Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN SUPERVISI KEPERAWATAN KELUARGA

Asuhan Keperawatan Keluarga pada Keluarga Ny. M


Di Jalan Raden Patih Gumentar RT. 010 / RW. 004
Dusun Pasir Tengah Desa Pasir Kec. Mempawah Hilir
Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Jalan Mempawah

Oleh :

RINI KUSMIATI

221133074

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
TAHUN 2022 / 2023
LAPORAN PENDAHULUAN SUPERVISI KELUARGA
Tanggal : 05 Mei 2023

1. Latar Belakang
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana meningkatnya darah sistolik
berada diatas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg. Kondisi tersebut menyebabkan pembuluh darah terus
mengalami peningkatan tekanan. Tekanan darah normal sendiri berada pada nilai
120 mmHg sistolik yaitu pada saat jantung berdetak dan 80 mmHg diastolik yaitu
pada saat jantung berelaksasi. Jika nilai tekanan melewati batas tersebut, maka bisa
dikatakan bahwa tekanan darah seseorang tinggi. Seperti yang diketahui bahwa
darah dibawa ke seluruh tubuh dari jantung melewati pembuluh darah. Setiap kali
jantung berdetak untuk memompa darah, maka tekanan darah akan tercipta dan
mendorong dinding pembuluh darah (arteri). Menurut American Heart Association
atau AHA dalam Kemenkes (2018), hipertensi merupakan silent killer dimana
gejalanya sangat bermacam-macam pada setiap individu dan hampir sama dengan
penyakit lain. Gejala-gejala tersebut adalah sakit kepala atau rasa berat ditengkuk.
Vertigo, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging
dan mimisan (Thei, dkk 2018).
Data World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar
1,13 miliar orang di dunia menyandang hipertensi, yang berarti 1 dari 3 orang di
dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah ini akan terus meningkat setiap tahunnya,
diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi,
dan menurut perkiraan ada 10,44 juta orang akan meninggal akibat hipertensi dan
komplikasinya di setiap tahun.
Kementerian Kesehatan RI (2018) mengungkapkan bahwa prevalensi
penyakit tidak menular seperti hipertensi di Indonesia mengalami kenaikan pada
tahun 2018 jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun 2013. Pada tahun 2013
didapatkan prevalensi hipertensi dari 25,8 % naik menjadi 34,1 % di tahun 2018.
Prevalensi tekanan darah tinggi pada perempuan (36,85 %) lebih tinggi dibanding
dengan laki-laki (31,34 %). Riskesdas 2018 menyatakan prevalensi hipertensi
berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia ≥ 18 tahun sebesar 34,1 %,
tertinggi di Kalimantan Selatan (44,1 %), sedangkan terendah di Papua sebesar
(22,2 %). Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 jiwa,
sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian
(RI, 2021).
Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31 – 44 tahun (31,6 %), umur 45 –
54 tahun (45,3 %), umur 55 – 64 tahun (55,2 %). Dari prevalensi hipertensi sebesar
34,1 % diketahui bahwa sebesar 8,8 % terdiagnosis hipertensi dan 13,3 % orang
yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,3 % tidak rutin minum obat.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita hipertensi tidak mengetahui
bahwa dirinya mengalami hipertensi sehingga tidak melakukan pengobatan secara
teratur (RI, 2021).
Menurut Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, jumlah kasus hipertensi selama
tahun 2022 107.400 kasus, yang rata-rata diderita oleh mereka yang berusia 30
tahun. Menurut data Puskesmas Rawat Jalan Mempawah tahun 2022 jumlah
penderita hipertensi sebanyak 144 orang.

a. Karakteristik Keluarga

Keluarga Tn. E (40 tahun) merupakan keluarga inti atau Nuclear Family
yang terdiri dari Tn. E sebagai kepala rumah tangga, Ny. M (35 tahun) sebagai
ibu rumah tangga, An. D (20 tahun), An. I (15 tahun), dan An. M (5 tahun).
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa Melayu. Keluarga Tn. E
memeluk agama Islam. Tn. E merupakan Kepala Rumah Tangga. Tahap
perkembangan keluarga Tn. E adalah keluarga dengan anak Dewasa Awal. Hasil
pengkajian didapatkan data bahwa Ny. M mengalami hipertensi. Ny. M
mengatakan tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi dan tidak pernah
memeriksakan diri ke Puskemas, jika merasa sakit membeli obat di warung.
Aktivitas yang biasa dilakukan Ny. M adalah sebagai ibu rumah tangga,
membuat kerajinan tangan pokok telur dan menghias hantaran perkawinan. Ny.M
mengatakan sehari-hari suka makan sayur rebusan dan kadang-kadang
mengkonsumsi ikan asin buatan sendiri. Ny. M mengatakan tidak pernah
memeriksakan tekanan darahnya ke puskesmas ataupun rumah sakit. Ny. M
mengatakan terkadang tidur larut malam jika banyak orderan dan tidak pernah
olahraga secara teratur. Saat dilakukan pemeriksaan fisik oleh Mahasiswa Pada
Kunjungan Pertama (16-03-2023) tekanan darah Ny. M 160/90 mmHg.
Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny. M kurang tidur, kurang olahraga,
serta tidak pernah memeriksakan kesehatannya ke Puskesmas maupun ke Rumah
Sakit.
Lima tugas keluarga Ny. M yang tidak dilakukan yaitu mengenal masalah
hipertensi. Fase ini ditandai dengan keluarga tidak memperhatikan dengan serius
tentang hipertensi. Pada fase kedua yaitu memutuskan untuk memberi perawatan
hipertensi. Keluarga tidak mengetahui tentang pengertian hipertensi, tanda dan
gejala yang dialami serta penyebabnya. Ketiga melakukan perawatan hipertensi,
keluarga belum mengetahui tentang perawatan hipertensi, tentang upaya untuk
melakukan perawatan selama dirumah. Keempat memodifikasi lingkungan
dalam upaya pencegahan hipertensi, keluarga belum mengetahui cara
memodifikasi lingkungan seperti dalam mempertahankan BB yang ideal. Kelima
menggunakan pelayanan kesehatan, keluarga mengatakan tidak pernah
memeriksakan kesehatannya ke Puskesmas ataupun Rumah Sakit.
Pertemuan sebelumnya telah dikaji dan diidentifikasi permasalahan tentang
keluarga Ny. M. Oleh sebab itu untuk pertemuan selanjutnya akan menjelaskan
mengenai hipertensi yang berisikan informasi tentang pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, dampak serta cara pencegahannya.

b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut


Kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor keluarga terkait hipertensi.

c. Masalah Keperawatan Keluarga


Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d kompleksitas program
perawatan / pengobatan.

2. Proses Keperawatan
a. Diagnosis Keperawatan Keluarga
Diagnosa 1 : Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d kompleksitas
program perawatan / pengobatan.
Diagnosa 2 : Kesiapan peningkatan koping keluarga b/d adanya kemauan
anggota keluarga untuk meningkatkan gaya hidup sehat.

b. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, keluarga Ny. M menunjukkan
peningkatan pengetahuan tentang penyakit serta peningkatan koping keluarga
dalam mempertahankan status kesehatan.

c. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit tentang Hipertensi, diharapkan
keluarga Ny. M dapat:
1) Menjelaskan pengertian
2) Menyebutkan penyebab
3) Menyebutkan tanda dan gejala
4) Menyebutkan upaya pencegahan
5) Menjelaskan kenapa hipertensi harus dicegah

d. Sesuaikan dengan SLKI dan SIKI


Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga
Melakukan Perawatan
Setelah dilakukan kunjungan 1 x 20 menit keluarga Tn. E diharapkan mampu
mengenal masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang sakit dengan
tingkat pengetahuan meningkat dengan kriteria hasil :
SLKI : Tingkat pengetahuan (L.12111)
Indikator
1) Berpartisipasi dalam perencanaan perawatan awal 2 (jarang menunjukkan)
menjadi 5 (secara konsisten menunjukkan).
2) Berpartisipasi dalam menyediakan perawatan awal 3 (kadang-kadang
menunjukkan) menjadi 5 (secara konsisten menunjukkan).
3) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan awal 2 (jarang
menunjukkan) menjadi 5 (secara konsisten menunjukkan).
SIKI :
1) Tingkatkan hubungan saling percaya dengan keluarga
2) Kaji Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Penyakit
3) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
4) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan keluarga
5) Jelaskan edukasi tentang penyakit, pencegahan, penyebab, tanda dan gejala
dan faktor resiko hipertensi yang dapat mempengaruhi kesehatan anggota
keluarga.

3. Implementasi Tindakan Keperawatan


a. Metode : diskusi, ceramah.
b. Media dan Alat : Leaflet, Sphygmomanometer, stetoskop.
c. Waktu dan Tempat pelaksanaan kegiatan
- Hari / Tanggal : Jum’at, 5 Mei 2023
- Pukul : 10.30 – 10.50 wib
- Tempat : JL. Raden Patih Gumentar RT. 010 / RW. 004
Dusun Pasir Tengah Desa Pasir
Kec. Mempawah Hilir Kabupaten Mempawah
- Waktu : 1 x 20 menit
d. Setting tempat (denah kegiatan)

Keterangan :

: Supervisor

Ruang Tamu Bpk M : Mahasiswa

: Ibu R

: Keluarga/caregiver

e. Tahap Pelaksanaan
No Kegiatan Waktu
1. Fase persiapan : 2 menit
a. Ners mempersiapkan alat
b. Ners mempersiapkan lingkungan dan tempat yang
digunakan untuk kegiatan
2. Fase Orientasi 3 menit
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan dosen pembimbing yang hadir
c. Membuat kontrak (waktu dan topik)
d. Menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan
3. Fase Kerja 10 menit
a. Menjelaskan pengertian Hipertensi
b. Menjelaskan penyebab Hipertensi
c. Menjelaskan tanda dan gejala Hipertensi .
d. Menjelaskan upaya pencegahan Hipertensi
e. Menjelaskan kenapa Hipertensi harus dicegah
4. Fase Terminasi 3 menit
a. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya
b. Melakukan evaluasi kegiatan
c. Menyimpulkan hasil kegiatan yang telah dilakukan
bersama
d. Menjelaskan rencana tindak lanjut
e. Mengakhiri kontrak pertemuan hari ini dan membuat
kontrak untuk pertemuan selanjutnya
f. Mengucapkan salam
5. Penutup 2 menit

4. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
1) Mahasiswa telah mengkonsultasikan laporan pendahuluan kegiatan kepada
pembimbing sebelum pelaksanaan kegiatan.
2) Alat dan bahan untuk kegiatan implementasi telah disiapkan 1 hari sebelum
kegiatan.
3) Waktu dan tempat kegiatan telah disepakai dengan keluarga 1 hari sebelum
kegiatan implementasi.
4) Keluarga telah menyetujui waktu dan tempat kegiatan implementasi akan
dilaksanakan.
5) Keluarga bersedia mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
6) Tersedia ruangan atau tempat untuk implementasi kegiatan.
b. Kriteria Proses
1) Keluarga menerima kehadiran mahasiswa.
2) Mahasiswa menjelaskan tujuan pertemuan.
3) Keluarga terlibat dalam diskusi dari awal sampai akhir.
4) Keluarga aktif bertanya dan menjawab selama diskusi.
5) Keluarga mampu memahami informasi yang disampaikan oleh mahasiswa.
6) Media yang digunakan sesuai untuk dapat mencapai tujuan intervensi.
7) Mahasiswa mengguanakan komunikasi terapeutik selama diskusi.
c. Kriteria Hasil
TUK 1 : Keluarga mengenal masalah hipertensi
1) Keluarga mampu mengenal masalah dan mengetahui penyebab, serta tanda
dan gejala hipertensi.
2) Keluarga mampu melakukan perawatan anggota keluarga dengan membawa
Ny. M untuk rutin meminum obat dan kontrol ke Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai