BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan faktor utama manusia dalam menjalani hidup. Berbicara
mengenai kesehatan manusia tentunya tidak dapat dilepaskan dari penyakit yang
mungkin diderita oleh individu tertentu. Penyakit merupakan masalah kesehatan yang
besar di hampir semua negara berkembang, terutama Indonesia. Penyakit dapat
dibedakan menjadi 2 jenis yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular. Selain
angka penyakit menular yang masih tinggi di negara berkembang, penyakit tidak menular
yang bersifat kronis juga sudah banyak diderita oleh masyarakat kita. Kondisi inilah yang
dikenal dengan transisi epidemiologi (Suiraoka, 2012). Transisi Epidemiologi merupakan
kecenderungan perubahan pola kesakitan berupa penurunan prevalensi penyakit
noninfeksi atau penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, kanker, diabetes mellitus,
dan masih banyak lagi (Kemenkes, 2011).
Transisi epidemiologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi
teknologi di Indonesia akhir-akhir ini mengakibatkan perubahan pola penyakit dari
penyakit infeksi ke penyakit tidak menular (PTM) meliputi penyakit degeneratif dan man
made disease. Transisi epidemiologi tersebut diakibatkan oleh perubahan sosial ekonomi,
lingkungan dan struktur penduduk, ketika sebuah kelompok masyarakat mengadopsi gaya
hidup yang tidak sehat, seperti merokok, kurang melakukan aktivitas fisik,
mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan kalori, serta mengkonsumsi alkohol yang
merupakan faktor penyebab penyakit tidak menular (PTM) (E. Harianto, 2013).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menyerang pembuluh darah dan
dikenal sebagai silent killer, karena seringkali tidak menimbulkan gejala. Sebagian
penderita hipertensi di Indonesia tidak terdeteksi, sementara mereka yang teridentifikasi
pada umunya tidak menyadari kondisi penyakitnya tersebut dan hanya sebagian kecil saja
yang rutin berobat (Kodim, N, 2004). Hipertensi atau penyakit “darah tinggi” adalah
kondisi ketika seseorang mengalami kenaikan tekanan darah baik secara mendadak
maupun lambat. Diagnosis hipertensi ditetapkan jika tekanan darah sistol seseorang
menetap pada 140 mmHg atau diatasnya. Nilai tekanan darah yang paling ideal adalah
115/75 mmHg (Agoes, 2011). Banyak faktor yang berperan dalam terjadinya hipertensi
meliputi risiko yang dapat dikendalikan (minor) dan risiko yang tidak dapat dikendalikan
(mayor). Faktor risiko yang dapat dikendalikan (minor) ini contohnya adalah obesitas,
kurang olahraga atau aktivitas, merokok, minum kopi, sensitivitas natrium, kadar
kaliumrendah, alkoholisme, stress, pekerjaan, pendidikan, dan pola makan. Sedangkan
faktor yang tidak dapat dikendalikan (mayor) contohnya adalah keturunan, jenis kelamin,
ras, dan usia (Suhadak, 2010).
Penyakit hipertensi dapat menjadi masalah yang serius apabila tidak ditangani
sedini mungkin. Hipertensi yang dibiarkan akan berkembang dan menimbulkan
komplikasi yang berbahaya seperti terjadinya penyakit jantung, stroke, gangguan
penglihatan, penyakit ginjal, dan komplikasi lainnya (Andria, K.M, 2013). Hipertensi
dapat dicegah dengan menghindari faktor penyebab terjadinya hipertensi dengan cara
mengatur pola makan dan gaya hidup yang benar, menghindari konsumsi kopi,
menghentikan aktivitas merokok dan minum alkohol, serta mengurangi konsumsi garam
yang berlebihan dan dan aktivitas yang cukup seperti olahraga yang teratur (Dalimartha,
2008).
