Anda di halaman 1dari 5

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT

PELINDUNG MUKA PADA PENGELAS DI BENGKEL


LASLISTRIK DI KECAMATAN TUTUYAN
Zulfa Limbanadi, Mesak Rambitan, Prycilia Mamuaja
1,
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Manado
limbanadizulfa@gmail.com

Abstrak

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan tahapan pengendalian kecelakaan kerja paling akhir dari metode pengendalian bahaya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Telah menjadi budaya kerja, dalam pemakaian APD, masih banyak yang enggan menggunakan APD dengan alasan menyulitkan bagi
mereka saat bekerja serta merasa ketidaknyamanan dan mengurangi produktifitas. Pengelas Listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan
menggunakan nyala busur listrik. Pada saat melakukan observasi peneliti mendapatkan masalah bahwa pekerja yang bekerja pada pengelasan tidak memakai alat
pelindung. meskipun terkadang bahwa pekerja pengelas listrik sering mempunyai keluhan sakit mata maupun luka baik luka bakar maupun goresan akibat
melakukan las. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemakaian alat pelindung muka pada pengelas di bengkel las listrik di
Kecamatan Tutuyan. Metode yang digunakan berupa survey analitik dengan metode pendekatan cross sectional. Sampel yang di teliti sebanyak 38 responden
yang ada di Kecamatan Tutuyan.Pengambilan sampel dengan metode Purpusive Sampling, dengan opembagian angket kemudian di analisis dengan univariat dan
multivariate dengan menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada nilai signifikasi p-valuesebesar0,019 (p<0,05). Sehingga kesimpulan
dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan terdapat hubungan antara usia, pendidikan terakhir, masa kerja, pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD.
Kata Kunci : Pengelas, Alat Pelindung Muka, Kepatuhan

Abstract

Electric Welding is a method of connecting metal by means of an electric arc. The purpose of this study was to determine the factors associated with the use of
face shields on welders in an electric welding workshop in Tutuyan District. The method used is an analytical survey with a cross sectional approach. The sample
that was examined was 38 respondents in Tutuyan District. Sampling was done using the purpusive sampling method, with the distribution of the questionnaire
and then analyzed using univariate and multivariate analysis using the Chi-square test. The results showed that there was a significant p-value of 0.019 (p<0.05).
So the conclusion in this study is that there is a relationship between age, last education, years of service, knowledge and compliance with the use of personal
protective equipment.

Keywords: Welders, Face Protective Equipment, Compliance

1
PENDAHULUAN pekerjaan di bengkel las ini di bagi menjadi beberapa bagian yaitu

pemotongan bahan baku, perakitan, pengelasan, pengamplasan dan


Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting dalam
pengecatan.
pekerjaan sehari-hari baik pekerjaan formal dan informal, maka itu manfaat

menggunakan APD saat bekerja sangat besar dalam pencengahan kecelakaan Pada saat melakukan observasi peneliti mendapatkan masalah bahwa

dan penyakit akibat kerja tetapi tidak menjamin semua pekerjaan akan pekerja yang bekerja pada pengelasan tidak memakai alat pelindung diri

memakainya namun dalam kenyataanya banyak yang tidak menggunakan berupa masker, kacamata, maupun sarung tangan dengan alasan bahwa tidak

APD karena kurangnya kesadaran para pekerja untuk senantiasa disediakan oleh pemilik bengkel beberapa yang pekerja mengatakan bahwa

menggunakan APD. lebih terbiasa bekerja tanpa APD meskipun terkadang bahwa pekerja

pengelas listrik sering mempunyai keluhan sakit mata maupun luka baik luka
Telah diketahui bahwa pemakaian alat pelindung diri dapat
bakar maupun goresan akibat melakukan las.
menimbulkan berbagai masalah misalnya rasa ketidaknyaman, membatasi

gerakan dan persepsisensoris dari pemakainya. Sekalipun Engineering Berdasarkan uraian latar belakang dan hasil observasi yang dilakukan,

