Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada
pada nilai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena
jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa
mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit, seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal
jantung.
Sakit kepala
Lemas
Nyeri dada
Sesak napas
Aritmia
Adanya darah dalam urine
Hipertensi terbagi atas hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer tidak diketahui
penyebabnya secara pasti. Sedangkan hipertensi sekunder umumnya disebabkan oleh
berbagai kondisi seperti:
Penyakit ginjal
Kehamilan
Kecanduan alkohol
Penyalahgunaan NAPZA
Sebagian besar penderita hipertensi menderita hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita
hipertensi, antara lain:
Usia. Seiring bertambahnya usia, risiko seseorang terserang hipertensi semakin besar.
Hipertensi pada pria umumnya terjadi pada usia 45 tahun, sedangkan pada wanita biasanya
terjadi di atas usia 65 tahun.
Keturunan. Hipertensi rentan terjadi pada orang dari keluarga yang memiliki riwayat darah
tinggi
Obesitas. Meningkatnya berat badan mengakibatkan nutrisi dan oksigen yang dialirkan ke
dalam sel melalui pembuluh darah juga meningkat. Hal ini mengakibatkan peningkatan
tekanan di dalam pembuluh darah dan jantung.
Terlalu banyak makan garam atau terlalu sedikit mengonsumsi makanan yang
mengandung kalium. Hal ini dapat mengakibatkan tingginya natrium dalam darah, sehingga
cairan tertahan dan meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah.
Kurang aktivitas fisik dan olahraga. Keadaan ini dapat mengakibatkan meningkatnya
denyut jantung, sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah. Kurang
aktivitas dan olahraga juga dapat mengakibatkan peningkatan berat badan, yang merupakan
faktor risiko hipertensi.
Merokok. Zat kimia dalam rokok bisa membuat pembuluh darah menyempit, yang
berdampak pada meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah dan jantung.
Hipertensi dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan darah. Karena hipertensi
seringkali tidak menimbulkan gejala dan lebih sering dialami oleh seseorang yang lanjut usia.
Orang dewasa, terutama yang berusia di atas 40 dan berisiko tinggi, disarankan setidaknya
melakukan pemeriksaan darah setiap tahun.
Berikut tahapan pemeriksaan darah yang benar dengan menggunakan alat pengukur
tekanan darah (sphygmomanometer), agar didapatkan hasil yang akurat:
Pasien tidak boleh berolahraga, merokok, dan mengonsumsi minuman dengan kandungan
kafein 30 menit sebelum pemeriksaan tekanan darah dilakukan.
Pasien diminta untuk duduk dengan tenang di kursi, dengan kaki berpijak pada lantai.
Baik dokter maupun pasien tidak boleh berbicara selama pemeriksaan dilakukan.
Tekanan darah diukur pada kedua lengan. Untuk pengukuran tekanan darah selanjutnya,
gunakan lengan dengan tekanan darah yang lebih tinggi untuk mengukurnya.
Pengukuran tekanan darah diulang minimal 2 kali dengan jeda 1-2 menit.
Berhenti merokok.
Menghindari atau mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
Mengurangi konsumsi minuman tinggi kafein, seperti kopi, teh, atau cola.
Melakukan terapi relaksasi, misalnya yoga atau meditasi untuk mengendalikan stres.
Cara-cara di atas bisa dilakukan dengan atau tanpa dibarengi konsumsi obat anti hipertensi.
Meski demikian, penerapan gaya hidup sehat lebih awal bisa membuat penderita terhindar
dari konsumsi obat anti hipertensi.
Penggunaan Obat-obatan.
Pada beberapa kasus, penderita hipertensi harus mengonsumsi obat untuk seumur hidup.
Namun, dokter bisa menurunkan dosis atau menghentikan pengobatan jika tekanan darah
penderita sudah terkendali dengan mengubah gaya hidup. Penting bagi pasien untuk
mengonsumsi obat dalam dosis yang sudah ditentukan dan memberitahu dokter jika ada efek
samping yang muncul. Beberapa obat yang digunakan untuk menangani hipertensi antara
lain:Melakukan terapi relaksasi, misalnya yoga atau meditasi untuk mengendalikan stres.
Diuretik.
Obat ini bekerja membuang kelebihan garam dan cairan di tubuh melalui urine. Di antara
jenis obat diuretik adalah hydrochlorothiazide.
Antagonis kalsium.
Antagonis kalsium menurunkan tekanan darah dengan melebarkan pembuluh darah.
Beberapa contoh obat ini adalah amlodipine dan nifedipine.
Beta blocker.
Berfungsi menurunkan tekanan darah dengan melebarkan pembuluh dan memperlambat
detak jantung. Contoh obat golongan beta-blocker adalah atenolol dan bisoprolol.
ACE inhibitor.
ACE inhibitor menurunkan tekanan darah dengan cara membuat dinding pembuluh
darah lebih rileks. Contoh obat golongan ini adalah captopril dan ramipril.
Angiotensin-2 receptor blocker (ARB).
Fungsi obat ini hampir sama dengan ACE inhibitor yaitu membuat dinding pembuluh
darah menjadi rileks, sehingga kedua obat tersebut tidak boleh diberikan secara bersamaan.
Contoh obat ini adalah losartan dan valsartan.
Penghambat renin.
Obat ini berfungsi menghambat kerja renin, yaitu enzim yang dihasilkan ginjal dan
berfungsi menaikkan tekanan darah. Contoh obat penghambat renin adalah aliskiren.
Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ lain dalam tubuh. Jika
dibiarkan dan tidak segera diobati, tekanan darah tinggi bisa menimbulkan penyakit-penyakit
serius, seperti:
Aterosklerosis.
Tekanan darah tinggi memicu pengerasan arteri, yang kemudian disertai dengan
penimbunan lemak di dinding pembuluh darah. Kondisi ini disebut aterosklerosis.
Aterosklerosis ini dapat menimbulkan serangan jantung, stroke, dan penyakit arteri perifer.
Kehilangan penglihatan.
Kondisi ini terjadi karena penebalan dan penyempitan pembuluh darah di mata.
Terbentuk aneurisma.
Tingginya tekanan darah bisa memicu pembuluh darah melemah dan melebar. Jika
kondisi ini terus berlanjut, pembuluh darah bisa pecah dan menyebabkan kematian.
Gagal ginjal
. Tekanan darah tinggi bisa memicu penyempitan pembuluh darah di ginjal.
Gagal jantung.
Tingginya tekanan darah membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah
ke seluruh tubuh.
Demensia vaskuler.
Hipertensi bisa menyebabkan gangguan pada aliran darah ke otak.
Anda bisa mencegah hipertensi dengan berbagai cara berikut ini: