Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN UJIAN IMPLEMENTASI MENGENAL MASALAH

KELUARGA Tn. P DENGAN HIPERTENSI

Nama : Adi Rahmawati

NIM : PB. 1801001

Kasus : Hipertensi

Hari/tanggal : Jumat, 5 Januari 2018

Pertemuan ke : 2

1. Latar Belakang
a. Karakteristik keluarga
Hipertensi merupakan suatu kondisi dimana pembuluh darah
memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau
tekanan darah diastolik ≥90 mmHg) yang menetap (WHO, 2013).
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah
meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung
bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen
dan nutrisi tubuh. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam
jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal
(gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak
(menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat
pengobatan yang memadai (Kemenkes RI, 2013).
Pencapaian tekanan darah agar sesuai target dalam guideline
Joint National Committee (JNC) VIII khususnya yang berumur <60 tahun
yaitu <140/90 mmHg dapat dilakukan dengan cara memodifikasi gaya
hidup dan terapi farmakologi yang direkomendasikan. Modifikasi gaya
hidup untuk pasien hipertensi yaitu menjaga berat badan tetap ideal dan
menghidari berat badan berlebih dengan cara diet tinggi serat dan rendah
lemak, membatasi intake natrium, aktifitas fisik yang teratur atau
dengan olahraga, menghidari mengkonsumsi alkohol dan tidak merokok
atau menghirup asap rokok. Selain itu, penderita hipertensi harus rutin
cek tekanan darah secara berkala, diimbangi dengan istirahat yang cukup
dan mengelola stress yang berlebihan. Oleh karena itu diperlukan
manajemen dalam pengendalian tekanan darah agar tetap dalam batas
normal. Manajemen hipertensi merupakan proses yang dilakukan
penderita maupun keluarga penderita hipertensi yang bertujuan untuk
mengontrol tekanan darah pada penderita sehingga mampu
meningkatkan derajat kesehatan penderita hipertensi dan mampu
meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi.
Stroke merupakan gangguan suplai darah ke otak akibat hilangnya
fungsi otak secara mendadak (Brunner & Suddarth, 2014). Prevalensi
stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Pada usia 18-44
tahun prevalennsinya meningkat sebesar 0,8% dan pada usia 65 tahun
keatas meningkta menjadi 8,1% (American Hearth Association, 2009
dalam Andrawati, 2013). Penderita stroke sebesar 80% mengalami
kelemahan pada salah satu sisi tubuhnya/hemiparese. Kelemahan pada
sistem gerak tubuh pada pasien stroke akan mempengaruhi kontraksi
otot. Berkurangnya kontraksi otot disebebakan karena berkurangnya
suplai darah ke otak yang menyebabkan suplai oksigen ke otak
berkurang, sehingga dapat menghambat hantaran jaras-jaras utama
antara otak dan medulla spinalis.
Keluarga Tn. P tinggal di Dukuh Mundon RT 016/RW 007,
Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten. Keluarga Tn. P termasuk dalam
keluarga nuclear family (keluarga inti) karena terdiri dari ayah (TN. T),
ibu (Ny. T), dan seorang anak laki-lakinya yaitu An. M. Keluarga Tn. P
telah mengetahui bahwa Ny. T menderita hipertensi sejak beberapa
tahun yang lalu, dan Ny. T telah mengalami gejala stroke pada
ekstremitas kiri. Keluarga Tn. P telah rutin memeriksakan kondisi
kesehatannya ke layanan kesehatan setiap bulan, namun keluarga Tn. P
belum terlalu memperhatikan perawatan apa saja yang dapat
meningkatkan kondisi kesehatan Ny. T. An. M masih merokok di dalam
rumah tanpa memperhatikan kondisi kesehatan Ny. T yang seharusnya
bebas dari asap rokok, dan Ny. T mengatakan telah memperhatikan
makanan yang seharusnya dikonsumsi oleh penderita hipertensi, namun
terkadang luput dari apa yang seharusnya dihindari. Selain itu Ny. T juga
sering melakukan aktivitas olahraga seperti senam dan berenang. Saat
dilakukan pengkajian didapat hasil tekanan darah Ny. T yaitu 140/80
mmHg, suhu : 37,2 oC, nadi : 105 kali/menit, pernafasan : 22 kali/menit.
Ny. T mendapatkan terapi obat omeprazole 20 mg/24 jam, paracetamol
500 mg/24 jam, lisinopril 10 mg/24 jam, eperisone HCL 50 mg/24 jam,
candesartan, diazepam 2 mg/24 jam, amitriptillin 12,5 mg/24 jam,
meloxicam 15 mg/ 24 jam,amlodipin 10 mg/24 jam.
b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Data pelaksanaan tugas kesehatan keluarga kurang lengkap, baik tugas
perawatan yang harus dilakukan pada penderita hipertensi dan modifikasi
lingkungan untuk masalah kesehatan khususnya Ny. T
c. Masalah keperawatan keluarga : kesiapan meningkatkan manajemen
kesehatan

