Anda di halaman 1dari 24

TUGAS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Tugas Mata Kuliah Kesehatan dan keselamatan Kerja Pada
sProgram Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Ibnu Sina

Disusun Oleh:
HAMKA
NPM. 201026201116
M. AZIZ NUR RAMADHAN
NPM. 201026201115

Dosen Pembimbing
Dr. ARINA LUTHFINI LUBIS ST. MBA. IPM
NUP. 1027098401

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS IBNU SINA
2022
Pengaruh Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan Pada PT PLN (Persero) Jawa Barat dan Banten

Abstrak: Realisasi pengamatan upaya keselamatan dan kesehatan kerja kepada masyarakat. mesin,
mineral, dan metode termasuk lingkungan kerja tidak mengalami kecelakaan. Sedangkan
produktivitas kerja sikap pikiran karyawan memiliki semangat untuk perbaikan yang dilakukan
karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui/menganalisis : (1) gaya kepemimpinan
situasional pada PT Multi Unggul Sinergi (2) kepuasan kerja pada PT Multi Unggul Sinergi (3)
pengaruh gaya kepemimpinan situasional terhadap kepuasan kerja pada PT Multi Unggul Sinergi.
Penelitian ini dibentuk/dikembangkan dengan menggunakan metode survei. Penelitian ini juga
menggunakan metode deskriptif verifikatif. Populasi 328 pegawai dan 80 orang/karyawan dijadikan
sampel penelitian ini dengan menggunakan stratified random sampling. Kuesioner, observasi dan
wawancara dilakukan dalam pengumpulan data. EXCEL dan SPPS for windows telah dilakukan
pengolahan data. Hasil penelitian ini menunjukkan/menunjukkan ada 18,58 %. Fraksi statistik
pekerjaan dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan situasional dan 81,42% dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak dianalisis. Uji hipotesis yang menyatakan ho telah ditolak dan kami menerima H1 artinya
kenyataan keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja
karyawan.

Kata kunci: terwujudnya keselamatan dan kesehatan kerja, berpengaruh terhadap produktivitas kerja
karyawan, dan karyawan.
1 Latar Belakang
PLN merupakan perusahaan yang harus menangani pengelolaan sumber energi yang dibutuhkan
masyarakat, sehingga PLN ditunjuk sebagai perusahaan penyedia tenaga listrik. Kebutuhan listrik sangat
tinggi karena banyak digunakan oleh berbagai sektor industri baik industri besar, industri menengah
maupun industri kecil.

PLN sebagai penyedia tenaga listrik mempunyai tugas yang harus dilakukan adalah menciptakan tempat
kerja yang aman, nyaman dan aman, sehingga terhindar atau bebas dari kecelakaan, penyakit akibat kerja,
ledakan, kebakaran dan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh potensi bahaya yang dapat
menimbulkan kerugian ekonomi maupun barang non ekonomi. bagi karyawan, perusahaan, pemerintah dan
masyarakat.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu bentuk upaya bagi pekerja untuk memperoleh
perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam melakukan pekerjaan yang dapat mengancam
pekerjaannya baik dari diri sendiri maupun lingkungan kerja. pengawasan terhadap orang, mesin, mineral,
dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar pekerja tidak terluka.

Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan dasar berdasarkan UUD 1945 (Pasal 27:2) yang menyatakan
bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan.
Maksudnya pengertian di atas bahwa keselamatan dan kesejahteraan kerja harus terjamin. Kematian, cacat,
luka, penyakit, dan lain-lain yang sejenis sebagai akibat dari suatu kecelakaan, bertentangan dengan dasar
kemanusiaan.

Kecelakaan disebabkan oleh dua faktor yaitu manusia dan lingkungan. Faktor manusia adalah kurangnya
kemampuan jasmani, kesegaran jasmani dan rohaniah. Perbuatan tidak aman dari manusia seperti dengan
sengaja melanggar aturan keselamatan dalam kerja wajib, pekerja yang kurang terampil itu sendiri.
Sedangkan faktor lingkungan tidak aman dari negara mengenai lingkungan kerja seperti peralatan atau
mesin, namun frekuensi kecelakaan kerja lebih banyak terjadi karena faktor manusia, karena manusia
paling berperan dalam penggunaan peralatan di perusahaan. Faktor-faktor tersebut jika tidak dicegah
/dikendalikan dapat mengakibatkan kecelakaan, penyakit dan gangguan kesehatan, oleh karena itu
faktor-faktor tersebut harus dikendalikan.

Dasar dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja bagi pegawai di PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Barat dan Banten APJ Bandung adalah :

1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan


2 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 pasal 9 menyebutkan bahwa : “Setiap pekerja adalah berhak
atas perlindungan atau keselamatan, kesehatan, moral, pemeliharaan moral dan perilaku sesuai
dengan harkat dan martabat manusia dan moral agama”.
3 Instalasi Umum Peralatan Listrik Tahun 1977 (PUII. 1977) tentang Pelayanan Keselamatan Kerja
dalam Gangguan Operasi.
4 Surat Direksi PLN No. EI054/DIR/76 tentang Pencegahan Kecelakaan.
5 Surat Pengumuman No.033/PST/76 tentang Alat Keselamatan & Pekerjaan Penyelamatan.
6 Surat Pengumuman Direksi No.005//1982 tanggal 23 November 1982 tentang kewajiban memakai alat
kerja dan ikat pinggang.
7 Instruksi Direksi PLN No.002/84 tentang Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan di PLN.

Berdasarkan survey yang penulis lakukan melalui wawancara kepada karyawan PT PLN dimana karyawan
dituntut untuk bekerja dengan baik, namun seringkali melupakan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja misalnya sebagian besar karyawan yang bekerja di lapangan sering terlihat tanpa
menggunakan personal alat pelindung diri diperlukan dan harus digunakan bila standar keselamatan kerja
itu sendiri seperti helm, sarung tangan, pakaian kerja dan ikat pinggang. Dimana masih banyak kasus
kecelakaan yang terjadi di perusahaan.

Indikator terjadinya kecelakaan bahwa lingkungan kerja merupakan tempat dimana seseorang atau
karyawan dalam suatu kegiatan kerja [1]. Lingkungan kerja dalam hal ini menyangkut kondisi kerja,
seperti ventilasi, temperatur, pencahayaan dan situasi. Alat dan bahan kerja merupakan hal penting yang
dibutuhkan oleh perusahaan untuk memproduksi barang. Dalam memproduksi alat kerja merupakan hal
vital yang digunakan oleh pekerja dalam melakukan proses produksi dan selain itu merupakan bahan
utama yang akan menjadi barang. Setiap bagian produksi memiliki cara untuk melakukan pekerjaan yang
berbeda yang dilakukan oleh karyawan. Cara-cara yang biasa dilakukan oleh karyawan dalam melakukan
segala aktivitas kerja, seperti menggunakan peralatan yang sudah tersedia dan penggunaan alat pelindung
diri yang sesuai serta mematuhi aturan dan memahami cara mengoperasikan mesin.

Fenomena yang ada di PT PLN (Persero) Bandung, dari beberapa indikatornya adalah penggunaan alat
pelindung diri masih kurang kesadaran pegawai dalam hal menggunakan alat yang dibutuhkan untuk
bekerja dan masih kurangnya pengetahuan pegawai dalam penggunaan pekerjaan. alat yang diperlukan
pelatihan dan sosialisasi kepada karyawan dalam menggunakan alat-alat yang bekerja dengan baik dan
efektif. Maka jelaslah bahwa akibat dari keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang sering kurang terlupa
dan menghormati semua petunjuk keselamatan serta beberapa karyawan yang masih belum menggunakan
atau memakai alat pelindung diri diperlukan sehingga merugikan perusahaan yang disebabkan menurunnya
produktivitas tenaga kerja, kenyamanan, dan keamanan dalam bekerja.

PT PLN saat ini dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat pengguna tenaga
listrik PLN, sehingga kinerja pegawai harus dioptimalkan dan peningkatan produktivitas pegawai saat ini
menjadi pertimbangan.

Produktivitas pegawai PT PLN dapat diwujudkan melalui sikap pikiran yang memiliki semangat
perbaikan dengan meningkatkan baik perbaikan yang berhubungan dengan pegawai seperti peningkatan
pengetahuan diri, keterampilan, disiplin, usaha pribadi, maupun perbaikan yang berhubungan dengan
pekerjaan seperti peningkatan manajemen dan manajemen yang baik. metode kerja, penghematan biaya,
ketepatan waktu, dan sistem teknologi yang baik.

Namun berdasarkan wawancara dengan Kasubbag Sumber Daya Manusia bahwa masih ada yang kurang
perbaikan yaitu masih kurangnya pekerjaan seperti mengatur pekerjaan dengan baik, pekerjaan selesai
dengan baik dan tepat waktu, dan penghormatan atau kepatuhan terhadap peraturan, aturan, etika. ,
norma dan aturan berlaku khususnya tentang keselamatan.

Belum optimalnya produktivitas kerja karyawan di PT PLN (Persero) bandung faktor dapat berasal dari
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan atau dari faktor lain sehingga menurunkan
produktivitas karyawan pada perusahaan. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis
memandang penting untuk melakukan penelitian tentang “Analisis penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) terhadap produktivitas kerja pegawai PT PLN (PERSERO) Jawa Barat dan Banten”.

8 Hipotesis
Hipotesis dapat dikatakan sebagai perkiraan sementara dari hubungan variabel-variabel yang akan diuji
secara nyata. Karena dugaannya, hipotesis harus mengandung implikasi yang jelas untuk menguji
hubungan yang dinyatakan. Oleh karena itu, hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Analisis penerapan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja pegawai PT PLN
(persero) Bandung”.

9 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk:

a) Mengetahui Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3) di PT PLN (Persero) Bandung
b) Mengetahui produktivitas pegawai di PT PLN (Persero) Bandung
c) Mengkaji dan menganalisis pengaruh penerapan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap
produktivitas pegawai di PT PLN (Persero)

10 Perancangan
BandungDesain penelitian adalah suatu rancangan atau model yang berupa penelitian untuk
mendapatkan kebenaran yang obyektif dalam pengumpulan data yang diperlukan.Dalam melakukan
penelitian, perlu adanya rancangan penelitian.Dalam rancangan penelitian yang lebih sempit ini, penulis
menerapkan penelitian yang lebih luas. perancangan yang meliputi proses-proses sebagai berikut:

Identifikasi Masalah

Penelitian diawali dengan adanya suatu masalah.Masalah selanjutnya dipecahkan oleh peneliti melalui
penelitian.Kemudian peneliti menetapkan judul penelitian, sehingga t dapat mengetahui apa yang akan
dipelajari. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Analisis Penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di PT PLN (persero) Bandung”. dimana
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(variabel bebas) sebagai variabel bebas dan produktivitas (variabel terikat) sebagai variabel terikat.
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

a) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang diabaikan dan dilupakan oleh karyawan.
b) Karyawan yang tidak mematuhi aturan keselamatan tidak menggunakan alat pelindung diri seperti
helm, sarung tangan, ikat pinggang, pakaian pelindung, dan lain sebagainya.
c) Produktivitas pegawai yang belum optimal sebagai akibat dari kecerobohan pelaksanaan keselamatan
dan kesehatan kerja.
d) Merumuskan masalah penelitian, termasuk membuat spesifikasi tujuan, cakupan luas (lingkup), dan
hipotesis yang akan diuji. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (variabel bebas) sebagai variabel bebas dan produktivitas karyawan (variabel terikat) sebagai
variabel terikat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
e) Bagaimana penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di PT PLN (Persero) Bandung?
f) Bagaimana produktivitas pegawai di PT PLN (Persero) Bandung?
g) Seberapa besar pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap produktivitas pegawai di PT
PLN (Persero) Bandung?

Pilih dan berikan definisi dari setiap variabel pengukuran. Variabel pengukuran yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pengukuran dengan skala ordinal karena tingkat data yang diukur. Pada skala ini,
urutan simbol atau kode angka yang memiliki urutan tingkat signifikansi dimulai dari yang paling positif
hingga yang paling negatif dan sebaliknya.

Memilih prosedur dan teknik yang digunakan.

a) Teknik yang digunakan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan
analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang meliputi uji validitas dan uji reliabilitas.
b) Mengembangkan alat dan teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner terlampir.
c) Kuesioner yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah kuesioner produktivitas karyawan
dan keselamatan dan kesehatan kerja.
d) Pelaporan hasil penelitian termasuk proses penelitian dan interpretasi data.