Control merupakan cara pengendalian yang baik, namun pengalaman sering peneliti tertarik melakukan penelitian untuk melihat apakah terdapat faktor

menunjukkan bahwa cara pengendalian ini tidak selalu bisa diterapkan di yang berhubungan dengan pemakaian alat pelindung muka pada pengelas di

tempat kerja atau bila dapat diterapkan hasilnya masih belum dan bahkan bengkel las listrik di Kecamatan Tutuyan Kabupaten Bolaang Mongondow

tidak memuaskan karena berbagai faktor diantaranya adalah desain tidak Timur. Dengan tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang

semua bahan kimia yang toksik. Usaha sektor informal merupakan sektor berhubungan dengan pemakaian alat pelindung muka pada pengelas di

kegiatan ekonomi marginal atau kegiatan ekonomi kecil-kecilan. Biasanya bengkel las listrik di Kecamatan Tutuyan Kabupaten Bolaang Mongondow

dikaitkan dengan usaha kerajianan tangan, dagang,usaha lain secara kecil- Timur.

kecilan.
METODE PENELITIAN
Sudah menjadi budaya kerja, dalam pemakaian APD, masih banyak
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis
yang enggan menggunakan APD dengan alasan menyulitkan bagi mereka saat
penelitian survey analiti. Lokasi penelitian di 16 bengkel yang ada di 7 dari 10
bekerja serta merasa ketidaknyamanan dan mengurangi produktifitas.
desa di Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Bolaang Mongondow yang
Peralatan APD sering tidak digunakan para pekerja karena tidak hanya sedikit
dilaksanakan pada tanggal 19 April 2021. Populasi dalam penelitian ini yaitu
para pekerja yang sadar akan pentingnya menggunakan APD, namun juga
seluruh pekrja bengkel pengelas listrik di Kecamatan Tutuyan. Penelitian ini
ditemui para pengguna APD tidak memenuhi standar atau terkesan asal pakai.
menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan jumlah sampel
Belum adanya aturan maupun UU yang mengikat perihal penerapan dalam penelitian ini yang berjumlah 38 orang yang di ambil di 7 Desa dari 10
K3 bagi UMKM menjadi sebuah masalah tersendiri, salah satunya pada Desa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan menggunakan
UMKM bengkel las. Berdasarkan hasil observasi peneliti jumlah bengkel las dua cara yaitu data primer dengan menggunakan angket berupa kuesioner dan
di Kabubaten Bolaang Mongondow timur kurang lebih berjumlah 92 bengkel data sekunder diperoleh dari catatan dan dokumne-dokumen. Mengolah data
las yang tersebar di 7 Kecamatan sekabupaten Bolaang Mongondow Timur. hasil dari penelitian, peneliti menggunakan 4 cara dalam pengolahan data
Dari keseluruhan bengkel las yang ada di wilayah Kabupaten Bolaang yaitu editing, coding, entry dan tabulating. Adapun analisis data yang
Mongondow Timur, semuanya tidak menyiapkan APD bagi para pekerjanya. digunakan yaitu analisis data univariat dan bivariat. Analisis bivariat dalam
Faktor yang menyebabkan tidak disediakannya APD bagi para pekerja karena penelitian ini menggunakan uji chi-square.
kurangnya uang untuk membeli APD untuk pemenuhan pekerjaan, selain alas
HASIL PENELITIAN
an tersebut para pekerja dianggap lebih nyaman tidak memakai APD

dibanding menggunakan APD. 1. Uji validitas instrumen

Bengkel las merupakan salah satu industri kecil yang berada di Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

Tutuyan, Kecamatan Tutuyan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan suatu kuesioner. Adapun kriteria pengujuan validitas adalah jika,

oleh peneliti di Kecamatan Tutuyan dengan mengambil sampel di Desa Probability rhitung < 0,05 berarti valid, jika Probability rhitung > 0,05

Tombolikat Selatan rata-rata pekerja pengelas yang usianya 18-50 tahun berarti dikatakan tidak valid dengan melihat koefisien korelasi > 0,320

namun ada juga beberapa pekerja yang usianya dibawah 18 tahun. Jenis dinyatakan valid. Adapun hasil pengujian validitas masing-masing variabel

kelamin tenaga kerja di bengkel las ini semuanya adalah laki-laki. Jenis dapat dilihat sebagai berikut :

2
a. Variabel Pengetahuan Asymp. Sig (2-tailed) diperoleh sebesar 0,651. Artinya nilai tersebut lebih

besar dari 0,05.


Jumlah pertanyaan yang digunakan untuk mengukur Variabel

Pengetahuan dalam penelitian ini sebanyak 22 pertanyaan pada 38 4. Analisis uji univariat karakteristik pekerja pengelas di bengkel las

responden (n=38) yang bekerja sebagai pengelas di bengkel las yang ada di Kecamatan Tutuyan

wilayah kecamatan Tutuyan.


Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pekerja Pengelas berdasarkan usia

Pertanyaan dikatakan valid jika probability value rhitung lebih


Umur Jumlah
kecil dari nilai 0,05 dan jika nilai koefisien korelasi lebih dari 0,320. Dari
(Tahun) N %
22 pertanyaan yang digunakan untuk mengukur validitas dari pertanyaan
< 20 10 26,3
variabel pengetahuan, semua pertanyaan telah memiliki nilai probability
21-30 16 42,1
value< 0,05 dan nilai koefisien korelasi berkisar pada 0,329 sampai 0,559
31-40 9 23,7
sehingga dikatakan telah memenuhi uji validitas dan dapat digunakan untuk
>40 3 7,9
mengumpulkan penelitian

Total 38 100,0
b. Variabel Kepatuhan Penggunaan APD

Jumlah pertanyaan yang digunakan untuk mengukur Variabel Distribusi Frekuensi jumlah pekerja pengelas di bengkel las

Kepatuhan Penggunaan APD dalam penelitian ini sebanyak 4 pertanyaan Kecamatan Tutuyan tahun 2021 dapat dilihat bahwa distribusi umur

pada 38 responden (n=38) yang bekerja sebagai pengelas di bengkel las terbanyak dari 38 responden terdapat pada kelompok umur 21-30 tahun

yang ada di wilayah kecamatan Tutuyan. pertanyaan dikatakan valid jika yaitu sebanyak 16 responden atau sebesar 42,1%, sedangkan kelompok

probability value rhitung lebih kecil dari nilai 0,05 dan jika nilai koefisien umur paling sedikit terdistribusi pada kelompok > 40 tahun yaitu sebanyak

korelasi lebih dari 0,320. Dengan demikian, dari 22 pertanyaan yang 3 responden atau sebesar 7,9%.

digunakan untuk mengukur validitas dari pertanyaan variabel pengetahuan, Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pekerja Pengelas Berdasarkan Pendidikan
semua pertanyaan telah memiliki nilai probability value< 0,05 dan nilai Terakhir
koefisien korelasi berkisar pada 0,327 sampai 0,535 sehingga dikatakan
Jumlah
telah memenuhi uji validitas dan dapat digunakan untuk mengumpulkan Pendidikan
n %
penelitian.
SD Sederajat 3 7,9
2. Uji Reabilitas
SMP Sederajat 27 71,1

Uji reabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrument dalam hal SMA Sederajat 5 13,2

ini kuisioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden Diploma/ Sarjana 3 7,9

yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dasar pengambilan


Total 38 100,0
keputusan memenuhi normalitas diambil dari teori Santoso, 2012 keputusan

memenuhi normalitas dan tidak sebagai berikut : Distribusi Frekuensi jumlah pekerja pengelas di bengkel las

Kecamatan Tutuyan tahun 2021 dapat dilihat bahwa distribusi umur


a. Jika Asmpy. Sig< 0,06 maka distribusi data tidak normal.
terbanyakdari 38 responden terdapat pada kelompok pendidikan SMP
b. Jika Asmpy. Sig> 0,06 maka distribusi data normal.
Sederajat yaitu sebanyak 27 responden atau sebesar 71,1%, sedangkan
Berdasarkan hasil uji reabilitas dengan menggunakan aplisasi SPSS
kelompok umur paling sedikit terdistribusi pada kelompok pendidikan SD
versi 16 mendapatkan hasil bahwa untuk mendapatkan uji reabilitas
Sederajat dan Diploma/Sarjana yaitu masing-masing sebanyak 3 responden
kuisioner didapatkan cronbach’s alpa = 0,803 yang artinya bahwa data
atau sebesar 7,9%.
angket berdistribusi reabilitas
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pekerja Pengelas Berdasarkan Masa Kerja
3. Uji Normalitas
Lama Kerja Jumlah
Pengujian normalitas berdasarkan hasil uji yang dilakukan oleh
(tahun) n %
peneliti menggunakan aplikasi SPSS versi 16, bahwa nilai signifikansi pada
<1 8 21,1

