Anda di halaman 1dari 31

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIAGNOSA


KEPERAWATAN DEFISIT PENGETAHUAN PADA PASIEN
HIPERTENSI DENGAN INOVASI : BOOKLET DIET HIPERTENSI
DI KAMPUNG PONCOWATI TAHUN 2022

OLEH :

AKBAR FEBRIYANTO

2021207209166

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KONVERSI FAKULTAS


KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG T.A 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Menurut WHO (2018) di seluruh dunia terdapat sekitar 972 juta orang atau

sekitar 26.4% orang di dunia mengidap penyakit hipertensi. Dari 972 juta

orang dengan hipertensi , 333 juta berada di Negara maju serta 639 juta

sisanya berada di Negara berkembang termasuk indonesia. Sementara

untuk kasus hipertensi di Indonesia menurut data Kemenkes (2018)

menyatakan bahwa jumlah prevalensi total penderita hipertensi di

Indonesia adalah 8,4%, data tersebut juga menempatkan provinsi Sulawesi

Utara sebagai peringkat pertama dalam kasus hipertensi, tercatat provinsi

Sulawesi Utara memiliki angka prevelensi sebanyak 13,2% unggul jauh

dengan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan prevalensi 10,3%

dan provinsi Papua memiliki prevalensi terendah dengan 4,4%. Sementara

prevalensi Hipertensi di Provinsi Lampung mencapai 8,0% pada tahun

2013, dan meningkat 8,2% pada tahun 2018. Adapun untuk wilayah

kabupaten pringsewu hasil pengukuran tekanan darah, kasus hipertensi

mengalami kenaikan disbanding dengan tahun 2013 dengan nilai dari

25,8% menjadi 34,1%.

Menurut data Kemenkes (2018) menunjukan bahwa jumlah penderita

hipertensi dengan kategori usia menunjukan bahwa semakin lama usia

seorang semaking berpotensi mengalami hipertensi, hal ini menunjukan


identitas hipertensi sebagai penyakit degeneratif. Dari data tersebut

menunjukan bahwa seorang dengan usia lebih dari 70 tahun menempati

urutan teratas dalam daftar tersebut dengan prevenelsi 69.5% di ikuti

dengan rentang usia 65-75 tahun dengan prevelensi 63.2% dan di urutan

ketiga di tempati oleh rentang usia 55-64 dengan prevelensi 55,2%. Data

tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi usia seorang semakin

berpotensi mengalami hipertensi.

Dampak yang lazim muncul pada pasien hipertensi diantaranya adalah :

Penurunan curah jantung, Intoleransi aktivitas, Ansietas dan kelebihan

volume cairan, defisiensi pengetahuan, Nyeri akut. Nyeri akut merupakan

pengalaman sensori kata emosional yang berkaitan dengan kerusakan

jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan

berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.

Dampak dari sesnsasi nyeri yang tidak di tangani pada lansia penderita

hipertensi akan mengakibatkan rasa tidak nyaman, mengganggu aktivitas

dan meningkankan resiko jatuh pada lansia (Nurarif, 2015).

Beberapa penatalaksanaan hipertensi secara umum dapat dilakukan dengan

cara farmakologi dan non farmakologi. Berbagai pengobatan non

farmakologi dapat dilakukan dengan cara pengaturan makan yang rendah

garam (natrium), tinggi kalium, diet rendah kolestrol diet kaya buah dan

sayur, olahraga, memperbaiki gaya hidup kurang sehat seperti merokok

dan mengkonsumsi alkohol, manajemen nyeri (NIC) lakukan pengkajian


nyeri yang komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, awitan dan durasi,

frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri dan oleh factor

presitipasinya (Nurarif, 2015).

Hipertensi dan komplikasinya dapat diatasi dan dicegah dengan perilaku:

diet rendah garam, diet rendah lemak, tidak mengkonsumsi alkhohol, tidak

merokok, kurangi makan yang mengandung kalium tinggi, batasi kafein,

dan control tekanan darah secara teratur. Diet yang sering dianjurkan

adalah mengkonsumsi makanan rendah garam, yaitu hanya 4 gram sehari.

Menjaga rasa makanan sealami mungkin adalah diet terbaik bagi penderita

hipertensi (Asyrofi, 2017).

Dampak yang akan di sebabkan jika seorang penderita hipertensi tidak

melakukan diet natrium (garam) adalah dapat meningkatkan tekanan

darah. Hal ini dapat terjadi karena garam merupakan zat yang memiliki

sifat mengikat cairan, hal inilah yang berbahaya bagi penderita hipertensi,

secara teori tubuh membutuhkan mineral natrium untuk mempertahankan

sel secara baik. Sumber utama natrium adalah garam. Kandungan garam

yaitu 40% natrium dan 60% klorida. Orang yang lebih sensitif terhadap

natrium maka akan lebih mudah menahan natrium dalam tubuhnya

sehingga terjadi retensi air dan peningkatan tekanan darah yang berarti

jantung harus memompa lebih giat sehingga tekanan darah naik (Triyanto

E, 2014).
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya

tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan pada fungsi ginjal

sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam

tubuh. Volume darah yang meningkat juga dapat menyebabkan tekanan

darah meningkat. Perubahan fungsi ginjal yang dapat mengendalikan

tekanan darah melalui beberapa cara seperti jika tekanan darah meningkat,

ginjal akan menambah pengeluran garam dan air yang akan menyebabkan

berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal.

Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam

dan air sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke

normal (Triyanto E, 2014).

Permasalahan terkait diet garam pada penderita hipertensi juga perlu di

imbangi dengan pengetahuan yang baik oleh sang penderita ataupun

keluarga, sehingga tidak terjadi defisiensi pengetahuan diet garam pada

penderita hipertensi. Defisiensi pengetahuan sendiri adalah Ketiadaan atau

kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu yang

dalam hal ini adalah tentang diet nutrisi pada penderita hipertensi (SDKI,

2017).

Berdasarkan penjabaran di atas mengingat pentingnya penanganan

hipertensi terlebih tentang diet nutrisi berupa garam, peneliti terkait

pengetahuan diet hipertensi penelitian pernah dilakukan oleh Wini (2019)

dengan judul penelitian “asuhan Keperawatan Keluarga dengan Kasus


Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempaja Samarinda“ dengan

intervensi edukasi diet nutrisi, mengevaluasi penjelasan yang diberikan,

Meminta keluarga untuk mengulang penjelasan yang diberikan. Setelah

dilakukan asuhan keperawatan di simpulkan bahwa keluarga mampu mengerti

edukasi yang telah diberikan, hal itu ditandai dengan pasien yang mampu

mengulang kembali penjelasan perawat.

Berdasarkan dari hasil pembahasan dari latar belakang di atas fenomena

tersebut, mengingat betapa pentingnya penanganan diet nutrisi pada pasien

hipertensi dan juga tingkat pengetahuan yang masih rendah terkait diet

yang baik bagi penderita hipertensi, peneliti berniat melakukan

penanggulanangan edukasi dengan melakukan karya inovvasi berupa

booklate guna menambah wawasan penderita hipertensi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut diatas, maka

dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut bagaimana”

pengaruh diet nutrisi bagi penderita hipertensi pada keluarga Tn. M di

kampung poncowati.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Penulis mampu melakukan karya ilmiah akhir tentang diet nutrisi bagi

penderita hipertensi.
2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah, peneliti mampu melakukan telaah

terhadap :

a. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien hipertensi.

b. Menegakan diagnosa keperawatan pada pasien hipertensi.

c. Melakukan perencanaan keperawatan pada pasien hipertensi.

d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien hipertensi.

e. Memberikan evaluasi keperawatan pada pasien hipertensi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Diharapkan Laporan karya Tulis inovasi diet nutrisi bagi penderita

hipertensi pada keluarga Tn. M di Kampung Poncowati Lampung

Tegah tahun 2022 ini dapat menjadi bahan referensi dan bahan

kepustakaan khususnya bagi mahasiswa tentang Laporan Kasus Pasien

dengan Diagnosa hipertensi.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan dalam

pelayanan kesehatan khususnya dalam penanganan Asuhan

keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis hipertensi.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Hipertensi

1. Definisi

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya

140 mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak

hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita

penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal danpembuluh darah dan makin

tinggi tekanan darah makin tinggi resikonya (Nurarif, 2015).

Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah

meningkat secara kronis.Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja

lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan

nutrisi tubuh.hasil pengukuran tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau

tekanan darah diastolik ≥90 mmHg (Subekti, 2017)

2. Etiologi

Berdasarkan faktor dan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 macam

yaitu:

1) Hipertensi esensial / hipertensi primer. Penyebab dari hipertensi ini

belum diketahui,namun faktor resiko yang di duga kuat adalah karena

beberapa fakor berikut ini :

a) Keluarga dengan riwayat hipertensi

b) Pemasukan sodium berlebih

c) Konsumsi kalori berlebih


d) Kurang nya aktifitas fisik

e) Pemasukan alkohol berlebih

f) Rendahnya pemasukan potasium

g) Lingkungan

2) Hipertensi sekunder / hipertensi renal. Penyebab dari hipertensi jenis

ini secara spesifikseperti: gangguan esterogen, penyakit ginjal,

hipertensi vaskuler renal, hipertensi yangberhubungan dengan

kehamilan.

3) Hipertensi pada lanjut usia dibedakan atas :

a) Hipertensi dimana sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg

dan tekanandiastoliksama atau lebih besar dari 90 mmHg

b) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar

dari 160 mmHgdantekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya

perubahan – perubahan pada:

a) Elastisitas dinding aorta menurun

b) Katup jantung menebal dan menjadi kaku

c) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun

sesudah berumur20tahun kemampuan jantung memompa darah

menurun menyebabkanmenurunnya kontraksi dan volumenya.

d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini terjadi karena

kurangnya efektifitaspembuluh darah perifer untuk oksigenasi

e) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

(Nurarif, 2015).
3. Pathway

Pathway Hipertensi

Factor predisposisi usia, jenis kelamin, merokok, stress,


kurang olahraga, genetic, alcohol, konsentrasi, garam, Beban kerja jantung ↑
Aliran darah makin cepat
obesitas
keseluruhan tubuh sedangkan
nutrisi dalam sel sudah
mencukupi kebutuhan
Kerusakan vaskuler pembuluh HIPERTENSI Tekanan sistemik darah ↑
darah

Perubahan Struktur Perubahan Situasi Krisis Situasional Metode Koping tidak efektif

Penyumbatan pembuluh darah Informasi yang minim Defisiensi pengetahuan ansietas Ketidakefektifan koping

vasokontriksi Resistensi pembuluh darah Nyeri kepala


otak ↑

Gangguan sirkulasi otak Suplai O2 ke otak ↓ Resiko ketidakefektifan perfusi


jaringan otak
Ginjal Retina Pembuluh darah

Vasokontriksi pemb. Darah Spasme arteriol


ginjal sistemik koroner

Blood flow darah ↓ Risiko cedera vasokonstriksi iskemia miokard

Respon RAA Perurunan curah jantung Afterload ↑ Nyeri

Merangsang aldoseteron Kelebihan volume cairan fatique

Retensio Na Edema Intoleransi aktivitas

(Nurarif, 2015)
4. Manifestasi klinis

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :

a. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan tekanan darah, selainpenentuan arteri oleh dokter yang

memriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa

jika tekanan arteri tidak terukur.

b. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi

nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan gejala

terlazim yang mengenai kebanyakan pasien mencari pertolongan medis

Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu ;

a. Mengeluh sakit kepala hingga

b. Lemas, kelelahan

c. Sesak nafas

d. Gelisah

e. Mual

f. Muntah

g. Epistaksis

h. Kesadaran menurun

(Subekti, 2017).

5. Komplikasi

Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit jantung,

gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan dan penyakit

ginjal.Tekanan darahyang tinggi umumnya meningkatkan resiko terjadinya

komplikasi tersebut. Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua

sistem organ dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun. 20

Mortalitas pada pasien hipertensi lebih cepat apabila penyakitnya tidak terkontrol
dan telah menimbulkan komplikasi ke beberapa organ vital.Sebab kematian yang

sering terjadi adalah penyakit jantung dengan atau tanpa disertai stroke dan gagal

ginjal.Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang mengenai mata,

ginjal, jantung dan otak.

a. Otak

Stroke merupakan kerusakan target organ pada otak yang diakibatkan oleh

hipertensi.Stroke timbul karena perdarahan, tekanan intra kranial yang

meninggi, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang

terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila

arteri-arteri yang mendarahi otak

b. Ginjal

Penyakit ginjal kronik dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat

tekanan tinggi pada kapiler-kepiler ginjal dan glomerolus. Kerusakan

glomerulus akan mengakibatkan darah mengalir ke unitunit fungsional ginjal,

sehingga nefron akan terganggu dan berlanjut menjadi hipoksia dan kematian

ginjal. Kerusakan membran glomerulus juga akan menyebabkan protein

keluar melalui urin sehingga sering dijumpai edema sebagai akibat dari

tekanan osmotik koloid plasma yang berkurang. Hal tersebut terutama terjadi

pada hipertensi kronik.

c. Jantung

Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner mengalami arterosklerosis

atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah yang melalui

pembuluh darah tersebut, sehingga miokardium tidak mendapatkan suplai

oksigen yang cukup.Kebutuhan oksigen miokardium yang tidak terpenuhi

menyebabkan terjadinya iskemia jantung, yang pada akhirnya dapat menjadi

infark.
d. Mata

Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah

pada retina.Makin tinggi tekanan darah dan makin lama hipertensi tersebut

berlangsung, maka makin berat pula kerusakan yang dapat ditimbulkan.

Kelainan lain pada retina yang terjadi akibat tekanan darah yang tinggi adalah

iskemik optik neuropati atau kerusakan

pada saraf mata akibat aliran darah yang buruk, oklusi arteri dan vena retina

akibat penyumbatan aliran darah pada arteri dan vena retina. Penderita

retinopati hipertensif pada awalnya tidak menunjukkan gejala, yang pada

akhirnya dapat menjadi kebutaan pada stadium akhir.Kerusakan yang lebih

parah pada mata terjadi pada kondisi hipertensi maligna, di mana tekanan

darah meningkat secara tiba-tiba. Manifestasi klinis akibat hipertensi maligna

juga terjadi secara mendadak, antara lain nyeri kepala, double vision, dim

vision, dan sudden vision loss

(Subekti, 2017)

6. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan Laboratorium

1) HB/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume

cairan(viskositas) dan dapat mengindikasi factor resiko seperti :

hipokoagulabilitas, anemia.

2) BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.

3) Glucosa : hiperglikemi ( DM adalah pencetus hipertensi ) dapat

diakibatkan olehpengeluaran kadar ketokolamin.

4) Urinalisa : darah, protein, glucosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan

ada DM.

b. CT scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati

c. EKG : dapat menunjukan pola renggangan, dimana luas, peningguan

gelombang Padalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.


d. IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti : batu ginjal, perbaikan

ginjal.

e. Photo dada : Menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran

jantung. (Nurarif, 2015).

B. Diet Nutrisi Hipertensi

1. Pengertian

Diet memegang peranan yang penting dalam pencegahan dan pengobatan

terhadap peyakit hipertensi. Jadi Diet adalah salah satu cara untuk mengatasi

hipertensi tanpa efek samping yang serius, karena metode pengendaliannya

yang alami Pelaksanaan diet yang teratur dapat menormalkan hipertensi

(Novian, 2013).

2. Jenis Diet Hipertensi

a. Diet rendah Garam

Penyakit hipertensi timbul bersamaan dengan konsumsi garam yang tinggi.

Diet ini diberikan pada pasien hipertensi. Tujuan diet rendah garam adalah

untuk menurunkan tekanan darah. Diet rendah garam tidak hanya

membatasi asupan garam dapur. Akan tetapi mengonsumsi makanan rendah

sodium atau natrium (Na). Garam digunakan dalam jumlah minimal (tidak

lebih dari ½ sendok teh atau 2 gram garam dapur sehari) pada waktu

memasak (E.Beck, 2011).

b. Diet Rendah Kolesterol Lemak Terbatas

Tubuh memperoleh kolesterol dari makanan sehari-hari. Jika kolesterol

terlalu tinggi itu sangat berbahaya bagi tubuh. Peningkatan kolesterol dapat

terjadi karena terlalu banyak mengonsumsi lemak jenuh dalam proposi

yang tinggi, seperti lemak jenuh dalam berbagai produk susu, telur dan

daging. Sementara konsumsi lemak tak jenuh yang terdapat didalam

minyak nabati seperti minyak jagung dan minyak kedelai, relative lebih

sedikit (E.Beck, 2011).


c. Diet Tinggi Serat

Serat makanan adalah polisakarida nonpati yang terdapat dalam semua

makanan nabati. Makanan serat tinggi mengandung energi rendah sehingga

dapat membantu menurunkan berat badan. Diet tinggi serat menimbulkan

rasa kenyang sehingga dapat membantu menurunkan berat badan. Tujuan

diettinggi serat adalah untuk memberi makanan sesuai kebutuhan gizi yang

tinggi serat sehingga dapat merangsang peristaltic usus agar defekasi

berjalan normal. Sayuran yang tinggi serat seperti daun singkong, daun

kacang panjang, daun pepaya, brokoli, jagung muda, pare, kacang panjang,

buncis, dan ketimun. Serta buah-buahan yang tinggi serat seperti nanas,

mangga, pisang, pepaya, sirsak, apel, dan belimbing (Almatsier, 2012).

C. Studi Leteratur

Penelitian terkait diet hipertensi pernah dilakukan oleh Lisma (2018) dengan judul

penelitian “asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama hipertensi pada

keluargaTn. A di Mergangsan” intervensi keperawatan yang telah dibuat.

Implementasi dilakukan dengan metode tanya jawab, berdiskusi, melatih senam

hipetensi, dan penyuluhan diet nutrisi. Penelitian serupa juga pernah di lakukan

oleh Gabrial (2019) dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. B.L.U dengan

Hipertensi Di Puskesmas Alak Kota Kupang” dengan intervensi mengkaji tingkat

pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi, melakukan pendidikan kesehatan

tentang: pengertian hipertensi, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan (diet nutrisi

renah garam) dan penanganan dan mendapat hasil evaluasi yang menjelaskan

pasien mengatakan sudah memahami tentang pengertian hipertensi, penyebab,

pencegahan dengan diet nutrisi rendah garam dan penanganan hipertensi, pasien

tampak kooperatif mendengarkan penjelasan tentang pengertian dan penyebabnya .


BAB III

LAPORAN KASUS

Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas Pasien

IDENTITAS KLIEN Klien 1 Klien 2

Nama Tn.M Ny.K

Umur 64 tahun 61 tahun

Jenis kelamin Laki-laki Perempuan

Agama Islam Islam

Pendidikan SMP SD

Pekerjaan Tani IRT

Setatus perkawinan Menikah Menikah

Alamat Poncowati Poncowati

Dx Medis Hipertensi Hipertensi

b. Riwayat Penyakit

Riwayat Penyakit Klien 1 Klien 2


- Keluhan utama - Nyeri - Nyeri
- Riwayat penyakit - Klien menderita hipertensi - Klien menderita hipertensi
sekarang - Klien mengatakan pernah - Klien mengatakan pernah
- Riwayat penyakit mengalami flu dan batuk mengalami flu dan batuk
dahulu yang disertai pusing kepala. yang di sertai pusing
kepala.
c. Genogram Pasien 1

= Perempuan

= laki laki

= garis perkawinan

= garis keturunan

= klien

= meninggal

= serumah
d. Genogram Pasien 2

= Perempuan

= laki laki

= garis perkawinan

= garis keturunan

= klien

= meninggal

= seruma

e. Pola Kebiasaan

POLA KESEHATAN Klien 1 Klien 2


Pola nutrisi - Klien mengatakan makan 2 - Klien mengatakan makan
x/hari, melalui oral, klien 2 x/hari, melalui oral,
mengatakan gemar klien mengatakan gemar
mengkonsumsi makanan mengkonsumsi garam,
yang bersifat asin, nafsu nafsu makan klien baik,
makan klien baik, sebelum sebelum makan klien
makan klien membaca doa, membaca doa, klien
klien tidak memiliki tidak memiliki keluhan
keluhan saat makan saat makan

Pola cairan - Klien mengatakan minum


- Klien mengatakan minum
kurang lebih 5 gelas
kurang lebih 6 gelas
perhari, secara oral,klien
perhari, secara oral,klien
minum menggunakan
minum menggunakan gelas
gelas ukuran 200cc, klien
ukuran 200cc, klien
mengatakan tidak ada
mengatakan tidak ada keluhan saat minum
keluhan saat minum
Pola eliminasi - Kien mengatakan bak 3
- Kien mengatakan bak 3
-BAK kali dalam sehari waktu
kali dalam sehari waktu
BAK yaitu pagi, sore,
BAK yaitu pagi, sore, dan
dan malam, Warna jernih
malam, Warna jernih dan
dan bau khas, klien
bau khas, klien
mengatakan tidak ada
mengatakan tidak ada
keluhan saat BAK.
keluhan saat BAK

-BAB - Klien mengatakan BAB - Klien mengatakan BAB


kurang lebih 1 kali dalam kurang lebih 1 kali dalam
sehari, waktu yaitu di sehari, waktu yaitu di pagi
pagi hari, konsistensi hari, konsistensi lembek,
warna kuning keemasan,
lembek, warna kuning
bau khas, klien mengatakan
keemasan, bau khas, tidak ada keluhan saat
BAB.
klien mengatakan tidak
-
ada keluhan saat BAB..
-Pola kebutuhan rasa aman - Klien mengatakan sering - Klien mengatakan sering
nyaman
merasakan nyeri di merasakan nyeri di bagian
bagian tengku, nyeri tengkuk hingga ke kepala,
dirasakan seperti nyeri dirasakan seperti
tertimpa benda berat, tertimpa benda berat,
nyeri di rasakan hilang nyeri di rasakan hilang
timbul, nyeri timbul timbul, nyeri timbul
kurang lebih 2 menit, kurang lebih 4 menit,
skala nyeri 5 (0- 10), skala nyeri 6 (0-10), nyeri
nyeri bertambah jika bertambah jika klien
klien beraktifitas,dan beraktifitas,dan berkurang
berkurang jika jika beristirahat.
beristirahat.