11 Kerangka

a) Suatu kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuannya, sumber utama karyawan dalam menjalankan
modal perusahaan, produksi, peralatan tidak dapat digunakan secara efektif dan efisien jika tidak
dijalankan oleh orang (karyawan).
Seorang karyawan tidak dapat bekerja secara maksimal, jika keselamatan dan kesehatan kerja tidak
terjamin, oleh karena itu karyawan dan perusahaan perlu memperhatikan kondisi fisik dan mental
dengan menjalankan program keselamatan dan kesehatan kerja.
b) Keselamatan berkaitan dengan keselamatan mesin, peralatan, instrumen tenaga kerja, bahan dan
pengolahan, pekerjaan pondasi dan lingkungan dan cara melakukan pekerjaan.

Menurut Anoraga (2005) dalam Budiono dkk (2008:99) mengemukakan indikator Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) antara lain:

Lingkungan

kerja Lingkungan kerja adalah tempat dimana seseorang atau karyawan dalam suatu kegiatan kerja.
Lingkungan kerja dalam hal ini menyangkut kondisi kerja, seperti ventilasi, temperatur, pencahayaan dan
situasi.

Alat dan bahan

kerja Alat dan bahan kerja merupakan hal yang esensial yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk
memproduksi barang. Dalam memproduksi alat kerja merupakan hal vital yang digunakan oleh pekerja
dalam melakukan proses produksi dan selain itu merupakan bahan utama yang akan menjadi barang.
Bagaimana melakukan pekerjaan

Setiap bagian produksi memiliki cara untuk melakukan pekerjaan yang berbeda yang dipegang oleh
karyawan. Cara-cara yang biasa dilakukan oleh karyawan dalam melakukan segala aktivitas kerja, seperti
menggunakan peralatan yang sudah tersedia dan penggunaan alat pelindung diri yang sesuai serta
mematuhi aturan dan memahami cara mengoperasikan mesin.

Berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya
bertujuan untuk mencapai tingkat keselamatan dan kesehatan kerja yang tinggi, atau hanya untuk
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Selanjutnya keselamatan dan
kesehatan kerja memiliki visi dan misi, jauh ke depan mewujudkan tenaga kerja yang sehat, aman,
produktif dan sejahtera, serta menciptakan perlindungan bagi perusahaan.

Menurut Sedarmayanti [7] menyatakan: “Produktivitas adalah sikap mental (attitude of mind) yang
memiliki semangat untuk melakukan perbaikan-perbaikan.”

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan tersebut antara lain:

A. Terkait dengan peningkatan diri:

1. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan harus selalu dikembangkan baik melalui pendidikan formal maupun informal.
Karena setiap penggunaan teknologi hanya akan dapat dilakukan dengan baik dengan pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan yang handal.
2.Keterampilan
Faktor keterampilan baik keterampilan teknis maupun manajerial akan menentukan tingkat pencapaian
produktivitas.
3.Disiplin
Disiplin adalah sikap mental yang tercermin dalam tindakan perilaku individu, kelompok atau masyarakat
dalam bentuk kepatuhan terhadap peraturan, aturan, etika, norma dan aturan yang berlaku.
4. Private Efforts

Tingkat usaha pribadi dalam bekerja sejauh mana kita melakukan suatu pekerjaan dan terus berusaha untuk
mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan.

A. Peningkatan dalam pekerjaan terkait:

1. Manajemen dan metode kerja yang lebih baik: Sejauh mana karyawan dapat menetapkan pekerjaan yang
baik dan metode kerja yang baik.
2. Penghematan Biaya: Sejauh mana pekerjaan untuk efisiensi biaya.
3. Ketepatan waktu: Sejauh mana karyawan dalam pekerjaan yang dilakukan dengan baik dan tepat waktu
4. Sistem dan teknologi yang lebih baik: Sejauh mana penggunaan dan penguasaan keterampilan
teknologi.

Pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dapat memberikan keamanan dan kenyamanan
dalam bekerja juga memberikan perlindungan kepada karyawan agar bebas dari kecelakaan dan lingkungan
yang tidak sehat yang dapat merugikan karyawan dan perusahaan dan studi lainnya.

