Anda di halaman 1dari 5

Kelompok: Tutorial 2 CVS

Anggota:
1. Fitria Budianti - 130110210087
2. Haydar Alfarabi Sumadinata - 130110210123
3. Edenia Hauna Putri - 130110210009
4. Nisrina Mafaza - 130110210206
5. Widya Faiqa M.T. - 130110210082
6. Nazhwa Aurelia F. - 130110210018
7. M. Thoriq Akbar P. - 130110210099
8. Ferena Hawary H. - 130110220118
9. Siti Malikul Mulki - 1301102202077
10. M. Ikhsan G. G. - 130110220136

FENOMENA PERMASALAHAN PENYAKIT KARDIOVASCULAR DI INDONESIA

Penyakit kardiovaskuler merupakan terminologi yang digunakan untuk mendeskripsikan


kumpulan penyakit yang mempengaruhi fungsi jantung dan sirkulasi darah secara umum.
Kelainan ini termasuk kelainan bawaan maupun kelainan yang didapat. Penyakit kardiovaskuler
merupakan penyebab kematian terbesar di Eropa dan global. Pengaturan mengenai faktor risiko
perilaku bagi penyakit kardiovaskuler merupakan hal yang penting dikarenakan efek dari faktor
risiko perilaku ini sangat berdampak pada kemungkinan seseorang dalam terkena penyakit
kardiovaskuler. Contoh paling umum dari penyakit kardiovaskuler ini adalah stroke, penyakit
jantung koroner, hipertensi, dan gagal jantung.
Stroke dan penyakit jantung koroner merupakan penyakit dengan etiologi atau penyebab
yang hampir sama yaitu dikarenakan adanya penyumbatan pada salah satu pembuluh darah tubuh
(untuk stroke terletak di otak dan penyakit jantung koroner pada pembuluh arteri koroner
jantung), walaupun sebenarnya stroke juga dapat disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di
otak. Berbeda dengan stroke dan penyakit jantung koroner, hipertensi (tekanan darah yang lebih
tinggi dari biasanya) dapat disebabkan oleh pembuluh darah yang menyempit, baik oleh
timbunan lemak, mineral, pengaruh hormonal tubuh, atau lainnya. Hipertensi sendiri dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hipertensi esensial yang penyebabnya tidak diketahui dengan
pasti dan hipertensi sekunder yang disebabkan oleh adanya suatu kondisi kesehatan tertentu,
seperti sleep apnea. Gagal jantung, seperti namanya, diartikan sebagai kegagalan jantung dalam
fungsinya sebagai pemompa darah. Penyakit gagal jantung ini disebabkan oleh ketidakmampuan
otot jantung untuk mengimbangi cardiac output yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal itu bisa
disebabkan karena beberapa hal, misalnya karena penyakit jantung koroner, hipertensi,
miokarditis, kekurangan nutrisi, dan bahkan kehamilan. Hal tersebut terjadi dimulai dengan
tahap yang disebut sebagai compensated heart failure di mana itu merupakan tahapan tubuh
menyesuaikan diri terhadap tuntutan cardiac output yang nilainya jauh dari normal. Akan tetapi,
lama kelamaan otot jantung tidak kuat untuk terus mencukupi kebutuhan tersebut, maka
terjadilah gagal jantung.
Masalah yang paling serius di Indonesia yaitu tentang kardiovaskuler berdasarkan data
dari Global Burden of Disease dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME)
2014-2019 menyatakan penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Menurut Data Riskesdas menunjukkan prevalensi penyakit Kardiovaskular seperti
hipertensi meningkat dari 25,8% (2013) menjadi 34,1% (2018), stroke 12,1 per mil (2013)
menjadi 10,9 per mil (2018), penyakit jantung koroner tetap 1,5% (2013-2018), penyakit gagal
ginjal kronis, dari 0,2% (2013) menjadi 0,38% (2018). Berdasarkan data tersebut, dapat
disimpulkan bahwa hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang paling umum
dan menjadi fokus utama. Tidak hanya di Indonesia, namun hipertensi ini menjadi fokus utama
bagi beberapa negara lainnya, seperti Amerika Serikat, Cina, dan India. Data World Health
Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang
hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi
terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang
terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi
dan komplikasinya.
Penyakit cardiovascular sangat-sangat dipengaruhi oleh gaya hidup seseorang, pasalnya
faktor risiko dari penyakit cardiovascular seperti jantung koroner misalnya memiliki hubungan
erat dengan gaya hidup. Dikutip dari Isman Firdaus, yang merupakan anggota perki
mengungkapkan bahwa tingginya prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia disebabkan
oleh gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan pola makan yang tidak seimbang. Dalam
literatur lain didapatkan angka jumlah perokok dewasa di Indonesia mengalami peningkatan
yang signifikan yakni sebanyak 8,8 juta orang. Ditinjau dari data pada tahun 2011 pada angka
60,3 juta dan data terkini pada tahun 2021 angka perokok dewasa mencapai 69,1 juta perokok.
Survei lain yang diselenggarakan oleh GATS menunjukkan adanya kenaikan prevalensi perokok
elektronik hingga 10 kali lipat, dari 0.3% pada tahun 2011 dan pada 2021 meningkat hingga 3%.
Adapun faktor risiko lain seperti obesitas dan dyslipdaemia atau penumpukan kolesterol dalam
pembuluh darah (Hussain, 2016).
Berdasarkan data penderita penyakit kardiovaskular pemerintah pun mengambil upaya
penanganan. Pemerintah mengutamakan promosi dan pencegahan dengan tetap menjaga upaya
kuratif dan rehabilitatif. Diantaranya adalah:
● Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017, Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (GERMAS) yang fokus pada kegiatan deteksi dini, peningkatan
aktivitas fisik, dan peningkatan konsumsi buah dan sayur.
● Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, sesuai dengan agenda
Nawacita ke-5, bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat
Indonesia dimulai dari keluarga, termasuk penderita hipertensi yang berobat rutin
dan tidak memiliki anggota keluarga yang merokok.
● Meningkatkan pola hidup sehat melalui perilaku “CERDIK” yaitu Cek kesehatan
secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dan
seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres; yang mulai digencarkan sekitar
pertengahan Juli 2017.
● Menjaga pola hidup “PATUH” bagi penderita PTM, khususnya PJK, termasuk
Periksa kesehatan secara rutin, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat,
Tetap aktivitas fisik dengan aman, Upayakan diet sehat dan gizi seimbang,
Hindari asap rokok, minuman beralkohol dan zat karsinogenik lainnya.
Sedangkan, ada empat pilar dalam menanggulangi penyakit jantung menurut Direktur
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, dr. Cut Putri Arianie, yaitu:
1. Pilar pertama dari strategi penanganan penyakit jantung adalah promosi
kesehatan.
2. Pilar kedua adalah deteksi dini. Dengan terlebih dahulu mengukur tekanan darah,
kemudian gula darah, dan terakhir indeks massa tubuh atau lingkar perut.
3. Pilar ketiga adalah perlindungan khusus, seperti penetapan zona larangan
merokok.
4. Pilar terakhir adalah pengobatan. Ketika penyakit jantung terdeteksi, ini adalah
tahap akhir.
Penyakit cardiovascular ini dapat dicegah dengan berbagai cara. Berdasarkan data WHO
pada tahun 2015, salah satu cara untuk mengurangi risiko penyakit jantung, yaitu dengan
mengkonsumsi minimal 400 g (5 porsi) dari buah-buahan dan sayuran sehat, serta membantu
memastikan asupan harian yang cukup serat makanan. Selain memantau asupan harian dan
mengonsumsi buah dan sayur, menjauhkan diri dari merokok juga bisa menjadi salah satu cara
pencegahan penyakit jantung. Hindari stress, rutin kontrol ke dokter, olahraga teratur, tidak
konsumsi alkohol, dan menjaga berat badan yang ideal juga menjadi cara untuk mengurangi
risiko penyakit jantung.
Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler paling sering terjadi. Upaya yang dapat
dilakukan untuk mencegah hipertensi dapat dilakukan dengan cara non farmakologis, yaitu
dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. Seperti yang sudah dijelaskan, modifikasi pola
hidup dapat dilakukan dengan menurunkan berat badan, mengganti makanan tidak sehat,
menghindari konsumsi alkohol, memperbanyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan.
Penurunan berat badan juga dapat mencegah diabetes dan dislipidemia yang merupakan faktor
risiko dari banyak penyakit kardiovaskuler. Pengontrolan konsumsi makanan juga harus
dilakukan dengan membatasi asupan garam, yaitu kurang dari 2 gr/hari. Dengan mengurangi
asupan garam, dosis obat hipertensi pada pasien dapat dikurangi. Olahraga secara teratur juga
menjadi faktor penting dalam modifikasi pola hidup. Dengan berolahraga sebanyak 30-60
menit/hari, minimal 3 hari/minggu, sudah dapat menurunkan tekanan darah. Berjalan kaki,
bersepeda, atau menaiki tangga bisa menjadi solusi bagi orang-orang yang tidak memiliki waktu
olahraga. Lalu yang terakhir, berhenti merokok. Semua perokok dan pasien hipertensi sangat
dianjurkan untuk berhenti merokok. Walaupun belum ada bukti secara langsung dapat
menurunkan tekanan darah, merokok telah terbukti menjadi faktor risiko utama penyakit
kardiovaskuler.
Source
1. Maharani A, Sujarwoto, Praveen D, Oceandy D, Tampubolon G, Patel A. Cardiovascular
disease risk factor prevalence and estimated 10-year cardiovascular risk scores in
Indonesia: The SMARThealth Extend study. PLoS One. 2019 Apr 30;14(4):e0215219.
doi: 10.1371/journal.pone.0215219. PMID: 31039155; PMCID: PMC6490907.
2. Hussain MA, Al Mamun A, Peters SA, Woodward M, Huxley RR. The Burden of
Cardiovascular Disease Attributable to Major Modifiable Risk Factors in Indonesia. J
Epidemiol. 2016 Oct 5;26(10):515-521. doi: 10.2188/jea.JE20150178. Epub 2016 Mar
26. PMID: 27021286; PMCID: PMC5037248.
3. World Health Organization. “Cardiovascular Diseases.” WORLD HEALTH
ORGANISATION, 2022, www.who.int/health-topics/cardiovascular-diseases#tab=tab_1.
4. CDC. “About High Blood Pressure (Hypertension).” Centers for Disease Control and
Prevention, 18 May 2021, www.cdc.gov/bloodpressure/about.htm.
5. ‌https://journal.uhamka.ac.id/index.php/arkavi/article/download/287/181/
6. http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/hari-jantung-sedunia-hjs-tahun-2019-ja
ntung-sehat-sdm-unggul
7. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20190926/5431961/empat-pilar-strategi-
kemenkes-menanggulangi-penyakit-jantung/
8. https://inaheart.org/wp-content/uploads/2021/07/Pedoman_TataLaksna_hipertensi_pada
_penyakit_Kardiovaskular_2015.pdf
9. Malik A, Brito D, Vaqar S, et al. Congestive Heart Failure. [Updated 2022 May 22]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430873/
10. World Health Organization. (2021, August 25). Hypertension. World Health Organization.
Retrieved October 16, 2022, from
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hypertension

Anda mungkin juga menyukai