Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tekanan darah tinggi, dengan batas normal 120/80 mmhg, dikenal sebagai hipertensi.

Risiko serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal meningkat dengan

hipertensi di atas 140/90 mmhg (Iskandar 2010).

Hal ini dapat menyebabkan kerusakan yang lebih berat, seperti penyakit jantung

koroner (yang merusak pembuluh darah jantung), hipertrofi ventrikel kiri (yang

merusak otot jantung), dan stroke (yang merusak otak). Gagal ginjal, penyakit

pembuluh darah lainnya, dan penyakit lainnya juga dapat disebabkan oleh hipertensi

(Syahrini et al., 2012).

Hipertensi saat ini merupakan faktor resiko ketiga terbesar yang menyebabkan

kematian dini, itu menyebabkan gagal jantung dan penyakit gangguan otak, dan

kebiasaan hidup yang salah dapat menyebabkan penyakit ini. sering disebut dengan

the sillent killer disease karena merupakan penyakit pembunuh ,dimana penderita nya

tidak mengetahui kalau diri nya mengidap hipertensi ,sehingga penderita datang

berobat sehingga timbul kelainan

organ akibat hipertensi.

Karena dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok sosial dan ekonomi,

hipertensi dianggap sebagai kelompok penyakit heterogeneousegroup of disease.

kecenderungan gaya hidup yang berubah sebagai akibat dari urbanisasi, modernisasi

Selain itu, globalisasi meningkatkan jumlah faktor resiko yang dapat menyebabkan

hipertensi (DEPKES RI 2012).

Penanganan non-marfokologis termasuk mengurangi berat badan bagi orang yang

obesitas atau gemuk, mengadopsi pola makan dash (dietary approach to stop
hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium, berolahraga, dan mendapatkan

terapi tambahan.Untuk mengobati hipertensi, ada pilihan pengobatan alternatif. Salah

satunya adalah mengonsumsi buah mengkudu, seperti jus buah mengkudu, yang

memiliki manfaat yang sama dengan obat kimia dan tidak memiliki efek samping bagi

penderita.

Mengkudu adalah salah satu buah buahan yang mudah diakses dan murah, dengan

bentuk, rasa, dan warna yang menarik, serta kandungan nutrisi yang baik untuk

kesehatan. Diperkirakan ada 15 juta orang di Indonesia yang menderita hipertensi,

tetapi hanya 4 persen dari mereka dapat diobati.Pravelensi hipertensi pada orang

dewasa berkisar antara 6 hingga 15 persen; lima puluh persen dari mereka tidak

menyadari bahwa mereka menderita hipertensi, sehingga mereka cenderung dianggap

sebagai penderita hipertensi berat karena mereka tidak menghindari atau mengetahui

faktor resikonya; dan sembilan puluh persen adalah penderita hipertensi esensial

(BPS, 2015).

penyakit pembunuh, di mana penderita tidak tahu bahwa dia mengidap hipertensi dan

pergi ke dokter sehingga menyebabkan kelainan organ karena penyakit ini dapat

menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur, sosial, dan ekonomi.Beberapa

faktor risiko yang dapat meningkatkan angka kesakitan hipertensi termasuk

urbanisasi, modernisasi, dan globalisasi. Stress dapat memicu timbul nya hipertensi

melalui aktifitas sistem saraf simpatis yang mengakibatkan naik nya tekanan darah

secara interminten (tidak menentu) (Andria2013).

pada saat seseorang mangalami stress,hormon adrenalin akan dilepaskan dan

kemudian akan meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi arteri

(vasokontriksi)dan peningkatan denyut jantung apabila stress berlanjut tekanan darah

akan tetap tinggi sehingga orang itu akan mengalami hipertensi (South 2014).
Tekanan darah tinggi, juga dikenal sebagai hipertensi, adalah kondisi medis di mana

tekanan darah meningkat secara konsisten dalam jangka waktu yang lama. Tekanan

darah tinggi biasanya terjadi pada orang yang lebih tua. setelah 69 tahun, prevalensi

Sebagian besar orang di Indonesia memiliki hipertensi, dan angka ini meningkat

hingga 50%.Untuk mengobati hipertensi, seseorang harus mengubah pola hidupnya

dan mengonsumsi obat secara teratur. Obat harus diberikan kepada pasien hipertensi

sepanjang hidup mereka.Kondisi ini sangat tidak menyenangkan karena akan

menghasilkan ketergantungan obat pada tubuh.Hipertensi dapat diobati dengan

metode alami. Dengan kata lain, dengan mengonsumsi buah mengkudu. Daging buah

mengkudu memiliki potensi untuk menurunkan kekuatan kontraksi otot jantung dan

meningkatkan jumlah aliran darah koroner jantung per menit.Itu karena scopoletin

yang ada dalam buah mengkudu. Scopoletin menurunkan tekanan darah tinggi dan

normal menjadi rendah atau hipotensi melalui penyempitan dan melancarkan

peredaran darah saluran pembuluh darah. aneh.Namun, scopoletin dalam buah

mengkudu bekerja sama dengan makanan lain yang berfungsi sebagai pengobatan lain

untuk menurunkan tekanan darah tinggi menjadi normal, tetapi tidak menurunkannya.

Karena itu, buah mengkudu sangat disarankan bagi mereka yang memiliki tekanan

darah tinggi.

Penanganan non-farmakologis termasuk mengurangi berat badan untuk orang yang

obesitas atau gemuk, mengadopsi pola makan dash yang kaya kalium (Dietarry

approach to stop hypertension). dan mengkonsumsi kalsium, berolahraga, dan terapi

komplementer adalah pilihan pengobatan alternatif untuk mengatasi hipertensi. Salah

satu terapi herbal untuk mengobati hipertensi adalah dengan mengkonsumsi buah

mengkudu, seperti jus buah mengkudu, yang memiliki manfaat yang sama dengan

obat kimia dan tidak memiliki efek samping bagi penderita (Nurahmi 2012).
Mengonsumsi obat kimiawi seperti diuretik penghambat andrenergik ACE inhibitor

vosilidator antagonis kalsium dapat menurunkan tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Akan tetapi jika terus menerus dikomsumsi akan menimbulkan efek samping, Untuk

menghindari efek samping kimiawi terus menerus, diperlukan obat alternatif yang

efektif menurunkan tekanan darah dan aman untuk dikonsumsi. Salah satu obat

tradisional yang dapat digunakan dan terpercaya sejak lama adalah mengkudu.

Mengkudu sudah sejak lama digunakan sebagai obat untuk tubuh dan akarnya.

Tanaman ini kaya akan nutrisi seperti protein, vitamin, dan mineral yang diperlukan

tubuh. Selain itu, mengkudu dianggap mampu mengobati berbagai penyakit seperti

hipertensi, diabetes, ginjal, gangguan pada kepala, dan penyakit kulit. Proposal ini

akan membahas sejarah penggunaan mengkudu sebagai obat hipertensi.

2. Rumusan Masalah

Apakah Pemberian Jus Buah Mengkudu berpengaruh terhadap penurunan tekanan

darah pada penderita Hipertensi.

3. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsumsi jus buah

mengkudu berdampak pada orang yang menderita hipertensi.

b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui rata rata tekanan darah Kelompok Kontrol pada penderita

hipertensi

2. Untuk mengetahui rata rata tekanan darah Kelompok Perlakuan Pada Penderita

Hipertensi

3. untuk mengetahui perbedaan tekanan darah pada kelompok kontrol pada penderita

hipertensi

4. untuk mengetahui Perbedaan penurunan tekanan darah pada kelompok perlakuan

pada penderita hipertensi

5. untuk mengetahui Perbedaan penurunan tekanan darah pada kelompok

kontrol dan perlakuan .

4. Manfaat Penelitian

a. Bagi instansi pemerintah

Sebagai bahan masukan dalam upaya preventif terhadap penurunan tekanan darah

pada kejadian hipertensi

b. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan masukan dalam membuat perencanaan kebijakan terhadap kejadian

hipertensi dan juga sebaga bahan masukan bagi institusi dalam rangka penurunan

angka kejadian hipertensi

c. Bagi masyarakat

Sebagai bahan masukan dan memberi wawasan ilmiah mengenai manfaat

mengkonsumsi jus buah mengkudu terhadap penurunan tekanan darah bagi

penderita hipertensi

d. Bagi Peneliti Lain


Dapat dijadikan sebagai informasi untuk penelitian yang lebih lanjut mengenai

pengaruh pemberian jus buah mengkudu terhadap penurunan tekanan darah pada

penderita hipertensi

5. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi pada pengaruh pemberian jus buah

mengkudu terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Hipertensi
Tekanan darah tinggi di arteri adalah tanda hipertensi.Tekanan darah 120/80 mmHg

adalah standar untuk hipertensi. Hipertensi yang melebihi 140/90 mmHg disebut

hipertensi primer dan sekunder. Ada dua jenis hipertensi yang disebabkan oleh faktor

resiko, seperti obesitas genetika dan kelebihan asupan natrium. Tingkat pravelensi

hipertensi meningkat seiring dengan usia dan lebih tinggi pada orang yang tidak

bekerja atau berpendidikan rendah (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,

2013).

Tekanan darah dianggap normal oleh WHO jika kurang dari 135/85 mmHg;

sebaliknya, jika lebih dari 140/90 mmHg, itu dianggap hipertensi. Semua nilai di atas

dianggap normal tinggi.Namun, bagi masyarakat Indonesia, banyak dokter

berpendapat bahwa tekanan darah ideal adalah sekitar 110–120/80/90 mmHg, yang

berlaku untuk orang dewasa berusia 18 tahun ke atas (Adib, 2009).

2. Tanda dan Gejala Hipertensi

Pemeriksaan fisik tidak menunjukkan kelainan selain tekanan darah tinggi; namun,

perubahan seperti pendarahan eksudat atau penyempitan pembuluh darah pada retina

dapat ditemukan, dan dalam kasus yang parah, dapat terjadi pendarahan pada retina.

ditemukan edema pupil, yang juga dikenal sebagai edema pada diskus

optikus.Menurut Priece, sakit kepala bagian belakang, kaku kuduk, kesulitan tidur,

dan gelisah adalah gejala hipertensi. Pusing, nafas pendek, lemas, dan pusing kepala

adalah semua gejala (Prience 2015).

Sakit kepala, gelisah, jantung berdebar-debar, perdarahan hidung, sulit tidur, dan

sesak napas adalah gejala hipertensi yang umum bagi orang dengan tekanan darah

normal dan penderita hipertensi. nafas telinga berdenging dan tekuk terasa berat

adalah gejala dari komplikasi hipertensi sebelumnya. Ini termasuk masalah


penglihatan saraf, jantung, dan fungsi ginjal serta gangguan selebral (otak), yang

menyebabkan kejang dan pendarahan pembulh darah otak, yang menyebabkan

kelumpuhan dan gangguan kesadaran (Cahyono, 2014).

Tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan

diastolik di atas 90 mmHg dikenal sebagai hipertensi. Hipertensi adalah penyebab

utama gagal jantung, stroke, dan kematian jantung. gagal ginjal Hipertensi seringkali

tidak menunjukkan gejala, karena itu disebut sebagai "pembunuh diam-diam".

Menurut Institut Nasional Jantung, Paru, dan Darah, sekitar 50% orang yang

menderita hipertensi tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut.

Karena hipertensi adalah kondisi yang bertahan seumur hidup, tekanan darah pasien

harus dipantau secara teratur.

3. Klasifikasi Tekanan Darah Tinggi

Dua angka menunjukkan tekanan sistolik, yang merupakan tekanan yang dialami

dinding pembuluh darah saat darah mengalir keluar dari jantung. Tekanan sistolik

diukur selama kontraksi jantung, sedangkan tekanan diastolik diukur selama relaksasi

jantung. Kedua angka ini menunjukkan tekanan yang dialami dinding pembuluh darah

ketika darah mengalir kembali ke jantung. Menurut Adib (2009), kedua angka ini

sama-sama menunjukkan tingkat kesehatan yang baik.

Menurut laporan Kemenkes (2013), Fakta bahwa hipertensi merupakan penyebab

kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, menyumbang 6,7% dari kematian

pada semua umur di Indonesia. Hasil penelitian (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan

bahwa hanya 4% orang Indonesia yang dapat mengendalikan hipertensi, meskipun

prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 25,8% penderita hipertensi, dengan

total 15 juta orang diperkirakan. Hipertensi terkendali adalah mereka yang tahu
mereka menderita hipertensi dan sedang menjalani pengobatan; namun, setengah dari

penderita tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi, yang menyebabkan

mereka cenderung menderita hipertensi yang lebih parah.

4. Hipertensi Primer atau Essensial

Hipertensi primer adalah jenis hipertensi yang paling umum yang penyebabnya tidak

diketahui dan ditemukan pada kurang lebih 90% orang yang menderita hipertensi

(Adib, 2011).

5. Hipertensi Sekunder

Hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain disebut hipertensi sekunder. Sekitar 5-

10% Penyakit ginjal, 1-2% kelainan hormonal, atau penggunaan obat tertentu (seperti

pil KB) adalah penyebab penderita hipertensi sekunder. Penyebabnya

Feokromositoma, tumor pada kelenjer adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin

(adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin) adalah hal lain yang jarang diketahui.

Selama dua puluh tahun terakhir, pola penyakit di Indonesia mengalami pergeseran

epidemiologi, berubah dari penyakit menular menjadi masalah utama kemudian

beralih ke penyakit tidak menular. Kecenderungan ini meningkat dan mulai

mengancam sejak usia muda.hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit paru adalah

contoh penyakit tidak menular (kemenkes RI 2015)

Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah Anda menderita hipertensi adalah dengan

mengukur tekanan darah Anda secara teratur; hipertensi adalah kondisi yang sulit

diketahui oleh tubuh. 9 dari 10 orang yang menderita hipertensi tidak dapat

menentukan penyebabnya. Ketika komplikasi hipertensi muncul, pasien baru

mengalami konsekuensi yang berat. Hipertensi disebut sebagai "pembunuh tanpa


suara" karena penyakit ini tidak menunjukkan gejala dan memerlukan pengobatan

seumur hidup (Junaedi, 2013).

Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup seseorang. Selain

mengakibatkan angka kematian yang tinggi, penyakit ini juga menyebabkan biaya

pengobatan dan perawatan yang lebih besar yang harus dibayar oleh penderita, serta

dampak pada kualitas hidup mereka. Hipertensi dapat diturunkan dari ibu ke anak.

Sekitar 40% kematian orang di bawah 65 tahun disebabkan oleh tekanan darah tinggi.

Penyakit ini sekarang menjadi epidemi di era modern (Saraswati, 2012).

Pengendalian tekanan darah pada hipertensi sangat penting untuk mengurangi risiko

komplikasi hipertensi karena dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah

jantung, pembuluh darah otak, pembuluh darah parifer, ginjal, dan retina. hipertensi

merupakan tekanan darah persisten dimana tekanan sistolik diatas 140 mmHG

sedangakan diastoliknya diatas 90 mmHg Usia lanjut dikatakan hipertensi apabila

tekanan sistolik 160 mmHg dan diastolik 90 mmHg (jamaludin, 2015).

Jumlah pasien yang tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi dan tidak

mematuhi obat yang lebih besar adalah hasil dari peningkatan ilmu kesehatan dan

pengobatan serta perubahan sosial ekonomi di masyarakat yang berdampak pada

budaya dan gaya hidup masyarakat. Hipertensi adalah penyakit paling umum, dengan

penderita terbanyak (Triyanto, 2015).

Penyakit hipertensi lebih bergantung pada riwayat keluarga yang pernah mengalami

hipertensi, stress, kegemukan, dan diet yang banyak mengandung lemak, garam, usia,

dan jenis kelamin. Mengingat kompleksitas penyakit ini, dapat disimpulkan bahwa

jika tidak diobati, hipertensi akan menimbulkan komplikasi pada tubuh (Jamaludin,

2015).
Pravelensi hipertensi yang didiagnosis oleh dokter di Indonesia mencapai 25,8%,

dengan Yogyakarta menduduki peringkat ketiga terbesar. Tingkat pravelensi

hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia dan lebih umum di kalangan

masyarakat yang tidak bekerja atau dengan pendidikan rendah (badan penelitian dan

pengembangan kesehatan, 2013).

Resiko kematian akibat strok dan gagal jantung dapat dikurangi dengan mengontrol

tekanan darah sistolik. Menjaga pola hidup sehat selama setidaknya empat hingga

enam bulan terbukti dapat menurunkan tekanan darah dan secara umum menurunkan

risiko penyakit jantung. Beberapa pola hidup sehat yang disarankan termasuk

penurunan berat badan, mengurangi asupan garam, mengurangi konsumsi alkohol,

dan berhenti merokok (Dipiro et al., 2011, Soenarta et al., 2015).

Faktor utama penyebab tidak terkontrolnya tekanan darah adalah kurangnya

pengetahuan masyarakat dan tenaga kesehatan pasien tentang hipertensi, terutama

pada pasien hipertensi di Asia (Park j.b,karjio k dan wang,2015).

Perbaikan kesehatan tidak sekadar memperbaiki kerusakan atau kelainan fisik. Ini

melibatkan berbagai kebutuhan motivasi dan prioritas individu, yang dapat dicapai

melalui komunikasi intrapersonal dan kemauan kesadaran dan pikiran (Arianto,

2013).

Menurut penelitian, kebiasaan merokok dan situasi yang sering terpapar asap

berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah. Individu yang merokok memiliki

resiko peningkatan tekanan darah tujuh kali lebih besar daripada individu yang tidak

merokok atau terpapar asap. Penemuan ini sejalan dengan temuan penelitian

sebelumnya yang menunjukkan hubungan signifikan antara merokok dan peningkatan

tekanan darah (Anggara dan Prayitno, 2013).


Konsumsi makanan tinggi garam dan lemak memiliki efek signifikan terhadap

peningkatan tekanan darah. Individu yang mengkonsumsi makanan tinggi garam dan

lemak memiliki resiko tekanan darah 7,429 lebih tinggi daripada individu yang tidak

mengkonsumsi makanan tinggi garam dan lemak. Ini sejalan dengan temuan

penelitian sebelumnya yang menunjukkan hubungan signifikan antara makanan tinggi

garam dan tekanan darah (Anggara dan Prayitno, 2013).

Beberapa faktor yang disebutkan mempengaruhi tekanan darah termasuk rokok,

alkohol, obesitas, makanan tinggi garam, obat-obatan, masalah operasional, dan

riwayat keluarga. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendidikan tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tekanan darah (Salauden, DKK, 2014).

Stress adalah tanggapan atau reaksi terhadap berbagai tuntutan atau beban yang tidak

spesifik. Namun, stress juga dapat menjadi penyebab tekanan darah, dan faktor

psikosisal sangat penting bagi stres yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan

(Yosep dan Sutini, 2014).

Selain itu, perubahan gaya hidup dan konsumsi makanan yang tinggi garam adalah

faktor lain yang menyebabkan hipertensi. Yang lebih penting lagi, karena

bertambahnya usia, orang yang mengkonsumsi makanan yang tinggi garam berisiko

mengalami tekanan darah tinggi (Kenia, 2013).

Gaya hidup masyarakat di Indonesia mungkin menyebabkan lebih banyak pasien yang

tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi dan tidak mematuhi pengobatan

mereka, terutama di negara dengan tingkat kesadaran akan kesehatan yang lebih

rendah (Triyanto, 2014).

6. Morfologi Mengkudu
Tanaman mengkudu memiliki rasa pahit dan bau yang tidak sedap, sehingga membuat

penggunanya tidak nyaman. Salah satu cara untuk mengatasi rasa pahit ini adalah

dengan mengubahnya menjadi sediaan topikal seperti liposom. Karena digunakan

secara transdermal daripada secara oral, liposom akan membuat penggunanya tidak

merasakan rasa pahit, meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap produk.