13 Metode Penentuan Data


Populasi

Populasi penelitian ini adalah karyawan pada PT. PLN (persero) Bandung berjumlah 328 orang.

Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan dengan teknik stratified random sampling
berdasarkan penarikan lokasi unit karyawan dan jumlah responden setiap strata.

Menurut Vincent Gasperz dalam Sugiyono [9] mengatakan bahwa stratified random sampling adalah
sebagai berikut:

”stratified random sampling adalah suatu metode pengambilan sampel dengan terlebih dahulu
mengelompokkan populasi ke dalam strata berdasarkan kriteria tertentu kemudian memilih secara acak
sederhana setiap strata”.

Rumusan:
𝑁
𝑛=
1 + Ne2

dimana : n = ukuran sampel


N = populasi
e = tingkat kesalahan dalam penelitian
Menurut Ike Kusdyah Rachmawati [4] menyatakan: “Keselamatan dan kesehatan untuk pencegahan dan
pemberantasan penyakit dan kecelakaan yang disebabkan oleh pekerjaan, pemeliharaan, dan ukuran
pengganda kerja.”

328
𝑛=
1 + 328(0,1)2
= 76,64
= 80
Peneliti menentukan tingkat kesalahan sebesar 10% sehingga jumlah sampel yang diambil sebanyak 80
karyawan.
peningkatan kesehatan, tenaga kerja dan gizi, perawatan dan peningkatan efisiensi dan produktivitas tenaga
kerja manusia, pemberantasan kelelahan kerja, kegembiraan dan kenikmatan pengganda kerja.”

Menyadari hal tersebut di atas, perusahaan harus dapat memahami kebutuhan karyawannya sehingga
produktivitas tenaga kerja dalam menghasilkan product set dapat ditingkatkan. Karena salah satu faktor yang
mempengaruhi produktivitas kerja adalah tingkat terpenuhinya kebutuhan akan rasa aman, keselamatan dan
bahwa perusahaan memberikan pelayanan kesehatan kepada karyawannya. Dengan adanya jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja, karyawan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja, sehingga
kebutuhan akan rasa aman, selamat, dan sehat dapat terpenuhi.

12 Sumber data
Data primer Data

primer adalah data yang diambil langsung dari data yang ada di perusahaan. Data diperoleh melalui
observasi langsung di perusahaan yang menjadi objek penelitian dan melakukan wawancara dengan pihak
manajemen perusahaan yang merupakan bagian Administrasi Kepegawaian, dan penyebaran kuesioner.

Data

Sekunder Data sekunder adalah data yang diperlukan untuk mendukung data primer. Data diambil dari
buku, jurnal, dokumentasi Peneliti menentukan tingkat kesalahan sebesar 10% sehingga jumlah sampel
yang diambil sebanyak 80 karyawan.

14 Hasil analisis dan interpretasi


Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT PLN (persero) Bandung

Respon terhadap instrumen penelitian keselamatan dan kesehatan kerja di PT PLN (Persero) Bandung;
Hal ini dapat dilihat melalui jawaban responden atas pertanyaan dari kuesioner yang mencakup indikator
kesehatan dan keselamatan kerja.

Dalam penelitian ini variabel keselamatan dan kesehatan kerja dieksplorasi melalui tiga indikator yaitu
lingkungan kerja, alat dan bahan kerja, dan cara melakukan pekerjaan. Oleh karena itu pembobotan atau
pemberian skor pada jawaban sangat setuju, setuju, cukup, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Skor
tersebut menunjukkan tingkat keselamatan dan kesehatan kerja PT PLN (Persero) Bandung.

1 Variabel
K3 _ _ _ _
_

_ _ _ _ Peng
_ olah
an
Data
_ _ _ _ _
_

_ _ Ha Tabel, Cuk
sil 91% up
Total 2860 40 71,5% Baik
00

Berdasarkan penilaian pada tabel di atas terlihat bahwa persentase keselamatan dan kesehatan kerja yang
ada di PT PLN (Persero) Bandung adalah sebesar 71,5%, dimana angka tersebut tergolong baik. berbagai
kriteria.

Produktivitas kerja pegawai di PT PLN (persero) Bandung

Untuk lebih memperjelas bagaimana produktivitas kerja pegawai di PT PLN (Persero) Bandung, maka
penulis melakukan penelitian dan menyebarkan kuesioner kepada pegawai PT PLN (Persero) berkaitan
dengan sejumlah pegawai sebanyak 328 orang, sedangkan sampel atau responden sebanyak 80 orang.

Kuesioner untuk variabel produktivitas kerja terdiri dari 10 pertanyaan dengan skala pengukuran ordinal
yang memiliki lima alternatif jawaban. Skor yang diperoleh dari masing-masing responden dapat dilihat
lebih lanjut pada lembar terlampir. Dalam penelitian ini dieksplorasi melalui dua indikator, yaitu terkait
peningkatan diri dan peningkatan terkait pekerjaan. Dengan demikian pembobotan atau pemberian skor
pada jawaban sangat setuju, setuju, cukup, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Skor tersebut menunjukkan
kekuatan produktivitas tenaga kerja di PT PLN (Persero) Bandung.

Tabel 2 Hasil Pengolahan Data Variabel Produktivitas Karyawan


Indikator Skor Skor 74,82 Presentase Kriteria
Realisasi Ideal

-related 1506 2000 75,3% Baik

Peningkat 1487 2000 74,35 Baik


an %
Pekerjaan
Total 2993 4000 Self Baik
%

Berdasarkan pada skoring pada tabel diatas terlihat bahwa presentase produktivitas pegawai yang ada
pada PT PLN (Persero) Bandung adalah sebesar 74,82%, dimana angka tersebut termasuk baik dalam
rentang kriteria.

Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai PT PLN
(persero) Bandung

Dalam menganalisis sejauh mana pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja
pegawai di PT PLN (Persero) Bandung, penulis melakukan uji kualitas data (validitas dan reliabilitas),
dilanjutkan dengan menggunakan korelasi Rank Spearman, koefisien determinasi (Kd) dan signifikan.

Analisis

Korelasi Rank Spearman Perhitungan korelasi menggunakan korelasi Rank Spearman digunakan untuk
menganalisis data dalam bentuk ordinal, untuk mengetahui besarnya korelasi antara variabel bebas
(keselamatan dan kesehatan kerja) dengan variabel terikat (produktivitas karyawan) dapat digunakan
rumus non -analisis korelasi parametrik, korelasi rank spearman. Itu dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus;

rs = x²+∑y²-∑di² 2√∑x².∑y²

Keterangan :

rs = koefisien korelasi rank spearman


x² = banyaknya pangkat yang sama pada variabel X
y² = banyaknya pangkat yang sama pada variabel
Y di²= jumlah yang dihitung antara nilai yang terkandung dalam variabel X dan variabel Y dengan
perhitungan di atas.

Hasil pengolahan data statistik dengan menggunakan rumus rank spearman non parametrik dapat dilihat
pada output SPSS sebagai berikut:

Tabel 3: Hasil uji korelasi rank spearman

** Korelasi signifikan pada taraf 0,01 (2-tailed)


Ho maka ada area resepsionis, berarti H1 diterima atau keselamatan dan kesehatan kerja tidak
berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.
Jika t tabel < t hitung

Angka keluaran pada korelasi Rank Spearman antara keselamatan dan kesehatan kerja dan produktivitas
karyawan menghasilkan 0,431 poin. Gambar tersebut menunjukkan hubungan kedua variabel cukup,
sedangkan tanda positif (+) menunjukkan bahwa semakin besar perubahan keselamatan dan kesehatan
kerja maka produktivitas kerja karyawan semakin besar, atau sebaliknya semakin kecil perubahan
keselamatan dan kesehatan kerja maka turunkan produktivitas tenaga kerja karyawan di PT PLN (Persero)
Bandung. Korelasi antara kesehatan dan keselamatan dan produktivitas karyawan signifikan untuk
pengujian dengan tingkat kesalahan 10%, atau tingkat kepercayaan 90%.

Ho maka terdapat daerah penolakan, berarti H1 diterima atau kesehatan dan keselamatan kerja
mempengaruhi produktivitas kerja karyawan.

