Oleh :
Fadli alba nur ahmad
2115211004
Salah satu dampak positif dari perkembangan industri adalah terbukanya lapangan
pekerjaan bagi masyarakat luas. Hal ini tentu dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
Namun, perkembangan industri juga dapat memberikan dampak negatif baik bagi manusia,
peralatan dan lingkungan. Salah satu dampak negatif tersebut adalah terjadinya kecelakaan
yang disebabkan sumber bahaya dari proses kerja perindustrian tersebut.
Untuk itu perusahan diwajibkan menekankan kepada pekerja pentingnya kesehatan kerja
agar setiap bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat
disekelilingnya untuk memperoleh produktifitas kerja yang optimal. Selain itu perusahaan juga
mewajibkan pekerja untuk memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta
mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
Berdasarkan aturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja merupakan segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan
dan kesehatan pekerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Bisa dikatakan bahwa pemerintah secara tertulis sudah mengatur bagaimana perusahaan untuk
selalu menjaga kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerjanya. Apabila perusahaan tidak
menjalankan atau melanggar aturan yang sudah ditetapkan tersebut, maka akan dikenakan
sanksi.
B. Pembahasan
Di semua tempat kerja hampir tak ada tempat kerja yang sama sekali bebas dari sumber
bahaya. Potensi bahaya di tempat kerja dapat ditemukan mulai dari bahan baku, proses kerja,
produk dan limbah baik limbah cair, padat dan gas. Maka dari itu perusahaan harus menerapkan
dan memberi pemahaman tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Dengan adanya
penerapan dan pemahaman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tentu sangat membantu
dalam menangani permasalahan kecelakaan kerja. Selain itu Pemahaman K3 berupaya untuk
menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja serta lingkungan hidup agar terwujud proses
kerja yang aman, sehat dan selamat. Namun penerapan dan pemahaman K3 tidak terlepas dari
keikutsertaan atau partisipasi baik seluruh pekerja maupun pihak perusahaan. Berikut
merupakan beberapa upaya yang harus dilakukan perusahaan untuk menimalisir kecelakaan
kerja :
Pemahaman Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan faktor penting yang perlu
diperhatikan oleh para pemilik perusahaan dan pekerja. Pemahaman K3 yang baik dalam
mengelola pekerjaan dapat mengurangi bahkan menghilangkan peluang terjadinya kecelakaan
di tempat kerja. Kecelakaan dan kondisi kerja yang tidak aman akan berakibat luka-luka,
penyakit, cacat, bahkan kematian bagi karyawan. Efek lanjutannya adalah hilangnya efisiensi
dan produktivitas pekerja dan perusahaan. Upaya pencegahan kecelakaan kerja diperlukan
untuk menghindari kerugian-kerugian yang timbul serta untuk meningkatkan kinerja
keselamatan kerja di tempat kerja.
Berdasarkan teori domino effect penyebab kecelakaan kerja (H.W. Heinrich), maka dapat
dirancang berbagai upaya untuk mencegah kecelakaan kerja di tempat kerja, antara lain :
1. Berdasarkan prikemanusiaan
2. Berdasarkan undang-undang
3. Eknomis
Yaitu agar perusahaan menjadi sadar akan keselamatan kerja karena biaya kecelakaan
dapat berjumlah sangat besar bagi perusahaan. (Sunyoto, 2012)
Terdapat tiga alasan mengapa progaran keselamatan kerja merupakan keharusan bagi
setiap perusahaan untuk melaksanakannya, antara lain alasan moral, hukum, dan ekonomi.
1. Moral
Manusia memiliki hak untuk perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja moral,
dan kesusilaan serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan nilai-nilai
agama (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun2003 tentang Ketenagakerjaaan).
2. Hukum
3. Ekonomi
Alasan ekonomi akan banyak di alami oleh banyak perusahaan karena mengeluarkan
banyak biaya yang tidak sedikit jumlahnya akibat kecelakaan kerja yang di alami pekerja.
Kebanyakan perusahaan membebankan kerugian kecelakaan kerja yang di alami karyawan
kepada pihak asuransi. Kerugian-kerugian tersebut bukan hanya berkaitan dengan biaya
pengobatan dan pertanggungan lainnya, tetapi banyak faktor lain yang menjadi perhitungan
akibat kecelakaan kerja yang di derita para pekerja. (Wilson Bangun, 2012, hal :378-379)
Peralatan keselamatan kerja yang lengkap sangat diperlukan. Artinya makin lengkap
peralatan keselamatan kerja yang dimiliki, maka keselamatan kerja makin baik. Demikian pula
sebaliknya jika perlengkapan keselamatan kerja tidak lengkap atau kurang, maka keselamatan
kerja juga ikut terjamin.