Liposom juga merupakan salah satu pembawa yang baik daripada buah mengkudu

(Pasaribu, 2016)

7. Komponen Buah Mengkudu

Mengkudu, juga dikenal sebagai Keumeudee dalam bahasa Aceh, adalah tanaman

yang tumbuh di dataran rendah dan dapat mencapai ketinggian hingga 1500 meter.

Pohon mengkudu berukuran 3-8 meter tinggi dan memiliki bunga bongkol berwarna

putih. Buahnya majemuk, berwarna hijau muda dengan totol totol; setelah tua,

buahnya berwarna putih dengan bintik hitam. Masyarakat perkampungan sering

menanam mengkudu karena manfaatnya sebagai sayuran dan obat hipertensi.

8. Pengaruh Buah Mengkudu terhadap penurunan Tekanan Darah

Tidak sedikit orang yang meremehkan fakta bahwa banyak orang yang menderita

hipertensi. Hipertensi biasanya dikaitkan dengan usia, tetapi tidak selalu demikian;

hipertensi juga dialami oleh remaja, anak-anak, dan ibu hamil. Pada usia lanjut,

hipertensi juga dapat menyebabkan stroke, penyakit jantung, dan keracunan

kehamilan (Dewi dan Familia, 2010).

Perubahan pola hidup sehat sangat diutamakan selain pemberian obat dalam

mengelola hipertensi ,pasien hipertensi membutuhkan obat selama hidupnya, obat

yang ada selama ini merupakan obat impor baik bahan obat maupun obat jadi yang
sekarang cukup mahal,sekarang banyak masyarakat yang menggunakan obat

tradisional untuk menurunkan tekanan darah tinggi tindakan non farmakologi untuk

menurunkan tekanan darah dapat menggunakan buah mengkudum penelitian

Djauhariya (2010) membuktikan bahwa mengkudu dapat disajikan sebagai obat

hipertensi mengkudu dapat dikonsumsi dengan berbagai cara,yaitu dengan di buat jus

di parut di tumbuk dan di rebus ,mengkudu dapat dikonsumsi sebelum makan atau 1

jam sesudah makan.

9. Ektrak Buah Mengkudu

Ekstraksi etanol dari buah mengkudu (morinda citrifolia L) dapat menghentikan dan

membunuh bakteri. Ini karena buah mengkudu mengandung zat fitikomia seperti

skopolektin, antrakuinin, acubin, dan alizarin.

Tanaman mengkudu adalah salah satu jenis tanaman tropika yang sering ditemukan di

berbagai tempat. Daun mengkudu mengandung nutrisi tubuh seperti protein, vitamin,

dan mineral.Daun mengkudu mengandung protein, terutama asam amino esensial dan

non-esensial, serta vitamin seperti vitamin A, vitamin C, vitamin B5, vitamin B1, dan

mineral. Terdapat banyak alkaloid penting dalam daun mengkudu, salah satunya

adalah prexeronin, yang merupakan jenis asam kaloid yang tidak mengandung gula,

asam amini, atau asam nukleat dengan bobot molekul lebih dari 16.000. Ekstrak daun

mengkudu mengandung antrakuinon glikosida, yang berfungsi sebagai anti-kanker.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana ekstrak daun

mengkudu membantu menghentikan pertumbuhan bakteri.


Kandungan Nilai Gizi dalam 100gr Buah Mengkudu

Jenis Nutrisi Total

Vitamin A (iu) 395,83

Vitamin C (mg) 175

Nasin (mg) 2,50

Tiamin 0,70

Riboflvin (mg) 0,33

Besi (mg) 9,17

Kalsium (mg) 325

Nutrium (mg) 335

Kalsium (mg) 1,115

Protein (g) 0,75

Lemak (g) 1,50

Karbohidrat (g) 51,67

Kalori (kal) 167

Air (%) 7,12

Abu (%) 4,82

Sumber : Jones (2000). jauhari dan tirtoboma (2001).

Anda mungkin juga menyukai