Berikut adalah perhitungan uji signifikansi:

t hit=
n2
tr
1 r 2
t hit= 0.431 √(80 - 2)
√1 - 0.431²
t hit= 4,22

pengujian hipotesis Deskripsi sebagai berikut:

Rs = 0.431
ά = 0.05
n = 80
(dk) = n-2
= 80 – 2 = 78

Karena dk = 78 terletak antara 60 – 120 dilihat dari tabel, maka tabel untuk mendapatkan nilai t harus diinterpolasi dengan
rumus sebagai berikut:

T78 = t60 – dk – 60 (t60 – t120) 120 – 60


T78 = 2.000 – 78 – 60 (2.000 – 1.980)
120 – 60
T78 = 2.000 – 0,3 (0,02)
T78= 2.000 – 0,006
T78 = 1,994

t hitung > t tabel = 4,22 > 1,994 Kriteria :

Bila t hitung < t tabel, maka Ho diterima Ketika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

T hitung (4,22) > t tabel (1994), maka Ho ditolak H1 diterima.

Di bawah ini adalah gambar daerah penolakan Ho dan daerah penerimaan H1:

Penolakan Daerah Penolakan Daerah


Ho Ho

Regional
acceptance Ho

‐ 1.994 1.994 4,22


Gambar 1: Kurva Hipotesis penerimaan dan penolakan daerah

Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar kesehatan dan keselamatan kerja (variabel X) mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan (variabel Y), maka dilakukan analisis koefisien determinasi (Kd).

Kd = r² x 100 % Dimana :

Kd = Koeffisien Determinasi r = Koeffisien Korelasi


maka : Kd = r² x 100%
Kd = (0,431)² x 100% Kd = 18,58 %

Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (Kd) dari 18,58%. Angka tersebut berarti besarnya
pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja sebesar 18,58%. Sedangkan
sisanya, yaitu 81,42% dipengaruhi oleh faktor lain yaitu kompensasi, konflik dengan rekan kerja atau
keluarga, disiplin, fasilitas, dan lain-lain.

15 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah penelitian yang dilakukan akan menolak atau
menerima hipotesis. Sedangkan hipotesis yang digunakan penulis adalah pengujian hipotesis Deskripsi
sebagai berikut:

Rs =
0,431 = 0,05
n = 80
(dk) = n-2
= 80 – 2 = 78

Karena dk = 78 terletak antara 60 – 120 dilihat dari tabel, maka tabel untuk mendapatkan nilai t harus
diinterpolasi dengan rumus sebagai berikut:

T78 = t60 – dk – 60 (t60 – t120) 120 – 60


T78 = 2.000 – 78 – 60 (2.000 – 1.980)
120 – 60
T78 = 2.000 – 0,3 (0,02)
T78= 2.000 – 0,006
T78 = 1,994

t hitung > t tabel = 4,22 > 1,994 Kriteria :

Bila t hitung < t tabel, maka Ho diterima Ketika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

T hitung (4,22) > t tabel (1994), maka Ho ditolak H1 diterima.

Di bawah ini adalah gambar daerah penolakan Ho dan daerah penerimaan H1: hipotesis nol (Ho) dan
hipotesis satu (H1).

Kriteria pengujian Ho adalah jika harga dari rumus di atas (t hitung) diperoleh dari tabel distribusi t
dengan = 0,05 (5%) untuk mengetahui diterima atau ditolak, dinyatakan melalui kriteria yang
dikemukakan oleh Umar Hussain (2000: 316 - 317) :
Jika t tabel > t hitung

daerah Penolakan Ho Daerah PenolakanHo

Regional
acceptance Ho

- 1,994 1,994 4,22

Gambar 1: Kurva Hipotesis penerimaan dan penolakan daerah

Pada dk = 78 nilai t tabel (ά = 0,05) dari interpolasi = 1994, sedangkan nilai t hitung = 4,22. Nilai t hitung > ttabel yaitu nilai
4,22 > 1,994, maka dapat disimpulkan bahwa “ada pengaruh yang signifikan antara keselamatan dan kesehatan kerja terhadap
produktivitas kerja karyawan di PT PLN (Persero) Bandung”.

16 Potensi Dampak
Pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas karyawan dalam upaya meningkatkan produktivitas karyawan,
sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan penerapan kebijakan standar keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan. Karyawan juga harus mengutamakan
pentingnya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja yang dapat menghambat proses
kerja sehingga visi dan misi karyawan dan perusahaan dapat tercapai.

