sebagaimana seharusnya serta mempunyai
sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Kesehatan jiwa adalah kondisi
dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan
sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi
tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya. Kondisi perkembangan yang tidak sesuai pada individu disebut
gangguan jiwa (Kemenkes, 2014).
Secara analogi menurut Hidayat (2002), kesehatan jiwa bukan hanya tidak
adanya gangguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik positif yang
menggambarkan keselarasan dan keseimbangan jiwa yang mencerminkan
kedewasaan dari kepribadian yang bersangkutan. Pelayanan kesehatan jiwa
dimulai dari masyarakat dalam bentuk pelayanan kemandirian individu dan
keluarganya, pelayanan kotoh masayrakat formal dan non formal di luar sektor
kesehatan, pelayanan puskesmas, pelayanan di tingkat kabupaten/kota. Pelayanan
kesehatan jiwa di Rumah Sakit dimulai dari pelayanan akut pada rumah sakit
umum dan pelayanan spesialistik di Rumah Sakit Jiwa (CMHN, 2006).
Sehat secara umum dapat dipahami sebagai kesejahteraan secara penuh
baik secara fisik,mental, maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau
keadaan
lemah. Sedangkan, di Indonesia , UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 menyatakan
bahwa sehat adalah suatu keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial dimana
memungkinkan setiap manusia untuk hidup produktif baik secara sosial maupun
ekonomis.

3. Kriteria Sehat Jiwa


Menurut Schneiders dalam Semiun (2006), yaitu :
a. Sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri dalam arti ia dapat
mengenal dirinya dengan baik.
b. Pertumbuhan, perkembangan, dan perwujudan diri yang baik.
c. Integrasi diri yang meliputi keseimbangan mental, kesatuan pandangan,
dan tahan terhadap tekanan-tekanan yang terjadi.
d. Otonomi diri yang mencakup unsur-unsur pengatur kelakuan dari dalam
atau kelakuan-kelakuan bebas.
e. Persepsi mengenai realitas, bebas dari penyimpangan kebutuhan serta
memiliki empati dan kepekaan sosial.
f. Kemampuan untuk menguasai lingkungan dan berintegrasi dengan
lingkungan secara baik.
4. Tugas Perkembangan Usia 40-65 Tahun
Seperti halnya tugas-tugas dalam perkembangan pada periode lainnya,
Hurlock (1980) mengemukakan tugas perkembangan usia madya sebagai berikut
:
a. Tugas yang berkaitan dengan perubahan fisik
Tugas ini meliputi untuk mau melakukan penerimaan akan dan
penyesuaian dengan berbagai perubahan fisik yang normal terjadi
pada usia madya
b. Tugas-tugas yang berkaitan dengan perubahan minat
Orang yang berusia madya seringkali mengasumsikan tanggung jawab
warga negara dan sosial, serta mengembangkan minat pada waktu
luang yang berorientasi pada kedewasaan pada tempat
kegiatankegiatan yang berorientasi pada keluarga yang biasa
dilakukan pada dewasa dini.
c. Tugas-tugas yang berkaitan dengan penyesuaian kejujuran
Tugas ini berkisar pada pemantapan dan pemeliharaan standar hidup
yang relative mapan
d. Tugas-tugas yang berkaitan dengan kehidupan keluarga
Tugas yang penting dalam kategori ini meliputi hal-hal yang berkaitan
dengan seseorang sebagai pasangan, menyesuaikan diri dengan
oang tua yang lanjut usia, dan membantu anak remaja untuk menjadi
dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia.
Berdasarkan uraian di atas, tugas-tugas perkembangan pada usia madya
adalah tugas yang berkaitan dengan perubahan fisik, tugas-tugas yang berkaitan
dengan perubahan minat, tugas-tugas yang berkaitan dengan penyesuaian
kejujuran, dan tugas-tugas yang berkaitan dengan kehidupan keluarga.
5. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah :
a. Kesiapan Peningkatan Perkembangan Usia Dewasa Tengah, jika pengkajian
pada tugas perkembangan terpenuhi seluruhnya
b. Resiko Ketidaksiapan Peningkatan Perkembangan Usia Dewasa Tengah, jika
pada tahap perkembangan terdapat penyimpangan
6. Rencana Keperawatan
a. Intervensi Generalis (Umum) :
a) Menjelaskan perkembangan usia dewasa yang normal
dan perkembangan yang menyimpang
b) Menerima proses penuaan dan perubahan peran dalam keluarga
c) Berinteraksi dengan baik dengan pasangan dan menikmati
kebersamaan dengan keluarga
d) Memperluas dan memperbaharui minat/kesenangan
e) Memanfaatkan kemandirian dan kemampuan/potensi diri secara positif
b. Intervensi Spesialis : terapi stimulasi perkembangan psikososial usia 40 –
60 tahun.
DAFTAR PUSTAKA

Frankl, V.E,1984. Man Search for Meaning, an Introduction to logoterapy. A


Touchstone Book, Simon & Schuster, New York.

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan


Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Gramedia.

Kemenkes RI. 2014. Pengertian Kesehatan Mental.


Kemensos RI. 2019. Tahap Perkembangan Psikososial.

https://bppps.kemensos.go.id/bahan_bacaan/file_materi/tahap-
perkembangan-psikososial.pdf [Diakses pada Mei 24, 2021].

Santrock, John W. 2012. Life-span Development. 13 th Edition. University of


Texas, Dallas : Mc Graw-Hill

Saswati, N., I. Harkomah, dan Sutinah. 2019. Stimulasi perkembangan psikososial


usia dewasa tengah (30-60 tahun). Jurnal Pengabdian Harapan Ibu (JPHI).
1(1):24–28.

Semiun, Y. 2006. Kesehatan Mental 1 : Pandangan Umum Mengenai


Penyesuaian Diri Dan Kesehatan Mental Serta Teori-Teori Yang Terkait.
Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai