Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN. S


DENGAN HIPERTENSI DI RT 01/04 DESA LIMPAKUWUS
KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANTUMAS

DISUSUN OLEH:
KUKUH SABATINA
I4B015006

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
2016
I. Latar belakang
Menurut Syafrudin (2010) keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional serta sosial tiap anggota keluarga.
Masalah kesehatan yang sering muncul pada keluarga yang didalam
keluarganya terdapat anggota dengan hipertensi adalah perawatan dan
pencegahan komplikasi dari hipertensi yang kurang baik. Hipertensi merupakan
salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Sebanyak 1 milyar orang di dunia
atau 1 dari 4 orang dewasa menderita penyakit ini. Bahkan, Hipertensi tidak
dapat secara langsung membunuh penderitanya, melainkan hipertensi memicu
terjadinya penyakit lain yang tergolong kelas berat dan mematikan serta memberi
gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit
jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung.
Seseorang dinyatakan menderita hipertensi bila tekanan darahnya tinggi atau
melampaui nilai tekanan darah yang normal yaitu 140/80 mmHg. Penyakit ini
telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia
maupun di beberapa negara yang ada di dunia (Ova S, 2008). Secara global kasus
hipertensi terus meningkat di berbagai negara. Prevalensi hipertensi di dunia saat
ini diperkirakan mencapai 15-25% dari populasi dewasa. Di Indonesia hipertensi
masih menjadi masalah kesehatan yang memiliki prevalensi tertinggi, yaitu
25,8% dari seluruh Populasi dewasa menderita hipertensi (Riskesdas, 2013 dalam
Kemenkes RI, 2014).
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama
(persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal(gagal ginjal), jantung
(penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi
secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi
dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh
karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang peminatan
hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat dan yang terpenting adalah
keluarga sangat diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan. Berkaitan pada
penjelasan tersebut maka sangat perlu diadakannya kegiatan khusus bagi
keluarga dengan anggota keluarga yang menderita hipertensi.

Analisis Situasi
Pasien Ny. N berusia 48 tahun seorang ibu rumah tangga. Ny. N
mengatakan menderita hipertensi sejak lama. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
adalah 160/100mmHg, nadi: 89x/menit, RR 22x/menit. Saat dilakukan
pengkajian Ny. N mengatakan baru saja sembuh dari mual muntah. Ny. N
mengatakan sering kontrol hipertensinya di posyandu setiap bulan. Saat ditanya
mengenai penyakitnya Ny. N mengatakan biasanya telanan darahnya
dikendalikan hanya dengan obat yang diberikan oleh dokter atau bidan dan
mengurangi asin-asin, namun Ny. N tidak dapat menjawab tentang proses
penyakit, penyebab, komplikasi, dan diit yang tepat untuk hipertensi. Ny. N
mengatakan sudah mengurangi asin, kopi dan the, namun masih sering
mengkonsumsi gorengan. Selain itu dirumahnya terdapat ember dengan
genangan air dan saat diperiksa terlihat ada jentik-jentik nyamuk.

II. Proses keperawatan


a. Diagnosa keperawtan
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (00099)
2. Risiko bahaya lingkungan (10032386)
b. Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan kepada Ny. N selama 3 kali kunjungan,
diharapkan Ny. N mampu memahami tentang penyakit hipertensi dan
pemberantasan jentik nyamuk.
c. Tujuan khusus
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan, keluarga Ny. N mampu memahami
proses penyakit hipertensi.
2. Setelah dilakukan tindakakn keperawatan, keluarga Ny. N mampu memahami
manfaat senam anti strok sebagai pencegahan komplikasi dari hipertensi.
3. Setelah dilakukan tindakakn keperawatan, keluarga Ny. N mampu memahami
bahaya jentik nyamuk.
4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan, keluarga Ny. N mampu melakukan
kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M PLUS
5. Evaluasi: keluarga Ny. N mampu menjelaskan kembali proses penyakit dan
pencegahan komplikasi hipertensi, dan mampu mempraktikkan kembali
senam anti strok, serta melakukan 3M PLUS maksimal 1 minggu sekali.

III. Implementasi keperawatan


a. Metode
Ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab
b. Media dan alat
Lembar balik, leaflet
c. Waktu dan tempat
1. Waktu : Jumat, 6 Mei 2016. Pukul : 10:00 WIB s/d selesai
Tampat : Rumah Tn. S
2. Waktu : Sabtu, 14 Mei 2016. Pukul : 13:00 WIB s/d selesai
Tampat : Rumah Tn. S
3. Waktu : Jumat, 20 Mei 2016. Pukul : 10.00 WIB s/d selesai
Tempat : Rumah Tn. S

IV. Kriteria evaluasi


a. Evaluasi struktur
1. Menyiapkan SAP
2. Menyiapkan materi dan media
3. Kontrak waktu dengan sasaran
4. Menyiapkan tempat
5. Menyiapkan pertanyaan
b. Evaluasi proses
1. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penkes berlangsung.
2. Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti.
3. Sasaran memberi jawaban atas pertanyan pemberi materi.
4. Sasaran tidak meninggalkan tempat saat penkes berlangsung.
5. Tanya jawab berjalan dengan baik.
c. Evaluasi hasil
1. Penkes dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab pertanyaan 80 %
lebih dengan benar.
2. Penkes dikatakan cukup berhasil / cukup baik apabila sasaran mampu
menjawab pertanyaan antara 50 80% dengan benar.
3. Penkes dikatakan kurang berhasil / tidak baik apabila sasaran hanya mampu
menjawab kuran dari 50 % dengan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. (2014). Infodatin: pusat data dan informasi Kementerian Kesehatan
RI: hipertensi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Ova Sarini, Suharyo.(2008). Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan


kejadian strok (Studi kasus di RSUP Dr Kariadi Semarang). Jurnal kesehatan
masyarakat, 3:153-16.

Anda mungkin juga menyukai