- Klien mengatakan mandi


- Klien mengatakan
-Pola personal hygiene 2 x/hari yaitu pagi dan
mandi 2 x/hari yaitu
sore, klien selalu
pagi dan sore, klien
menyikat giginya saat
selalu menyikat giginya
mandi,yaitu 2 x/hari, klien
saat mandi,yaitu 2
selalu mencuci rambut
x/hari, klien selalu
nya, 6 x/minggu
mencuci rambut nya, 5
x/minggu

- Klien mengatakan tidur - Klien mengatakan tidur


-Pola istirahat dan tidur
saat ini kurang lebih 4-5 saat ini kurang lebih 6-7
jam saat malam hari dan jam saat malam hari dan 1
2 jam saat siang hari, jam saat siang hari, klien
klien mengatakan berdoa mengatakan berdoa
terlebih dahulu sbelum terlebih dahulu sbelum
tidur,klien mengatakan tidur,klien mengatakan
tidak ada gangguan saat tidak ada gangguan saat
tidur tidur
-Pola aktivitas dan latihan - Klien mengatakan saat - Klien mengatakan saat ini
ini ia hanya di rumah, ia sebagai petani, klien
saat waktu luang bekerja saat pagi
dimanfaatkan berkumpul menjelang siang, saat
dengan keluarga, klien waktu luang
mengatakan saat ini ia dimanfaatkan berkumpul
sulit beraktifitas karena dengan keluarga, klien
sering merasa pusing mengatakan saat ini ia
dan berat pada tengkuk. sulit beraktifitas karena
sering merasa pusing dan
berat pada tengkuk.

-Pola kebiasaan yang - Klien mengatakan ia - Klien mengatakan ia tidak


mempengaruhi kesehatan tidak merokok, tidak merokok, tidak
mengonsumsi minuman mengonsumsi minuman
keras, dan tidak keras, dan tidak
tetergantungan obat – ketergantungan obat –
obatan. obatan.

f. Pola Pengetahuan dan Pengajaran

Pola Pengetahuan dan Klien 1 Klien 2


Pengajaran
Pengetahuan Klein dan keluarga Klein dan keluarga mengatakan
mengatakan tidak mengatahui tidak mengatahui tentang
tanda gejala, diet, serta cara penyakit hipertensi, meliputi
menanganan hipertensi, tanda gejala, diet, serta cara
keluarga hanya mengerti menanganan hipertensi,
bahwa pasien mengalami keluarga hanya mengerti bahwa
hipertensi tanpa mengetahui pasien mengalami hipertensi
hal lainnya terkait hipertensi tanpa mengetahui hal lainnya
terkait hipertensi
Pengajaran Klien dan keluarga Klien dan keluarga mengatakan
mengatakan blm pernah di sempat di ajari tentang cara
ajari terkait penanganan menangani hipertensi namun
hipertensi serta cara sudah tidak ingat karena pada
penanggulangannya saat itu hanya mengikuti
penyuluhan umum.
g. Pemeriksaan Fisik

Observasi Klien 1 Klien 2


1. Pemeriksaan umum
- Composmetis - Composmetis
-Kesadaraan
- 180/100 mmHg - 200/110 mmHg
-Tekanan darah
-Nadi - 90 x/menit - 80 x / menit

-Pernafasan - 20 x/menit - 22 x / menit

-Suhu - 36oc - 36,5oc

-Tb/bb - 150 cm/44 kg - 157 cm / 62 kg

2. Pemeriksaan fisik
persistem
a. Sistem pengllihatan
- Simetris - Simetris
- Posisi mata
- Baik - Baik
- Kelopak mata
- Baik - Baik
- Pergerakan bola mata - An anemis - An anemis
- Konjungtiva - Baik - Baik
- Kornea - Tajam - Tajam
- Ketajaman
- Tidak ada - Tidak ada
penglihatan
- Tanda tanda radang - Tidak - Tidak

- Pemakaian alat
- Tidak - Tidak
bantu penglihatan

- Keluhan lain
- Simetris
- Simetris
b. Sistem pendengaran - Tidak ada - Tidak ada
- Kesimetrisan - Tidak ada - Tidak ada
- Tanda radang - Baik - Baik
- Cairan dari telinga - Tidak ada - Tidak ada
- Fungsi pendengaran
- Pemakaian alat
bantu - Baik
- Baik
- Tidak ada - Tidak ada
c. Sistem pernafasan
- 20 x / menit - 22 x / menit
- Jalan nafas
- Teratur - Teratur
- Keluhan
- Dalam - Dalam
- Frekuensi
- Vasikuler - Vasikuler
- Irama
- Tidak ada - Tidak ada
- Kedalaman
- Suara nafas
- Batuk - 90 x/menit - 80 x/menit
- Teratur - Teratur
d. Sistem kardiovaskuler
- Kuat - Kuat
- Nadi
- Hangat - Hangat
- Irama
- Sawo matang - Sawo matang
- Denyut
- Tidak ada - Tidak ada
- Temperatur kulit
- Warna kulit
- Nyeri dada
e. Sistem - Tidak ada - Tidak ada
muskuloskeletal
- Keterbatasan - Tidak ada - Tidak ada
pergerakan
- Tanda tanda radang - Tidak ada - Tidak ada
pada sendi
- Penggunaan alat
- Bantu

