Anda di halaman 1dari 13

Nama Anggota Kelompok:

1. Nur Laily Sa’adatus Abadiyah Al-Khotim (D7A219014)


2. Muhammad Aji Satria Pangestu (D9A219020)

ANALISIS RISIKO HIPERTENSI DENGAN POLA MAKAN SEHARI-HARI PADA


MASYARAKAT DESA JEMURSARI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan faktor utama manusia dalam menjalani hidup. Berbicara
mengenai kesehatan manusia tentunya tidak dapat dilepaskan dari penyakit yang
mungkin diderita oleh individu tertentu. Penyakit merupakan masalah kesehatan yang
besar di hampir semua negara berkembang, terutama Indonesia. Penyakit dapat
dibedakan menjadi 2 jenis yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular. Selain
angka penyakit menular yang masih tinggi di negara berkembang, penyakit tidak menular
yang bersifat kronis juga sudah banyak diderita oleh masyarakat kita. Kondisi inilah yang
dikenal dengan transisi epidemiologi (Suiraoka, 2012). Transisi Epidemiologi merupakan
kecenderungan perubahan pola kesakitan berupa penurunan prevalensi penyakit
noninfeksi atau penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, kanker, diabetes mellitus,
dan masih banyak lagi (Kemenkes, 2011).
Transisi epidemiologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi
teknologi di Indonesia akhir-akhir ini mengakibatkan perubahan pola penyakit dari
penyakit infeksi ke penyakit tidak menular (PTM) meliputi penyakit degeneratif dan man
made disease. Transisi epidemiologi tersebut diakibatkan oleh perubahan sosial ekonomi,
lingkungan dan struktur penduduk, ketika sebuah kelompok masyarakat mengadopsi gaya
hidup yang tidak sehat, seperti merokok, kurang melakukan aktivitas fisik,
mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan kalori, serta mengkonsumsi alkohol yang
merupakan faktor penyebab penyakit tidak menular (PTM) (E. Harianto, 2013).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menyerang pembuluh darah dan
dikenal sebagai silent killer, karena seringkali tidak menimbulkan gejala. Sebagian
penderita hipertensi di Indonesia tidak terdeteksi, sementara mereka yang teridentifikasi
pada umunya tidak menyadari kondisi penyakitnya tersebut dan hanya sebagian kecil saja
yang rutin berobat (Kodim, N, 2004). Hipertensi atau penyakit “darah tinggi” adalah
kondisi ketika seseorang mengalami kenaikan tekanan darah baik secara mendadak
maupun lambat. Diagnosis hipertensi ditetapkan jika tekanan darah sistol seseorang
menetap pada 140 mmHg atau diatasnya. Nilai tekanan darah yang paling ideal adalah
115/75 mmHg (Agoes, 2011). Banyak faktor yang berperan dalam terjadinya hipertensi
meliputi risiko yang dapat dikendalikan (minor) dan risiko yang tidak dapat dikendalikan
(mayor). Faktor risiko yang dapat dikendalikan (minor) ini contohnya adalah obesitas,
kurang olahraga atau aktivitas, merokok, minum kopi, sensitivitas natrium, kadar
kaliumrendah, alkoholisme, stress, pekerjaan, pendidikan, dan pola makan. Sedangkan
faktor yang tidak dapat dikendalikan (mayor) contohnya adalah keturunan, jenis kelamin,
ras, dan usia (Suhadak, 2010).
Penyakit hipertensi dapat menjadi masalah yang serius apabila tidak ditangani
sedini mungkin. Hipertensi yang dibiarkan akan berkembang dan menimbulkan
komplikasi yang berbahaya seperti terjadinya penyakit jantung, stroke, gangguan
penglihatan, penyakit ginjal, dan komplikasi lainnya (Andria, K.M, 2013). Hipertensi
dapat dicegah dengan menghindari faktor penyebab terjadinya hipertensi dengan cara
mengatur pola makan dan gaya hidup yang benar, menghindari konsumsi kopi,
menghentikan aktivitas merokok dan minum alkohol, serta mengurangi konsumsi garam
yang berlebihan dan dan aktivitas yang cukup seperti olahraga yang teratur (Dalimartha,
2008).
Dari latar belakang di atas, penulis tertarik mengambil penelitian berjudul
“Analisis Risiko Hipertensi dengan Pola Makan Sehari-hari pada Masyarakat
Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya”. Penelitian ini dilakukan sebagai pengingat
beberapa kelompok masyarakat yang rentan mengalami kondisi hipertensi dikarenakan
pola makan yang tidak sehat yang sudah mendarahdaging khususnya bagi masyarakat
Indonesia. Dengan penelitian ini, penulis berharap agar orang-orang dapat memulai gaya
hidup yang lebih sehat dan mengurangi risiko terkena penyakit hipertensi.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik beberapa permasalahan sebagai berikut:
Apakah masyarakat dengan pola makan yang tidak sehat memiliki risiko lebih besar
menderita hipertensi?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengidentifikasi risiko hipertensi pada pola makan tertentu di suatu kelompok
masyarakat.

