PENDAHULUAN
adalah kondisi tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg (WHO, 2013).
Hipertensi juga sering disebut sebagai “silent killer” karena orang dengan
penyakit hipertensi tidak menampakan tanda dan gejala yang jelas. Hipertensi
bisa menyerang siapa saja baik laki-laki maupun perempuan usia 30-60 tahun
data dari WHO, pada akhir tahun 2012 sedikitnya sejumlah 839 juta kasus
hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar
29% dari total penduduk dunia dan mengalami peningkatan jumlah kasus
15% pada tahun 2010 (Susilo & Wulandari, 2010). Menurut hasil Riset
Kalimantan Timur 29,6%, dan Jawa Barat 29,4% sedangkan di DIY mencapai
1
2
gejala umum yang dialami penderita hipertensi antara lain nyeri kepala,
kadang disertai dengan mual dan muntah akibat tekanan darah intrakranial.
Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan apapun selain tekanan darah
yang tinggi, tetapi pada kasus tertentu dapat ditemukan kelainan, seperti
tengkuk terasa pegal pada penderita yang telah mengalami hipertensi yang
lain, merokok, obesitas, alkohol, kurang olahraga, lingkungan dan pola diet
yang kurang baik pada penderita (Triyanto, 2014). Pola makan merupakan
faktor yang serius mengingat pada era ini adalah makanan cepat saji.
(Susilo & Wulandari, 2011). Selain itu, konsumsi makanan yang dimasak
mengandung lemak misalnya jeroan atau organ dalam hewan juga dapat
mengontrol tekanan darah dengan cara memperlambat kerja jantung dan Ace
salam, rumput laut dan jantung pisang. Penatalaksanaan diet hipertensi sangat
2011).
menganjurkan konsumsi garam penduduk harus kurang dari 5-6 gram perhari.
sistolik sekitar 2,2 mmHg sesuai dengan usia, jenis kelamin, ekskresi kalium,
indeks massa tubuh dan asupan alkohol (Medeiros, et al, 2012). Menurut
natrium dibatasi sampai kurang 2,4 gram sehari. Mengurangi asupan garam
<100 mmol/hari (2,4 gram natrium) bisa menurunkan tekanan darah 2-8
kalsium, kalium dan magnesium dan kendalikan kadar kolesterol. Selain itu
peran keluarga yang kurang mendukung antara pemberian diet yang adekuat
hipertensi terhadap perilaku diet dan perubahan tekanan darah pada penderita
Yogyakarta pada tahun 2012 sebesar 282 jiwa kemudian menurun menjadi
216 jiwa pada tahun 2013 dan penderita hipertensi kembali meningkat pada
tahun 2014 menjadi 292 jiwa penderita yang terdiagnosa oleh Puskesmas
diet rendah garam dan rendah lemak tidak mereka lakukan. Alasan yang
kolesterol dan natrium pada penderita hipertensi di Desa Bangun Jiwo Bantul
Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
hipertensi.
7
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Puskesmas
E. Penelitian Terkait
Yogyakarta.
8
adalah lokasi penelitian dan variabel yang akan di teliti. Lokasi penelitian
Sampel pada penelitian ini ada 20 orang pasien hipertensi yang masuk
RCT dengan sampel yang digunakan sebanyak 260 orang yang terbagi
penelitian dan variabel yang diteliti. Pada penelitian ini metode yang