Anda di halaman 1dari 16

ESSAY

UPAYA DUNIA INDUSTRI DALAM MEMINIMALISIR KECELAKAAN


KERJA

Diserahkan dalam memenuhi UAS Pengetahuan Lingkungan


Dosen : Andini Radisya Pratiwi, Ph.D

Oleh :
Fadli alba nur ahmad
2115211004

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP
BANDUNG
2022
A. Pendahuluan

Salah satu dampak positif dari perkembangan industri adalah terbukanya lapangan
pekerjaan bagi masyarakat luas. Hal ini tentu dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
Namun, perkembangan industri juga dapat memberikan dampak negatif baik bagi manusia,
peralatan dan lingkungan. Salah satu dampak negatif tersebut adalah terjadinya kecelakaan
yang disebabkan sumber bahaya dari proses kerja perindustrian tersebut.

Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 adalah Undang-Undang yang mengatur tentang


keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air,
di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia. Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat
kerja dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja. Sedangkan untuk masalah kesehatan
diatur dalam Undang-Undang No.23 Tahun 1992. Undang-undang ini menyatakan bahwa
secara khusus perusahaan berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental, dan
kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat baru sesuai
dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada pekerja.

Untuk itu perusahan diwajibkan menekankan kepada pekerja pentingnya kesehatan kerja
agar setiap bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat
disekelilingnya untuk memperoleh produktifitas kerja yang optimal. Selain itu perusahaan juga
mewajibkan pekerja untuk memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta
mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.

Berdasarkan aturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja merupakan segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan
dan kesehatan pekerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Bisa dikatakan bahwa pemerintah secara tertulis sudah mengatur bagaimana perusahaan untuk
selalu menjaga kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerjanya. Apabila perusahaan tidak
menjalankan atau melanggar aturan yang sudah ditetapkan tersebut, maka akan dikenakan
sanksi.
B. Pembahasan

Di semua tempat kerja hampir tak ada tempat kerja yang sama sekali bebas dari sumber
bahaya. Potensi bahaya di tempat kerja dapat ditemukan mulai dari bahan baku, proses kerja,
produk dan limbah baik limbah cair, padat dan gas. Maka dari itu perusahaan harus menerapkan
dan memberi pemahaman tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Dengan adanya
penerapan dan pemahaman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tentu sangat membantu
dalam menangani permasalahan kecelakaan kerja. Selain itu Pemahaman K3 berupaya untuk
menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja serta lingkungan hidup agar terwujud proses
kerja yang aman, sehat dan selamat. Namun penerapan dan pemahaman K3 tidak terlepas dari
keikutsertaan atau partisipasi baik seluruh pekerja maupun pihak perusahaan. Berikut
merupakan beberapa upaya yang harus dilakukan perusahaan untuk menimalisir kecelakaan
kerja :

1. Pemahaman Tentang kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Pemahaman Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan faktor penting yang perlu
diperhatikan oleh para pemilik perusahaan dan pekerja. Pemahaman K3 yang baik dalam
mengelola pekerjaan dapat mengurangi bahkan menghilangkan peluang terjadinya kecelakaan
di tempat kerja. Kecelakaan dan kondisi kerja yang tidak aman akan berakibat luka-luka,
penyakit, cacat, bahkan kematian bagi karyawan. Efek lanjutannya adalah hilangnya efisiensi
dan produktivitas pekerja dan perusahaan. Upaya pencegahan kecelakaan kerja diperlukan
untuk menghindari kerugian-kerugian yang timbul serta untuk meningkatkan kinerja
keselamatan kerja di tempat kerja.