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pengetahuan berupa analisis risiko
hipertensi pada pola makan tertentu di suatu kelompok masyarakat. Selain itu,
penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan masyarakat mengenai pola
makan yang lebih sehat agar terhindar dari risiko terkena penyakit hipertensi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi mengenai pola makan
tertentu yang dapat berdampak bagi risiko penyakit hipertensi pada masyarakat
kecamatan Wonocolo Surabaya.
b. Bagi Puskesmas/Instansi Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi tenaga medis seperti dokter, perawat,
maupun ahli gizi untuk memberikan sosialisasi mengenai pola makan yang sehat
agar terhindar dari risiko penyakit hipertensi.
c. Bagi Responden
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan responden untuk meningkatkan kesadaran
dalam pola makan yang lebih sehat lagi kedepannya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA (Satria)

A. Definisi Hipertensi (Jangan lupa daftar pustaka juga dicantumkan, kalau bisa
bentuk kalimatnya deskripsi. Jangan per poin karena ini adalah tugas skripsi,
jangan lupa di parafrase)
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan tekanan darah di
dalam arteri. Dimana Hiper yang artinya berebihan, dan Tensi yang artinya
tekanan/tegangan, jadi hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang
menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal. Seseorang dinyatakan
hipertensi apabila seseorang memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan ≥ 90 untuk
tekanan darah diastolik ketika dilakukan pengulangan

B. Penyebab
Beberapa penyebab hipertensi, antara lain:
1. Keturunan
Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang mengidap hipertensi maka besar
kemungkinan orang tersebut menderita hipertensi.
2. Usia
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa semakin bertambah usia seseorang maka
tekanan darah pun akan meningkat.
3. Garam
Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa orang.
4. Kolesterol
Kandungan lemak yang berlebih dalam darah dapat menyebabkan timbunan kolesterol
pada dinding pembuluh darah, sehingga mengakibatkan pembuluh darah menyempit
dan tekanan darah pun akan meningkat.
5. Obesitas/kegemukan
Orang yang memiliki 30% dari berat badan ideal memiliki risiko lebih tinggi
mengidap hipertensi.
6. Stress
Stress merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi di mana hubungan
antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf
dapat menaikkan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu).
7. Rokok
Merokok dapat memicu terjadinya tekanan darah tinggi, jika merokok dalam keadaan
menderita hipertensi maka akan dapat memicu penyakit yang berkaitan dengan jantung
dan darah.
8. Kafein
Kafein yang terdapat pada kopi, teh, ataupun minuman bersoda dapat meningkatkan
tekanan darah.
9. Alkohol
Mengonsumsi alkohol yang berlebih dapat meningkatkan tekanan darah.
10. Kurang olahraga
Kurang berolahraga dan bergerak dapat meningkatkan tekanan darah, jika menderita
hipertensi agar tidak melakukan olahraga berat.

C. Gejala
Gejala Hipertensi, yaitu:
1. Sakit kepala (biasanya pada pagi hari sewaktu bangun tidur).
2. Bising (bunyi “nging”) di telinga.
3. Jantung berdebar-debar.
4. Pengelihatan kabur.
5. Mimisan.
6. Tidak ada perbedaan tekanan darah walaupun berubah posisi.

D. Pencegahan Hipertensi
Pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan yaitu:
1. Mengurangi asupan garam (kurang dari 5 gram setiap hari).
2. Makan lebih banyak buah dan sayuran.
3. Aktifitas fisik secara teratur.
4. Menghindari penggunaan rokok.
5. Membatasi asupan makanan tinggi lemak jenuh.
6. Menghilangkan/mengurangi lemak trans dalam makanan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN (Rania)

A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini meruoakan penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional
study yaitu variabel independen pola makan dan dependen kejadian hipertensi diamati
secara bersamaan (Hestu, dkk, 2021).

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Desa Jemursari Kecamatan Wonocolo Surabaya. Waktu
penelitian dilakukan pada bulan Juni 2022. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 01
juni sampai dengan 05 juni 2022.