2. Analisa Data

Data Etiologi Masalah


Klien 1
DS : Kurang Terpapar Informasi Deficit pengetahuan diet
- Klein dan keluarga
mengatakan tidak
mengatahui tanda gejala,
diet, serta cara
menanganan hipertensi,
keluarga hanya mengerti
bahwa pasien mengalami
hipertensi tanpa
mengetahui hal lainnya
terkait hipertensi

- Klien dan keluarga


mengatakan blm pernah
di ajari terkait penanganan
hipertensi serta cara
penanggulangannya

- klien mengatakan gemar


mengkonsumsi makanan
yang bersifat asin
Klien 2
DS : Kurang Terpapar Informasi Deficit pengetahuan diet
- Klein dan keluarga
mengatakan tidak
mengatahui tentang
penyakit hipertensi,
meliputi tanda gejala,
diet, serta cara
menanganan hipertensi,
keluarga hanya mengerti
bahwa pasien mengalami
hipertensi tanpa
mengetahui hal lainnya
terkait hipertensi
- Klien dan keluarga
mengatakan sempat di
ajari tentang cara
menangani hipertensi
namun sudah tidak ingat
karena pada saat itu hanya
mengikuti penyuluhan
umum.

- klien mengatakan gemar


mengkonsumsi garam
3. Intervensi Keperawatan

Daiagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan


Keperawatan (SLKI) (SIKI)
(SDKI)

Kode: D.0111 Kode: L. 12111 Kode: I. 12383


Defisit Tujuan : Intervensi utama :
Pengetahuan : Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
ketiadaan atau tindakan keperawatan Tindakan
kurangnya selama 1x24 jam tingkat Observasi:
informasi pengetahuan meningkat, 1. Identifikasi
kognitif yang dengan Kriteria Hasil : kesiapan dan
berkaitan 1. Perilaku sesuai anjuran kemampuan
dengan topik Verbalisasi minat dalam menerima
tertentu. belajar meningkat informasi
Penyebab: 2. Kemampuan 2. Identifikasi faktor-
1. Keterbatasan Menjelaskan pengetahuan faktor yang dapat
kognitif tentang suatu topik meningkatkan dan
meningkat menurunkan
motivasi perilaku
hidup bersih dan
sehat.
2. Gangguan 3. Kemampuan Terapeutik
fungsi menggambarkan 3. Sediakan materi
kognitif pengalaman sebelumnya dan media
3. Kekelirua yang sesuai dengan topik pendidikan
n mengkuti meningkat kesehatan
anjuran 4. Perilaku sesuai dengan 4. Jadwalkan
4. Kuran pengetahuan meningkat pendidikan
gterpapar 5. Petanyaan tentang kesehatan sesuai
informasi masalah yang dihadapi kesepakatan
5. Kurang menurun 5. Berikan
minat dan 6. Persepsi yang kesempatan untuk
belajar keliru terhadap bertanya
6. Kurang masalah menurun Edukasi
mampu 7. Menjalani 6. Jelaskan faktor
mengingat pemeriksaan yang tidak risiko yang dapat
7. tepat menurun Perilaku mempengaruhi
Ketidaktahuan membaik kesehatan
menemukan 7. Ajarkan perilaku
sumber hidup bersih dan
informasi sehat
Gejala dan 8. Ajarkan strategi
tanda mayor yang dapat
Subjektif : digunakan untuk
1. Menanyaka meningkatkan
n masalah perilaku hidup
yang bersih dan sehat.
dihadapi
Objektif : Kode: I. 12369
1. Menunjukk Intervensi
an perilaku Pendukung Tindakan
tidak sesuai Obsevasi
anjuran 1. Identifikasi
2. Menunjukk kemampuan pasien
an persepsi dan keluarga
masalah menerima informasi
yang keliru 2. Identifikasi tingkat
terhadap pengetahuan saat ini
masalah 3. Identifikasi
Gejala dan kebiasaan pada
tanda minor makan saat ini dan
Subjektif : masa lalu
(tidak
tersedia)
Objektif :
1. Menjalani 4. Identifikasi persepsi
pemeriksaa pasien dan keluarga
n yang tentang diet yang
tidak tepat diprogramkan
2. Menunjukk 5. Identifikasi
an perilaku keterbatasan finansial
bermusuha untuk menyediakan
n, agitasi, makanan
histeria). Terapeutik
1. Persiapan materi,
media dan alat
peraga
2. Jadwalkan waktu
yang tepat untuk
memberikan
pendidikan
kesehatan
3. Berikan kesempatan
pasien dan
keluarga bertanya
4. Sediakan rencana
makanan tertulis,
jika perlu
Edukasi
1.Jelaskan tujuan
kepatuhan diet
terhadap kesehatan
2. Informasikan
makanan yang
diperbolehkan dan
dilarang
3. Informasi
kemungkinan interaksi
obat dan makanan, jika
perlu
4. Anjurkan
mempertahahankan
posisi posisi semi
Fowler (30-45 derajat)
20-30 menit setelah
makan
5. Anjurkan mengganti
bahan makanan sesuia
dengan diet yang
diprogramkan
6. Anjurkan
melakukan
olahraga sesuai
toleransi
7. Ajarkan cara
membaca label
dan memilih
makanan yang
sesuai
8. Ajarkan cara
merencanakan
makanan yang
sesuaiprogram
9. Rekomendasika
n resep makanan
yang sesuai
dengan diet, jika
perlu
5. Implementasi Keperawatan

Pasien Intervensi

Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3


Pasien 1 Respon : Respon : Respon :
Klien mengatakan Klien mengatakan Klien mengatakan
masih merasakan masih merasakan masih merasakan
Pusing dan berat di Pusing dan berat di Pusing dan berat di
tengkuk tengkuk namun sudah tengkuk sudah hilang
Hasil : mengalami perubahan Hasil :
Setelah dilakukan Hasil : Setelah dilakukan
tindakan terapi diet Setelah dilakukan tindakan terapi diet
hipertensi didapatkan tindakan terapi diet hipertensi didapatkan
TD : 165/100 hipertensi didapatkan TD : 150/90
TD : 165/95
Pasien 2 Respon : Respon : Respon :
Klien mengatakan Klien mengatakan Klien mengatakan
merasakan pusing dan masih merasakan sudah tidak
nyeri di bagian leher pusing dan nyeri di merasakan pusing dan
hingga bahu bagian leher hingga nyeri berkurang
Hasil : bahu Hasil :
Setelah dilakukan Hasil : Setelah dilakukan
tindakan terapi diet Setelah dilakukan tindakan terapi diet
hipertensi didapatkan tindakan terapi diet hipertensi didapatkan
TD : 165/95 hipertensi didapatkan TD : 145/90
TD : 155/90

6. Evaluasi Keperwatan

Evaluasi TD Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3

Pasien 1 166/100 mmHg 165/95 mmHg 150/90 mmHg

Pasien 2 165/95 mmHg 155/90 mmHg 145/85 mmHg

.
DAFTAR PUSTAKA

Dharma, Kelana Kusuma.(2011). Metode Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans


Info Media.

Kementrian Kesehatan Ri (2018) Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Depkes

Kementrian Kesehatan Ri (2013) Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Depkes

Kurniawansah Ihsan (2017) Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Klien Yang


Mengalami Hipertensi Dengan Nyeri Akut Di Wilayah Kerja Puskesmas
Gading Rejo. Stikes Muhammadiyah Pringsewu

Notoatmodjo.(2013) Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Pt Rinekacipta

Notoatmodjo,(2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Pt Rinekacipta


Nugroho, Wahyudi. (2014). Keperawatan Gerontik Dan Geriatri. Edisi 3. Jakarta:
Egc.
Nurarif Aamin Huda. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Dengan
Medis % Nanda Nic-Noc, Edisi Revisi Jilid Ii. Jogjakarta ; Mediaction

Sarif (2012) Asuhan Keperawatan Gerontik ; Berstandarkan Nanda, Nic, Dan Noc Dilengkapi
Teori Dan Contoh Kasus Askep.Yogyakarta : Nuha Medika

Soraya Umi (2014) Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Tekanan


Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Kelurahan Siantan Hulu Pontianak
Utara. Universitas Tanjungpura Pontianak

Subekti (2017) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 5 Volume 3 ;


Ganguaan Elminasi, Gangguan Kardiovaskular. Jakarta : Egc

Sunaryo (2014) Asuhan Keperawatan Gerontik. Pringsewu : Andi Penerbit

Syahdiah Alimatus (2019) Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Hipertensi Di Panti


Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda. Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kaltim

Syarifudin (2018) Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dengan Masalah


Keperawatan Nyeri Akut Di Rsud Pringsewu Provinsi Lampung
Untari., (2019) Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta : Egc

UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Kementrian Republik Indonesia

World Health Organization (2018) Keadaan Kasus Hipertensi Di Dunia.


Https://Www.Kemkes.Go.Id/Article/View/19051700002/Hipertensi-
Penyakit-Paling-Banyak-Diidap-Masyarakat.Html

Anda mungkin juga menyukai