Berdasarkan teori domino effect penyebab kecelakaan kerja (H.W. Heinrich), maka dapat
dirancang berbagai upaya untuk mencegah kecelakaan kerja di tempat kerja, antara lain :

1. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pengendalian Bahaya Di Tempat


Kerja :
• Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman di tempat kerja.
• Pemantauan dan Pengendalian Tindakan Tidak Aman di tempat kerja.
2. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pembinaan dan Pengawasan :
• Pelatihan dan Pendidikan K3 terhadap tenaga kerja.
• Konseling dan Konsultasi mengenai penerapan K3 bersama tenaga kerja.
• Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi yang berkaitan dengan
peningkatan penerapan K3 di tempat kerja.
3. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui :
• Prosedur dan Aturan K3 di tempat kerja.
• Penyediaan Sarana dan Prasarana K3 dan pendukungnya di tempat kerja.
• Penghargaan dan Sanksi terhadap penerapan K3 di tempat kerja kepada
tenaga kerja.

Menurut Sunyoto ada 3 alasan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.

1. Berdasarkan prikemanusiaan

Pertama-tama para manajer mengadakan pencegahan kecelakaan atas dasar


prikemanusiaan yang sesungguhnya.Mereka melakukan demikian untuk mengurangi
sebanyak- banyaknya rasa sakit, dan pekerja yang menderita luka serta kekurangannya sering
diberi penjelasan mengenai akibat kecelakaan.

2. Berdasarkan undang-undang

Karena pada saat ini di Amerika terdapat undang-undang federal, undang-undang


negara bagian dari undang-undangkota praja tentang keselamatan dan kesehatan kerja
bagimereka yang melanggar di jatuhkan denda.

3. Eknomis

Yaitu agar perusahaan menjadi sadar akan keselamatan kerja karena biaya kecelakaan
dapat berjumlah sangat besar bagi perusahaan. (Sunyoto, 2012)

Terdapat tiga alasan mengapa progaran keselamatan kerja merupakan keharusan bagi
setiap perusahaan untuk melaksanakannya, antara lain alasan moral, hukum, dan ekonomi.

1. Moral

Manusia memiliki hak untuk perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja moral,
dan kesusilaan serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan nilai-nilai
agama (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun2003 tentang Ketenagakerjaaan).
2. Hukum

Undang-undang tentang ketenagakerjaan merupakan jaminan bagi setiap pekerja untuk


menghadapi resiko kerja yang dihadapinya yang ditimbulkan pekerjaan para pemberi kerja
yang lalai atas tanggung jawab dalam melindungi pekerja yang mengakibatkan kecelakaan
kerja akan mendapat hukuman yang setimpal sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan.
Tertera pada UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerjauntuk melindungi para pekerja
pada segala lingkungan kerja, baik di darat, di dalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun
di udara yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. UU No. 23 tahun
1992 tentang kesehatan, menyatakan bahwa perusaahaan berkewajiban melaksanakan
pemeriksaan atas kesehatan fisik dan mental para pekerjanya.

3. Ekonomi

Alasan ekonomi akan banyak di alami oleh banyak perusahaan karena mengeluarkan
banyak biaya yang tidak sedikit jumlahnya akibat kecelakaan kerja yang di alami pekerja.
Kebanyakan perusahaan membebankan kerugian kecelakaan kerja yang di alami karyawan
kepada pihak asuransi. Kerugian-kerugian tersebut bukan hanya berkaitan dengan biaya
pengobatan dan pertanggungan lainnya, tetapi banyak faktor lain yang menjadi perhitungan
akibat kecelakaan kerja yang di derita para pekerja. (Wilson Bangun, 2012, hal :378-379)

2. Faktor yang Mempengaruhi Keselamatan Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan kerja karyawan yaitu :

1. Kelengkapan peralatan kerja

Peralatan keselamatan kerja yang lengkap sangat diperlukan. Artinya makin lengkap
peralatan keselamatan kerja yang dimiliki, maka keselamatan kerja makin baik. Demikian pula
sebaliknya jika perlengkapan keselamatan kerja tidak lengkap atau kurang, maka keselamatan
kerja juga ikut terjamin.

2. Kualitas peralatan kerja

Disamping lengkap peralatan kerja yang dimiliki juga harus diperhatikan kualitas dari
perlengkapan keselamatan kerja. Kualitas dari peralatan keselamatan kerja akan
mempengaruhi keselamatan kerja itu sendiri. Makin tidak berkualitas perlengkapan
keselamatan kerja, maka keselamatan kerja karyawan tidak akan terjamin. Guna untuk
meningkatkan kualitas perlengkapan kerja, maka diperlukan pemeliharaan perlengkapan
secara terus-menerus.

3. Kedisiplinan karyawan

Hal ini berkaitan dengan perilaku karyawannya dalam menggunakan peralatan


keselamatan kerja. Karyawan yang kurang disiplin dalam menggunakan perlengkapan
keselamatan kerja, maka keselamatan kerjanya makin tak terjamin. Artinya timbul resiko
kecelakaan makin besar dan sering terjadi. Demikian pula sebaliknya bagi karyawan yang
disiplin, akan keselamatan kerjanya makin terjamin. Penggunaan perlengkapan kerja sebaiknya
dilakukan pengawasan untuk menghindari, lupa dan kelalaian karyawan.

4. Ketegasan pemimpin

Dalam hal ini ketegasan pemimpin dalam menerapkan aturan penggunaan peralatan
kesemaptatan kerja. Makin disiplinnya pimpinan untuk mengawasi dan menindak anak
buahnya yang melanggar ketentuan digunakan perlengkapan kerja maka akan berpengaruh
terhadap keselamatan kerja karyawan. Karena pimpinan yang tegas akan akan mempengaruhi
karyawan untuk menggunakan perlengkapan keselamatan kerja, maka karyawan banyak yang
bertindak masa bodoh, akibatnya keselamatan kerjanya tidak terjamin.

5. Semangat kerja

Dengan peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna maka akan
memberikan semangat kerja yang tinggi. Hal ini disebabkan karyawan merasa nyaman dana
aman dalam bekerja. Demikan pula sebaliknya jika peralatan keselamatan kerja yang lengkap,
baik dan sempurna makasemangat kerja karyawan juga akan turun.

6. Motivasi kerja

Sama dengan semangat kerja, motivasi karyawan untuk bekerja juga akan kuat jika
peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna. Demikian pula sebalikya jika
perlatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna. Demikian pula sebaliknya jika
peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna maka motivasi kerja karyawan
juga akan lemah.

7. Pengawasan

Setiap karyawan harus diawasi dalam menggunakan peralatan keselamtan kerja. Jika
tidak diawasi banyak karyawan yang melanggar. Hal ini akan mempengaruhi keselamtan
kerjanya, terutama bagi mereka yang tidak terawasi secara baik. Pengawsan dapat dilakukan
oleh pimpinan atau menggunakan peralatan seperti CCTV di tempat-tempat tertentu.

8. Umur alat kerja

Umur dari peralatan kerja juga akan mempengaruhi keselamatan kerja karyawan.
Peralatan kerja yang sudah melewati umur ekonomisnya maka akan membahayakan
keselamatan kerja karyawan, demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu sebaiknya peralatan
yang sudah lewat umur ekonomis nya harus diganti dengan yang baru, meskipun masih
kelihatan baik. (Kasmir, 2016, hal : 274-276)

3. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja karyawan dapat dipengaruhi


berbagai faktor. Perusahaan juga harus mengelola faktor-faktor tersebut, sehingga kesehatan
karyawan tetap terjaga. Faktor-faktor yang sering mempengaruhi kesehatan kerja karyawan
adalah sebagai berikut:

1. Udara

Kondisi udara diruangan tempat bekerja harus membuat karyawan tenang dan nyaman.
Misalnya didalam ruangan tetutup tentu perlu diberikan pendingan ruangan yang cukup.
Demikian pula diruangan yang terbuka seperti pabrik juga kualitas udara harus dikelola secara
baik . Kualitas udara diruangan sangat mempengaruhi kesehatan karyawan seperti panas atau
berdebu. Solusi yang perlu diberikan kepada karyawan adalah misalnya penutup mulut untuk
kondisi udara yang berdebu. Demikian pula jika kualitas udara yang baik maka karyawan akan
selalu sehat, demikian pula sebaliknya jika kualitas udara kurang baik akan mengakibatkan
kesehatan menjadi terganggu.

2. Cahaya

Kualitas cahaya diruangan juga akan sangat memengaruhi kesehatan karyawan. Pada
ruangan yang terlalu gelap atau cahaya yang kurang tentu akan merusak kesehatan karyawan,
terutama kesehatan mata. Demikian pula jika terlalu banyak cahaya (membuat silau) yang
membahayakan perlu diperhatikan agar kesehatan karyawan juga terjamin, terutama mata.

3. Kebisingan

Suara yang ada dalam suatu ruangan atau lokasi bekerja. Ruangan yang terlalu berisik
atau bisik atau bising tentu akan mempengaruhi kualitas pendengaran. Untuk itu perlu
dibuatkan ruangan yang kedap suara, atau disediakan penutup telinga sehingga pendengaran
karyawan tidak terganggu.

4. Aroma berbau

Untuk ruangan yang memiliki aroma yang kurang sedap maka kesehatan akan sangat
terganggu. Aroma yang dikeluarkan dari zat-zat tertentu yang membahayakan, misalnya zat
kimia, akan memengaruhi kesehatan karyawan. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan masker
agar terhindar dari bau yang kurang sedap atau membahayakan tersebut.

5. Layout Ruangan

Tata letak ruangan sangat mempengaruhi kesehatan karyawan, misalnya tata letak
kursi, meja serta peralatan lainnya. Oleh karena itu, agar karyawan tetap sehat faktor layout
ruangan perlu diperhatikan, misalnya penempatan tempat pembangunan limbah atau sampah.
(Kasmir, 2012, hal:277-278)

4. Cara Mengukur Kecelakaan Kerja

Suatu persyaratan yang ditetapkan melalui Occupational and Health act (OSHA) untuk
memantau keselamatan dan kesehatan kerja ,mewajibkan perusahaan melakukan pencatatan
atas kejadian-kejadianyang berkaitan dengan K3. (Wilson Bangun, 2012, hal :380-381)

1. Tingkat kecelakaan kerja

Tingkat kecelakaan kerja atau di singkat TKK adalah mengukur tinggi rendahnya
kecelakaan dan penyakit yang diderita para pekerja selama setahun kerja. Tingkat kecelakaan
kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

𝐽𝑈𝑀𝐿𝐴𝐻 𝐾𝐸𝐶𝐸𝐿𝐴𝐾𝐴𝐴𝑁 𝐷𝐴𝑁 𝑃𝐸𝑁𝑌𝐴𝐾𝐼𝑇 × 200.000


𝑇𝐾𝐾 =
𝐽𝑈𝑀𝐿𝐴𝐻 𝐽𝐴𝑀 𝐾𝐸𝑅𝐽𝐴

Dengan ketentuan untuk 100 pekerja tetap adalah 200.000 (40 jam seminggu x 50 minggu)

2. Frekuensi kecelakaan

Frekuensi kecelakaan disingkat FK menggambarkan jumlah kecelakaan kerja yang


terjadi setiap satu juta jam kerja (bukan dalam setahun). Untuk memudahkan perhitungan ini
digunakan rumus sebagai berikut :

𝐽𝑈𝑀𝐿𝐴𝐻 𝐾𝐸𝐶𝐸𝐿𝐴𝐾𝐴𝐴𝑁 𝐷𝐴𝑁 𝑃𝐸𝑁𝑌𝐴𝐾𝐼𝑇 × 1.000.000 𝐽𝐴𝑀


𝐹𝐾 =
𝐽𝑈𝑀𝐿𝐴𝐻 𝐽𝐴𝑀 𝐾𝐸𝑅𝐽𝐴
3. Tingkat kegawatan

Tingkat kegawatan disingkat TK merupakan suatu pengukuran atas hilangnya jam kerja
akibat kecelakaan kerja.Tingkat kegawatan dapat diketahui dengan rumus berikut :

𝐽𝑈𝑀𝐿𝐴𝐻 𝐾𝐸𝐶𝐸𝐿𝐴𝐾𝐴𝐴𝑁 𝐷𝐴𝑁 𝑃𝐸𝑁𝑌𝐴𝐾𝐼𝑇 × 1.000.000 𝐽𝐴𝑀


𝐹𝐾 =
𝐽𝑈𝑀𝐿𝐴𝐻 𝐽𝐴𝑀 𝐾𝐸𝑅𝐽𝐴

5. Program Mencegah Kecelakaan Kerja

Berbagai tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah kecelakaan kerja yaitu :

1. Pendidikan karyawan

Tujuan utama bidang keselamatan kerja adalah mencegah timbulnya kecelakaan kerja
yang di alami karyawan. Para pekerja perlu di berikan pendidikan untuk mengetahui prosedur
kerja yang benar dan memahami tentang peraturan keselamatan kerja. Analisis bahaya kerja
(job hazard analysis/JHA) merupakan proses kegiatan yang dirancang untuk mengatasi
timbulnya kecelakaan kerja yang diakibatkannya. Beberapa komponen yang termasuk pada
program JHA antara lain dukungan manajemen, pelatihan supervisor dan karyawan, program
tertulis dan pengawasan manajemen.

2. Mengurangi kondisi yang tidak aman

Kebanyakan timbulnya kecelakaan kerja diakibatkan situasi lingkungan kerja, seperti


menggunakan peralatan yang tidak layak pakai, kondisi gudang yang tidak aman kurangnya
penerangan, dan lain sebagainya. Kondisi lingkungan seperti ini merupakan tanggung jawab
supervisor dan manajer untuk memperbaikinya untuk memperkecil tingkat kecelakaan.

3. Seleksi dan penempatan tenaga kerja

Seleksi karyawan merupakan proses untuk mencari pekerja yang sesuai dengan sifat-
sifat pekerjaan. Para psikolog menemukan berbagai alat untuk menguji kemampuan seseorang
untuk menyesuaikan jenis pekerjaan yang sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki. Beberapa jenis tes yangsering dilakukan yaitu :

1) Tes kepribadian, digunakan untuk menyesuikan karakteristik karyawan dengan


lingkungannya.
2) Tes koordinasi otot, dilakukan untuk mengetahui koordinasi anggota tubuh untuk
kepentingan pekerjaannya.

3) Tes kemampuan visual, dilakukan untuk mengetahui kemampuan penglihatan


seseorang untuk kepentingan pekerjaannya.

4. Pelatihan karyawan

Pada berbagi bidang pekerjaan, pengalaman kerjam erupakan salah satu faktor
keamanan kerja bagi karyawan. Karena itu, pelatihan dapat sebagai pengganti pengalaman
kerja. Karyawan baru dalam sebuah organisasi perlu diberikan pelatihan agar dapat memahami
pekerjaannya dengan baik. Demikian pula, karyawan lama perlu diberikan pelatihan untuk
tujuan peningkatan pekerjaan atau pemindahan ke pekerjaan lain.

5. Kualitas supervisor

Pengawasan atas pekerjaan karyawan dalam perusahaan sangat menentukan hasil kerja
dan keamanan kerja karyawan. Menurut beberapa hasil penelitian dalam pabrik-pabrik yang
memiliki program keselamatan kerja yang berhasil, terdapat pengaruh yang kuat dari kualitas
supervisor yang baik.