C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Masyarakat Desa Jemursari Kecamatan
Wonocolo Surabaya yang berusia 40-60 tahun.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi dengan kriteria inklusi:
a. Berumur 40 - 60 tahun.
b. Sukarela menjadi sampel dan bersedia di teliti
c. Pengambilan sampel dilakukan secara non probability dengan cara kemudahan
atau accidental sehingga jumlah sampel adalah 50 orang.

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data


1. Jenis Data
Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data
primer yang dikumpulkan langsung dari objek penelitian, sedangkan data sekunder
diperoleh dengan mencatat data-data Ibu/bapak yang akan diukur (Asmita, 2020).
2. Cara Pengumpulan Data
a. Sebelum Penelitian
Langkah-langkah Pengumpulan Data:
1) Bertanya sekaligus meminta izin kepada pihak Kepala Desa tentang informasi
bahwa di daerah tempat penelitian diperbolehkan untuk melakukan penelitian
2) Setelah mendapatkan izin dan informasi dari kepala desa, peneliti mendatangi
kantor kepala desa untuk meminta izin bahwasannya diperbolehkan untuk
melakukan pengumpulan data
3) Meminta izin kepada ibu/bapak yang ada di wilayah tempat penelitian agar
bersedia menjadi bagian dari sampel dalam penelitian sebelumnya
diberitahukan dahulu apa manfaat dan tujuan penelitian yang akan
dilaksanakan.
4) Menentukan sampel sesuai dengan kriteria yang sebelumnya telah ditetapkan.
5) Mengikuti aturan protokol kesehatan dengan memakai APD.
6) Untuk pengumpulan data peneliti mendatangi rumah sampel secara satu per
satu.
b. Saat Penelitian
Pada saat penelitian, peneliti dibantu oleh Bidan untuk mengukur Tekanan Darah.
Sebelum dilakukan pengumpulan data, Bidan terlebih dahulu diberi pengarahan
tentang penelitian. Adapun data-data yang dikumpulkan berhubungan dengan
penelitian yang meliputi:
1) Data Primer
a) Identitas sampel
Meliputi nama, umur, alamat, pendidikan dan pekerjaan yang diperoleh
dengan wawancara.
1. Data Pola Makan
Data pola makan diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara
dengan metode FFQ (Food Frequency Questionaire). Langkah-langkah
dalam metode Food Frequency Questionaire adalah:
a. Pertama kali melakukan perkenalan kepada responden,
menyampaikan tujuan dan minta kesediaan responden untuk
berpartisipasi.
b. Sebelumnya peneliti memberi anjuran kepada responden untuk
memakai masker, mencuci tangan dan memakai hand sanitizer.
c. Mulai wawancara dengan menanyakan setiap makanan dalam daftar
FFQ meliputi bahan makanan dan frekuensi konsumsi dengan
menjaga jarak antara peneliti dan sampel.
d. Pada kotak frekuensi, responden diminta untuk memilih seberapa
sering mereka mengonsumsi item bahan makanan tersebut
(Kementerian Kesehatan RI, 2018).
2. Pengukuran Tekanan Darah
Data tekanan darah dikumpulkan dengan cara pemeriksaan tekanan
darah menggunakan alat bantu Tensi Meter yang dilakukan oleh Bidan
Desa. Langkah-langkah pengukuran tekanan darah adalah sebagai
berikut:
a. Sebelum melakukan pengukuran darah, terlebih dahulu peneliti
memberi anjuran kepada responden untuk memakai masker,
mencuci tangan dan memakai hand sanitizer.
b. Kemudian sebelum enumerator mengukur tekanan darah, lalu
enumerator (bidan) memakai sarung tangan dan masker kemudian
mengatur jarak antara sampel dengan enumerator (bidan).
c. Lilitkan manset disekitar lengan atas dengan tepi bawah manset
berjarak sekitar satu inci diatas fosa antecubital. Dengan lembut
tempatkan stetoskop diatas arteribrakialis tepat dibawah tepi
manset.
d. Pompa atau kembangkan maanset dengan cepat namun teratursampi
tekanan 180 mmHg (dewasa).
e. Turunkan tekanan udara pada manset secara perlahan dengan
membuka katup pada pompa. Kecepatan penurunan tekanan adalah
sekitar 3mm/detik.
f. Tetap dengarkan dengan stetoskop. Suara detak (Korotkoff)
pertama adalah tekanan sistolik pasien (Yudha, dkk, 2016).
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan berdasarkan penelusuran yang
dilakukan oleh peneliti di Desa Jemursari Kecamatan Wonocolo Surabaya
(Surahman, 2016). Meliputi gambaran umum lokasi dan data penduduk di
Desa Jemursari Kecamatan Wonocolo Surabaya.

