OLEH :
AKBAR FEBRIYANTO
2021207209166
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Menurut WHO (2018) di seluruh dunia terdapat sekitar 972 juta orang atau
sekitar 26.4% orang di dunia mengidap penyakit hipertensi. Dari 972 juta
orang dengan hipertensi , 333 juta berada di Negara maju serta 639 juta
2013, dan meningkat 8,2% pada tahun 2018. Adapun untuk wilayah
dengan rentang usia 65-75 tahun dengan prevelensi 63.2% dan di urutan
ketiga di tempati oleh rentang usia 55-64 dengan prevelensi 55,2%. Data
jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
Dampak dari sesnsasi nyeri yang tidak di tangani pada lansia penderita
garam (natrium), tinggi kalium, diet rendah kolestrol diet kaya buah dan
diet rendah garam, diet rendah lemak, tidak mengkonsumsi alkhohol, tidak
dan control tekanan darah secara teratur. Diet yang sering dianjurkan
Menjaga rasa makanan sealami mungkin adalah diet terbaik bagi penderita
darah. Hal ini dapat terjadi karena garam merupakan zat yang memiliki
sifat mengikat cairan, hal inilah yang berbahaya bagi penderita hipertensi,
sel secara baik. Sumber utama natrium adalah garam. Kandungan garam
yaitu 40% natrium dan 60% klorida. Orang yang lebih sensitif terhadap
sehingga terjadi retensi air dan peningkatan tekanan darah yang berarti
jantung harus memompa lebih giat sehingga tekanan darah naik (Triyanto
E, 2014).
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya
tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan pada fungsi ginjal
sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam
tekanan darah melalui beberapa cara seperti jika tekanan darah meningkat,
ginjal akan menambah pengeluran garam dan air yang akan menyebabkan
dan air sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke
dalam hal ini adalah tentang diet nutrisi pada penderita hipertensi (SDKI,
2017).
edukasi yang telah diberikan, hal itu ditandai dengan pasien yang mampu
hipertensi dan juga tingkat pengetahuan yang masih rendah terkait diet
B. Rumusan Masalah
kampung poncowati.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Penulis mampu melakukan karya ilmiah akhir tentang diet nutrisi bagi
penderita hipertensi.
2. Tujuan Khusus
terhadap :
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Tegah tahun 2022 ini dapat menjadi bahan referensi dan bahan
2. Manfaat praktis
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Hipertensi
1. Definisi
penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal danpembuluh darah dan makin
2. Etiologi
yaitu:
g) Lingkungan
kehamilan.
a) Hipertensi dimana sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
(Nurarif, 2015).
3. Pathway
Pathway Hipertensi
Perubahan Struktur Perubahan Situasi Krisis Situasional Metode Koping tidak efektif
Penyumbatan pembuluh darah Informasi yang minim Defisiensi pengetahuan ansietas Ketidakefektifan koping
(Nurarif, 2015)
4. Manifestasi klinis
memriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun
(Subekti, 2017).
5. Komplikasi
sistem organ dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun. 20
Mortalitas pada pasien hipertensi lebih cepat apabila penyakitnya tidak terkontrol
dan telah menimbulkan komplikasi ke beberapa organ vital.Sebab kematian yang
sering terjadi adalah penyakit jantung dengan atau tanpa disertai stroke dan gagal
ginjal.Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang mengenai mata,
a. Otak
Stroke merupakan kerusakan target organ pada otak yang diakibatkan oleh
meninggi, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang
terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila
b. Ginjal
sehingga nefron akan terganggu dan berlanjut menjadi hipoksia dan kematian
keluar melalui urin sehingga sering dijumpai edema sebagai akibat dari
tekanan osmotik koloid plasma yang berkurang. Hal tersebut terutama terjadi
c. Jantung
atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah yang melalui
infark.
d. Mata
pada retina.Makin tinggi tekanan darah dan makin lama hipertensi tersebut
Kelainan lain pada retina yang terjadi akibat tekanan darah yang tinggi adalah
pada saraf mata akibat aliran darah yang buruk, oklusi arteri dan vena retina
akibat penyumbatan aliran darah pada arteri dan vena retina. Penderita
parah pada mata terjadi pada kondisi hipertensi maligna, di mana tekanan
juga terjadi secara mendadak, antara lain nyeri kepala, double vision, dim
(Subekti, 2017)
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
hipokoagulabilitas, anemia.
ada DM.
ginjal.
1. Pengertian
terhadap peyakit hipertensi. Jadi Diet adalah salah satu cara untuk mengatasi
(Novian, 2013).
Diet ini diberikan pada pasien hipertensi. Tujuan diet rendah garam adalah
sodium atau natrium (Na). Garam digunakan dalam jumlah minimal (tidak
lebih dari ½ sendok teh atau 2 gram garam dapur sehari) pada waktu
terlalu tinggi itu sangat berbahaya bagi tubuh. Peningkatan kolesterol dapat
yang tinggi, seperti lemak jenuh dalam berbagai produk susu, telur dan
minyak nabati seperti minyak jagung dan minyak kedelai, relative lebih
diettinggi serat adalah untuk memberi makanan sesuai kebutuhan gizi yang
berjalan normal. Sayuran yang tinggi serat seperti daun singkong, daun
kacang panjang, daun pepaya, brokoli, jagung muda, pare, kacang panjang,
buncis, dan ketimun. Serta buah-buahan yang tinggi serat seperti nanas,
C. Studi Leteratur
Penelitian terkait diet hipertensi pernah dilakukan oleh Lisma (2018) dengan judul
hipetensi, dan penyuluhan diet nutrisi. Penelitian serupa juga pernah di lakukan
oleh Gabrial (2019) dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. B.L.U dengan
tentang: pengertian hipertensi, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan (diet nutrisi
renah garam) dan penanganan dan mendapat hasil evaluasi yang menjelaskan
pencegahan dengan diet nutrisi rendah garam dan penanganan hipertensi, pasien
LAPORAN KASUS
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Pendidikan SMP SD
b. Riwayat Penyakit
= Perempuan
= laki laki
= garis perkawinan
= garis keturunan
= klien
= meninggal
= serumah
d. Genogram Pasien 2
= Perempuan
= laki laki
= garis perkawinan
= garis keturunan
= klien
= meninggal
= seruma
e. Pola Kebiasaan
2. Pemeriksaan fisik
persistem
a. Sistem pengllihatan
- Simetris - Simetris
- Posisi mata
- Baik - Baik
- Kelopak mata
- Baik - Baik
- Pergerakan bola mata - An anemis - An anemis
- Konjungtiva - Baik - Baik
- Kornea - Tajam - Tajam
- Ketajaman
- Tidak ada - Tidak ada
penglihatan
- Tanda tanda radang - Tidak - Tidak
- Pemakaian alat
- Tidak - Tidak
bantu penglihatan
- Keluhan lain
- Simetris
- Simetris
b. Sistem pendengaran - Tidak ada - Tidak ada
- Kesimetrisan - Tidak ada - Tidak ada
- Tanda radang - Baik - Baik
- Cairan dari telinga - Tidak ada - Tidak ada
- Fungsi pendengaran
- Pemakaian alat
bantu - Baik
- Baik
- Tidak ada - Tidak ada
c. Sistem pernafasan
- 20 x / menit - 22 x / menit
- Jalan nafas
- Teratur - Teratur
- Keluhan
- Dalam - Dalam
- Frekuensi
- Vasikuler - Vasikuler
- Irama
- Tidak ada - Tidak ada
- Kedalaman
- Suara nafas
- Batuk - 90 x/menit - 80 x/menit
- Teratur - Teratur
d. Sistem kardiovaskuler
- Kuat - Kuat
- Nadi
- Hangat - Hangat
- Irama
- Sawo matang - Sawo matang
- Denyut
- Tidak ada - Tidak ada
- Temperatur kulit
- Warna kulit
- Nyeri dada
e. Sistem - Tidak ada - Tidak ada
muskuloskeletal
- Keterbatasan - Tidak ada - Tidak ada
pergerakan
- Tanda tanda radang - Tidak ada - Tidak ada
pada sendi
- Penggunaan alat
- Bantu
2. Analisa Data
Pasien Intervensi
6. Evaluasi Keperwatan
.
DAFTAR PUSTAKA
Sarif (2012) Asuhan Keperawatan Gerontik ; Berstandarkan Nanda, Nic, Dan Noc Dilengkapi
Teori Dan Contoh Kasus Askep.Yogyakarta : Nuha Medika