Disamping lengkap peralatan kerja yang dimiliki juga harus diperhatikan kualitas dari
perlengkapan keselamatan kerja. Kualitas dari peralatan keselamatan kerja akan
mempengaruhi keselamatan kerja itu sendiri. Makin tidak berkualitas perlengkapan
keselamatan kerja, maka keselamatan kerja karyawan tidak akan terjamin. Guna untuk
meningkatkan kualitas perlengkapan kerja, maka diperlukan pemeliharaan perlengkapan
secara terus-menerus.
3. Kedisiplinan karyawan
4. Ketegasan pemimpin
Dalam hal ini ketegasan pemimpin dalam menerapkan aturan penggunaan peralatan
kesemaptatan kerja. Makin disiplinnya pimpinan untuk mengawasi dan menindak anak
buahnya yang melanggar ketentuan digunakan perlengkapan kerja maka akan berpengaruh
terhadap keselamatan kerja karyawan. Karena pimpinan yang tegas akan akan mempengaruhi
karyawan untuk menggunakan perlengkapan keselamatan kerja, maka karyawan banyak yang
bertindak masa bodoh, akibatnya keselamatan kerjanya tidak terjamin.
5. Semangat kerja
Dengan peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna maka akan
memberikan semangat kerja yang tinggi. Hal ini disebabkan karyawan merasa nyaman dana
aman dalam bekerja. Demikan pula sebaliknya jika peralatan keselamatan kerja yang lengkap,
baik dan sempurna makasemangat kerja karyawan juga akan turun.
6. Motivasi kerja
Sama dengan semangat kerja, motivasi karyawan untuk bekerja juga akan kuat jika
peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna. Demikian pula sebalikya jika
perlatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna. Demikian pula sebaliknya jika
peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna maka motivasi kerja karyawan
juga akan lemah.
7. Pengawasan
Setiap karyawan harus diawasi dalam menggunakan peralatan keselamtan kerja. Jika
tidak diawasi banyak karyawan yang melanggar. Hal ini akan mempengaruhi keselamtan
kerjanya, terutama bagi mereka yang tidak terawasi secara baik. Pengawsan dapat dilakukan
oleh pimpinan atau menggunakan peralatan seperti CCTV di tempat-tempat tertentu.
Umur dari peralatan kerja juga akan mempengaruhi keselamatan kerja karyawan.
Peralatan kerja yang sudah melewati umur ekonomisnya maka akan membahayakan
keselamatan kerja karyawan, demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu sebaiknya peralatan
yang sudah lewat umur ekonomis nya harus diganti dengan yang baru, meskipun masih
kelihatan baik. (Kasmir, 2016, hal : 274-276)
1. Udara
Kondisi udara diruangan tempat bekerja harus membuat karyawan tenang dan nyaman.
Misalnya didalam ruangan tetutup tentu perlu diberikan pendingan ruangan yang cukup.
Demikian pula diruangan yang terbuka seperti pabrik juga kualitas udara harus dikelola secara
baik . Kualitas udara diruangan sangat mempengaruhi kesehatan karyawan seperti panas atau
berdebu. Solusi yang perlu diberikan kepada karyawan adalah misalnya penutup mulut untuk
kondisi udara yang berdebu. Demikian pula jika kualitas udara yang baik maka karyawan akan
selalu sehat, demikian pula sebaliknya jika kualitas udara kurang baik akan mengakibatkan
kesehatan menjadi terganggu.
2. Cahaya
Kualitas cahaya diruangan juga akan sangat memengaruhi kesehatan karyawan. Pada
ruangan yang terlalu gelap atau cahaya yang kurang tentu akan merusak kesehatan karyawan,
terutama kesehatan mata. Demikian pula jika terlalu banyak cahaya (membuat silau) yang
membahayakan perlu diperhatikan agar kesehatan karyawan juga terjamin, terutama mata.
3. Kebisingan
Suara yang ada dalam suatu ruangan atau lokasi bekerja. Ruangan yang terlalu berisik
atau bisik atau bising tentu akan mempengaruhi kualitas pendengaran. Untuk itu perlu
dibuatkan ruangan yang kedap suara, atau disediakan penutup telinga sehingga pendengaran
karyawan tidak terganggu.
4. Aroma berbau
Untuk ruangan yang memiliki aroma yang kurang sedap maka kesehatan akan sangat
terganggu. Aroma yang dikeluarkan dari zat-zat tertentu yang membahayakan, misalnya zat
kimia, akan memengaruhi kesehatan karyawan. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan masker
agar terhindar dari bau yang kurang sedap atau membahayakan tersebut.
5. Layout Ruangan
Tata letak ruangan sangat mempengaruhi kesehatan karyawan, misalnya tata letak
kursi, meja serta peralatan lainnya. Oleh karena itu, agar karyawan tetap sehat faktor layout
ruangan perlu diperhatikan, misalnya penempatan tempat pembangunan limbah atau sampah.
(Kasmir, 2012, hal:277-278)
Suatu persyaratan yang ditetapkan melalui Occupational and Health act (OSHA) untuk
memantau keselamatan dan kesehatan kerja ,mewajibkan perusahaan melakukan pencatatan
atas kejadian-kejadianyang berkaitan dengan K3. (Wilson Bangun, 2012, hal :380-381)
Tingkat kecelakaan kerja atau di singkat TKK adalah mengukur tinggi rendahnya
kecelakaan dan penyakit yang diderita para pekerja selama setahun kerja. Tingkat kecelakaan
kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dengan ketentuan untuk 100 pekerja tetap adalah 200.000 (40 jam seminggu x 50 minggu)
2. Frekuensi kecelakaan
Tingkat kegawatan disingkat TK merupakan suatu pengukuran atas hilangnya jam kerja
akibat kecelakaan kerja.Tingkat kegawatan dapat diketahui dengan rumus berikut :
Berbagai tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah kecelakaan kerja yaitu :
1. Pendidikan karyawan
Tujuan utama bidang keselamatan kerja adalah mencegah timbulnya kecelakaan kerja
yang di alami karyawan. Para pekerja perlu di berikan pendidikan untuk mengetahui prosedur
kerja yang benar dan memahami tentang peraturan keselamatan kerja. Analisis bahaya kerja
(job hazard analysis/JHA) merupakan proses kegiatan yang dirancang untuk mengatasi
timbulnya kecelakaan kerja yang diakibatkannya. Beberapa komponen yang termasuk pada
program JHA antara lain dukungan manajemen, pelatihan supervisor dan karyawan, program
tertulis dan pengawasan manajemen.
Seleksi karyawan merupakan proses untuk mencari pekerja yang sesuai dengan sifat-
sifat pekerjaan. Para psikolog menemukan berbagai alat untuk menguji kemampuan seseorang
untuk menyesuaikan jenis pekerjaan yang sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki. Beberapa jenis tes yangsering dilakukan yaitu :
4. Pelatihan karyawan
Pada berbagi bidang pekerjaan, pengalaman kerjam erupakan salah satu faktor
keamanan kerja bagi karyawan. Karena itu, pelatihan dapat sebagai pengganti pengalaman
kerja. Karyawan baru dalam sebuah organisasi perlu diberikan pelatihan agar dapat memahami
pekerjaannya dengan baik. Demikian pula, karyawan lama perlu diberikan pelatihan untuk
tujuan peningkatan pekerjaan atau pemindahan ke pekerjaan lain.
5. Kualitas supervisor
Pengawasan atas pekerjaan karyawan dalam perusahaan sangat menentukan hasil kerja
dan keamanan kerja karyawan. Menurut beberapa hasil penelitian dalam pabrik-pabrik yang
memiliki program keselamatan kerja yang berhasil, terdapat pengaruh yang kuat dari kualitas
supervisor yang baik.
6. Ergonomik
Menyesuaikan mesin dan lingkungan dengan keahlian yang dimiliki pekerja. Tujuan
dari tindakan ini adalah untuk mengatur kondisi kerja agar para karyawan dapat
memaksimalkan konservasi energi, memperbaiki kondisi tubuh, dan memungkinkan mereka
untuk dapat bekerja secara aman. (Wilson Bangun, 2012, hal : 393-396)
Upaya pencegahan kecelakaan kerja adalah suatu bagian dari fungsi pemeliharaan
karyawan yang merupakan tanggung jawab pemberi kerja. Kondisi fisik karyawan dapat
terganggu akibat penyakit, ketegangan dan tekanan seperti halnya ketidak amanan kerja. Suatu
hal yang penting dan sebagai salah satu kewajiban perusahaan untuk menaruh perhatian atas
kesehatan karyawan, baik kesehatan fisik maupun mental untuk alasan ekonomi dan
kemanusiaaan. (Wilson Bangun, 2012, hal : 396-397).
Rancangan safety program di setiap perusahaan tentu berbeda-beda. Maka dari itu,
selain untuk pemenuhan kebutuhan persyaratan undang-undang atau peraturan K3, safety
program pun harus dikembangkan berdasarkan jenis dan karakteristik serta budaya kerja
sebuah perusahaan.
Sebagai safety officer mungkin Anda pernah mendengar atau bahkan bertanya "Dari
mana mulainya suatu implementasi K3?". Para ahli K3 pun dengan tegas menjawab, "K3
dimulai dari orang berkerah putih atau orang berdasi di perusahaan tersebut".
Ya, maksud dari pernyataan di atas adalah implementasi program K3 yang efektif harus
dimulai dari top manajemen dan tim manajemen. Komitmen dan keterlibatan top manajemen
dan jajaran manajemen merupakan hal paling mendasar dan penting dalam menggerakkan
partisipasi pekerja dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman.
Komitmen ini harus menjadi prioritas utama pemimpin dan manajemen dalam
mewujudkan program K3 yang efektif. Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah dengan
menyertakan pentingnya K3 dalam misi perusahaan dan melibatkan pekerja untuk mengikuti
semua prosedur K3.
Program ini berisi proses mengenali bahaya pada suatu pekerjaan, membuat identifikasi
bahaya dan nilai dari risiko tersebut kemudian melakukan pengendalian terhadap risiko bahaya
yang telah diidentifikasi. Tujuan dari identifikasi bahaya dan penilaian risiko ini untuk
mencegah dan meminimalkan kecelakaan kerja serta meningkatkan produktivitas.
Dengan adanya identifikasi bahaya dan penilaian risiko, pekerja diharapkan dapat
membedakan antara:
Bahaya di tempat kerja yang teridentifikasi harus dievaluasi potensial efeknya untuk
menentukan prioritas pengendaliannya. Dalam penentuan prioritas, Anda dapat menggunakan
sistem rating dari risiko.
Dalam hal ini, manajemen harus bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan dan
peraturan K3 yang jelas bagi pekerjanya. Untuk menciptakan safety culture, tanggung jawab
pekerja harus dibuat secara jelas dan tertulis. Kebijakan dan peraturan K3 ini sangat penting
untuk meminimalkan kekeliruan terkait pekerjaan yang berhubungan dengan K3.
4. Pelatihan pekerja
Setiap pekerja baru harus mendapatkan pelatihan yang cukup sebelum melaksanakan
tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan. Pelatihan pun dilakukan untuk pekerja lama
sebagai penyegaran.
Pelatihan yang diberikan harus meliputi pengetahuan dan keahlian sesuai jenis
pekerjaan guna meningkatkan kompetensi pokok dan kompetensi K3.
Apabila terjadi kecelakaan yang mengakibatkan cedera pada pekerja baik ringan
maupun berat atau kerusakan barang aset perusahaan, pekerja yang mengetahui kejadian
tersebut harus melaporkan kepada atasan. Tim investigasi yang kompeten akan meneliti
penyebab kecelakaan dan menentukan langkah pencegahan agar kecelakaan serupa tidak
terulang lagi.
Setiap program yang terlaksana harus dilakukan pemantauan dan pengukuran untuk
mengetahui kelebihan dan kelemahan dari program K3 yang dibuat manajemen. Dengan
evaluasi program K3, manajemen pun dapat melakukan perbaikan pada elemen-elemen yang
dirasa kurang maksimal atau menciptakan elemen baru untuk meminimalkan cedera dan
kecelakaan kerja.
C. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari penulisan essay ini adalah keselamatan dan
kesehatan itu merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena dapat terjadinya suatu
kecelakaan tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan secara langsung maupun
tidak langsung.
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah menunjuk kepada kondisi-kondisi fisiologis-
fisikal dan pisikologi tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang di sediakan
oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan keselamatan dan
kesehatan yang efektif, maka lebih sedikit pekerja yang menderita cedera atau penyakit jangka
panjang sebagai akibat dari pekerjaan mereka di perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Yeni, Desrima. 2022. Essay K3. https://www.academia.edu/35673289/ESSAY_K3_docx
(Diakses tanggal 22 juni 2022)
Sign, Safety. 2016. 6 Elemen Kunci Keberhasilan Membangun Safety Program, Manakah Yang
Sudah Anda Terapkan?. https://safetysign.co.id/news/202/6-Elemen-Kunci-Keberhasilan-
Membangun-Safety-Program-Manakah-yang-Sudah-Anda-Terapkan (Diakses tanggal 30 juni
2022)
Staff, SafetyNet. 2020. Pencegahan Kecelakaan dalam Kerja dan Tindakan Keamanan di
Bidang Industri. https://safetynet.asia/pencegahan-kecelakaan-dalam-kerja/ (Diakses
tanggal 27 juni 2022)