2. Masalah Keperawatan
Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan

3. Proses Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan
Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan keluarga Tn. P
b. Tujuan
Setelah diberikan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. P selama 2
minggu diharapkan keluarga mampu membantu dalam kesiapan
meningkatkan manajemen kesehatan pada Ny. T sehingga dapat
membantu menstabilkan tekanan darah Ny. T.
c. NOC
Setelah dilakukan intervensi selama 1x60 menit diharapkan keluarga
mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang memiliki
masalah kesehatan khususnya Ny. T dengan masalah hipertensi untuk :
1) Manajemen diri : hipertensi (3107) akan ditingkatkan ke :
a) (310701) Memantau tekanan darah (4)
b) (310705) Menggunakan obat-obatan sesuai resep (4)
c) (310710)Berpartisipasi dalam olahraga yang direkomendasikan
(4)
d) (310714) Membatasi asupan garam (4)
e) (310722) Menyingkirkan rokok (4)
2) Kontrol gejala (1608) akan ditingkatkan ke :
a) (160806) Melakukan tindakan-tindakan pencegahan (4)
b) (160807) Melakukan tindakan untuk mengurangi gejala (4)
c) 9160813) Mendapatkan perawatan kesehatan ketika gejala yang
berbahaya muncul
d. NIC
1) Pendidikan kesehatan (5510)
2) Peningkatan efikasi diri (5395)
3) Fasilitasi pembelajaran (5520)
4) Bantuan modifikasi diri (4470)

4. Implementasi
a. Prosedur
Pendidikan kesehatan mengenai manajemen hipertensi
b. Metode
Diskusi, tanya jawab, dan mengajarkan ROM aktif
c. Media dan alat
Leaflet dan video
d. Waktu dan tempat
Dukuh Mundon RT 016/RW 007, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten

5. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
1) Laporan pendahuluan telah dibuat dan disetujui pembimbing 2 hari
sebelum pelaksanaan
2) Mempelajari dan membaca materi terkait dengan hipertensi dan
senam anti stroke
3) Kontrak tempat dan waktu telah disepakati 2 hari sebelumnya antara
mahasiswa dan keluarga
4) Alat/media tersedia 2 hari sebelum pelaksanan.
b. Kriteria Proses
1) Pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan mengenai manajemen
hipertensi kepada keluraga selama 30 menit.
2) Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan pertemuan
3) Mahasiswa menggunakan komunikasi yang terapeutik selama diskusi
4) Keluarga dapat menerima kehadiran mahasiswa dan dosen penguji
5) Keluarga terlibat aktif dalam diskusi dari awal sampai akhir
6) Keluarga mampu memahami informasi yang disampaikan oleh
mahasiswa
7) Media yang digunakan sesuai untuk mencapai tujuan intervensi
c. Kriteria Evaluasi
1) Kognitif
Keluarga Tn. P mampu memahami mengenai penyakit hipertensi,
perawatan yang harus dilakukan dan bagaimana untuk memodifikasi
lingkungan.
2) Afektif
Keluarga dan Ny. T mengatakan lebih paham tentang perawatan
untuk meningkatkan kondisi kesehatan Ny. T dan modifikasi
lingkungan yang baik untuk Ny. T
3) Psikomotor
Keluarga mampu menyediakan perawatan kepada Ny. T untuk
membantu memperbaiki dan mengontrol kondisi kesehatan Ny. T.
Klaten, Juli 2019

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Mahasiswa

(Istianna N. M.Kep., Ns., Sp. Kep. Kom) (Adi Rahmawati)

LAPORAN PENDAHULUAN
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. P DENGAN
HIPERTENSI DI DUKUH MUNDON DESA BURIKAN, KEC. CAWAS

Disusun Oleh:

ADI RAHMAWATI

PB 1801004

PROGRAM STUDI PROFESI NERS XII

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN

JULI 2019

Anda mungkin juga menyukai