17 Dampak Manajerial
Bagi perusahaan merekomendasikan agar perusahaan mewajibkan penggunaan alat pelindung diri dan mensosialisasikan serta
alat kerja, seperti memperbaiki jalan dan menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan baik dan benar. Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi karyawan, seperti pemberitahuan cara penggunaan alat, penggunaan alat pelindung
diri, cara mengoperasikan mesin dengan baik dan benar. Selain itu perusahaan harus meningkatkan program keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) dan menjelaskan prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam kegiatan operasional.

Perusahaan Indonesia disarankan untuk lebih memperhatikan sistem kontrol pekerjaan karyawan; perusahaan juga harus
mengutamakan aturan kerja bagi karyawan dalam melaksanakan pekerjaan, agar tidak terjadi kecelakaan kerja yang tidak
diinginkan sehingga dapat meningkatkan semangat kerja dan produktivitas karyawan di PT. PLN (Persero) Bandung.

Riska Yuliana, SE memperoleh gelar Sarjana Manajemen Sumber Daya Manusia Universitas Islam Bandung tahun 2010.

Rujukan
[1] Budiono.S, Jusuf, Pusparini, A. 2003 , Bunga RampaiHIPERKES & KK, Cetakan pertama. Penerbit Universitas
Dipenogoro Semarang.
[2] Chandra, Dinal, Jimstrak. 2007. Hubungan Antara Persepsi Karyawan Terhadap Penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) dengan Stress Bagian weaving II PT. Industri Tekstil Batam Ungaran.
[3] Eva, Noor, Koesumawati. 2004. Karena jaminan kesehatan dan jaminan keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja
karyawan di PT Kusumatex Yogyakarta
[4] Kusdyah, Ike. Rachmawati. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi.
[5] Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: teori-teori yang dimiliki dan Aplikasinya. Bandung
[6] Mangkunegara, Prabu. Anwar. 2000. Perusahaan Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
[7] Sedamaryanti. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Mandar Maju:
[8] Manajemen Sumber Daya Manusia, Refika Aditama:
Bandung
[9] Sugiyono. 2004. Statistik untuk Penelitian. CV ALFABETA : Bandung
[10] Suma'mur. 1989. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Cetakan Keempat. CV. Haji Mas Agung
: Jakarta
[11] Higene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Cetakan Ketiga Belas. PT. Toko Gunung Agung. Jakarta.
[12] Umi Narimawati. , 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia & Contoh Aplikasi Perhitungan. Media Umum:
Jakarta.
[13] Undang – Undang RI No. 14 Tahun 1969
[14] Undang – Undang RI No. 1 Tahun 1970

Daftar Pustaka
Darwadi, SE dianugerahi gelar Sarjana Manajemen Universitas Islam Bandung dengan kehormatan di bidang Keuangan pada tahun 2006. Saat
ini dia adalah mahasiswa master tahun terakhir Bisnis Program Manajemen di Universitas Pendidikan Indonesia, dengan predikat
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Memiliki pengalaman sebagai dosen di Akademi Keuangan dan Bisnis Indonesia Internasional
(AKBII) dari tahun 2006 sampai dengan 2011, dan Dosen di LPKIA dari tahun 2011 – 2012. Saat ini aktif sebagai Trainer dan Konsultan
dengan concern pada Human Resources Development, Soft Competence, dan Management Training System .

Moch. Yanuar Rezkyan N SE memperoleh gelar Sarjana Manajemen Sumber Daya Manusia Universitas Komputer Indonesia pada tahun
2009. Beliau memutuskan untuk melanjutkan studinya pada tahun 2011. Saat ini merupakan mahasiswa tingkat akhir Program Magister
Manajemen Bisnis di Universitas Pendidikan.

Riska Yuliana, SE memperoleh gelar Sarjana Manajemen Sumber Daya Manusia Universitas Islam Bandung tahun 2010. Beliau
memutuskan untuk melanjutkan studi pada tahun 2011. Saat ini sedang menempuh pendidikan S2 Program Magister Manajemen Bisnis di
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

Anda mungkin juga menyukai