6. Ergonomik

Menyesuaikan mesin dan lingkungan dengan keahlian yang dimiliki pekerja. Tujuan
dari tindakan ini adalah untuk mengatur kondisi kerja agar para karyawan dapat
memaksimalkan konservasi energi, memperbaiki kondisi tubuh, dan memungkinkan mereka
untuk dapat bekerja secara aman. (Wilson Bangun, 2012, hal : 393-396)

6. Program Kesehatan Kerja

Upaya pencegahan kecelakaan kerja adalah suatu bagian dari fungsi pemeliharaan
karyawan yang merupakan tanggung jawab pemberi kerja. Kondisi fisik karyawan dapat
terganggu akibat penyakit, ketegangan dan tekanan seperti halnya ketidak amanan kerja. Suatu
hal yang penting dan sebagai salah satu kewajiban perusahaan untuk menaruh perhatian atas
kesehatan karyawan, baik kesehatan fisik maupun mental untuk alasan ekonomi dan
kemanusiaaan. (Wilson Bangun, 2012, hal : 396-397).

7. Program kesehatan dan kecelakaan kerja / K3 (Safety program)


Safety program atau program K3 merupakan akar dari implementasi K3 untuk
menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Safety program berisi perencanaan
mencakup unsur-unsur K3 yang dirancang untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja. Program K3 ini berisi rencana kegiatan sesuai yang dipersyaratkan
oleh UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Rancangan safety program di setiap perusahaan tentu berbeda-beda. Maka dari itu,
selain untuk pemenuhan kebutuhan persyaratan undang-undang atau peraturan K3, safety
program pun harus dikembangkan berdasarkan jenis dan karakteristik serta budaya kerja
sebuah perusahaan.

Berikut merupakan 6 cara membangun safety program yang efektif :

1. Komitmen dan keterlibatan manajemen

Sebagai safety officer mungkin Anda pernah mendengar atau bahkan bertanya "Dari
mana mulainya suatu implementasi K3?". Para ahli K3 pun dengan tegas menjawab, "K3
dimulai dari orang berkerah putih atau orang berdasi di perusahaan tersebut".

Ya, maksud dari pernyataan di atas adalah implementasi program K3 yang efektif harus
dimulai dari top manajemen dan tim manajemen. Komitmen dan keterlibatan top manajemen
dan jajaran manajemen merupakan hal paling mendasar dan penting dalam menggerakkan
partisipasi pekerja dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman.

Komitmen ini harus menjadi prioritas utama pemimpin dan manajemen dalam
mewujudkan program K3 yang efektif. Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah dengan
menyertakan pentingnya K3 dalam misi perusahaan dan melibatkan pekerja untuk mengikuti
semua prosedur K3.

2. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko

Program ini berisi proses mengenali bahaya pada suatu pekerjaan, membuat identifikasi
bahaya dan nilai dari risiko tersebut kemudian melakukan pengendalian terhadap risiko bahaya
yang telah diidentifikasi. Tujuan dari identifikasi bahaya dan penilaian risiko ini untuk
mencegah dan meminimalkan kecelakaan kerja serta meningkatkan produktivitas.

Dengan adanya identifikasi bahaya dan penilaian risiko, pekerja diharapkan dapat
membedakan antara:

1. Bahaya di tempat kerja


2. Pekerjaan yang membahayakan, seperti pengelasan, menggerinda, dll.

3. Bahaya lingkungan, seperti limbah B3, debu, dll.

4. Penggunaan APD sesuai jenis bahaya dan pekerjaan

Bahaya di tempat kerja yang teridentifikasi harus dievaluasi potensial efeknya untuk
menentukan prioritas pengendaliannya. Dalam penentuan prioritas, Anda dapat menggunakan
sistem rating dari risiko.

3. Kebijakan dan peraturan K3 harus dibuat secara tertulis

Dalam hal ini, manajemen harus bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan dan
peraturan K3 yang jelas bagi pekerjanya. Untuk menciptakan safety culture, tanggung jawab
pekerja harus dibuat secara jelas dan tertulis. Kebijakan dan peraturan K3 ini sangat penting
untuk meminimalkan kekeliruan terkait pekerjaan yang berhubungan dengan K3.

Berikut daftar peraturan K3 yang harus dibuat secara tertulis:

1. Program komunikasi bahaya (Hazard Communication Program)


2. Program Lockout/ Tagout (prosedur pengendalian energi)
3. Program perlindungan pernapasan (Respiratory Protection Program/ RPP)
4. Alat Pelindung Diri (identifikasi bahaya)
5. Program pencegahan dan pengendalian infeksi
6. Prosedur tanggap darurat
7. Prosedur Surat Izin Kerja Aman (SIKA) untuk pekerjaan tertentu, seperti
bekerja di area panas, bekerja di ruang terbatas, dll.
8. Keselamatan listrik
9. Prosedur pencegahan dan penanggulangan kebakaran
10. Program konservasi pendengaran

Peraturan K3 sebenarnya dapat disesuaikan dengan jenis usaha perusahaan. Dalam


membuat kebijakan dan peraturan K3 sebaiknya menggunakan istilah yang jelas, tidak ambigu,
tegas, dan lugas. Pastikan program ini dikomunikasikan kepada seluruh pekerja dan
diimplementasikan di seluruh kegiatan kerja.

4. Pelatihan pekerja

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pekerja baru berpotensi mengalami kecelakaan


kerja dan cedera lebih besar dibanding pekerja lama. Kurangnya pengetahuan dan pengalaman,
menjadi penyebab para pekerja baru mengalami kecelakaan kerja dan cedera rata-rata terjadi
pada enam bulan pertama di tempat kerja.

Pelatihan K3 merupakan program yang sangat penting dalam mencegah terjadinya


kecelakaan kerja. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ismail. A (2010) menunjukkan bahwa
pelatihan dapat meningkatkan kompetensi dan pengetahuan pekerja. Kompetensi dan
pemahaman K3 pekerja yang mumpuni secara tidak langsung dapat meningkatkan budaya dan
perilaku K3 yang akhirnya akan meminimalkan kecelakaan kerja.

Setiap pekerja baru harus mendapatkan pelatihan yang cukup sebelum melaksanakan
tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan. Pelatihan pun dilakukan untuk pekerja lama
sebagai penyegaran.

Pelatihan yang diberikan harus meliputi pengetahuan dan keahlian sesuai jenis
pekerjaan guna meningkatkan kompetensi pokok dan kompetensi K3.

5. Pelaporan dan penyelidikan kecelakaan kerja/ insiden

Apabila terjadi kecelakaan yang mengakibatkan cedera pada pekerja baik ringan
maupun berat atau kerusakan barang aset perusahaan, pekerja yang mengetahui kejadian
tersebut harus melaporkan kepada atasan. Tim investigasi yang kompeten akan meneliti
penyebab kecelakaan dan menentukan langkah pencegahan agar kecelakaan serupa tidak
terulang lagi.

Tujuan pelaporan dan penyelidikan kecelakaan kerja:

1. Untuk mendapatkan kronologi kecelakaan yang benar dan menentukan akar


penyebab kejadian kecelakaan kerja (bukan menetapkan siapa yang salah)
2. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja serupa di masa mendatang
3. Untuk menetapkan rekomendasi tindakan perbaikan

