Anda di halaman 1dari 4

Kendalikan Hipertensi dengan gerakan PATUH

Kendalikan Hipertensi dengan gerakan PATUH

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang tergolong dalam Penyakit Tidak menular
(PTM) dan banyak ditemukan di tengah masyarakat Indonesia. Hipertensi atau tekanan
darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang
waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang

Hipertensi merupakan penyakit yang harus mendapatkan penanganan yang tepat dan
cepat, karena apabila semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula
resiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke.

Melihat hal tersebut, maka penting bagi kita untuk mengetahui berbagai langkah
pengendalian yang mampu mencegah kita dan orang di sekitar kita dari berbagai risiko
akibat hipertensi. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan gerakan
PATUH, yaitu :
1. P = Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
2. A = Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
3. T = tetap diet dengan gizi seimbang
4. U = Upayakan aktivitas fisik dengan aman
5. H = hindari asap rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lainnya.

Gerakan PATUH adalah sebuah gerakan yang sangat berguna untuk para penderita
hipertensi dalam mengendalikan tekanan darah.

Mari disiplin dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan memakan
makanan yang bergizi seimbang dan rutin olahraga, serta bersegera dalam melakukan
pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala hipertensi seperti
kehilangan keseimbangan, sakit kepala, rasa sakit di dada dan mudah lelah, agar bisa
segera mendapatkan penanganan secara cepat dan tepat.

Cara Mengatasi Hipertensi

Cara Mengatasi Hipertensi


Hipertensi merupakan suatu kondisi ketika tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan/atau
diastolik ≥ 90 mmHg pada orang dewasa. 1 Prevalensi hipertensi di Indonesia pada
tahun 2018 berdasarkan Riskesdas setinggi 34.1% pada populasi dewasa. 2 Kondisi
hipertensi sendiri seringkali tidak disadari oleh penderita, diperkirakan 46% orang
dewasa tidak menyadari kondisi ini, dan hipertensi juga masih menjadi penyebab utama
kematian dini di seluruh dunia.3 Ada banyak faktor resiko yang menyebabkan
hipertensi, dan beberapa faktor resiko ini dapat dicegah, seperti kebiasaan merokok,
diabetes, kelebihan berat badan atau obesitas, jarangnya melakukan aktivitas fisik,
konsumsi garam berlebihan, serta konsumsi alkohol. 4 Kondisi lain yang tidak dapat
dicegah yang menjadi faktor resiko hipertensi juga seperti adanya riwayat keluarga
hipertensi, usia tua > 65 tahun, serta ketika ada kondisi penyerta seperti penyakit
ginjal.3

Apakah ketika seseorang memiliki hipertensi langsung harus konsumsi obat? Tidak,
seringkali ketika seseorang mengalami hipertensi, dokter akan menyarankan terlebih
dahulu untuk dilakukan pola modifikasi gaya hidup sehat baik untuk pencegahan
hipertensi serta untuk mendukung tata laksana hipertensi ketika sudah konsumsi obat.
Modifikasi gaya hidup dengan rutin sendiri dapat mengurangi hingga 15% kejadian
komplikasi pada hipertensi.5

Pola pencegahan yang dapat kita lakukan sendiri contohnya seperti: 3

 Olahraga teratur setidaknya mininmal 30 menit setiap hari atau 150 menit per
minggu. Olahraga yang dapat dilakukan seperti senam aerobik, jalan atau
berlari, bersepeda, serta berenang
 Menjaga berat badan ideal dengan menjalani gaya hidup sehat dan mengatur
pola makan atau menurunkan berat badan pada kondisi kelebihan berat badan
atau obesitas
 Pola makan yang sehat dengan konsumsi makanan seimbang, menghindari
makanan tinggi garam, lemak jenuh dan kolesterol. Membatasi konsumsi garam
tidak melebihi 1 sendok teh per hari. Memperhatikan atau membatasi makanan
cepat saji juga perlu dilakukan, karena makanan cepat saji umumnya memiliki
kandungan garam yang cukup tinggi
 Konsumsi buah – buahan segar, sayuran, ikan, serta penggunaan minyak olive
juga disarankan. Konsumsi kopi tanpa gula, teh hijau atau teh hitam juga dapat
dilakukan
 Menghindari kebiasaan merokok serta paparan terhadap asap rokok (perokok
pasif)
 Menghindari konsumsi alkohol

Kita juga dapat melakukan pengecekan rutin terhadap tekanan darah kita secara
mandiri di rumah. Tetapi tetap disarankan untuk kontrol secara rutin ke dokter umum
atau dokter spesialis jantung jika memiliki riwayat atau faktor resiko dari hipertensi itu
sendiri, karena gejala hipertensi sendiri seperti nyeri kepala, nyeri dada, pusing, sulit
bernafas, mual, muntah, penglihatan kabur, irama jantung tidak normal, seringkali
kondisi ini dapat muncul ketika tekanan darah sudah mencapai ≥180/≥120 mmHg dan
kondisi ini seringkali sudah mengalami komplikasi karena hipertensi itu sendiri,
sehingga penting untuk kontrol sebelum gejala muncul. 3

Pada akhirnya mengapa penting sekali untuk kita mencegah kondisi hipertensi? Karena
kondisi hipertensi sendiri selain menjadi penyebab utama kematian dini, juga memiliki
banyak komplikasi yang memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi seperti penyakit
jantung koroner, serangan jantung, stroke, gagal ginjal kronis, atrial fibrilasi, serta
kematian.3,5 Dalam mencapai keberhasilan pencegahan hipertensi dan keberhasilan
mengontrol kondisi hipertensi dibutuhkan adanya kerja sama pasien dengan dokter
atau kedisiplinan pasien dalam mengatur pola hidup sehat. Lebih baik mencegah
sebelum mengobati.

dr. Johanes David Hendrijanto / dr. Vito Anggarino Damay, SpJP (K), M.Kes, FIHA, FICA

Sumber

1. Williams B, Mancia G, Spiering W, Agabiti Rosei E, Azizi M, Burnier M, et al. 2018


ESC/ESH Guidelines for the management of arterial hypertension. European Heart
Journal. 2018;39(33):3021–104.
2. Erni Astutik, Septa Indra Puspikawati, Desak Made Sintha Kurnia Dewi, Ayik
Mirayanti Mandagi, Susy Katikana Sebayang. Prevalence and risk factors of high
blood pressure among adults in Banyuwangi coastal communities, Indonesia.
Ethiopian Journal of Health Sciences. 2020;30(6).
3. Hypertension [Internet]. World Health Organization. World Health Organization;
2023 [cited 2023Apr19]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/hypertension
4. Mills KT, Stefanescu A, He J. The Global Epidemiology of Hypertension. Nature
Reviews Nephrology. 2020;16(4):223–37.
5. Iqbal AM, Jamal SF. Essential Hypertension. [Updated 2022 Jul 4]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539859/

Anda mungkin juga menyukai