E. Pengolahan dan Analisis Data


1. Pengolahan Data
Data yang sudah dikumpulkan melalui form pengumpulan data kemudian diolah
secara manual. Adapun data yang akan diolah meliputi:
a. Data pola makan
Dikumpulkan dengan metode FFQ dengan memberi skor setiap jawaban yaitu:
1) Jika >3/hari diberi nilai skor 50, 1x/hari diberi nilai skor 25, 3- 6x/minggu
diberi nilai skor 15, 1-2x/minggu diberinilai skor 10, 2x/bulan diberinilai skor
5, dan tidak pernah diberi nilai skor 0.
2) Menjumlahkan skor
3) Mencari rata-rata dengan cara:
jumlah skor
Rata−rata=
jumlah bahan makanan
4) Dan kemudian pola makan dikategorikan berdasarkan Tidak Baik, jika jumlah
rata – rata skor 15 - 50 dan Baik, jika jumlah rata-rata skor 0–14 (Sirajuddin,
dkk, 2018).
b. Status Hipertensi
Hasil pemeriksaan tekanan darah diukur dengan menggunakan alat
Sfigmomanometer atau tensi meter dan di entri ke program computer yaitu SPSS.
Langkah - langkah mengolah status hipertensi:
1) Mengukur tekanan darah
2) Entri data
3) Dengan mengkategorikan status hipertensi yaitu tekanan darah berdasarkan
sistolik:
a) Normal jika tekanan darah sistolik ≤120 mmHg
b) Hipertensi jika tekanan darah sistolik >120 mmHg (Arga, 2014).
2. Analisis Data
a. Analisa Univariat
Untuk menggambarkan masing-masing variabel yang disajikan dalam distribusi
frekuensi dan dianalisis berdasarkan presentase (Arry, 2014).
b. Analisis Bivariat
Untuk melihat Hubungan variable bebas dan terikat, karena data berskala Ordinal,
maka digunakan uji Chi-Square. Pengambilan Keputusan berdasarkan probabilitas
(p) jika p < 0,05 maka ho ditolak artinya ada Hubungan Pola Makan dengan Status
Hipertensi pada orang dewasa usia 40-60 tahun di Desa Jemursari Kecamatan
Wonocolo Surabaya.
DAFTAR PUSTAKA

Suiraoka, I. P. (2012). Penyakit degeneratif. Yogyakarta: Nuha Medika, 45-51.


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Permenkes RI No. 2348; Organisasi dan tata
kerja kantor kesehatan pelabuhan. Jakarta: Direktorat Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2011
Harianto, E., & Pratomo, H. (2013). Pajanan kebisingan dan hipertensi di kalangan
pekerja pelabuhan. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health
Journal), 8(5), 215-220.
Kodim N. Analisis kontekstual hubungan lingkungan sosiodemografi dengan hipertensi
yang tidak terkendali pada calon jamaah haji Indonesia [Disertasi]. Depok: Universitas
Indonesia; 2004.
Andria, K. M. (2013). Hubungan antara perilaku olahraga, stress dan pola makan dengan
tingkat hipertensi pada lanjut usia di posyandu lansia Kelurahan Gebang Putih Kecamatan
Sukolilo Kota Surabaya. Jurnal Promkes, 1(2), 111-117.
Agoes, H. A, 2011. Penyakit Diusia Tua. EGC: Jakarta
Asmita, D. N. (2020). Hubungan Pola Makan Dengan Status Hipertensi Pada Orang
Dewasa Usia 40-60 Tahun Di Desa Paniaran Kecamatan Siborongborong [Skripsi]. Medan:
Politeknik Kesehatan Medan
Hestu, Ismah, dkk (2021). Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Hipertensi. Jurnal
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 20(1).
Arry, P.W. (2014). Hubungan Antara Kualitas Sumber Air Minum Dan Pemanfaatan
Jamban Keluarga Dengan Kejadian Diare Di Desa Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten
Rembang. Unnes Journal of Public Health 3 (3)
Arga, I. W (2014). Gambaran tekanan darah berdasarkan faktor pemberat hipertensi pada
pasien hipertensi perokok di wilayah kerja puskesmas ciputat kota Tangerang Selatan. [Skripsi].
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Surahman (2016). Metodologi Penelitian. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan
Yudha, A.M, dkk (2016). Pengaruh Letak Tensimeter Terhadap Hasil Pengukuran
Tekanan Darah. Jurnal Kedokteran Diponegoro 5(4).
Sirajuddin, dkk. (2018). Survei Konsumsi Pangan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai