Anda di halaman 1dari 12

Dosen pengampu mata kuliah patofisiologi

Dr. Amel Sabrina

OLEH:

Fazlia Tarisa
(22030051) (22030083)
Hipertensi telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utamadi negara-
negara maju serta di beberapa negara-negara berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara
berkembang juga menghadapi masalah ini. Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, telah
membawa banyak perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat di Indonesia, termasuk dalam pola
konsumsi makanan keluarga. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi pengaruh terhadap
terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasus-kasus hipertensi diIndonesia.

Hipertensi dilihat dari segi klinis, merupakan penyakit yang umum,asimptomatis, mudah dideteksi
dan mudah ditangani jika dikenali secaradini. Namun, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi-
komplikasi yang mematikan jika tidak ditangani. Berikut penjelasan selengkapnya
.
1. Jelaskan definisi dari hipertensi ?
2. Bagaimana klasifikasi hipertensi
3. Jelaskan etiologi dari hipertensi
4. Bagaimana patofisiologi dari hipertensi
5. Bagaimana tanda dan gejala dari hipertensi
6. Jelaskan pencegahan dan pengobatan dari
hipertensi?
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (Hypertension) adalah suatu keadaan
dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang
ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada
pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang
berupa cuff air raksa (sphygmomanometer)

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dantekanan diastolic lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali
pengukuran atau lebih.
Jenis ini akan
muncul dengan cara
bertahap selama
bertahun-tahun.
Penyebabnya sendiri
adalah faktor
genetik atau gaya
hidup yang tidak
sehat. Kebanyakan
orang yang memiliki
hipertensi primer
atau esensial ini
tidak menunjukkan
gejalanya sama
sekali, bahkan
gejala akan terlihat
mirip dengan
kondisi medis
lainnya.
Beberapa faktor utama yang dapat menjadi penyebab meningkatnya
risiko seseorang menderita hipertensi, antara lain:
• Usia
• Keturunan
• Obesitas
• Terlalu banyak mengkonsumsi garam
atau makanan yang mengandung kalium
• Aktivitas dan olahraga berlebihan
• Merokok.
• Penyakit bawaan.
Sakit kepala
Meskipun banyak orang
mengalami hipertensi tanpa
tanda-tanda peringatan yang Mimisan
Gangguan penglihatan
jelas, Anda mungkin dapat
mengalami gejala yang Sesak nafas
menunjukkan tingkat tekanan
darah yang tidak sehat. Orang
dalam kategori ini sering Pusing
memiliki tekanan darah yang
jauh lebih tinggi dari 120/80
mmHg.
Mual dan
kesemutan
Agar terhindar dari komplikasi fatal Non farmakologik, yaitu tindakan untuk
hipertensi, harus diambil tindakan mengurangi faktor risiko yang telah
pencegahan yang baik (Stop High Blood diketahui akan menyebabkan atau
Pressure), antara lain sebagai berikut: menimbulkan komplikasi, misalnya
✓ Menjaga pola istirahat. menghilangkan obesitas, menghentikan
✓ Menjaga pola aktivitas. kebiasaan merokok, alkohol, dan
✓ Menjaga pola makan. mengurangi asupan garam serta rileks.
▪ Diet rendah garam
▪ Diet rendah kolestrol dan lemak Farmakologik, yaitu memberikan obat anti
terbatas hipertensi yang telah terbukti kegunaannya
▪ Diet tinggi serat. dan keamanannya bagi penderita seperti
▪ Diet rendah kalori bagi yang obat golongan beta-blocker, penghambat
kegemukan. adrenergik perifer, ACE inhibitor, Alpha-2
receptor agonist, dan lain sebagainya.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis kronis
01 dengan tekanan darah di arteri meningkat

Faktor utama penyebab hipertensi adalah faktor genetika, usia,

02 dan jenis kelamin, ada pula beberapa faktor penyebab lainnya,

Pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan menjaga pola makan

03 seperti diet rendah garam, diet tinggi serat,diet lemak kolestrol, lemak
rendah. Dan juga mengatur pola aistirahat dan pola aktivitas

04 Pengobatannya dapat berupa Non farmakologik dan pengobatan


farmakologik
Aminuddin, Sudarman, Y., & Syakib, M. (2020). Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Setelah Diberikan Terapi Akupresur.
Jurnal Kesehatan Manarang, 6(1), 57–61.Retrieved from http://jurnal.poltekkesmamuju.ac.id/index.php/m2.

Anitasari, P. (2019). Hari Hipertensi Dunia 20193.Anshari, Z.

(2020). Komplikasi Hipertensi Dalam Kaitannya Dengan Pengetahuan Pasien Terhadap Hipertensi Dan Upaya Pencegahannya. Jurnal
Penelitian Keperawatan Medik,

Azhari, M. H. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Makrayu Kecamatan Ilir Barat II
Palembang. Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(1), 23–30. Retrieved from http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja

Dafriani, P., & Prima, B. (2019). Pendekatan Herbal Dalam Mengatasi Hipertensi. https://doi.org/10.31227/osf.io/x6mbn6.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Bali 2018. Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 1–129.

Haryani, S., & Misniarti. (2020). Efektifitas Akupresur dalam Menurunkan Skala Nyeri Pasien Hipertensi Diwilayah Kerja Puskesmas
Perumnas. Jurnal Keperawatan Raflesia, 2(1), 21–30. https://doi.org/10.33088/jkr.v2i1.4918.

Imelda, I., Sjaaf, F., & Puspita, T. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Air
Dingin Lubuk Minturun. Health & Medical Journal, 2(2), 68–77. https://doi.org/10.33854/heme.v2i2.5329.Nursalam. (2017).

Metodologi Penelitian Illmu Keperawatan Pendekatan Praktis edisi 4 (4th ed.). Jakarta: Salemba Medika.

Riskesdas 2018. (2018). Riskesdas 2018. Laporan Nasional RIskesdas 2018

Anda mungkin juga menyukai