3
1–5 13 34,2 a. Analisis hubungan usia dengan kepatuhan penggunaan APD pekerja penge-

5 – 10 5 26,3 las

> 10 7 18,4
Tabel 6. Hubungan usia dengan kepatuhan penggunaan APD

Total 38 100,0
Asymp. Sig. (2-sided)

Distribusi Frekuensi jumlah pekerja pengelas di bengkel las


Pearson Chi-Square .038
Kecamatan Tutuyan tahun 2021 dapat dilihat bahwa distribusi umur

terbanyakdari 38 responden terdapat pada kelompok masa kerja 1-5 tahun


Berdasarkan hasil uji chi-square dengan menggunakan aplikasi SPSS
yaitu sebanyak 13 responden atau sebesar 34,2%, sedangkan kelompok umur
16 diperoleh hasil nilai p value = 0,038 dimana nilai tersebut lebih kecil dari
paling sedikit terdistribusi pada kelompok masa kerja 5-10 tahun yaitu
alpha = 0,05 yang artinya terdapat hubungan antara usia dengan kepatuhan
sebanyak 5 responden atau sebesar 26,3%.
penggunaan APD pada pekerja pengelas di kecamatan Tutuyan.
Tabel 4. Distrubusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan
b. Analisis hubungan pendidikan terakhir dengan kepatuhan penggunaan APD
Pengetahuan Jumlah
pekerja pengelas

N %

Buruk 23 60,5

Tabel 7. Hubungan pendidikan terakhir dengan kepatuhan penggunaan APD


Sedang 7 18,4
pekerja pengelas
Baik 8 21,1

Asymp. Sig. (2-sided)


Total 38 100,0

Pearson Chi-Square .047

Distribusi Frekuensi jumlah pekerja pengelas di bengkel las

Kecamatan Tutuyan tahun 2021 dapat dilihat bahwa distribusi pengetahuan


Berdasarkan hasil uji chi-square dengan menggunakan aplikasi SPSS
pekerja terbanyak dari 38 responden terdapat pada kelompok berpengetahuan
16 diperoleh hasil nilai p value = 0,047 dimana nilai tersebut lebih kecil dari
buruk yaitu sebanyak 23 responden atau sebesar 60,5%, sedangkan kelompok
alpha = 0,05 yang artinya terdapat hubungan antara pendidikan terakhir
umur paling sedikit terdistribusi pada kelompok berpengetahuan sedang yaitu
dengan kepatuhan penggunaan APD pada pekerja pengelas di kecamatan
sebanyak 7 responden atau sebesar 18,4%.
Tutuyan.

c. Analisis hubungan lama kerja dengan kepatuhan penggunaan APD pekerja


Tabel 5. Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penggunaan APD
pengelas

Penggunaan APD Jumlah


Tabel 8. Hubungan lama kerja dengan kepatuhan penggunaan APD

n % pekerja pengelas

Tidak Patuh 36 94,7 Asymp. Sig. (2-sided)

Patuh 2 5,3% Pearson Chi-Square .025

Total 38 100,0

Berdasarkan hasil uji chi-square dengan menggunakan aplikasi


Distribusi Frekuensi jumlah pekerja pengelas di bengkel las
SPSS 16 diperoleh hasil nilai p value = 0,025 dimana nilai tersebut lebih kecil
Kecamatan Tutuyan tahun 2021 dapat dilihat bahwa distribusi penggunaan
dari alpha = 0,05 yang artinya terdapat hubungan antara lama kerja dengan
APD pekerja terbanyak dari 38 responden terdapat pada kelompok tidak patuh
kepatuhan penggunaan APD pada pekerja pengelas di kecamatan Tutuyan
yaitu sebanyak 36 responden atau sebesar 94,7%, sedangkan kelompok peng-

gunaan APD paling sedikit terdistribusi pada kelompok patuh yaitu sebanyak d. Analisis hubungan pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD

2 responden atau sebesar 5,3%. pekerja pengelas

Tabel 9. Hubungan pengetahuandengan kepatuhan penggunaan APD pekerja


5. Analisis Multivariat
pengelas

4
Asymp. Sig. (2-sided) Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti mendapatkan

kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara Usia dengan kepatuhan


Pearson Chi-Square .019
menggunakan APD, antara pendidikan terakhir dengan kepatuhan

menggunakan APD antara lama kerja dengan kepatuhan menggunakan APD


Berdasarkan hasil uji chi-square dengan menggunakan aplikasi SPSS
dan terdapat “Faktor yang berhubungan dengan Alat Pelindung Muka Pada
16 diperoleh hasil nilai p value = 0,019 dimana nilai tersebut lebih kecil dari
Pengelas di Bengkel Las Listrik di Kecamatan Tutuyan”. Hal-hal tersebut
alpha = 0,05 yang artinya terdapat hubungan antara pengetahuan dengan
berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji chi-square.
kepatuhan penggunaan APD pada pekerja pengelas di kecamatan Tutuyan.
DAFTAR PUSTAKA

PEMBAHASAN
Astri, Swastika S. 2014. Evaluasi Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri

Berdasarkan hasil uji chi-square dengan menggunakan aplikasi SPSS 16 (APD) Pada Dokter Di Rs Pku Muhammadiyah Yogyakarta Unit II.

diperoleh hasilnilai p value – 0,038 untuk analisis huungan usia Karya Tulis Ilmiah strata satu, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
dengankepatuhan pengggunaan APD, hasil nilai p value + 0,025 untuk ILO.Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sarana untuk Produktivitas. Jakarta:
analisis hubungan masa kerja dengan kepatuhan penggunaan APD, hasil nilai
International Labour Organization. 2013
p value = 0.038 untuk analisis hubungan pendidikan terakhir dengan
Sugiyono. 2013, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif dan
kepatuhan penggunaan APD dan hasil nilai p value = 0,019 untukvariabel
Kuantitatif. Bandung: ALFABETA.
pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD dimana nila-nilai hasil uj
tersebut lebih kecil dari alpha = 0,05 yang artinya terdapat hubungan antara Sugiyono. 2017.Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R& D,

usia pendidikan terakhir, lama kerja, pengetahuan dengan kepatuhan Bandung: ALFABETA.
penggunaan APD pada pekerja pengelas di kecamatan Tuttuyan. Adanya Siswanto Sastrohadiwiryo. 2013. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia,
hubungan antara pengetahuan dan kepatuhan penggunaan APD.
Pendekatan Administrasi dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Berdasarkan hasil uji chi-square hubungan pengetahuan dengan
Wasti., Dkk. 2019. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri. Bandung
kepatuhan pengunaan APD pada pekerja [engelas di Wilayah kerja kecamatan
Erna. 2018. Hubungan Pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan Alat
Tutuyan. Hasil wawancara dengan 38 responden yang mendapatkan hasil
Pelindung Diri. Semarang
bahwa pengetahuan pekerja pengelas lebih banyak berpengetahuan buruk
Rahmat J. 2011. Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
dengan hasil tidak patuh yaitu sebanyak 23 responden atau sebesar 63,9% dari

hasil keseluruhan.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penggunaan APD

di Kecamatan Tutuyan berdasarkan hasil pengamatan dan observasi yang

dilakukan oleh peneliti karena tidak adanya edukasi terhadap para pekerja.

Selain itu yang menjadi fakrtor pendukung lainnya yaitu kebanyakan pekerja

hanya memiliki pendidikan menengah pertama. Beberapa responden hasil

wawancara menyatakann mereka tidak terlalu tahu bahkan ada beberapa yang

tidak mengetahu dan mendengar beberapa jenis APD seperti faceshield

(penutup wajah).

Hasil penelitian yang dilakukan di kecamatan Tutuyan padapekerja


pengelass di bengkellas dengan hasil adanya hubungan antara pengetahuan
pekerja dengan kepatuhan penggunaan APD sejalandengan penelitian yang
dilakukan oleh Wasti Dkk. 2019 yang mendapatkan hasil bahwa pengetahuan
sangattberpengaruh terhadap kepatuhan penggunaan APD. Penelitian yang
dilakukan oleh Erma 2018 dengan melihat hubungan pengetahuan dengan
kepatuhan pada pekerja konstruksi di PT X Kabupaten Pasuruan dengan
menggunakan uji chi-square dengan total sampel 41 orang juga mendapatkan
hasil p value – 0,029 yang artinya memiliki hubungan antara pengetahuan
dengan kepatuhan dalam menggunakan APD.

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai