Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH HIPERTENSI

Dosen Pengampu:

Ns. Sang Ayu Made Adyani, M.Kep., Sp.Kep.Kom.

Disusun Oleh:

Ria Nur Fitria 2010711003


Rita Azzahra Ramadhina 2010711020
Afitiani Maghfiroh 2010711028
Nita Caroline 2010711087

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

TAHUN AJARAN 2022/2023


Kunjungan ke : Keluarga Tn. C

I. Latar belakang
Tekanan darah menjadi salah satu faktor yang memiliki efek sangat penting
dalam sistem sirkulasi. Tinggi atau rendahnya tekanan darah akan mempengaruhi
homeostatis di dalam tubuh manusia (Zainuddin et al., 2018) . Pada orang dewasa
muda tekanan darah berkisar 120/70 mmHg dalam posisi istirahat. Namun secara
fisiologis, tekanan darah bervariasi dari waktu ke waktu karena adanya beberapa
faktor yang mempengaruhi. Tekanan darah di atas 140/90 mmHg yang diukur pada
tiga kesempatan terpisah disebut hipertensi atau tekanan darah tinggi (Stefani,
Mascherini, Tosi, & Galanti, 2019).
Hipertensi memiliki dampak yang signifikan bagi kesehatan masyarakat
(Manimala, 2015), dan telah menjadi beban perawatan kesehatan utama di seluruh
dunia (Jørgensen, Ryg, Danielsen, Madeleine, & Andersen, 2018). Hipertensi menjadi
penyebab utama kematian ketiga secara global (Ogbutor, Nwangwa, Uyagu, & Pract,
2019). Hipertensi mempengaruhi lebih dari 1 miliar orang dewasa dan 13% dari total
kematian di seluruh dunia (Farah et al., 2017), (Lam, 2018).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan
komplikasi jangka panjang dan berpotensi fatal pada kejadian penyakit arteri koroner,
gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Selain itu, penderita akan mengalami
penurunan kognitif dan kualitas hidup yang buruk secara keseluruhan (Ahmed et al.,
2019). Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan penatalaksanaan yang tepat dalam
mencegah terjadinya komplikasi penyakit yang lebih parah akibat hipertensi
(Nurindra, B.Herman, & Yenita, 2016). Penatalaksanaan yang tepat yaitu dengan
terapi farmakologi dan non farmakologi (Andri, Waluyo, Jumaiyah, & Nastashia,
2018). Terapi farmakologi dilakukan dengan pemberian obat antihipertensi sebagai
pendekatan pengobatan standar untuk mengontrol atau menurunkan tekanan darah.
Beberapa jenis obat antihipertensi yang dapat diberikan yaitu diuretik, Beta Bloker,
Vasodilator, Calcium Antagonis, Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor
dan Angiotensin Receptor Blockers (ARBs) (Ainurrafiq, Risnah, & Azhar, 2019).
Akan tetapi terapi obat tersebut memiliki efek samping yang dikaitkan dengan
peningkatan risiko kejadian kardiovaskular, batuk kering, pusing, sakit kepala, dan
lemas (Okamoto, Hashimoto, & Kobayashi, 2019).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan dan adopsi dalam suatu rumah tangga yang berinteraksi satu
dengan yang lainnya dalam peran serta menciptakan dan mempertahankan suatu
budaya. (Ali, 2010). Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. Keluarga yang sehat sangat berperan penting untuk
kelangsungan hidup yang sejahtera. Dengan memiliki keluarga yang sehat tanpa
memiliki penyakit akan menjamin kesejahteraan keluarga yang harmonis dan bahagia.
Beberapa ahli berpendapat bahwa bertambah umur, merupakan faktor terjadinya
Hipertensi. Oleh sebab itu pengawasan dan pengelolaan keluarga terhadap faktor
pencetus dari peningkatan tekanan darah sangat disarankan agar terhindar dari
keadaan yang lebih parah (Harmoko, 2012).

II. Rencana keperawatan


A. Diagnosa keperawatan: Hipertensi

B. Tujuan umum
Mempelajari secara menyeluruh dan menggali lebih dalam tentang asuhan
keperawatan keluarga tentang hipertensi.

C. Tujuan khusus
1. Menggali secara rinci tentang pengkajian keperawatan keluarga dengan
hipertensi
2. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga yang muncul pada klien
hipertensi
3. Membuat perencanaan keperawatan keluarga yang tepat pada klien dengan
hipertensi
4. Melaksanakan atau mengimplementasikan tindakan keperawatan keluarga
yang telah direncanakan pada klien dengan hipertensi
5. Melakukan evaluasi keperawatan keluarga secara menyeluruh pada klien
hipertensi
6. Mampu menyebutkan pengertian dari hipertensi
7. Mengetahui dan memahami penyebab dari hipertensi
8. Mengetahui faktor risiko dari hipertensi
9. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala hipertensi dan dapat
menyebutkan upaya pencegahan dengan CERDIK dari hipertensi
10. Mengetahui perawatan yang dapat dilakukan oleh keluarga yang terkena
hipertensi

III. Pelaksanaan
A. Topik : Hipertensi
B. Metode : Ceramah dan tanya jawab
C. Media : Poster
D. Waktu & tempat : 20 November 2022/10.00 WIB - Selesai di rumah keluarga
Tn. C
E. Strategi pelaksanaan/ langkah-langkah: fase pra-interaksi, orientasi, kerja, dan
terminasi.
1. Fase Pra-interaksi
a. Perawat membaca status kesehatan pasien
b. Perawat mempersiapkan diri untuk berinteraksi dengan pasien
c. Perawat mempersiapkan materi edukasi Hipertensi
d. Perawat mempersiapkan media edukasi berupa poster terkait
Hipertensi
2. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik:
“Selamat pagi ibu/bapak, perkenalkan nama saya Ns. R mahasiswa
keperawatan di UPN Veteran Jakarta. Bisa ibu sebutkan nama
ibu/bapak serta tanggal lahirnya ?”
b. Evaluasi/Validasi:
- “Baik dengan ibu/bapak C yaa tanggal lahirnya xxx.
Bagaimana perasaan atau kondisi bapak hari ini?”
- “Baik kalau boleh tau sudah membaik seperti apa?”
- “Apakah bapak sebelumnya sempat ada riwayat keturunan
hipertensi?”
- “Baik, tidak ada.. Namun, ibu/bapak sempat ada riwayat
hipertensi ya pak, Saya izin untuk melakukan pemeriksaan
tekanan darah pada ibu/bapak ya ibu/bapak supaya kita sama
sama tahu tekanan darah ibu/bapak ini termasuk tinggi atau
tidak."
- “Baik sudah selesai ya pak pemeriksaan tekanan darahnya,
hasilnya 150/100 mmHg ya pak. Sebelumnya apakah bapak
sudah paham mengenai penyakit hipertensi?”
- “Oke belum terlalu paham ya”
c. Kontrak
a) Topik dan tujuan
“Baik pak, karena tekanan darah bapak termasuk agak tinggi
dan juga ibu/bapak kurang mengetahui terkait penyakit
hipertensi. Kalau begitu bagaimana kalau kita
berbincang-bincang membahas mengenai seputar penyakit
hipertensi. Yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
bapak mengenai penyakit hipertensi dan untuk mengetahui
kondisi kesehatan bapak sekeluarga seperti apa dan apa yang
bisa kita tingkatkan supaya menjadi semakin maksimal.
Apakah bapak bersedia?”
b) Waktu
“Waktu untuk berbincang-bincang kita nanti kurang lebih
10-15 menit apakah bapak bersedia?”
c) Tempat
“Untuk tempatnya apakah bapak mau disini saja atau mau di
tempat yang lain pak?”
d) Kontrak Kegiatan
“Baik disini saja ya pak, jadi nanti saya disini akan
memberitahukan informasi kepada bapak terkait apa itu
hipertensi, lalu apa saja penyebab, tanda gejalanya, dan
pencegahannya, kemudian serta tatalaksana atau perawatan
yang dapat bapak lakukan jika di keluarga ada yang terkena
hipertensi, apakah bapak bersedia?”
3. Fase Kerja
- “Apakah bapak tahu sebelumnya sudah pernah mendengar atau
mengetahui apa itu hipertensi?”
- “Baik, kalau begitu saya jelaskan lebih luas lagi ya, jadi Hipertensi
biasa dikenal dengan sebutan “tekanan darah tinggi”. Dikatakan
hipertensi jika: tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/ tenang (InfoDATIN, Kemenkes RI). Tekanan
sistolik/tekanan diastolik, misalnya: 150/100 mmHg.”
- "Kalau boleh tau sebelumnya bapak ada melakukan atau
mengkonsumsi makanan apa sehingga tensi bapak bisa naik?"
- "baik mengkonsumsi makanan asin atau tinggi garam juga bisa
menyebabkan hipertensi yaa pak, bapak bisa nih coba dikurangi
konsumsi konsumsi garamnya atau makanan asinnya”
- "kemudian ada faktor risiko orang orang yang bisa terkena hipertensi
pak, apakah bapak tahu kira-kira siapa aja yang bisa terkena
hipertensi?"
- "iyaa benar yaa pak, faktor risiko hipertensi ini ada dua pak yang
pertama yaitu tidak bisa diubah dan yang kedua yaitu bisa diubah. yang
bisa diubah itu contohnya pola hidup yang sehat seperti Merokok, Diet
rendah serat, Dislipidemia, Konsumsi garam berlebih, Kurang aktivitas
fisik, Stres, Berat badan berlebih/ kegemukan dan Konsumsi alkohol.
Dan faktor yang tidak bisa dirubah yaitu ada umur, jenis kelamin sama
keturunan."
- “lalu tadi kan tensi bapak tinggi ya pak, bapak ada seperti merasakan
atau mengeluhkan apa?"
- "baik bapak merasa pusing, rasanya marah-marah dll yaa pak. apa
yang sudah bapak keluhkan tersebut itu termasuk kedalam tanda dan
gejala hipertensi pak. Gejala umum lainnya yang terjadi pada penderita
hipertensi antara lain jantung berdebar, penglihatan kabur, sakit kepala
disertai rasa berat pada tengkuk, gelisah, rasa sakit di dada, mudah
lelah, dll. nah lalu hipertensi ini juga sering disebut The Silent Killer
pak karena sering terjadi tanpa keluhan."
- "Biasanya bapak ada melakukan pencegahan apa ya pak biar tekanan
darah bapak tidak naik?"
- "Baik bapak biasanya mengkonsumsi obat penurun tekanan darah
tinggi ya pak. disini saya akan sedikit menjelaskan kepada bapak nih
gimana cara mencegah tekanan darah dengan cara CERDIK. bapak
udah pernah denger blm nih apa itu CERDIK?"
- "baik saya jelaskan yaa pak. yang pertama yaitu : C (Cek kesehatan
secara berkala) Dengan pemeriksaan tekanan darah rutin, bisa
dievaluasi status kesehatan secara umum, dideteksi kemungkinan
penyakit sejak dini, sehingga tidak timbul komplikasi yang serius. Lalu
yang kedua yaitu E (Enyahkan asap rokok) Karena ada zat-zat kimia
beracun dalam rokok yang dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi
atau hipertensi. Lalu yang ketiga yaitu R (Rajin aktivitas fisik) Karena
aktivitas fisik sangat mempengaruhi stabilitas tekanan darah. Dan
aktivitas fisik yang rutin dapat membantu mengontrol berat badan,
mengurangi risiko penyakit. lalu yang keempat yaitu D (Diet
seimbang) Dengan pola makan yang rendah garam, serta
mengkonsumsi makanan dengan nutrisi seimbang, maka tak hanya
mencegah hipertensi, namun juga mengurangi risiko penyakit jantung,
diabetes, stroke, kanker, dan lainnya. lalu yang kelima yaitu I (Istirahat
cukup) Karena jika kita tidur dengan cukup, yaitu 7 hingga 8 jam
dalam sehari, maka cenderung hanya memiliki risiko terkena stroke
sebesar 5 persen saja. dan yang terakhir yaitu K (Kelola stres) Karena
saat kita stress, tubuh kita akan bereaksi dan menghasilkan hormon
yang dapat menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan pembuluh
darah menyempit. Sehingga tekanan darah naik."
- "Jadi seperti itu ya pak pencegahannya, bapak dapat mengingat kata
CERDIK"
- "Nah lalu bapak tadi menyebutkan kalau sempat mengonsumsi minum
obat penurun tekanan darah ya pak. selain mengkonsumsi itu apakah
bapak ada melakukan perawatan lain jika darah tinggi bapak sedang
naik?"
- "baik jadi bapak hanya melakukan konsumsi minum obat penurun
tekanan darah aja ya pak. disini saya mau ngasih info ke bapak nih cara
perawatan apa saja yang bisa kita lakukan untuk penyakit hipertensi
ini, yaitu yang pertama dengan Mengurangi konsumsi garam (jangan
melebihi 1 sendok teh per hari). lalu yang kedua Melakukan aktivitas
fisik teratur (seperti jalan kaki 3 km/ olahraga 30 menit per hari
minimal 5x/minggu), lalu yang ketiga Mengonsumsi makanan sehat
(sayur-sayuran, buah-buahan) lalu yang sempat Berhenti merokok (jika
merokok), lalu yang kelima Teratur memeriksakan diri ke petugas
kesehatan terdekat dan yang terakhir yaitu Mengonsumsi obat-obatan
antihipertensi dengan resep dokter. jadi seperti itu ya ibu cara
perawatannya"
- "sampai sini apakah ada yang ingin bapak tanyakan?"
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi
a) Subjektif
“baik jika tidak ada pertanyaan, Bagaimana perasaan bapak setelah
mendapatkan materi pengetahuan tentang hipertensi?”
b) Objektif
- “Dapatkah bapak menjelaskan ulang apa itu Hipertensi?”
- "apakah bapak masih ingat tadi faktor risiko apa saja yang
bisa terkena penyakit hipertensi?"
- “Kira-kira apakah bapak masih ingat apa saja tanda dan
gejala Hipertensi?”
- “Apa yang dapat bapak lakukan untuk mencegah terjadinya
Hipertensi?”
- “Bagaimana perawatan yang dapat lakukan jika
Hipertensi?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Baik pak, untuk pertemuan selanjutnya bagaimana jika kita berdiskusi
mengenai perkembangan kondisi kesehatan ibu/bapak untuk
memastikan apakah tekanan darah bapak masih naik atau tidak.
Apakah bapak bersedia?”
c. Kontrak yang Akan Datang
a) Topik
“Baik, jadi pertemuan selanjutnya kita membahas
perkembangan kesehatan ibu ya, pak.”
b) Waktu
“Kita akan bertemu lagi besok pukul 10.00 pagi ya pak”
c) Tempat
“Untuk tempatnya apakah ingin disini lagi, pak?”
IV. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Terjadinya pre planning
b. Tersedianya perlengkapan
c. Kontrak waktu dengan peserta

2. Evaluasi proses
a. Peserta memperhatikan kegiatan
b. Peserta mengajukan pertanyaan
c. Peserta antusias saat penyuluhan

3. Evaluasi hasil
a. Peserta mampu menyebutkan minimal 3 penyebab dari Hipertensi
b. Peserta mampu menyebutkan 3 tanda dan pencegahan Hipertensi

Anda mungkin juga menyukai