Dari latar belakang di atas, penulis tertarik mengambil penelitian berjudul
“Analisis Risiko Hipertensi dengan Pola Makan Sehari-hari pada Masyarakat
Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya”. Penelitian ini dilakukan sebagai pengingat
beberapa kelompok masyarakat yang rentan mengalami kondisi hipertensi dikarenakan
pola makan yang tidak sehat yang sudah mendarahdaging khususnya bagi masyarakat
Indonesia. Dengan penelitian ini, penulis berharap agar orang-orang dapat memulai gaya
hidup yang lebih sehat dan mengurangi risiko terkena penyakit hipertensi.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik beberapa permasalahan sebagai berikut:
Apakah masyarakat dengan pola makan yang tidak sehat memiliki risiko lebih besar
menderita hipertensi?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengidentifikasi risiko hipertensi pada pola makan tertentu di suatu kelompok
masyarakat.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pengetahuan berupa analisis risiko
hipertensi pada pola makan tertentu di suatu kelompok masyarakat. Selain itu,
penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan masyarakat mengenai pola
makan yang lebih sehat agar terhindar dari risiko terkena penyakit hipertensi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi mengenai pola makan
tertentu yang dapat berdampak bagi risiko penyakit hipertensi pada masyarakat
kecamatan Wonocolo Surabaya.
b. Bagi Puskesmas/Instansi Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi tenaga medis seperti dokter, perawat,
maupun ahli gizi untuk memberikan sosialisasi mengenai pola makan yang sehat
agar terhindar dari risiko penyakit hipertensi.
c. Bagi Responden
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan responden untuk meningkatkan kesadaran
dalam pola makan yang lebih sehat lagi kedepannya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA (Satria)
A. Definisi Hipertensi (Jangan lupa daftar pustaka juga dicantumkan, kalau bisa
bentuk kalimatnya deskripsi. Jangan per poin karena ini adalah tugas skripsi,
jangan lupa di parafrase)
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan tekanan darah di
dalam arteri. Dimana Hiper yang artinya berebihan, dan Tensi yang artinya
tekanan/tegangan, jadi hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang
menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal. Seseorang dinyatakan
hipertensi apabila seseorang memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan ≥ 90 untuk
tekanan darah diastolik ketika dilakukan pengulangan
B. Penyebab
Beberapa penyebab hipertensi, antara lain:
1. Keturunan
Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang mengidap hipertensi maka besar
kemungkinan orang tersebut menderita hipertensi.
2. Usia
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa semakin bertambah usia seseorang maka
tekanan darah pun akan meningkat.
3. Garam
Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa orang.
4. Kolesterol
Kandungan lemak yang berlebih dalam darah dapat menyebabkan timbunan kolesterol
pada dinding pembuluh darah, sehingga mengakibatkan pembuluh darah menyempit
dan tekanan darah pun akan meningkat.
5. Obesitas/kegemukan
Orang yang memiliki 30% dari berat badan ideal memiliki risiko lebih tinggi
mengidap hipertensi.
6. Stress
Stress merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi di mana hubungan
antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf
dapat menaikkan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu).
7. Rokok
Merokok dapat memicu terjadinya tekanan darah tinggi, jika merokok dalam keadaan
menderita hipertensi maka akan dapat memicu penyakit yang berkaitan dengan jantung
dan darah.
8. Kafein
Kafein yang terdapat pada kopi, teh, ataupun minuman bersoda dapat meningkatkan
tekanan darah.
9. Alkohol
Mengonsumsi alkohol yang berlebih dapat meningkatkan tekanan darah.
10. Kurang olahraga
Kurang berolahraga dan bergerak dapat meningkatkan tekanan darah, jika menderita
hipertensi agar tidak melakukan olahraga berat.
C. Gejala
Gejala Hipertensi, yaitu:
1. Sakit kepala (biasanya pada pagi hari sewaktu bangun tidur).
2. Bising (bunyi “nging”) di telinga.
3. Jantung berdebar-debar.
4. Pengelihatan kabur.
5. Mimisan.
6. Tidak ada perbedaan tekanan darah walaupun berubah posisi.
D. Pencegahan Hipertensi
Pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan yaitu:
1. Mengurangi asupan garam (kurang dari 5 gram setiap hari).
2. Makan lebih banyak buah dan sayuran.
3. Aktifitas fisik secara teratur.
4. Menghindari penggunaan rokok.
5. Membatasi asupan makanan tinggi lemak jenuh.
6. Menghilangkan/mengurangi lemak trans dalam makanan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN (Rania)
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini meruoakan penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional
study yaitu variabel independen pola makan dan dependen kejadian hipertensi diamati
secara bersamaan (Hestu, dkk, 2021).
C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Masyarakat Desa Jemursari Kecamatan
Wonocolo Surabaya yang berusia 40-60 tahun.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi dengan kriteria inklusi:
a. Berumur 40 - 60 tahun.
b. Sukarela menjadi sampel dan bersedia di teliti
c. Pengambilan sampel dilakukan secara non probability dengan cara kemudahan
atau accidental sehingga jumlah sampel adalah 50 orang.