6. Melakukan evaluasi program K3 setiap tahun

Setiap program yang terlaksana harus dilakukan pemantauan dan pengukuran untuk
mengetahui kelebihan dan kelemahan dari program K3 yang dibuat manajemen. Dengan
evaluasi program K3, manajemen pun dapat melakukan perbaikan pada elemen-elemen yang
dirasa kurang maksimal atau menciptakan elemen baru untuk meminimalkan cedera dan
kecelakaan kerja.
C. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari penulisan essay ini adalah keselamatan dan
kesehatan itu merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena dapat terjadinya suatu
kecelakaan tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan secara langsung maupun
tidak langsung.
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah menunjuk kepada kondisi-kondisi fisiologis-
fisikal dan pisikologi tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang di sediakan
oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan keselamatan dan
kesehatan yang efektif, maka lebih sedikit pekerja yang menderita cedera atau penyakit jangka
panjang sebagai akibat dari pekerjaan mereka di perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Yeni, Desrima. 2022. Essay K3. https://www.academia.edu/35673289/ESSAY_K3_docx
(Diakses tanggal 22 juni 2022)
Sign, Safety. 2016. 6 Elemen Kunci Keberhasilan Membangun Safety Program, Manakah Yang
Sudah Anda Terapkan?. https://safetysign.co.id/news/202/6-Elemen-Kunci-Keberhasilan-
Membangun-Safety-Program-Manakah-yang-Sudah-Anda-Terapkan (Diakses tanggal 30 juni
2022)
Staff, SafetyNet. 2020. Pencegahan Kecelakaan dalam Kerja dan Tindakan Keamanan di
Bidang Industri. https://safetynet.asia/pencegahan-kecelakaan-dalam-kerja/ (Diakses
tanggal 27 juni 2022)

Anggelina, Siska. 2014. UU kesehatan No. 23 Tahun 1992.


https://siskaanggelina23.blogspot.com/2014/03/uu-kesehatan-no23-tahun-
1992.html#:~:text=%EE%80%80UU%EE%80%81%20Kesehatan%20%EE%80%80No%EE%80%
81.%EE%80%8023%EE%80%81%20%EE%80%80Tahun%EE%80%81%20%EE%80%801992%E
E%80%81.%20Undang%20Undang%20Kesehatan,orang%20hidup%20produktif%20secara%
20sosial%20dan%20ekonomis.%202 (Diakses tanggal 26 juni 2022)
Annisa, Tsalis. 2022. Pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi Pekerja dan
Perusahaan beserta Contoh Kebijakannya. https://www.ekrut.com/media/kesehatan-dan-
keselamatan-kerja (Diakses tanggal 26 juni 2022)
Pendidikan 2, Dosen. 2022. Kecelakaan Kerja adalah.
https://www.dosenpendidikan.co.id/kecelakaan-
kerja/#:~:text=Kecelakaan%20kerja%20dapat%20dicegah%20dengan%20memperhatikan%2
0beberapa%20faktor%2C,harus%20terpenuhi%20bagi%20pekerja.%20...%204%20Faktor%2
0Manusia (Diakses tanggal 26 juni 2022)
Riadi, Muchlisin. 2017. Pengertian, Jenis, Penyebab dan Pencegahan Kecelakaan Kerja.
https://www.kajianpustaka.com/2017/12/pengertian-jenis-penyebab-pencegahan-
kecelakaan-kerja.html (Diakses tanggal 26 juni 2022)

Jogloabang. 2020. UU 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.


https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-1-1970-keselamatan-kerja (Diakses tanggal 25
juni 2022)
Administrator. 2015. PEMAHAMAN KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA (K3) UNTUK
MENGURANGI RESIKO KECELAKAAN KERJA.
https://bdiyogyakarta.kemenperin.go.id/news/post/2015/09/22/137/pemahaman-k3-
untuk-mengurangi-resiko-kecelakaan-kerja (Diakses tanggal 25 juni 2022)
Sely. 2020. Kecelakaan Kerja Terjadi? Minimalisir dengan K3!.
https://www.talenta.co/blog/insight-talenta/meminimalisir-kecelakaan-kerja/ (Diakses
tanggal 25 juni 2022)
Damkar. 2020. 3 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja.
https://damkar.bandaacehkota.go.id/2020/07/14/3-upaya-pencegahan-kecelakaan-kerja/ .
(Diakses tanggal 25 juni 2022)

Anda mungkin juga menyukai